Topik: Bantuan Sosial

  • Kabar Gembira! Bansos Beras-Minyak Mulai Disebar

    Kabar Gembira! Bansos Beras-Minyak Mulai Disebar

    Jakarta

    Pemerintah mulai menyalurkan Bantuan Pangan (Banpang) Beras dan Minyakita untuk alokasi Oktober-November 2025. Bantuan ini disalurkan sebagai langkah memastikan ketersediaan pasokan dan mengurangi dampak gejolak harga beras bagi masyarakat desil satu.

    Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman mengatakan program bantuan ini bukan hanya bentuk dukungan sosial, tetapi juga langkah strategis pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

    “Bantuan pangan berupa beras dan minyak goreng ini bukan hanya sekadar bantuan, tapi menjadi bukti nyata kehadiran negara dalam menjaga daya beli masyarakat, mengurangi beban rumah tangga, dan memastikan akses terhadap bahan pangan pokok, terutama beras dan minyak goreng,” ujar Amran,dalam keterangan.

    Secara nasional, program Banpang ini menargetkan 18,27 juta Penerima Bantuan Pangan (PBP) masing-masing menerima 20 kilogram beras dan 4 liter Minyakita selama periode alokasi tersebut. Penyaluran dilakukan secara serentak melalui jaringan distribusi Perum Bulog di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Perbatasan (3TP).

    Menteri Pertanian itu juga menyebut bansos ini bagian penting dalam menjaga keseimbangan antara ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga.

    “Pemerintah, melalui Bapanas dan Bulog, serta kementerian/lembaga terkait terus memperkuat sinergi lintas sektor agar upaya pengendalian pangan berjalan efektif dari hulu hingga hilir,” jelasnya.

    Bantuan ini dilakukan disalurkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Perum Bulog. Penyaluran secara simbolis dilaksanakan di Gudang Perum Bulog Kelapa Gading, Jakarta.

    Khusus untuk di wilayah DKI Jakarta, jumlah PBP mencapai 217.975 orang dengan total bantuan sebesar 4.359.500 kg beras dan 871.900 liter Minyakita. Pada waktu yang sama, penyaluran banpang juga resmi dimulai di Sorong, Papua Barat Daya, kepada 43.935 PBP dengan total distribusi mencapai 878 ton beras dan 175 kiloliter Minyakita.

    Adapun program Banpang beras dan minyak goreng ini merupakan tindak lanjut penugasan resmi Bapanas kepada Perum Bulog melalui Surat Nomor 347/TS.03.03/K/2025, yang mengamanatkan distribusi beras dan Minyakita kepada masyarakat penerima di seluruh Indonesia.

    (acd/acd)

  • Kabar Gembira! Bansos Beras-Minyak Mulai Disebar

    Kabar Gembira! Bansos Beras-Minyak Mulai Disebar

    Jakarta

    Pemerintah mulai menyalurkan Bantuan Pangan (Banpang) Beras dan Minyakita untuk alokasi Oktober-November 2025. Bantuan ini disalurkan sebagai langkah memastikan ketersediaan pasokan dan mengurangi dampak gejolak harga beras bagi masyarakat desil satu.

    Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman mengatakan program bantuan ini bukan hanya bentuk dukungan sosial, tetapi juga langkah strategis pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

    “Bantuan pangan berupa beras dan minyak goreng ini bukan hanya sekadar bantuan, tapi menjadi bukti nyata kehadiran negara dalam menjaga daya beli masyarakat, mengurangi beban rumah tangga, dan memastikan akses terhadap bahan pangan pokok, terutama beras dan minyak goreng,” ujar Amran,dalam keterangan.

    Secara nasional, program Banpang ini menargetkan 18,27 juta Penerima Bantuan Pangan (PBP) masing-masing menerima 20 kilogram beras dan 4 liter Minyakita selama periode alokasi tersebut. Penyaluran dilakukan secara serentak melalui jaringan distribusi Perum Bulog di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Perbatasan (3TP).

    Menteri Pertanian itu juga menyebut bansos ini bagian penting dalam menjaga keseimbangan antara ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga.

    “Pemerintah, melalui Bapanas dan Bulog, serta kementerian/lembaga terkait terus memperkuat sinergi lintas sektor agar upaya pengendalian pangan berjalan efektif dari hulu hingga hilir,” jelasnya.

    Bantuan ini dilakukan disalurkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Perum Bulog. Penyaluran secara simbolis dilaksanakan di Gudang Perum Bulog Kelapa Gading, Jakarta.

    Khusus untuk di wilayah DKI Jakarta, jumlah PBP mencapai 217.975 orang dengan total bantuan sebesar 4.359.500 kg beras dan 871.900 liter Minyakita. Pada waktu yang sama, penyaluran banpang juga resmi dimulai di Sorong, Papua Barat Daya, kepada 43.935 PBP dengan total distribusi mencapai 878 ton beras dan 175 kiloliter Minyakita.

    Adapun program Banpang beras dan minyak goreng ini merupakan tindak lanjut penugasan resmi Bapanas kepada Perum Bulog melalui Surat Nomor 347/TS.03.03/K/2025, yang mengamanatkan distribusi beras dan Minyakita kepada masyarakat penerima di seluruh Indonesia.

    (acd/acd)

  • Pengamat: Kopdes Merah Putih modal untuk bangun ekonomi berbasis lokal

    Pengamat: Kopdes Merah Putih modal untuk bangun ekonomi berbasis lokal

    Pendekatan dari pemerintah tidak boleh birokratis, karena kalau pendekatan birokratis jadinya seperti instruksi, menjalankan program dari atas ke bawah

    Jakarta (ANTARA) – Pengamat sosial dari Universitas Syiah Kuala (USK) Firdaus Mirza mengatakan program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) yang digulirkan Kementerian Koperasi (Kemenkop) merupakan modal untuk membangun ekonomi berbasis kearifan lokal (local wisdom).

    Dia mengatakan kunci untuk mencapai hal itu adalah dengan membangun sinergi yang kuat antara pemerintah, akademisi, dan generasi muda, agar bisa berjalan berkesinambungan.

    “Pendekatan dari pemerintah tidak boleh birokratis, karena kalau pendekatan birokratis jadinya seperti instruksi, menjalankan program dari atas ke bawah. Tetapi harus lebih mendorong pemberdayaan sosial bukan hanya bantuan,” kata Firdaus saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.

    Selain itu, lanjutnya, pemerintah harus berperan sebagai penyedia struktural yang melahirkan kebijakan kooperatif untuk memperkuat fondasi ekonomi desa/kelurahan.

    Ia mengatakan pemberdayaan sosial menjadi kunci agar masyarakat tidak hanya bertindak sebagai penerima manfaat, tetapi juga terdorong untuk mengubah pola pikir menuju kemandirian ekonomi.

    Dalam hal itu, lanjut dia, peran akademisi menjadi penting untuk menjembatani antara ilmu pengetahuan dan praktik di lapangan.

    Menurut dia, kalangan akademisi dapat menjadi produsen pengetahuan dengan memberikan data, riset, serta rekomendasi, terkait pengembangan berbasis kearifan lokal di masing-masing daerah. Melalui program pelatihan, akademisi juga dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pembangunan sosial dan ekonomi.

    Sementara generasi muda yang disebut sebagai agent of change, kata dia, diharapkan berperan aktif memanfaatkan era digitalisasi dan jejaring global untuk mengembangkan kewirausahaan melalui Kopdes Merah Putih.

    “Generasi muda harus berinovasi, mereka bisa membangun kewirausahaan berbasis lokal, seperti makanan khas daerah dan lainnya, agar produk daerah bisa menembus pasar global tanpa kehilangan identitas budaya,” ujar Dosen Sosiologi FISIP USK itu.

    Dia menegaskan keberhasilan program Kopdes Merah Putih akan bergantung pada sinergi antara tiga elemen utama tersebut.

    Sebab, lanjutnya, pemerintah berperan menyiapkan struktur, akademisi mengisi dengan pengetahuan, dan generasi muda menumbuhkan energi perubahan agar program berjalan berkelanjutan.

    Dengan demikian, kata dia, Kopdes Merah Putih diharapkan tidak hanya menjadi wadah pembangunan ekonomi desa/kelurahan, tetapi juga sarana menjaga keragaman identitas lokal di tengah pengaruh global yang semakin kuat.

    Sementara itu Kementerian Koperasi tengah mempercepat operasionalisasi program Kopdes Merah Putih, yakni 80.000 unit koperasi di desa/kelurahan yang menjadi fokus utama dan ditargetkan rampung pada Maret 2026.

    Program itu memiliki tiga fungsi utama, yakni menyalurkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, menjadi pengumpul atau offtaker produk masyarakat desa, serta mendukung pelaksanaan program pemerintah seperti bantuan sosial.

    Pewarta: Donny Aditra
    Editor: Risbiani Fardaniah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Alasan KPK Periksa Anggota DPR Rajiv di Cirebon terkait Kasus CSR BI-OJK

    Alasan KPK Periksa Anggota DPR Rajiv di Cirebon terkait Kasus CSR BI-OJK

    Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan alasan anggota DPR Fraksi NasDem diperiksa di Polres Cirebon, bukan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, sebagai saksi kasus dugaan korupsi corporate social responsibility (CSR) Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.

    Juru Bicara KPK Budi Prasetyo mengatakan, pemeriksaan yang berlangsung pada Kamis (30/10/2025) karena penyidik lembaga antirasuah sedang melakukan pemeriksaan sejumlah saksi di lokasi yang sama.

    “Pemeriksaan dilakukan di Cirebon, mengingat tim penyidik juga sedang melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi di sana untuk perkara ini. Supaya lebih efektif,” kata Budi dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (31/10/2025).

    Budi menuturkan bahwa penyidik telah berkoordinasi untuk melakukan pemeriksaan terhadap Rajiv.

    “Dikoordinasikan demikian, karena tim sedang riksa juga di sana,” ujarnya.

    Budi mengemukakan pemeriksaan di Cirebon untuk mengulik informasi terkait perkenalan Rajiv terhadap dua tersangka, yakni Satori dan Heri Gunawan.

    “Dalam permintaan keterangan kali ini, Penyidik mendalami terkait perkenalan Sdr. RAJ dengan para tersangka dan pengetahuannya tentang program sosial di Bank Indonesia,” jelas Budi.

    Pemeriksaan di Cirebon merupakan penjadwalan ulang karena Rajiv mangkir dari pemeriksaan KPK pada Senin (27/10/2025).

    Sekadar informasi, dalam perkara ini KPK telah menetapkan Heri Gunawan dan Satori, anggota Komisi XI DPR RI tahun 2019-2023 sebagai tersangka.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, Heri Gunawan menerima total Rp15,86 miliar dengan rincian; Rp6,26 miliar dari BI melalui kegiatan Program Bantuan Sosial Bank Indonesia; Rp7,64 miliar dari OJK melalui kegiatan Penyuluhan Keuangan; serta Rp1,94 miliar dari Mitra Kerja Komisi XI DPR RI lainnya.

    Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu menjelaskan Heri Gunawan diduga melakukan dugaan tindak pidana pencucian uang, dengan memindahkan seluruh uang yang diterima melalui yayasan yang dikelolanya, ke rekening pribadi melalui metode transfer. 

    Heri Gunawan kemudian meminta anak buahnya untuk membuka rekening baru, yang akan digunakan menampung dana pencairan tersebut melalui metode setor tunai.

    “HG menggunakan dana dari rekening penampung untuk kepentingan pribadi, di antaranya; pembangunan rumah makan; pengelolaan outlet minuman; pembelian tanah dan bangunan, hingga pembelian kendaraan roda empat,” kata Asep, Kamis (7/8/2025).

    Lalu, Satori menerima total Rp12,52 miliar yang meliputi Rp6,30 miliar dari BI melalui kegiatan Program Bantuan Sosial Bank Indonesia, Rp5,14 miliar dari OJK melalui kegiatan Penyuluhan Keuangan, dan Rp1,04 miliar dari Mitra Kerja Komisi XI DPR RI lainnya.

    Sama seperti Heri Gunawan, Satori menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan pribadi seperti deposito, pembelian tanah pembangunan showroom, pembelian kendaraan roda dua, dan aset lainnya.

    Satori melakukan rekayasa perbankan dengan cara meminta salah satu bank menyamarkan penempatan deposito sehingga pencairan tidak teridentifikasi di rekening koran.

  • Petugas-Warga Binaan Lapas Purwokerto Kerja Bakti-Salurkan Bansos di Pamijen

    Petugas-Warga Binaan Lapas Purwokerto Kerja Bakti-Salurkan Bansos di Pamijen

    Jakarta

    Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Purwokerto melaksanakan kerja bakti membersihkan jalur irigasi dan pemberian bantuan sosial di Desa Pamijen. Kegiatan ini melibatkan 14 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bersama petugas Lapas.

    Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan WBP melalui asimilasi bekerja di luar tembok Lapas, yang bertujuan menanamkan nilai disiplin, kerja sama, kepedulian sosial, dan tanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan. Jalur irigasi yang dibersihkan merupakan saluran utama yang mengairi lahan pertanian warga, sehingga keberadaannya sangat penting bagi masyarakat Desa Pamijen.

    Selain kegiatan kebersihan, Lapas Kelas IIA Purwokerto juga menyalurkan bantuan sosial berupa paket kebutuhan pokok kepada warga yang membutuhkan. Bantuan ini diharapkan dapat dirasakan warga, sekaligus mempererat hubungan Lapas dan lingkungan desa binaannya.

    Kepala Lapas Kelas IIA Purwokerto, Aliandra Harahap, berharap kegiatan ini bermanfaat bagi masyarakat maupun bagi proses pembinaan WBP.

    “Kegiatan ini melibatkan warga binaan dalam kerja bakti dan penyaluran bantuan sosial di Desa Pamijen sebagai bagian dari program pembinaan. Kami berharap masyarakat dapat merasakan manfaat nyata dari kehadiran warga binaan yang menjalankan program asimilasi ini. Selain itu, kegiatan ini menjadi wadah pembentukan karakter positif, rasa empati, dan kesiapan sosial bagi mereka sebelum kembali ke masyarakat,” ujar Aliandra, Kamis (30/10/2025).

    “Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Lapas Kelas IIA Purwokerto atas pelaksanaan kegiatan kerja bakti dan pemberian bantuan sosial ini. Respon masyarakat sangat positif dan antusias, karena kegiatan ini tidak hanya membantu menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga meringankan beban warga yang membutuhkan,” tutur Hesti.

    Petugas-Warga Binaan Lapas Purwokerto Kerja Bakti (Foto: dok. Istimewa)

    (lir/fca)

  • Sempat Absen, KPK Kembali Periksa Politikus Nasdem Rajiv Saksi CSR BI-OJK

    Sempat Absen, KPK Kembali Periksa Politikus Nasdem Rajiv Saksi CSR BI-OJK

    Bisnis.com, JAKARTA — Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan politikus Nasdem, Rajiv (RAJ) sebagai saksi kasus dugaan korupsi program corporate social responsibility (CSR) Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Pemeriksaan berlangsung pada hari ini, Kamis (30/10/2025) di Polres Cirebon Kota. Adapun pemeriksaan ini merupakan penjadwalan ulang karena sebelumnya Rajiv sempat mangkir dari panggilan KPK.

    Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo mengatakan penyidik mendalami mengenai perkenalan Rajiv dengan para tersangka dan pengetahuannya terhadap program tersebut.

    “Dalam permintaan keterangan kali ini, Penyidik mendalami terkait perkenalan Sdr. RAJ dengan para tersangka dan pengetahuannya tentang program sosial di Bank Indonesia,” kata Budi dalam keterangan tertulis, Kamis (30/10/2025).

    Sebelumnya, anggota Komisi IV itu dijadwalkan pemeriksaan oleh KPK pada Senin (27/10/2025), tetapi dirinya absen dan tidak memberikan keterangan atas ketidakhadirannya

    “Hari ini tadi kami cek yang bersangkutan tidak hadir,” kata juru bicara KPK, Budi Prasetyo, kepada wartawan, Senin (27/10/2025).

    Sekadar informasi, dalam perkara ini KPK telah menetapkan Heri Gunawan dan Satori, anggota Komisi XI DPR RI tahun 2019-2023 sebagai tersangka.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, Heri Gunawan menerima total Rp15,86 miliar dengan rincian; Rp6,26 miliar dari BI melalui kegiatan Program Bantuan Sosial Bank Indonesia; Rp7,64 miliar dari OJK melalui kegiatan Penyuluhan Keuangan; serta Rp1,94 miliar dari Mitra Kerja Komisi XI DPR RI lainnya.

    Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu menjelaskan Heri Gunawan diduga melakukan dugaan tindak pidana pencucian uang, dengan memindahkan seluruh uang yang diterima melalui yayasan yang dikelolanya, ke rekening pribadi melalui metode transfer. 

    Heri Gunawan kemudian meminta anak buahnya untuk membuka rekening baru, yang akan digunakan menampung dana pencairan tersebut melalui metode setor tunai.

    “HG menggunakan dana dari rekening penampung untuk kepentingan pribadi, di antaranya; pembangunan rumah makan; pengelolaan outlet minuman; pembelian tanah dan bangunan, hingga pembelian kendaraan roda empat,” jelasnya, Kamis (7/8/2025).

    Lalu, Satori menerima total Rp12,52 miliar yang meliputi Rp6,30 miliar dari BI melalui kegiatan Program Bantuan Sosial Bank Indonesia, Rp5,14 miliar dari OJK melalui kegiatan Penyuluhan Keuangan, dan Rp1,04 miliar dari Mitra Kerja Komisi XI DPR RI lainnya.

    Sama seperti Heri Gunawan, Satori menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan pribadi seperti deposito, pembelian tanah pembangunan showroom, pembelian kendaraan roda dua, dan aset lainnya.

    Satori melakukan rekayasa perbankan dengan cara meminta salah satu bank menyamarkan penempatan deposito sehingga pencairan tidak teridentifikasi di rekening koran.

  • Purbaya Tak Sama dengan Dedi Mulyadi

    Purbaya Tak Sama dengan Dedi Mulyadi

    Oleh: Erizal 

    BERUNTUNG Purbaya Yudhi Sadewa tak seperti Dedi Mulyadi, disamakan dengan Joko Widodo alias Jokowi. Dedi Mulyadi sedang naik daun dan populer dikatakan banyak orang, termasuk oleh Rocky Gerung, adalah Mulyono Jilid II. Mulyono Jilid I, siapa lagi kalau bukan Jokowi. Bisa habis juga Dedi Mulyadi.

    Jokowi dulu, dikritik oleh banyak orang, bisa dipastikan bukan Jokowinya yang salah, tapi banyak orang yang mengkritik itu, meski kritikan itu benar sekalipun. Kini justru sebaliknya, siapa pun yang mengkritik Jokowi dipastikan benar, meski kritikan itu salah sekalipun.

    Di situlah ruginya Dedi Mulyadi disamakan dengan Jokowi, karena akhirnya bisa buruk. Hanya keledai yang mau masuk pada lubang yang sama. Artinya, orang tak melihat yang dilakukannya tulus. Hanya pencitraan. Padahal, bisa jadi memang berbeda dengan Jokowi.

    Dulu, jangankan IKN dan kereta cepat Whoosh, mobil Esemka saja dijual Jokowi banyak orang yang percaya. Kini, jangankan mobil Esemka, ijazahnya pun orang banyak yang tak percaya, meski sudah diakui oleh UGM dan Bareskrim melalui pengujian forensik sekalipun. 99,9% palsu kata Roy Suryo cs.

    Betapa ruginya Dedi Mulyadi disamakan dengan Jokowi saat ini. Kalau dulu, baru untung. Banyak kepala daerah yang meniru-niru gaya Jokowi, meski tak semua beruntung. Blusukan orang, blusukan pula dia. Blusukan Jokowi tetap pakai bansos, tidak hanya tangan kosong.

    Secara personal, tak ada yang bisa disamakan antara Dedi Mulyadi dan Jokowi. Dedi Mulyadi orator, Jokowi tidak. Kalau ditanya wartawan, jawabannya panjang, Jokowi pendek saja. Malah, tak dijawab sama sekali. Sudah, tapi belum. Dedi Mulyadi mana bisa begitu.

    Pendukung Dedi Mulyadi memang terlihat tak suka idolanya disamakan dengan Jokowi. Tapi pendukung Jokowi, terlihat sebaliknya. Mungkin agar sosok Jokowi terlihat masih relevan. Padahal setiap zaman tak hanya orangnya saja yang berbeda, tapi juga karakteristiknya.

    Tak hanya pendukung Jokowi yang terlihat suka mendekatkan diri pada tokoh populer seperti Dedi Mulyadi. Gibran Rakabuming Raka pun terlihat begitu. Ia mendekatkan diri kepada Dedi Mulyadi saat melesat. Malah saat Purbaya  melesat pun ia ikut nimbrung dengan mengatakan dukungan terhadap gaya ceplas-ceplos Purbaya. Entah untuk apa pula dukungan seperti itu sebagai Wapres?

    Pengalaman tiga kali menang Pilpres, termasuk Gubernur dan Wali Kota, membuat Jokowi dan para pendukungnya hafal betul tokoh mana yang sedang dielu-elukan. Kalau ketemu dengan tokoh seperti itu, maka mendekati lebih baik daripada menjauhi, apalagi melawan. Cita rasa pemilih pada pemimpin, mungkin sudah hafal di luar kepala. Kekuasaan adalah candu.

    Purbaya beruntung, karena tak seperti Dedi Mulyadi, yang disamakan Jokowi. Bagaimana pula bisa menyamakan Purbaya dan Jokowi? Bak langit dan bumi. Purbaya bisa jadi penyakit pula buat Jokowi. Justru Purbaya lebih bisa disamakan dengan Prabowo.

    Ceplas-ceplos, apa adanya, tanpa tedeng aling-aling. Yang terasa dalam hati itulah yang disampaikan. Bukan harimau dalam perut, tapi kambing juga yang keluar. Jokowi dalam perutnya entah apa dan yang keluar anaknya bisa jadi Wapres. Purbaya dan Prabowo lebih mudah ditafsirkan. Lurus dan tak banyak belok-belok.

    Tidak saja publik yang menghakimi, kalau Purbaya diserang orang lain seperti Jokowi dan Dedi Mulyadi, tapi Purbaya itu sendiri. Purbaya mana ada relawan, apalagi buzzer. Bahkan, Dedi Mulyadi menyerangnya langsung diserang balik, tanpa peduli persepsi publik.

    Sayang, Dedi Mulyadi tak mau mengakui kesalahannya. Mengakui kesalahan bagi pemimpin populer memang tak mudah. Tapi Purbaya santai saja dan tak peduli lagi.

    Jokowi pun dibenarkannya sedikit saat mengatakan transportasi publik seperti Whoosh memang bukan untuk mencari untung. Dibenarkan sedikit, karena mungkin saja ia tahu kesalahan yang banyak dalam persoalan itu.

    Hasan Nasbi yang ikut-ikutan mengkritik jadi tak berkutik. Ini tak akan terjadi pada sosok Jokowi dulu. Jadi kalau fenomena Dedi Mulyadi masih bisa disamakan dengan Jokowi, Purbaya tidak. Sama sekali berbeda.

    Purbaya bukan fenomena masuk gorong-gorong atau membersihkan sungai. Ia menjelaskan sesuatu yang rumit menjadi sederhana dan dipahami semua orang. Ini permainan otak yang tak bisa dimainkan oleh otak kosong. Bukan pula olah tubuh ke sana-sini melihat gestur dan politik simbol yang multitafsir.

    Kelemahannya, orang jadi menuntut lebih dari Purbaya, bahkan di atas dari semua yang dikatakannya. Tapi ini pula bisa menunjukkan bahwa ia benar-benar bekerja tanpa agenda apa-apa.

    Sangat berkebalikan dengan Jokowi dan mungkin juga Dedi Mulyadi, tak banyak dituntut diawal, tapi terbukti mengambil jauh lebih banyak diakhir daripada yang dikerjakannya. 

    Purbaya enteng menolak masuk partai politik.dan memilih fokus pada pekerjaan yang diberikan Presiden. Tapi nanti kita tak pernah tahu.

    Direktur ABC Riset & Consulting

  • Bos BI Pede Indonesia Siap Jadi Negara Digital Tercepat di Dunia

    Bos BI Pede Indonesia Siap Jadi Negara Digital Tercepat di Dunia

    Liputan6.com, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi salah satu negara dengan ekonomi digital tercepat dan terbesar di dunia pada 2030.

    Dia menuturkan, sinergi kebijakan nasional yang diperkuat melalui ajang Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) dan Indonesia Financial Summit & Expo (IFSE) akan menjadi motor utama akselerasi transformasi digital.

    “Ini pertama kali kita melakukan acara event terbesar di Indonesia di era ekonomi keuangan digital, yaitu sinergitas antara FEKDI dan IFSE. Yang ini insya Allah akan menjadi dukungan konkret kita, sinergi kebijakan nasional, yang tentu saja menjadi kunci untuk mengakselerasi transformasi digital Indonesia,” kata Perry dalam acara FEKDI dan IFSE 2025, di JCC, Jakarta, Kamis (30/10/2025).

    Ia menegaskan, digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain. Melalui kebijakan terintegrasi dan kerja sama lintas sektor, Indonesia berpeluang besar menjadi pemimpin regional dalam ekonomi digital.

    “Alhamdulillah dalam waktu lima tahun terakhir ini, Indonesia one of the fastest growing ekonomi keuangan digital,” ujarnya.

    Fondasi Digital Kuat Berkat QRIS

    Perry menilai, keberhasilan transformasi digital Indonesia tidak lepas dari implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2019 yang dikeluarkan Bank Indonesia.

    Salah satu tonggak pentingnya adalah lahirnya QRIS, standar pembayaran digital nasional yang kini digunakan oleh hampir 60 juta pengguna, termasuk 40 juta pelaku UMKM.

    “Alhamdulillah QR Indonesia Standard menyelamatkan Indonesia dari Covid karena membantu distribusi bantuan sosial dan semuanya. Sekarang QR Indonesia Standard sudah hampir 60 juta pengguna, di antaranya 40 juta itu UMKM,” ujarnya.

  • Prudensi keuangan negara dalam menjaga kedaulatan ekonomi

    Prudensi keuangan negara dalam menjaga kedaulatan ekonomi

    Ketika banyak negara masih bergulat dengan tekanan utang dan inflasi tinggi, Indonesia justru berhasil menjaga ruang fiskal untuk merespons dinamika global tanpa menimbulkan ketidakstabilan

    Jakarta (ANTARA) – Tanggal 30 Oktober setiap tahun diperingati sebagai Hari Oeang Republik Indonesia, sebuah momentum yang mengingatkan bangsa ini pada pentingnya kedaulatan ekonomi.

    Sejarah mencatat bahwa pada tanggal tersebut tahun 1946, pemerintah Indonesia untuk pertama kalinya mengeluarkan mata uang sendiri sebagai simbol kemandirian ekonomi pasca-kemerdekaan.

    Oeang Republik Indonesia (ORI) bukan sekadar alat transaksi, melainkan lambang kemerdekaan dari penjajahan ekonomi yang selama ratusan tahun membelenggu negeri ini.

    Dalam konteks masa kini, semangat itu tetap relevan. Di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, pemerintah meneguhkan kembali pentingnya prinsip kehati-hatian atau prudensi dalam setiap langkah pengelolaan fiskal.

    Kebijakan fiskal yang dijalankan Kementerian Keuangan menekankan keseimbangan antara kebutuhan pembangunan dengan keberlanjutan fiskal jangka panjang. Prinsip kehati-hatian ini menjadi landasan moral dan teknokratis dalam setiap keputusan alokasi anggaran.

    Pemerintah tidak tergoda untuk mengeluarkan belanja besar tanpa perhitungan yang matang, melainkan menempatkan efisiensi dan dampak nyata bagi masyarakat sebagai prioritas utama. Dengan menjaga defisit APBN di bawah 3 persen terhadap PDB dan rasio utang di bawah 40 persen, Indonesia menunjukkan komitmen kuat terhadap tata kelola fiskal yang sehat.

    Menjaga stabilitas

    Kondisi ekonomi global dalam beberapa tahun terakhir penuh dengan ketidakpastian. Perang, perubahan iklim, dan disrupsi teknologi menciptakan tekanan yang kompleks terhadap stabilitas ekonomi dunia. Namun di tengah tantangan itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang mampu menjaga stabilitas ekonomi dengan baik.

    IMF dalam laporannya tahun 2025 menyebutkan bahwa Indonesia termasuk dalam lima besar negara G20 yang berhasil menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan stabilitas fiskal. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap di kisaran 5,1 persen, sementara inflasi terkendali pada tingkat 3 persen sebagai suatu capaian yang jarang ditemui di negara berkembang.

    LPEM UI dalam riset terbarunya tahun 2024 menegaskan bahwa keberhasilan tersebut bukan kebetulan, melainkan hasil dari disiplin fiskal yang berkesinambungan. Belanja negara diarahkan untuk memperkuat sektor produktif seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

    Di sisi lain, Kementerian Keuangan secara konsisten memperbaiki sistem penerimaan negara melalui digitalisasi pajak dan efisiensi administrasi. Reformasi pajak yang dilakukan tidak hanya memperluas basis penerimaan, tetapi juga meningkatkan transparansi dan kepercayaan wajib pajak.

    OECD dalam laporan Economic Outlook for Southeast Asia 2025 menilai strategi fiskal Indonesia sebagai salah satu yang paling adaptif di kawasan. Ketika banyak negara masih bergulat dengan tekanan utang dan inflasi tinggi, Indonesia justru berhasil menjaga ruang fiskal untuk merespons dinamika global tanpa menimbulkan ketidakstabilan.

    Hal ini menjadi bukti bahwa prinsip prudensi dalam kebijakan fiskal tidak berarti menahan pembangunan, melainkan memastikan setiap kebijakan berjalan efektif dan berkelanjutan.

    Dampak nyata bagi rakyat

    Kebijakan fiskal yang prudent terbukti memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Data BPS menunjukkan tingkat kemiskinan pada Maret 2025 turun menjadi 9,0 persen, terendah dalam satu dekade terakhir. Penurunan ini tidak hanya disebabkan oleh bantuan sosial, tetapi juga oleh penciptaan lapangan kerja di sektor-sektor produktif.

    Program padat karya, dukungan UMKM, serta insentif pajak untuk investasi domestik menjadi motor penggerak utama pengurangan kemiskinan. Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 4,8 persen, didorong oleh meningkatnya kegiatan ekonomi digital dan manufaktur.

    Dalam laporan Indonesia Economic Prospects yang diterbitkan Bank Dunia pada Mei 2025, disebutkan bahwa disiplin fiskal yang diterapkan Indonesia menjadi faktor kunci dalam menjaga kepercayaan investor. Pengelolaan belanja yang transparan dan terukur membuat ekonomi domestik lebih tangguh menghadapi guncangan eksternal.

    Bahkan, peringkat sovereign credit rating Indonesia tetap stabil di level BBB dengan outlook positif menurut Fitch Ratings dan Standard & Poor’s. Ini mencerminkan keyakinan pasar internasional terhadap kredibilitas fiskal pemerintah.

    Pilar utama

    Kedaulatan ekonomi tidak hanya bergantung pada kemampuan memproduksi barang di dalam negeri, tetapi juga pada kemandirian fiskal. Kementerian Keuangan telah menjalankan reformasi struktural untuk memperkuat fondasi tersebut. Salah satunya adalah penerapan Medium-Term Fiscal Framework (MTFF) yang memastikan kesinambungan kebijakan antarperiode pemerintahan.

    Melalui kerangka ini, setiap rencana belanja negara harus disesuaikan dengan proyeksi pendapatan dan kapasitas fiskal jangka menengah, sehingga mengurangi risiko defisit yang tidak terkendali.

    Riset yang dilakukan Center for Strategic and International Studies (CSIS) tahun 2025 menemukan bahwa penerapan MTFF meningkatkan konsistensi antara perencanaan dan realisasi anggaran hingga 92 persen, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya yang hanya 80 persen.

    Hasil ini menunjukkan bahwa tata kelola fiskal Indonesia semakin kredibel dan terukur. Selain itu, upaya memperkuat penerimaan negara dari sektor digital economy dan green economy menjadi langkah strategis dalam memperluas basis fiskal di masa depan.

    Badan Kebijakan Fiskal (BKF) dalam riset internalnya menyebutkan bahwa digitalisasi perpajakan dan integrasi data keuangan lintas sektor mampu menekan kebocoran penerimaan hingga 15 persen dalam dua tahun terakhir. Langkah ini tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga memperkuat keadilan fiskal karena wajib pajak besar tidak lagi bisa menghindar dari kewajiban.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • PLN IP salurkan bantuan Rp3,03 miliar untuk 10 ribu penerima manfaat

    PLN IP salurkan bantuan Rp3,03 miliar untuk 10 ribu penerima manfaat

    Kami percaya energi sejati bukan hanya mengalir lewat kabel listrik, tetapi juga lewat kepedulian yang menyentuh hati

    Jakarta (ANTARA) – PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menyalurkan bantuan sosial senilai Rp3,03 miliar kepada sekitar 10.000 penerima manfaat dalam rangka rangkaian perayaan HUT Ke-30 perusahaan.

    Direktur Utama PLN Indonesia Power Bernadus Sudarmanta dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, mengatakan kegiatan yang berlangsung di seluruh 37 unit kerja ini sekaligus menjadi wujud nyata kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar.

    “Bantuan yang disalurkan berupa santunan, paket sembako, perlengkapan sekolah, serta kebutuhan lain yang disesuaikan dengan kondisi lokal masyarakat,” katanya.

    Kegiatan yang juga dilaksanakan bersamaan dengan doa bersama anak yatim ini menegaskan pula komitmen PLN IP untuk selalu dekat dengan masyarakat.

    “Kami percaya energi sejati bukan hanya mengalir lewat kabel listrik, tetapi juga lewat kepedulian yang menyentuh hati. PLN Indonesia Power akan terus hadir, bukan hanya sebagai penyedia listrik, melainkan sahabat perjalanan bangsa menuju masa depan yang lebih terang,” tegasnya.

    Ribuan pegawai PLN IP turut turun langsung ke lapangan, berinteraksi dengan penerima manfaat dan menyalurkan bantuan.

    Dalam pelaksanaan program, PLN Indonesia Power bekerja sama dengan lembaga Laz Annur sebagai mitra distribusi agar bantuan tepat sasaran dan merata.

    Dalam rangkaian HUT Ke-30, yang jatuh pada 3 Oktober 2025, PLN IP juga menggelar InPower Fun Run, sebuah ajang lari yang diikuti serentak sekitar 5.000 pegawai dan tenaga alih daya di 37 unit kerja dari Sabang hingga Merauke.

    Dengan dukungan aplikasi digital, peserta berlari dan berjalan hingga mencapai akumulasi jarak 30.000 kilometer.

    Bernadus menyampaikan bahwa InPower Fun Run bukan sekadar kegiatan olahraga, tetapi juga wujud nyata kontribusi perusahaan dalam mendukung gaya hidup sehat dan ramah lingkungan.

    “Setiap langkah lari yang ditempuh peserta adalah simbol komitmen kami untuk terus berlari menuju masa depan energi yang lebih bersih, berkelanjutan dan memberdayakan Indonesia,” ungkapnya.

    Selain memperkuat kebersamaan, Fun Run ini juga memiliki pesan hijau.

    Berdasarkan perhitungan, capaian jarak yang dicapai setara dengan menanam 2.000 pohon dalam satu tahun, pengurangan emisi karbon hingga 9 ton CO2, menghemat penggunaan bahan bakar setara dengan 3.000 liter BBM, serta mendorong budaya eco-living di kalangan pegawai dan keluarga besar PLN Indonesia Power.

    Adapun agenda HUT PLN IP lainnya meliputi empower roadshow atau edukasi energi di 30 kampus Indonesia dan green action berupa penanaman puluhan ribu pohon di berbagai daerah.

    Melalui rangkaian kegiatan HUT yang mengusung tema “Driving Sustainable Energy Transition” itu PLN IP bertekad untuk terus menjadi the leading clean energy company, yang tidak hanya menghadirkan energi listrik, tetapi juga energi kebaikan yang memberdayakan masyarakat.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.