Topik: Banjir

  • Ngeri! Video Viral Penampakan Ular Raksasa Muncul Saat Banjir, Netizen: Gede Banget

    Ngeri! Video Viral Penampakan Ular Raksasa Muncul Saat Banjir, Netizen: Gede Banget

    GELORA.CO – Sebuah video yang memperlihatkan ular raksasa mengapung di tengah banjir di Thailand Selatan, viral di media sosial. Ular yang diduga jenis piton ini tampak memiliki perut yang besar, sehingga memicu berbagai spekulasi netizen.

    Banyak yang percaya ular tersebut baru saja memangsa sesuatu sebelum terseret arus banjir. Video viral ini pertama kali diunggah oleh Bangkok Post melalui akun Twitter-nya.

    “Ular besar ini, kemungkinan piton, terlihat mengapung di air banjir di Thailand Selatan, membuat banyak orang cemas,” demikian dikutip dari cuitan tersebut, Jumat, 6 Desember 2024.

    “Beberapa saksi memperkirakan bahwa ular ini mungkin sudah mati, dengan gerakannya yang (meliuk-liuk) disebabkan oleh aliran air. Perutnya yang membesar menunjukkan bahwa dia baru saja makan, mungkin seekor anjing lokal,” tambah keterangan dari Bangkok Post tersebut.

    Video viral ini telah ditonton lebih dari 11,7 juta kali, dan diunggah ulang oleh beberapa akun. Salah satunya oleh akun Instagram @yahkelelep, yang menuai ragam komentar dari netizen Indonesia.

    Banyak yang salah fokus dengan ukuran ular. “Gede banget ini,” tulis netizen di kolom komentar.

    “Habis makan apa itu dia?” komentar yang lain penasaran.

    “Astaghfirullah takut bener…” tulis netizen.

    Ada juga yang menghubungkan fenomena ini dengan film Thailand yang populer di masa lalu. “Jadi ingat film Thailand jadul dulu di TV, ular gede banget makanin orang… filmnya bikin trauma,” tulis netizen.

    Sebagaimana diketahui, kemunculan ular besar di daerah banjir seperti ini memang menimbulkan kepanikan. Sebab itu, sebaiknya warga selalu waspada terhadap ancaman hewan liar selama bencana banjir, termasuk ular.

  • Pesta Pernikahan Habiskan Rp70 Juta Gagal Akibat Banjir, Pengantin Pilih Ikhlas, Aksinya Viral

    Pesta Pernikahan Habiskan Rp70 Juta Gagal Akibat Banjir, Pengantin Pilih Ikhlas, Aksinya Viral

    TRIBUNJATIM.COM – Meski acara respesi gagal karena tergenang banjir, sepasang pengantin tetap menikmati pesta pernikahannya.

    Diketahui, mereka sudah menyebar seribu undangan, memesan makanan, dekorasi, hingga baju untuk foto bersama.

    Tetapi persiapan tersebut sirna setelah banjir menggenangi wilayah mereka.

    Kejadian ini dialami pasangan Nur Izzatul Asma Mustafa (22) dan Mohamed Khairie Mohamed Kamal (28) di Negara Bagian Kedah, Malaysia.

    Pasangan pengantin ini justru berhasil mengubah bencana banjir menjadi situasi yang lebih berkesan di hari pernikahan. 

    Mereka tetap antusias menggelar pesta pernikahan di tengah-tengah banjir yang sedang melanda wilayahnya.

    Keluarga mereka awalnya telah menyebar lebih kurang 1.000 undangan untuk kerabat dan kolega.

    Mereka pun tetap mengadakan acara pernikahan sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan.  

    Nah, keduanya terlihat ‘berdamai’ dengan situasi banjir kala hari pernikahan tersebut datang.

    Salah satunya dengan mengenakan busana pernikahan yang sudah disiapkan, mereka asyik berfoto di tengah-tengah banjir.

    Sebagaimana dilansir Media Malaysia, Astro Awani, pada Sabtu (30/11/2024).

    Nur Izzatul mengaku, awalnya tak menyangka pesta pernikahannya bakal berubah drastis di menit-menit terakhir.

    Namun, dia dan suaminya, memutuskan untuk tidak ambil pusing.

    Dia mengatakan, rencana mereka telah dibuat sejak Mei 2024.

    Pasangan pengantin pilih foto di tengah banjir (Astro Arwani)

    Mereka pun bukan hanya telah mendistribusikan kartu undangan, melainkan juga memesan berbagai keperluan.

    Seperti dekorasi atau pelaminan, pakaian pernikahan, penata rias, dan suvenir, dengan biaya total sekitar 20.000 ringgit Malaysia (sekitar Rp 70 juta).

    Untungnya, banyak hal bisa disiasati.

    Salah satunya, makanan bisa dikemas untuk dibagikan kepada kolega dan keluarga karena banjir yang semakin parah.

    “Pihak katering setuju untuk mengantarkan pesanan makanan,” kata Nur Izzatul, mengutip Kompas.com.

    “Tetapi kami harus mengemas semua makanan beserta suvenir untuk didistribusikan kepada kerabat dan kolega memakai truk,” lanjutnya.

    Ia bahkan harus menyewa homestay pada H-4 acara karena rumahnya di Kampung Alor Ganu terendam banjir setinggi pinggang.

    Sayangnya, akses jalan dari Pekan Kepala Batas menuju homestay yang mereka tempati di Titi Besi, Kepala Batas, juga ditutup untuk kendaraan ringan karena ketinggian air yang meningkat.

    Meski sedih dengan apa yang terjadi, Nur Izzatul dan suaminya menganggap hari pernikahan mereka bersejarah karena harus dirayakan di tengah banjir.

    “Kami mengambil foto-foto kenangan dengan mengenakan pakaian pengantin di atas perahu dan kendaraan roda empat dengan latar belakang area banjir. Itu sangat menyenangkan,” katanya.

    Sementara itu, pengantin pria mengaku kecewa karena ia dan keluarganya tidak dapat merayakan resepsi pernikahan bersama, mengingat banyak rute yang terputus akibat banjir.

    Meski begitu, ia bersyukur prosesi pernikahannya telah selesai.

    “Saya biasanya melihat kasus pernikahan di tengah banjir di televisi dan media sosial.”

    “Dan saya tidak menyangka kali ini saya dan istri akan mengalaminya, tapi kami menerimanya, karena mau bagaimana lagi,” ucap Mohamed Khairie Mohamed Kamal.

    Pasangan pengantin pilih foto di tengah banjir (Astro Arwani)

    Kejadian unik lainnya juga dilakukan sepasang pengantin yang tampak berboncengan menaiki motor saat hujan.

    Mereka santai mengendarai motor tak terganggu hujan lebat.

    Bahkan mereka masih menggunakan baju pernikahan.

    Hingga akhirnya potret sepasang pengantin ini menjadi viral di media sosial.

    Diketahui, video viral ini terjadi di Malaysia. 

    Seorang pengguna X membagikan video pasangan pengantin melaju di tengah derasnya hujan, terlihat tanpa beban dan bahagia meskipun cuaca kurang mendukung.

    Pengantin wanita, yang masih mengenakan gaun songket pernikahannya yang indah, terlihat dalam momen unik dan menggemaskan.

    Dia mengambil alih kemudi motor, sementara suaminya duduk di belakang sebagai penumpang.

    Pemandangan pasangan yang menikmati momen spontan dan penuh canda ini cukup untuk membuat siapa saja tersenyum.

    Caption yang menyertai unggahan tersebut berbunyi:

    “Temui pasangan pengantin langka ini yang masih mengenakan baju pengantin, mengendarai motor bersama di tengah hujan deras. Ini adalah momen manis yang pasti akan menjadi kenangan indah.”

    Netizen pun tidak tinggal diam, mereka langsung membanjiri kolom komentar dengan reaksi mereka.

    “Sangat jarang melihat istri yang mengendarai motor,” komentar salah seorang netizen.

    “Kenangan seumur hidup yang tidak bisa diulang,” tambah seorang netizen.

    “Ini benar-benar momen yang tak terlupakan,” komentar lainnya.

    “Itu seperti pengantin wanita yang kabur,” kata yang lain.

    Salah satu komentar yang cukup menggelitik berbunyi, “Saya yakin orang yang menyewakan gaun pengantin pasti menangis setelah melihat video ini.” 

    Beberapa komentar yang lucu menyoroti betapa pasangan ini menikmati petualangan spontan di hari spesial mereka, meski pakaian pengantin mereka mungkin terkena sedikit hujan dan kotoran.

    Momen sederhana namun mengharukan ini berhasil mencuri perhatian banyak orang.

    Menunjukkan bahwa kadang-kadang kenangan yang paling berkesan tercipta dari momen-momen yang tidak terduga dan penuh ketulusan.

    Sikap santai pasangan ini dan cinta yang mereka bagi terlihat jelas, dan tak heran jika video ini menyentuh hati banyak orang.

    Sepasang pengantin masih pakai baju pernikahan menerjang hujan menaiki motor di Malaysia (WorldOfBuzz)

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • 5 Orang Tewas dan 7 Hilang

    5 Orang Tewas dan 7 Hilang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Tim SAR gabungan hingga kini terus melakukan pencarian terhadap tujuh warga yang hilang akibat tertimbun tanah longsor di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

    “Total korban jiwa akibat bencana yang terjadi di Kabupaten Sukabumi mencapai 12 orang, tiga korban di antaranya sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia akibat tertimbun longsor dan dua lainnya akibat terbawa banjir bandang,” kata Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana (Plt Kalak) BPBD Provinsi Jawa Barat Anne Heramdianne Adnan di Sukabumi, Jumat (7/12).

    Adapun identitas korban meninggal yakni Aden Dafa (11), Ade Wahyu (11) dan Elma Ayunda (27) yang merupakan korban tertimbun longsor serta Sahroni (47) korban terbawa banjir bandang merupakan warga Desa Loji, Kecamatan Simpenan, kemudian Dadang (65) warga Desa/Kecamatan Ciemas meninggal akibat banjir.

    Menurut Anne, adapun tujuh tujuh korban yang dinyatakan hilang, hingga saat ini masih dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan. Korban hilang ini tersebar di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Gegerbitung, Simpenan, dan Tegalbuleud.

    Proses pencarian korban hilang akibat tertimbun longsor ini terkendala cuaca di mana hampir sepanjang hari turun hujan deras, sehingga tim yang berada di lokasi harus waspada karena khawatir terjadi longsor susulan, karena bagaimana pun juga keselamatan menjadi yang utama pada proses operasi pencarian ini.

    Kendala lainnya, kondisi medan yang berat ditambah akses jalan yang tertutup dan lokasi yang terisolasi sehingga tidak bisa ditembus dengan alat berat untuk mempermudah proses pencarian. Sehingga untuk sementara ini, proses pencarian masih mengandalkan tenaga manusia dan menggunakan alat seadanya.

    Dalam upaya mempercepat proses pencarian dan menemukan korban hilang, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD Kabupaten Sukabumi, Basarnas, TNI, Polri serta lembaga lainnya.

    “Kami terus berupaya mencari solusi agar korban hilang bisa segera ditemukan, karena kendala yang dialami tim SAR gabungan selain cuaca yakni kurangnya alat yang memadai, karena pengiriman peralatan terhambat oleh putusnya akses jalan menuju lokasi,” tambahnya.

    Anne mengatakan signal yang buruk serta listrik padam juga menghambat proses evakuasi karena petugas yang berada di posko penanggulangan bencana sulit menghubungi petugas yang berada di lokasi bencana.

    Namun demikian, pihaknya akan memaksimalkan potensi sumber daya manusia (SDM) dan peralatan yang ada, agar proses pencarian bisa berjalan maksimal dan membuahkan hasil. Kemudian BNPB akan memaksimalkan proses pencarian korban hilang dalam sepekan ke depan.

    (Antara/isn)

    [Gambas:Video CNN]

  • Hadapi musim hujan, KAI Divre II Sumbar tingkatkan pengawasan jalur KA 

    Hadapi musim hujan, KAI Divre II Sumbar tingkatkan pengawasan jalur KA 

    Sumber foto: Musthofa/elshinta.com.

    Hadapi musim hujan, KAI Divre II Sumbar tingkatkan pengawasan jalur KA 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 06 Desember 2024 – 21:46 WIB

    Elshinta.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat (Sumbar) meningkatkan pengawasan jalur rel kereta api sebagai langkah antisipasi menghadapi musim penghujan. Hal ini menjadi perhatian KAI guna menjaga keselamatan dan kelancaran perjalanan kereta api dari risiko banjir dan tanah longsor.

    ”Kami berupaya meminimalisir potensi gangguan perjalanan KA dampak dari cuaca yang mulai memasuki musim penghujan.  Di antaranya Divre II Sumbar telah melakukan galian di saluran drainase, perkuatan penahan tanah dengan dinding penahan ataupun bronjong pada daerah dengan pengawasan khusus,” kata Kepala KAI Divre II Sumatera Barat, Muh. Tri Setyawan, Jum’at (6/12). 

    KAI Divre II Sumbar juga telah memetakan daerah-daerah pemantauan khusus di lintas wilayah kerjanya. Setidaknya terdapat 32 titik daerah pemantauan khusus (Dapsus) lokasi potensi rawan banjir, longsor, dan amblesan. Daerah pemantauan khusus tersebar di sejumlah titik.

    Untuk mengantisipasi gangguan perjalanan KA pada jalur tersebut, KAI Divre II Sumbar menyiagakan sejumlah petugas khusus di titik-titik dapsus. Petugas tersebut secara bergantian bersiaga selama 24 jam untuk terus memantau daerah potensi bencana.

    “Seluruh petugas ini telah diberikan pelatihan intensif untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menangani situasi darurat selama operasional musim penghujan,” ucap Muh. Tri Setyawan.

    KAI juga menyiapkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) yang tersebar di sejumlah titik strategis. AMUS terdiri dari berbagai peralatan dan material yang dapat langsung digunakan jika terjadi kondisi darurat. 

    Beberapa material penting untuk pendukung langkah antisipasi penguatan tubuh badan rel meliputi rel cadangan, karung berisi pasir, batu balas, bantalan rel, dan lainnya. AMUS disiapkan di 4 titik yaitu Stasiun Padang, Stasiun Lubuk Alung, Stasiun Pauhlima, dan di KM 49+100 antara Stasiun Lubuk Alung – Stasiun Naras

    Sejumlah alat berat juga KAI siagakan seperti mesin pemadat dan pengatur batu balas untuk memastikan kondisi jalur tetap laik dilintasi kereta api.

    “Kami berharap langkah ini dapat meminimalkan potensi gangguan sehingga pelanggan dapat menikmati perjalanan kereta api dengan selamat, aman, dan nyaman,” tutupnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Musthofa. 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Tetap Tenang, Stok BBM dan LPG Dijamin Aman Pascabencana di Sukabumi

    Tetap Tenang, Stok BBM dan LPG Dijamin Aman Pascabencana di Sukabumi

    Jakarta: PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat mengimbau masyarakat tidak khawatir untuk kebutuhan energi pascabanjir dan longsor yang melanda di wilayah Sukabumi. Pertamina Patra Niaga Regional JBB memastikan stok dan pasokan BBM dan LPG dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
     
    “Kami juga terus berkoordinasi dalam rangka memastikan penyaluran BBM dan LPG tetap dapat tersalurkan dengan baik dan lancar kepada masyarakat,” kata Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 6 Desember 2024.
     

     
    Pertamina Patra Niaga Regional JBB menyerahkan bantuan kepada korban terdampak banjir Sukabumi berupa paket sembako dan bahan makanan. Sebelumnya juga diserahkan bantuan awal berupa sembako, tabung Bright Gas untuk dapur umum dan popok bayi oleh tim Sales Area Retail Sukabumi.
    “Melalui penyerahan bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban dan memberikan manfaat bagi masyarakat yang terdampak banjir serta longsor di Kabupaten Sukabumi,” tutur Sales Area Manager Retail Sukabumi Erlangga Prabhasasri.
     
    Sementara itu, Eko menyampaikan, bantuan yang diserahkan tim Pertamina Peduli CSR Regional JBB ini merupakan bentuk kepedulian dan juga respon cepat terhadap korban banjir yang berada di wilayah Kabupaten Sukabumi. Ia berharap bantuan ini dapat meringankan beban para korban.
     
    “Pertamina Peduli merupakan bentuk nyata dari kepedulian dan komitmen Pertamina Patra Niaga Regional JBB dalam merespon bencana banjir dan juga tanah longsor yang memberikan dampak bagi masyarakat luas,”  ucap Eko.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (END)

  • Tujuh Orang Dilaporkan Hilang Imbas Banjir Sukabumi, BNPB: Kemungkinan Bertambah

    Tujuh Orang Dilaporkan Hilang Imbas Banjir Sukabumi, BNPB: Kemungkinan Bertambah

    ERA.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebanyak tujuh orang yang masih dilaporkan hilang karena bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

    “Ya, ada tujuh yang masih hilang dalam proses pencarian,” kata Kepala BNPB Suharyanto, di Sukabumi, Jawa Barat, dikutip Antara, Jumat (6/12/2024).

    Suharyanto menyebutkan bahwa untuk jumlah korban hilang diperkirakan masih dapat bertambah mengingat proses pendataan masih berlangsung saat ini oleh tim di lapangan.

    Begitupun halnya dengan jumlah korban jiwa yang berdasarkan data BNPB bertambah menjadi delapan orang meninggal dunia. Adapun dua korban meninggal dunia itu, di antaranya diketahui bernama Aden Dafa dan Ade Wahyu, warga Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.

    “Ini datanya masih terus bergerak ya, terus dilakukan pendataan. Biasanya kalau berkurang tidak ada, tapi bertambah pasti iya,” jelasnya.

    Lalu, kata Suharyanto,seluruh tim petugas gabungan BNPB, Tagana Kementerian Sosial, Basarnas, TNI, Polri, dinas teknis pemerintah daerah bertekad untuk menangani dampak bencana hidrometeorologi di Jawa Barat ini sampai tuntas.

    Hal ini sesuai dengan arahan dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang mengecek langsung penanganan korban bencana di posko pengungsian Balai Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, Jawa Barat, Jumat siang tadi.

    Dalam pelaksanaannya BNPB akan melakukan secara bertahap seperti yang saat ini sedang dilangsungkan adalah dalam fase penanganan darurat (pendataan jumlah korban, dampak kerusakan, evakuasi, pengungsian) hingga pemulihan dampak bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi rumah atau pemukiman penduduk).

    “Kementerian Sosial juga sudah turun mendirikan dapur umum dan kami pastikan kebutuhan logistik selama tanggap darurat terpenuhi secara maksimal untuk 300 lebih pengungsi yang terdampak di Kabupaten Sukabumi,” pungkasnya.

  • Remaja Wanita Hilang Terseret Arus saat Mendaki Gunung Bekel di Mojokerto

    Remaja Wanita Hilang Terseret Arus saat Mendaki Gunung Bekel di Mojokerto

    Jakarta

    Remaja asal Desa Sumengko, Kecamatan Jatirejo, Whiscyka Zafira Islamay Agustin alias Cika (17) hilang terseret arus saat mendaki Gunung Bekel di Mojokerto, Jawa Timur. Cika mendaki bersama temannya, Mutiara.

    Dilansir detikJatim, Sabtu (7/12/2024) Cika hilang di kawasan Watu Talang. Melalui jalur Jolotundo, Trawas, Mojokerto, mereka menuju puncak Gunung Bekel, anak Gunung Penanggungan yang tingginya sekitar 1.238 mdpl.

    “Mereka berdua berangkat dari pos Jolotundo sekitar jam 12 siang. Kejadian sekitar jam 4 sore,” terang Pengurus LMDH Seloliman, Suwarno kepada detikJatim, Jumat (6/12/2024).

    Suwarno mengungkapkan penuturan Mutiara yang menjelaskan awalnya Cika berjalan di depan. Ketika sampai di Watu Talang sekitar pukul 16.00 WIB, Cika meminta Mutiara jalan di depan. Mutiara pun jalan di depan menyeberangi Sungai Talang. Saat itu, hujan mengguyur wilayah Trawas.

    “Mutiara sudah menyeberang, Cika kena terjangan banjir. Arus air dari arah puncak, Watu Talang kalau hujan menjadi jalurnya air turun ke arah Jolotundo. Kalau tidak hujan, kering,” jelasnya.

    Mutiara sempat mengejar Cika saat terbawa arus. Namun Cika hilang terseret ke kawasan yang curam. Sehingga Mutiara memutuskan turun mencari pertolongan.

    “Watu Talang sekitar 1.000 mdpl. Pengendali pencarian oleh basecamp Jolotundo,” terangnya.

    Baca selengkapnya di sini.

    (dek/dek)

  • Antisipasi Banjir Susulan di Sukabumi, BNPB Modifikasi Cuaca per 12 Desember

    Antisipasi Banjir Susulan di Sukabumi, BNPB Modifikasi Cuaca per 12 Desember

    Jakarta

    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan modifikasi cuaca disiapkan untuk kawasan Sukabumi. Modifikasi cuaca akan dilakukan sejak tanggal 12 Desember nanti.

    Suharyonto lebih dulu menjelaskan prediksi cuaca buruk di kawasan Sukabumi akan berakhir tanggal 9 Desember. Kemudian cuaca buruk akan mulai lagi tanggal 13 hingga 24 Desember.

    “Jadi mulai tanggal 12 (Desember), khusus untuk Sukabumi, supaya tidak terjadi lagi banjir susulan yang lebih besar, BNPB akan menggelar operasi modifikasi cuaca. Bukan menghentikan hujan, susah. Tapi mengurangi atau mengalihkan,” kata Suharyonto usai Rapat Koordinasi Penanganan Bencana di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (6/12/2024).

    Dirinya menyebut ada sekitar 300 pengungsi yang tersebar di 2 titik. Dirinya mengatakan pencarian terhadap orang yang hilang juga terus dilakukan.

    “Sampai detik ini ada sekitar 300 pengungsi di dua titik terpusat,” kata dia.

    “Yang pertama adalah masih ada yang hilang. Berarti pencarian pertolongan itu harus diutamakan. Tadi sepakat Satgas yang mencari sampai ketemu. Golden timenya adalah 7×24 jam,” tambahnya.

    “Dan ini semua daerah Jawa Barat itu dalam 10 tahun terakhir memang menduduki ranking 1 atau 2 yang bencananya tertinggi,” sebutnya.

    Rapat turut dihadiri Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal, Bupati Sukabumi Marwan Hamami, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, serta perwakilan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

    (ial/jbr)

  • 2 Korban Terakhir Banjir Bandang di Deli Serdang Ditemukan Tewas   
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        6 Desember 2024

    2 Korban Terakhir Banjir Bandang di Deli Serdang Ditemukan Tewas Medan 6 Desember 2024

    2 Korban Terakhir Banjir Bandang di Deli Serdang Ditemukan Tewas
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com

    Tim SAR
    gabungan berhasil menemukan dua korban terakhir dari
    bencana banjir bandang
    yang melanda Desa Martelu, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten
    Deli Serdang
    , Sumatera Utara, pada Jumat (6/12/2024).
    Dengan ditemukannya kedua jenazah tersebut, total korban tewas akibat bencana ini menjadi enam orang.
    Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, menjelaskan bahwa pencarian dilakukan di lokasi longsor yang curam dengan kemiringan mencapai 70 derajat dan dipenuhi material batu tajam.
    Dalam upaya pencarian, tim juga menggunakan anjing pelacak bernama Trusco.
    “Sekira pukul 13.30 WIB, korban pertama, Budi Utama Simanjuntak (30), ditemukan di aliran sungai sejauh 3 kilometer dari lokasi pencarian utama. Korban langsung dievakuasi menuju RS Bhayangkara Medan,” ujar Hadi dalam keterangan tertulisnya.
    Selanjutnya, pada pukul 16.00 WIB,
    tim SAR
    menemukan korban kedua, Gerge Barus (40), dalam kondisi tertimpa batu besar.
    “Untuk evakuasi korban kedua, masih menunggu alat berat untuk memindahkan material longsor,” tambah Hadi.
    Bencana banjir bandang
    dan longsor di Desa Martelu terjadi pada Sabtu (23/11/2024) malam, yang dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi.
    Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, sebelumnya mengungkapkan identitas korban yang meninggal akibat bencana ini, antara lain Kartini Sitepu (65), Elsie Nadinda (3), Serta Ginting (81), dan Perdamenta (35).
    Proses evakuasi dan pencarian korban masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan untuk memastikan tidak ada korban lain yang terlewat.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemprov DKI Lakukan Rekayasa Cuaca Antipasi Curah Hujan Tinggi

    Pemprov DKI Lakukan Rekayasa Cuaca Antipasi Curah Hujan Tinggi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal melakukan rekayasa cuaca mengantisipasi curah hujan tinggi dalam beberapa hari ke depan.

    Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan pihaknya telah mendapat informasi dari BMKG soal potensi curah hujan tinggi hingga tahun depan.

    “Diperkirakan tanggal 6 sampai 9 ini hujannya cukup lumayan, kemudian nanti mulai pertengahan tahun sampai dengan akhir tahun itu juga hujan cukup tinggi. Bahkan wanti-wanti kemungkinan bisa menjadi siklus lima tahunan, seperti tahun 2020. Oleh karena itu ada beberapa langkah. Pertama, Pemprov DKI akan berupaya untuk melakukan rekayasa cuaca,” kata Teguh kepada wartawan, Jumat (6/12).

    Ia menjelaskan rekayasa cuaca bakal dilakukan menggunakan anggaran dari Badan Penanggungalangan Bencana Daerah (BPBD).

    Teguh mengatakan rekayasa cuaca juga bakal dilakukan pertengahan 2025 hingga akhir 2025.

    “Ini sedang dijajaki, kita akan bicarakan dengan BNPB, tentu saja dengan BMKG juga, terkait penggunaan dana BTT untuk rekayasa cuaca. Tapi karena menggunakan dana BTT, maka kita harus ada pernyataan status darurat. Nah ini sedang kita jajaki dan kita koordinasikan,” ujarnya.

    Dari sisi infrastruktur, ia mengatakan Pemprov siap mengantisipasi jika curah hujan di bawah 200 mm. Teguh menjelaskan seluruh organisasi perangkat daerah juga sudah siap jika terjadi banjir.

    “Tapi kalau hujannya itu juga katakanlah misalnya 10 hari betul-betul turut, itu kondisi tanah akan jenuh. Ini juga akan memperlambat aliran. Ini yang juga harus kita lakukan antisipasinya,” katanya.

    Teguh mengatakan Pemprov juga tengah mengkaji kebijakan WFH jika banjir bisa diprediksi terjadi pada hari kerja.

    “Misalnya kita prediksi akan terjadi banjir pada waktu weekday, kita akan cermati, kita akan pelajari, pertimbangkan bagaimana misalnya masalah WFH, khususnya untuk diinstansi pemerintah ataupun untuk anak-anak sekolah. Tapi ini masih sedang pencermatan,” katanya.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sebelumnya menjelaskan sejumlah daerah di Jabodetabek potensi mengalami curah hujan ekstrem hingga banjir bandang seperti yang pernah terjadi di empat tahun lalu.

    Kondisi itu karena musim hujan saat ini turut disertai fenomena La Nina meningkatkan curah hujan hingga 20 persen dari normalnya yang akan terjadi akhir tahun hingga awal 2025.

    “Saat ini kita sedang memasuki musim hujan, dan puncak musim hujan di sebagian wilayah di Sumatera dan Jawa itu ada di bulan Desember akhir. Kemudian di sebagian wilayah tersebut mengalami puncak musim hujan di bulan Januari,” kata Dwikorita, Rabu (4/12).

    “Artinya selama mudik Nataru ini kebetulan berada atau menuju puncak musim hujan,” ucapnya kemudian.

    (yoa/fra)

    [Gambas:Video CNN]