Topik: BOS

  • George Sugama Halim Anak Bos Toko Roti Bikin Netizen Kepo dan Geram

    George Sugama Halim Anak Bos Toko Roti Bikin Netizen Kepo dan Geram

    Jakarta

    Pencarian soal George Sugama Halim anak bos toko roti Lindayes di Cakung, Jakarta Timur, sedang naik-naiknya. Netizen dibuat geram dengan kasus penganiayaan karyawati di toko milik ayahnya tersebut.

    Kini, George Sugama telah ditetapkan sebagai tersangka. George mengaku khilaf melakukan penganiayaan yang menyebabkan kepala korban (DAD) bocor. Kasus ini dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Timur pada 18 Oktober 2024.

    Di media sosial X, ‘No Viral No Justice‘ masuk trending topic dengan lebih dari 14.900 tweet saat berita ini ditulis. Kebanyakan dari cuitan dengan kata kunci tersebut mengomentari kasus George Sugama.

    “No Viral No Justice. Karena manusia itu tempatnya salah dan khilaf, wajarlah manusia bukan nabi boy… Wartawan:”Bang kok khilah berkali-kali bang”,” sindir @_bangbework.

    “Tampang si kebal hukum “George Sugama Halim” berbaju tahanan. Selamat #MimpiIndah. No Viral No Justice 🤟,” tulis @_zhyme.

    “Ngaku Khilaf tapi melakukannya berkali-kali.. Ngarang aja kau George Sugama Halim!!!” ujar @PaltiWest2024.

    Selain itu, komentar terkait George Sugama juga memenuhi kolom komentar di bawah artikel di detikcom. Kebanyakan juga merasa kesal.

    “Baru bisa kabur ke Sukabumi sudah sesumbar kebal hukum,” kata Chepot Rempong di kolom komentar detikcom.

    “Semoga di jadikan sebagai tersangka, nantinya terus tidak misalnya keputusan tidak terbukti menganiaya, atau bebas demi hukum karena terganggu jiwanya, tegakkan hukum seadil adilnya sesuai hukum yang berlaku,” harap Mr Hoe.

    Menelusuri Google Trends, ada 13 queries yang masuk kategori ‘Breakout’. Beberapa di antaranya ‘roti lindayes’, ‘anak bos toko roti’, sampai ‘toko roti cakung’.

    Sementara itu, dari grafik empat jam terakhir, terlihat pencarian naik signifikan. Kemungkinan ini terjadi saat perkembangan kasus penganiayaan oleh George Sugama kepada karyawati di toko roti mulai naik lagi di media.

    Dari grafik empat jam terakhir di Google Trends, terlihat pencarian naik signifikan. Kemungkinan ini terjadi saat perkembangan kasus penganiayaan oleh George Sugama kepada karyawati di toko roti mulai naik lagi di media. Foto: Google Trends

    Sebelumnya diberitakan bahwa korban DAD dianiaya lantaran menolak permintaan George Sugama Halim untuk mengantarkan makanan ke kamar pribadinya. Padahal, itu bukan job desk-nya.

    Kasus ini viral di media sosial. Terlihat dalam rekaman video George melemparkan loyang hingga kursi berkerangka besi kepada korban.

    (ask/rns)

  • Cerita Ayu Sering Alami Kekerasan Dari Anak Bos Toko Roti Jaktim: Pernah Dilempar Meja Tapi Tak Kena – Halaman all

    Cerita Ayu Sering Alami Kekerasan Dari Anak Bos Toko Roti Jaktim: Pernah Dilempar Meja Tapi Tak Kena – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Korban penganiayaan anak bos toko roti, Dwi Ayu Darmawati mengaku dirinya tidak hanya sekali mengalami kekerasan dari George Sugama Halim.

    Bahkan sebelum kejadian ini, dirinya pernah dilempar meja oleh pelaku.

    Hal itu diungkap Dwi Ayu saat rapat dengar pendapat bersama Komisi III DPR RI, Jakarta, Selasa (17/12/2024).

    Mulanya, Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman bertanya kepada Dwi apakah pelaku pernah melakukan hal yang serupa.

    Dwi mengatakan ia pernah mendapat kekerasan serupa pada September 2024.

    Saat itu, ia dilempar meja tetapi tidak mengenai tubuhnya.

    “Di situ dia lempar saya pakai tempat solasi tetapi kena kaki saya, terus dia lempar saya pakai meja tapi enggak kena,” kata Dwi.

    Ia mengatakan tindakannya itu dilakukan anak atasannya itu karena merasa kebal hukum.

    Namun, tindakan kekerasan itu hanya banyak terjadi kepada dirinya.

    “Kalau ke karyawan yang lain dari mulut aja,” ucapnya.

    Diberitakan sebelumnya, anak pemilik toko roti di Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, George Sugama Halim (GSH),  ditangkap pihak kepolisian di Hotel Anugerah, Sukabumi, Jawa Barat pada Senin (16/12/2024) dini hari.

    George merupakan terlapor kasus dugaan penganiayaan terhadap karyawati toko roti, Dwi Ayu Darmawati (DAD) pada 17 Oktober 2024.

    Setelah dilakukan pemeriksaan, George ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh kepolisian.

    Polisi menjerat George dengan Pasal 351 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Penganiayaan.

    Ia terancam hukuman penjara paling lama lima tahun.

    Saat dihadirkan dalam konferensi pers, George mengaku khilaf telah menganiaya korban berinisial D (19).

    Ia juga menangis dan menundukkan kepala ketika mendapat pertanyaan menyesali perbuatannya atau tidak.

    “Saya khilaf,” ucap George di Polres Metro Jakarta Timur.

    George enggan menjawab saat ditanya alasan meminta korban mengantarkan makanan ke kamarnya.

    “No comment,” kata George.

  • Suara Bergetar Korban Cerita Dianiaya George Sugama Halim Anak Bos Roti

    Suara Bergetar Korban Cerita Dianiaya George Sugama Halim Anak Bos Roti

    loading…

    Dwi Ayu Darmawati (DAD) menghadiri Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (17/12/2024). Foto/YouTube TV Parlemen

    JAKARTA – Dwi Ayu Darmawati (DAD) menghadiri Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (17/12/2024). Dia menceritakan detik-detik peristiwa penganiayaan yang dilakukan George Sugama Halim anak bos roti tempatnya bekerja di Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur terhadapnya.

    Di hadapan anggota legislator yang membidangi penegakan hukum itu, ia menceritakan peristiwa nahas yang menimpa dirinya. Dengan suara bergetar, ia memulai cerita kala George Sugama Halim datang ke toko roti pada pukul 21.00 WIB pada 17 Oktober 2024. “Si pelaku dari luar masuk ke dalam toko, terus duduk di sofa,” kata Dwi.

    Selanjutnya, George memesan makanan lewat marketplace. Lalu, makanan yang dipesan pun tiba. “Di situ dia nyuruh saya nganterin makanannya ke kamar pribadinya. Terus di situ saya nolak, karena di situ bukan tugas saya juga, makanya saya nolak,” tuturnya.

    Namun, ia mengatakan bahwa George marah dan melempari dirinya dengan patung, bangku, hingga mesin EDC. Melihat kejadian itu, sang adik pelaku langsung menariknya dari pandangan George.

    “Terus karena HP sama tas saya masih di dalam, akhirnya saya balik lagi ke dalam, tapi saya malah dilempari lagi pakai kursi, akhirnya saya kabur ke belakang, tempatnya banyak oven, di situ saya enggak bisa ke mana-mana, akhirnya saya dilempari lagi pakai barang-barang, terus yang endingnya di situ saya dilempar pakai loyang kue, sampai kepala saya berdarah,” ungkapnya.

    “Terus ya mungkin dia sudah melihat darah, terus dia kabur ke belakang, baru saya bisa kabur keluar toko,” imbuhnya.

    Dia mengaku, George kerap bersikap kasar kepadanya. Sebelum kejadian yang membuat kepalanya bocor, George juga sempat memaki-maki dan mengaku kebal hukum.

    “Ada hal lain juga, sebelum kejadian ini dia juga pernah ngatain saya miskin, terus dia juga sempat ngomong, ‘orang miskin kayak lo enggak bisa masukin gue ke penjara, gue nih kebal hukum.’ Dia sempat ngomong kayak gitu,” ungkap DAD.

    “Terus saya di situ mau resign, tapi ditahan sama adiknya si pelaku. Akhirnya kita, saya dan karyawan yang lain, saya minta untuk bikin perjanjian, kalau saya enggak mau nganterin makanan si pelaku lagi,” tambahnya.

    (rca)

  • Bos Instagram Keluhkan AI Bikin Bikin Medsos Susah Dipercaya

    Bos Instagram Keluhkan AI Bikin Bikin Medsos Susah Dipercaya

    Jakarta

    Bos Instagram Adam Mosseri mewanti-wanti pengguna agar tidak langsung percaya gambar yang mereka lihat di media sosial. Semua gara-gara kecerdasan buatan (AI).

    Dalam deretan postingannya di Threads, Mosseri membeberkan tak semua gambar yang diposting di media sosial bisa dipercaya. Utamanya karena ada konten yang dibuat oleh AI, dan konten tersebut bisa saja terlihat sangat nyata.

    Oleh karena itulah Mosseri mewanti-wanti pengguna agar mempertimbangkan banyak hal sebelum mempercayai konten yang dilihatnya di medsos. Misalnya, mempertimbangkan sumber konten tersebut, dan, platform medsos semestinya bisa membantu pengguna dalam mempertimbangkan hal itu.

    “Peran kami sebagai platform internet adalah untuk sebaik mungkin menandai konten yang dibuat oleh AI,” kata Mosseri.

    Namun ia mengakui bahwa akan ada beberapa konten yang terlewat untuk diberi label. Untuk itulah platform medsos semestinya bisa memberikan konteks siapa yang membagikan konten tersebut, sehingga pengguna bisa menentukan apakah konten tersebut bisa dipercaya.

    Begitu juga dengan jawaban-jawaban yang diberikan oleh chatbot, dan semestinya pengguna juga tak serta merta percaya pada jawaban yang diberikan oleh mesin pencari berbasis AI, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Selasa (17/12/2024).

    Jawaban tersebut juga mesti diverifikasi dari berbagai sumber yang bisa dipercaya. Dan, sayangnya saat ini platform dari Meta — termasuk Instagram — juga tak bisa memberikan konteks seperti yang dimaksud oleh Mosseri.

    Namun memang Meta baru-baru ini memberikan bocoran mengenai perubahan besar yang akan dilakukan dalam aturan untuk konten mereka.

    Apa yang dijelaskan oleh Mosseri ini sebenarnya lebih mirip dengan fitur Community Notes yang ada di X, ataupun fitur sejenis yang ada di YouTube dan juga Bluesky. Mungkin Meta dalam waktu dekat akan memberikan fitur sejenis di platformnya.

    (asj/rns)

  • George, Anak Bos Toko Roti di Cakung Dikenal Tempramental, Kerap Rusak dan Lempar Barang Saat Emosi – Halaman all

    George, Anak Bos Toko Roti di Cakung Dikenal Tempramental, Kerap Rusak dan Lempar Barang Saat Emosi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – George Sugama Halim, anak bos toko roti di Cakung, Jakarta Timur disebut kerap melampiaskan emosinya dengan melempar barang-barang.

    Karyawan yang bekerja di toko roti orang tuanya kerap menjadi sasaran emosi George Sugama Halim.

     
    “Ada memang lebih dari satu kali. Dia emosi dan melampiaskan kemarahannya dengan merusak barang-barang yang ada di TKP ataupun melukai,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly di Jakarta Timur, Selasa (17/12/2024).

    Namun, polisi tidak merinci adanya pegawai lain selain Dwi Ayu Darmawati (19) yang menjadi korban tindak penganiayaan George.

    Dari hasil pemeriksaan diketahui bila ada karyawan toko kue yang berada di lokasi saat George mengamuk, maka karyawan dapat menjadi sasaran amuk tersangka.

    “Kalau ada karyawan di situ yang berhadapan dengan dia bisa juga terkena emosinya yang bersangkutan. Kalau dari hasil keterangan para saksi (pelaku temperamental), seperti itu,” ujarnya.

    George Sugama Halim ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan setelah dilaporkan Dwi Ayu Darmawati.

    Polisi diketahui menangkap George Sugama Halim di Hotel Anugerah, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (16/12/2024) sekitar pukul 00.00 WIB.

    Ketika ditangkap, George tidak melakukan perlawanan, dia tampak baru bangun tidur. 

    Kemudian George pun digiring dari tempat persembunyiannya ke Polres Metro Jakarta Timur untuk dilakukan pemeriksaan.

    Setelah menjalani pemeriksaan George ditetapkan menjadi tersangka dengan jerat Pasal 351 ayat 1 KUHP, dan atau Pasal 351 ayat 2 KUHP, UU Nomor 1 tahun 1946.

    Saat dihadirkan dalam konferensi pers, George mengaku khilaf telah menganiaya korban berinisial D (19).

    Ia juga menangis dan menundukkan kepala ketika mendapat pertanyaan menyesali perbuatannya atau tidak.

    “Saya khilaf,” ucap George di Polres Metro Jakarta Timur.

    George enggan menjawab saat ditanya alasan meminta korban mengantarkan makanan ke kamarnya.

    “No comment,” kata George.

    Korban Dwi Ayu mengatakan aksi penganiayaan yang dilakukan George sudah berulang kali.

    Hal ini yang membuat dirinya tidak tahan hingga melapor ke pihak kepolisian.

    Dwi Ayu pun mengungkap bila George sempat menyatakan dirinya tidak bisa diseret ke penjara.

    “Sebelum kejadian ini saya pernah dilempar meja, tapi tidak mengenai saya dan saya dikatain babu dan orang miskin, dia merendahkan saya dan keluarga saya. Dia juga sempat ngomong ‘orang miskin kaya lu nggak bakal bisa masukin gua ke penjara gua kebal hukum’,” kata Dwi Ayu saat dihubungi, Minggu (15/12/2024).

    Lalu, aksi penganiayaan itu mencapai puncaknya pada Kamis (17/10/2024) lalu.

    Kala itu, pelaku meminta korban untuk mengantarkan pesanan makanannya.

    Namun permintaan itu ditolak oleh Dwi Ayu karena tengah bekerja.

    Apalagi, permintaan itu bukan masuk dari tugasnya dan sudah ada perjanjian dengan adik pelaku jika dia tak mau melakukan apa yang disuruh George.

    Bahkan, George juga menelepon ibunya yang merupakan bos korban soal penolakan yang dilakukan korban.

    Saat itu, ibu George malah mendukung korban dan meminta agar membawa makanan itu sendiri.

    Meski demikian, saat itu pelaku malah mengamuk hingga melakukan penganiayaan.

    Korban dilempar menggunakan beberapa barang termasuk kursi hingga membuat kepala korban bocor. 

    “Akhirnya setelah saya tolak berkali-kali dia marah dan melempar saya pakai patung batu, kursi, meja, mesin bank dilakukan berkali-kali dan semua barang yang dilempar oleh si pelaku semua kena tubuh saya,” katanya. 

    “Setelah saya dilempari barang di situ bapaknya pelaku narik saya dan suruh saya pulang tapi tas dan HP saya masih tertinggal. Di dalam pas saya mau ambil tas dan HP saya di situ saya dilempari lagi pakai kursi berkali-kali akhirnya saya kabur dan terpojok tidak bisa kemana-mana,” imbuhnya. 

    Selain dirinya, Dwi pun menyebut ada korban lain yang juga merupakan karyawan yang diperlakukan serupa oleh George.

    Bahkan, beberapa orang pun memutuskan untuk berhenti bekerja.

    Untuk itu, Dwi meminta agar kasusnya bisa diselesaikan secara cepat oleh pihak kepolisian agar ada efek jera untuk George dan tidak menimbulkan korban lain.

    (Tribunjakarta.com/ Bima Putra/ Tribunnews.com/ Reynas)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul George Sugama Halim Kerap Ngamuk Lempar Barang di Toko: Jika Ada Pegawai, Langsung Jadi Korban

  • George Mengaku Khilaf Aniaya Pegawai Toko Roti, Kabur ke Sukabumi karena Ancaman Dibakar – Halaman all

    George Mengaku Khilaf Aniaya Pegawai Toko Roti, Kabur ke Sukabumi karena Ancaman Dibakar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polres Metro Jakarta Timur menetapkan anak pemilik toko roti di Cakung, Jakarta Timur, George Sugama Halim (35) sebagai tersangka.

    Kasus penganiayaan terjadi pada Kamis (17/10/2024) dan dilaporkan pada Jumat (18/10/2024).

    Selama dua bulan, polisi tak melakukan penangkapan dan baru menetapkan tersangka setelah video penganiayaan viral.

    George Sugama Halim ditangkap saat berada di sebuah hotel di Sukabumi, Jawa Barat pada Minggu (15/12/2024).

    Keberadaan George diketahui penyidik dari orangtuanya.

    Saat dihadirkan dalam konferensi pers, George mengaku khilaf telah menganiaya korban berinisial D (19).

    Ia juga menangis dan menundukkan kepala ketika mendapat pertanyaan menyesali perbuatannya atau tidak.

    “Saya khilaf,” ucap George di Polres Metro Jakarta Timur.

    George enggan menjawab saat ditanya alasan meminta korban mengantarkan makanan ke kamarnya.

    “No comment,” kata George.

    Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, mengatakan George dan keluarga pergi ke Sukabumi karena mendapat ancaman melalui WhatsApp.

    “Beliau (George Sugama) ke Sukabumi itu bersama kedua orangtuanya dalam rangka yang pertama, menghindari karena rasa takut ada ancaman-ancaman dan mau dibakar dan sebagainya yang masuk ke nomor HP dari orangtuanya.”

    “Jadi merasa ketakutan, terancam nyawanya,” bebernya, Senin (16/12/2024).

    Selain itu, George dibawa ke Sukabumi untuk menjalani pengobatan kejiwaan.

    “Di Sukabumi itu ada pengobatan-pengobatan, tempat pengobatan orang-orang yang dianggap kelainan, sedikit kelainan gitu. Jadi tujuannya ke Sukabumi untuk itu,” lanjutnya.

    Terkait rumor George kebal hukum, Kombes Nicolas Ary membantahnya dan tak menemukan di BAP yang ditulis korban.

    “Pelapor menyampaikan hal itu (George Sugama kebal hukum) di BAP, tidak ada sama sekali. Jadi kami tidak bisa berasumsi bahwa itu benar terjadi atau tidak. Karena nanti kami akan meminta keterangan lanjutan,” jelasnya.

    Jalani Tes Kejiwaan

    Beredar kabar George memiliki keterbelakangan mental sehingga emosinya tak terkendali.

    Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, menyatakan George akan menjalani pemeriksaan psikologi untuk mengetahui keterbelakangan kecerdasan Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ).

    “Terkait dengan pertanyaan bahwa yang bersangkutan punya, yang beredar di masyarakat itu, kami akan melakukan pemeriksaan lanjutan terkait dengan psikologis daripada tersangka ini,” ucapnya, Senin (16/12/2024).

    Informasi mengenai keterbelakangan mental George diunggah di akun Instagram toko roti milik orang tuanya @lindayespatisserieandcoffee.

    Dalam unggahan tersebut, pihak toko roti menyatakan George tidak memiliki jabatan apapun.

    George disebut sudah berulang kali melakukan kekerasan ke pegawai, saudara, bahkan ibu kandungnya.

    “Beliau merupakan anak pemilik, namun memiliki keterbelakangan kecerdasan lQ dan EQ yang sudah pernah dites.”

    “Memang, bahkan bukan hanya terjadi kepada saudari (karyawan berinisial D), melainkan juga kepada pemilik (orangtua) dan saudaranya.” 

    “Pemilik wanita pernah mengalami patah tulang lengan dan memar akibat dibanting oleh pelaku. Adik laki-laki pelaku juga pernah mengalami luka di kepala yang juga dialami pegawai berinisial D.” 

    “Namun, sulit bagi seorang ibu, sejelek-jeleknya anaknya untuk diproses hukum karena kasih sayang seorang ibu, walaupun ia yang menjadi korban sekali pun,” tulis manajemen toko roti.

    Terancam 5 Tahun Penjara

    Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan penahanan George dilakukan sejak Senin (16/12/2024).

    “Sudah di-BAP sebagai tersangka dan pada hari ini kita melakukan penahanan terhadap saudara tersangka GSH,” paparnya, Senin, dikutip dari TribunJakarta.com.

    Sejumlah barang bukti yang diamankan yakni patung, loyang kue, mesin EDC, dan kursi yang dilemparkan ke kepala korban.

    Hasil visum yang dikeluarkan RS Polri Kramat Jati juga menjadi alat bukti yang menguatkan kasus penganiayaan.

    “Dan penyidik sudah melakukan VeR dan selanjutnya barang bukti yang disita oleh penyidik antara lain yang pertama adalah kursi, patung, mesin EDC dan juga loyang,” tukasnya.

    Motif penganiayaan lantaran tersangka kesal permintaannya mengantar makanan ke kamar tak dipenuhi D.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan korban, tersangka sudah berulang kali melakukan aksi kekerasan kepada para pegawai.

    “Tersangka merasa kesal, dan terjadi argumentasi, dan mengakibatkan korban makin emosi dan selanjutnya melakukan penganiayaan terhadap korban atau pelapor itu sendiri,” pungkasnya.

    Akibat perbuatannya, George dapat dijerat Pasal 351 ayat 1 KUHP, dan atau Pasal 351 ayat 2 KUHP, UU Nomor 1 tahun 1946 tentang Hukum Pidana dengan ancaman pidana di atas 5 tahun penjara.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul George Sugama Halim Anak Bos Toko Roti yang Aniaya Karyawati di Jaktim Resmi Jadi Tersangka

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Bima Putra/Annas Furqon) (Kompas.com/Baharudin)

  • Cek Cara Buat Gambar Pakai Meta AI di Aplikasi WhatsApp – Page 3

    Cek Cara Buat Gambar Pakai Meta AI di Aplikasi WhatsApp – Page 3

    Untuk diketahui, Meta kian agresif menjadikan asisten AI sebagai bagian penting dalam aplikasinya dan tampaknya upaya tersebut mulai terbayar. Pasalnya, Meta AI kini punya banyak pengguna di seluruh dunia.

    Dalam video yang diunggah di Instagram pribadinya, Founder sekaligus Bos Meta, Mark Zuckerberg, menyebut kalau Meta AI kini dipakai oleh hampir 600 juta pengguna aktif bulanan.

    “Meta AI ditargetkan jadi asisten AI paling banyak dipakai di dunia hingga akhir 2024,” kata Zuckerberg dalam video yang ia unggah di akun Instagram @zuck.

    Zuck pun mempersilakan pengguna yang belum pernah menjajal Meta AI untuk mencobanya, terutama Meta AI dengan perintah suara.

    Capaian 600 juta pengguna itu terbilang cukup cepat, padahal, Meta AI baru debut sekitar November tahun lalu. Perkembangannya cukup pesat karena pada Oktober ini, jumlah penggunanya sudah mencapai lebih dari 500 juta user.

    Mark Zuckerberg juga mengatakan, peningkatan jumlah pelanggan ini tidak lepas dari perilisan model bahasa open source Llama 3.3 70B terbaru Meta yang membuat Meta AI kian pintar dan kontekstual.

    Menurut Meta, sebagaimana dikutip The Verge, Minggu (8/12/2024), model teks baru ini memiliki performa yang mirip dengan model Llama 3.1 405B, namun biayanya jauh lebih efisien.

  • George Sugama Halim Anak Bos Toko Roti Aniaya Pegawai tapi Takut Dibakar

    George Sugama Halim Anak Bos Toko Roti Aniaya Pegawai tapi Takut Dibakar

    loading…

    Polisi telah menahan George Sugama Halim (GSH) sebagai tersangka kasus penganiayaan karyawati toko roti inisial DAD. Foto/Danandaya Arya Putra

    JAKARTA – Polisi telah menahan George Sugama Halim (GSH) sebagai tersangka kasus penganiayaan karyawati toko roti inisial DAD. Tersangka sebelum ditahan sempat pergi ke Sukabumi karena takut diancam ingin dibakar.

    Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly menyebut tersangka pergi ke Sukabumi bersama kedua orang tuanya. “Menghindari karena rasa takut ada ancaman-ancaman dan mau dibakar dan sebagainya, yang masuk ke nomor HP WA dari orang tua, jadi merasa ketakutan, terancam nyawanya. Jadi mereka mengambil keputusan untuk ke Sukabumi,” kata Nicolas dalam konferensi pers di Polres Metro Jakarta Timur, Senin (16/12/2024).

    Tujuan lain tersangka pergi ke Sukabumi karena juga ingin menjalani pengobatan. “Informasi bahwa di Sukabumi itu ada pengobatan-pengobatan, tempat pengobatan orang-orang yang dianggap kelainan, sedikit kelainan gitu. Jadi tujuannya ke Sukabumi untuk itu,” sambungnya.

    Sementara itu, kasus penganiayaan ini terjadi karena George yang meminta korban untuk mengantarkan makannya ke kamarnya. Namun permintaan itu ditolak korban yang akhirnya membuat tersangka kesal.

    “Terkait dengan rasa kesal itu karena pada saat di TKP, tersangka meminta kepada korban untuk mengantar makanannya ke kamar pribadi si tersangka,” tuturnya.

    “Dan si korban menolak karena itu bukan pekerjaan saya untuk mengantar makanan ke kamar pribadi daripada tersangka itu,” sambungnya.

    Polisi menyebut, alasan permintaan tersangka tidak dilaksanakan, karena korban menganggap mengantar makanan bukanlah tugasnya ketika dia bekerja.

  • Sejumlah Karyawan Toko Roti Lindayes Mengundurkan Diri Buntut Penganiayaan George Sugama Halim – Halaman all

    Sejumlah Karyawan Toko Roti Lindayes Mengundurkan Diri Buntut Penganiayaan George Sugama Halim – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Toko roti Lindayes di Jalan Raya Penggilingan, Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, kini sepi pembeli.

    Pantauan Tribunnews.com di lokasi, pada Senin (16/12/2024), Toko Roti Lindayes tak banyak didatangi pembeli.

    Toko roti itu tersebut berada di sisi Jalan Raya Penggilingan, tepatnya di seberang klinik. 

    Toko roti Lindayes jadi viral setelah kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan anak pemilik toko roti dan kue Lindayes  bernama George Sugama Halim (35).

    George Sugama Halim sudah ditangkap polisi setelah  melakukan penganiyaan terhadap pegawainya, Dwi Ayu Darmawati (DAD) pada 17 Oktober 2024 lalu.

    Pegawai Mengundurkan Diri

    Tak hanya sepi pembeli, sejumlah  pegawai di toko roti itu juga memilih resign atau mengundurkan diri.

    Suasana di toko kue Lindayes cabang Cakung ini tergolong sepi.

    Sejak pukul 12.00 hingga 14.30 WIB, hanya terlihat dua orang pembeli.

    Bagian dalam toko didominasi cat hijau tua.

    Dari pintu masuk dapat terlihat, di ruangan sebelah kiri terdapat 5 meja yang masing-masing memiliki empat kursi, dan diperuntukkan bagi pelanggan yang ingin menyantap langsung di tempat.

    Kemudian, di ruangan sebelah kanan merupakan tempat etalase-etalase berisi berbagai varian roti dan kue diletakkan.

    Mulai dari roti kecil hingga kue yang kerap digunakan untuk perayaan hari ulang tahun seseorang tersedia di toko ini.

    Adapun di seberang pintu masuk adalah meja kasir.

    Di balik meja kasir terdapat pintu yang mengarah ke bagian dapur dan kantor toko Lindayes.

     Saat itu, ada sebanyak 7 pegawai yang sedang mengemas roti-roti pesanan untuk diantar ke pelanggan.

     Empat dari tujuh pekerja merupakan pegawai baru.

    Para pegawai baru tersebut mengenakan seragam kemeja putih dan celana hitam. Keempatnya merupakan pegawai perempuan.

    Seorang pegawai Toko roti Lindayes mengungkapkan, ada beberapa karyawan yang mengundurkan diri atau resign setelah kejadian penganiayaan yang diduga dilakukan anak pemilik toko, GSH, terhadap seorang karyawati berinisial DA, yang berlangsung dua bulan sebelum kasus tersebut viral di media sosial.

    “Ini beberapa karyawan baru masuk menggantikan yang keluar kemarin. Jadi, setelah kejadian itu memang banyak yang resign,” kata seorang pegawai pria yang mengenakan kemeja warna biru muda kepada Tribunnews.com.

    Ia membenarkan kasus dugaan penganiayaan terjadi di toko Lindayes cabang Cakung ini.

    Namun, pria tersebut enggan menceritakan lebih lanjut soal kronologi kejadian yang melibatkan anak pemilik toko tersebut, lantaran saat kejadian dia tidak berada di lokasi.

    Toko kue Lindayes tidak hanya menerima pembelian secara langsung, tapi juga melalui layanan telepon dan pesan antar, serta beberapa pedagang keliling menggunakan motor inventaris toko yang dipasang boks berlogo toko Lindayes.

    Pegawai pria tersebut mengatakan, penjualan di toko roti Lindayes tergolong stabil, setelah ditimpa kabar buruk yang viral di media sosial perihal kasus yang melibatkan anak dari pemilik toko tersebut.

    Digeruduk Massa

    Sekira pukul 14.45 WIB, rombongan anggota Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) terlihat menggeruduk toko Lindayes. 

    Warga sekitar toko kue dan roti Lindayes cabang Cakung berhamburan keluar dari rumah atau pun toko yang tak jauh dari toko Lindayes.

    Ada belasan orang dalam rombongan aksi dari FSPMI tersebut.

    Beberapa di antara mereka ada yang menggunakan mobil komandi aksi dan motor. 

    Mereka mengenakan seragam bertuliskan FSPMI.

    Aksi tersebut hanya berlangsung sekira 10 menit, sebelum rombongan FSPMI bergegas meninggalkan bagian depan toko roti dan kue Lindayes.

    Seorang orator dari dalam mobil komando aksi menyampaikan, FSPMI mengecam keras tindakan yang dilakukan anak pemilik toko Lindayes terhadap seorang karyawati itu.

    Dia mengingatkan juga kepada warga sekitar untuk membela hak-hak para pekerja.

    “Kami mengecam keras tindak kekerasaan yang dilakukan oleh anak pemilik toko roti Lindayes, yang semena-mena dengan melemparkan bangku kepada karyawati. seorang pekerja, seorang buruh yang mana telah kita ketahui buruh tersebut adalah seorang buruh perempuan,” kata orator menggunakan pengeras suara.

    Sementara itu, suasana sepi pembeli juga terasa di toko roti Lindayes cabang Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Senin (16/12/2024).

    Interior outlet toko Lindayes di Kelapa Gading lebih mewah daripada cabang Cakung.

    Toko roti itu buka di ruko berlantai tiga.

    Lantai satu toko berisi berbagai varian roti, kue-kue, dan es krim gelato bermacam rasa. Kasir dan beberapa meja dan bangku juga ada di ruangan yang berbentuk persegi panjang tersebut.

    Dinding ruangan lantai satu menggunakan wallpaper bermotif batu alam, yang dipadukan dengan cat warna putih.

    Ornamen-ornamen khas Hari Raya Natal terlihat terpasang di sejumlah bagian ruangan.

    Kemudian, lantai dua toko digunakan sebagai ruangan non-smoking. Meja dan kursi di ruangan ini lebih banyak daripada di lantai satu toko.

    Selanjutnya, lantai tiga toko berupa rooftop dan smoking area, yang memungkinkan pelanggan untuk makan di tempat dengan suasana semi outdoor.

    Hanya terdapat seorang pegawai pria di toko roti Lindayes outlet Kelapa Gading. Ia bertugas menjadi pramusaji sekaligus kasir di toko itu.

    “Saya baru kerja tiga minggu kurang lebih di sini,” ungkap pegawai pria itu.

    Katanya, Senin ini, penjualan roti dan kue di outlet Kelapa Gading sepi. Baru ada satu pembeli sejak toko buka, pada pagi hingga pukul 16.00 WIB.

    George Sugama Halim (GSH) diduga telah menganiaya karyawati bernama Dwi Ayu Darmawati (DAD; 19 th) yang bekerja di toko roti milik orang tuanya di Cakung, Jakarta Timur.

    Peristiwa ini bermula saat GSH meminta D mengantarkan makanan pesanannya. Namun, D menolak permintaan tersebut karena sedang bekerja dan tugas itu bukan tanggung jawabnya.

    D juga mengacu pada perjanjian dengan adik GSH bahwa dirinya tidak wajib menuruti perintah GSH. 

    Bahkan, GSH sempat mengadukan penolakan itu kepada ibunya, yang merupakan bos korban.

    Namun, sang ibu justru membela D dan meminta GSH untuk membawa makanan itu sendiri.

    Reaksi tersebut membuat GSH marah besar.

    Dalam video yang beredar luas di media sosial, GSH tampak membentak D dan juga melakukan kekerasan fisik.

    Awalnya, GSH memutar-mutar kursi beroda yang ada di dekatnya, kemudian mendorong kursi itu ke arah D. 

    Setelah D menghindar, GSH mengangkat kursi tersebut dan melemparkannya hingga menghantam tubuh D. 

    Tak berhenti di situ, GSH mengambil mesin Electronic Data Capture (EDC; perangkat untuk pembayaran non-tunai) di meja dan melemparkannya ke kepala D, yang menyebabkan luka.

    Video berdurasi kurang dari satu menit itu menuai reaksi keras dari masyarakat. 

    Warganet mengecam tindakan penganiayaan tersebut dan mendesak pihak Kepolisian segera menangkap GSH untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

    Pelaku Baru Ditangkap Setelah Dua Bulan Laporan dan Viral di Medsos

    George Sugama Halim (GSH; 35 th) selaku tersangka akhirnya ditangkap oleh tim gabungan Polres Metro Jakarta Timur dan Polda Metro Jaya di Anugrah Hotel Sukabumi, Cikole, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (16/12/2024) dini hari.

    Penangkapan George itu juga tidak terlepas setelah roang tua tersangka memberitahukan lokasi keberadaan George. 

    George beralasan, dia bersama keluarga pergi ke luar kota dengan alasan menenangkan diri. 

    Setelah dilakukan pemeriksaan di Mapolres Metro Jakarta Timur, akhirnya George pun ditahan di Rutan Polres Metro Jakarta Timur pada Senin malamnya.

    Penanganan kasus penganiayaan ini dinilai sejumlah pihak terbilang lambat. Sebab, Dwi Ayu Darmawati (DAD; 19 th) selaku korban telah membuat laporan kepolisian ke Polsek Cakung, Jakarta Timur, pada 18 Oktober 2024 atau sehari setelah kejadian penganiayaan.

    Dan pihak Polres Metro Jakarta Timur punya alasan sendiri versinya soal itu.

    Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, penyidik mulai menindaklanjuti laporan kasus penganiayaan tersebut sejak November 2024.

    Lilipaly menyebut, pada penyelidikan awal, penyidik Polres Metro Jakarta Timur memeriksa korban dan para saksi kasus tersebut.

    Hal ini disampaikan Lilipaly menjawab tudingan publik yang menganggap polisi lambat menangani kasus ini dan baru mulai bekerja usai video penganiayaan George terhadap DAD viral di media sosial.

    “Kan ada tahapan-tahapan, ada SOP yang harus dilakukan oleh penyidik. SOP dalam tahap penyelidikan itu apa? Tahap penyidikan itu apa? Itu kan harus dilalui,” kata Lilipaly di Polres Metro Jakarta Timur, Senin (16/12/2024).

    Adapun DAD mengalami penganiayaan oleh George pada 17 Oktober 2024. Dia membuat laporan polisi (LP) di Polsek Cakung keesokan harinya atau 18 Oktober 2024. 

    “Karena laporannya ke kami bukan karena kasus viral, laporannya seperti pidana umum biasa. Jadi, karena laporan ke kami itu pidana umum biasa, maka tindakan penyidik adalah melakukan langkah-langkah sesuai yang diatur SOP,” kata dia.

    Menurut Lilipaly, langkah penyidik telah sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana.

    “Kami tidak bisa loncat (langsung menangkap George). Itu sudah berjalan, sudah sebulan lebih (laporan polisi), baru viral,” ucap dia.

    Pada pemeriksaan awal saat George masih berstatus saksi, Lilipaly menekankan, DAD tidak menyertakan video penganiayaan pelaku seperti yang belakangan viral di media sosial.

    “Itu tidak disampaikan oleh pelapor kepada penyidik. Itu dari awal. Nah penyidik tahu viral ini baru, ‘oh ini ternyata ada video, kenapa dia tidak mau sampaikan kepada kami?’,” ujar Lilipaly.

    “Laporan ini sesuai dengan pidana umum biasa, tanpa ada kasus-kasus viral berawalnya, sehingga kami melaksanakan tindakan sesuai dengan SOP yang diatur dalam Perkap dan Perkabareskrim,” kata dia lagi.

    Jika penyidik langsung menangkap George tanpa menyelidiki terlebih dahulu, kata Lilipaly, polisi justru bisa “dihantam balik” habis-habisan oleh pengacara.

    “Karena semua itu kan azas praduga tak bersalah, yang kita harus junjung tinggi. Equality before the law, yang juga kami harus jujur. Dan SP2HP itu sudah kami kirim sebenarnya. Satu kali yang sudah kami kirim,” pungkas dia. (Tim Tribunnews.com/Kompas.com)

     

     

  • IPW Apresiasi Polisi Tangkap Anak Bos Toko Roti Penganiaya Karyawati

    IPW Apresiasi Polisi Tangkap Anak Bos Toko Roti Penganiaya Karyawati

    Jakarta

    Polisi menangkap George Sugama Halim yang menganiaya karyawati toko roti di Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur (Jaktim). Indonesia Police Watch (IPW) mengapresiasi kinerja polisi.

    “Tindakan Polres Jakarta Timur yang akhirnya menangkap tersangka George Sugama yang menganiaya pekerja di tempat orang tuanya bekerja adalah patut diapresiasi,” ujar Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso kepada wartawan, Senin (16/12/2024).

    Menurutnya, konflik-konflik berbasis perbedaan tingkat ekonomi antara majikan dan buruh adalah konflik yang harus diatasi dengan keberpihakan kepada masyarakat kecil. Hal ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto kepada polisi beberapa hari yang lalu.

    “Tindakan penangkapan ini adalah satu pertanda yang baik,” lanjutnya.

    Sugeng mengatakan saat ini Polri perlu menunjukkan keberpihakan dan berada di sisi rakyat. Dia mengatakan Polri sudah semestinya melindungi rakyat kecil.

    “Sudah waktunya Polri menunjukkan bahwa Polri membela rakyat seperti yang diarahkan oleh Presiden Prabowo di rapat Kasatwil Polri bahwa Polri harus membela rakyat-rakyat kecil, rakyat miskin, sesungguhnya di situlah jati diri Polri, yaitu polisi yang melindungi rakyat,” tutur Sugeng.

    “Saat ini setelah fakta dan bukti dikumpulkan, kemudian dilakukan gelar perkara maka penyidik Satreskrim Polres Metro Jaktim telah menetapkan GSH sebagai tersangka,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Senin (16/10).

    George dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan. George terancam hukuman 5 tahun penjara.

    (isa/jbr)