Terendam Banjir 2 Pekan, Sekolah MI di Cilacap Diliburkan karena Banyak Siswa Sakit
Tim Redaksi
CILACAP, KOMPAS.com –
Sejumlah siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maarif 2 Desa Bojong, Kecamatan Kawunganten, Kabupaten
Cilacap
, Jawa Tengah, mengalami sakit setelah gedung sekolah mereka terendam
banjir
selama dua pekan.
Kepala
MI Maarif 2
, Agus Eko Setiawan mengungkapkan bahwa banyak anak-anak yang mengalami demam.
“Sampai hari ini banyak anak-anak yang demam, mungkin karena basah-basahan jadi sakit,” katanya saat dihubungi pada Selasa (10/12/2024).
Sebagai langkah antisipasi, pihak sekolah memutuskan untuk meliburkan siswa lebih awal, mulai Rabu (11/12/2024).
Agus menambahkan bahwa hari ini merupakan hari terakhir ujian akhir semester.
Setelah ujian, para siswa hanya tinggal menunggu pembagian rapor.
“Sementara karena air masih tinggi, kebijakan dari sekolah adalah anak-anak diliburkan, biar Pak Guru dan Bu Guru fokus mengerjakan rapor. Anak-anak mulai ujian tanggal 2 Desember, selesai hari ini,” ujarnya.
Sebelumnya, MI Maarif 2 Desa Bojong terendam banjir sejak 27 November setelah diguyur hujan lebat.
Ketinggian air di ruang kelas mencapai 40 centimeter, yang memaksa puluhan siswa yang sedang menjalani ujian akhir semester untuk mengerjakan soal di masjid.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: Banjir
-
/data/photo/2024/12/10/6757efa708898.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Terendam Banjir 2 Pekan, Sekolah MI di Cilacap Diliburkan karena Banyak Siswa Sakit Regional 10 Desember 2024
-

Bibit Siklon Tropis 93S di Selatan Pulau Sumba Menguat, Cek Dampaknya
Jakarta, CNN Indonesia —
Pakar klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkap bibit siklon tropis 93S malah semakin membesar, alih-alih meluruh. Simak prediksi dampaknya.
Bibit siklon tropis 93S terpantau di sekitar Samudera Hindia selatan Pulau Sumba, tepatnya di sekitar 15,7 derajat Lintang Selatan dan 119,1 Bujur Timur dengan kecepatan angin maksimum 20 knot (37 km/jam) dan tekanan udara minimum 1002 hPa.
“Update Badai Siklon: alih-alih melemah atau meluruh, 93S makin menguat dan kini terbentuk bibit siklon 94S berlokasi di Laut Timor,” cuit Erma di X, Selasa (10/12).
“Bibit-bibit siklon yang muncul di timur-selatan Indonesia ini terjadi karena pertemuan gelombang. MJO [Madden-Julian Oscillation] dan Rossby, didukung SST [Sea Surface Temperature] yang memanas,” lanjut dia.
Menurut Erma menguatnya bibit siklon tropis ini berdampak ke daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengalami hujan persisten hari ini. Daerah-daerah yang paling terdampak adalah Flores Timur, Adonara, Lembata, Alor, Kupang, dan sekitarnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara terpisah mengatakan sejumlah fenomena atmosfer, termasuk bibit siklon tropis, diperkirakan bakal memengaruhi pola cuaca di sejumlah daerah di Tanah Air.
Hal tersebut meningkatkan potensi hujan lebat, terutama di wilayah yang sedang memasuki puncak musim hujan. Menurut BMKG, saat ini terpantau dua bibit siklon tropis di Samudera Hindia barat daya Lampung dan Samudera Hindia Selatan Pulau Sumba.
Sedangkan, Supsect Area di Laut Timor sebelah barat daya Kepulauan Tanimbar. Selain itu, sirkulasi siklonik terdeteksi di Laut Natuna Utara Kalimantan.
“Baik bibit siklon tropis, Supsect Area, dan sirkulasi siklon memperkuat dengan meningkatkan pengangkatan massa udara, yang mempermudah pembentukan awan hujan berintensitas tinggi di wilayah sekitarnya.
“Akibatnya, potensi curah hujan signifikan menjadi lebih tinggi di daerah-daerah terdampak, sehingga masyarakat di wilayah tersebut perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan cuaca,” ujar BMKG dalam keterangan resminya.
BMKG mengungkap fenomena atmosfer ini juga diperkuat oleh aktivitas MJO, gelombang Rossby, Kelvin, dan Low Frequency di sebagian besar wilayah Indonesia. Kombinasi tersebut menciptakan dinamika atmosfer yang mendukung hujan dengan durasi lebih panjang dan intensitas lebih tinggi, khususnya wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.
“Seiring dengan memasuki pertengahan Desember, curah hujan masih tinggi yang berdampak bencana hidrometeorologi, banjir, genangan air, atau tanah longsor, menjadi ancaman bagi sebagian besar penduduk Indonesia di daerah-daerah rawan,” kata lembaga.
“Perhatian juga harus diberikan pada daerah aliran sungai di sekitar gunung berapi yang sedang aktif, karena hujan sangat lebat dapat meningkatkan risiko banjir lahar di kawasan tersebut,” imbuhnya.
[Gambas:Twitter]
(tim/dmi)
[Gambas:Video CNN]
-

Pekerja Tewas Tersengat Listrik Saat Pasang Sensor Banjir BPBD Jakarta
ERA.id – Seorang pria berinisial AD (21) tewas diduga akibat tersengat listrik di Kali Banjir Kanal Barat, Jalan Jati Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat (Jakpus), Senin (9/12) kemarin.
Kapolsek Tanah Abang, AKBP Aditya Simanggara Pratama menjelaskan kejadian berawal ketika korban dan dua teman kerjanya, SY (29) dan DT (24) datang ke lokasi untuk memasang sensor pengendali banjir. Saat itu, cuaca sedang gerimis.
“Dengan tujuan melakukan pemasangan unit sensor pengendali banjir,” kata Aditya kepada wartawan, Selasa (10/12/2024).
Mereka lalu memasang scaffolding atau steger pada tiang yang akan dipasang sensor. Setelah steger terpasang, SY mengingatkan AD dan DT agar tak memasang sensor terlebih dahulu. Sensor dipasang ketika hujan reda.
SY kemudian meneduh di sebuah warung tak jauh dari TKP sambil meminum kopi Namun rupanya, peringatan itu tak digubris oleh AD dan DT.
Dia tiba-tiba melihat dan mendengar suara ledakan dan percikan api dari arah tiang yang akan dipasang sensor. SY lalu kembali dan mendapati DT duduk tak sadarkan diri.
“SY langsung mendatangi tempat kejadian dan saat itu SY melihat DT sudah ada di atas scaffolding sedang duduk akibat tersengat listrik,” ujarnya.
Korban AD rupanya tercebur ke kali usai tersengat listrik. SY langsung menghubungi orang tua DT agar korban ini dibawa ke rumah sakit untuk diberi pengobatan.
Sementara untuk AD yang tercebur ke kali ditemukan tewas setelah dilakukan pencarian oleh petugas. Jenazah korban dilarikan ke RSCM.
“Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” jelasnya.
Terpisah, Kapusdatin BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan menjelaskan kedua korban bukan pegawai BPBD.
“Memang mereka betul sedang memasang alat sensor pengendali banjir. Tapi mereka bukan petugas, ataupun PJLP. Mereka pekerja yang ditugaskan perusahaan yang memasang alat sensor. Alat sensor itu memang dipasang untuk BPBD ada 90 titik,” jelas Yohan.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4702188/original/006282000_1703902075-WhatsApp_Image_2023-12-30_at_10.01.27.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
BMKG Keluarkan Peringatan, Cuaca Ekstrem Masih Berpotensi Terjadi di Sulut
Liputan6.com, Manado – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Sulut masih berpotensi dilanda hujan deras dan angin kencang. Masyarakat diminta untuk mewaspadai dampak cuaca ekstrem ini.
“BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem hingga 11 Desember 2024,” tutur Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG, Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben A Molle pada, Senin (9/12/2024).
Dia mengatakan, di sebagian besar wilayah kabupaten dan kota di Sulut berpeluang hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.
Karena itu, dia berharap, warga berhati-hati apabila melakukan aktivitas saat kondisi cuaca ekstrem. Warga diharapkan waspada terhadap bencana banjir, tanah longsor atau pohon tumbang.
Dia mengatakan, pada Selasa (10/12/2024), cuaca ekstrem terjadi di wilayah Kota Kotamobagu, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.
Sedangkan pada Rabu (11/12/2024), kondisi cuaca seperti itu akan terjadi di Kota Manado, Kotamobagu, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa Tenggara.
“Berikutnya, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur,” ujarnya memungkasi.
-

Hendak pasang sensor banjir, seorang pria tewas tersengat listrik
Jakarta (ANTARA) – Seorang pria berinisial AD (21) tewas diduga akibat tersengat listrik saat hendak memasang sensor banjir milik BPBD DKI Jakarta di Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Senin (9/12).
“Tempat kejadian perkara (TKP) di Kali Banjir Kanal Barat dekat Rel Kereta Pintu Air Petamburan Jalan Jati Petamburan RW 11 Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat,” kata Kapolsek Metro Tanah Abang, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Aditya Simanggara Pratama.
Dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa, Aditya menjelaskan, peristiwa tersebut berawal pada pukul 12.25 WIB saksi SY, saksi DT, korban AD dan pekerja lainnya tiba di TKP dengan tujuan melakukan pemasangan unit sensor pengendali banjir.
Saat itu cuaca sedang gerimis, kemudian mereka memasang “scaf folding” (steger/tangga) di tempat tiang yang akan dipasangkan alat. “Setelah terpasang steger SY menyampaikan ke DT dan AD untuk tidak melakukan pemasangan alat, sampai dengan cuaca hujan reda atau berhenti,” katanya.
Ketika saksi SY sedang beristirahat tiba-tiba melihat dan mendengar suara ledakan dan percikan api dari arah tiang yang akan dipasang alat. Menurut keterangan saksi asal ledakan dan percikan tersebut berasal kabel listrik yang menempel di tiang.
“Melihat hal tersebut SY langsung mendatangi tempat kejadian dan saat itu SY lihat DT sudah ada di atas ‘scaf folding’ sedang duduk akibat tersengat listrik,” katanya.
Beberapa saat kemudian SY melihat besi yang akan dipasang ke tiang sudah jatuh ke pinggir atau bawah kali. “Saat itu SY berasumsi jika korban AD jatuh ke kali,” kata Aditya.
Selanjutnya saksi SY bersama pekerja lain mencari tahu keberadaan korban AD. Sedangkan DT dibawa ke Rumah Sakit Pelni dan saksi menghubungi pihak Damkar, Basarnas dan BPBD.
“Ketika pihak Damkar, Basarnas dan BPBD tiba, SY menjelaskan kronologis dan menyampaikan jika dugaan kuat korban tercebur ke kali, sekitar pukul 15.00 WIB korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” katanya.
Petugas Damkar menemukan korban AD di Kali Banjar Kanal Barat, tidak jauh dari tempat pemasangan alat. “Kemudian palang hitam membawa korban ke RSCM, ” katanya.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan membenarkan peristiwa tersebut.
“Betul, memang mereka sedang memasang alat sensor pengendali banjir. Mereka pekerja yang ditugaskan perusahaan yang memasang alat sensor,” katanya.
Yohan menambahkan, rencananya alat sensor itu memang akan di pasang untuk BPBD ada sekitar 90 titik.
Pewarta: Ilham Kausar
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024 -

Tinjau Lokasi Banjir, Pj Wali Kota Mojokerto Beri Bantuan ke Warga
Mojokerto (beritajatim.com) – Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro meninjau lokasi banjir di Kelurahan Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon, Selasa (10/12/2024). Selain mendengarkan keluhan warga yang terdampak banjir, Mas Pj (sapaan akrab, red) juga menyalurkan berbagai bantuan.
Diantaranya sembako, nasi bungkus, hingga susu untuk meringankan beban warga terdampak. Dapur umum juga didirikan, memastikan kebutuhan pangan warga tetap terpenuhi. Menyusul, genangan setinggi lutut masih terlihat di beberapa titik, khususnya di wilayah Cakarayam Baru dan Balongcangkring II RW I.
“Banjir ini menjadi ujian rutin yang kita hadapi setiap musim hujan. Tugas kami di Pemkot Mojokerto adalah hadir untuk masyarakat, memastikan mereka tidak hanya mendapat bantuan tetapi juga solusi jangka panjang. Kami akan terus bekerja keras mengupayakan agar genangan ini segera surut,” ungkapnya.
Yakni dengan memaksimalkan pompa air dan sistem drainas. Menyusul musim hujan diprediksi masih berlangsung hingga tiga bulan ke depan. Sehingga orang nomor satu di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto ini juga menekankan pentingnya langkah mitigasi.
“Kami akan terus bersiaga, tidak hanya untuk penanganan darurat tetapi juga pencegahan banjir susulan. Kami mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, terutama saluran air,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua RW 03 Cakarayam Baru, Abu Nawas menyampaikan terima kasih atas respons cepat dari Pemkot Mojokerto. “Bantuan ini sangat membantu kami yang terdampak. Keberadaan dapur umum juga menjadi solusi penting untuk memenuhi kebutuhan makanan warga,” ujarnya.
Harapannya agar genangan air segera surut agar aktivitas bisa kembali normal. Hingga saat ini, Pemkot Mojokerto melalui DinsosPPPA telah mendistribusikan beras, sarden, telur, minyak goreng dan uang untuk berlangsungnya dapur umum yang telah didirikan.
Sinergi Pemkot Mojokerto, melalui Dinas Sosial PPPA, BPBD Jatim, Tagana dan para relawan, terus bergerak membantu warga. Mereka mendistribusikan bantuan, mengecek kesehatan warga terdampak, serta memastikan tidak ada warga yang luput dari perhatian, terutama kelompok rentan. [tin/beq]
-
/data/photo/2020/08/01/5f251724365b2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Seorang Pekerja Tewas Tersengat Listrik lalu Tenggelam Saat Pasang Sensor Pengendali Banjir BPBD Megapolitan 10 Desember 2024
Seorang Pekerja Tewas Tersengat Listrik lalu Tenggelam Saat Pasang Sensor Pengendali Banjir BPBD
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Seorang pekerja berinisial AD (21)
tewas tersengat listrik
dan tenggelam saat memasang sensor pengendali
banjir
milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (
BPBD
) Jakarta, Senin (9/12/2024).
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.25 WIB di Pintu Air Petamburan, Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, saat AD bersama dua rekannya, SY (29) dan DT (24), serta beberapa pekerja tiba untuk melakukan pemasangan unit sensor pengendali banjir. Cuaca saat itu sedang gerimis.
Kapolsek Tanah Abang AKBP Aditya Simanggara Pratama menjelaskan, pekerjaan awal dilakukan dengan memasang
scaffolding
atau
steger
di sekitar tiang yang akan dipasangkan alat.
Setelah itu, SY memberi peringatan kepada AD dan DT untuk menunggu hingga hujan reda sebelum melanjutkan pemasangan alat.
“Namun, peringatan itu tidak digubris oleh AD dan DT. Mereka tetap melanjutkan pemasangan,” ujar Aditya.
Sementara SY memilih berteduh di sebuah warung kopi yang berjarak sekitar 15 meter dari lokasi pekerjaan. Tidak lama setelah itu, SY mendengar suara ledakan dan melihat percikan api dari arah tiang tempat alat sensor akan dipasang.
SY segera mendatangi lokasi kejadian dan melihat DT sudah terjatuh ke atas scaffolding akibat tersengat listrik.
“Menurut keterangan saksi DT, asal ledakan dan percikan tersebut berasal dari kabel listrik yang menempel di tiang,” jelas Aditya.
SY juga melihat besi yang akan dipasangkan ke tiang jatuh ke pinggir kali, dan menduga DT ikut terjatuh ke dalam kali.
SY bersama pekerja lainnya segera mencari AD dan menghubungi pihak Damkar, Basarnas, dan BPBD.
Sekitar pukul 15.00 WIB, AD ditemukan dalam keadaan meninggal dunia oleh petugas Damkar di Kali
Banjir
Kanal Barat, tidak jauh dari tempat pemasangan alat. DT dilarikan ke Rumah Sakit Pelni.
Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, membenarkan peristiwa tersebut, namun menjelaskan bahwa korban bukanlah petugas BPBD DKI Jakarta.
“Memang mereka betul sedang memasang alat sensor pengendali banjir, tapi mereka bukan petugas BPBD,” kata Yohan saat dikonfirmasi.
Yohan menambahkan bahwa pekerja yang terlibat berasal dari perusahaan swasta yang ditugaskan untuk memasang alat sensor tersebut.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.


/data/photo/2024/03/22/65fd4ad4dcc43.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)