Topik: Buruh

  • Orang RI Rata-rata Kerja 41 Jam/Minggu, Gaji Rp 2,84 Juta/Bulan

    Orang RI Rata-rata Kerja 41 Jam/Minggu, Gaji Rp 2,84 Juta/Bulan

    Jakarta

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata lama jam kerja di Indonesia per Februari 2025 mencapai 41 jam dalam sepekan. Rata-rata lama bekerja itu tidak mengalami perubahan dibandingkan catatan per Februari 2024.

    Hal itu tertuang dalam data Keadaan Pekerja di Indonesia Februari 2025 yang dikeluarkan BPS. Untuk buruh/karyawan/pegawai, rata-rata jam kerja seminggu pada Februari 2025 yaitu 43 jam atau lebih tinggi dibandingkan periode Februari 2024 yaitu 42 jam.

    “Besarnya rata-rata jam kerja seminggu pekerja pada Februari 2025 adalah 41 jam, relatif sama dibandingkan periode Februari 2024 yaitu 41 jam,” tulis publikasi BPS, dikutip Jumat (18/7/2025).

    Dengan lama jam kerja itu, rata-rata upah/gaji/pendapatan bersih pekerja pada Februari 2025 mencapai Rp 2,84 juta per bulan. Jumlah itu mengalami kenaikan dibandingkan Februari 2024 yang sebesar Rp 2,76 juta per bulan.

    Terdapat perbedaan antara rata-rata pendapatan bersih pekerja bebas di pertanian dan nonpertanian, dengan rata-rata upah/gaji bersih buruh/karyawan/pegawai. Pada Februari 2025, rata-rata pendapatan bersih pekerja bebas di sektor pertanian dan nonpertanian masing-masing sebesar Rp 1,38 juta dan Rp 2,03 juta per bulan. Sementara itu, rata-rata upah/gaji bersih buruh/karyawan/pegawai mencapai Rp 3,09 juta per bulan.

    “Secara nominal, baik rata-rata upah/gaji/pendapatan bersih sebulan pekerja maupun buruh/karyawan/pegawai mengalami kenaikan dibandingkan keadaan Februari 2024,” jelas BPS.

    Dari 17 kategori pekerjaan utama, rata-rata upah/gaji/pendapatan bersih pekerja tertinggi terdapat di kategori pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara yakni sebesar Rp 5,35 juta per bulan. Kemudian diikuti aktivitas keuangan dan asuransi, serta pertambangan dan penggalian yang masing-masing sebesar Rp 4,81 juta dan 4,68 juta per bulan.

    “Upah/gaji/pendapatan bersih sebulan pekerja terendah terdapat di kategori A (pertanian, kehutanan dan perikanan) sebesar Rp 1,71 juta,” ungkap BPS.

    Jika dirinci menurut provinsi, rata-rata upah/gaji/pendapatan bersih sebulan pekerja memperlihatkan adanya variasi yang tinggi yakni berkisar antara Rp 2,10 juta sampai Rp 4,79 juta. Paling tinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta (Rp 4,79 juta), lalu disusul Papua Tengah (Rp 4,75 juta) dan Kepulauan Riau (Rp 4,57 juta).

    “Sedangkan pada buruh/karyawan/pegawai, rata-rata upah/gaji bersih sebulan tertinggi terdapat di Provinsi DKI Jakarta (Rp 4,88 juta), Papua Tengah (Rp 4,75 juta) dan Kepulauan Riau (Rp 4,74 juta)” jelas BPS.

    Tonton juga video “Jeritan Guru Honorer R4: Gaji Rp 500 Ribuan-Beban Kerja Berat” di sini:

    (acd/acd)

  • Rata-rata Orang RI Kerja 41 Jam/Minggu, Sebulan Gaji Rp2,8 Juta

    Rata-rata Orang RI Kerja 41 Jam/Minggu, Sebulan Gaji Rp2,8 Juta

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rata-rata lama jam kerja di Indonesia mencapai 41 jam dalam sepekan, berdasarkan data Keadaan Pekerja di Indonesia Februari 2025 yang diterbitkan setiap semester oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

    Rata-rata lama bekerja itu tak mengalami perubahan dibanding catatan per Februari 2024. Namun, untuk buruh/karyawan/pegawai, rata-rata jam kerja seminggu pada Februari 2025 yaitu 43 jam, lebih tinggi dibandingkan periode Februari 2024 yaitu 42 jam.

    Dengan lama jam kerja itu, rata-rata upah/gaji/pendapatan bersih sebulan pekerja pada Februari 2025 mencapai Rp 2,84 juta, mengalami kenaikan dibandingkan dengan Februari 2024 sebesar Rp 2,76 juta.

    “Besarnya rata-rata jam kerja seminggu pekerja pada Februari 2025 adalah 41 jam, relatif sama dibandingkan periode Februari 2024 yaitu 41 jam,” dikutip dari publikasi BPS itu, Jumat (18/7/2025).

    Bila dilihat berdasarkan lapangan kerja utama, rata-rata lama kerja para karyawannya bervariasi, demikian juga upahnya. Namun, besaran upah atau gaji sebulan itu tak mencerminkan korelasi dengan waktu bekerja para karyawannya.

    Misalnya, di sektor pertambangan dan penggalian, yang memiliki rata-rata jam kerja terlama, yaitu 49 jam sepekan mendapatkan upah bersih sebulan sebesar Rp 4,67 juta per Februari 2025. Jam kerja ini naik dari sebelumnya rata-rata 47 jam sepekan dan gajinya juga naik dari catatan per Februari 2024 sebesar Rp 4,39 juta per bulan.

    Sementara itu, jam kerja paling singkat ialah untuk sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan selama 34 jam dengan upah sebesar Rp 1,70 juta. Sedangkan pada Februari 2024 jam kerjanya 33 jam dengan upah Rp 1,55 juta.

    Di sektor industri pengolahan atau manufaktur, jam kerjanya selama 44 jam dengan gaji Rp 2,97 juta. Lama bekerja ini rata-ratanya naik dari catatan per Februari 2024 selama 42 jam dengan upah saat itu Rp 2,89 juta.

    Untuk sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum lama kerjanya 48 jam dengan gaji Rp 2,29 juta sedangkan per Februari 2024 selama 47 jam dengan upah Rp 2,18 juta. Lama jam kerja ini serupa untuk sektor real estat namun upahnya Rp 4,13 juta dari sebelumnya per Februari 2024 selama 46 jam dengan upah Rp 4,3 juta.

    (arj/mij)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tak Usah Dikabari Jika Meninggal

    Tak Usah Dikabari Jika Meninggal

    GELORA.CO –  Sebuah video menyayat hati kembali viral di media sosial. Akun TikTok @ariefcamra, pemilik Griya Lansia, Malang memperlihatkan empat orang anak kandung yang secara resmi menyerahkan sang ibu secara total ke panti jompo tersebut.

    Bahkan, mereka setuju dengan peraturan jika ibu mereka tak bisa dikunjungi dan tak boleh dikabari jika meninggal dunia. Sebab, Griya Lansia memang diperuntukkan untuk mengurus lansia terlantar sebatang kara.

    “Jika ibunya meninggal dunia, mereka tidak perlu dikabari,” bunyi keterangan yang menempel dalam video viral itu, yang direkam pada Selasa, 15 Juli 2025, di Jalan Perlis Gang 6, Surabaya.

    Dalam video berdurasi beberapa menit itu, Arief Camra menjelaskan bahwa keempat anak Siti Fatimah, Faisal, Lukman, Wardah, dan Robet, anak bungsu yang disebut tengah terlibat kasus kepolisian menyatakan tak sanggup merawat ibunya karena alasan ekonomi dan lokasi.

    “Sampeyan kan empat bersaudara, masa tidak ada yang bisa merawat ibunya?” tanya Arief Camra dalam video.

    Si anak pun menjawab dengan wajah datar, jika dirinya dan saudara-saudaranya yang lain siap untuk menyerahkan sang ibu ke panti jompo tersebut. 

    Setelah mengurus dokumen yang diperlukan, dalam unggahan tersebut, Arief Camra langsung membopong lansia yang diketahui bernama Siti Fatimah itu ke dalam mobil. Mereka pun melalui perjalanan dari Surabaya ke Malang.

    Kisah Pilu Penyerahan Tanpa Penyesalan

    Bu Fatimah sendiri tampak pasrah, namun dalam salah satu momen paling menyayat hati, kamera menangkap ekspresinya yang terus menatap ke arah anaknya saat digendong keluar rumah. 

    Baca Juga: Viral Massa Protes saat Paripurna DPRD Sumut, Suarakan Keadilan untuk Buruh Korban PHK

    Tatapan dalam itu menjadi simbol kesedihan yang tak bisa diungkapkan kata. Setibanya di Griya Lansia, Siti Fatimah langsung dirawat oleh tim perawat berpengalaman.

    Ia dipotong rambut dan kukjnya, dimandikan, diberi pakaian bersih, hingga mengikuti kegiatan rutin bersama penghuni lain, termasuk shalat berjamaah di pagi hari.

    “Kami merawat beliau sepenuh hati. Layanan kami gratis 100%, dari perawatan harian hingga pemakaman nanti. Tapi memang kami butuh komitmen jelas dari keluarga bahwa ini penyerahan total,” ujar Arief Camra.

    Komentar Netizen: “Ibumu Merawatmu untuk Hidup, Kamu Menunggunya Mati”

    Aksi empat anak yang ‘menyerahkan’ ibu mereka ini menuai amarah publik. Komentar netizen ramai membanjiri unggahan tersebut. Banyak yang menyayangkan keputusan anak-anak yang dianggap tega dan tidak berbakti.

    “Begitu tanda tangan penyerahan orang tuanya, rezeki anaknya akan ditutup,” kata @suw****.

    “Pas digendong seiring langkah Pak Arief, ibunya terus menengok ke anaknya. Entah apa yang ada di pikiran ibu itu. Sakit hati banget ya, Bu. Ya Allah, jadikanlah anak-anakku anak yang soleh. Amin,” ujar @ali****.

    “Ibumu merawatmu agar kamu hidup… tapi kamu merawat ibumu sambil menunggu kematiannya,” tambah @mwe****.

    “Dia sanggup membesarkan empat anaknya, tapi keempat anak tak sanggup menjaga satu ibunya,” tulis @HM****.

    Kisah Siti Fatimah hanyalah satu dari banyak kasus yang mulai marak, dimana orang tua lanjut usia dianggap beban oleh anak-anaknya sendiri. 

  • Sri Mulyani lapor realisasi BSU Rp6,88 triliun untuk 11,4 juta pekerja

    Sri Mulyani lapor realisasi BSU Rp6,88 triliun untuk 11,4 juta pekerja

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Sri Mulyani lapor realisasi BSU Rp6,88 triliun untuk 11,4 juta pekerja
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 17 Juli 2025 – 14:56 WIB

    Elshinta.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) telah terealisasi sebesar Rp6,88 triliun yang diterima oleh 11,4 juta pekerja dalam periode 23 Juni hingga 1 Juli 2025.

    “Ini merupakan bentuk dukungan negara hadir di tengah berbagai tantangan ekonomi yang kita hadapi. Bukan hanya untuk menjaga daya beli, tetapi juga untuk menjaga semangat para pekerja agar tetap berkarya, karena para pekerja adalah pahlawan di balik kemajuan ekonomi kita,” kata Sri Mulyani dalam Instagram @smindrawati di Jakarta, Kamis.

    BSU merupakan salah satu dari lima stimulus ekonomi yang disiapkan pemerintah untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka.

    Sri Mulyani berharap masyarakat dapat memanfaatkan stimulus itu dengan sebaik-baiknya, sehingga bisa membangun ekonomi yang lebih berdaya saing dan berkelanjutan.

    Sebagai catatan, penyaluran BSU diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 5 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2022 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Pemerintah Berupa Subsidi Gaji/Upah bagi Pekerja/Buruh.

    Dalam Permenaker 5/2025, pekerja/buruh yang mendapatkan BSU harus memenuhi sejumlah persyaratan seperti seorang warga negara Indonesia dengan kepemilikan nomor induk kependudukan; peserta aktif program jaminan sosial ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan sampai dengan April 2025; dan menerima gaji/upah paling banyak sebesar Rp3,5 juta per bulan.

    Bagi pekerja/buruh yang bekerja di wilayah dengan upah minimum kabupaten/kota lebih tinggi dari Rp3,5 juta, maka aturan upah yang berlaku adalah upah minimum dibulatkan ke atas.

    Hal ini disebutkan dalam Pasal 4 Ayat 3 Permenaker 10/2022 yang tidak mengalami perubahan bunyi pada permenaker pembaruan.

    Adapun detail ambang batas upah minimum untuk persyaratan BSU 2025 telah diperbarui dalam Permenaker 5/2025.

    Selain itu, bantuan pemerintah berupa subsidi gaji/upah diberikan dalam bentuk uang sebesar Rp300 ribu per bulan untuk dua bulan yang dibayarkan sekaligus, sehingga total yang diterima adalah sebesar Rp600 ribu.

    Menurut Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli, penyaluran BSU telah mencapai setidaknya 85 persen dari total setidaknya 15 juta penerima. 

    Sumber : Antara

  • Kisah Ikhsan, Siswa Sekolah Rakyat yang Ingin Jadi Bupati untuk Bangun Rumah Sakit

    Kisah Ikhsan, Siswa Sekolah Rakyat yang Ingin Jadi Bupati untuk Bangun Rumah Sakit

    Kisah Ikhsan, Siswa Sekolah Rakyat yang Ingin Jadi Bupati untuk Bangun Rumah Sakit
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Setiap anak berhak memiliki cita-cita meski terlahir dari keluarga sederhana. Bagi Ikhsan Fajar Susandi (16), siswa
    Sekolah Rakyat
    Menengah Atas (SRMA) 20 Sleman, Yogyakarta, mimpi itu bukan sekadar angan.
    Di hadapan Menteri Sosial (
    Mensos
    ) Saifullah Yusuf, ia berani menyampaikan keinginannya menjadi bupati. 
    Bukan untuk kebanggaan pribadi, melainkan demi satu tujuan, yaitu membangun fasilitas kesehatan di daerahnya.
    Kesempatan Ikhsan untuk menyampaikan cita-citanya itu terjadi saat kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SRMA 20 Sleman, Yogyakarta, Rabu (16/7/2025).
    “Cita-citamu ingin jadi apa?” tanya
    Gus Ipul
    , sapaan akrab Mensos, dalam siaran persnya, Kamis (17/7/2025).
    “Ingin jadi bupati,” jawab Ikhsan yang disambut tepuk tangan meriah dari teman-teman sekelasnya.
    Menjabat sebagai ketua kelas, jiwa kepemimpinan Ikhsan sudah terlihat sejak dini. Ia bercita-cita menjadi
    bupati
    agar dapat membangun rumah sakit di kampung halamannya.
    “Dua tahun lalu, menjelang Lebaran, tetangga saya yang menderita kanker di lutut meninggal dunia karena sulit mendapat perawatan. Sejak itu saya ingin bangun rumah sakit agar warga tidak lagi kesulitan,” katanya.
    Ikhsan tinggal di Clapar III, Kelurahan Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kulon Progo. Di daerah itu, banyak lansia kesulitan mengakses layanan kesehatan karena jarak yang jauh.
    “Jadi saya harap kalau berkesempatan jadi bupati, bisa bangun fasilitas kesehatan yang memadai,” katanya.
    Ikhsan berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan, sedangkan ibunya membuat dan menjual tempe benguk, makanan khas Kulon Progo berbahan dasar koro benguk yang difermentasi.
    “Kalau penghasilan ibu dari berjualan, biasanya bersih per dua hari Rp 50.000 kalau ramai,” ujar Ikhsan.
    Ikhsan berharap pendidikan di Sekolah Rakyat dapat membuka jalan untuk mengubah nasib keluarganya.
    Sejak mengikuti MPLS pada Senin (14/7/2025), ia semakin percaya diri karena merasa didukung oleh lingkungan sekolah yang ramah dan penuh semangat.
    “Yang saya rasakan, pertama itu saya deg-degan karena belum tahu tempatnya seperti apa. Seiring berjalannya waktu, jadi tahu orang-orangnya ramah, guru-gurunya juga ramah,” ujar Ikhsan.
    Cita-cita untuk membantu sesama juga datang dari Mutiara Hanifah (16), siswi lainnya yang ingin menjadi dokter demi membantu orang-orang di sekitarnya.
    “Karena di sekitar itu banyak yang sakit, kebetulan ibu saya juga lagi sakit,” tuturnya. 
    Perempuan yang akrab disapa Muti itu berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ayahnya bekerja sebagai buruh harian lepas dengan penghasilan tidak menentu. 
    Muti tinggal bersama kedua orangtua dan dua saudaranya di rumah kontrakan di daerah Sleman, Yogyakarta.
    Dengan adanya Sekolah Rakyat, ia berharap dapat membantu meringankan beban kedua orangtuanya.
    “Mereka (orangtua) masih ada tanggungan adik saya yang masih kecil. Saya ingin membanggakan orangtua, ingin membuat mereka tersenyum kembali,” ucap Muti sembari meneteskan air mata. 
    Selain ingin membantu orangtua, Muti merasa lingkungan Sekolah Rakyat sangat mendukung.
    Ia mengaku nyaman karena mendapatkan teman-teman yang baik dan guru-guru yang perhatian.
    “Teman-temannya baik, bisa diajak solid. Kami sudah menganggap jadi satu saudara. Untuk gurunya juga baik dan perhatian, terus fasilitasnya sudah cukup baik juga,” tuturnya. 
    Sebagai informasi, SRMA 20 Sleman memiliki 75 siswa dengan jenjang pendidikan SMA.
    Untuk mendukung pendampingan siswa, terdapat 14 wali asuh yang bertugas selama 24 jam, dibantu oleh dua wali asrama.
    Sementara itu, proses pembelajaran dijalankan oleh 17 guru dengan berbagai mata pelajaran untuk memberikan pendidikan yang layak kepada para siswa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Demo Ojol Hari Ini Bawa 3 Tuntutan, Tiba-tiba Tolak Status Pegawai

    Demo Ojol Hari Ini Bawa 3 Tuntutan, Tiba-tiba Tolak Status Pegawai

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah pengemudi ojek online melakukan demo pada hari ini Kamis (17/7/2025). Mereka membawa tiga tuntutan untuk unjuk rasa hari ini.

    Demonstrasi dilakukan oleh Unit Reaksi Cepat (URC) di bundaran patung kuda, Jakarta. Jenderal Lapangan, Achsanul Solichin, mendengarkan pihaknya ingin menyampaikan pendapat dan suaranya pada permasalahan di dunia ojek online.

    “Setelah mendengar dan memahami permasalahan yang tengah terjadi di dunia ojek online saat ini kembali hati nurani para URC terpanggil untuk bersatu bergerak menyuarakan suara hati URC sebagai kontribusi positif terhadap permasalahan ojek online,” kata dia dalam keterangannya, dikutip Kamis (17/7/2025).

    Mereka merumuskan tiga tuntutan yang tertuang dalam Tritura URC. Salah satunya adalah menolak status ojol menjadi buruh atau pekerja.

    Selain itu menolak opini mengenai permintaan potongan driver hanya 10% dari penghasilan. Terakhir adalah meminta presiden Prabowo Subianto untuk mengeluarkan Perppu sebagai payung hukum ojek online dengan begitu bisa ada kesamaan antar semua Kementerian terkait.

    Dua permintaan terkait status driver dan potongan pada pengemudi sudah sering dibicarakan baik dari beberapa asosiasi ojol, pihak aplikator, dan pemerintah.

    Kini, potongan kepada pihak driver diberikan sebanyak 20%. Namun sejumlah pengemudi ada yang meminta menurunkan hingga 10%.

    Sementara itu bahasan terkait pengemudi dijadikan pegawai juga terus bergulir. Di Indonesia sendiri, hubungan antara perusahaan penyedia layanan dan pengemudi adalah mitra.

    Sebelumnya, Menteri UMKM Maman Abdurahaman buka suara soal polemik tersebut. Dia mengungkapkan rencananya memasukan driver ojol sebagai UMKM dibandingkan pekerja.

    Karena saat mereka dijadikan pekerja, hanya akan mengakomodasi 15-20% saja dari total yang sekarang. Karena profesi yang dijalankan sekarang sebagai pekerja paruh waktu dan banyak dari mereka tidak memiliki pendidikan yang memadai.

    Sementara menjadi UMKM, para driver akan mendapatkan insentif pemerintah dari subsidi BBM hingga gas LPG.

    “Satu-satu jalannya adalah di-treatment sebagai UMKM, bisa mendapatkan insentif yang diberikan pemerintah,” kata Maman ditemui bulan Juni lalu.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Aksi Ojol 177 di Kawasan Silang Monas Jakarta, Polisi Kerahkan 1.437 Personel Gabungan – Page 3

    Aksi Ojol 177 di Kawasan Silang Monas Jakarta, Polisi Kerahkan 1.437 Personel Gabungan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sejumlah pengemudi ojek online (pengemudi ojol) yang tergabung dalam Aliansi Taktis ‘Aksi 177 URC Bergerak’ turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi di kawasan Silang Monas, Gambir Jakarta Pusat pada Kamis (17/7/2025).

    Polisi pun siapkan pengamanan. Total, ada 1.437 personel gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek jajaran yang disiagakan untuk mengawal jalannya unjuk rasa.

    Rencananya aksi akan berlangsung pada pukul 13.00 WIB. Mereka datang dengan berbagai spanduk tuntutan, antara lain menolak status ojek online (ojol) sebagai buruh atau pekerja, menolak potongan 10 persen, serta mendesak Presiden untuk segera menerbitkan Perppu Ojol sebagai payung hukum yang jelas.

    Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyampaikan kesiapannya mengamankan aksi ojol tersebut.

    “Kami mengimbau kepada seluruh orator untuk menenangkan massa, tidak memprovokasi, dan tidak memancing massa lainnya berbuat anarkis. Ikuti aturan serta arahan petugas keamanan yang ada di lapangan,” ujar Susatyo dalam keterangan tertulis, Kamis (17/7/2025).

    Susatyo meminta massa aksi untuk tetap tertib, tidak melawan petugas, dan tidak merusak fasilitas umum selama menyampaikan aspirasi.

    “Saudara-saudara semua adalah mitra kami dalam menjaga Jakarta tetap aman dan kondusif. Kami memahami aspirasi yang ingin disampaikan, namun sampaikanlah dengan cara yang baik, damai, dan bermartabat,” kata dia.

    Susatyo menekankan kepada seluruh personel pengamanan untuk selalu mengedepankan pelayanan yang persuasif.

    “Kepada petugas, saya tegaskan tidak ada yang membawa senjata api. Layani saudara-saudara kita yang akan menyampaikan pendapat dengan humanis dan profesional, namun tetap tegas dalam menjalankan tugas,” terang dia.

    “Guna mengantisipasi kemacetan, warga diimbau menggunakan jalur alternatif di sekitar Silang Selatan Monas selama aksi unjuk rasa berlangsung,” tandas Susatyo.

     

    Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) memilih tetap mengambil pesanan ditengah aksi demo ojol bertajuk Aksi 205. Menjaga pendapatan menjadi alasan kuatnya.

  • Realisasi Rumah Subsidi Baru Capai 37%, Kuota 350.000 Bakal Terserap Penuh Tahun Ini?

    Realisasi Rumah Subsidi Baru Capai 37%, Kuota 350.000 Bakal Terserap Penuh Tahun Ini?

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait mengaku optimistis kuota rumah subsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar 350.000 unit bakal terserap penuh hingga Desember 2025.

    Adapun hingga 16 Juli 2025, pemerintah tercatat baru menyalurkan sebanyak 129.773 unit atau sekitar 37% dari total Kuota 350.000 unit. Artinya, dalam kurun waktu 5 Bulan tersisa pemerintah perlu menyalurkan sebanyak 220.227 unit.

    “Saya tetap optimis bahwa target KPR FLPP tahun 2025 sebanyak 350.000 unit rumah bisa tercapai pada tahun ini,” ujar Maruarar Sirait di Kantor BP Tapera, Rabu (16/7/2025).

    Pasalnya, tambah Ara, realisasi penyaluran rumah subsidi yang tembus 129.773 unit tersebut mengalami peningkatan sebesar 50,98% bila dibandingkan dengan realisasi di periode yang sama pada tahun sebelumnya.

    Di samping itu, optimisme itu juga didorong oleh besarnya minat masyarakat terhadap akses perumahan subsidi.

    Asal tahu saja, melalui KPR FLPP ini pemerintah menyalurkan pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) agar bisa memiliki rumah layak huni dan terjangkau serta berkualitas. 

    Sejumlah keuntungan yang didapat masyarakat di antaranya harga rumah yang terjangkau, ketetapan uang muka atau down payment (DP) yang sangat rendah hanya 1% dari pokok, serta subsidi bunga KPR yang nantinya kreditur hanya perlu membayar bunga sebesar 5%.

    Sementara itu, Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho juga menyampaikan bahwa realisasi penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun ini memang mengalami tren positif bila dibandingkan dengan kinerja serapa pada 2024.

    Berdasarkan data BP Tapera, Progres Kinerja Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Semester I tahun 2024 tercatat hanya sebesar 83.720 unit. Sedangkan, bila dibandingkan dengan realisasi Semester I/2025 jumlahnya tembus 120.976 unit atau meningkat 44,5%.

    Perinciannya, pada bulan Januari BP Tapera melaporkan telah menyalurkan 2.633 unit rumah subsidi, Februari 8.797 unit rumah subsidi ,dan Maret 42.443 unit rumah subsidi.

    Kemudian pada April menyalurkan 29.013 unit, Mei sebanyak 14.988 unit dan Juni 23.102 unit.

    Adapun, pada Juli hingga (16/7/2025) tercatat ada 8.797 unit rumah KPR FLPP yang telah disalurkan ke masyarakat.

    “Sedangkan 3 profesi MBR yang paling banyak memanfaatkan KPR FLPP untuk memiliki rumah pertama adalah buruh sebanyak 36.376 orang, guru 4.265 orang dan tenaga kesehatan masyarakat 3.921 orang,” pungkas Heru.

  • Ketimpangan Kepemilikan Tanah (Bagian I)

    Ketimpangan Kepemilikan Tanah (Bagian I)

    Ketimpangan Kepemilikan Tanah (Bagian I)
    Saat ini berkiprah sebagai akademisi/peneliti di Universitas Indonesia. Tertarik dengan berbagai topik ekonomi, pembangunan berkelanjutan, pembangunan internasional, Asia Tenggara, monitoring-evaluasi, serta isu interdisiplin. Doktor ekonomi dari UNU-MERIT/Maastricht University (Belanda). Alumni generasi pertama beasiswa LPDP master-doktor. Pernah bekerja di ASEAN Secretariat, Indonesia Mengajar, dan konsultan marketing. Bisa dihubungi di https://www.linkedin.com/in/aripmuttaqien/
    KETIMPANGAN
    merupakan salah satu isu utama dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Salah satu indikator yang umum digunakan untuk mengukur
    ketimpangan
    adalah indeks Gini.
    Berdasarkan data dari BPS, nilai indeks Gini di Indonesia tidak menunjukkan penurunan yang signifikan dalam satu setengah dekade terakhir.
    Pada tahun 2010, indeks Gini tercatat sebesar 0,38. Selanjutnya, selama periode 2011 hingga 2015, angkanya meningkat menjadi 0,41.
    Pada tahun 2016, indeks Gini mulai menurun menjadi 0,40 dan terus mengalami penurunan secara bertahap hingga mencapai 0,38 pada tahun 2024.
    Sayangnya, indeks Gini yang dirilis oleh BPS menggunakan indikator pengeluaran per kapita. Penggunaan indikator pengeluaran memang memiliki sejumlah keterbatasan.
    Di sisi lain, harus diakui bahwa keterbatasan data dengan kualitas yang lebih baik, khususnya untuk indikator pendapatan dan kepemilikan aset, masih menjadi tantangan tersendiri.
    Indeks Gini yang dihitung berdasarkan indikator pengeluaran umumnya menghasilkan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan indeks Gini yang menggunakan variabel pendapatan.
     
    Hal ini selaras dengan temuan Mark Aguiar dan Mark Bils dalam paper berjudul “Has consumption inequality mirrored income inequality?” yang terbit di American Economic Review pada tahun 2015.
    Merujuk berbagai literatur ilmiah, sebagai contoh, Frank Cowell, Stephen Jenkins, atau François Bourguignon, pendapatan rumah tangga terdiri dari berabagai komponen.
    Komponen utama biasanya pendapatan dari gaji atau upah (
    salary income atau wage income
    ). Komponen ini cenderung lebih stabil di sektor formal, terutama bagi pekerja kantoran.
    Sebaliknya, pendapatan dari sektor informal, seperti buruh tani, pekerja lepas, pengemudi ojek, atau pekerjaan harian lainnya, cenderung bersifat fluktuatif dan tidak menentu.
    Komponen lain dari pendapatan rumah tangga mencakup pendapatan bisnis (
    business income
    ), pendapatan investasi (
    investment income
    ), dan pendapatan dari subsidi atau bantuan sosial (
    benefit income
    ). Sementara itu, pajak bisa menjadi komponen yang mengurangi pendapatan.
    Pendapatan bisnis berasal dari aktivitas usaha atau pengelolaan perusahaan yang dijalankan oleh anggota rumah tangga.
    Pendapatan investasi diperoleh dari hasil pengelolaan aset, seperti kepemilikan saham, penyewaan properti, dan bentuk investasi lainnya.
    Sementara itu, pendapatan dari subsidi atau bantuan sosial umumnya berasal dari program bantuan pemerintah, yang terutama ditujukan bagi rumah tangga pada kelompok desil bawah.
    Moritz Kuhn, Moritz Schularick, dan Ulrike Steins menulis paper berjudul “Income and Wealth Inequality in America, 1949-2016” yang terbit di
    Journal of Political Economy
    pada tahun 2020.
    Temuan mereka menunjukkan bahwa kelompok rumah tangga kaya memang memiliki distribusi aset lebih besar daripada kelompok nonkaya.
    Mereka menemukan bahwa ketimpangan kepemilikan aset adalah lebih besar daripada ketimpangan pendapatan.
    Pernyataan ini sejalan dengan komentar Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Nusron Wahid, dalam diskusi di Jakarta Selatan pada 13 Juli 2025.
    Ia mengungkapkan bahwa sebanyak 48 persen dari 55,9 juta hektar tanah bersertifikat di Indonesia dikuasai oleh hanya 60 keluarga.
    Situasi ini menjadi preseden buruk yang memperburuk ketimpangan kepemilikan aset di Indonesia. Bayangkan, dari lebih dari 70 juta rumah tangga di Indonesia, 60 keluarga tersebut hanya mewakili sekitar 0,000086 persen.
    Kepemilikan tersebut umumnya tidak dimiliki atas nama individu, melainkan melalui entitas perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini memiliki struktur kepemilikan berupa pemegang saham.
    Jika ditelusuri hingga ke tingkat pemegang saham utama di perusahaan induk, maka akan terlihat siapa aktor-aktor dominan di balik kepemilikan aset tersebut.
    Jika dikumpulkan di satu tempat, 60 keluarga tersebut bahkan hanya setara dengan satu Rukun Tetangga (RT). Hal ini menunjukkan betapa timpangnya distribusi
    kepemilikan tanah
    di Indonesia.
    Tak mengherankan jika harga tanah dan properti terus meningkat secara signifikan setiap tahun.
    Dalam kondisi seperti ini, mekanisme pasar tidak lagi bekerja secara ideal sebagai ajang pertemuan antara penjual dan pembeli dalam pasar persaingan bebas.
    Akibatnya, akses terhadap kepemilikan rumah menjadi semakin terbatas, dan backlog perumahan pun tetap tinggi karena masih banyak rumah tangga yang belum memiliki rumah.
    Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa ketimpangan kepemilikan aset memiliki tertinggi dibandingkan dengan ketimpangan pendapatan dan ketimpangan pengeluaran.
    Tanah umumnya merupakan aset paling berharga yang dimiliki oleh sebagian besar keluarga di Indonesia.
     
    Sebagai contoh, jika kita meninjau Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dari para pejabat, terlihat bahwa sebagian besar kekayaan mereka berupa harta tidak bergerak dalam bentuk tanah.
    Dari sudut pandang lain, keluarga kelas menengah yang membeli rumah dan tanah melalui sistem kredit juga secara otomatis menempatkan sebagian besar kekayaannya pada aset tersebut.
    Apalagi, saat ini, semakin sulit menemukan rumah dan tanah dengan harga di bawah Rp 1 miliar, yang menunjukkan tingginya nilai aset ini dalam struktur kekayaan rumah tangga. Ini menjadikan akses terhadap kepemilikan tanah dan rumah menjadi lebih sulit.
    Sebagai penutup, Pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi ketimpangan kepemilikan tanah. Tanpa tindak lanjut yang jelas, kondisi ini akan menjadi lebih parah di masa depan.
    Kebijakan yang disusun harus mencerminkan pemerataan kepemilikan tanah, dengan tetap mempertimbangkan rasa keadilan dan nilai inklusif.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ojol Ingin Tetap Jadi Mitra dan Punya Payung Hukum

    Ojol Ingin Tetap Jadi Mitra dan Punya Payung Hukum

    Jakarta: Ratusan pengemudi ojek online yang tergabung dalam Unit Reaksi Cepat (URC) menyuarakan Tritura URC (Tiga Tuntutan Rakyat Aspal) sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakpastian hukum dan narasi yang selama ini dianggap merugikan pengemudi ojol.

    Jenderal Lapangan URC Bergerak, Achsanul Solihin, mengatakan aksi penyampaian pendapat akan dilakukan Kamis, 17 Juli 2025 di kawasan Patung Kuda Jakarta Pusat sebagai keresahan nyata di jalanan.

    “Kami bukan buruh, kami mitra mandiri. Kami menolak regulasi yang memaksa pengemudi masuk dalam sistem kerja subordinatif. Sudah cukup kami diam, sekarang kami bicara,” kata Achsanul dalam keterangan pers, Selasa, 15 Juli 2025.

    Dia menjelaskan dengan slogan ‘Dari Ojol, Oleh Ojol, Untuk Ojol’, URC menegaskan pergerakan mereka adalah murni suara dari bawah. Mereka menyatakan akan terus berjuang hingga pemerintah benar-benar mendengar dan menindaklanjuti aspirasi. 

    Achsanul menyebut pihaknya menolak status ojol sebagai pekerja lantaran bukan karyawan. “Kami adalah mitra mandiri, kami punya hak mengatur jam kerja, memilih order, dan menentukan ritme hidup kami sendiri. Ketika sistem ingin menempatkan kami sebagai buruh, maka yang akan hilang adalah kemerdekaan kami sebagai pengemudi,” jelasnya.
     

    Menurutnya jika berubah status sebagai karyawan, maka ojol akan dibebani aturan sepihak, target yang mengikat, dan berpotensi kehilangan fleksibilitas yang menjadi nilai utama pekerjaan ojek online.

    Achsanul mengatakan saat ini potongan 20 persen dari penghasilan pengemudi sudah berjalan bertahun-tahun dan mereka tidak keberatan dengan skema tersebut. 

    “Kami menolak keras opini publik dan framing sepihak yang menyatakan bahwa pengemudi menuntut pemotongan menjadi 10%. Kami memahami bahwa aplikator harus tetap bertahan dan kami juga harus bertahan, kami adalah mitra yang tidak bisa hidup tanpa satu sama lain,” ungkapnya.

    URC juga meminta presiden mengeluarkan Perppu untuk ojek online agar mempunyai payung hukum.

    “Jangan manfaatkan nama pengemudi untuk kepentingan politik, regulasi, atau kampanye kelompok tertentu. Suara pengemudi asli harusnya datang dari jalanan, bukan dari ruang rapat,” pungkasnya.

    Jakarta: Ratusan pengemudi ojek online yang tergabung dalam Unit Reaksi Cepat (URC) menyuarakan Tritura URC (Tiga Tuntutan Rakyat Aspal) sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakpastian hukum dan narasi yang selama ini dianggap merugikan pengemudi ojol.
     
    Jenderal Lapangan URC Bergerak, Achsanul Solihin, mengatakan aksi penyampaian pendapat akan dilakukan Kamis, 17 Juli 2025 di kawasan Patung Kuda Jakarta Pusat sebagai keresahan nyata di jalanan.
     
    “Kami bukan buruh, kami mitra mandiri. Kami menolak regulasi yang memaksa pengemudi masuk dalam sistem kerja subordinatif. Sudah cukup kami diam, sekarang kami bicara,” kata Achsanul dalam keterangan pers, Selasa, 15 Juli 2025.

    Dia menjelaskan dengan slogan ‘Dari Ojol, Oleh Ojol, Untuk Ojol’, URC menegaskan pergerakan mereka adalah murni suara dari bawah. Mereka menyatakan akan terus berjuang hingga pemerintah benar-benar mendengar dan menindaklanjuti aspirasi. 
     
    Achsanul menyebut pihaknya menolak status ojol sebagai pekerja lantaran bukan karyawan. “Kami adalah mitra mandiri, kami punya hak mengatur jam kerja, memilih order, dan menentukan ritme hidup kami sendiri. Ketika sistem ingin menempatkan kami sebagai buruh, maka yang akan hilang adalah kemerdekaan kami sebagai pengemudi,” jelasnya.
     

     
    Menurutnya jika berubah status sebagai karyawan, maka ojol akan dibebani aturan sepihak, target yang mengikat, dan berpotensi kehilangan fleksibilitas yang menjadi nilai utama pekerjaan ojek online.
     
    Achsanul mengatakan saat ini potongan 20 persen dari penghasilan pengemudi sudah berjalan bertahun-tahun dan mereka tidak keberatan dengan skema tersebut. 
     
    “Kami menolak keras opini publik dan framing sepihak yang menyatakan bahwa pengemudi menuntut pemotongan menjadi 10%. Kami memahami bahwa aplikator harus tetap bertahan dan kami juga harus bertahan, kami adalah mitra yang tidak bisa hidup tanpa satu sama lain,” ungkapnya.
     
    URC juga meminta presiden mengeluarkan Perppu untuk ojek online agar mempunyai payung hukum.
     
    “Jangan manfaatkan nama pengemudi untuk kepentingan politik, regulasi, atau kampanye kelompok tertentu. Suara pengemudi asli harusnya datang dari jalanan, bukan dari ruang rapat,” pungkasnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (PRI)