Topik: Buruh

  • Bos Buruh Ragu Data Serapan Tenaga Kerja, Dinilai ‘Asal Bapak Senang’

    Bos Buruh Ragu Data Serapan Tenaga Kerja, Dinilai ‘Asal Bapak Senang’

    Jakarta

    Serikat buruh protes soal data serapan kerja nasional semester I 2025 yang dipaparkan oleh Kementerian Perindustrian. Data yang dipaparkan Kementerian Perindustrian menyebutkan sejak Januari hingga Juni 2025 serapan tenaga kerja nasional mencapai 303 ribu orang.

    Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, data itu patut diduda hanya untuk ‘Asal bapak senang dan bersifat politis’ yang seolah-olah kondisi dunia ketenagakerjaan baik-baik saja di tengah hantaman gelombang PHK besar-besaran di sektor riil dalam kurun waktu Januari – Juni 2025, terutama PHK di sektor industri tekstil, garmen, elektronik, komponen elektronik, retail, perdagangan mal, hotel, dan sektor padat karya lainnya (labour intensif). Pihaknya mencatat ada sekitar 54.047 buruh yang kena PHK di semester pertama 2025.

    Menurut Said Iqbal, data Kemenperin bertolak belakang dengan data yang disajikan oleh BPJS Ketenagakerjaan yang dalam kurun waktu yang sama menyatakan bahwa jumlah peserta BP Jamsostek menurun. Penurunan ini terjadi akibat banyaknya buruh ter-PHK yang mengambil JHT dan menerima JKP.

    “Bila mengikuti alur pikiran Kemenperin RI, seharusnya peserta BPJS TK jumlahnya bertambah sebanyak 303 ribu orang. Karena setiap orang yang bekerja di sektor formal ketika masuk bekerja maka pada saat itu langsung didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan,” kata Said Iqbal dalam keterangannya, Jumat (8/8/2025).

    “Tetapi kenapa BP Jamsostek menyebut jumlah peserta di kurun waktu Januari hingga Juni 2025 menurun angkanya. Sungguh ini data yang aneh,” lanjutnya bertanya-tanya.

    Presiden Partai Buruh tersebut menduga Kemenperin mencampur adukkan penyajian data serapan tenaga kerja 303 ribu orang dengan menggabungkannya dengan data pekerjaan informal sebagai orang yang bekerja sebagai tenaga kerja yang diserap. Sebab, angkanya tinggi sekali.

    “Misalnya ada orang yang diserap bekerja sebagai Gojek, Grab, Shopee, atau platform lain, bekerja di dapur MBG, pekerja paruh waktu, dan sektor informal lainnya. Inilah patut diduga data 303 ribu orang ini cuma untuk asal bapak senang dan politis,” tegasnya.

    Kalangan buruh menuntut pemerintah untuk menyajikan data tentang lapangan kerja dan secara terbuka, transparan, akuntabel, dan tidak bias. “Jangan membuat seolah-olah negeri ini lapangan kerjanya terbuka luas dengan mudahnya. Padahal kondisi di lapangan berbeda jauh dari harapan,” pungkas Said Iqbal.

    (acd/acd)

  • Ekonomi RI Masih Diselamatkan ‘Warung’, Bukan ‘Gedung Pencakar Langit’

    Ekonomi RI Masih Diselamatkan ‘Warung’, Bukan ‘Gedung Pencakar Langit’

    Jakarta

    HSBC Global Research menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 banyak ditopang dari sektor informal dibandingkan sektor formal. Sektor informal, meliputi berbagai jenis usaha yang tidak terdaftar secara resmi, seperti pedagang kaki lima, buruh harian lepas, hingga pekerja rumah tangga.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 mencapai 5,12%. Angka ini menjadi tertinggi dalam dua tahun dan meningkat dari kuartal sebelumnya sebesar 4,87%.

    Chief Indonesia and India Economist HSBC Global Research, Pranjul Bhandari, mengatakan sektor informal memegang kontribusi besar terhadap lapangan kerja dan konsumsi nasional, masing-masing menyumbang 60% dan 55%.

    Sementara, sektor formal hanya menyumbang 40% tenaga kerja dan 45% terhadap konsumsi nasional. Sektor formal mencakup berbagai usaha yang terdaftar secara resmi, seperti perkantoran di sektor perbankan, manufaktur, kesehatan, hingga pendidikan.

    “Yang kami lihat di 2025, meskipun sektor formal belum menunjukkan perbaikan yang berarti, sektor informal justru mulai membaik,” katanya dalam acara Media Briefing yang disiarkan secara daring, Jumat (8/8/2025).

    Pranjul menjelaskan pertumbuhan sektor informal dapat membaik lantaran adanya pelonggaran kebijakan fiskal dan moneter yang mengalir ke konsumsi. Dengan begitu, dapat mendongkrak daya beli, terutama bagi masyarakat berpendapatan menengah ke bawah.

    “Produksi pertanian juga kuat. Setelah periode El Nino, kini kita masuk ke periode La Nina, dan itu mendukung hasil pertanian serta upah petani. Ditambah lagi, ada peningkatan belanja bantuan sosial dari pemerintah,” katanya.

    “Kita melihat bahwa indikator sektor formal masih lemah, misalnya, penjualan mobil, alat rumah tangga, dan barang konsumsi tahan lama menurun. Tapi indikator sektor informal lebih kuat, belanja makanan, minuman, pakaian, dan barang-barang kebutuhan dasar lainnya mengalami peningkatan,” terang dia.

    (rea/fdl)

  • Buruh Teriak! PHK Tembus 939 Ribu Gegara Impor Murah

    Buruh Teriak! PHK Tembus 939 Ribu Gegara Impor Murah

    Jakarta

    Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) menyebut jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) imbas relaksasi impor dan praktik impor ilegal mencapai 939.038 orang. Angka tersebut tercatat dalam periode Agustus 2024 hingga Februari 2025.

    “Ternyata ada 939.038 pekerja ter-PHK dampak ilegal impor dan relaksasi impor,” ujar Presiden KSPN Ristadi dalam keterangan yang diterima detikcom, Jumat (8/8/2025).

    Data ini mengacu pada Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) milik Badan Pusat Statistik (BPS). Ristadi menjelaskan, pada periode yang sama, penyerapan tenaga kerja hanya tumbuh sebanyak 523.383 orang. Dengan demikian, terjadi pengurangan tenaga kerja sebanyak 415.655 pekerja, paling banyak di sektor tekstil, produk tekstil, dan alas kaki.

    “Untungnya di kuartal II tahun 2025, pertumbuhan industri mencapai 5,68% lebih bagus daripada pertumbuhan ekonomi 5,12% sesuai rilis Kemenperin dan BPS, sehingga PHK melandai karena utilisasi produksi turunnya tidak setajam sebelumnya dan ada investasi baru tumbuh,” tambah Ristadi.

    Meski begitu, Ristadi mengingatkan bahwa ancaman PHK besar masih membayangi apabila barang-barang impor murah terus membanjiri pasar dalam negeri. Ia juga menyoroti turunnya angka konsumsi domestik, termasuk belanja pemerintah terhadap industri barang dan jasa.

    Ristadi pun menyampaikan beberapa tuntutan kepada pemerintah. Pertama, revisi Permendag 8/2024 harus dijalankan secara tegas, khususnya dalam hal pengendalian dan pengetatan impor. Pemerintah juga diminta menutup celah kecurangan oleh oknum importir. Kedua, menindak tegas pelaku impor ilegal dan jaringannya.

    Ketiga, Ristadi mendesak agar belanja pemerintah terhadap produk dalam negeri yang memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) ditingkatkan. Menurutnya, hal ini penting untuk mendorong pergerakan rantai pasok industri nasional dari hulu ke hilir.

    “Peningkatan belanja Pemerintah ini juga akan lebih mendongkrak pertumbuhan ekonomi, sebab berdasar rilis BPS, kontribusi belanja Pemerintah periode berjalan terhadap pertumbuhan ekonomi relatif kecil,” sebut Ristadi.

    Sebelumnya, pada 1 Juni 2025, KSPN Nusantara menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Negara menuntut pemberantasan impor ilegal dan revisi Permendag 8/2024. Puluhan ribu anggota KSPN turun ke jalan karena banyak pekerja terkena PHK, sementara yang masih bekerja pun terancam nasib serupa karena produksi menumpuk di gudang dan pesanan terus menurun.

    (ily/rrd)

  • Seorang Warga Dibunuh OTK di Yahukimo
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        7 Agustus 2025

    Seorang Warga Dibunuh OTK di Yahukimo Surabaya 7 Agustus 2025

    Seorang Warga Dibunuh OTK di Yahukimo
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Personel Satgas Operasi Damai Cartenz sektor Yahukimo merespons kejadian pembunuhan terhadap Yohanes Entamoi (39).
    Sosok warga sipil tersebut ditemukan meninggal dunia dengan luka berat akibat kekerasan senjata tajam di area Kali Merah, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Rabu (6/8/2025).
    Setibanya di lokasi kejadian, tim melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengevakuasi jenazah korban ke RSUD Dekai untuk mendapatkan penanganan medis.
    Hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa korban mengalami sejumlah luka senjata tajam pada leher, wajah, lengan kanan, serta luka sobek di jari telunjuk kiri.
    Yohanes diketahui beralamat di Permukiman Jalur 3 dan bekerja sebagai buruh swasta.
    Dua orang saksi telah memberikan keterangan awal.
    Saksi pertama berinisial G, mengungkapkan bahwa ia dan korban sedang membangun kios di lokasi kejadian ketika tiba-tiba dua orang tak dikenal menyerang mereka.
    “Korban sempat melarikan diri ke belakang rumah, sementara saya berhasil menendang salah satu pelaku sebelum melarikan diri dan meminta pertolongan ke Polres Yahukimo,” ujarnya.
    Saksi kedua, berinisial N, menjelaskan bahwa saat kejadian ia berada di dalam rumah yang berdekatan dengan lokasi pembangunan kios.
    Ia mendengar teriakan minta tolong dan melihat dua orang tak dikenal mengejar tukang ke arah belakang rumah.
    “Salah satu pelaku sempat mengancam saya dengan kapak, namun kemudian kembali mengejar korban. Karena situasi yang mengancam, saya langsung meninggalkan rumah dan melaporkan kejadian ke pihak kepolisian,” jelasnya.
    Dalam proses olah TKP, tim juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa pakaian korban, kacamata, ikat pinggang, topi, dan masker.
    Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Pol Dr Faizal Ramadhani, menegaskan bahwa Polri melalui Satgas Damai Cartenz dan Polres Yahukimo akan mengusut tuntas kasus ini dan tidak mentolerir tindakan kriminal yang mengancam keselamatan masyarakat sipil.
    “Kami sangat prihatin atas kejadian ini. Tim telah diterjunkan untuk mengusut tuntas kasus tersebut dan memastikan pelaku segera ditangkap serta diproses hukum sesuai ketentuan yang berlaku,” tegasnya dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Kamis (7/8/2025).
    Sementara itu, Kepala Satuan Tugas Humas Operasi Damai Cartenz, Kombes Pol Yusuf Sutejo, menambahkan bahwa dalam dua hari terakhir telah terjadi dua aksi kekerasan terhadap masyarakat pendatang di Kota Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan.
    “Pada hari ini, 6 Agustus 2025, seorang warga bernama Yohanes Entamoi, usia 39 tahun, tukang kayu asal Ambon, telah menjadi korban pembacokan di leher yang berujung kematian,” jelasnya.
    Lebih lanjut, Yusuf menyatakan bahwa satu saksi selamat, Gabrielis Lifarius Ratu, berhasil melarikan diri setelah sempat diserang pelaku yang membawa parang dan panah.
    Saksi menyebut ada dua orang tak dikenal (OTK) yang melakukan aksi tersebut dengan posisi siaga dan niat menyerang.
    “Personel satgas operasi damai cartenz, segera merespon ke TKP, mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Umum Dekai dan melaksanakan patrol taktis di sekitar Lokasi kejadian.”
    “Penyelidikan lebih lanjut telah dilakukan untuk mengungkap identitas pelaku dan motif di balik serangan ini,” tutupnya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bank of Englad Pangkas Bunga Acuan ke 4%, Level Terendah 2 Tahun Terakhir

    Bank of Englad Pangkas Bunga Acuan ke 4%, Level Terendah 2 Tahun Terakhir

    Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Inggris (The Bank of England/BoE) memangkas suku bunga acuan ke level paling rendah dalam dua tahun.

    Keputusan tersebut telah diprediksi seiring dengan inflasi yang menyentuh angka 4% di saat pasar tenaga kerja melemah.

    Dilansir Bloomberg pada Kamis (7/8/2025), lima anggota dari Komite Kebijakan Moneter BoE memilih penurunan sebanyak 0,25 poin ke level 4%, sedangkan empat lainnya memilih bertahan.

    Hal itu menyusul perpecahan tiga pihak sebelumnya yang gagal mencapai mayoritas. Ini pun menjadi pertama kalinya dalam 28 tahun sejarah panel di mana dua putaran pemungutan suara diperlukan untuk mencapai hasil yang dapat diterima terkait suku bunga.

    Poundsterling melonjak terhadap dolar setelah keputusan tersebut, naik 0,5% menjadi $1,3428. Obligasi pemerintah Inggris (gilts) melemah, mendorong imbal hasil obligasi dua tahun naik enam basis poin menjadi 3,88% karena pasar uang mengurangi taruhan terhadap besarnya pemotongan suku bunga dari Bank of England (BoE) tahun depan.

    “Itu adalah keputusan yang sangat seimbang,” kata Gubernur Andrew Bailey dalam sebuah pernyataan tertulis. Menurutnya, suku bunga masih berada di jalur penurunan, tetapi setiap pemotongan suku bunga di masa mendatang perlu dilakukan secara bertahap dan hati-hati.

    Sebelum keputusan tersebut, para ekonom memperkirakan akan ada lebih sedikit ruang untuk tidak adanya perubahan. Pemungutan suara yang terpecah-pecah ini menggambarkan besarnya perbedaan pendapat di bank sentral Inggris tentang bagaimana menanggapi tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang melemah, disandingkan dengan lonjakan inflasi yang mengkhawatirkan.

    Sebaliknya, Federal Reserve AS sejauh ini menghindari pemotongan suku bunga tahun ini untuk mengukur tekanan harga prospektif, yang menuai ejekan dari Presiden Donald Trump.

    BOE tetap berpegang pada panduan keseluruhan yang mengarahkan pasar menuju pelonggaran yang lebih bertahap dan hati-hati, serta memperingatkan munculnya kelesuan dalam perekonomian dan menurunnya permintaan tenaga kerja.

    Data pajak menunjukkan bahwa perekonomian Inggris telah kehilangan 185.000 lapangan kerja sejak pemerintahan Partai Buruh mengumumkan rencana untuk menaikkan pajak gaji dan upah minimum bagi para pengusaha.

    Namun, MPC juga menyatakan bahwa risiko kenaikan inflasi telah bergerak sedikit lebih tinggi sejak Mei, khususnya merujuk pada kenaikan tagihan pangan. Para regulator kini memperkirakan inflasi akan mencapai 4% pada September, naik dari puncak yang diprediksi sebelumnya sebesar 3,7%.

  • Kesaksian Pilu Penyintas Bom Hiroshima: Tubuh Cacat-Malu-Dilupakan

    Kesaksian Pilu Penyintas Bom Hiroshima: Tubuh Cacat-Malu-Dilupakan

    Jakarta

    Pada 6 Agustus 1945, pukul 08.15, sebuah bom atom jatuh di langit Hiroshima, Jepang. Saat itu, Lee Jung-soon sedang dalam perjalanan menuju sekolah dasar.

    Nenek berusia 88 tahun itu melambaikan tangannya seolah-olah berusaha mengusir kenangan pahit tersebut.

    “Ayah saya sudah mau berangkat kerja, tapi tiba-tiba dia lari kembali dan menyuruh kami segera mengungsi,” kenangnya.

    “Katanya, jalanan penuh dengan mayat, tapi saya sangat terkejut sampai yang saya ingat hanyalah menangis. Saya terus menangis.”

    Ledakan setara dengan 15.000 ton TNT melanda kota berpenduduk 420.000 orang itu.

    Lee mengatakan tubuh para korban “meleleh hingga hanya mata mereka yang terlihat.”

    Pascaledakan, banyak mayat tidak dapat dikenali karena kondisinya yang sudah rusak.

    Sudah 80 tahun sejak Amerika Serikat meledakkan ‘Little Boy’, bom atom pertama di dunia, di pusat kota Hiroshima.

    Ledakan itu menewaskan sekitar 70.000 orang dalam seketika, sementara puluhan ribu lainnya meninggal dalam beberapa bulan berikutnya akibat radiasi, luka bakar, dan dehidrasi.

    Dampak buruk dari pengeboman Hiroshima dan Nagasaki yang mengakhiri Perang Dunia II dan kekuasaan Jepang di sebagian besar wilayah Asia telah didokumentasikan selama delapan dekade terakhir.

    Namun, satu fakta yang kurang diketahui adalah bahwa sekitar 20% dari korban langsung pengeboman tersebut adalah orang Korea.

    Saat bom dijatuhkan, Korea sudah menjadi koloni Jepang selama 35 tahun.

    Diperkirakan 140.000 orang Korea tinggal di Hiroshima kala itu. Banyak dari mereka berada di sana karena mobilisasi kerja paksa atau untuk bertahan hidup di bawah eksploitasi kolonial.

    Mereka yang selamat dari bom atom dan keturunannya terus hidup dalam bayang-bayang peristiwa mengerikan itu.

    Mereka harus berjuang menghadapi cacat fisik, rasa sakit, dan perjuangan panjang selama puluhan tahun untuk mendapatkan keadilan yang belum terselesaikan.

    Hapcheon dijuluki “Hiroshima-nya Korea” karena banyaknya penyintas bom nuklir yang tinggal di sana setelah perang. (Getty Images)

    “Tidak ada yang mau bertanggung jawab,” kata Shim Jin-tae, penyintas berusia 83 tahun.

    “Baik negara yang menjatuhkan bom, maupun negara yang gagal melindungi kami. Amerika tidak pernah meminta maaf. Jepang pura-pura tidak tahu. Korea pun sama saja. Mereka hanya saling menyalahkan, dan kami dibiarkan sendirian.”

    Shim kini tinggal di Hapcheon, Korea Selatan, sebuah daerah kecil yang dijuluki “Hiroshima-nya Korea” karena telah menjadi rumah bagi puluhan penyintas bom Hiroshima, termasuk dia dan Lee.

    Bagi Lee, keterkejutan pada hari itu tidak memudar. Ledakan itu terukir di tubuhnya sebagai penyakit.

    Ia kini hidup dengan kanker kulit, penyakit Parkinson, dan angina (kondisi akibat aliran darah yang buruk ke jantung yang biasanya menimbulkan nyeri dada).

    Namun, yang lebih berat adalah rasa sakit itu tidak berhenti padanya. Putranya, Ho-chang, yang merawatnya, didiagnosis menderita gagal ginjal dan sedang menjalani cuci darah sambil menunggu transplantasi.

    “Saya yakin ini karena paparan radiasi, tapi siapa yang bisa membuktikannya?” kata Ho-chang Lee.

    “Sulit untuk memverifikasinya secara ilmiah. Anda memerlukan tes genetik yang melelahkan dan mahal.”

    Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea mengatakan kepada BBC, mereka telah mengumpulkan data genetik antara tahun 2020 hingga 2024 dan akan melanjutkan penelitian itu hingga 2029.

    Kementerian akan “mempertimbangkan untuk memperluas definisi korban” ke penyintas generasi kedua dan ketiga hanya “jika hasilnya signifikan secara statistik.”

    Korban tewas dari Korea

    Dari 140.000 orang Korea yang ada di Hiroshima saat pengeboman, banyak di antaranya berasal dari Hapcheon.

    Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dengan sedikit lahan pertanian sehingga sulit untuk bertahan hidup.

    Tanaman disita oleh penjajah Jepang, kekeringan melanda, dan ribuan orang meninggalkan daerah pedesaan itu menuju Jepang selama perang.

    Sebagian dari mereka direkrut secara paksa, sementara yang lain tergiur janji bahwa “Anda bisa makan tiga kali sehari dan menyekolahkan anak-anak Anda.”

    Namun, di Jepang, orang Korea dianggap warga kelas dua. Mereka sering kali diberi pekerjaan yang paling berat, kotor, dan berbahaya.

    Shim mengatakan ayahnya bekerja sebagai buruh paksa di pabrik amunisi, sementara ibunya memalu paku pada peti amunisi kayu.

    Setelah bom atom dijatuhkan, pembagian kerja ini menjadi pekerjaan yang berbahaya dan sering kali berakibat fatal bagi warga Korea di Hiroshima.

    “Pekerja Korea harus membersihkan mayat-mayat itu,” kata Shim, direktur cabang Asosiasi Korban Bom Atom Korea di Hapcheon, kepada BBC Korean.

    “Awalnya mereka menggunakan tandu, tapi jumlah mayat terlalu banyak. Akhirnya, mereka menggunakan pengki untuk mengumpulkan mayat dan membakarnya di halaman sekolah.”

    “Sebagian besar pekerjaan ini dilakukan oleh orang Korea. Sebagian besar pembersihan pasca-perang dan pekerjaan amunisi dilakukan oleh kami.”

    Menurut penelitian dari Gyeonggi Welfare Foundation, beberapa penyintas bom atom dipaksa untuk membersihkan puing-puing dan mengevakuasi jenazah.

    Saat itu, pengungsi Jepang melarikan diri ke tempat sanak saudara mereka, sementara warga Korea yang tidak memiliki ikatan keluarga di sana tetap berada di kota.

    Akibatnya, mereka terpapar radioaktif dan memiliki akses terbatas ke layanan medis.

    Kondisi tersebut, perlakuan buruk, pekerjaan berbahaya, dan diskriminasi struktural berkontribusi pada tingginya angka kematian di kalangan warga Korea.

    Menurut Asosiasi Korban Bom Atom Korea, tingkat kematian di kalangan warga Korea mencapai 57,1%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kematian keseluruhan yang mencapai sekitar 33,7%.

    Sekitar 70.000 warga Korea terpapar bom tersebut. Pada akhir tahun, sekitar 40.000 di antaranya telah meninggal dunia.

    Diabaikan di kampung halaman

    Setelah pengeboman yang mengakhiri Perang Dunia II dan membebaskan Korea dari penjajahan Jepang, sekitar 23.000 penyintas Korea kembali ke kampung halaman. Namun, kepulangan mereka tidak disambut baik.

    Mereka dicap sebagai orang yang cacat atau terkutuk, dan menghadapi prasangka buruk di negara sendiri.

    “Hapcheon sudah memiliki koloni penderita kusta,” jelas Shim.

    “Karena citra itu, orang-orang mengira para penyintas bom juga memiliki penyakit kulit.”

    Shim menambahkan, stigma tersebut membuat para penyintas bungkam tentang penderitaan mereka.

    Ia menyiratkan, “bertahan hidup lebih penting daripada harga diri.”

    Lee mengatakan dia menyaksikan penderitaan itu “dengan mata kepalanya sendiri”.

    “Orang-orang yang luka bakar parah atau sangat miskin diperlakukan dengan sangat buruk,” kenangnya.

    “Di desa kami, beberapa orang memiliki punggung dan wajah yang sangat terluka hingga hanya mata mereka yang terlihat. Mereka ditolak untuk menikah dan dijauhi.”

    Stigma ini membawa kemiskinan dan kesulitan hidup. Setelahnya, muncul penyakit tanpa penyebab yang jelas: penyakit kulit, kondisi jantung, gagal ginjal, kanker.

    Gejalanya ada di mana-mana, tetapi tidak ada yang bisa menjelaskannya.

    Seiring waktu, fokus bergeser ke generasi kedua dan ketiga.

    Han Jeong-sun, generasi kedua penyintas bom Hiroshima, menderita nekrosis avaskular di pinggulnya, sehingga tidak bisa berjalan tanpa menyeret dirinya. Putra pertamanya lahir dengan cerebral palsy.

    “Anak saya tidak pernah berjalan selangkah pun seumur hidupnya,” katanya.

    “Dan mertua saya memperlakukan saya dengan sangat buruk. Mereka berkata, ‘Kamu melahirkan anak cacat dan kamu juga cacat, apakah kamu di sini untuk menghancurkan keluarga kami?’”

    “Masa itu benar-benar seperti di neraka.”

    Selama beberapa dekade, bahkan pemerintah Korea tidak memperhatikan para korban bom Hirashima di negara mereka. Penyebabnya adalah perang dengan Korea Utara dan masalah ekonomi dianggap sebagai prioritas yang lebih utama.

    Baru pada tahun 2019lebih dari 70 tahun setelah pengeboman, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea merilis laporan pencarian fakta pertamanya. Survei itu sebagian besar didasarkan pada kuesioner.

    Menanggapi pertanyaan BBC, kementerian menjelaskan bahwa sebelum tahun 2019, “Tidak ada dasar hukum untuk pendanaan atau investigasi resmi.”

    Namun, dua penelitian terpisah menemukan bahwa korban generasi kedua lebih rentan terhadap penyakit.

    Salah satunya, penelitian pada 2005 yang menunjukkan bahwa korban generasi kedua jauh lebih mungkin menderita depresi, penyakit jantung, dan anemia daripada populasi umum.

    Sementara penelitian lain dari tahun 2013 menemukan bahwa tingkat disabilitas mereka hampir dua kali lipat rata-rata nasional.

    Dalam situasi ini, Han tidak percaya bahwa pihak berwenang terus meminta bukti untuk mengakui dia dan putranya sebagai korban Hiroshima.

    “Penyakit saya adalah buktinya. Cacat anak saya adalah buktinya. Rasa sakit ini diturunkan dari generasi ke generasi, dan itu terlihat,” katanya.

    “Tapi mereka tidak mau mengakuinya. Jadi, apa yang harus kami lakukan, mati begitu saja tanpa pernah diakui?”

    Perdamaian tanpa permintaan maaf

    Baru bulan lalu, pada 12 Juli, para pejabat Hiroshima mengunjungi Hapcheon untuk pertama kalinya dan meletakkan bunga di sebuah monumen peringatan.

    Meskipun mantan Perdana Menteri Jepang, Yukio Hatoyama, dan tokoh-tokoh swasta lainnya pernah datang ke kota itu, ini adalah kunjungan resmi pertama oleh pejabat Jepang yang sedang menjabat.

    “Sekarang pada 2025, Jepang berbicara tentang perdamaian. Tapi perdamaian tanpa permintaan maaf tidak ada artinya,” kata Junko Ichiba, aktivis perdamaian Jepang yang telah menghabiskan sebagian besar hidupnya mengadvokasi korban Hiroshima asal Korea.

    Dia menunjukkan bahwa para pejabat yang berkunjung tidak menyebutkan atau meminta maaf atas bagaimana Jepang memperlakukan orang Korea sebelum dan selama Perang Dunia Kedua.

    Meskipun beberapa mantan pemimpin Jepang telah menyampaikan permintaan maaf dan penyesalan mereka, banyak warga Korea Selatan menganggap sentimen ini tidak tulus atau tidak cukup tanpa pengakuan formal.

    Ichiba mencatat bahwa buku-buku pelajaran di Jepang masih menghilangkan sejarah masa lalu kolonial Korea serta korban bom atomnya.

    Ia mengatakan bahwa “ketidakjelasan ini hanya memperdalam ketidakadilan.”

    Ini menambah apa yang banyak orang pandang sebagai kurangnya akuntabilitas yang lebih luas atas warisan kolonial Jepang.

    Heo Jeong-gu, direktur divisi dukungan Palang Merah, mengatakan, “Masalah-masalah ini harus ditangani selagi para penyintas masih hidup. Untuk generasi kedua dan ketiga, kita harus mengumpulkan bukti dan kesaksian sebelum terlambat.”

    Bagi para penyintas seperti Shim, ini bukan hanya soal kompensasi tapi tentang pengakuan.

    “Ingatan lebih penting daripada kompensasi,” katanya. “Tubuh kami mengingat apa yang kami alami. Jika kami lupa, itu akan terjadi lagi. Dan suatu hari, tidak akan ada orang yang tersisa untuk menceritakan kisah ini.”

    Tonton juga video “Hiroshima-Nagasaki Setelah Serangan Bom Atom AS pada 1945” di sini:

    (ita/ita)

  • Terbakar Cemburu, Buruh Gudang Beras Bunuh Kekasih di Lampung
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Agustus 2025

    Terbakar Cemburu, Buruh Gudang Beras Bunuh Kekasih di Lampung Regional 6 Agustus 2025

    Terbakar Cemburu, Buruh Gudang Beras Bunuh Kekasih di Lampung
    Tim Redaksi
    LAMPUNG, KOMPAS.com
    – Seorang buruh gudang beras membunuh kekasihnya sendiri karena cemburu buta, setelah sang pacar menjalin hubungan asmara dengan lelaki lain.
    Korban tewas akibat luka sayatan senjata tajam.
    Kepala Satreskrim Polresta Bandar Lampung, Kompol Faria Arista, mengatakan peristiwa itu terjadi di mes gudang Bulog, Kecamatan Sukabumi, pada Senin (4/8/2025) sekitar pukul 16.30 WIB.
    Pelaku bernama Ridwan (39) telah menyerahkan diri dan mengakui membunuh kekasihnya yang bernama Siska (32).
    “Motif perbuatan tersangka adalah cemburu karena korban diduga telah berselingkuh,” kata Faria di Mapolresta Bandar Lampung, Rabu (6/8/2025) pagi.
    Peristiwa ini berawal saat pasangan yang sudah berpacaran selama dua tahun itu bertengkar di dalam kamar korban sebelum kejadian.
    Tersangka yang makin tersulut emosinya lantas mengambil celurit.
    Korban sempat melawan dan berusaha merebut celurit itu hingga mengakibatkan jari-jari korban terluka.
    “Pelaku kemudian menjambak rambut korban, lalu menggorok leher korban, dan korban meninggal di lokasi kejadian,” katanya.
    Usai membunuh, pelaku langsung pergi mengendarai sepeda motor dan menyerahkan diri ke Polsek Sukarame.
    Kombes Pol Alfret menambahkan bahwa celurit yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban biasanya digunakan pelaku untuk memotong rumput untuk makan peliharaan kelincinya yang berada di belakang mes.
    Akibat perbuatannya tersebut, pelaku dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan atau subsider Pasal 351 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman pidana mati atau hukuman penjara seumur hidup, atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun kurungan penjara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • DEN Sebut Mayoritas Pemain Judol Bergaji Kecil-Tinggal di Area Kumuh

    DEN Sebut Mayoritas Pemain Judol Bergaji Kecil-Tinggal di Area Kumuh

    Jakarta

    Mudahnya akses bermain judi online (judol) menyebabkan kegiatan haram tersebut tumbuh subur di Indonesia. Latar belakang pemainnya cukup beragam, mulai dari anak muda, orang tua, hingga kelas sosial tertentu.

    Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Firman Hidayat mengatakan, fenomena judi online sebenarnya terjadi di banyak negara. DEB telah memetakan profil para penjudi yang menurutnya sesuai dengan data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

    “Jadi kalau dilihat dari negara-negara lain, penjudi online itu yang ilegal, rata-rata adalah pria, paruh gitu ya, tapi mereka mulainya biasanya muda. Kalau di Swedia itu bahkan di umur 19, bahkan 50 sudah mulai gitu kan,” ujarnya dalam Katadata Policy Dialogue di Hotel Luwansa di Jakarta, Selasa (5/8/2025).

    Menurut Firman, penjudi online rata-rata merupakan pekerja lapangan atau buruh, atau dikenal juga dengan istilah blue collar. Dengan kata lain mereka memiliki pendapatan yang rendah serta tinggal di area-area yang relatif kumuh.

    “Pekerjaannya blue collar gitu kan. Rata-rata kejadian atau studi di negara lain, sama orangnya berasal dari kelompok yang pendapatannya rendah, area-area yang relatif kumuh dan lain-lainnya,” tuturnya.

    Berdasarkan data PPATK, 70,07% kategori penjudi adalah mereka yang berpenghasilan rendah atau Rp 5 juta ke bawah. Firman juga mengungkap rata-rata penjudi adalah mereka yang sudah menikah.

    “Dan yang mungkin belum ada di data-datanya PPATK adalah rata-rata kan mereka menikah. Sehingga banyak sekali kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di kasus-kasus di negara lain. Bahkan ada satu penghitungan di Australia, sebenarnya cost terbesarnya bukan cost ekonomi, cost terbesarnya adalah kekerasan dalam rumah tangga,” bebernya.

    Dari studi yang dilakukan di Hong Kong, 20% penjudi cenderung memiliki keinginan melakukan bunuh diri. Sementara di Swiss angkanya mencapai 78%, beriringan dengan gejala depresi, penggunaan narkotika, dan hal-hal negatif lainnya.

    Tak hanya mempengaruhi mental, judi juga bisa mengganggu produktivitas pekerjaan. Studi di Hong Kong menyebut 62% responden yang merupakan pemain judi menyebut produktivitas mereka menjadi berkurang. Tak hanya itu, penjudi juga rawan terlilit utang.

    “Ini 16 kali kemungkinan mereka berhutang. Dan ini juga sangat berkorelasi dengan keinginan bunuh diri tadi. Jadi ketika penjudi itu terlilit utang, semakin besar kemungkinan mereka melakukan bunuh diri,” tutupnya.

    (ily/kil)

  • Mentrans-Menaker Kerja Sama Tingkatkan Kualitas Calon Transmigran

    Mentrans-Menaker Kerja Sama Tingkatkan Kualitas Calon Transmigran

    Jakarta

    Kementerian Transmigrasi bersama Kementerian Ketenagakerjaan melakukan kerja sama dalam rangka meningkatkan kualitas calon transmigran. Melalui kerja sama ini, calon-calon transmigran kelak bisa memanfaatkan Balai Pelatihan Tenaga Kerja yang tersebar di berbagai daerah, untuk meningkatkan keterampilan mereka.

    “Kami ingin calon transmigran menjalani pelatihan terlebih dahulu agar mereka memiliki keterampilan dan sertifikasi yang dapat digunakan untuk bekerja di sektor industri. Misalnya, pelatihan las bersertifikat dapat menghasilkan gaji hingga Rp 17 juta per bulan,” kata Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara dalam keterangan tertulis, Selasa (5/8/2025).

    Hal ini disampaikannya dalam pertemuan dengan Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli pada Senin (4/8).

    Dengan bekal keterampilan industri serta sertifikasi resmi yang mendukung, ia berharap para calon transmigran dapat lebih siap masuk ke dunia kerja, baik dalam negeri maupun luar negeri.

    “Pentingnya kolaborasi lintas kementerian untuk mengubah persepsi publik terhadap transmigrasi. Transmigrasi hari ini bukan sekadar perpindahan penduduk, tapi penciptaan pusat ekonomi berbasis industri dan investasi. Untuk itu, SDM transmigran harus unggul dan siap kerja,” tambah Iftitah.

    “Kami ingin transmigran tidak hanya menjadi buruh, tapi juga pemilik. Ini sejalan dengan arahan Presiden agar rakyat menjadi pemilik utama ekonomi,” tegas Iftitah.

    Pertemuan ini juga menyepakati pentingnya penyusunan nota kesepahaman (MoU) antar kementerian sebagai dasar kerja sama yang berkelanjutan.

    Sebagai tindak lanjut, Kementerian Transmigrasi akan membentuk tim kerja bersama dengan Kemnaker untuk mengembangkan model pelatihan yang lebih responsif terhadap kebutuhan industri dan karakteristik kawasan transmigrasi.

    Sementara itu, Yassierli mengatakan pihaknya siap mendukung peningkatan kualitas para calon transmigran.

    “Kemenaker siap menurunkan langsung para instruktur ke kawasan-kawasan transmigrasi guna meningkatkan kualitas SDM transmigran,” paparnya.

    Adapun pelatihan teknik kejuruan akan dilakukan di balai-balai pelatihan milik Kemnaker yang tersebar di berbagai wilayah seperti Bali, Fakfak, Biak, Kerom, Sorong, dan Merauke.

    Balai-balai ini telah memiliki fasilitas pelatihan di bidang teknik listrik, pengelasan, pertanian, tata busana, hingga teknologi informasi. Instruktur dari balai-balai ini rencananya akan dilibatkan langsung untuk melatih calon transmigran.

    (akd/akd)

  • Heboh 3.200 Perakit Jet Tempur Boeing Mogok Kerja, Ada Apa?

    Heboh 3.200 Perakit Jet Tempur Boeing Mogok Kerja, Ada Apa?

    Washington DC

    Lebih dari 3.200 anggota serikat pekerja yang merakit jet-jet tempur Boeing di area St Louis, yang ada di negara bagian Missouri, dan di negara bagian Illinois, Amerika Serikat (AS), melakukan aksi mogok kerja pada Senin (4/8) waktu setempat.

    Mogok kerja ini dilakukan setelah ribuan pekerja itu menolak tawaran kontrak kedua yang disampaikan sehari sebelumnya.

    Boeing Defense dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Senin (4/8/2025), mengatakan bahwa pihaknya siap menghadapi aksi penghentian kerja dan akan menerapkan rencana kontingensi yang melibatkan para pekerja non-buruh.

    Menurut perusahaan Boeing Defense, kontrak empat tahun yang ditolak itu akan menaikkan upah rata-rata sekitar 40 persen dan mencakup kenaikan upah umum sebesar 20 persen, serta bonus ratifikasi sebesar US$ 5.000 (Rp 81,9 juta).

    Tawaran kontrak itu juga mencakup peningkatan kenaikan gaji berkala, lebih banyak waktu liburan, dan cuti sakit.

    “Kami kecewa karena para karyawan kami di St Louis menolak tawaran yang mencakup pertumbuhan upah rata-rata sebesar 40 persen,” kata wakil presiden Boeing dan manajer umum fasilitas St Louis, Dan Gillian, dalam pernyataannya.

    Tawaran itu sebagian besar sama dengan tawaran pertama yang ditolak secara mayoritas sekitar seminggu sebelumnya.

    Namun Ketua Distrik 837 pada Asosiasi Pekerja Mesin dan Dirgantara Internasional, Tom Boelling, dalam pernyataan terpisah mengatakan bahwa para anggota serikatnya “berhak mendapatkan kontrak yang mencerminkan keterampilan, dedikasi, dan peran penting mereka dalam pertahanan negara kita”.

    Para pekerja yang tergabung dalam serikat Distrik 837 bertugas merakit jet tempur F-15 dan jet tempur F/A-18, jet T-7 Trainer, dan drone MQ-25 buatan Boeing. MQ-25 merupakan drone pengisian bahan bakar di udara yang sedang dikembangkan untuk Angkatan Laut AS.

    Sementara itu, CEO Boeing Kelly Ortberg terkesan meremehkan dampak mogok kerja tersebut ketika berbicara dengan para analis membahas pendapatan kuartal kedua. Dia menekankan bahwa perusahaan telah mengatasi mogok kerja selama tujuh pekan yang terjadi tahun lalu, yang dilakukan oleh serikat Distrik 751, yang memproduksi pesawat komersial di Northwest dan memiliki 33.000 anggota.

    “Saya tidak akan terlalu khawatir tentang implikasi mogok kerja ini. Kami akan mengatasinya,” ucapnya.

    Mogok kerja oleh serikat Distrik 751 berakhir dengan persetujuan kontrak empat tahun yang mencakup kenaikan upah sebesar 38 persen.

    Lihat juga Video ‘Uji Kebolehan Helikopter-Jet Tempur F-16 saat Latgab Keris Woomera’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)