Topik: BOS

  • Diduga Gelapkan Dana Konser Kpop, Bos Mecimapro Melani Jadi Tersangka

    Diduga Gelapkan Dana Konser Kpop, Bos Mecimapro Melani Jadi Tersangka

    Bisnis.com, JAKARTA — Polda Metro Jaya telah menetapkan Direktur PT Melani Citra Permata alias Mecimapro, Fransiska Dwi Melani sebagai tersangka kasus dugaan penggelapan dana investor konser grup K-pop Twice di Jakarta.

    Kasubid Penerangan Masyarakat Bid Humas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan Fransiska ditetapkan sebagai tersangka setelah pihaknya menemukan dua alat bukti yang cukup.

    “Untuk yang bersangkutan sudah ditahan, berarti sudah tersangka,” kata Reonald saat dikonfirmasi, Kamis (30/10/2025).

    Reonald menambahkan, berkas kasus dugaan penipuan ini telah diserahkan penyidik ke Kejaksaan untuk proses tahap I. 

    Namun jika belum dinyatakan lengkap maka penyidik kepolisian bakal menambah kekurangan berkas tersebut sesuai petunjuk jaksa.

    “Kasus tersebut sudah di tahap 1 oleh penyidik, sudah kirim berkas sedang diteliti oleh jaksa mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah P21. Kalau masih ada kekurangan P19 lagi, mudah mudahan P21,” pungkasnya.

    Sekadar informasi, dilaporkan oleh PT Media Inspirasi Bangsa (MIB) selaku investor dalam acara musik K-pop Twice pada 2023. Laporan Polisi ini teregister dengan Nomor LP/B/187/I/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA pada 10 Januari 2025.

    Adapun kasus ini bermula saat pelapor dan terlapor bekerja sama dalam perhelatan konser musik dari grup K-pop Twice di Jakarta pada (23/12/2023). Hanya saja kerja sama ini tidak berjalan mulus dan telah menyebabkan kerugian finansial terhadap pelapor.

    Dalam catatan Bisnis, Fransiska Melani merupakan salah satu pendiri Mecima Pro. Dia menggawangi posisi sebagai pendiri dan Project Director dari promotor acara musik tersebut. 

    Bukan pendatang baru, Mecima Pro sudah berdiri sejak 2015 dan sudah dikenal sering membawa berbagai band K-Pop ke Jakarta, seperti Day 6, Stray Kids, ZeroBaseOne, Ive, dan masih banyak lagi.

  • Bos BI Pede Indonesia Siap Jadi Negara Digital Tercepat di Dunia

    Bos BI Pede Indonesia Siap Jadi Negara Digital Tercepat di Dunia

    Liputan6.com, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi salah satu negara dengan ekonomi digital tercepat dan terbesar di dunia pada 2030.

    Dia menuturkan, sinergi kebijakan nasional yang diperkuat melalui ajang Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) dan Indonesia Financial Summit & Expo (IFSE) akan menjadi motor utama akselerasi transformasi digital.

    “Ini pertama kali kita melakukan acara event terbesar di Indonesia di era ekonomi keuangan digital, yaitu sinergitas antara FEKDI dan IFSE. Yang ini insya Allah akan menjadi dukungan konkret kita, sinergi kebijakan nasional, yang tentu saja menjadi kunci untuk mengakselerasi transformasi digital Indonesia,” kata Perry dalam acara FEKDI dan IFSE 2025, di JCC, Jakarta, Kamis (30/10/2025).

    Ia menegaskan, digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain. Melalui kebijakan terintegrasi dan kerja sama lintas sektor, Indonesia berpeluang besar menjadi pemimpin regional dalam ekonomi digital.

    “Alhamdulillah dalam waktu lima tahun terakhir ini, Indonesia one of the fastest growing ekonomi keuangan digital,” ujarnya.

    Fondasi Digital Kuat Berkat QRIS

    Perry menilai, keberhasilan transformasi digital Indonesia tidak lepas dari implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2019 yang dikeluarkan Bank Indonesia.

    Salah satu tonggak pentingnya adalah lahirnya QRIS, standar pembayaran digital nasional yang kini digunakan oleh hampir 60 juta pengguna, termasuk 40 juta pelaku UMKM.

    “Alhamdulillah QR Indonesia Standard menyelamatkan Indonesia dari Covid karena membantu distribusi bantuan sosial dan semuanya. Sekarang QR Indonesia Standard sudah hampir 60 juta pengguna, di antaranya 40 juta itu UMKM,” ujarnya.

  • Menkeu Purbaya Minta Himbara Tak Salurkan Kredit ke Konglomerat, Ini Kata Bos OJK

    Menkeu Purbaya Minta Himbara Tak Salurkan Kredit ke Konglomerat, Ini Kata Bos OJK

    Liputan6.com, Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menanggapi pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang mengingatkan lima bank Himbara agar tidak menyalurkan dana kredit sebesar Rp 200 triliun kepada kalangan konglomerat.

    Mahendra menyatakan, kinerja dan penyaluran dana perbankan menjadi bagian dari pengawasan yang juga dilihat langsung oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan.

    “Saya rasa kalau update mengenai kinerja itu langsung dilihat oleh pihak pemerintah, Kementerian Keuangan,” ujar Mahendra saat ditemui usai menghadiri acara FEKDI dan IFSE 2025, di JCC, Jakarta, Kamis (30/10/2025).

    Meski enggan berkomentar lebih jauh, Mahendra menegaskan, OJK terus memantau kinerja industri perbankan nasional, termasuk penyaluran kredit oleh bank-bank milik negara (Himbara), agar tetap sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

    “Jadi, saya tidak akan masuk pada mengomentari apa yang tentu menjadi kewenangan dari pemerintah untuk masuk ke situ,” ujarnya.

    Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengingatkan agar penyaluran kredit senilai Rp 200 triliun oleh bank-bank Himbara tidak difokuskan kepada konglomerat, tetapi mengalir ke sektor produktif dan pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM).

    “Sebetulnya kita minta ke perbankan yang simpan dana itu, jangan anda kasih ke konglomerat,” ujar Purbaya di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa, 28 Oktober 2025.

    Realisasi Penyaluran Dana Rp 200 Triliun

    Sebelumnya, Menkeu Purbaya melaporkan realisasi penyerapan dana pemerintah yang disalurkan kepada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) terus meningkat. Dana tersebut disalurkan untuk memperkuat likuiditas serta mendukung pembiayaan produktif.

     

  • Bos BI Perry Warjiyo: BI Fast Jadi Sistem Pembayaran Termurah di Dunia

    Bos BI Perry Warjiyo: BI Fast Jadi Sistem Pembayaran Termurah di Dunia

    Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) akan menerbitkan BI Floating Rate Note (BI-FRN) sebagai underlying asset bagi penerbitan surat berharga terbaru lainnya. 

    Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juli Budi Winantya mengatakan, BI-FRN bakal menjadi instrumen moneter lain setelah adanya Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

    “Akan ditambah instrumen moneter ini dengan BI-FRN untuk memperkaya instrumen, untuk memperdalam pasar. Tapi SRBI-nya sendiri sebagai instrumen moneter tetap ada,” ujar Juli dalam sesi pelatihan wartawan BI di Bukittinggi, Sumatera Barat, Jumat (24/10/2025).

    Merespons pernyataan itu, Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menambahkan, BI-FRN masuk ke dalam rencana bank sentral untuk memperluas eligble asset dalam operasi moneter. 

    Denny tidak menyebut secara spesifik kapan surat berharga baru tersebut akan diterbitkan. Namun, pengumumannya rencana dilakukan awal November 2025 nanti.  

    “Jadi kalau selama ini underlying asset Bank Indonesia bisa ada SRBI, kemudian ada Surat Berharga Negara (SBN), sekarang kita akan coba perluas ke surat berharga lain yang berkualitas tinggi. Bentuknya seperti apa, nanti disampaikan,” bebernya. 

    “Tapi niatnya, bagaimana perluasan ini bisa terus mendukung pendalaman pasar keuangan di Indonesia, yang pada gilirannya nanti bisa mendukung terus berkembangnya sektor riil melalui peningkatan pemberian kredit,” tutur dia. 

     

  • Wall Street Melemah Tertekan Komentar Bos The Fed Soal Suku Bunga

    Wall Street Melemah Tertekan Komentar Bos The Fed Soal Suku Bunga

    Jakarta, Beritasatu.com – Mayoritas indeks saham utama di Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Rabu (29/10/2025) waktu setempat. Padahal, Dow Jones Industrial Average sempat menembus rekor tertinggi di awal sesi sebelum akhirnya berbalik turun.

    Dikutip dari CNBC International, pelemahan terjadi setelah Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memberi sinyal bahwa bank sentral kemungkinan tidak akan kembali memangkas suku bunga lagi tahun ini atau pada Desember 2025.

    Indeks Dow Jones turun 74,37 poin (0,2%) ke level 47.632, setelah sempat menguat lebih dari 300 poin. S&P 500 juga melemah tipis ke 6.890,59, sementara Nasdaq Composite justru naik 0,55% ke rekor tertinggi baru 23.958,47, didorong lonjakan saham Nvidia.

    Sebelumnya, The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25% ke kisaran 3,75%-4,00%, menjadi pemangkasan kedua sepanjang tahun. Namun, komentar Powell menepis ekspektasi pasar akan adanya pemangkasan tambahan pada Desember.

    “Dalam rapat kali ini, terdapat perbedaan pandangan cukup kuat terkait langkah Desember. Pemangkasan lebih lanjut belum menjadi kepastian,” ujar Powell.

    Pernyataan tersebut memicu kenaikan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kembali di atas 4%, menekan saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga, termasuk Costco, McDonald’s, Visa, dan Mastercard.

    Analis menilai pernyataan Powell menggambarkan adanya ketegangan internal di tubuh The Fed, antara pejabat yang mendukung pelonggaran agresif dan mereka yang masih mewaspadai risiko inflasi.

    Michael Rosen, Chief Investment Officer Angeles Investments, menilai pasar terlalu optimistis. “Inflasi masih di atas target The Fed, sementara kebijakan moneter saat ini relatif longgar,” jelasnya.

    Sementara itu, saham Nvidia melanjutkan reli dengan kenaikan 3,1%, mendorong kapitalisasi pasarnya menembus US$ 5 triliun, menjadi perusahaan AS pertama yang mencapai level tersebut. Reli ini diperkuat oleh kabar investasi US$ 1 miliar di Nokia asal Finlandia.

    Investor kini menunggu laporan kinerja dari anggota lain kelompok magnificent seven, termasuk Alphabet, Meta, Microsoft, Apple, dan Amazon, yang hasilnya diyakini akan menentukan arah pasar selanjutnya.
     

  • Bos MMIX Ungkap Strategi, Jajaki Peluang Ekspor & Optimalkan Produksi

    Bos MMIX Ungkap Strategi, Jajaki Peluang Ekspor & Optimalkan Produksi

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Multi Medika International Tbk (MMIX) atau MMI berupaya meningkatkan kapasitas produksi, sehingga dapat terus menghasilkan produk yang berkualitas. Founder & CEO MMIX Mengky Mangarek mengatakan, sebagai produsen popok bayi, perusahaan dapat memproduksi 800 popok per menit.

    Perusahaan juga dapat meningkatkan utilisasi  hingga mendekati 1.000 popok per menit. Dengan kata lain, MMI dapat menghasilkan hampir 150 juta popok per bulan atau 1,8 miliar popok per tahun dalam satu line.

    “Kita akan kembangkan sampai 10 line. Jadi kalau kita memang 10-an, berarti kita yang tercepat dan teradvance di dalam dunia ini. Tapi kita lihat kapasitas kita, bahkan kelebihan kapasitas kita, kita bisa ekspor. Karena dengan kapasitas kita yang cepat, dan kita juga menggabungkan teknologi ini, tidak mungkin dan yang kedua, kita akan membuat SAP sheet pertama di Indonesia, sehingga tidak perlu impor,” ujar dia dalam Road to CNBC Indonesia Awards 2025 ‘Best Consumer and Retail’, Rabu (29/10/2025).

    Dia melanjutkan, pihaknya mendukung program pemerintah berupa penerapan TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) serta sertifikasi halal. Di samping itu, ekosistem pembuatan produknya juga di Indonesia, termasuk bahan baku hingga sumber daya manusia (SDM).

    Meskipun produksinya dalam jumlah besar, proses pengecekan kontrol kualitasnya sangat ketat. Setiap sample produk dilakukan uji laboratorium sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

    “Apakah sesuai dengan standar kita. Baik kebocoran, tingkat toksisitas, dan tidak ada penyimpangan. Kita menggunakan dengan teknologi yang tinggi dari zaman ini. Setiap saat kita periksa dengan teliti, dari batch per batch, maupun dari secara berkelan secara continue. Apalagi dengan high speed ini, tidak boleh ada room for error sebenarnya, sangat kecil,” terang dia.

    MMI juga telah menjajaki potensi ekspor, dan tengah melakukan pendekatan dengan calon pembeli dari Jepang, Korea, hingga Amerika. Menurutnya pasar ekspor cukup menjanjikan di tengah perang tarif China dan Amerika, sehingga produk Indonesia bisa lebih kompetitif secara harga dan kualitas.

    “Karena China dan Amerika tidak stabil dan impor kadang-kadang naik, turun. Sedangkan Indonesia beruntung, kita ada zero tarif untuk bahan baku yang dari Amerika,” jelasnya.

    Salah satu produk yang potensial diekspor adalah popok dewasa. Sebab, Jepang dan Korea sedang mengalami fase aging population yang artinya banyak penduduk usia tua di kawasan tersebut.

    “Kenapa tidak adult diaper kita berhasil? Dan kita akan menjajaki seperti itu dan ada beberapa yang sudah melakukan kontak dan untuk menanyakan sampel kita,” tandas dia.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Komen Tak Terduga Bill Gates soal ChatGPT Diungkap Bos Microsoft

    Komen Tak Terduga Bill Gates soal ChatGPT Diungkap Bos Microsoft

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Microsoft Satya Nadella mengungkap cerita di balik keputusan besar perusahaan itu berinvestasi ke OpenAI, pembuat ChatGPT. Ternyata, pendiri Microsoft Bill Gates memandang langkah investasi pada 2019 lalu sebagai sebuah risiko besar.

    Dalam wawancara dengan acara YouTube bertema teknologi “TPBN”, Nadella bercerita bahwa langkah awal Microsoft untuk menyuntikkan dana US$1 miliar ke OpenAI bukanlah keputusan yang mudah.

    Kala itu, OpenAI masih berbentuk organisasi nirlaba (nonprofit) dan belum sepopuler sekarang.

    “Bahkan di Microsoft, kami tetap harus mendapat persetujuan dewan hanya untuk mengeluarkan dana sebesar satu miliar dolar,” kata Nadella, dikutip dari Business Insider, Rabu (29/10/2025).

    “Tapi saya harus bilang, tidak terlalu sulit meyakinkan siapa pun bahwa ini adalah bidang penting, meski berisiko tinggi,” imbuhnya.

    Saat itu, Gates justru sempat menilai keputusan tersebut terlalu berisiko.

    “Ingat, waktu itu OpenAI masih nonprofit, dan saya pikir Bill bahkan berkata, ‘Ya, kamu akan membakar uang satu miliar dolar itu,’” ujarnya.

    Meski mendapat peringatan dari Gates, Nadella tetap melangkah. “Kami memang punya toleransi risiko yang tinggi, dan kami memutuskan untuk mencobanya,” katanya.

    Ia menambahkan, kala itu tidak ada yang menyangka investasi tersebut akan menghasilkan keuntungan besar.

    “Kalau dipikir sekarang, siapa yang menyangka? Saya tidak menanamkan satu miliar dolar sambil berpikir, ‘Ya, ini bakal jadi investasi yang nilainya seratus kali lipat,’” ujarnya.

    Langkah berani perusahaan saat itu, sekarang terbukti menjadi salah satu keputusan paling berpengaruh dalam sejarah Microsoft. Setelah demo awal ChatGPT dirilis pada November 2022, chatbot tersebut langsung viral di media sosial dan menarik satu juta pengguna hanya dalam waktu lima hari.

    Kini, ChatGPT digunakan oleh lebih dari 800 juta orang setiap minggunya, menurut CEO OpenAI Sam Altman dalam konferensi tahunan DevDay pada Oktober lalu.

    Microsoft pun memetik hasil besar. Setelah restrukturisasi OpenAI rampung pekan ini, raksasa teknologi itu tercatat memiliki 27% saham di bisnis komersial OpenAI, dengan nilai sekitar US$135 miliar.

    Saham Microsoft sendiri terus menunjukkan performa positif, naik hampir 29% sepanjang tahun ini.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • HP Oppo Tak Laku Ditendang Infinix, Bos Klaim Masih Laris di China

    HP Oppo Tak Laku Ditendang Infinix, Bos Klaim Masih Laris di China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Laporan firma riset IDC pada kuartal-III (Q3) 2025 kembali menunjukkan kinerja Oppo yang tertinggal dibandingkan jejeran pabrikan HP populer lainnya.

    Oppo tak masuk di daftar ‘Top 5’ pabrikan HP dengan pengapalan unit dan pangssa pasar terbesar dunia. Raksasa China tersebut sudah terlempar dari daftar ‘Top 5’ sejak di Q2 2025, menurut laporan IDC.

    Adapun posisinya digantikan oleh Transsion yang membawahi merek Infinix, Itel, dan Tecno. Transsion makin memantapkan posisinya sebagai pemain baru di daftar ‘Top 5’ merek HP terbesar dunia.

    Kendati demikian, Oppo tak tinggal diam. Perusahaan terus berinovasi untuk menggenjot penjualan.

    Dikutip dari Reuters, Rabut (29/10/2025), Oppo mengatakan ada tanda-tanda teknologi kecerdasan buatan (AI) yang disematkan pada produk-produknya membantu meningkatkan permintaan di China.

    Pertumbuhan juga diklaim terjadi di pasar Eropa. Klaim Oppo ini diungkap di tengah kekhawatiran terjadinya ‘AI bubble’, yakni situasi yang membuat pasar AI terlalu membludak hingga mengalami kejenuhan.

    Chief Excecutive Oppo untuk pasar Eropa, Elvis Zhou, mengungkapkan observasi di pasar China membuatnya yakin bahwa AI akan membuat masyarakat mempertimbangkan untuk mengganti HP mereka.

    “Kami yakin dengan AI, kita akan melihat pertumbuhan pasar secara keseluruhan di industri HP” ujarnya saat peluncuran model Oppo Find X9 Pro di Barcelona, yang dilengkapi fitur AI, dikutip dari Reuters, Rabu (29/10/2025).

    Lebih lanjut, Zhou mengatakan berdasarkan survei perusahaan, bahwa pengguna HP berusia di bawah 35 tahun secara khusus terdorong dengan fitur-fitur AI di HP mereka, termasuk untuk fungsi penerjemahan dan pengeditan foto.

    “Menurut saya, tak ada bubble [AI] di industri kami [HP],” ujarnya.

    Pengumuman investasi besar-besaran di sektor AI telah memicu kekhawatiran di kalangan investor dalam beberapa bulan terakhir. Mereka cemas pola ‘dotcom bubble’ pada 1990-an akan terulang kembali di AI yang bisa mengguncang pasar.

    Zhou mengatakan Oppo melihat pasar Eropa sebagai negara kedua setelah China dari segi potensi pertumbuhan. Pasar Eropa mungkin tidak didorong oleh harga, tetapi oleh fitur-fitur inovatif seperti ketahanan. Untuk itu, Oppo menawarkan HP premium di pasar tersebut.

    Pada Q2 2025, Oppo menempati posisi ke-5 sebagai merek HP dengan pengapalan terbesar di Eropa Barat, menurut data yang diberikan perusahaan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ini yang Dibahas Purbaya & Bos BPS Jelang Pengumuman Pertumbuhan Ekonomi

    Ini yang Dibahas Purbaya & Bos BPS Jelang Pengumuman Pertumbuhan Ekonomi

    Jakarta

    Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa bertemu Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (28/10). Pertemuan ini berlangsung menjelang pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal III pada 5 November 2025.

    Purbaya mengatakan pertemuan itu tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi. Ia mengatakan hanya berdiskusi terkait kegiatan Sensus Ekonomi 2026 yang akan dilaksanakan BPS.

    “BPS juga nggak kasih bocoran ke kita (terkait pertumbuhan ekonomi). Tadi kita diskusi tentang sensus ekonomi tahun 2026, biayanya seperti apa, pelaksanaannya seperti apa, itu saja. Clear semuanya akan dijalankan, mereka mulai eksekusi Juni, Februari mulai rekrut tenaga surveyornya,” kata Purbaya di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (28/10/2025).

    Sebagai informasi, Sensus Ekonomi adalah kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan BPS untuk mendata seluruh pelaku usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menyediakan data dasar ekonomi yang akurat sebagai dasar perumusan kebijakan.

    Momen pertemuan itu juga diunggah dalam Instagram resmi @menkeuri. Pertemuan Purbaya dan Kepala BPS disebut membahas penguatan kerja sama untuk mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kualitas data statistik.

    “Dengan sinergi antar kementerian dan lembaga yang makin erat, Menkeu Purbaya berharap peranan pemerintah akan semakin memperkuat sektor-sektor utama ekonomi nasional. Langkah ini menjadi kunci penting untuk memastikan Indonesia tetap berada di jalur pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif,” tulisnya.

    Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III

    Terkait pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025, Purbaya memperkirakan realisasinya sedikit melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,12%. Meski demikian, ia optimistis pertumbuhannya masih pada level 5%.

    Purbaya mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025 lebih lemah ditandai dengan aksi demo besar-besaran yang sempat terjadi pada Agustus 2025.

    “Sedikit di atas 5% lah (pertumbuhan ekonomi kuartal III). Mungkin lebih rendah (dari kuartal II), saya nggak tahu, lebih rendah sedikit kelihatannya karena ribut-ribut,” ucap Purbaya di kantornya.

    Purbaya mengklaim pertumbuhan ekonomi akan kembali meningkat pada kuartal IV-2025. Berdasarkan hitung-hitungan anak buahnya, pertumbuhannya bisa mencapai 5,5%.

    “Jadi itu yang paling penting bahwa ekonominya sudah berubah. Lalu dari survei kemarin yang saya tunjukkan, kepercayaan masyarakat ke pemerintah naik ke level sebelum ribut-ribut itu, jadi itu level yang cukup tinggi, artinya kepercayaannya cukup tinggi ke presiden,” ujar Purbaya.

    “Yang penting dipicu oleh ekspektasi mereka ke perekonomian yang meningkat. Mereka bilang ekonominya membaik, harapannya ke depan membaik terus, harga tetap terkendali, stabilitas sosial, politik mereka pertimbangkan,” tambahnya.

    Lihat juga Video: Momen Purbaya Sindir Ekonom yang Ragu Ekonomi Tumbuh 5,12%:

    Halaman 2 dari 2

    (aid/ara)

  • R&I Pertahankan Rating Credit RI BBB+, Bos BI Buka Suara

    R&I Pertahankan Rating Credit RI BBB+, Bos BI Buka Suara

    Jakarta

    Rating and Investment Information Inc (R&I) mempertahankan Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia pada peringkat BBB+, dua tingkat di atas peringkat investasi normal, dengan outlook stabil.

    Keputusan ini mencerminkan keyakinan terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang tetap terjaga didukung oleh ekspansi demografi, sumber daya yang melimpah serta sektor industri pengolahan yang bertumbuh.

    R&I menilai inflasi Indonesia tetap stabil, dengan tingkat utang pemerintah yang tetap rendah, serta kebijakan moneter dan fiskal yang prudent. Namun, Indonesia perlu melakukan asesmen lebih lanjut terhadap langkah pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menjaga kondisi fiskal yang tetap sehat dalam jangka menengah.

    Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan penegasan R&I atas peringkat Indonesia mencerminkan kepercayaan internasional yang kuat terhadap kondisi makroekonomi yang solid dan stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga di tengah ketidakpastian ekonomi dan keuangan global yang berlanjut.

    “Diperlukan upaya bersama yang lebih kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan, sejalan dengan kapasitas perekonomian nasional. Sinergi yang erat antara Bank Indonesia dengan Pemerintah diharapkan dapat semakin memperkuat persepsi positif terhadap perekonomian Indonesia,” tutur Perry dalam keterangan tertulis, Selasa (28/10/2025).

    R&I memperkirakan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun 2025 akan tumbuh pada kisaran 5%, sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia di atas titik tengah kisaran 4,6%-5,4%.

    Selain itu, R&I juga meyakini inflasi akan terjaga dalam kisaran target, sementara defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap rendah sekitar 1% dari PDB. Dari sisi fiskal, Pemerintah tetap berkomitmen kuat untuk menjaga defisit fiskal di bawah 3% dari PDB.

    “Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati dan memantau perkembangan ekonomi dan keuangan global serta domestik, mengambil langkah kebijakan yang diperlukan, serta terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkas Perry.

    Tonton juga video “Kala Jokowi Sebut Whoosh Bukan Sekedar Cari Laba, tapi Investasi Sosial” di sini:

    (hal/hns)