Topik: Banjir

  • Sampang Banjir, Polda Jatim Imbau Jangan ke Madura Dulu

    Sampang Banjir, Polda Jatim Imbau Jangan ke Madura Dulu

    Surabaya (beritajatim.com) – Polda Jatim mengirim pasukan yang terdiri dari Brimob, Polair, dan juga lalu lintas untuk membantu penanganan banjir di Sampang Madura. Pasukan satu peleton ini dipimpin langsung oleh Dirlantas dan Dilpolair.

    “Saat ini pasukan masih disana, masih back up Polres Sampang,” ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto, Rabu (13/3/2204).

    Dirmanto mengimbau agar masyarakat Madura dari Sampang, Pamekasan, Sumenep, yang akan ke Surabaya sebaiknya ditunda dulu. Mengingat kondisi jalan yang masih belum memungkinkan untuk dilewati.

    “Begitu pula sebaliknya masyarakat yang akan menuju Sampang, Pamekasan, Sumenep agar ditunda perjalanan,” ujarnya.

    Dijelaskan Dirmanto, banjir diakibatkan intensitas hujan dan merata mulai kemarin pukul 03.00 Wib.

    Adapun wilayah yang terkena luapan air adalah Kecamatran Jrengik kemudian luapan air sungai Panyiburan Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang karena intensitas curah hujan yang tinggi serta banjir kiriman dari Kecamamatan Tambelangan dan Kecamatan Konang Kabupaten Bangkalan.

    Banjir selain menggenangi persawahan warga juga menggenangi sebagian rumah warga yang terdampak, serta meluap dan mengenanggi Jl. Raya Panyepen.

    Sungai tidak mampu menampung debit air hujan sehingga air meluap ke pemukiman penduduk, area persawahan serta meluap ke Jl. Raya Panyepen.

    Air hujan yang tinggi dan merata mengakibatkan sungai tidak mampu menjadikan luapan air hujan dari sungai ke jalan persawahan. [uci/but]

  • Pantai Serang Blitar Diterjang Banjir Rob

    Pantai Serang Blitar Diterjang Banjir Rob

    Blitar (beritajatim.com) – Banjir rob menerjang pesisir Pantai Serang di Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar pada Rabu (13/03/24). Imbasnya objek wisata unggulan di Kabupaten Blitar tersebut ditutup sementara.

    Penutupan ini akan dilakukan hingga kondisi ombak dan air laut di Pantai Serang normal kembali. Langkah ini diambil oleh pihak pengelola demi mencegah jatuhnya korban akibat banjir rob yang sedang berlangsung.

    “Untuk sementara waktu ditutup, karena ada banjir rob,” kata Handoko, Kepala Desa Serang Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar.

    Banjir rob yang melanda Pantai Serang ini berlangsung sejak pagi tadi. Air laut meluap hingga ke warung-warung pedagang yang berada di pesisir pantai Serang.

    Akibatnya ada sejumlah warung milik warga yang biasa digunakan untuk berjualan pun rusak usai diterjang air laut. Para pedagang pun terpaksa tutup. Mereka pun berusaha menyelamatkan sejumlah barang dagangan agar tidak ikut terseret air laut.

    “Memang ada beberapa warung dan rumah warga atau gimana itu yang terdampak,” kata Ivong Berttyanto, Kepala BPBD Kabupaten Blitar.

    BPBD Kabupaten Blitar menegaskan bahwa banjir rob ini hanya bersifat sementara. Sehingga diperkirakan banjir rob ini akan segera surut.

    “Banjir rob iki kan sejak pagi tadi dan banjir rob ini kan sementara imbas dari gelombang tinggi yang terjadi jadi kemungkinan akan segera surut,” tegasnya.

    Saat ini BPBD Kabupaten Blitar masih melakukan koordinasi dan asesmen terkait bencana banjir rob yang terjadi di Pantai Serang tersebut. Pihaknya juga masih melakukan pendataan terkait berapa jumlah warung atau rumah warga yang rusak akibat diterjang banjir rob.

    Tangkapan layar banjir rob yang terjadi di Pantai Serang Blitar.

    Selain itu, BPBD Kabupaten Blitar juga meminta kepada wisatawan dan warga yang berada di pesisir pantai selatan Kabupaten Blitar agar selalu waspada terhadap kemungkinan bencana banjir rob. Pasalnya cuaca buruk diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

    “Kami meminta kepada warga yang tinggal di pesisir pantai selatan agar selalu waspada karena cuaca buruk ini masih akan terjadi beberapa hari ke depan kalau sesuai prediksi,” tegasnya. [owi/but]

  • Banjir Sampang Hari Kedua, Warga Belum Terima Bantuan

    Banjir Sampang Hari Kedua, Warga Belum Terima Bantuan

    Sampang (beritajatim.com) – Banjir akibat luapan Sungai Kemuning memasuki hari kedua di Kabupaten Sampang, Madura. Sejumlah warga di Jalan Kamboja, Kelurahan Rongtengah, Kecamatan/Kabupaten Sampang, terpaksa mengungsi dan bertahan di atap rumah mereka serta belum terima bantuan.

    “Sampai saat ini kami belum menerima bantuan apapun dari pemerintah, padahal banyak warga yang terjebak banjir dan hanya bisa berlindung di atas loteng rumahnya,” ujar Dimas Ali Wafa, warga Jalan Kamboja, Rabu (13/3/2024).

    Dimas mengaku khawatir jika banjir tidak segera surut. Pasalnya, sebagian warga mulai resah karena kesulitan mendapatkan bahan makanan untuk keperluan buka puasa dan sahur.

    “Kami sangat membutuhkan bantuan terutama nasi bungkus untuk buka puasa nanti, sebab kami tidak bisa memasak karena semua perabot terendam banjir,” imbuhnya.

    Dimas menuturkan, air banjir luapan Sungai Kemuning yang merendam kawasan pemukimannya hampir mencapai 2 meter, sehingga membuat warga semakin terisolir.

    “Kami tidak bisa kemana-mana karena selain banjir arus airnya juga deras sekali,” sambungnya.

    Banjir kali ini telah menyebabkan 4 kecamatan menjadi daerah terdampak, yaitu Kecamatan Tambelangan, Jrengik, Torjun dan Kecamatan Sampang.

    “Ada empat Kecamatan yang terdampak, dan sampai saat ini sejumlah kelurahan di wilayah kota masih terendam banjir,” kata H. Muhammad Hozin, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sampang. [sar/beq]

  • Hujan Dua Hari, Belasan Desa di Sampang Terendam Banjir

    Hujan Dua Hari, Belasan Desa di Sampang Terendam Banjir

    Sampang (beritajatim.com) – Hari kedua di bulan suci Ramadhan 1445 Hijriyah, belasan desa di Kabupaten Sampang, terendam banjir luapan sungai Kemuning.

    Pantauan di lokasi, banjir yang terdalam mencapai 2 meter lebih serta membuat sejumlah akses jalan raya antar kabupaten di Madura ditutup. Sebab, air banjir membuat mesin kendaraan baik roda dua maupun roda empat tenggelam.

    H. Muhammad Hozin, Kasi Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, menjelaskan, banjir yang terjadi setidaknya melanda 16 desa dan kelurahan. “Ini merupakan banjir hari kedua, dan cuaca di Sampang saat ini masih mendung disertai gerimis,” ujarnya, Rabu (13/3/2024).

    Hozin menambahkan, bencana banjir yang terjadi di Sampang ini merupakan banjir tahunan yang setiap musim penghujan selalu melanda warga. Namun, biasanya paling lama hanya berlangsung selama dua hari. “Mudah-mudahan cepat surut dan tidak ada lagi air kiriman dari wilayah utara,” imbuhnya.

    Sekedar diketahui, banjir air hujan yang terjadi semenjak kemarin juga membuat arus lalulintas di jalan nasional terganggu. Bahkan, untuk sementara ditutup guna menghindari adanya korban.[sar/kun]

  • Banjir, Petani di Rengel Tuban Terpaksa Panen Dini

    Banjir, Petani di Rengel Tuban Terpaksa Panen Dini

    Tuban (beritajatim.com) – Akibat terendam banjir luapan sungai bengawan solo, beberapa petani di wilayah Desa Karangtinoto, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban terpaksa panen lebih awal.

    Hal itu dilakukan lantaran petani tak ingin merugi lebih besar akibat dampak dari banjir yang sudah tiga hari ini menggenangi lahan pertanian.

    Salah seorang petani warga setempat Sani mengungkapkan, padi rentan busuk apabila tergenang air terlalu lama akibat banjir, sehingga ia memilih untuk melakukan panen lebih awal.

    “Saya panen 1 petak, belum saatnya panen sebagian menguning sebagian belum,” ucap Sani.

    Menurut Sani, padi miliknya bisa panen 1 minggu lagi, namun harus panen dini, sehingga mengakibatkan hasil panen merosot drastis dan mengakibatkan jumlah kerugian yang sangat besar.

    “Kalau panen 1 pekan lagi. Kena banjir yang harus terpaksa di panen dini,” imbuhnya.

    Masih kata Sani, selain menurunkan hasil panen dampak dari banjir ini juga membuat hasil gabah jelek. Terlihat para petani juga sibuk memanen dengan menggunakan perahu sebagai alat bantu membawa hasil panen yang dibawa ke tepi jalan.

    Sementara itu, Siti Aminah petani asal Desa Karangtinoto juga menambahkan, bahwa sudah 2 kali ia gagal panen akibat diterjang banjir dan mengalami kerugian yang sangat banyak.

    “2 petak sawah saya diterjang banjir jadi gagal panen,” tutup Siti Aminah. [ayu/aje]

  • Cuaca Ekstrem Diprediksi Landa Magetan, Madiun, Ngawi sampai 18 Maret 2024 

    Cuaca Ekstrem Diprediksi Landa Magetan, Madiun, Ngawi sampai 18 Maret 2024 

    Magetan (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem di wilayah Kota Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Madiun, diprediksi terjadi pada 12 Maret 2024 hingga 18 Maret 2024. Demkikian berdasarkan rilis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda.

    Dalam press rilis BMKG Juanda nomor ME.02.04/019/KSUB/III/2024, BMKG meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jawa Timur yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi (hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es).

    Saat ini wilayah Jawa Timur berada di akhir musim hujan dan memasuki fase peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Adanya aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Rossby menambah tingginya potensi pertumbuhan awan konvektif di wilayah Jawa Timur.

    “Serta adanya sirkulasi siklonik di utara Australia mengakibatkan adanya pola konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Jawa Timur yang berpengaruh terhadap peningkatan cuaca ekstrem sepekan kedepan,” tulis Taufiq Hermawan, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo dalam press release yang dilayangkan pada Selasa (12/3/2024).

    Pihaknya menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan. Wilayah dengan topografi curam/bergunung/tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor jika wilayah tersebut terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat dengan durasi waktu yang panjang.

    Bagi yang sedang berkendara diharap untuk mewaspadai jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang saat hujan lebat berlangsung. Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk selalu memantau kondisi cuaca terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id/radar, dan informasi peringatan dini 3 harian dan peringatan dini 2 – 3 jam ke depan yang selalu kami bagikan melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id dan media sosial @infobmkgjuanda. [fiq/suf]

  • Pj Bupati Pamekasan Tinjau Titik Banjir dan Bantu Warga Terdampak

    Pj Bupati Pamekasan Tinjau Titik Banjir dan Bantu Warga Terdampak

    Pamekasan (beritajatim.com) – Pj Bupati Pamekasan, Masrukin meninjau beberapa titik banjir yang melanda sejumlah wilayah di kabupaten Pamekasan, Selasa (12/3/2024) malam.

    Dalam kesempatan tersebut, ia didampingi Dandim 0826 Pamekasan, Letkol Inf Ubaydillah, Waka Polres Pamekasan, Kompol Andy Purnomo, serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan.

    “Banjir ini terjadi akibat intensitas hujan yang cukup tinggi yang berlangsung sejak waktu subuh, kondisi ini terjadi hampir merata di seluruh wilayah di Pamekasan,” kata Pj Bupati Pamekasan, Masrukin.

    Intensitas hujan dalam waktu relatif lama, mengakibatkan sejumlah desa/kelurahan di Pamekasan, terendam banjir akibat luapan kali semajid yang tidak dapat menampung debit air.

    “Kondisi (intensitas hujan yang tinggi dan merata) ini mengakibatkan debit air meluap, ditambah wilayah hilir di Desa Majungan, air laut dalam kondisi pasang,” ungkapnya.

    Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga memberikan bantuan kepada sejumlah warga tedampak banjir, guna meringankan beban warga terdampak musibah banjir di wilayah setempat.

    Seperti diketahui, banjir Pamekasan meluas dan mengepung sebanyak 6 (enam) kelurahan dan 3 (tiga) desa berbeda di Pamekasan. Meliputi Kelurahan Barkot, Bartim, Jungcancang, Kangenan, Parteker, dan Patemon, Kecamatan Pamekasan.

    Termasuk dua desa lainnya di kecamatan Pamekasan, yakni Desa Jalmak dan Laden. Sedangkan satu desa lainnya, yakni Desa Sumedangan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan. [pin/ian]

  • Sampang Banjir, Belasan Sapi Diungsikan ke dalam Masjid

    Sampang Banjir, Belasan Sapi Diungsikan ke dalam Masjid

    Sampang (beritajatim.com) – Banjir air hujan luapan sungai Kemuning, Kabupaten Sampang terus meluber dan merendam sejumlah wilayah.

    Warga yang terdampak banjir mulai mengungsi dan mengevakuasi barang-barang berharga mereka ke tempat yang aman dari genangan air.

    Bahkan, sejumlah hewan ternak berupa sapi, terpaksa diamankan ke teras masjid agar terhindar dari banjir. Kejadian itu, sempat diabadikan dengan kamera ponsel oleh warga dan viral di media sosial.

    Informasi yang berhasil diperoleh beritajatim.com, video viral sapi diungsikan ke teras masjid itu terjadi di Desa Panyeppen, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang.

    Langkah tersebut dinilai sebagai solusi terakhir dalam rangka meminta perlindungan kepada Allah Swt.

    “Ini usaha terakhir di masjid selanjutnya apa kata Allah,” kata warga salam vidoe berduras 11 detik tersebut.

    Terpisah, Kasi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sampang, H. Moh Hozin membenarkan kejadian itu dan mengatakan bahwa sampai malam ini banjir luapan sungai Kemuning mulai masuk ke kawasan perkotaan.

    “Malam ini air sudah masuk ke kawasan perkotaan dan sebagian desa masih terendam, untuk korban yang mengungsi masih kita lakukan pendataan,” tandasnya. [sar/ian]

  • Personel Gabungan Sigap Evakuasi Warga Terdampak Banjir di Pamekasan

    Personel Gabungan Sigap Evakuasi Warga Terdampak Banjir di Pamekasan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Personel gabungan sigap dan bahu membahu mengevakuasi warga terdampak banjir yang melanda beberapa titik di Pamekasan, Selasa (12/3/2024) malam.

    Personel gabungan tersebut berasal dari lintas instansi di Pamekasan, meliputi personel BPBD, TNI-Polri, serta komunitas relawan yang tergabung dalam FPRB Pamekasan.

    Mereka bergerak cepat dan bahu membahu melakukan evakuasi, serta membantu warga keluar dari kepungan banjir yang menyebar di beberapa titik di Pamekasan.

    “Sejauh ini kami sudah melakukan proses evakuasi terhadap warga terdampak banjir, yang terbakar di beberapa desa/kelurahan di Pamekasan. Seperti di Kelurahan Jungcancang dan Patemon,” kata salah satu staf BPBD Pamekasan, Akhmad Zaini.

    Proses evaluasi tersebut dilakukan dengan cara membawa warga terdampak banjir dengan menggunakan perahu karet dari titik banjir. “Proses evakuasi dilakukan dari titik banjir menuju tempat aman,” ungkapnya.

    “Warga yang kita evaluasi di antaranya mulai dari lansia, anak-anak hingga bayi. Mereka diungsikan ke rumah saudara atau famili yang berada di titik aman,” jelasnya.

    Seperti diketahui, banjir Pamekasan meluas dan mengepung sebanyak 6 (enam) kelurahan dan 3 (tiga) desa berbeda di Pamekasan. Meliputi Kelurahan Barkot, Bartim, Jungcancang, Kangenan, Parteker, dan Patemon, Kecamatan Pamekasan.

    Termasuk dua desa lainnya di kecamatan Pamekasan, yakni Desa Jalmak dan Laden. Sedangkan satu desa lainnya, yakni Desa Sumedangan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan. [pin/ian]

  • Meluas, Banjir Pamekasan Terjang 6 Kelurahan dan 3 Desa

    Meluas, Banjir Pamekasan Terjang 6 Kelurahan dan 3 Desa

    Pamekasan (beritajatim.com) – Banjir Pamekasan meluas dan mengepung sebanyak 6 (enam) kelurahan dan 3 (tiga) desa berbeda di Pamekasan, Selasa (12/3/2024) malam.

    Enam kelurahan tersebut meliputi Kelurahan Barkot, Bartim, Jungcancang, Kangenan, Parteker, dan Patemon, Kecamatan Pamekasan. Termasuk dua desa lainnya di kecamatan Pamekasan, yakni Desa Jalmak dan Laden.

    Sedangkan satu desa lainnya, yakni Desa Sumedangan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan. “Titik banjir meluas ke beberapa desa/kelurahan di Pamekasan,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi.

    “Sebelumnya hanya terjadi di Kelurahan Jungcancang dan Petemon, namun seiring dengan kondisi air laut dengan status pasang. Banjir meluap dan menyebar ke titik lainnya,” ungkapnya.

    Diberitakan sebelumnya, personel gabungan lintas instansi di Pamekasan, meliputi personel BPBD, TNI-Polri, serta komunitas relawan yang tergabung dalam FPRB Pamekasan, terlibat dalam melakukan proses evakuasi.

    Mereka bergerak cepat dan bahu membahu melakukan evakuasi, serta membantu warga keluar dari kepingan banjir menyebar di dua kelurahan tersebut.

    Sementara personel dari jajaran Satlantas Polres Pamekasan, bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Pamekasan, melakukan penjagaan arus lalu lintas yang tergenang banjir. [pin/ian]