Topik: Banjir

  • Kompak Hadiri Paripurna, Eri Cahyadi dan Cak Ji Bagi Tugas Demi Optimalkan Layanan Warga

    Kompak Hadiri Paripurna, Eri Cahyadi dan Cak Ji Bagi Tugas Demi Optimalkan Layanan Warga

    Surabaya (beritajatim.com) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali kota Armuji atau Cak Ji kembali menunjukkan kekompakan dalam menjalankan roda pemerintahan.

    Keduanya hadir dalam Sidang Paripurna DPRD Surabaya di ruang utama lantai III pada Senin (22/4/2024) untuk membahas sejumlah agenda penting, termasuk Raperda tentang Perusahaan Daerah Air Minum, Mendengarkan Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi Terkait Raperda Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Tahun 2023.

    Di tengah kesibukan tersebut, Cak Ji menegaskan bahwa pembagian tugas antara dirinya dan Eri Cahyadi merupakan hal yang biasa dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kota Surabaya. “Loh wis biasa rek, bagi tugas dan selalu koordinasi. Kadang aku nak lapangan, pak wali mimpin rapat sing penting kabeh gawe warga Surabaya,” ujar Cak Ji usai paripurna di DPRD Surabaya.

    Cak Ji menekankan pentingnya komunikasi dan rasa saling percaya dalam menjalankan tugas di lingkungan pemerintah kota. “Kuncinya saling percaya dan juga sadar akan tanggung jawabnya masing-masing,” tegasnya.

    Saat ini, fokus utama Pemkot Surabaya adalah menyelesaikan pekerjaan rumah yang belum tuntas, seperti pembangunan saluran penanggulangan banjir di perkampungan. “Sekarang kita fokus mengerjakan pekerjaan rumah yang belum tuntas seperti pembangunan saluran penanggulangan banjir di perkampungan,” ujarnya.

    Meskipun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya akan digelar pada bulan November 2024, Cak Ji menegaskan bahwa dirinya dan Eri Cahyadi tetap fokus bekerja. “Tidak menutup kemungkinan juga terus menjalin komunikasi dengan sejumlah Partai Politik maupun kalangan masyarakat,” pungkasnya.[asg/kun]

  • Banjir Lahar Dingin Semeru Putuskan Jembatan, Siswa di Lumajang Digendong Orang Tua ke Sekolah

    Banjir Lahar Dingin Semeru Putuskan Jembatan, Siswa di Lumajang Digendong Orang Tua ke Sekolah

    Lumajang (beritajatim.com) – Banjir lahar dingin Gunung Semeru yang terjadi pasca hujan deras di Lumajang pada Kamis (18/4/2024) mengakibatkan jembatan penghubung Dusun Sumberlangsep dan Dusun Sumber Kajar putus.

    Hal ini membuat puluhan siswa di SDN Jugosari 3 harus digendong orang tua mereka saat berangkat sekolah, Senin (22/4/2024).

    Menurut Harianto, salah satu orang tua siswa, mereka tidak memiliki pilihan lain selain menyeberangi arus deras Sungai DAS Kali Regoyo untuk mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah. “Tidak ada jalan lain. Agak takut juga sih kalo menyebrang. Arusnya juga deras,” ungkapnya.

    Jembatan yang putus akibat material pasir dan batu-batu besar ini membuat akses jalan menjadi terhambat. “Jembatannya tertutup batu-batu besar. Ya harus dilewati kalau mau nyebrang,” lanjut Harianto.

    Sementara itu, pihak sekolah memberikan toleransi bagi siswa yang berasal dari Dusun Sumberlangsep yang terisolir akibat putusnya jembatan. Hal ini dikarenakan lebih dari separuh dari total 84 siswa di SDN Jugosari 3 berasal dari dusun tersebut.

    “Lebih dari separuh siswa tinggal di Sumberlangsep, terisolir akibat jembatan terputus. Saat ini assesment tengah semester. Kalau dibuat daring, tidak memungkinkan juga. Kami mentolerir itu, sampai anaknya yang oenting bisa masuk,” ungkap Erni, salah satu guru di SDN Jugosari 3.

    Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SDN Jugosari 3 sudah dimulai kembali secara efektif hari ini. Kelas 1 sampai 5 melaksanakan Penilaian Tengah Semester (PTS), sedangkan kelas 6 mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS).

    Pihak sekolah berharap jembatan yang putus tersebut dapat segera diperbaiki agar aktivitas belajar mengajar dapat berjalan normal kembali.

    Dampak Banjir Lahar Semeru
    Banjir lahar dingin Gunung Semeru tidak hanya berdampak pada putusnya jembatan dan terisolirnya warga Dusun Sumberlangsep, tetapi juga menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah warga dan lahan pertanian. Petani di wilayah tersebut mengalami gagal panen akibat terendam lumpur lahar.

    Pemerintah Kabupaten Lumajang telah mengambil langkah-langkah untuk membantu warga yang terdampak banjir lahar, seperti menyediakan tempat pengungsian dan bantuan logistik.

    Upaya Penanganan
    Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya banjir lahar Gunung Semeru, terutama saat musim hujan. Selain itu, penting untuk mengikuti instruksi dari pihak berwenang terkait dengan evakuasi atau relokasi jika diperlukan.

    Dukungan untuk Warga Terdampak
    Masyarakat luas dapat memberikan bantuan kepada warga terdampak banjir lahar Semeru melalui berbagai lembaga kemanusiaan yang terpercaya. Bantuan berupa sembako, pakaian, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya sangat dibutuhkan oleh para korban. (ted)

  • Jembatan Jongbiru Kediri Ditarget Selesai Pertengahan 2024

    Jembatan Jongbiru Kediri Ditarget Selesai Pertengahan 2024

    Kediri (beritajatim.com) – Pembangunan Jembatan Jongbiru untuk menunjang akses menuju Bandara Internasional Dhoho Kediri terus dikebut. Pemerintah Kabupaten Kediri memastikan pengerjaan jembatan selesai pada pertengahan 2024.

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kediri Irwan Chandra Wahyu Purnama menyampaikan, progres pembangunan Jembatan Jongbiru saat ini mencapai kurang lebih 75 persen.

    Pembangunan kembali Jembatan Jongbiru yang putus sejak 2017 itu diharapkan dapat mengurai kemacetan sekaligus mendukung lalu lintas kendaraan menuju bandara.

    “Progres pembangunan Jembatan Jongbiru kurang lebih 75 persen. Selesainya kisaran pertengahan Juni,” katanya.

    Menurut Irwan, prosentase tersebut menyusul pengerjaan jembatan yang menelan anggaran senilai Rp25 miliar saat ini telah memasuki tahap pemasangan rangkaian kontruksi rangka baja jembatan.

    Jembatan Jongbiru Semampir Kediri.

    Kendati dalam proses pembangunan jembatan mengalami keterlambatan, Irwan menyebut hal itu terjadi lantaran faktor cuaca yang tak menentu. Curah hujan yang masih tinggi mengharuskan pekerja lebih berhati-hati dalam pemasangan rangka baja.

    “Faktor cuaca pengerjaannya menjadi melambat. Di sisi barat (Jabon) itu posisi banjir, debit air sungai naik, jadi pekerja harus berhati-hati,” terangnya.

    Pelaksana dan Pengawas Lapangan Pembangunan Jembatan Jongbiru Anugerah Dwi Pamungkas menambahkan, pihaknya saat ini fokus dalam pengurasan air pondasi pier 2 untuk kemudian dilanjutkan dengan kontruksi rangka baja dan pemasangan rangkaian kontruksi rangka baja jembatan.

    Adapun faktor yang menghambat kelancaran dalam proses pengurasan air pier 2 yaitu intensitas hujan yang tinggi. Mengingat tiang penyangga jembatan itu berada di tengah-tengah sungai sehingga cukup menghambat pekerjaan apabila debit air Sungai Brantas meningkat.

    “Kita fokus ke pemasangan pier 2 karena kesulitan pengurasan air untuk mensterilkan,” tambahnya.

    Terlepas dari hambatan yang dihadapi, Pamungkas menegaskan seluruh rekanan proyek terus berupaya untuk mengebut pembangunan jembatan agar bisa selesai sesuai yang ditargetkan.

    Hal ini terlihat para rekanan yang tengah mengerjakan akses jalan di bagian Jabon, sembari menunggu debit air sungai stabil. [ADV PKP/nm]

  • 16 Rumah dan 1 Sekolah di Bangilan Tuban Terdampak Banjir

    16 Rumah dan 1 Sekolah di Bangilan Tuban Terdampak Banjir

    Tuban (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban mencatat 16 rumah dan satu sekolah di Dusun Banjarwaru, Desa Banjarworo, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban terdampak banjir usai hujan deras yang mengguyur pada Minggu (21/4/2024) siang.

    Kalaksa BPBD Tuban, Sudarmaji mengatakan, hujan deras mengguyur sejak pukul 13.00 WIB hingga berjam-jam kemudian. Kemudian, datang air dari dataran tinggi Perhutani menuju Desa Banjarworo sehingga terjadi banjir.

    “Akibat dari luberan air tersebut, beberapa jalan poros desa dan rumah warga sepanjang 400 meter tergenang,” ucap Sudarmaji. Senin (22/4/2024).

    Adapun tinggi air sekitar 30 cm sampai 50 cm dan sebagian lahan pertanian rusak akibat banjir tersebut. Termasuk lingkungan sekolah dan fasilitas umum seperti masjid ikut terendam.

    “Jadi selain faktor hujan deras juga kiriman air dari dataran tinggi dari hutan perhutani desa Banjaworo dan desa Kumpulrejo,” kata Sudarmaji.

    Tak hanya itu, masih kata Sudarmaji, indikasi penyebab banjir adalah saluran air yang terlalu kecil sehingga saluran tidak bisa menampung debit air yang besar, sehingga terjadilah banjir bandang yang terdampak ke rumah warga dan beberapa fasilitas umum.

    “Alhamdulilah tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” bebernya.

    Kemudian, ada 16 rumah warga yang dilaporkan mengalami dampak banjir ialah rumah milik Mashuri, Eliyanti, Samingun, Sajimin, Nurmaji, Budi, Hanik Lumintu, M Firdaus, Kanti Rahayu, Sumini, Coyo, Katimah, Solikin, Yauma, Muhaimin.

    Sedangkan, untuk SDN 2 Banjarworo juga dilaporkan terendam banjir serta jalan paving sepanjang 5 meter juga dilaporkan rusak akibat banjir.

    “Kalau untuk lahan pertanian tanaman jagung mengalami kerusakan kurang lebih setengah hektare,” imbuhnya.

    Sementara itu, sejak semalam tim BPBD dibantu warga setempat membersihkan area fasilitas umum seperti sekolahan agar bisa digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

    “Sampai hari ini alhamdulilah air sudah surut, jalan poros desa sudah dapat di lewati dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” ujarnya.

    Termasuk, sampai hari ini proses pembersihan masih terus dilakukan, kata Sudarmaji ada tim TRC BPBD Tuban yang masih berada di lokasi untuk pembersihan sekolahan SDN 2 Desa Banjarworo dengan dibantu oleh TNI, Polri, PMI, perangkat Kecamatan dan perangkat desa Banjarworo, Kecamatan Bangilan.

    “Hari ini juga kami kirimkan bantuan sembako kepada korban yang terdampak banjir,” pungkasnya. [ayu/beq]

  • Pasutri Terseret Banjir di Kedunggalar Ngawi, Berhasil Diselamatkan Warga

    Pasutri Terseret Banjir di Kedunggalar Ngawi, Berhasil Diselamatkan Warga

    Ngawi (beritajatim.com) – Pasangan suami istri terseret banjir di Desa Pelanglor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, pada Minggu (21/4/2024) malam. Beruntung, keduanya berhasil diselamatkan oleh warga dengan peralatan seadanya.

    Hujan deras mengguyur wilayah Ngawi selama lebih dari satu jam pada Minggu malam. Banjir kemudian melanda Desa Pelang Lor, menyebabkan beberapa akses jalan desa terputus dan air setinggi 50 sentimeter menggenangi rumah warga.

    Pasangan suami istri yang menjadi korban banjir tersebut nekat menerobos derasnya air banjir dengan sepeda motor. Namun, mereka terseret arus dan terjatuh ke sungai.

    Warga yang melihat kejadian tersebut langsung berusaha menyelamatkan pasangan suami istri tersebut. Dengan menggunakan tali, mereka berhasil menarik istri korban dari derasnya air sungai.Tak berselang lama, warga kembali berhasil menolong suami korban.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, sepeda motor korban belum dapat dievakuasi dan masih tersangkut bambu di sungai.

    “Selain di Desa Pelang Lor, banjir juga menggenangi jalan dan rumah warga di Desa Tempuran, Kecamatan Paron, dan Desa Pojok, Kecamatan Kwaringan, Ngawi,” kata Joko Supriyanto, petugas BPBD Ngawi.

    Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi telah turun ke lokasi untuk membantu warga yang terdampak banjir.

    Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bencana alam, terutama saat hujan deras. Hindari menerobos banjir dan carilah tempat aman. [fiq/aje]

  • Gerak Cepat Pj Gubernur Jatim Adhy Tangani Banjir Lahar Dingin Lumajang

    Gerak Cepat Pj Gubernur Jatim Adhy Tangani Banjir Lahar Dingin Lumajang

    Surabaya (beritajatim.com) – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono meninjau wilayah terdampak banjir lahar dingin di Kabupaten Lumajang, Minggu (21/4/2024). Dalam tinjauannya, ia memastikan semuanya telah tertangani.

    Adhy mengatakan, gerak cepat telah dilakukan Pemprov Jatim melalui Dinas Sosial dan BPBD dengan memberikan bantuan logistik, menerjunkan alat berat, dan mendirikan dapur umum.

    “Begitu mendapat laporan terjadinya banjir lahar dingin, saya langsung perintahkan kepala perangkat daerah terkait untuk turun ke lapangan, alat berat turun, dan memastikan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi,” ujarnya.

    Diketahui, intensitas hujan yang lebat di Gunung Semeru menyebabkan banjir lahar dingin dan membuat Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo meluap pada Kamis (18/4/2024) malam. Luapan DAS Regoyo ini menyebabkan 7 desa dan 3 kelurahan di Kecamatan Candipuro, Pronojiwo, Pasirian, Lumajang, dan Sukodono terdampak banjir dengan ketinggian air 15-20 cm.

    Total terdapat 495 KK terdampak. 42 KK diantaranya sempat mengungsi di 2 titik pengungsian. BPBD juga mencatat terdapat 3 korban meninggal dunia. Dua diantaranya merupakan pasangan suami istri warga Dusun Jurang Geger, Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro. Saat ini, genangan air telah surut dan para pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.

    Selain itu, banjir lahar dingin juga menyebabkan 6 jembatan mengalami kerusakan, 1 fasilitas umum, dan 5 hewan ternak warga. Salah satu jembatan yang mengalami kerusakan ialah Jembatan Mujur II Kelopo Sawit yang baru saja diperbaiki dan diresmikan pada September tahun lalu.

    “Kami tidak ingin ada jeda, jadi jembatan yang rusak begitu juga perbaikan DAM akan segera dilakukan menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) BPBD Provinsi Jatim,” kata Adhy.

    Adhy mendorong upaya perbaikan jembatan dan Dam bisa diselesaikan sesegera mungkin. Khusus Jembatan Mujur II Keloposawit, Ia menargetkan selesai dalam 1 bulan lebih 1 minggu. Berkaca pada perbaikan Jembatan Mujur II Keloposawit tahun lalu, ditargetkan selesai dalam kurun waktu 3 bulan, namun Dinas PU Bina Marga bisa merampungkannya dalam 2 bulan.

    “Tadi Kepala Dinas PU Bina Marga menyanggupi proses perbaikan Jembatan Mujur II Keloposawit bisa dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan lebih 1 minggu. Tahun lalu bisa lebih cepat dari target, jadi kalau targetnya 1 bulan 1 minggu, semoga bisa lebih cepat dari itu,” jelasnya.

    Selain meninjau Jembatan Mujur II Keloposawit, Adhy juga meninjau tanggul jebol di Desa Keloposawit dan Dam Trubus Mujur II Kecamatan Candipuro.

    “Jadi, proses perbaikannya dilakukan secara simultan, bukan dikerjakan satu per satu. Sehingga diharapkan bisa selesai dalam waktu singkat dan masyarakat tidak menunggu lama,” katanya.

    Lebih lanjut, terkait relokasi Pj. Gubernur Adhy menambahkan, akan melihat kebutuhannya dengan melihat masih di bawah jalan sepadan atau tidak.

    “Namun, yang sudah pasti dilakukan adalah rekonstruksi untuk lengsengan tanggul karena sifatnya sangat penting,” ucapnya.

    Dalam kesempatan tersebut, Adhy juga menyerahkan bantuan senilai Rp 933.450.000 kepada Pemkab Lumajang untuk penanganan korban bencana banjir lahar dingin.

    Selain itu, Adhy juga menyerahkan santunan kepada ahli waris korban meninggal dunia akibat bencana alam ini. Ia menemui langsung Edy Suryanto ahli waris sekaligus anak kandung dari Alm Bambang dan Almh Ngatini warga warga Dusun Jurang Geger, Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro.

    Sedangkan santunan untuk korban bernama Ernawati desa sumber Urip, Kecamatan Pronojiwo yang diserahkan kepada Sekretaris Kecamatan Pronojiwo untuk diteruskan kepada ahli warisnya. [tok/but/*]

  • Pj Gubernur Jatim Kunjungi Lokasi Terdampak Banjir Lahar di Lumajang

    Pj Gubernur Jatim Kunjungi Lokasi Terdampak Banjir Lahar di Lumajang

    Lumajang (beritajatim.com) – Pj Gubernur Provinsi Jatim Adhy Karyono kunjungi rumah korban terdampak banjir lahar Gunung Semeru di Lumajang, Minggu (21/4/2024) sekitar pukul 12.15 WIB

    Beserta jajaran Forkopimda Jatim dan PJ Bupati Lumajang Indah Wahyuni tampak melayat ke rumah Bambang (50) dan Ngatini (47) yang menjadi korban jiwa banjir lahar Desa Kloposawit Kecamatan Candipuro, Lumajang sembari memberikan santunan kematian sebagai bentuk belasungkawa yang mendalam.

    Setelah itu, PJ Gubernur Jatim meninjau lokasi terdampak yaitu Jembatan Kali Mujur Desa Kloposawit yang rusak parah akibat diterjang banjir lahar, Kamis (18/4/2024) lalu. Tampak di lokasi, 3 alat berat dikerahkan untuk membersihkan material banjir berupa bebatuan berukuran besar.

    “Kami turut prihatin dengan apa yang menimpa warga setempat. Sebenarnya jembatan sudah diperbaiki sebelumnya. Namun, ini di luar dugaan meskipun bangunan jembatan sudah dibangun dan diresmikan, ternyata kena lagi” terang Adhy Karyono PJ Gubernur Jatim, Minggu (21/4/2024) di Jembatan Kali Mujur Desa Kloposawit.

    Pihaknya akan kembali mengevaluasi rencana perbaikan jembatan bersama Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jatim dalan waktu dekat. Selain itu, sejak masa Tanggap Darurat Bencana diberlakukan, pihaknya menekankan kepada semua dinas terkait untuk terjun langsung ke lokasi terdampak serta sejumlah alat berat yang digunakan tanpa harus menunggu keputusan kepala pemerintahan.

    “Kepala dinas harus turun, alat-alat berat harus turun, tanpa menunggu lagi adanya keputusan sambil berjalan, karena ini masa darurat” lanjutnya

    Lebih lanjut, PJ Gubernur Jatim menambahkan, akan merekapitulasi beberapa pertimbangan dan mengambil keputusan bersama pihak BNPB jatim terkait usulan dan anggaran untuk perbaikan infrastruktur, bukan hanya di Desa Kloposawit saja.

    “Kita akan recovery semua secepatnya, untuk saat ini masih belum kami rapatkan dengan BNPB dan usulan-usulan terkain anggaran yang dibutuhkan pada saat perbaikan infrastruktur” pungkasnya.

  • Sejumlah Tiang Listrik di Lumajang Roboh Diterjang Banjir Lahar Semeru

    Sejumlah Tiang Listrik di Lumajang Roboh Diterjang Banjir Lahar Semeru

    Lumajang (beritajatim.comn) – Sejumlah tiang listrik roboh akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang. Oleh sebab itu, petugas PLN melakukan perbaikan jaringan listrik itu.

    Perbaikan dilakukan di sejumlah titik yang terdampak banjir di Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang. Salah satunya di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari. Petugas yang turun ke lokasi adalah tim ULP PLN Tempeh dan Lumajang dibantu tim PLN UP3 Jember.

    Seperti diketahui, banjir lahar dingin Gunung Semeru yang terjadi pada Kamis 18 April 2024 menyebabkan kerusakan pada sejumlah fasilitas umum. Selain jembatan dan jalan, banjir juga merobohkan empat tiang listrik.

    Hal tersebut mengakibatkan putusnya arus listrik di Dusun Sumberlangsep Dusun Jugosari selama beberapa hari terakhir.

    Buyung Marthinus, Team Leader Pemeliharaan PLN UP3 Jembe menjelaskan, ada empat tiang listrik yang roboh akibat diterjang banjir dan longsor. Pihaknya telah melakukan proses perbaikan dengan menambah jumlah tiang listrik.

    “Yang roboh 4 tiang, terus dipasang dengan merubah konstruksi agak lebih handal, dipasang di atas tebing total 8 tiang, panjang 13 meter sebanyak 2 buah dan panjang 9 meter sebanyak 6 buah,” ujarnya sebagaimana dikutip dari laman resmi Pemkab Lumajang, Minggu (21/4/2024).

    Kurang lebih ada 107 pelanggan PLN di Dusun Jugosari. Buyung menargetkan, perbaikan tersebut akan diselesaikan pada hari ini. Sementara untuk memenuhi kebutuhan listrik warga selama masa perbaikan, PLN memberikan bantuan genset sebanyak 2 buah, dengan kapasitas 10.000 watt dan 5.500 watt.

    “Kami berharap dengan kerjasama Tim UP3 Jember, PLN ULP Tempeh, ULP Lumajang dan Tim vendor penanganan kelistrikan pasca-bencana bisa tertangani dengan cepat,” pungkasnya. [suf]

  • Jembatan Rusak Akibat Banjir Lahar di Lumajang Jadi 17 Bangunan

    Jembatan Rusak Akibat Banjir Lahar di Lumajang Jadi 17 Bangunan

    Lumajang (beritajatim.com) – Jumlah jembatan rusak akibat banjir lahar Gunung Semeru di Lumajang menjadi 17 bangunan. Tingginya curah hujan menjadi pemicunya.

    Hujan deras yang terjadi sebelumnya pada Kamis (18/4/2024), juga telah menelan sedikitnya 3 korban jiwa. Seperti yang dialami oleh Bambang (50) dan istrinya Ngatini (47) meninggal dunia setelah melintasi Jembatan Kali Mujur Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro dan terjatuh hingga terseret arus banjir lahar.

    Sementara, korban lainnya Mira (47) meninggal dunia setelah tertimpa material dan bangunan rumahnya yang longsor di Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo.

    Terbaru, sebanyak 9 kecamatan di Lumajang terdampak banjir lahar Gunung Semeru di antaranya Kecamatan Paasrujambe, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Tempeh, dan Kecamatan Pasirian. Ini berdasarkan laporan dari pihak BPBD Kabupaten Lumajang yang merilis informasi terbaru dampak bencana alam banjir dan tanah longsor.

    Selain itu, 4 kecamatan lainnya yang terdampak banjir akibat naiknya debit aliran sungai seperti Kecamatan Senduro, Kecamatan Lumajang, Kecamatan Sumbersuko, dan Kecamatan Sukodono. Terakhir, sebagian wilayah di Kecamatan Pronojiwo juga terdampak tanah longsor, terutama jalur Piket Nol.

    “Sembilan kecamatan di Lumajang terdampak banjir dan tanah longsor. Sejauh ini bencana alam juga memakan 3 korban jiwa,” ungkap Patria Dwi Hastiadi, Kepala BPBD Kabupaten Lumajang, Sabtu (20/4/2024)

    Patria menambahkan, sebanyak 4 rumah warga yang berada di sekitar aliran sungai mengalami kerusakan. Tidak hanya itu, sedikitnya 17 jembatan juga rusak akibat diterjang banjir lahar dan banjir luapan sungai.

    “Ada 17 jembatan yang mengalami kerusakan, kemudian ada 4 rumah warga yang juga terdampak. Assesment masih kami lakukan terkait dampak bencana alam. Kami juga memberikan bantuan darurat kepada warga terdampak,” pungkasnya. [vid/suf]

  • Jelang Olimpiade, Kualitas Air di Sungai Paris Kian Buruk

    Jelang Olimpiade, Kualitas Air di Sungai Paris Kian Buruk

    Paris

    Penyelenggara Olimpiade Paris punya rencana ambisius untuk mengadakan lomba cabang renang triatlon dan renang maraton di Sungai Seine yang ikonik. Tapi, kekhawatiran akan kualitas air terus membayangi.

    Ini adalah bagian dari serangkaian kontroversi seputar pencemaran air di cabang olahraga yang rencananya akan diselenggarakan di perairan terbuka, seperti dayung, triatlon, berlayar, selancar, dan renang maraton.

    Pemerintah ibu kota Prancis ini telah menghabiskan €1,4 miliar untuk membersihkan sungai tersebut menyusul protes tentang potensi tingkat limbah dari para perenang dalam acara uji coba pemanasan. Beberapa acara uji coba bahkan dibatalkan.

    Hujan deras yang turun terus-menerus telah meluapkan kanal-kanal di sana. Air limbah pun masuk ke sungai dan meningkatkan konsentrasi bakteri. Pemerintah setempat telah membelanjakan anggaran untuk membeli pompa khusus dan bak penampung untuk mencegah limbah mencapai Sungai Seine.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Namun pakar di Universitas Oxford mengatakan kepada DW bahwa menghentikan aliran limbah ke sungai saja tidak cukup untuk membuat air aman untuk direnangi.

    “Disarankan secara luas untuk tidak berenang di…perairan di daratan selama beberapa hari setelah hujan (lebat). Hal ini disebabkan oleh potensi meluapnya selokan, juga meningkatnya risiko kotoran hewan terbawa ke dalam air, termasuk anjing dan kotoran kucing,” kata Dr. Katrina Charles, peneliti senior di Sekolah Geografi dan Lingkungan Oxford.

    Skenario terburuk, triatlon jadi duatlon

    Namun jika banjir benar-benar terjadi, kompetisi renang maraton dan triathlon harus ditunda atau dibatalkan. Presiden Olimpiade Paris 2024 Tony Estanguet mengatakan triatlon bahkan bisa kembali menjadi duatlon, hanya dengan bersepeda dan lari, jika hal terburuk terjadi.

    “Kita bisa menundanya saat kondisi hujan. Karena diprogram di awal Olimpiade, kita bisa menunggu hingga kondisi lebih baik. Jadi kami yakin Sungai Seine bisa digunakan,” ujarnya kepada wartawan belum lama ini.

    “Dan ada keputusan akhir saat berenang tidak dimungkinkan. Itu adalah bagian dari aturan federasi internasional. Itu yang ingin kami hindari tentu saja.”

    E-coli, bakteri yang ditemukan dalam kotoran manusia, adalah masalah besar di Sungai Seine menurut badan amal polusi air Surfrider Europe.

    Masalah ini bukan hal baru yang dihadapi cabang olah raga Olimpiade yang diselenggarakan di perairan terbuka. Cabang mendayung dan berkano sering kali menggunakan jalur yang dibuat khusus, sehingga polusi dapat lebih mudah dikelola. Namun triatlon, renang maraton, serta berlayar dan selancar adalah tantangan tersendiri.

    Pada Olimpiade Rio 2016, studi jangka panjang oleh Associated Press menemukan saluran air seperti di lepas pantai Copacabana terkontaminasi dengan limbah manusia yang mengandung virus dan bakteri berbahaya. Para perenang meminum antibiotik untuk menghindari penyakit dan bukti adanya penyakit setelah Olimpiade sangat sedikit. Namun seorang peselancar dari Belgia melaporkan kesehatannya menurun.

    Tidak dianjurkan renang di sungai setelah hujan deras

    Balapan Perahu Universitas yang termasyhur di Inggris, di mana universitas Oxford dan Cambridge bertarung adu cepat di Sungai Thames, London, tahun ini harus dibatalkan akibat penelitian yang mengungkapkan tingginya kadar bakteri E-coli di sungai itu.

    “Akan selalu ada peningkatan patogen di air sungai setelah hujan,” kata Dr. Katrina Charles dari Oxford.

    Lenny Jenkins, salah satu anggota tim, mengatakan dia dan beberapa kru Oxford mengaku sakit pada pagi hari setelah sesi pelatihan di Sungai Thames. “Ada beberapa orang yang terjangkit E-coli parah,” kata Jenkins kepada wartawan.

    Cambridge disarankan untuk tidak melakukan tradisi melemparkan salah satu anggota tim mereka ke perairan Thames. Perusahaan air lokal, Thames Water, dipermalukan media Inggris dengan laporan bahwa perusahaan tersebut telah membiarkan sekitar 72 miliar liter limbah masuk ke sungai sejak tahun 2020.

    Namun perusahaan yang tengah berada dalam masalah keuangan ini menyalahkan curah hujan yang tinggi sebagai penyebab kondisi sungai tersebut.

    Kembali ke Olimpiade Paris, atlet dayung dan selancar masih bisa membatasi risiko terpapar penyakit dengan mengenakan sarung tangan khusus untuk menghindari percikan air yang terkontaminasi. Namun berenang di air kotor dengan mulut terbuka adalah hal berbeda.

    (ae/hp)

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini