Topik: Banjir

  • 7 Pantai di Malang Selatan Diterjang Banjir ROB

    7 Pantai di Malang Selatan Diterjang Banjir ROB

    Malang (beritajatim.com) –  Cuaca ekstrem terjadi belakangan ini menyebabkan sejumlah pantai di wilayah Malang Selatan diterjang banjir rob dan gelombang tinggi.

    Akibat banjir rob tersebut, aktivitas beberapa nelayan dan wisata sempat terganggu. Seperti banjir rob yang terjadi di Pantai Sendang Biru Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe), dan Pantai Balekambang, Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, ketinggian gelombang mencapai 12 meter dari bibir pantai.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, M Nur Fuad Fauzi mengatakan, banjir rob dan gelombang air laut naik sampai dengan daratan di kawasan pesisir pantai di wilayah Selatan Kabupaten Malang terjadi sekitar pukul 14.30.

    “Air laut naik sampai daratan di beberapa pesisir pantai yang ada wilayah selatan Kabupaten Malang,” ucapnya, saat dikonfirmasi, Kamis (14/3/2024).

    Menurut Fuad, dalam peristiwa banjir rob tersebut terjadi di tujuh pantai yakni Pantai Ngliyep, Pantai Balekambang, Pantai Batu Bengkung, Pantai Ungapan, Pantai Tamban, Pantai Sendang Biru, dan Pantai Bajul Mati.

    “Kalau di Pantai Bajulmati itu air laut naik sampai dengan daratan dan menggenangi sebagian lahan di sekitar Muara Kondang Anyar, yang mengakibatkan rusaknya pagar kayu pembatas lahan konservasi penyu dan beberapa bangunan gazebo,” tegasnya.

    Banjir Rob di Malang Selatan

    Menurut Fuad, di Pantai Batu Bengkung, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan itu, air laut naik sampai dengan daratan dan menggenangi sebagian lahan serta warung tempat wisata dengan ketinggian air hampir sebatas mata kaki, namun sekarang sudah surut.

    “Di pantai ungapan itu gelombang ombak masih tinggi hingga ke daratan dan sekarang angin cukup kencang, ada 1 warung yang terdampak,” terangnya.

    Untuk di Pantai Tamban, sambung Fuad, saat ini gelombang tinggi hingga ke daratan, begitu dengan Pantai Sendang Biru yang ombaknya masih tinggi hingga ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) bagian selatan dan air sampai hingga loket.

    “Berbeda dengan di pantai Ngliyep, yang gelombang air laut naik sampai badan jalan di tempat wisata dan pasir panjang, namun tidak sampai naik ke pemukiman warga,” bebernya.

    Sementara di Pantai Balekambang, tambah Fuad, gelombang air laut naik sampai badan jalan di tempat wisata, dan mengakibatkan beberapa Spot foto rusak, serta gelombang air laut naik ke pertokoan warga.

    “Tidak ada dampak kerusakan yang fatal dalam kejadian banjir rob, namun hanya kerusakan dua gazebo dengan nilai kerugian material kurang lebih enam juta rupiah,” pungkasnya. (yog/ted)

  • Jalur Sumenep-Pamekasan Banjir, Puluhan Motor Mogok

    Jalur Sumenep-Pamekasan Banjir, Puluhan Motor Mogok

    Sumenep (beritajatim.com) – Jalur utama Sumenep-Pamekasan terendam banjir, dampak hujan yang terus mengguyur dalam tiga hari terakhir. Puluhan sepeda motor pun mogok lantaran nekat menerjang genangan air dengan ketinggian mencapai 40-50 cm.

    Aparat kepolisian yang bertugas saat itupun dengan sigap membantu mendorong sepeda motor warga yang mogok.

    Kasatlantas Polres Sumenep, AKP Alimuddin Nasution mengatakan, genangan air di Jalan Raya Sumenep-Pamekasan ini memang sangat mengganggu kelancaran arus lalu lintas. Apalagi mengingat jalan ini merupakan akses utama antar kabupaten.

    “Karena itu, kami menurunkan anggota untuk mengurai kemacetan. Selain itu, anggota juga membantu mendorong kendaraan warga yang mogok,” katanya, Kamis (14/3/2024).

    Sambil mengatur lalu lintas untuk mengurai kemacetan akibat banjir, petugas pun meminta warga untuk bersabar dan lebih berhati-hati karena jalan licin.

    “Jadi kami tidak hanya mengatur lalu lintas, tapi kami juga mengimbau pengendara untuk lebih berhati-hati saat melintas,” ujarnya.

    Akses jalan utama Sumenep-Pamekasan ini memang menjadi kawasan langganan banjir ketika intensitas hujan tinggi. Tidak hanya menggenani jalan raya, air juga merendam puluhan hektar lahan sawah di sisi kiri dan kanan jalan. [tem/beq]

  • Sampang Lumpuh Total Akibat Banjir Tiga Hari

    Sampang Lumpuh Total Akibat Banjir Tiga Hari

    Sampang (beritajatim.com) – Aktivitas masyarakat di Kabupaten Sampang lumpuh total akibat banjir yang merendam selama tiga hari. Sejumlah kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga kepolisian tak bisa memberikan pelayanan secara administratif.

    “Terhitung saat ini banjir yang melanda kawasan kota sudah berlangsung selama tiga hari, dan tiga hari pula aktivitas warga terganggu,” ujar Taufik, korban banjir asal Kelurahan Gunung Sekar, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Kamis (14/3/2024).

    Sementara Tamrin, warga Kelurahan Rongtengah, mengatakan banjir yang menggenangi pemukiman padat penduduk belum juga surut sampai saat ini. Bahkan, sebagian warga belum menurunkan perabotnya dari atas loteng lantaran khawatir terjadi banjir susulan.

    “Air banjir masih banyak yang mengenanggi rumah warga, selain itu cuaca masih mendung dan terkadang hujan, sehingga kami khawatir ada banjir susulan,” imbuhnya.

    Sekadar diketahui, selain banjir masih berlangsung, beberapa kawasan masih terjadi pemadaman jaringan arus listrik.

    Seperti yang diberitakan sebelumnya, banjir air hujan tersebut meluas hingga melanda empat Kecamatan di Kabupaten Sampang, diantarnya Kecamatan Tambelangan, Kecamatan Jrengik, Kecamatan Torjun, dan Kecamatan Sampang.

    Dampak dari banjir tersebut membuat akses jalan nasional penghubung antar kabupaten di Pulau Madura terganggu. [sar/beq]

  • Banjir di Semarang Bikin KA Pandalungan Telat Masuk Stasiun Jember 6 Jam

    Banjir di Semarang Bikin KA Pandalungan Telat Masuk Stasiun Jember 6 Jam

    Jember (beritajatim.com) – Banjir di beberapa titik di Petak Jalan Semarang Tawang Bank Jateng – Alastua yang masuk wilayah PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional 4 Semarang, Jawa Tengah, menyebabkan Kereta Api Pandalungan relasi Gambir-Jember telat masuk ke Stasiun Jember, Jawa Timur, Kamis (14/3/2024).

    Ketinggian air mencapai 10 centimeter merendam bagian rel paling atas. “Demi keamanan dan keselamatan perjalanan, beberapa KA mengalami perubahan pola operasi yang seharusnya melewati lokasi banjir harus diputar perjalanannya,” kata Manager Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, dalam siaran persnya.

    KA Pandalungan yang berangkat dari Stasiun Gambir, Jakarta, akhirnya harus memutar lewat Tegal, Prupuk, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Gambringan dan Surabaya. Perubahan pola operasi ini berdampak pada jadwal kedatangan KA Pandalungan di wilayah Daop 9 Jember.

    KA Pandalungan mengalami keterlambatan kurang lebih enam jam. KA Pandalungan yang mengangkut 127 penumpang diperkirakan tiba di Stasiun Jember pada pukul 16.45 WIB. “Atas keterlambatan tersebut KAI telah memberikan kompensasi service recovery berupa minuman dan makanan kepada para penumpang KA Pandalungan sesuai dengan aturan yang berlaku,” kata Cahyo.

    “Bagi pelanggan KA Pandalungan yang perjalanan kereta apinya terdampak kelambatan tersebut dan tidak berkenan berangkat, dapat membatalkan tiket perjalanannya di Loket stasiun dan bea akan di kembalikan 100 persen di luar bea pesan,” kata Cahyo.

    Menurut Cahyo, pembatalan dapat dilakukan hingga tujuh hari setelah jadwal keberangkatan yang tertera pada tiket. “Kami menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya penundaan kedatangan KA Pandalungan di Stasiun Jember,” katanya. Tim KAI berupaya secara maksimal agar banjir dapat segera diatasi dan perjalanan KA dapat normal kembali. [wir]

  • Usai 4 Hari, Banjir Luapan Bengawan Solo Bojonegoro Surut

    Usai 4 Hari, Banjir Luapan Bengawan Solo Bojonegoro Surut

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro mulai surut setelah empat hari. Sedikitnya dari 48 desa di 11 kecamatan yang tergenang, kini sudah surut. Genangan air tinggal berada di area persawahan.

    “Sudah surut semua. Terakhir di Kecamatan Baureno kemarin sudah mulai surut, tinggal di lahan pertanian tapi tidak terlalu banyak,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Laela Nor Aeny, Kamis (14/3/2024).

    Terakhir banjir menggenangi Kecamatan Baureno dan Kanor. Daerah yang berada di hilir sungai. Atau sebelah timur kota yang berbatasan dengan Kabupaten Lamongan dan Tuban.

    Di Kecamatan Baureno, sedikitnya air menggenangi empat desa. Desa Kalisari, Lebaksari, Tanggungan, dan Desa Kedungsari. Kemudian di Kecamatan Kanor ada dua desa yang tergenang akibat luapan Bengawan Solo.

    “Untuk Kedungsari, banjir sudah surut. Air mulai surut sejak kemarin sore. Banjir ini tergolong cukup lama, karena biasanya 3 hari sudah surut, ini sampai empat hari,” ujar Kepala Desa Kedungsari, Slamet Riyanto.

    Daerah tersebut, menurut Riyanto merupakan daerah langganan banjir jika terjadi luapan Sungai Bengawan Solo. Sedikitnya dampak banjir tersebut ada 260 hektar tanaman yang tergenang. “Tanaman yang tergenang ini palawija dan buah-buahan,” ungkapnya.

    “Harapan kami kedepan, untuk tanggul sungai bisa lebih ditinggikan sehingga tidak terjadi banjir kedepannya,” harapnya. [lus/aje]

  • Cuaca Ekstrem Picu Banjir Kepung Kota Semarang

    Cuaca Ekstrem Picu Banjir Kepung Kota Semarang

    Semarang (beritajatim.com) – Banjir mengepung Kota Semarang ibukota Jawa Tengah. Banjir melanda setelah cuaca ekstrem yang ditandai hujan dengan intensitas tinggi disertai petir dan angin kencang melanda di hampir sebagian besar wilayah Kota Semarang dan sekitarnya pada hari Rabu (13/3).

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, berdasarkan monitoring satelit klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) per pukul 20.50-23.45 WIB, wilayah dengan dampak cuaca ekstrem ini terpantau meliputi Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan.

    Muhari menambahkan, informasi dari Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto menyebutkan bahwa hujan turun di Kota Semarang pada Rabu sejak siang hingga malam hari.

    “Saat dihubungi tim Pusat Data Informasi dan Komunikasi (Pusdatinkom) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada pukul 22.35 WIB, Endro mengaku kondisi cuaca masih turun hujan,” kata Muhari.

    Dia menambahkan, Endro juga melaporkan sejumlah titik wilayah Kota Semarang terendam banjir dengan tinggi muka air (TMA) antara 15-80 centimeter. Kondisi banjir juga mengalami tren kenaikan genangan akibat hujan masih berlangsung hingga menjelang tengah malam.

    Muhari juga menjelaskan, dari laporan visual yang dikirimkan Kalaksa BPBD Kota Semarang, wilayah Jalan Raya Kaligawe terendam banjir hingga roda kendaraan mobil bak terbuka pun tidak terlihat. Lalu lintas di sepanjang jalur yang menghubungkan Kota Semarang menuju Demak-Surabaya itu juga lumpuh total. Beberapa kendaraan jenis truk hingga mini bus terjebak dalam genangan banjir tersebut.

    “Di samping itu, wilayah Kota Lama Semarang juga turut terendam hingga sepaha orang dewasa. Jalan Kaligawe juga lumpuh,” kata Muhari mengutip laporan BPBD Semarang.

    Selanjutnya, hasil laporan visual lainnya menunjukkan bahwa Banjir Kanal Timur (BKT) Semarang juga meluap hingga airnya melimpas ke permukiman warga. Sistem pengendali banjir Kota Semarang yang berada di bagian timur ini mengalami penurunan kapasitas daya tampung debit air, terlebih setelah terjadi hujan dalam durasi yang cukup lama.

    Di sisi lain, hasil kaji cepat sementara BPBD Kota Semarang, lanjut Muhari, cuaca ekstrem tersebut juga memicu kejadian bencana lainnya seperti tanah longsor hingga angin kencang yang berdampak pada kerusakan bangunan rumah milik warga. [hen/beq]

  • Cuaca Mendung dan Hujan di Jombang Hingga 4 Hari ke Depan

    Cuaca Mendung dan Hujan di Jombang Hingga 4 Hari ke Depan

    Jombang (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Jombang diprediksi hingga Senin, 18 Maret 2024. Praktis, cuaca mendung dan hujan seharian diprediksi masih empat hari lagi.

    Demikian prediksi dari BMKG (Badan Metereologi Klimatologi) Juanda Jawa Timur nomor ME.02.04/019/KSUB/III/2024. Bukan hanya Jombang, tapi sejumlah daerah di Jatim juga mengalami hal serupa. Itu karena wilayah Jawa Timur berada di akhir musim hujan. Dengan jata lain, memasuki fase peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

    Prediksi BMKG itu tidak meleset. Karena sejak awal puasa atau Selasa 12 Maret 2024, Kabupaten Jombang diselimuti mendung. Saat datang waktu sahur, hujan sudah mengguyur. Jeda sebentar. Selepas subuh kembali hujan. Situasi tersebut berlangsung hingga sore hari, bahkan malam.

    Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang Syamsul Bahri membenarkan bahwa pihaknya menerima pemberitahuan dari BMKG Juanda tentang cuaca ekstrem mulai 12 hingga 18 Maret 2024.

    Menurut BMKG, cuaca ekstrem tersebut dipicu oleh beberapa faktor. Di antaranya, adanya aktifitas Madden Jullian Oscillation (MJO) dan gelombang rossby yang menambah tingginya potensi pertumbuhan awan konvektif di wilayah Jawa Timur.

    Selain itu juga serta adanya sirkulasi siklonik di utara Australia mengakibatkan adanya pola konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Jawa Timur yang berpengaruh terhadap peningkatan cuaca ekstrem sepekan ke depan.

    Atas kondisi itu BPBD Jombang sudah memberikan imbauan kepada masyarakat agar senantiasa mewaspadai potensi munculnya bencana. Imbauan itu disebar melalui media sosial dan surat ke masing-masing kecamatan.

    Potensi itu ada di tiga kecamatan, yakni Mojoagung, Sumobito dan Kesamben. Berupa curah hujan tingga disertai angin kencang. Potensi tersebuy juga bisa meluas ke 18 kecamatan lainnya. Mulai Wonosalam, Bareng, Mojowarno, Ngoro, Gudo, Perak, Bandarkedungmulyo, dan lain sebagainya.

    “Wilayah dengan topografi curam/bergunung/tebing seperti Wonosalam, Bareng diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor. Utamanya, apabila wilayah tersebut terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat dengan durasi waktu yang panjang,” pungkasnya. [suf]

  • Bupati Mojokerto Salurkan Bantuan CPPD kepada Warga Terdampak Banjir

    Bupati Mojokerto Salurkan Bantuan CPPD kepada Warga Terdampak Banjir

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto menyalurkan bantuan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) yang bersumber dari anggaran Pemkab Mojokerto dan Provinsi Jawa Timur. Bantuan tersebut diserahkan kepada untuk ratusan warga yang terdampak banjir di dua desa yang ada di dua kecamatan.

    Yakni di Desa Ngrame, Kecamatan Pungging dan Desa Jotangan, Kecamatan Mojosari. Bantuan yang disalurkan tersebut berupa beras 10 kg untuk masing-masing keluarga terdampak banjir, serta bantuan satu paket sembako dari Pemprov Jatim. Bantuan beras tersebut merupakan bahan pangan cadangan dari pemerintah yang memang dikhususkan untuk adanya peristiwa darurat.

    Bantuan tersebut disalurkan langsung oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dengan didampingi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Mojokerto Teguh Gunarko, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Kepala Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto, Camat setempat beserta Forkopimca, dan Kepala Desa setempat.

    “Beras ini merupakan cadangan pangan dari pemerintah daerah untuk hal-hal yang darurat seperti ini. Bantuan ini tidak hanya dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto namun juga didapatkan dari Pemprov Jatim. Di dalamnya juga ada beras, minyak, dan beberapa lainnya,” ungkapnya di Pendopo Desa Ngrame, Kecamatan Pungging, Rabu (13/3/2024).

    Diakhir sambutannya, orang nomor satu di lingkup Pemkab Mojokerto ini mengatakan pihaknya ingin segera melakukan pembangunan ulang untuk tanggul sungai sadar yang jebol. Sehingga kedepannya masyarakat diharapkan akan lebih aman dari bencana banjir saat musim hujan tiba.

    “Ini nanti juga sudah berjalan proses pembangunan tanggul supaya nanti tidak kalau ada hujan lagi masyarakat tidak khawatir terjadi banjir seperti ini lagi,” pungkasnya. [tin/ian]

  • Sungai Bengawan Solo Meluap 6 Desa di Gresik Terendam Banjir

    Sungai Bengawan Solo Meluap 6 Desa di Gresik Terendam Banjir

    Gresik (beritajatim.com) – Imbas cuaca ekstrim akhir-akhir ini berdampak pada aktivitas Sungai Bengawan Solo. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, ada 6 desa di tiga kecamatan. Yakni, Kecamatan Dukun, Bungah, dan Manyar tergenang banjir setinggi 30 centimeter.

    Enam desa yang terendam diantaranya Desa Bungah, Desa Madumulyorejo, Jrebeng, Dukunanyar, Desa Tiremenggal, dan Desa Sembayat.

    Babinsa Koramil 0817/16 Dukun Serda TNI Azis mengatakan, banjir yang merendam wilayah Kecamatan Dukun salah satunya terjadi di Desa Madumulyorejo. Luapan air masuk di beberapa permukiman dan jalan desa. Tercatat sebanyak 18 kepala keluarga di desa setempat rumahnya terendam air dan ketinggian air mencapai 20 hingga 30 centimeter.

    “Ketinggian air bervariasi dan belum ada kenaikan. Sampai sekarang masih dilaksanakan pemantauan mengantisipasi terhadap bertambahnya luapan air apabila turun hujan,” katanya, Rabu (13/03/2024).

    Ia menambahkan, sebagai langkah antisipasi, pihaknya telah menyiapkan kebutuhan alat evakuasi, jika ada warga yang membutuhkan. Pihaknya siap melakukan penanganan. Kemudian pemantauan terhadap perkembangan debit air luapan Sungai Bengawan Solo juga terus dilakukan.

    “Kami akan terus memantau perkembangannya, dan apabila dibutuhkan, kami siap melakukan evakuasi warga dipindahkan ke tempat yang lebih aman,” imbuhnya.

    Sementara, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gresik FX Micko Herlambang menyatakan banjir yang menggenangi wilayah Kecamatan Bungah berada di Desa Bungah. Selain masuk rumah warga, luapan air juga merendam jalan poros desa (JPD) dan jalan lingkungan desa.

    “Desa Bungah yang terdampak adalah Jalan Lingkungan di Dusun Karangpoh tergenang 10 – 40 cm, lalu JPD tergenang 20 – 50 cm,” ujarnya.

    Saat ini lanjut dia, tim BPBD terus melakukan pemantauan terhadap Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Bengawan Solo, serta menyiapkan alat-alat kedaruratan sebagai antisipasi bencana banjir yang lebih besar, dengan tren debit air yang terus naik. “Kami terus mengecek TMA termasuk diantaranya menyiapkan kebutuhan sembako bagi warga yang rumahnya terdampak banjir,” pungkasnya. [dny/kun]

  • BMKG: Cuaca Ekstrem di Jawa Timur Hingga Minggu Depan

    BMKG: Cuaca Ekstrem di Jawa Timur Hingga Minggu Depan

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Timur (Jatim) memprediksi, cuaca ekstrim akan terjadi hingga Minggu depan.

    Untuk itu, masyarakat dihimbau untuk waspada terhadap cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi.

    “Di antaranya angin kencang, tanah longsor dan banjir,” kata Staf Analis BMKG Stasiun Meteorologi Jatim, Firda Amalia Maslahah, Rabu (13/3/2024).

    Firda menjelaskan, cuaca ekstrem tersebut terjadi karena terdapat fenomena atmosfer yang disebut dengan Madden Julian Oscillation (MJO). Yang mana, hal itu dapat menyebabkan peningkatan potensi hujan di wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Malang.

    MJO ini yakni gelombang atau osilasi non seasonal yang terjadi di lapisan troposfer yang bergerak dari Barat ke Timur dengan periode osilasi antara 30-60 hari. Fenomena tersebut sangat berdampak terhadap anomali curah hujan di wilayah yang dilaluinya.

    Menurut Firda, saat ini sedang memantau adanya bibit siklon di Samudera Hindia yang menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi, hujan disertai petir, maupun hujan disertai angin kencang.

    Sekedar diketahui, bibit siklon tersebut yakni kumpulan embusan awan dari berbagai daerah di area garis khatulistiwa. Awan tersebut berputar dengan cepat. Sehingga berpotensi badai.

    “Saat ini kecepatan angin mencapai sekitar 30 meter per jam. Cuaca ekstrim ini kira-kira akan berlangsung satu Minggu kedepan,” tegasnya.

    Firda menambahkan, kawasan yang perlu diwaspada yakni daerah pegunungan atau perbukitan. Sebab, ketika terjadi hujan lebat dengan durasi cukup lama, dapat berdampak bencana alam.

    “Kabupaten Malang kan banyak perbukitan, jadi harus berhati-hati kedepan,” pungkasnya. (yog/ted)