Topik: Banjir

  • Kartoharjo Magetan Dikepung Banjir, Puluhan Rumah Terdampak

    Kartoharjo Magetan Dikepung Banjir, Puluhan Rumah Terdampak

    Magetan (beritajatim.com) – Luapan air masih melanda Desa Jajar dan Desa Ngelang di Kecamatan Kartoharjo Kabupaten Magetan, Minggu (10/3/2024) siang. Air mulai menggenangi sejak Minggu pagi.

    Sementara, Desa Jeruk, Kartoharjo, Pencol, dan Sukowidi banjir sudah melanda pada malam hari dan air surut pada siang. Namun begitu, ada puluhan rumah warga yang terdampak.

    Plt Kalaksa BPBD Magetan Yok Sujarwadi mengatakan, banjir terjadi akibat luapan dua sungai. Pertama Sungai Plered yang mengakibatkan kawasan Desa Jeruk dan Desa Karangmojo terdampak. Untuk Desa Jeruk ada 15 rumah terdampak, dan Desa Karangmojo ada lima rumah terdampak.

    “Kemudian, Kali Ulo juga meluap, asal air dari selatan Magetan. Desa yang terdampak Desa Pencol itu ada empat rumah terendam kemudian di Desa Sukowidi itu lahan persawahan ada 95 hektar kemudian mengalir ke Desa Jajar ada sekitar 12 rumah terendam dan 120 hektar sawah terendam,” kata Yok Sujarwadi.

    “Air lanjut ke Desa Ngelang saat posisi saat ini di Desa Jajar sudah mulai surut. Air naiknya di Desa Ngelang masih kami pantau dan lakukan asessment,” lanjut mantan Kabag Pemerintahan Setdakab Magetan itu.

    Pantauan beritajatim.com, sejumlah petugas bersiaga di Desa Jajar dan Desa Ngelang. Mereka juga sempat mengevakuasi lansia di Desa Ngelang yang sakit. Evakuasi menggunakan motor milik TNI.

    Ayem, salah seorang warga Ngelang mengatakan, air mulai meluap pada Minggu pagi. “Begitu tahu ada air naik, kami langsung naikkan itu gabah, kasur, dan barang-barang. Ini sawah kami juga terendam. Luasnya sekitar satu hektar,” terang Ayem.

    Hingga berita ini ditulis, air masih menggenangi dua desa yakni Jajar dan Ngelang. Sementara cuaca masih berawan di kawasan Kartoharjo. [fiq/aje]

  • Lebih dari 1000 Kepala Keluarga Terdampak Banjir di Jombang

    Lebih dari 1000 Kepala Keluarga Terdampak Banjir di Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Lebih dari 1000 KK (Kepala Keluarga) terdampak banjir yang menerjang tiga kecamatan di Kabupaten Jombang. Jumlah persisnya 1.307 KK. Mereka tersebar di Kecamatan Mojoagung, Mojowarno, serta Sumobito.

    Walhasil, tren air di tiga kecamatan tersebut berangsur surut, Minggu (10/3/2024) sekitar pukul 10.30 WIB. Namun kondisi terparah adalah di Desa Kademangan Kecamatan Mojoagung. Saat ini ketinggian air antara 30 hingga 50 cm.

    Mulai awal Maret 2024, Desa Kademangan sudah tiga kali disambangi banjir. Selain Kademangan, desa di Kecamatan Mojoagung yang juga disergap banjir adalah Betek, Mancilan, serta Desa Karobelah. Di tiga desa itu banjir juga mulai surut.

    “Di Desa Kademangan yang terdampak sebanyak 275 KK, kemudian Desa Mancilan sebanyak 215 KK, lalu Desa Mancilan 70 KK, dan Desa Karobelah sebanyak 217 KK,” ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang Syamsul Bahri, Minggu (10/3/2024).

    Sementara itu di Kecamatan Mojowarno yang diterpa banjir adalah Desa Selorejo. Desa ini air juga sudah surut, namun jumlah warga yang terdampak sebanyak 380 KK atau 800 jiwa. Lalu di Kecamatan Sumobito, kawasan yang terendam banjir adalah Dusun Balongsono Desa Talunkidul dan Dusun Grudo Desa Madyopuro.

    Di Balongsono, ketinggian air antara 30 hingga 90 cm. Sedangkan warga yang terdampak sebanyak 150 KK atau kisaran 510 jiwa. Kemudian di Dusun Grudo ketinggian air 20 hingga 40 cm. “Semuanya berangsur surut. Dari beberapa lokasi itu, total warga terdampak 1.307 KK,” lanjutnya.

    Apa penyebab banjir di tiga kecamatan itu? Syamsul menjelaskan, banjir di Mojowarno, Mojoagung dan Sumobito disebabkan hujan deras di hulu Sungai Gunting, Sungai Catak Banteng dan Sungai Pancir pada Sabtu (9/3/2024) siang hingga malam. “Air sungai kemudian meluap menggenangi permukiman,” pungkas Syamsul. [suf]

  • Tanggul Sungai Brangkal Mojokerto Jebol, Warga Dievakuasi

    Tanggul Sungai Brangkal Mojokerto Jebol, Warga Dievakuasi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Akibat tanggul Sungai Brangkal jebol, puluhan rumah di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto terendam. Ketinggian air di dalam rumah mulai dari 20 cm sampai 80 cm, sehingga warga dievakuasi ke tempat yang aman.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, berdasarkan pantauan aplikasi Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, di wilayah Kabupaten Mojokerto diguyur hujan intensitas sedang lebat berdurasi cukup lama.

    “Akibatnya debit Sungai Brangkal meningkat. Karen ada tanggul yang jebol sehingga air meluber ke pemukiman warga. Untuk ketinggian air bervariasi, di dalam rumah dari 20 cm sampai 80 cm, di jalan dari 30 cm sampai 100 cm,” ungkapnya, Minggu (10/3/2024).

    BPBD Kabupaten Mojokerto melakukan kaji cepat serta evakuasi warga terdampak banjir. Dibantu TNI/Polri, relawan dan warga, petugas mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman. Ada dua lokasi yang disediakan untuk evakuasi warga.

    “Yakni Kantor Kelurahan Surodinawan, Kota Mojokerto dan di Masjid Baitussalam Dusun Sambirejo. Di Masjid Baitussalam sementara jumlah perempuan ada 30 orang, laki-laki 20 orang, lansia 4 orang, anak-anak 12 orang, balita 3 orang,” bebernya.

    “Selain mengevakuasi warga, kami juga memberikan bantuan berupa sak (karung plastik) sebanyak 700 lembar untuk penanganan darurat tanggul jebol dan selimut sebanyak 50 buah serta terpal 3 buah. Untuk saat ini kondisi tren air mengalami penurunan secara perlahan,” tambahnya.

    Sebelumnya, Tanggul Sungai Brangkal di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (9/3/2024) malam jebol. Akibatnya, ratusan rumah di Desa Sambirejo terendam hingga meluas ke Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. [tin/suf]

  • Ruang Kelas dan Kantor MI Nurul Huda 2 Kota Mojokerto Terendam Banjir

    Ruang Kelas dan Kantor MI Nurul Huda 2 Kota Mojokerto Terendam Banjir

    Mojokerto (beritajatim.com) – Sedikitnya 10 ruang kelas dan kantor milik Madrasah Ibtudaiyah (MI) Nurul Huda 2 di Jalan Raya Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto terendam banjir, Sabtu (9/3/2024) malam. Pihak sekolah sudah melakukan langkah antisipasi dengan mengemas buku dan dokumen ke tempat aman.

    “Sekitar jam 5, ada informasi dari kampung sebelah (Desa Wringinrejo). Tanggulnya belum jebol tapi airnya sudah naik, pas magrib infonya ada tanggul jebol. Larinya air ke selatan (selatan MI Nurul Huda 2),” ungkap satpam MI Nurul Huda 2, Siswantoro.

    Masih kata satpam, air masuk ke perumahan dan ke permukiman warga di Kelurahan Pekuncen depan RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo. Air masuk ke MI Nurul Huda 2 dari gorong-gorong yang ada di sebelah barat sekolah ditambah luapan air yang ada di Jalan Raya Surodinawan.

    “Masuknya air itu ke sekolah, awal dari gorong-gorong dan jalan saking tingginya air. Ada sekitar 10 kelas, ruang kantor, yang TK ada empat ruangan dan kantor TK terendam air banjir. Air sudah surut, sebelumnya ketinggian di luar gedung sekitar 50 cm. Ini tadi kan libur, jadi tidak aktivitas di sekolah,” ujarnya.

    Satpam menjelaskan, saat mengetahui air masuk ke halaman sekolah langsung dilakukan langkah antisipasi. Pihak sekolah langsung mengevakuasi buku dan dokumen dengan cara meletakkan di atas meja. Namun barang-barang di koperasi yang belum sempat dievakuasi banyak yang teredam air banjir.

    “Dinaikkan di atas meja. Siaga tadi menjelang magrip, melihat air dari gorong-gorong masuk ke dalam (sekolah) langsung siaga. Air masuk tidak lagi tinggi tapi perlahan-lahan sampai sekitar tiga jam baru tinggi,” tegasnya selaku Ketua RT 18 RW 05, Lingkungan Murukan.

    Menurutnya di Lingkungan Murukan, Kelurahan Surodinawan masih aman lantaran warga sudah siaga dan melakukan langkah antisipasi. Menurutnya, hal tersebut dilakukan lantaran pengalaman sebelumnya. Banjir bandang terjadi di Lingkungan Murukan pada 2004 lalu.

    Sementara itu, Kepala Sekolah (Kepsek) MI Nurul Huda 2, Ainur Rofik menjelaskan, air masuk halaman MI Nurul Huda 2 sekitar 50 cm. “Air masuk ke beberapa kelas yang ada di lantai 1 dan ruangan kantor juga. Untungnya kantor baru, kurang 5 cm lagi masuk jadi tidak masuk ke kantor yang baru,” jelasnya.

    Masih kata Kepsek, para siswa kebetulan libur awal bulan puasa dan baru masuk pada, Rabu (13/3/2024) pekan depan. Namun jika air banjir masih merendam sekolah maka pihak sekolah akan memberikan libur tambahan untuk para siswa hingga ruang kelas dan kantor yang terendam bersih dan bisa digunakan lagi.

    “Kalau memang perlu waktu untuk membersihkan mungkin untuk sementara diliburkan, tambahan libur lah. Kebetulan anak-anak pas libur, kita mulai libur hari Kamis kemarin. Alhamdulilah sudah kita amankan (barang-barang), sebelum jalan raya (Jalan Raya Surodinawan) terendam,” urainya.

    Menurutnya, langkah antisipasi tersebut dilakukan lantaran ada rekannya yang rumahnya ada di lokasi tanggul Sungai Brangkal Jebol menginformasikan kondisi Sungai Brangkal. Sehingga saat tanggul Sungai Brangkal di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, pihak sekolah sudah mengantisipasi.

    “Sudah dapat informasi, kebetulan rumahnya belakang tanggul jebol. Air masuk sekolah sekitar 20.30 WIB lewat gorong-gorong, gang sebelah dibendung kayaknya air di halaman sekolah bisa surut kalau bendungan di gang sebelah kampung dibuka. Warga khawatir, kita juga bisa pahami karena di sini juga pernah jebol,” lanjutnya.

    Sebelumnya, Tanggul Sungai Brangkal di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (9/3/2024) malam jebol. Akibatnya, ratusan rumah di Desa Sambirejo terendam hingga meluas ke Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. [tin/suf]

  • Banjir di Kota Mojokerto Rendam Gedung MI dan Rumah Sakit

    Banjir di Kota Mojokerto Rendam Gedung MI dan Rumah Sakit

    Mojokerto (beritajatim.com) – Banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Brantas di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto tak hanya menyebabkan pemukiman warga sekitar terendam. Banjir juga merendam fasilitas umum (fasum) di Kota Mojokerto.

    Banjir kiriman dari wilayah Kabupaten Mojokerto ini merendam pemukiman penduduk di Kelurahan Pekuncen, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Tak hanya itu akses Jalan Raya Surodinawan, MI Nurul Huda dan halaman depan RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto juga tergenang.

    Di Kantor Kelurahan Surodinawan, air menggenangi area parkir dan halaman dengan kedalaman sekitar 20 cm. Sementara, di RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo, air merendam area pintu masuk dan keluar rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto tersebut.

    Satpam MI Nurul Huda, Siswantoro mengatakan, air banjir datang sekitar pukul 19.30 WIB dengan ketinggian sekitar 50 cm. “Air banjir dari saluran irigasi yang ada di depan sekolah sebelah sebarat sekolah kemudian ke utara dan barat terus masuk ke sekolah,” ungkapnya, Minggu (10/3/2024).

    Masih kata Siswantoro, air juga masuk ruang kelas dan kantor MI Nurul Huda. Siswantoro yang merupakan warga sekitar ini pun bersama warga sekolah lainnya mengevakuasi buku maupun dokumen penting dengan cara melakukan ke atas meja. Di pemukiman warga, air masuk beberapa rumah.

    “Dinaikkan di atas meja semua. Ini tadi empat ruangan TK juga kena banjir. Kebetulan saya warga sekitar, air sudah masuk beberapa rumah (warga) namun tidak parah karena warga sebelumnya sudah siaga dan antisipasi, ya sekitar 20-40 cm dari jalan juga. Portal jalan ditutup antisipasi pengendara motor yang nekat menerobos banjir,” jelasnya.

    Sebelumnya, Tanggul Sungai Brangkal di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (9/3/2024) malam jebol. Akibatnya, ratusan rumah di Desa Sambirejo terendam hingga meluas ke Kecamatan Surodinawan, Kota Mojokerto. [tin/suf]

  • BPBD Mojokerto Evakuasi Lansia dan Anak-anak ke Tempat Aman, Imbas Tanggul Sungai Brangkal Jebol

    BPBD Mojokerto Evakuasi Lansia dan Anak-anak ke Tempat Aman, Imbas Tanggul Sungai Brangkal Jebol

    Mojokerto (beritajatim.com) – BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Mojokerto bersama warga dan relawan PMI mengevakuasi para lanjut usia (lansia) dan anak-anak ke tempat aman. Hal itu sebagai imbas dari banjir terjadi di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (9/3/2024). Banjir disebabkan tanggul Sungai Brangal jebol.

    Salah satu warga Lingkungan Pekuncen, Eko Purnomo (36) mengatakan, banjir masuk ke pemukiman warga sekira pukul 20.00 WIB. “Habis salat Isya, setelah itu hujan gerimis. Warga kemudian bergotong-royong karena tanggulnya mau jebol,” ungkapnya.

    Sebelum jebol, lanjut Eko, tanggul mengalami kebocoran. Sehingga saat hujan deras, sungai tak bisa menahan debit air hujan. Hal itu mengakibatkan tanggul jebol. Sebelumnya, Rabu (6/3/2024) tanggul Sungai Brangkal jebol dan sudah dilakukan upaya penutupan.

    “Jebolnya perkiraan jam 8 an itu langsung air meluap. Mulai Rabu, warga yang rumahnya dekat sungai sudah mulai mengungsi. Perabotan di dalam rumah sudah diangkat semua, antisipasi jika terjadi hujan lagi. Kalau mengungsi, tinggal angkat saja. Jadi warga sudah siap,” katanya.

    Namun jelang bulan suci Ramadhan, warga banyak yang menghadiri acara megenggang dan ruwah desa sehingga warga masih bertahan di rumah masing-masing. Menurutnya, tanggul Sungai Brangkal jebol sepanjang sekitar 30 meter.

    “Di dalam 1 meter (ketinggian air), di jalan raya setinggi paha orang dewasa cuma arusnya deras. Ada banyak yang dievakuasi karena kebetulan di sini banyak mbah-mbah sudah sepuh, kita evakuasi dulu ke balai desa. Warga gantian melek’an, antisipasi banjir lebih parah tapi ini mulai surut,” tuturnya.

    Sebelumnya, Tanggul Sungai Brangkal di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (9/3/2024) malam jebol. Akibatnya, ratusan rumah di Desa Sambirejo terendam hingga meluas ke Kecamatan Surodinawan, Kota Mojokerto. [tin/suf]

  • Tanggul Sungai Brangkal Mojokerto Jebol, Air Meluap ke Pemukiman Warga

    Tanggul Sungai Brangkal Mojokerto Jebol, Air Meluap ke Pemukiman Warga

    Mojokerto (beritajatim.com) – Tanggul Sungai Brangkal di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (9/3/2024) malam jebol. Akibatnya, ratusan rumah di Desa Sambirejo terendam l hingga meluas ke Kecamatan Surodinawan, Kota Mojokerto.

    Salah satu warga Dusun Sambirejo, Eko Purnomo (36) mengatakan, tanggul Sungai Brangkal jebol sepanjang kurang lebih 30 meter. Tanggul Sungai Brangkal tersebut jebol sekitar pukul 20.00 WIB, meski sebelumnya sudah ada upaya dari warga untuk menahan tanggul agar tidak jebol.

    “Sebelumnya, tanggul jebol pada Rabu (6/3/2024) kemarin. Namun sudah diperbaiki secara darurat oleh warga. Debit air sungai sangat deras karena hujan deras akhirnya tanggul tidak kuat menahan beban air lagi,” ungkapnya, Minggu (10/3/2024).

    Sebelum tanggul sungai jebol, warga sudah mengungsi ke tempat yang aman. Warga sudah mengantisipasi jika akan terjadi hujan diprediksi debit sungai akan meningkat sehingga warga mengungsi saat terjadi hujan deras. Menurutnya sudah ada sinyal peringatan di lokasi.

    “Warga saat mendapat sinyal siaga banjir sudah siap siaga kalau tanggul jebol sehingga warga di sekitar lokasi langsung meengamankan barang-barang berharga dan mengungsi ke tenpat yang aman. Sehingga saat debit sungai tidak kuat menahan air dan banjir bisa diantisipasi,” ujarnya.

    Warga lainnya, Edo (25) mengatakan, tanggul Sungai Brangkal jebol sekira pukul 19.30 WIB. “Tanggul jebol kemarin itu, panjangnya antara 30 meter sampai 35 meter. Ini tadi air datang habis magrip terus mengalami dan pukul 19.30 WIB, tanggul jebol,” ujarnya.

    Pasca tanggul jebol, lanjut Eko, air Sungai Brangkal meluap ke pemukiman warga. Warga bahu-membahu mengevakuasi warga lanjut usia (lansia) dan anak-anak. Ketinggian air sekitar 50 cm dengan arus yang cukup besar sehingga warga mengevakuasi para lansia dan anak-anak.

    “Para lansia dan anak-anak sebagian besar dievakuasi tapi ada beberapa warga yang bertahan di rumah masing-masing. Setelah air surut, warga berharap tanggul yang jebol agar segera diperbaiki pemerintah sehingga saat hujan deras tidak jebol dan mengakibatkan banjir,” pungkasnya.

    Banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Brangkal juga merendam pemukiman wargan di Lingkungan Pekuncen, Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon. Kota Mojokerto. Air masuk pemukiman warga sekitar pukul 21.00 WIB. Air kiriman dari Sungai Brangkal juga merendam Jalan Raya Surodinawan.

    Sejumlah portal di masing-masing jalan ditutup sementara untuk mengantisipasi pengendara motor yang nekat menerobos banjir. Minggu dini hari, kondisi air mulai surut. Sementara di Dusun Sambirejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto air juga mulai surut perlahan. [tin/suf]

  • Sempat Pergi, Banjir Kembali Genangi Mojoagung Jombang

    Sempat Pergi, Banjir Kembali Genangi Mojoagung Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Banjir kembali menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang Jawa Timur, Minggu (10/3/2024). Ada lima desa yang tergenang. Di antaranya, Desa Kademangan, Betek, Mancilan, Karobelah, serta Des Janti.

    Namun yang kondisinya paling parah adalah Dusun Kebundalem Desa Kademangan. Di desa ini ketinggian air mancapai 1,5 meter. Warga sudah hapal, karakter banjir di Dusun Kebundalem adalah air cepat datang tapi juga cepat pergi.

    Selama Maret 2024 ini saja, air bah sudah tiga kali menyambangi desa tersebut. Yakni, Rabu (6/3/2024) malam, kemudian surut sebentar, dan disusul kembali pada Kamis (7/3/2024) dini hari. Kemudian Sabtu (9/3/2024) malam.

    “Air mulai memasuki perkampungan Sabtu sekitar pukul enam petang. Ketinggian air kalau di luar rumah 1,5 meter, sedangkan di dalam rumah satu meter. Ini sudah ketiga kalinya selama Maret,” kata Muhammad Fatkhur (33), warga setempat.

    Fatkhur menjelaskan, banjir diawali hujan deras yang menyiram kawasan Mojoagung dan sekitar. Hujan tersebut intensitasnya cukup tinggi. Sudah begitu durasinya juga lumayan panjang, yakni mulai pukul dia siang hingga jam delapan malam.

    Akibatnya, sungai yang melintasi Dusun Kebundalem meluap. Air kemudian masuk ke perkampuan, lalu naik ke rumah warga. “Kami tidak pengungsi. Karena banjir di sini cepat surut. Kalau ditinggal mengungsi, pas surut, kondisi kering malah susah saat bersih-bersih,” ujarnya.

    Fatkhur dan warga lainnya hanya pasrah ketika kampungnya dipukul banjir berkali-kali. Dia hanya berharap agar pemerintah melakukan pengerukan air sungai yang meluap itu. Sehingga bisa menampung air ketika hujan dengan intensitas tinggi.

    Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang Syamsul Bahri membenarkan adanya banjir kiriman tersebut. Selain Desa Kademangan, juga ada Desa Betek, Mancilan, Karobelah, serta Desa Janti, yang diterpa banjir.

    Kemudian di Kecamatan Mojowarno ada satu desa, yakni Selorejo. Sedangkan di Kecamatan Sumobito, banjir menggenangi Dusun Balongsono Desa Talinkidul. “Kita sudah menerjunkan tim ke lokasi banjir,” ujar Syamsul.

    Syamsul mengatakan bahwa terdapat 500 KK (Kepala Keluarga) di Desa Kademangan yang terdampak banjir. Namun mereka belum ada yang mengungsi. Banjir, kata Syamsul, disebabkan oleh meluapnya aliran sungai di desa setempat.

    Menurut Syamsul, mulai Sabtu siang hingga malam, hujan deras mengguyur kawasan hulu sungai yang ada di Kecamatan Wonosalam. Sehingga kawasan bagian bawah terkena dampaknya. “Pukul lima petang debit air di dam Gayam Mojowarno meluap. Air pun menggenangi permukiman warga, Hingga Minggu pukul tiga dini hari, air masih menggenang,” kata Syamsul. [suf]

  • Diterjang Banjir, Jembatan Alternatif Antar Desa Mojokerto Putus

    Diterjang Banjir, Jembatan Alternatif Antar Desa Mojokerto Putus

    Mojokerto (beritajatim.com) – Jembatan alternatif penghubung antar desa di Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto putus. Jembatan alternatif penghubung Dusun Kedungpen, Desa Gondang dengan Desa Kebontunggul, Kecamatan Gondang, tersebut putus akibat diterjang air banjir.

    Jembatan alternatif penghubung antar desa tersebut memiliki panjang kurang lebih 43 meter dengan diameter 2 meter dan ketinggian 15 meter. Jembatan putus dan terbawa arus sungai setelah diterjang banjir dari Sungai Pikatan pada, Sabtu (9/3/2024)  sekira pukul 16.00 WIB.

    Kepala Dusun (Kadus) Kedungpen, Desa Gondang, Saiful Bahri (44) mengatakan, sekitar pukul 16.00 WIB, ia mendapatkan laporan dari warga jika jembatan alternatif terputus dan terbawa arus air banjir. “Pondasi sebelah utara jembatan tidak kuat menahan derasnya aliran sungai,” ungkapnya.

    Derasnya aliran Sungai Pikatan menyebabkan jembatan putus sekitar 25 meter. Masih kata Kadus, material jembatan ikut terbawa arus sungai dan hanya menyisahkan sisi selatan sepanjang 18 meter. Sebelum di sekitar lokasi hujan turun dengan deras dan lama.

    “Sebelumnya hujan mengguyur Dusun Kedungpen sejak pukul 13.00 WIB. Jembatan itu jembatan alternatif antar desa, hanya roda dua yang bisa lewat. Karena jembatan terputus sehingga tidak bisa dilewati sehingga warga disarankan lewat Desa Kamasantani,” katanya.

    Masyarakat diminta untuk lewat Desa Kemasantani atau lewat arah Desa Pohjejer saat hendak ke Desa Kebontunggul atau desa sekitar. Beruntung saat kejadian jembatan alternatef tersebut sepi sehingga tidak ada korban dalam kejadian tersebut.

    Hujan menguyur Mojokerto Raya sejak Sabtu siang. Sejumlah sungai di wilayah Mojokerto mengalami peningkatan debit air. Sungai Pikatan sendiri mengarah ke Sungai Brangkal di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto menuju Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. [tin/kun]

  • Banjir di Pasuruan, Permukiman di Tiga Kecamatan Tergenang, Bantuan Mulai Datang

    Banjir di Pasuruan, Permukiman di Tiga Kecamatan Tergenang, Bantuan Mulai Datang

    Pasuruan (beritajatim.com) – Banjir masih menggenangi permukiman warga di tiga kecamatan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, hingga Sabtu (9/3/2024) siang. Ketiga kecamatan tersebut adalah Winongan, Grati, dan Rejoso.

    Di Desa Winongan Kidul, Kecamatan Winongan, air sudah mulai surut. Ketinggian air saat ini berkisar antara 20 cm hingga 40 cm, dan genangan di jalan raya sudah surut sehingga arus lalu lintas kembali lancar.

    Kepala Desa Winongan Kidul, Osin, mengatakan bahwa pemerintah Kabupaten Pasuruan telah memberikan bantuan logistik seperti makanan dan air minum. Bantuan kesehatan seperti obat-obatan dan pemeriksaan kesehatan juga telah diberikan.

    “Air sudah surut, namun masih ada beberapa dusun yang masih terendam banjir,” kata Osin.

    Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, mengungkapkan bahwa luapan Sungai DAS Rejoso selain merendam Kecamatan Winongan, juga merendam Kecamatan Grati dan Rejoso.

    Di Kecamatan Grati, banjir masih menggenangi permukiman warga Dusun Kebrukan Desa Kedawung Kulon dengan ketinggian mencapai dada orang dewasa. Sementara di Kecamatan Rejoso, wilayah yang terendam banjir berada di Desa Toyaning.

    “Jadi total ada tiga kecamatan yang terdampak banjir,” kata Sugeng.

    Sebelumnya diketahui, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pasuruan pada Jumat (8/3/2024) mengakibatkan sejumlah wilayah di Kecamatan Winongan terendam banjir. Ketinggian air bervariasi, antara 30 cm hingga 100 cm.

    Menurut warga Dusun Serambi, Desa Winongan Kidul, banjir datang sekitar pukul 15.00 WIB. Banjir dengan cepat masuk ke permukiman warga, membuat perabotan dan sembako milik warga tak terselamatkan. (ada/ian)