Topik: diabetes

  • Riset Harvard Ungkap Kebiasaan yang Bisa Bikin Umur Panjang, Mudah Dilakukan

    Riset Harvard Ungkap Kebiasaan yang Bisa Bikin Umur Panjang, Mudah Dilakukan

    Jakarta

    Sebuah penelitian yang telah dilakukan selama puluhan tahun oleh peneliti Harvard telah ‘memecahkan’ apa rahasia yang membuat seseorang bahagia dan berumur panjang.

    Dikutip dari CNBC Make It, penelitian ini dimulai pada tahun 1938 dengan bantuan catatan kesehatan dari 724 peserta. Mereka diberi pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan pribadi.

    Hasilnya mengejutkan, ternyata aktif secara sosial merupakan alasan nomor satu seseorang bahagia, lebih sehat, dan dapat hidup lebih lama.

    Apa Hubungannya?

    Hubungan sosial yang baik dengan sesama dapat memengaruhi secara fisik. Ini kembali kepada kodrat setiap manusia bahwa mereka adalah makhluk sosial, sehingga membutuhkan orang lain untuk berinteraksi dan membantu segala urusan.

    Profesor psikiatri di Harvard Medical School, Robert Waldinger, MD, mengatakan seseorang yang memiliki koneksi sosial yang positif akan menurunkan risiko mengalami penyakit-penyakit kronis.

    “Orang dengan koneksi sosial yang lebih kuat menunjukkan tingkat diabetes, arthritis, penurunan kognitif, dan kondisi kronis lainnya yang lebih rendah,” kata Robert yang terlibat dalam studi tersebut kepada CNBC Make It.

    Kebiasaan Lain untuk Panjang Umur

    Selain aktif secara sosial, ada beberapa kebiasaan lain yang diklaim mampu menjaga kesehatan fisik dan mental, sehingga berpengaruh pada umur panjang.

    Berikut adalah kebiasaan-kebiasaan yang dapat membantu umur panjang, dikutip dari Harvard Health.

    1. Mindfulness

    Ini adalah salah satu jenis meditasi yang dapat melatih seseorang untuk fokus terhadap keadaan sekitar dan emosi yang dirasakan serta menerimanya secara terbuka.

    Terlalu sering mengkhawatirkan masa lalu atau masa depan jarang membantu. Pelepasan hormon stres yang terlalu sering memengaruhi jantung, otak, dan tidur yang semuanya berdampak buruk bagi kesehatan

    2. Prioritaskan Tidur

    Di era modern, tidur nyenyak dan berkualitas agaknya menjadi suatu barang mewah. Padahal, memprioritaskan tidur dapat membantu menjaga kesehatan secara menyeluruh.

    Harvard Publishing menyatakan bahwa rata-rata jumlah jam tidur yang ideal adalah tujuh jam. Namun, kualitas tidur mungkin lebih penting daripada kuantitasnya.

    3. Menjaga Pola Makan

    Makanan tentu memiliki peran besar dalam kesehatan seseorang. Banyak bukti menunjukkan bahwa pola makan yang kaya akan sayuran, buah-buahan, polong-polongan dan kacang-kacangan seperti lentil, kacang polong, dan buncis, serta makanan yang diproses secara minimal, mendukung umur panjang dan vitalitas

    4. Aktif Bergerak

    Sedentary lifestyle atau gaya hidup bermasal-masalan mulai menjadi masalah di era sekarang. Banyak distraksi yang membuat banyak orang enggan untuk bergerak atau berolahraga.

    Padahal, menjaga tubuh tetap aktif dapat berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Bisa dimulai dari yang sederhana, seperti memilih menggunakan tangga, alih-alih lift jika lantai yang dituju tidak terlalu atas atau memilih jalan kaki daripada menggunakan ojek online.

    Halaman 2 dari 3

    (dpy/dpy)

  • Lebih dari  81 Ribu Kasus TBC di Jabar Ditemukan Sejak 5 Bulan Pertama 2025

    Lebih dari 81 Ribu Kasus TBC di Jabar Ditemukan Sejak 5 Bulan Pertama 2025

    Jakarta

    Provinsi Jawa Barat kembali mencatat ‘alarm keras’ terkait tuberkulosis (TBC/TB). Hanya dalam lima bulan pertama 2025, terungkap 81.864 ribu kasus TBC yang sudah ditemukan. Angka ini bagian dari estimasi 234 ribu kasus TBC yang membayangi provinsi berpenduduk terbesar di Indonesia.

    “Pertemuan ini menyoroti kebutuhan untuk memperkuat penemuan kasus aktif (ACF), pemerataan penggunaan mobile X-ray dan TCM, serta pentingnya penanganan stigma yang masih melekat pada TB dan kusta,” ucap Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) dr Benjamin Paulus Oktavianus saat bertemu Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Gedung Sate, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes).

    Sementara itu, capaian pengobatan TBC di Jawa Barat juga masih tertinggal. Keberhasilan terapi TBC Sensitif Obat baru mencapai 80 persen dari target nasional 90 persen.

    Untuk TBC resisten obat, baru 1.063 kasus yang tertangani dari target 2.866, menunjukkan kesenjangan besar yang harus segera dibereskan.

    Terlebih, Beban TBC juga diperparah oleh komorbid. Jawa Barat mencatat 4.763 pasien TBC dengan Diabetes Mellitus (DM) dan 1.165 pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV), dengan angka kematian mencapai 2.294 jiwa.

    “Pemprov Jabar tengah menyiapkan pengumuman resmi kepada seluruh masyarakat Jawa Barat sebagai bentuk ajakan bersama untuk meningkatkan kewaspadaan, memanfaatkan layanan skrining, dan memperkuat peran masyarakat dalam mendukung keberhasilan pengobatan,” ujar Dedi.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/naf)

  • Donna Agnesia Ungkap Pola Makan Keluarga Biar Bebas Risiko Diabetes

    Donna Agnesia Ungkap Pola Makan Keluarga Biar Bebas Risiko Diabetes

    Jakarta

    Donna Agnesia dikenal sebagai salah satu artis yang menerapkan gaya hidup sehat. Salah satu langkah yang dilakukannya adalah jarang menyediakan gula pasir di rumah. Terlebih kini anak-anaknya juga menjadi atlet sehingga harus lebih menjaga asupan.

    “Jadi memang segala kondisi, asupan kondisi itu harus dijaga, termasuk juga konsumsi gulanya. Makanya kita sekarang di rumah tuh udah jarang banget ada gula yang biasa gitu,” cerita Donna Dona Agnesia ketika ditemui awak media di acara #Hands4Diabetes di Jakarta Selatan, Minggu (16/11/2025).

    Sebagai gantinya, Donna Agnesia mengganti gula pasir dengan pemanis yang lebih sehat seperti Tropicana Slim Classic atau Stevia. Sehingga, jika keluarga tetap bisa mengonsumsi manis tanpa harus khawatir.

    Meski usianya sudah menginjak 46 tahun, untuk menjaga kesehatan, Donna Agnesia mengusahakan dirinya untuk tetap aktif dan mengonsumsi makanan sehat. Selain mengurangi gula, ia juga membatasi sumber karbohidrat lain seperti tepung-tepungan.

    Untuk sarapan, ia biasanya hanya mengonsumsi jus dan telur. Sebagai pemanis, jus yang dikonsumsi Donna juga ditambahkan madu.

    “Terus siang itu tetap pakai nasi, tapi sedikit. Nasi aku paling 3-4 sendok lah ya. Itu konsumsi aku kalau siang, kalau malam jarang makan nasi atau karbo kalau malam. Kecuali memang weekend, terus makan di luar,” katanya.

    Donna sangat memperhatikan asupan sayur, buah, dan protein. Ketiga jenis makanan ini sangat penting dalam menunjang gaya hidup sehatnya.

    “Terus kalau malam itu, aku usahakan makan sebelum jam 6 sore. Terus juga kalau malam biasanya aku konsumsi chia seed pakai lemon. Entah itu dingin atau hangat gitu,” tandas Donna.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Alasan Pengidap Penyakit Gula Disarankan Batasi Minum Jus Buah

    Alasan Pengidap Penyakit Gula Disarankan Batasi Minum Jus Buah

    Jakarta

    Kebiasaan konsumsi minuman manis menjadi salah satu faktor penting dalam peningkatan kasus diabetes. Lantas, bagaimana dengan konsumsi jus buah?

    Spesialis penyakit dalam dr Dicky Lavenus Tahapary, SpPD-KEMD, PhD, FINASIM menjelaskan mengonsumsi buah dengan cara dibuat jus memang kurang disarankan, terlebih pada seseorang yang sudah memiliki masalah diabetes.

    “Semakin gampang dicerna makanannya, pasti gula darahnya cepat naik. Contohnya buah. Buah kalau dibikin jus, kadang-kadang nggak cukup satu buah, perlu dua. Udah gitu langsung diminum aja,” ujar dr Dicky ketika ditemui di acara #Hands4Diabetes, Minggu (16/11/2025).

    “Ketika jumlah buah yang digunakan lebih banyak, maka gula yang masuk ke dalam tubuh akan semakin banyak. Ini belum ditambah, seringkali jus buah yang dijual seringkali diberi gula tambahan.

    Oleh karena itu, dr Dicky menyarankan sebaiknya buah dikonsumsi dalam bentuk utuh yang sudah dipotong-potong. Ketika mengunyah makanan, tubuh akan mempersiapkan hormon-hormon untuk bekerja, sehingga waktu makanan masuk, kadar gulanya tidak terlalu meroket.

    Meski begitu, jus buah bukannya tidak boleh dikonsumsi sama sekali. Khususnya pada orang sehat, jus boleh dikonsumsi asalkan tidak berlebihan.

    Jadi tetap bisa menikmati macam-macam buah. Yang paling gampang buah-buah murah. Yang ada di rujak itu kan gampang, bengkoang, timun, kedondong, itu kan seratnya banyak,” kata dr Dicky mengingatkan pentingnya mengonsumsi variasi buah.

    “Maksudnya nggak boleh berlebihan. Boleh nggak minum jus buah? Ya boleh-boleh saja,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Gawat, Iklan Judol Nyamar dan Incar Korban di Facebook hingga Instagram

    Gawat, Iklan Judol Nyamar dan Incar Korban di Facebook hingga Instagram

    Jakarta

    Laporan investigasi AFP menemukan puluhan iklan perjudian berbayar alias judi online atau judol yang menyamar sebagai konten tidak berbahaya di Facebook, Threads, dan Instagram Indonesia.

    Iklan-iklan judol ini berupaya menghindari kebijakan Meta yang melarang promosi semacam itu. Seperti diketahui, perjudian offline maupun online, serta mempublikasikannya, dilarang di Indonesia. Namun, miliaran dolar masih mengalir melalui sektor ini setiap tahun.

    Meta berpotensi menghadapi sanksi pemerintah jika tidak mengatasi pelanggaran tersebut. Postingan di Facebook, Instagram, dan Thread tampaknya mempromosikan video game atau pengobatan penyakit diabetes. Nyatanya, iklan-iklan tersebut akan mengarahkan pengguna yang tertipu ke situs judol.

    AFP juga mengumpulkan laporan dari sejumlah pengguna internet yang mengeluhkan hal tersebut. Salah satunya Zee (bukan nama sebenarnya), seorang gamer Indonesia yang menemukan iklan tersebut di Instagram. “Ini benar-benar mengganggu,” kata Zee seperti dilaporkan oleh AFP.

    “Saya menduga target mereka adalah orang-orang yang gemar bermain game, sehingga anak-anak juga bisa melihat iklan semacam itu,” kata Zee.

    Pengguna media sosial lainnya yang meminta diidentifikasi sebagai Moli (juga bukan nama sebenarnya), mengatakan dia selalu melaporkan iklan semacam itu di Instagram, tetapi iklan tersebut terus muncul kembali.

    Meta sejauh ini belum memberikan komentar yang merespons laporan tersebut. Namun AFP merinci, puluhan iklan yang dibagikan AFP sebagai contoh, diketahui kemudian dihapus.

    Hukuman untuk Judol

    Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), mengatakan telah menghapus lebih dari 5,7 juta konten terkait judol dalam delapan tahun terakhir. Data terbaru, pada periode 20 Oktober – 2 November 2025 saja, Menkomdigi Meutya Hafid menyebutkan total situs dan konten terkait judol yang berhasil ditutup mencapai 2.458.934. Dari angka tersebut, jumlah situs yang dilenyapkan hingga lebih dari 2,1 juta.

    Kepolisian juga disebut telah meningkatkan penegakan hukum, dengan sedikitnya 85 influencer ditangkap pada 2024 lalu karena mempromosikan judol. Sanksi dari kejahatan mempromosikan judol adalah hukuman penjara hingga 10 tahun, sedangkan pelaku judi sendiri dapat dihukum hingga empat tahun penjara.

    Kementerian Komdigi mengatakan pihaknya secara teratur meminta platform media sosial untuk menghapus konten terkait perjudian, dan mengeluarkan surat peringatan jika permintaan tersebut tidak ditanggapi.

    “Ketidakpedulian yang berkelanjutan akan mengakibatkan surat peringatan ketiga yang dikirimkan ke platform tersebut, yang membawa hukuman tambahan dan dapat mengakibatkan penghentian akses,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komdigi, Alexander Sabar, kepada AFP.

    Oktober lalu, Kementerian Komdigi menangguhkan sementara izin operasi TikTok karena platform tersebut menolak memberikan data terkait dugaan monetisasi aktivitas langsung dari akun-akun yang diduga melakukan judol.

    Studi lain yang dilakukan firma riset Indonesia Populix, mengungkapkan 98% pengguna media sosial di Indonesia telah terpapar promosi perjudian, termasuk iklan berbayar.

    Dari jumlah tersebut, 32% mengaku akhirnya mencoba judol setelah melihat promosi semacam itu di media sosial mereka. Sebanyak 4% dari kelompok itu mengatakan mereka masih berjudi.

    Head of Policy and Society Research Populix Vivi Zabkie menyebutkan, konten taruhan di media sosial hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari komentar di bawah postingan dan lapisan kecil pada video hingga konten yang secara terbuka mempromosikan platform perjudian.

    (rns/rns)

  • Dokter Jelaskan soal Diabetes Tipe 5, Kelompok Ini Lebih Rentan Kena

    Dokter Jelaskan soal Diabetes Tipe 5, Kelompok Ini Lebih Rentan Kena

    Jakarta

    Belum lama ini, ilmuwan mengumumkan jenis diabetes terbaru, diabetes tipe lima. Jenis diabetes yang umum di telinga orang adalah diabetes tipe satu, tipe dua, dan gestasional. Diabetes tipe satu berkaitan dengan autoimun, tipe dua berkaitan dengan gaya hidup, sedangkan gestasional merupakan jenis diabetes yang terjadi selama kehamilan.

    Penyakit ini dilaporkan sudah dialami oleh 20-25 juta orang di seluruh dunia, dengan Asia dan Afrika dengan wilayah dengan kasus paling banyak.

    Spesialis penyakit dalam dr Dicky Lavenus Tahapary, SpPD-KEMD, PhD, FINASIM menjelaskan diabetes tipe lima merupakan diabetes yang terjadi pada pasien malnutrisi atau kurang gizi. Menurut dr Dicky, ini bisa disebabkan faktor kehamilan atau 1000 hari pertama kehidupan anak.

    “Itu memang kemampuan pankreas produk insulinnya, dia nggak bagus, jadi pasiennya nggak gemuk. Kalau diabetes tipe dua, kebanyakan gemuk dulu, baru timbul diabetes,” ujar dr Dicky ketika ditemui awak media dalam acara #Hands4Diabetes di Jakarta Selatan, Minggu (16/11/2025).

    Pasien diabetes tipe lima biasanya bertubuh kurus dan berat lahirnya tidak terlalu tinggi.

    dr Dicky menuturkan diagnosis diabetes tipe lima lebih sulit. Selain belum banyak yang diketahui soal diabetes ini, proses diagnosis berarti perlu menyingkirkan diabetes tipe satu dan tipe dua terlebih dahulu.

    “Masih belum ada kesepakatan lah, diagnosis yang pastinya dengan apa. Dan mungkin jumlahnya nggak terlalu banyak,” katanya.

    dr Dicky memperkirakan anak dengan kondisi stunting mungkin akan lebih berisiko mengalami diabetes tipe lima. Terlebih, berdasarkan hasil penelitian yang sudah ada, diabetes tipe lima lebih banyak terjadi di negara-negara yang pendapatannya cenderung rendah.

    Menurut dr Dicky, jika dilakukan pemeriksaan mendalam terkait diabetes tipe lima di wilayah yang tinggi kondisi stuntingnya, mungkin saja diabetes tipe ini ditemukan.

    “Jadi mungkin kalau di area-area Indonesia yang mungkin stuntingnya tinggi. Mungkin kalau kita kejar, kita cari jenis-jenis diabetes, mungkin proporsi diabetes tipe 5-nya mungkin ada,” ungkap dr Dicky.

    “Tapi kita belum ada penelitian khusus,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Gatal-gatal Nggak Sembuh? Mungkin Bukan Penyakit Kulit tapi Kena Diabetes

    Gatal-gatal Nggak Sembuh? Mungkin Bukan Penyakit Kulit tapi Kena Diabetes

    Jakarta

    Diabetes merupakan penyakit silent killer yang seringkali tidak menunjukkan gejala awal. Namun, dalam beberapa kasus, diabetes mungkin saja menimbulkan gejala gatal-gatal.

    Spesialis penyakit dalam dr Dicky Lavenus Tahapary, SpPD-KEMD, PhD, FINASIM mengungkapkan gejala diabetes baru muncul dengan dua syarat, pertama adalah gula darahnya sudah sangat tinggi. Pada kondisi ini, biasanya baru muncul gejala seperti mudah haus, mudah lapar, sering buang air kecil, hingga gatal-gatal.

    Lalu syarat kedua adalah ketika sudah muncul komplikasi. Misalnya kaki kesemutan, sulit ereksi pada laki-laki, hingga serangan jantung.

    “Makanya kita perlu edukasi, supaya jangan nunggu gejala. Jadi lakukan deteksi dini. Masalahnya, kalau dia gulanya nggak terlalu tinggi, kan nggak terlalu banyak keluhan,” ujar dr Dicky ketika ditemui di acara #Hands4Diabetes di Jakarta Selatan, Minggu (16/11/2025).

    “Termasuk gatal-gatal tadi di kulit itu bisa. Cuma nggak terlalu khas untuk diabetes, tapi bisa. Kadang luka susah sembuh di kaki, tapi lagi-lagi, munculnya kalau gula (darah) sudah cukup tinggi,” sambungnya.

    dr Dicky mengungkapkan pada wanita masalah ini juga menimbulkan gejala khusus, misalnya haid menjadi tidak teratur, Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), hingga kesulitan memiliki anak.

    Oleh karena itu, dr Dicky menekankan pentingnya pemeriksaan dini. Sebelum muncul gejala, ada baiknya kadar gula darah bisa diperiksa secara rutin.

    “Makanya penginnya deteksi dini dengan cek gula darah, karena memang belum bisa ketahuan kalau nggak dicek gulanya darahnya. Kalau mau lebih awal lagi cek insulinnya juga, cuma kan masih mahal ya, belum bisa jadi kebijakan,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Gen Z Makin Berisiko Kena Penyakit Gula gegara Kebanyakan Makan Ini

    Gen Z Makin Berisiko Kena Penyakit Gula gegara Kebanyakan Makan Ini

    Jakarta

    Diabetes melitus merupakan salah penyakit kronis yang kini mulai banyak dialami oleh anak muda. Bahkan, jika dulunya jenis diabetes yang banyak dialami adalah tipe 1 (yang dipengaruhi genetik dan autoimun), kini mulai banyak kasus diabetes tipe 2 (yang dipengaruhi gaya hidup) dialami anak muda. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran gaya hidup yang cukup besar di kalangan anak muda.

    Hal tersebut dibenarkan oleh spesialis penyakit dalam dr Dicky Lavenus Tahapary, SpPD-KEMD, PhD, FINASIM. Salah satu faktor yang besar adalah pola makan tinggi karbohidrat serta rendahnya aktivitas fisik.

    “Misalkan banyak konsumsi makanan-makanan, processed food, ultra processed food dan tinggi karbohidrat, tinggi lemak, ditambah olahraganya kurang, banyak konsumsi minuman-minuman berpemanis dan lain sebagainya,” ujar dr Dicky ketika ditemui di acara #Hands4Diabetes, di Jakarta Selatan, Minggu (16/11/2025).

    dr Dicky mengungkapkan kebiasaan konsumsi karbohidrat tinggi di sisi lain juga meningkatkan risiko obesitas. Kondisi obesitas dapat meningkatkan risiko diabetes.

    Ia menambahkan lingkungan saat ini kebanyakan kurang mendukung untuk hidup sehat. Misalnya, banyaknya jajanan tidak sehat yang dijual hingga lingkungan yang tidak baik untuk olahraga, bagi sebagian orang.

    Namun, menurutnya edukasi adalah faktor utama. Jika seseorang memiliki kesadaran yang tinggi terkait diabetes, maka gaya hidup sehat pasti akan diterapkan secara otomatis.

    “Dari sisi dokter sekarang diabetes tipe dua agak lebih tricky. Karena dulu kita mikirnya kalau muda, udah pasti lah tipe satu atau karena faktor genetik karena monogenik diabetes. Nah, sekarang kita juga perlu mikir jangan-jangan dia diabetes tipe dua. Jadi pendekatannya memang agak berubah jadinya,” tandasnya.

    (kna/kna)

  • Studi Temukan Makin Banyak Orang Kena Penyakit Gagal Ginjal, Ini Biang Keroknya

    Studi Temukan Makin Banyak Orang Kena Penyakit Gagal Ginjal, Ini Biang Keroknya

    Jakarta

    Sebuah studi global terbaru menunjukkan peningkatan signifikan pada kasus penyakit ginjal kronis (PGK) atau gagal ginjal, kondisi ketika ginjal secara bertahap kehilangan kemampuan untuk menyaring limbah dan cairan berlebih dari darah.

    Untuk pertama kalinya, PGK kini menjadi 10 penyebab utama kematian di seluruh dunia, menduduki peringkat kesembilan.

    Data yang dipimpin oleh peneliti dari NYU Langone Health, University of Glasgow, dan IHME University of Washington ini mengungkapkan:

    Kasus PGK global melonjak dari 378 juta orang pada tahun 1990 menjadi 788 juta orang pada tahun 2023, seiring dengan pertumbuhan dan penuaan populasi dunia.

    “Pekerjaan kami menunjukkan bahwa Penyakit Ginjal Kronis adalah penyakit yang umum, mematikan, dan semakin memburuk sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama,” kata Dr Josef Coresh, salah satu penulis senior studi dari NYU Langone.

    Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronis

    Laporan baru yang diterbitkan di jurnal The Lancet ini adalah perkiraan paling komprehensif mengenai PGK dalam hampir satu dekade. Selain membunuh secara langsung, penelitian ini menemukan PGK memiliki dampak ganda:

    Risiko Penyakit Jantung: Gangguan fungsi ginjal adalah faktor risiko utama penyakit jantung, berkontribusi pada sekitar 12 persen kematian kardiovaskular global.

    Kualitas Hidup: Pada tahun 2023, PGK adalah penyebab ke-12 terbesar dari penurunan kualitas hidup akibat disabilitas.

    Tiga faktor risiko terbesar untuk gagal ginjal adalah: gula darah tinggi (Diabetes), tekanan darah tinggi (Hipertensi), dan indeks massa tubuh tinggi (Obesitas).

    Sebagian besar pasien PGK dalam studi ini berada pada tahap awal penyakit. Ini adalah kabar penting, karena pengobatan cepat dengan obat-obatan dan perubahan gaya hidup dapat mencegah kebutuhan akan intervensi dramatis dan mahal seperti dialisis dan transplantasi ginjal.

    Namun, Dr. Morgan Grams, salah satu penulis utama, menekankan bahwa penyakit gagal ginjal saat ini kurang terdiagnosis dan kurang terobati.

    “Laporan kami menggarisbawahi perlunya lebih banyak tes urine untuk mendeteksinya lebih awal dan perlunya memastikan pasien mampu membayar dan mengakses terapi setelah mereka didiagnosis,” ujar Dr. Grams.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Setengah Juta Warga di Singapura Kena Penyakit Ginjal “
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Rayakan Hari Diabetes Sedunia, Tropicana Slim Gelar #Hands4Diabetes Serentak di 27 Kota

    Rayakan Hari Diabetes Sedunia, Tropicana Slim Gelar #Hands4Diabetes Serentak di 27 Kota

    Jakarta

    Tropicana Slim menghadirkan acara #Hands4Diabetes untuk meningkatkan kesadaran terkait penyakit diabetes. Acara dalam rangka World Diabetes Day 2025 ini mengambil tema ‘Diabetes & Well-Being At Work’.

    Brand Manager Tropicana Slim Noviana berharap melalui acara ini, masyarakat semakin terinspirasi untuk hidup sehat. Dengan begitu, jumlah kasus penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 di Indonesia bisa dicegah.

    Menurut data terakhir, Indonesia menjadi negara kelima dengan kasus tertinggi di dunia.

    “Jadi hari ini nggak cuma di Jakarta, kita ada serentak di 27 kota se-tanah air. Total pesertanya bisa mencapai 25 ribu lebih,” ucap Noviana ketika ditemui awak media dalam acara tersebut di Jakarta Selatan, Minggu (16/11/2025).

    “Jati temanya hari ini itu bekerja dan hidup sehat dengan diabetes. Jadi walaupun kita punya diabetes, kita bisa tetap aktif, produktif, kita tetap bisa berkarya,” sambungnya.

    Acara Tropicana Slim #Hands4Diabetes di Jakarta. (Foto: DetikHealth/Averus Al Kautsar)

    Noviana mengungkapkan acara ini didukung oleh banyak pihak dan menghadirkan berbagai rangkaian acara. Mulai dari senam sehat bersama, talkshow kesehatan dengan dokter spesialis dan Donna Agnesia, pembagian doorprize, hingga pemeriksaan kesehatan gratis.

    Antusiasme masyarakat yang datang begitu luar biasa. Noviana berharap pemeriksaan kesehatan gratis yang dilakukan juga bisa menjadi cara untuk deteksi dini diabetes. Hal ini penting, mengingat masalah diabetes seringkali tidak menunjukkan gejala awal dan dianggap sebagai silent killer.

    “Jadi harapan kita sih dengan event ini, orang-orang bisa awarenessnya untuk hidup sehat lebih terinspirasi kali ya,” tandasnya.

    (avk/kna)