Topik: Bantuan Sosial

  • Info Update Pencairan Bansos KLJ, KAJ, KPDJ Tahap 4 Awal Desember 2024

    Info Update Pencairan Bansos KLJ, KAJ, KPDJ Tahap 4 Awal Desember 2024

    JABAR EKSPRES – Inilah info update mengenai pencairan dana bansos KLJ, KAJ, dan KPDJ tahap 4 yang dikabarkan cair awal Desember 2024.

    Kabar baik bagi masyarakat yang menantikan pencairan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.

    Program Kartu Lansia Jakarta (KLJ), Kartu Anak Jakarta (KAJ), dan Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ) tahap 4 tahun 2024 akan segera dicairkan pada awal Desember.

    Pemerintah melalui Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta akan menyalurkan bansos KLJ, KAJ, KPDJ tahap 4 awal Desember 2024.

    Penyaluran bansos ini sebelumnya telah tertunda karena kegiatan Pilkada Serentak bulan November 2024.

    Sehingga, Dinas Sosial akan menjadwalkan penyaluran bansos Program Kebutuhan Dasar (PKD) khusus warga DKI Jakarta di bulan ini.

    BACA JUGA: Akses cekbansos.kemensos.go.id, Cek Nama Anda Tercatat Sebagai Penerima Bansos PKH Tahap 4 2024

    Informasi ini telah dikonfirmasi oleh pihak terkait sebagai upaya mendukung kesejahteraan masyarakat di DKI Jakarta.

    Info Jadwal Pencairan Bansos KLJ, KAJ, dan KPDJ Tahap 4

    Berdasarkan informasi yang beredar, pencairan tahap 4 akan dimulai pada minggu pertama Desember 2024.

    Dana bantuan ini ditargetkan bisa langsung diterima oleh penerima manfaat melalui rekening masing-masing. Pemerintah memastikan proses pencairan berjalan lancar dan tepat sasaran.

    Meskipun dari pihak Dinas Sosial DKI Jakarta masih belum mengumumkan secara resmi, tetapi ada baiknya jika Anda mengetahui nama penerima dan jumlah bantuan di bawah ini.

    Jumlah Bantuan yang Diterima

    1. KLJ (Kartu Lansia Jakarta): Lansia yang memenuhi syarat akan menerima bantuan sebesar Rp600.000 per bulan.

    2. KAJ (Kartu Anak Jakarta): Anak-anak dari keluarga prasejahtera akan mendapatkan Rp300.000 per bulan.

    3. KPDJ (Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta): Penyandang disabilitas berhak atas bantuan sebesar Rp450.000 per bulan.

    BACA JUGA: Info Terbaru Jadwal Pencairan Bansos KLJ, KAJ, KPDJ Tahap 4 Bulan Desember 2024

    Cara Mengecek Status Pencairan

    Penerima manfaat dapat mengecek status pencairan bansos KLJ, KAJ, KPDJ tahap 4 melalui langkah berikut:

    1. Akses situs resmi Dinsos DKI Jakarta dengan membuka situs siladu.jakarta.go.id.

    2. Pilih menu Bantuan Sosial sesuai kebutuhan Anda.

    3. Lihat status penerima apakah Anda terdaftar sebagai penerima bansos atau tidak.

  • Bansos KLJ, KAJ, dan KPDJ Tahap 4 Cair Desember Ini! Simak Cara Cek Penerimanya

    Bansos KLJ, KAJ, dan KPDJ Tahap 4 Cair Desember Ini! Simak Cara Cek Penerimanya

    JABAR EKSPRES – Cek jadwal pencairan bansos KLJ, KAJ, dan KPDJ tahap 4 di bulan Desember 2024 akan segera cair? Temukan cara cek status penerima dan langkah mencairkan bantuan untuk lansia, anak-anak, dan penyandang disabilitas di Jakarta.

    Kami punya kabar baik untuk Kamu, warga DKI Jakarta yang sedang menantikan jadwal cair bantuan sosial KLJ, KAJ, dan KPDJ tahap 4.

    Di bulan Desember ini, pencairan bantuan tersebut dipastikan akan berlanjut! Yuk, simak informasi lengkapnya supaya Kamu bisa segera mencairkan hakmu.

    Pemerintah melalui Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta terus menyalurkan program bantuan Pemenuhan Kebutuhan Dasar (PKD).

    BACA JUGA: Pengguna Baru Dikasih Saldo Rp450.000 Gratis dari Aplikasi Penghasil Uang Ini

    Tiga program utama, yakni KLJ (Kartu Lansia Jakarta), KAJ (Kartu Anak Jakarta), dan KPDJ (Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta), dirancang khusus untuk membantu kelompok yang membutuhkan.

    KLJ ditujukan untuk lansia dari keluarga tidak mampu.KAJ diberikan kepada anak-anak dari keluarga miskin berusia 0-6 tahun.KPDJ difokuskan pada penyandang disabilitas yang membutuhkan dukungan.

    Bantuan ini dirancang untuk meringankan beban hidup warga dan memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi.

    Kapan Jadwal Cairnya?

    Berdasarkan jadwal awal, pencairan tahap 4 ini dijadwalkan berlangsung mulai Oktober hingga Desember 2024. Meski begitu, ada beberapa penerima yang masih belum mendapatkan bantuan.

    BACA JUGA: TAP-TAP Cair Saldo hingga Rp525.000 Gratis Langsung ke Dompet DANA

    Kami sarankan Kamu untuk terus memantau informasi resmi melalui media sosial Dinsos DKI Jakarta atau langsung mengecek daftar penerima bansos di website resmi.

    Cara Cek Penerima Bansos

    Mengecek status penerima bantuan sangat mudah. Berikut langkah-langkahnya:

    Akses situs resmi siladu.jakarta.go.id.Masukkan NIK KTP dan nama lengkap penerima.Klik tombol “Cek Penerima” untuk mengetahui status bantuanmu.Jangan lupa, pastikan data KTP dan KK Kamu sudah valid, ya!

    Syarat dan Kriteria Penerima Bansos

    Agar bantuan ini tepat sasaran, pemerintah telah menetapkan beberapa syarat penting:

    Terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).Berdomisili di wilayah DKI Jakarta.Memiliki KTP dan KK yang sah.Masuk dalam kategori penerima sesuai kriteria program KLJ, KAJ, atau KPDJ.Kalau Kamu memenuhi kriteria ini, jangan ragu untuk segera memeriksa status penerimaan bantuanmu.

  • Respons Dingin Buruh & Pengusaha usai UMP Naik 6,5% Ketok Palu

    Respons Dingin Buruh & Pengusaha usai UMP Naik 6,5% Ketok Palu

    Bisnis.com, JAKARTA – Buruh dan pelaku usaha kurang puas dengan keputusan pemerintah yang menaikkan upah minimum provinsi (UMP) 6,5%. Keduanya memberikan respons dingin.  

    Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (Aspirasi) Mirah Sumirat mengatakan kenaikan upah yang diterima pekerja atau buruh belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.

    Berdasarkan perhitungannya, kenaikan UMP 6,5% akan berdampak pada penambahan upah sekitar Rp300.000 secara rata-rata. Terbilang rendah jika dibandingkan dengan harga-harga bahan pokok yang melambung dalam setahun terakhir. 

    “Dan kalau kita sandingkan dengan biaya hidup, kenaikan harga barang, dan daya beli itu masih belum mencukupi,” kata Mirah kepada Bisnis, dikutip Kamis (5/12/2024).

    Mirah menyebut keinginan Indonesia untuk menaikkan daya beli masyarakat dengan kenaikan UMP 6,5% hanya dapat terwujud jika pemerintah juga menurunkan harga sembilan bahan pokok (sembako) serta memberikan bantuan sosial (bansos) kepada pekerja atau buruh. Selain itu, pemerintah tidak menaikkan tarif tenaga listrik maupun bahan bakar minyak (BBM).

    “Ketika pemerintah menurunkan harga, maka upah yang tadi naik 6,5% itu sedikit membantu daya beli masyarakat,” ujarnya.

    Aktivitas orang berbelanja di Pasar Tanah AbangPerbesar

    Sementara itu, Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Apindo, Sarman Simanjorang menyampaikan, pelaku usaha baik dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Apindo akan mencoba melakukan konsolidasi terlebih dahulu menanggapi kenaikan UMP 6,5%. 

    Sejauh ini, kalangan pengusaha kurang puas dengan penjelasan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengenai asal muasal upah minimum ditetapkan naik 6,5%. Padahal, pelaku usaha ingin meminta penjelasan secara rinci mengenai perhitungan dari kenaikan tersebut.

    Kendati begitu, pelaku usaha tengah menyiapkan langkah-langkah yang perlu diantisipasi seiring adanya kebijakan tersebut. Mengingat kenaikan UMP dan UMK dipukul rata sebesar 6,5% pada 2025.

    “Kalau pukul rata itu gimana? Nasibnya industri-industri padat karya gimana? Yang sudah melakukan PHK, ini kan harus ada penanganan khusus, gimana nasib UMKM kita? Nah ini kan harus diantisipasi, jadi ya kita nanti akan coba cermati kira-kira apa dampak-dampaknya,” tutur Sarman.

    Di sisi lain, pelaku usaha mengusulkan adanya opsi penundaan kenaikan upah bagi perusahaan-perusahaan yang tidak mampu membayar kenaikan upah minimum sampai dengan 6,5%. Hal ini, rencananya akan disampaikan dalam rapat bersama dengan Kemnaker dan Dewan Pengupahan Nasional.

    Mengingat aturan ini bersifat ‘perantara’, Sarman mengharapkan agar pemerintah dalam menetapkan aturan pengupahan ke depan dapat berpihak dan mengakomodir masukan dari kedua pihak, dalam hal ini pengusaha dan buruh/pekerja.

    “Bagaimanapun upah itu adalah tanggung jawab pengusaha, sehingga inspirasi pengusaha itu juga harus sangat didengar,” pungkasnya.

    Diketahui, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyatakan bahwa nilai kenaikan upah minimum baik provinsi maupun kabupaten/kota tahun depan minimal 6,5%.

    Hal tersebut ditegaskan oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kemnaker Indah Anggoro Putri untuk merespons kemungkinan adanya daerah yang menetapkan nilai kenaikan upah minimum di bawah 6,5% tahun depan.

    Merujuk Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No.16/2024 tentang Penetapan Upah Minimum 2025, nilai kenaikan UMP dan UMK 2025 ditetapkan sebesar 6,5%. Nilai kenaikan UMP dan UMK tahun 2025 mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan indeks tertentu.

    Secara terperinci, indeks tertentu merupakan variabel yang mewakili kontribusi tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi dengan memperhatikan kepentingan Perusahaan dan Pekerja/Buruh serta prinsip proporsionalitas untuk memenuhi kebutuhan hidup layak bagi Pekerja/Buruh.

    Dalam aturan itu, pemerintah juga menetapkan upah minimum sektoral provinsi dan kabupaten kota, yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Indah menyebut, penetapan upah sektoral harus lebih tinggi dari UMP.

    “Upah minimum sektoral harus lebih tinggi dari UMP,” ujarnya. 

    Buruh bekerja di pabrik tekstilPerbesar

    Sama seperti UMP dan UMK, upah minimum sektoral untuk provinsi paling lambat ditetapkan dan diumumkan pada 11 Desember 2024, sedangkan kabupaten kota paling lambat 18 Desember 2024. UMP, UMK, upah minimum sektoral provinsi dan kabupaten/kota yang telah ditetapkan mulai berlaku pada 1 Januari 2024. 

    Sementara itu, pemerintah akan memberikan perlakuan khusus bagi perusahaan yang mengalami kendala dalam menerapkan kenaikan upah minimum sebesar 6,5% tahun depan.

    Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyampaikan, perlakuan khusus akan diberikan pemerintah terhadap perusahaan yang mengalami kesulitan finansial. 

    “Ini lebih spesifik treatment untuk pelaku usaha yang memang saat ini kesulitan finansial sehingga kalau penerapan UMP itu sekarang, maka mereka bisa jadi tidak mampu [untuk membayar],” ungkap Yassierli dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Rabu (4/12/2024).

    Sejalan dengan rencana tersebut, Kemnaker bersama kementerian/lembaga terkait termasuk Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tengah membentuk tim untuk mencari solusi bagi industri-industri yang terkendala dalam menerapkan upah minimum 2025. Tim ini nantinya turut melibatkan asosiasi pengusaha. 

    Yassierli menyebut, pemerintah masih memiliki waktu hingga 1 Januari 2025 untuk mencari berbagai opsi yang dapat membantu perusahaan yang terkendala menerapkan kebijakan ini.

    “Kita masih punya waktu, karena penerapannya itu nantikan 1 Januari 2025,” pungkasnya. 

    Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menkeu Sri MulyaniPerbesar

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku pemerintah sudah mempertimbangkan setiap kemungkinan, termasuk PHK massal, sebelumnya memutuskan naikkan upah minimum provinsi (UMP) sebesar 6,5% pada 2025.

    Airlangga menjelaskan notabenenya alokasi anggaran perusahaan untuk menggaji para buruh tidak terlalu signifikan. Menurutnya, industri padat karya hanya mengalokasikan 30% anggarannya untuk menggaji buruh, bahkan industri non-padat karya hanya 15%.

    Oleh sebab itu, pemerintah melihat masih ada ruang untuk peningkatan gaji buruh. Airlangga meyakini, banyak pilihan yang bisa dilakukan perusahaan daripada lakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

    “Tentu PHK itu langkah terakhir dari pengusaha ya,” kata Airlangga.

    Bagaimanapun, sambungnya, peningkatan upah minimum provinsi (UMP) sebesar 6,5% diambil berdasarkan banyak pertimbangan terutama tingkat inflasi maupun pertumbuhan ekonomi.

    Airlangga mengaku pemerintah juga telah menemui para pelaku usaha. Dia mencontohkan dirinya yang menghadiri Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia versi Munaslub 2024 pada Minggu (1/12/2024). “Sudah jelas di Rapimnas Kadin,” jelas mantan ketua umum Partai Golkar tersebut.

  • Ekonom ingatkan kenaikan PPN bisa picu peningkatan inflasi

    Ekonom ingatkan kenaikan PPN bisa picu peningkatan inflasi

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Ekonom ingatkan kenaikan PPN bisa picu peningkatan inflasi
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 03 Desember 2024 – 19:56 WIB

    Elshinta.com – Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menyampaikan bahwa kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen dapat memicu peningkatan inflasi di dalam negeri.

    “Tahun ini inflasi diperkirakan berkisar di bawah dua persen, namun untuk tahun depan inflasi diproyeksikan meningkat ke 3,12 persen,” ujar Josua dalam acara 2025 Economic Outlook oleh Permata Bank di Jakarta, Selasa (3/12).

    Dalam kesempatan sama, Head of Macroeconomic and Financial Market Research Permata Bank Faisal Rachman menyampaikan bahwa pada dasarnya kenaikan PPN dapat berdampak positif terhadap pendapatan negara, dengan catatan bahwa kenaikan penerimaan negara harus dikembalikan lagi kepada masyarakat.

    “Kalau bisa dialokasikan lagi ke sektor yang meningkatkan roda ekonomi. Kita lihat, kenaikan PPN ini boleh, tapi komitmennya dikembalikan ke rakyat untuk pembangunan dan peningkatan ekonomi,” ujar Faisal.

    Namun demikian, Ia menegaskan bahwa penundaan PPN perlu menjadi opsi yang dipertimbangkan oleh pemerintah, karena saat ini konsumsi masyarakat yang menjadi penopang terbesar pertumbuhan ekonomi masih terguncang ditambah terjadinya penurunan jumlah kelas menengah.

    “Kami mendukung wacana ditunda dulu. Kelas menengah belum kembali ke kondisi secure (aman) seperti prapandemi (COVID-19). Kalau sudah pulih, bisa dilakukan secara gradual,” ujarnya.

    Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia sebesar 1,55 persen year on year (yoy) pada November 2024, atau melandai dari capaian Oktober yang sebesar 1,71 persen (yoy).

    Secara bulanan, inflasi pada November 2024 tercatat sebesar 0,30 persen month to month (mtm) atau lebih tinggi dibandingkan Oktober 2024 yang sebesar 0,08 persen (mtm).

    Sementara itu, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pemerintah berencana untuk menunda kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen yang pada awalnya bakal diterapkan pada 1 Januari 2025.

    Menurut Luhut, penerapan kenaikan PPN yang diundur karena pemerintah berencana untuk memberikan stimulus atau insentif terlebih dahulu kepada masyarakat melalui bantuan sosial ke kelas menengah.

    Sumber : Antara

  • Legislator: Generasi Z lebih individual dalam preferensi memilih

    Legislator: Generasi Z lebih individual dalam preferensi memilih

    Semarang (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi II DPR RI Aria Bima menilai Generasi Z memiliki preferensi memilih atau menggunakan hak pilihnya secara individual ketimbang generasi pendahulunya.

    “Gen Z kan dibesarkan di dalam value yang based on individu ya. Kalau dulu kan , terutama keluarga,” katanya, di Semarang, Rabu.

    Hal tersebut disampaikannya saat kegiatan Parlemen Kampus 2024 di Universitas Diponegoro Semarang bertema “Mengkaji UU Pemilu: Peran Mahasiswa dalam Mendorong Pemilu yang Bersih dan Berintegritas”.

    Aria mencontohkan dulu keluarga memiliki pengaruh besar dalam prevelensi memilih anggotanya, termasuk anak-anak yang akan cenderung mengikuti ayah atau ibunya.

    “Dulu, kalau pemilu itu hampir satu keluarga itu mempunyai satu warga pilihan yang hampir sama. Bahkan, kecenderungan paternalistik atau maternalistik dalam keluarga akan membuat partisipatif anak-anaknya mengikuti pemilu,” katanya.

    Bahkan, kata dia, dalam satu keluarga bisa saja datang bersamaan ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk menggunakan hak pilihnya pada hajatan pesta demokrasi.

    “Satu keluarga itu dulu kalau nyoblos bareng-bareng. Jam piro? Jam piro?(Menanyakan jam berapa). Saya melihat ini tidak terjadi di dalam proses anak-anak Gen Z sekarang yang lebih cenderung individual, bukan individualis ya,” katanya.

    Menurut dia, kecenderungan individu dalam preferensi memilih di kalangan Generasi Z itu menunjukkan perubahan tata nilai yang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya faktor untung rugi berpartisipasi di pesta demokrasi.

    “Elu elu, gue gue. Kalau gue mau nyoblos, urusan gue. Bukan urusan elu, termasuk elu bapaknya, elu ibunya, atau elu kakaknya. Nah, ini ada perubahan ‘value’, tata nilai gen Z lebih individual dalam mengambil keputusan,” katanya.

    Artinya, kata dia, perlu pendidikan politik untuk membangun kesadaran masyarakat, terutama generasi muda agar sekadar mempertimbangkan untung rugi, tetapi berbagai nilai agar tidak salah memilih.

    “Saya kira itu yang membedakan zaman kita dulu. Zaman kita (pertimbangannya, red.) ideologi, partisipatif bernegara, patriotik, wawasan nasionalisme, dan sebagainya,” katanya.

    Berkaitan dengan masih rendahnya tingkat partisipasi pemilih pada pemilihan kepala daerah (pilkada), ia mengatakan bisa saja dipengaruhi berbagai faktor sehingga akan dikaji.

    “Kami akan evaluasi. Kenapa pilkada kali ini terjadi penurunan partisipasi? Atau karena mobilisasi yang berkurang? Kalau zaman pileg (pemilihan anggota legislatif) kan calon-calon ini mau mobilisasi,” katanya.

    Ia mengatakan bahwa mobilisasi bisa dilakukan secara negatif, misalnya lewat politik uang, politisasi bantuan sosial, atau mendapatkan tekanan maupun intervensi dari pihak tertentu.

    “Harus kita lihat supaya lebih jernih. Saya tidak melihat partisipasi itu kendur karena bisa saja yang tidak memilih pun karena kesadaran diri karena merasa tidak ada kandidat calon cakadanya (calon kepala daerah) yang dianggap kompeten,” katanya.

    Pewarta: Zuhdiar Laeis
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2024

  • Sinergi fiskal untuk optimalisasi pembangunan nasional

    Sinergi fiskal untuk optimalisasi pembangunan nasional

    Jakarta (ANTARA) – Pembangunan nasional merupakan suatu proses yang kompleks dan multidimensi, di dalamnya mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

    Dalam konteks ini, sinergi fiskal merupakan alat penting yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

    Sinergi fiskal mengacu pada kolaborasi dan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan anggaran, pajak, dan belanja.

    Sinergi fiskal dapat dijelaskan melalui beberapa teori, di antaranya teori desentralisasi. Berdasarkan teori ini desentralisasi memberikan wewenang lebih kepada pemerintah daerah untuk mengambil keputusan yang lebih responsif terhadap kebutuhan setempat. Menurut Oates (1972), desentralisasi fiskal meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik.

    Ada juga teori kelembagaan yang menekankan pentingnya lembaga dalam pengelolaan anggaran dan kebijakan fiskal. Lembaga yang kuat dapat mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan sumber daya.

    Kemudian teori ekonomi yang berfokus pada alokasi sumber daya yang optimal untuk mencapai pertumbuhan ekonomi. Menurut Barro (1990), pengeluaran pemerintah harus diarahkan untuk investasi infrastruktur dan pendidikan agar dapat meningkatkan produktivitas.

    Sejalan dengan perkembangan teori sinergi fiskal tersebut, beberapa institusi dan pakar mengemukakan pendapat bahwa sinergi fiskal sangat penting dalam konteks pembangunan nasional.

    Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam laporannya pada 2023 mengungkapkan bahwa sinergi antara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah dapat mempercepat pencapaian target pembangunan.

    Selanjutnya, pakar ekonomi seperti Joseph Stiglitz berargumen bahwa pengelolaan fiskal yang baik dapat mengurangi kesenjangan dan mendorong pertumbuhan yang inklusif.

    Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, ketimpangan pembangunan antardaerah di Indonesia masih cukup signifikan dengan Indeks Gini mencapai 0,39.

    Penelitian oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) pada tahun 2023 menunjukkan bahwa daerah yang menerapkan sinergi fiskal secara efektif memiliki pertumbuhan ekonomi rata-rata 5-7 persen lebih tinggi dibandingkan daerah yang tidak.

    Selain itu, kajian Asian Development Bank (ADB) pada 2021 mencatat bahwa daerah dengan kolaborasi fiskal yang baik dalam pembangunan infrastruktur memiliki peningkatan akses layanan publik sebesar 25 persen dalam lima tahun terakhir.

    Sinergi fiskal optimal

    Untuk mencapai sinergi fiskal yang optimal ada beberapa rekomendasi yang bisa dijalankan. Pertama adalah perlunya peningkatan koordinasi antarlembaga.

    Pemerintah perlu memperkuat mekanisme koordinasi antara kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah untuk memastikan keselarasan dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan fiskal.

    Kedua, investasi dalam kelembagaan. Membangun kapasitas lembaga pemerintah daerah penting untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan fiskal. Pelatihan dan pendampingan perlu disediakan agar sumber daya manusia mampu mengelola anggaran dengan baik.

    Ketiga, penguatan data dan statistik. Penggunaan data yang akurat dan relevan sangat penting dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pemerintah harus menginvestasikan dalam sistem informasi yang memungkinkan akses data yang lebih baik bagi pengambil kebijakan.

    Keempat, penerapan kebijakan pro-poor. Kebijakan yang pro-rakyat harus menjadi fokus utama dalam pengalokasian anggaran. Ini termasuk peningkatan anggaran untuk sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

    Kelima, pemanfaatan teknologi. Implementasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pengelolaan fiskal dapat meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan.

    Sinergi fiskal adalah kunci untuk mengoptimalkan pembangunan nasional. Melalui pendekatan yang kolaboratif dan inklusif, pemerintah dapat memastikan bahwa anggaran digunakan secara efisien untuk memberikan stimulus pertumbuhan ekonomi yang merata.

    Keberhasilan sinergi fiskal di Indonesia dapat diukur melalui berbagai indikator, yang mencerminkan sejauh mana kebijakan fiskal (penerimaan dan belanja negara) berhasil mendukung pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketimpangan, dan mendorong pembangunan berkelanjutan.

    Indikator tersebut antara lain meliputi pertumbuhan ekonomi yang stabil, utamanya dilihat melalui peningkatan infrastruktur. Sinergi fiskal terlihat dari prioritas alokasi anggaran untuk proyek infrastruktur strategis seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara. Infrastruktur ini mendorong investasi dan aktivitas ekonomi di berbagai daerah.

    Kemudian, pemulihan ekonomi pasca-pandemi. Pemerintah menggunakan kebijakan fiskal, seperti insentif pajak dan bantuan sosial, untuk mendukung pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19.

    Indikator selanjutnya adalah peningkatan kesejahteraan sosial. Dua hal terkait indikator ini adalah program perlindungan sosial serta subsidi energi dan pendidikan.

    Alokasi anggaran untuk program seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, dan BLT Dana Desa telah membantu masyarakat miskin dan rentan.

    Sementara itu, kebijakan subsidi yang terintegrasi meringankan beban masyarakat kurang mampu sekaligus meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan.

    Selanjutnya peningkatan penerimaan negara. Langkah utamanya melalui reformasi pajak, serta diikuti langkah-langkah teknis yang dibutuhkan seperti implementasi Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), penguatan sistem digital, dan perluasan basis pajak meningkatkan penerimaan negara.

    Hal ini antara lain akan menghasilkan efisiensi penagihan dan kepatuhan Pajak. Serta tak kalah strategis yang perlu dilakukan adalah perluasan digitalisasi dan koordinasi lintas lembaga memperkuat pengawasan serta mendukung target penerimaan negara.

    Indikator pengurangan ketimpangan antarwilayah, antara lain melalui optimalisasi Dana Desa dan Transfer ke Daerah berupa alokasi Dana Desa dan Dana Alokasi Umum/Khusus untuk mendorong terjadinya pemerataan pembangunan hingga ke pelosok desa.

    Peningkatan sinergi Pusat-Daerah juga harus diberdayakan sebagai daya dorong untuk mewujudkan kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah, terutama dalam mendanai proyek strategis, mengurangi kesenjangan pembangunan antarwilayah.

    Kemudian stabilitas makroekonomi. Pengelolaan defisit anggaran yang dilakukan Pemerintah dengan menjaga defisit anggaran dalam batas yang aman meskipun ada tekanan dari pengeluaran besar seperti subsidi dan belanja infrastruktur.

    Hal selanjutnya adalah menjaga kestabilan utang dimana rasio utang terhadap PDB tetap terkendali. Hal ini secara keseluruhan menunjukkan keberhasilan dalam menjaga keberlanjutan fiskal jangka panjang.

    Indikator lain adalah dukungan untuk agenda hijau dan berkelanjutan, yaitu adanya pembiayaan hijau yang dilakukan Pemerintah Indonesia melalui penerbitan Green Sukuk untuk mendukung proyek-proyek ramah lingkungan.

    Selain itu mendorong subsidi energi baru dan terbarukan juga menjadi contoh efektivitas sinergi fiskal yang terlihat dari pengelolaan insentif untuk pengembangan energi terbarukan dan kebijakan transisi energi yang dilakukan.

    Sinergi fiskal yang efektif bukan hanya sekadar strategi dalam mengelola anggaran negara, tetapi juga menjadi pendorong utama untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

    Dengan memperkuat koordinasi antar lembaga, mengoptimalkan alokasi anggaran untuk sektor-sektor vital, serta memanfaatkan teknologi dan data yang akurat, para pemangku kepentingan bisa memastikan bahwa setiap sumber daya digunakan secara efisien untuk memperkecil ketimpangan dan mempercepat pemulihan ekonomi.

    Keberhasilan sinergi fiskal, yang tercermin dalam indikator-indikator yang jelas seperti pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan pengurangan kesenjangan sosial, akan menciptakan landasan yang kokoh untuk masa depan Indonesia yang lebih sejahtera, berkelanjutan, dan berkeadilan.

    *) Dr. M. Lucky Akbar, S.Sos, M.Si adalah Kepala Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan Jambi

    Copyright © ANTARA 2024

  • DKI tetapkan pencairan dana KJP dan KJMU tahap II secara bertahap

    DKI tetapkan pencairan dana KJP dan KJMU tahap II secara bertahap

    Yang dimaksud bertahap adalah beda kebutuhan waktu untuk penyaluran dana bagi penerima existing (lanjutan) dan penerima baru

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan pencairan dana bantuan sosial Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) tahap II untuk bulan November dan Desember mulai 6 Desember 2024 secara bertahap.

    “Yang dimaksud bertahap adalah beda kebutuhan waktu untuk penyaluran dana bagi penerima existing (lanjutan) dan penerima baru,” ujar Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan DKI Sarjoko saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Kabar Gembira! Dana KJP Plus dan KJMU Tahap II Cair pada 6 Desember

    Kabar Gembira! Dana KJP Plus dan KJMU Tahap II Cair pada 6 Desember

    loading…

    Disdik DKI Jakarta memastikan dana KJP Plus dan KJMU Tahap II cair mulai Kamis, 6 Desember 2024. Foto/SINDOnews

    JAKARTA – Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta memastikan dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) Tahap II pada 2024 akan disalurkan secara bertahap mulai Kamis, 6 Desember 2024.

    Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Disdik Provinsi DKI Sarjoko mengatakan, pencairan dana ini berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 803 Tahun 2024 tentang Besaran dan Penerima Bantuan Sosial Biaya Pendidikan Tahap II Tahun Anggaran 2024 dan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 804 Tahun 2024 tentang Penerima dan Besaran Bantuan Biaya Peningkatan Mutu Pendidikan bagi Mahasiswa dari Keluarga Tidak Mampu Tahap II Tahun Anggaran 2024.

    “Sebelumnya, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan pencairan KJP Plus dan KJMU di DKI Jakarta. Kami memastikan kesesuaian data penerima bantuan sosial (bansos), sehingga tepat sasaran,” kata Sarjoko di Jakarta, Rabu (4/12/2024).

    Selain itu, Sarjoko menjelaskan, berdasarkan Surat Edaran (SE) Kementerian Dalam Negeri RI Nomor 800.1.12.4/5814/SJ tentang Penundaan Penyaluran Bantuan Sosial, Disdik Provinsi DKI Jakarta menunda penyaluran bansos yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hingga setelah hari pemungutan suara Pilkada Serentak pada 27 November 2024. Hal itu dilakukan untuk meminimalkan potensi penyalahgunaan bantuan sosial sebagai alat politik.

    “Diharapkan, bantuan sosial bidang pendidikan dapat meningkatkan mutu pendidikan para pelajar di Jakarta yang berasal dari keluarga tidak mampu. Sehingga, warga Jakarta mendapatkan pendidikan berkualitas untuk membangun Generasi Emas 2045,” ucapnya.

    Sarjoko menambahkan jumlah penerima KJP Plus Tahap II Tahun 2024 sebanyak 523.622 peserta didik, sedangkan penerima KJMU berjumlah 15.648 mahasiswa. Secara rinci, sebanyak 242.919 penerima KJP Plus jenjang SD/MI, 147.341 penerima jenjang SMP/MTs, 48.876 penerima jenjang SMA/MA, 83.403 penerima jenjang SMK, dan 1.083 penerima jenjang Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

    “Pencairan dana KJP Plus nilainya bervariasi tergantung jenjang pendidikan. Sementara, besaran dana yang diterima mahasiswa penerima manfaat KJMU sebesar Rp9.000.000 per semester,” ungkapnya.

    Adapun rincian besaran dana yang diterima peserta didik penerima manfaat KJP Plus sebagai berikut:

  • Komisi XII DPR soroti perlunya transformasi sektor pertambangan

    Komisi XII DPR soroti perlunya transformasi sektor pertambangan

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya menyoroti pentingnya transformasi sektor pertambangan melalui penerapan teknologi ramah lingkungan, pemberdayaan masyarakat lokal, tata kelola berbasis prinsip ESG (Environmental, Social, Governance), serta efisiensi ekonomi jangka panjang.

    Dalam pidatornya, Bambang menguraikan berbagai strategi untuk mewujudkan pertambangan berkelanjutan sejalan dengan target Indonesia mencapai emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060.

    “Kita ingin teknologi, kita ingin digitalisasi itu berorientasi berkelanjutan dengan industrialisasi,” kata Bambang dalam acara Indonesia Mining Summit 2024 di Jakarta, Rabu.

    Bambang menekankan pentingnya penggunaan teknologi ramah lingkungan untuk memitigasi dampak kerusakan biodiversitas serta reklamasi pascatambang. Selain itu, pemberdayaan masyarakat lokal menjadi fokus utama, dengan menciptakan lapangan pekerjaan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan program bantuan sosial.

    Dari segi investasi, menurutnya, juga harus membawa manfaat nyata bagi masyarakat, termasuk meningkatkan kesejahteraan lokal dan mendukung keberlanjutan lingkungan.

    Meskipun demikian, Bambang menyadari bahwa masih terdapat beberapa tantangan untuk mewujudkan sektor pertambangan yang berkelanjutan.

    Tantangan pertama, adanya kebutuhan investasi yang cukup besar untuk teknologi ramah lingkungan, yang menjadi hambatan bagi perusahaan kecil dan menengah.

    Kedua, adanya potensi konflik sosial dan lingkungan, terutama terkait hak masyarakat adat dan dampak lingkungan.

    Ketiga, persyaratan ketat ESG dari lembaga pembiayaan nasional dan internasional, yang menyulitkan perusahaan yang tidak memenuhi standar untuk mendapatkan pendanaan.

    Kemudian keempat, masih adanya ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Tantangan ini mulai diminimalkan melalui kebijakan larangan ekspor sejak 2021.

    Tantangan kelima, adanya dinamika geopolitik yang masih tidak menentu. Hal ini berpotensi memengaruhi pasokan sumber daya dan stabilitas ekonomi global.

    Meski tantangan besar tengah dihadapi, Bambang melihat peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok global transisi energi.

    “Meningkatnya permintaan global terhadap nikel, tembaga dan bahan baku baterai ini memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi komitmen utama dalam rantai pasok global transisi energi,” jelasnya.

    Adapun dalam sesi pertama diskusi yang bertajuk “The Innovation: Strategic Policy and Framework for Mining Exploration for Economic Continuity”, Bambang juga menyoroti sinergi antara hilirisasi dan eksplorasi sebagai langkah strategis untuk memaksimalkan potensi pertambangan Indonesia.

    “Kita harus beralih, dari yang tadinya sekadar pemasok, kini menjadi pemain kunci dalam rantai global,” ungkapnya.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2024

  • Prabowo gelontorkan dana pribadi sebesar Rp2,5 miliar untuk bansos

    Prabowo gelontorkan dana pribadi sebesar Rp2,5 miliar untuk bansos

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto menggelontorkan dana pribadi sebesar Rp2,5 miliar untuk memberikan bantuan sosial (bansos) berupa sembako, biaya pengobatan, hingga renovasi rumah warga lewat yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN).

    “Anggaran ini saat sekarang masih dari dana Pak Prabowo sendiri. Karena kita terus terang belum di launching, rencana dalam waktu dekat akan di launching,” kata Ketua Yayasan GSN Letjen TNI (Purn) Teguh Arief Indratmoko saat jumpa pers di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu.

    Walau masih menggunakan uang pribadi Prabowo, Arief memastikan pihaknya tetap membuka kesempatan bagi masyarakat dari pihak manapun untuk memberi sumbangan.

    Arief menjelaskan kegiatan bakti sosial yang dilakukan GSN ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan di bidang pendidikan, kesehatan dan perekonomian.

    Kegiatan ini juga merupakan bagian dari upaya GSN membantu pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat.

    Lebih lanjut, Arief menjelaskan dana Rp2,5 miliar tersebut digunakan yayasan untuk memberikan bantuan kepada warga Banyumas, Jawa Tengah pada 18 sampai 29 November 2024.

    Bantuan yang diberikan berupa perbaikan 27 rumah warga yang tidak layak, perbaikan beberapa sekolah dasar, pembuatan tiga titik sumur bor dengan kemampuan menampung 3.000 liter, 1.014 seragam untuk siswa SD dan SMP dan 39 kursi roda.

    Tidak hanya itu, GSN juga memberikan bantuan di bidang pertanian berupa pemberian 10.000 ton pupuk untuk para petani.

    Selain di bidang pertanian, pihaknya juga memberikan fasilitas operasi gratis untuk warga pengidap bibir sumbing, operasi katarak untuk lansia dan biaya kesehatan lainya.

    “Termasuk kursi roda dan kaki palsu untuk para warga yang membutuhkan,” kata Arief.

    Pemberian bantuan ini, lanjut Arief, dapat berjalan berkat dukungan dari Kodam IV/Diponegoro dan Korem 071/Wijaya Kusuma.

    Areif memastikan pemberian bantuan tersebut tidak akan berhenti di Banyumas saja melainkan akan berlanjut ke beberapa daerah pelosok.

    “Saya sudah ada berencana kemarin pada saat saya koordinasi dengan Kodam VI Mulawarman, mereka juga menginginkan kolaborasi kerjasama untuk bakti sosial skala besar juga di wilayah perbatasan antara Kalimantan,” kata Mantan Komandan Jenderal Akademi TNI itu.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2024