Topik: diabetes

  • Indonesia Dinilai Bisa Contoh Selandia Baru dan Inggris untuk Tekan Prevalensi Perokok – Halaman all

    Indonesia Dinilai Bisa Contoh Selandia Baru dan Inggris untuk Tekan Prevalensi Perokok – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO), Dimas Syailendra menekankan pendekatan pengurangan risiko dapat memainkan peranan penting dalam menekan prevalensi atau jumlah perokok di Indonesia. 

    Menurut dia, dengan mendorong perokok beralih ke produk rendah risiko, dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dapat diminimalkan. 

    Selain itu, strategi ini juga berpotensi menciptakan perbaikan kualitas kesehatan publik secara menyeluruh.

    Apalagi, beberapa negara seperti Inggris, Jepang, Selandia Baru, dan Filipina telah mengambil langkah progresif dengan mendorong perokok beralih ke produk tembakau alternatif. 

    “Di Indonesia Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab kematian tertinggi, seperti penyakit jantung, kanker, stroke, diabetes. PTM ini disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, di antaranya kebiasaan merokok. Maka biaya kesehatan yang diakibatkan oleh PTM ini pastilah sangat besar dan membebani biaya kesehatan nasional,” kata Dimas, Senin (24/2/2025).

    “Di negara-negara tersebut, upaya menurunkan prevalensi merokok dilakukan dengan mendorong pemanfaatan produk tembakau alternatif sebagai upaya mengurangi bahaya merokok. Hal tersebut mereka lakukan karena adanya dukungan dari hasil penelitian dan kajian ilmiah di negaranya,” sambung dia.

    Diketahui, mendorong perokok beralih ke produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko, seperti rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan, dapat berkontribusi dalam menurunkan biaya perawatan kesehatan. 

    Fakta tersebut diungkapkan dalam kajian ilmiah yang dilakukan Prof. Francesco Moscone dari Brunel University London dengan tajuk “Does Switching to Reduced Risk Products Free up Hospital Resources? A Reflection using English Regional Data”.

    Melalui penelitian yang diterbitkan dalam British Journal of Healthcare Management, Moscone menunjukkan bahwa beralih ke produk tembakau alternatif berpotensi dalam menurunkan risiko penyakit akibat kebiasaan merokok hingga 70 persen. 

    Penelitian ini sekaligus untuk mengevaluasi potensi penghematan biaya kesehatan bagi Layanan Kesehatan Nasional (National Health Service/NHS) di Inggris jika sebagian perokok beralih ke produk rendah risiko. 

    “Kanker, penyakit jantung, stroke, bronkitis kronis, dan emfisema adalah lima kategori penyakit utama yang disebabkan kebiasaan merokok. Penyakit-penyakit tersebut memberikan beban yang signifikan pada NHS, yang kita tahu sudah berada di bawah tekanan yang semakin meningkat,” tulis Moscone.

    Kebiasaan merokok telah menyebabkan sekitar 74.600 kematian per tahun di Inggris. Antara 2019 dan 2020, terdapat 506.100 pasien yang dirawat di rumah sakit karena merokok. 

    Biaya kesehatan akibat merokok yang dikeluarkan NHS mencapai GBP 2,5 miliar per tahun. Dengan skenario setengah dari jumlah perokok beralih ke produk rendah risiko, NHS diperkirakan akan menghemat anggaran sekitar GBP 518 juta dalam setahun. 

    “Jika perokok beralih ke produk rendah risiko, tekanan pada NHS akan berkurang secara signifikan dan sumber daya rumah sakit yang sangat dibutuhkan akan terbebas untuk perawatan lain,” jelas Moscone.

    Maka dari itu, Dimas berharap pemerintah juga dapat mempertimbangkan produk tembakau alternatif, yang merupakan implementasi dari konsep pengurangan risiko, sebagai salah satu strategi untuk menekan biaya kesehatan akibat merokok. 

    “Hal ini dapat mengurangi beban biaya kesehatan untuk pengobatan penyakit-penyakit tersebut. Namun, pemerintah juga perlu berhati-hati dalam mengimplementasikan konsep pengurangan risiko. Sebagai contoh, pemerintah harus tetap mengatur batasan umur pengguna, agar memastikan produk alternatif tidak diakses oleh anak-anak,” tandasnya.

  • Jangan Kebanyakan, Segini Batasan Aman Minum Kopi dalam Sehari

    Jangan Kebanyakan, Segini Batasan Aman Minum Kopi dalam Sehari

    Jakarta

    Kopi merupakan salah satu minuman populer yang kerap dikonsumsi di pagi hari. Kopi hitam seringkali dianggap sebagai minuman yang cocok untuk meningkatkan energi sebelum beraktivitas.

    Pakar kesehatan Dr Leana Wen menuturkan bahwa kopi hitam memang memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan. Sudah ada banyak penelitian yang menemukan kaitan mengonsumsi kopi dengan menurunnya berbagai risiko penyakit, termasuk penyakit jantung, diabetes, kanker, hingga demensia.

    “Tidak diketahui secara pasti mengapa ini terjadi, tapi ada beberapa hipotesis. Misalnya, kopi mengandung bahan kimia yang dianggap memiliki sifat antioksidan dan anti-radang, yang mungkin berkontribusi terhadap efeknya dalam mengurangi risiko kanker,” kata Wen dikutip dari CNN, Senin (24/2/2025).

    Zat yang terkandung dalam kopi dapat membantu tubuh menggunakan insulin dengan lebih baik dan membantu mengendalikan gula darah. Beberapa kandungannya juga disebut dapat memproses kolesterol lebih baik, sehingga berkontribusi melindungi diri dari berbagai masalah kesehatan.

    Wen menjelaskan ada beberapa penelitian yang mengungkapkan efek kesehatan positif pada konsumsi kopi tingkat sedang, atau sekitar 2-4 cangkir kopi setiap hari.

    Salah satunya penelitian pada tahun 2024 di Inggris menemukan risiko penyakit kardiometabolik berkurang lebih dari 48 persen bagi mereka yang minum 3 cangkir kopi per hari dibanding mereka yang minum kurang dari satu cangkir sehari atau tidak sama sekali.

    “Menurut sebuah penelitian besar tahun 2022, penurunan terbesar dalam kematian dini terlihat pada mereka yang minum dua hingga tiga cangkir kopi sehari. Penelitian ini menemukan bahwa konsumsi kopi bubuk menurunkan risiko kematian dini paling banyak dengan 27 persen. Kopi instan memiliki efek yang lebih kecil yaitu 11 persen,” ungkapnya.

    Meski begitu, Wen mengingatkan bahwa konsumsi kopi juga tidak boleh dilakukan secara berlebihan. Konsumsi terlalu banyak kafein dapat menyebabkan jantung berdebar, cemas, gelisah, hingga sulit tidur.

    Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, 400 miligram kafein per hari aman bagi kebanyakan orang dewasa. Jumlah tersebut kira-kira sama dengan empat cangkir kopi seduh berukuran 8 ons.

    “Banyak orang yang mengonsumsi lebih dari jumlah tersebut dan tidak mengalami efek buruk. Namun, orang yang mengalami kesulitan tidur atau masalah lain harus menyadari bahwa hal ini dapat disebabkan oleh konsumsi kafein,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia Ungkap Tantangan Cek Kesehatan Gratis di Daerah – Halaman all

    Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia Ungkap Tantangan Cek Kesehatan Gratis di Daerah – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Ketua Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES)
    Dr. Moh. Subuh, MPPM menilai, pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di daerah-daerah masih menemui tantangan tersendiri.

    Namun demikian, secara umum dinas-dinas kesehatan di seluruh Indonesia siap melaksanakan CKG.

    Ia mengatakan, masih banyak masyarakat yang belum tahu secara detail terkait program CKG.

    Kemudian, masih terbatasnya tenaga kesehatan maupun medis serta fasilitas pemeriksaan yang belum merata di seluruh provinsi di Indonezia.

    “Memang ada 10 ribu lebih puskesmas yang dilibatkan, tetapi melihat dari kapasitas daerah, kompetensi dan fasilitas  itu belum memadai.

    Saya baru saja pulang dari Nusa Tenggara Barat, ternyata itu bervariasi antara satu kabupaten dengan kabupaten lain. Itu dalam satu provinsi, itu bervariasi,” kata dia saat ditemui baru-baru ini.

    Lebih lanjut, banyak pula masyarakat yang  enggan memeriksakan kesehatan karena dihantui perasaan takut jika mengetahui penyakit yang dialami. 

    Apalagi, jika rumah sakit atau fasilitas rujukan tidak tersedia dan jauh.

    “Ini perlu diedukasi pada masyarakat. Prinsipnya  saya teman-teman Adinkes seluruh Indonesia untuk pelaksanaan CKG ini siap. Artinya siap, tinggal bagaimana melibatkan masyarakat secara keseluruhan,” ungkap Subuh.

    Pemerintah kata dia, tengah berupaya mempersiapkan fasilitas rujukan kasus.

    Sejauh pelaksanaan CKG ini, penyakit seperti hipertensi dan diabetes banyak ditemukan di masyarakat pasca melakukan CKG.

    “Ini hampir rata-rata ya, teman-teman dinas melaporkan itu. Insya Allah bisa menurunkan kasus dengan mengintervensi faktor risiko ini, maka kasus agar flat dan tidak akan cenderung banyak lagi,” harap dia.

    Pemeriksaan kesehatan sudah bisa dirasakan masyarakat mulai Senin 10 Februari 2025.

    Cek kesehatan gratis bisa dilakukan di puskemas maupun klinik yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI).

    Melalui deteksi yang lebih awal, diharapkan meningkatkan angka kesembuhan pada penyakit seperti jantung dan kanker, serta menurunkan angka kematian akibat penyakit-penyakit tersebut.

  • Jangan Anggap Sepele, Ketahui Faktor Penyebab Mata Kering

    Jangan Anggap Sepele, Ketahui Faktor Penyebab Mata Kering

    Jakarta, Beritasatu.com – Jangan pernah sepelekan mata kering karena bisa menjadi masalah kesehatan dan ancaman nyata yang serius di era digital. “Revealing Average Screen Time Statistics” dari Backlinko mencatat rata-rata waktu tatap layar atau screen time masyarakat Indonesia mencapai tujuh jam 38 menit atau nyaris delapan jam per hari. 

    Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) mencatat prevalensi mata kering di Indonesia mencapai 27,5 persen%. Sementara tingkat di Asia Tenggara berada pada kisaran 20 hingga 52,4%. 

    “Penyandang mata kering diprediksi terus bertambah, sebab sangat mungkin mereka tidak sadar sedang mengalami mata kering. Faktor lain seperti paparan AC, polusi udara, dan penggunaan lensa kontak turut memperburuk kondisi ini,” ujar ber

    Menurutnya, perubahan gaya hidup digital memengaruhi kesehatan mata secara signifikan. Durasi screen time yang panjang menyebabkan perubahan dalam frekuensi dan kualitas berkedip, sehingga memicu kekeringan pada permukaan mata. 

    “Hal ini jika dibiarkan, kondisinya bisa semakin parah hingga berpotensi menyebabkan gangguan permanen pada penglihatan yang seiring waktu berpotensi memulai siklus mata kering,” katanya.

    Selain faktor waktu tatap layar berlebihan, kondisi lingkungan seperti udara kering, polusi, asap rokok, dan paparan AC juga memperburuk kondisi mata. Faktor risiko lain yang dapat memicu mata kering meliputi usia di atas 50 tahun, penggunaan lensa kontak dalam jangka panjang, riwayat operasi mata atau penyakit tertentu, penggunaan obat-obatan tertentu (baik oral maupun tetes mata) dan penyakit metabolik seperti diabetes melitus. 

    Mata kering tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi juga bisa berdampak pada menurunnya produktivitas dan kualitas hidup. Gejalanya meliputi mata terasa kering, gatal, sensasi berpasir, perih, sering berair, hingga penglihatan buram serta kerap mengucek mata. 

  • 7 Tanda yang Tak Disadari Seseorang Terkena Diabetes

    7 Tanda yang Tak Disadari Seseorang Terkena Diabetes

    Tanda-Tanda yang Tak Disadari Seseorang Terkena Diabetes, Bahaya!

    TRIBUNJATENG.COM – Ngeri, kasus diabetes meningkat ini tanda-tanda yang sering diabaikan dan jarang diketahui.

    Berikut tanda tubuh terkena diabetes yang tak banyak disadari.

    Penyakit diabetes biasanya ditandai dengan munculnya beberapa gejala.

    Namun sayang biasanya gejala diabetes banyak yang tidak diketahui.

    Hal itu karena gejala yang muncul mirip gangguan kesehatan lain.

    Gejala awal diabetes sendiri ada beberapa.

    Namun gejala ini sering diabaikan karena mirip dianggap gangguan ringan yang dirasakan setiap hari.

    Berikut ini 7 gejala atau tanda awal penyakit diabetes.

    1.Sering buang air kecil

    Hal ini karena tubuh tidak bisa menyerap glukosa secara baik, sehingga ginjal mengeluarkan glukosa lebih banyak.

    Frekuensi kencing ini juga terus belanjut hingga malam hari.

    Jika Anda terus terbangun untuk untuk kecing, coba periksa kesehatan Anda.

     

    2. Sering haus

    Dikutip dari Health.com, dr.Collazo Clavel menjelaskan jika rasa haus ini muncul karena penderita diabetes sering buang air kecil.

     

    3. Sering merasa lapar

    Kadar gula yang tidak diserap organ tubuh membuat tubuh mengira belum ada makanan yang masuk.

    Sehingga tubuh akan merasa lapar terus menerus.

     

    4. Berat badan turun drastis

    Meskipun sering makan, namun penderita diabetes akan mengalami penurunan berat badan drastis.

    Hal ini karena hormon insulin tidak dapat mengontrol glukosa yang akan diubah menjadi tenaga.

    Tubuh lalu memecah protein dari otort sebagai sumber tenaga.

     

    5. Mudah lelah

    Karena tubuh tak cukup menyerap glukosa, maka tubuh akan merasa lemas dan letih.

     

    6. Kulit sering gatal dan gelap

    Kadar gula yang tinggi dalam darah juga menjadi sebab kerusakan saraf dan aliran darah di bagian tubuh tertentu.

    Hal itu menybabkan bagian kulit akan merasa gatal.

    Bahkan rasa gatal yang cukup kuat ini bisa menyebabkan iritasi.

     

    7. Luka sulit sembuh

    Selain itu, penderita diabetes akan mengalami gejala luka yang sulit sembuh.

    Hal ini lantaran diabetes bisa mengurangi efisiensi sel progenitor endotel dalam proses penyembuhan.

    Sehingga penderita diabetes akut harus diamputasi karena lukanya terus basah dan tak bisa sembuh.

    Nah itu tadi gejala gangguan diabetes yang jarang disadari oleh masyarakat. (*)

  • Jalan Kaki Pagi vs Lari Malam, Mana yang Lebih Sehat Buat Jantung?

    Jalan Kaki Pagi vs Lari Malam, Mana yang Lebih Sehat Buat Jantung?

    Jakarta

    Olahraga seperti jalan kaki dan lari malam diketahui akan meningkatkan fungsi jantung jika dilakukan rutin dan dalam porsi yang tepat. Namun, di antara keduanya, mana yang lebih baik untuk kesehatan jantung?

    Dikutip dari Times of India, meningkatkan kesehatan jantung memang tidak bisa ditawar. Pasalnya, masalah pada jantung masih menjadi masalah utama secara global terkait kematian.

    Dengan rutin berjalan kaki atau sedikit menambah intensitas dengan berlari, ini sudah efektif dalam meningkatkan fungsi jantung, meningkatkan sirkulasi, dan meningkatkan kesejahteraan hidup secara keseluruhan.

    Lalu, terkait jalan kaki pagi dan jogging malam hari mana yang lebih efektif dalam meningkatkan kesehatan jantung?

    Manfaat Jalan Kaki Pagi

    Aktivitas fisik ini merupakan latihan paling sederhana, namun memiliki manfaat yang baik bagi jantung. Jalan pagi dapat merangsang sirkulasi darah, mengatur tekanan darah, dan memperkuat otot jantung.

    Peran lain dari jalan kaki pagi adalah meningkatkan metabolisme dan pembakaran lemak. Penelitian menunjukkan berolahraga dalam keadaan puasa di pagi hari dapat mendorong tubuh menggunakan lemak yang tersimpan sebagai bahan bakar, sehingga sedikit banyak akan mengelola berat badan.

    Paparan sinar matahari di pagi hari juga membantu memproduksi vitamin D yang penting bagi jantung, kekebalan tubuh, dan kekuatan tulang. Selain itu, dapat menyelaraskan ritme sirkadian tubuh, sehingga meningkatkan kualitas tidur.

    Jalan kaki pagi juga dapat meningkatkan relaksasi tubuh, sehingga memberi dampak terhadap kesejahteraan mental. Latihan ini dapat meningkatkan suasana hati dengan meningkatkan produksi serotonin dan endorfin.

    Manfaat Lari Malam

    Lari malam merupakan latihan yang lebih intens jika dibandingkan dengan jalan kaki. Hal ini tentu lebih berdampak dalam meningkatkan daya tahan kardiovaskular dan pembakaran kalori. Lari melibatkan jantung lebih intens daripada berjalan, membantu memperkuat otot jantung, meningkatkan kapasitas paru-paru, dan meningkatkan stamina.

    Penelitian menunjukkan bahwa suhu tubuh dan fungsi otot mencapai puncaknya di sore dan malam hari, sehingga latihan di waktu-waktu ini lebih efektif untuk performa dan daya tahan.

    Mereka yang memiliki masalah dengan kadar gula darah yang tinggi atau gangguan metabolisme bisa memilih lari malam untuk membantu mengaturnya. Ini karena tubuh dapat memproses kadar gula lebih baik, mengurangi resistensi insulin dan menurunkan risiko diabetes yang menjadi risiko utama penyakit jantung.

    Baik jalan kaki di pagi hari atau lari di malam hari memiliki manfaat tersendiri bagi jantung. Mana yang lebih baik bisa disesuaikan dengan tingkat kebugaran masing-masing, tujuan yang ingin dicapai pada latihannya, dan ketersediaan waktu.

    Kedua bentuk olahraga ini dapat berkontribusi positif terhadap kesehatan sistem kardiovaskular. Pilihannya tergantung dengan gaya hidup, tujuan, dan kondisi kesehatan.

    (dpy/suc)

  • Mengenal Gangguan Mata Kering yang Dipicu Perubahan Gaya Hidup di Era Digital – Halaman all

    Mengenal Gangguan Mata Kering yang Dipicu Perubahan Gaya Hidup di Era Digital – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perubahan gaya hidup di era digital yang semakin padat dengan perangkat elektronik seperti ponsel pintar, komputer, dan televisi mempengaruhi kesehatan mata, terutama meningkatnya durasi waktu atau screen time layar yang dihadapi seseorang setiap hari.

    Rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan waktu hingga 7 jam 38 menit per hari di depan layar, yang berdampak pada berkurangnya frekuensi kedipan mata dan membuat permukaan mata menjadi kering. 

    Kondisi ini dikenal dengan istilah dry eye atau mata kering, yang jika tidak ditangani dengan tepat, bisa menyebabkan kerusakan pada permukaan mata, dari yang ringan hingga permanen.

    Ketua Dry Eye Service JEC Eye Hospitals and Clinics, Dr. Nina Asrini Noor, SpM, menyebutkan bahwa gangguan mata kering terus meningkat, terutama karena banyak orang tidak menyadari gejalanya. 

    Kondisi ini bisa muncul akibat kebiasaan menatap layar dalam waktu lama dan faktor eksternal seperti polusi dan AC.

    “Penyandang mata kering diprediksi terus bertambah karena banyak yang tidak menyadari sedang mengalami dry eye,” ujarnya saat pembukaan layanan JEC Dry Eye Service di RS Mata JEC @ Kedoya, Jakarta Barat, belum lama ini.

    Menurut laporan Revealing Average Screen Time Statistics dari Backlinko tahun 2024, rata-rata screen time masyarakat Indonesia mencapai 7 jam 38 menit per hari.

    Selain screen time yang berlebihan, faktor eksternal seperti paparan AC dan polusi udara juga memperburuk kondisi mata.

    Data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) menunjukkan bahwa prevalensi mata kering secara global berkisar antara 5 persen hingga 50%, sedangkan di Asia Tenggara angkanya mencapai 20% hingga 52,4%.

    Di Indonesia sendiri, prevalensi mata kering tercatat sebesar 27,5%.

    “Di jaringan JEC Eye Hospitals and Clinics saja, dalam dua tahun terakhir (2023–2024), kami telah menerima lebih dari 72.000 kunjungan pasien dengan keluhan mata kering,” tambah Nina.

    Penyebab dan Gejala Mata Kering

    Dry eye adalah penyakit atau gangguan pada permukaan mata yang ditandai dengan hilangnya keseimbangan dan kestabilan komponen air mata, serta kerusakan atau peradangan pada permukaan mata.

    Gejala yang umum dirasakan penderita antara lain mata terasa tidak nyaman, sensasi mengganjal, kemerahan, berair atau justru kering.

    Kemudian mata terasa berpasir dan timbul kotoran, mata terasa lengket dan sering mengucek mata.

    Selain screen time berlebihan dan lingkungan yang kurang mendukung (misalnya udara berdebu, kering, berpolusi, atau banyak asap rokok).

    Ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko mata kering, antara lain usia di atas 50 tahun, terutama perempuan pasca-menopause, riwayat operasi mata atau penyakit lain yang dapat memicu dry eye. 

    Kemudian penggunaan obat-obatan tertentu, baik oral maupun tetes mata, pemakaian lensa kontak dalam jangka panjang dan penyakit metabolik, seperti diabetes melitus.

    Mata kering (NET)

    Nina menegaskan, kehidupan modern memaksa mata bekerja dalam kondisi yang tidak alami, sehingga sangat penting untuk memberikan waktu istirahat yang optimal bagi mata.

    Sebagai solusi, JEC Eye Hospitals and Clinics menawarkan layanan dry eye spa, yang tidak hanya berfokus pada penanganan medis, tetapi juga memberikan relaksasi layaknya perawatan spa untuk meningkatkan kenyamanan mata.

    “Pendekatan ini menjawab kebutuhan masyarakat modern yang memiliki rutinitas padat dan membutuhkan jeda untuk mengistirahatkan mata. Kami membantu proses penyembuhan mata dengan cara yang lebih nyaman,” ujar Nina.

    Sebelum menjalani terapi, pasien akan diperiksa terlebih dahulu oleh tim medis dan dokter subspesialis dry eye untuk memastikan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi masing-masing pasien. 

     

     

     

     

     

     

       

     

  • Rutin Minum Air Rebusan Kunyit dan Jahe Setiap Hari? Ini 4 Manfaat yang Bisa Didapat

    Rutin Minum Air Rebusan Kunyit dan Jahe Setiap Hari? Ini 4 Manfaat yang Bisa Didapat

    Jakarta

    Kunyit dan jahe sering dijadikan sebagai minuman tradisional atau jamu untuk menjaga kesehatan tubuh. Dua rempah ini bisa diolah menjadi minuman hangat ataupun dingin untuk mendapatkan manfaatnya.

    Dikutip dari Very Well Health dan Healthline, ahli gizi di Rutgers University Stephani Johnson, DCN RDN mengatakan jamu yang dibuat dari bahan-bahan alami memang menyimpan banyak nutrisi dan memberikan manfaat kesehatan.

    Manfaatnya sangat luas. Selain mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh , jamu dapat membantu pencernaan, mengatasi mual, dan peradangan, serta berbagai manfaat lainnya.

    Namun, perlu diingat, meskipun campuran kunyit dan jahe menyimpan banyak manfaat bagi tubuh, seseorang tetap wajib memerhatikan porsinya. Pasalnya, minum jamu secara berlebihan tentu akan mendapatkan efek samping.

    Lalu, apa saja manfaat yang bisa didapatkan saat seseorang rutin mengonsumsi jamu kunyit dicampur jahe setiap hari?

    1. Menjaga Kesehatan Pencernaan

    Jahe merupakan rempah yang dikenal dapat meningkatkan sekresi enzim pencernaan dan mengurangi rasa mual. Sementara kunyit dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan.

    Rutin mengonsumsi air rebusan dari dua rempah ini dapat meredakan rasa tidak nyaman pada perut, sehingga membantu mengatasi berbagai masalah pada sistem pencernaan.

    2. Mendukung Sistem Kekebalan Tubuh

    Campuran dua bahan herbal ini dipercaya dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan menghindari gejala pilek atau flu. Menurut penelitian, jahe memiliki khasiat yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh.

    Kunyit dan jahe juga dapat menurunkan tingkat peradangan, yang dapat membantu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.

    3. Meredakan Nyeri

    Beberapa penelitian sudah membuktikan bahwa jahe dan kunyit memang memiliki kemampuan untuk meredakan nyeri kronis. Penelitian menunjukkan bahwa kurkumin, bahan aktif dalam kunyit, sangat efektif dalam mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh radang sendi.

    Jahe juga terbukti dapat mengurangi nyeri kronis yang berhubungan dengan radang sendi, bersama dengan beberapa kondisi lainnya.

    4. Mengurangi Peradangan

    Peradangan kronis diduga memainkan peran utama dalam berkembangnya kondisi seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes. Peradangan kronis juga dapat memperburuk gejala yang berhubungan dengan kondisi autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan penyakit radang usus.

    Jahe dan kunyit memiliki sifat anti-peradangan yang kuat yang dapat membantu mengurangi rasa sakit dan melindungi terhadap penyakit.

    (dpy/suc)

  • 5 Manfaat Cuka Apel Jika Rutin Dikonsumsi, Bisa Bantu Turunkan Kolesterol Tinggi

    5 Manfaat Cuka Apel Jika Rutin Dikonsumsi, Bisa Bantu Turunkan Kolesterol Tinggi

    Jakarta

    Cuka sari apel merupakan hasil pengolahan fermentasi yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Manfaat cuka sari apel mulai dari tambahan untuk masakan dan menjaga kesehatan tubuh.

    Dikutip dari Healthline dan WebMD, cuka apel sendiri mengandung asam asetat, enzim, dan probiotik. Terkait kesehatan, cuka apel telah digunakan oleh manusia selama berabad-abad silam untuk masakan dan pengobatan alami.

    Meskipun menyimpan banyak manfaat yang baik jika rutin dikonsumsi, seseorang harus tetap memerhatikan terkait jumlah konsumsi harian cuka apel. Hal ini agar menghindari efek samping seperti gangguan pencernaan, iritasi kulit, hingga masalah pada gigi.

    Berikut adalah sederet manfaat mengonsumsi cuka apel.

    Sebuah studi melaporkan bahwa cuka apel dapat menurunkan kadar kolesterol total. Cuka apel juga diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol baik high-density lipoprotein (HDL) dan menurunkan trigliserida (lemak dalam darah).

    Cuka apel dapat membantu untuk mengobati diabetes tipe 2 yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi dalam tubuh yang disebabkan oleh resistensi insulin atau ketidakmampuan untuk memproduksi insulin.

    Sebuah studi menunjukkan bahwa mengonsumsi cuka apel berkaitan dengan efek yang menguntungkan pada stres oksidatif dan indeks glikemik bagi individu yang mengidap diabetes dan dislipidemia. Tak hanya itu, tinjauan uji klinis pada tahun 2021 menunjukkan bahwa mengonsumsi cuka apel bermanfaat bagi status glikemik orang dewasa.

    Rutin mengonsumsi cuka apel ternyata dapat membantu mereka yang ingin mengontrol berat badan.

    Satu penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi 1-2 sendok makan cuka sari apel sehari membantu orang yang menjalani diet rendah kalori untuk menurunkan beberapa kilogram berat badan. Namun, penelitian ini berskala kecil dan jangka pendek, dengan melibatkan 39 orang selama 12 minggu.

    Asam asetat pada cuka apel disebut dapat mempercepat metabolisme, namun masih diperlukan data lebih lanjut terkait ini. Mungkin asam asetat membuat mereka mual, yang menyebabkan mereka makan lebih sedikit.

    4. Meningkatkan Kesehatan Jantung

    Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi cuka apel dapat membantu untuk meningkatkan kesehatan jantung. Sebuah ulasan tahun 2020 menunjukkan bahwa cuka apel berpotensi untuk memberikan manfaat bagi kadar lipoprotein densitas tinggi, lipoprotein densitas rendah, trigliserida, dan kolesterol total dalam tubuh.

    Sebuah ulasan penelitian lainnya pada tahun 2021 juga menunjukkan bahwa cuka apel dapat bermanfaat untuk membantu mengelola kadar kolesterol total dalam tubuh.

    5. Meningkatkan Kesehatan Kulit

    Cuka apel banyak digunakan sebagai obat untuk eksim dan kulit kering. Kulit secara alami mengandung sedikit asam. Namun, kemungkinan kadarnya berkurang ketika seseorang mengidap eksim.

    Oleh sebab itu, penggunaan cuka apel yang diencerkan secara topikal dapat membantu untuk menyeimbangkan pH alami kulit, sehingga dapat meningkatkan lapisan pelindung kulit. Namun, riset lain juga menunjukkan bahwa cuka apel dapat mengiritasi kulit sebagian orang.

    (dpy/suc)

  • Terapi Sel Punca, Solusi untuk Berbagai Penyakit Degeneratif yang Sebelumnya Sulit Diobati – Halaman all

    Terapi Sel Punca, Solusi untuk Berbagai Penyakit Degeneratif yang Sebelumnya Sulit Diobati – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Inovasi dalam bidang medis semakin berkembang, dan terapi sel punca atau stem cell menjadi salah satu terobosan terbesar dalam dunia kesehatan.

    Kini, terapi canggih ini dapat diakses langsung di Indonesia, tanpa perlu pergi ke luar negeri.      

    Pendiri Celltech Stem Cell Centre, Prof. Dr. Deby Vinski, mengatakan terapi sel punca telah terbukti efektif dalam membantu mengobati lebih dari 80 jenis penyakit, termasuk gangguan neurologis seperti stroke, Alzheimer, dan Parkinson.

    Juga berbagai penyakit kronis seperti diabetes, autoimun, gagal ginjal, penyakit jantung, kanker, dan autisme.

    “Teknologi ini bekerja dengan menggantikan sel yang rusak dengan sel sehat yang memiliki kemampuan regenerasi tinggi, memberikan harapan baru bagi pasien yang sebelumnya sulit diobati,” kata Deby saat penandatanganan kerja sama dengan Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman di Jakarta, Jumat (21/2/2025).

    Acara penandatanganan ini dihadiri oleh Kepala Rumah Sakit Kolonel Ckm Dr. Markus Wibowo, Sp.OT., MARS beserta tim dari RSPPN, serta Prof. Dr. Deby Vinski, MSc, PhD bersama tim dari Celltech Stem Cell Centre.

    Kerja sama antara Celltech dan RSPPN adalah langkah penting dalam menyediakan solusi medis regeneratif yang berkelanjutan, yang diharapkan dapat memberikan manfaat optimal bagi masyarakat Indonesia, membuka peluang baru dalam pengobatan, serta memperkuat ketahanan bangsa menuju Indonesia Emas.

    Dikatakan Deby, terapi sel punca memberikan solusi medis yang memungkinkan tubuh untuk memperbaiki atau mengganti sel-sel yang rusak, mempercepat proses penyembuhan, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

    “Kami percaya bahwa terapi ini akan membuka peluang besar dalam pengobatan berbagai penyakit degeneratif, meningkatkan kualitas hidup, dan memperpanjang usia harapan hidup pasien,” ujar Deby Vinski.

    Ditambahkan Deby, salah satu aspek penting dalam pemanfaatan teknologi sel punca adalah penyimpanan tali pusat bayi saat lahir.

    “Tali pusat mengandung sel punca yang dapat diproses dan digunakan untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif, seperti diabetes, gangguan saraf, dan penyakit autoimun,” katanya.

    Kepala Rumah Sakit RSPPN Dr. Markus Wibowo, Sp.OT., MARS, menyatakan, pihaknya berharap melalui kolaborasi ini, teknologi sel punca dapat semakin dioptimalkan.

    “Pelayanan juga bisa dilakukan di RSPPN dengan stem cell dari Celltech untuk mendukung layanan kesehatan bagi anggota pertahanan negara dan masyarakat umum,” katanya.