Topik: Banjir

  • Eri Cahyadi Tegaskan Komitmen Atasi Banjir Surabaya Barat

    Eri Cahyadi Tegaskan Komitmen Atasi Banjir Surabaya Barat

    Surabaya (beritajatim.com) — Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, kembali menegaskan komitmennya dalam menangani masalah banjir yang kerap melanda wilayah Surabaya Barat. Salah satu fokus utamanya adalah percepatan pembangunan Jembatan Raya Kupang yang sempat tertunda akibat penolakan warga.

    Eri mengungkapkan bahwa penundaan pembangunan jembatan ini berdampak pada terjadinya banjir di wilayah tersebut. “Kemarin sudah mau dibangun, tapi ternyata warga nggak berkenan. Ya sudah, saya tinggal. Saya bilang ke camat, kalau nggak mau, ya tak jarno banjire,” ujar Eri usai inspeksi di Bozem Simo, Rabu (11/12/2024).

    Namun, setelah dilakukan mediasi antara camat dan warga, pembangunan akhirnya mendapat persetujuan dan akan segera dimulai. Pada tahap awal, akan dilakukan pemasangan batu kumbung sepanjang beberapa kilometer di kedua sisi jembatan, dilanjutkan dengan peninggian struktur jembatan.

    “Camat sudah ketemu warga, sekarang sudah mau. Kita kerjakan langsung. Kasusnya sama seperti di depan Indomart Lontar. Di sana, setelah jembatan ditinggikan, sekarang sudah nggak banjir lagi,” jelasnya.

    Eri juga menyoroti lambatnya pengerjaan perbaikan Bozem Simo, yang seharusnya rampung dalam waktu seminggu. Ia menginstruksikan agar pekerjaan dilakukan 24 jam penuh untuk mempercepat penyelesaian.

    “Tadi malam saya keliling, pagi-pagi ke sini kaget semua. Saya tanya, tiga hari kerja bisa selesai nggak? Kalau bisa, ya selesaikan. Kalau nggak ada orangnya 24 jam, RT dan RW langsung telepon saya,” tegas Eri.

    Selain itu, banjir sempat melanda SMA Ketintang akibat saluran yang tersumbat sampah. Namun, masalah ini berhasil diatasi dengan cepat setelah saluran tersebut dibersihkan.

    “SMA Ketintang sempat banjir, ternyata ketutupan sampah di saluran. Nggak sampai lima menit, airnya langsung surut,” ungkap Eri.

    Wali Kota Eri juga mengumumkan bahwa perbaikan di sisi timur Simo akan dimulai pada tahun 2025. Ia berkomitmen untuk terus memantau hasil pekerjaan di wilayah lain seperti Dukuh Kupang dan Pakal guna memastikan solusi jangka panjang terhadap masalah banjir di Surabaya.

    “Saya mau tes Dukuh Kupang dan tempat-tempat lain yang saya kerjakan kemarin. Saya ingin memastikan hasilnya benar-benar efektif,” tutupnya. [asg/beq]

  • BPBD DKI kembali modifikasi cuaca pada 12-14 Desember 2024

    BPBD DKI kembali modifikasi cuaca pada 12-14 Desember 2024

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta kembali melakukan operasi modifikasi cuaca pada 12-14 Desember 2024 untuk mengurangi intensitas hujan dan memitigasi banjir di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

    Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan bahwa modifikasi cuaca kembali dilakukan berdasarkan arahan dari rapat tingkat menteri yang dipimpin oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno.

    “Kami kemarin sudah merapatkan bahwasannya kita akan lakukan kembali pada tanggal 12, 13, 14 (Desember). Itu untuk yang tahap kedua. Mudah-mudahan dengan lebih baik lagi,” kata Teguh di Jakarta, Rabu.

    Usai meninjau Posko Pengungsian Kebakaran SDN 09 Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Teguh mengatakan bahwa berdasarkan perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca ekstrem dengan hujan intens tinggi masih akan terjadi pada pertengahan Desember 2024.

    Karena itu, BPBD akan kembali melakukan modifikasi cuaca tahap dua. Pada tahap pertama telah dilakukan selama tiga hari pada 7-9 Desember 2024.

    “Ini yang sudah berhasil. Bisa mengurangi curah hujan yang lebat menjadi relatif yang sekarang kita alami,” kata Teguh.

    Untuk modifikasi cuaca tahap dua ini, Teguh berharap proses tabur garam dengan pesawat dapat dilakukan pada malam hari agar distribusi hujan lebih merata dan lebih efektif menurunkan intensitas hujan.

    Teguh menambahkan bahwa operasi modifikasi cuaca dan upaya lainnya untuk mengurangi intensitas hujan akan terus dilakukan menggunakan anggaran rutin BPBD.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menggunakan biaya tak terduga dengan mengeluarkan status tanggap darurat jika anggaran BPBD sudah dialokasikan sepenuhnya.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Wali Kota Surabaya Tinjau Bozem Simo Jebol, 2025 Fokus Atasi Banjir

    Wali Kota Surabaya Tinjau Bozem Simo Jebol, 2025 Fokus Atasi Banjir

    Surabaya (beritajatim.com) – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi Bozem Simo yang jebol pada Selasa (10/12/2024). Insiden tersebut menyebabkan genangan air di beberapa wilayah sekitar. Dalam kunjungannya, Eri menegaskan komitmen Pemerintah Kota Surabaya untuk menyelesaikan masalah banjir secara menyeluruh.

    “Kemarin nggak banjir sama sekali. Yang sini ada genangan karena jebole plengsengan,” ujar Eri saat meninjau langsung kondisi Bozem Simo pada Rabu (11/12/2024).

    Eri mengungkapkan, Pemerintah Kota (Pemkot) telah merencanakan optimalisasi beberapa lahan milik Pemkot yang belum dimanfaatkan untuk dijadikan bozem. Langkah ini diyakini mampu meminimalkan potensi banjir di Surabaya.

    Ia juga menyebut keberhasilan pembangunan bozem di sejumlah wilayah, seperti Pakal Madya, Beji, dan Dukuh Kupang, yang kini terbebas dari genangan air.

    “Alhamdulillah yang sudah dibangun Pemkot, tidak ada lagi genangan air seperti di Pakal Madya, Beji, sampai Luwung, Dukuh Kupang,” tambah Eri.

    Namun, Eri juga menyoroti kawasan Kupang Jaya yang masih terdampak banjir. Ia mengingatkan bahwa sebelumnya warga setempat menolak rencana peninggian area tersebut. Kini, setelah warga setuju, Pemkot siap merealisasikan solusi yang telah dirancang.

    “Lha Kupang Jaya baru banjir. Sing (yang) aku pernah ngomong karena warga nggak mau didukurne (ditinggikan), tak jarno (saya biarkan). Saiki camat ngabari wes gelem didukurno (Sekarang camat kasih kabar sudah mau ditinggikan),” jelasnya.

    Pada 2025, anggaran akan difokuskan untuk menyelesaikan proyek-proyek penanganan banjir yang tertunda, termasuk kawasan Timur Surabaya. Revitalisasi Bozem Simo menjadi salah satu prioritas yang dimulai segera. Selain itu, pembangunan infrastruktur tambahan di kampung-kampung sekitar akan dipercepat.

    “Termasuk Simo, bozemnya akan kita kerjakan hari ini. 2025 kerjakan untuk kampungnya, nanti ketika hujan tidak banjir lagi. Timur banjir karena belum tak dandani (saya perbaiki), 2025 di-loss, Simo kudu bebas banjir,” tegas Eri.

    Sebagai bagian dari upaya modernisasi, bozem yang dibangun akan dilengkapi pintu air elektrik untuk mengatur aliran air secara optimal. Hal ini diharapkan mampu menampung air hujan dari wilayah atas dan mencegah meluasnya genangan.

    “Saya nunggu yang ada seng itu akan kita hilangkan, juga kita akan bongkar jadi bozem, dikasih batu kumbung muter benar-benar jadi bozem menampung air dari atas,” pungkas Eri. [asg/beq]

  • Dua Pesawat Diterbangkan untuk Modifikasi Cuaca di Selatan Jabar

    Dua Pesawat Diterbangkan untuk Modifikasi Cuaca di Selatan Jabar

    Jakarta, Beritasatu.com – Sebanyak dua pesawat mulai diterbangkan untuk modifikasi cuaca guna mengendalikan intensitas hujan yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi di selatan Jawa Barat (Jabar).

    Operasi modifikasi cuaca di selatan Jabar yang diinisiasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tersebut dimulai pada Rabu (11/12/2024) siang ini.

    Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Lukmansyah mengatakan, kondisi cuaca yang labil dengan intensitas sedang hingga tinggi di wilayah selatan Jawa Barat diharapkan dapat dikendalikan setelah dilakukan modifikasi cuaca di Jabar.

    “BNPB menilai pengendalian cuaca penting sehingga penanganan darurat dampak bencana di kawasan tersebut, salah satunya wilayah Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya bisa berjalan secara lebih optimal dan efisien,” kata dia dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu dilansir Antara. 

    Sebanyak 39 kecamatan di Kabupaten Sukabumi dilanda bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang, tanah longsor, pergerakan tanah, cuaca eksterem yang dipicu oleh tingginya intensitas hujan di wilayah tersebut 3-4 Desember 2024.

    Bencana tersebut menimbulkan dampak signifikan. Kondisi terkini, ada penambahan warga terdampak yang sebelumnya 10.160 menjadi 10.237, dan 2.988 warga mengungsi. Kemudian sebanyak 10 orang meninggal dunia dan dua orang warga dinyatakan hilang setelah 7×24 jam dilakukan pencarian. “Dua pesawat yang diterbangkan dalam operasi modifikasi cuaca ini diharapkan bisa mempercepat penangan tanggap darurat,” kata Lukmansyah.

    Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam kesempatan terpisah menambahkan setiap armada pesawat dalam operasi modifikasi cuaca tersebut akan menaburkan zat natrium klorida (NaCl) ke awan potensial di wilayah selatan Jawa Barat.

  • Antisipasi banjir, sejuta kubik sedimen di waduk dan sungai dikeruk

    Antisipasi banjir, sejuta kubik sedimen di waduk dan sungai dikeruk

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengeruk 1.026.879 meter kubik (m3) sedimen di waduk, situ, embung, kali atau sungai di lima wilayah kota guna mengantisipasi banjir termasuk di musim hujan saat ini.

    “Berdasarkan data hingga 6 Desember 2024, progres pengerukan di 5 kota administrasi sudah mencapai 1.026.879 meter kubik (m3),” kata Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Hendri saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Dia merinci, dari jumlah sedimen yang dikeruk tersebut, sebanyak 587.107 m3 merupakan kubikasi pengerukan waduk/situ/embung, sementara untuk pengerukan kali/sungai mencapai 286.284 m3 dan 158.486 m3 untuk pengerukan saluran tersier atau penghubung (PHB).

    Pengerukan sedimen tersebut, ujar Hendri, merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan Dinas SDA sepanjang tahun untuk mengoptimalkan daya tampung air saat hujan, yang nantinya dapat meminimalkan banjir atau genangan saat musim hujan.

    Selain pengerukan, Dinas SDA juga melakukan upaya lainnya dalam antisipasi banjir yakni dengan optimalisasi pengoperasian dan pemeliharaan atau perawatan sarana dan prasarana pengendali banjir seperti rumah pompa, pintu air, alat berat sehingga dapat bekerja secara maksimal saat kondisi pra banjir ataupun saat penanganan banjir.

    “Saat kondisi sebelum memasuki musim hujan, Dinas SDA juga terus melaksanakan pembangunan infrastruktur pengendali banjir juga dilakukan guna meminimalisir genangan saat musim hujan,” ujar Hendri.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pj Walkot Mojokerto Dorong Optimalisasi Pompa Air-Drainase Atasi Banjir

    Pj Walkot Mojokerto Dorong Optimalisasi Pompa Air-Drainase Atasi Banjir

    Jakarta

    Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro kembali meninjau lokasi banjir di Kelurahan Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon. Pada kesempatan tersebut dia mendengarkan keluhan warga yang terdampak, sekaligus menyalurkan berbagai bantuan, termasuk sembako, nasi bungkus, hingga susu.

    Pihaknya juga mendirikan dapur umum guna memastikan kebutuhan pangan warga tetap terpenuhi.

    Dari hasil tinjauan hari ini, genangan setinggi lutut masih terlihat di beberapa titik, khususnya di wilayah Cakarayam Baru dan Balongcangkring II RW I.

    “Banjir ini menjadi ujian rutin yang kita hadapi setiap musim hujan. Tugas kami di Pemkot Mojokerto adalah hadir untuk masyarakat, memastikan mereka tidak hanya mendapat bantuan tetapi juga solusi jangka panjang. Kami akan terus bekerja keras mengupayakan agar genangan ini segera surut dengan memaksimalkan pompa air dan sistem drainase,” tutur Ali Kuncoro dalam keterangan tertulis, Selasa (10/12/2024).

    Lebih lanjut pria yang akrab disapa Mas Pj ini juga menekankan pentingnya langkah mitigasi. Hal ini mengingat musim hujan yang diprediksi masih akan berlangsung hingga tiga bulan ke depan.

    “Kami akan terus bersiaga, tidak hanya untuk penanganan darurat tetapi juga pencegahan banjir susulan. Kami mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, terutama saluran air,” imbuhnya.

    Sementara itu, Ketua RW 03 Cakarayam Baru, Abu Nawas mengapresiasi respons cepat dari Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto.

    “Bantuan ini sangat membantu kami yang terdampak. Keberadaan dapur umum juga menjadi solusi penting untuk memenuhi kebutuhan makanan warga. Harapannya, genangan air segera surut agar aktivitas bisa kembali normal,” katanya.

    (anl/ega)

  • Cuaca Ekstrem Ancam Penyeberangan di Merak

    Cuaca Ekstrem Ancam Penyeberangan di Merak

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama sejumlah pihak melakukan langkah untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem yang mengancam jalur penyeberangan Merak-Bakauheni, salah satu lintasan transportasi laut terpadat di Indonesia.

    BMKG menggandeng sejumlah stakeholder terkait, termasuk Kementerian Perhubungan, KSOP, ASDP, TNI AL, Polres, Polda, Polairud, Basarnas, dan Jasa Raharja.

    “Cuaca ekstrem adalah ancaman nyata, terutama di jalur penyeberangan Merak-Bakauheni yang menjadi penghubung vital bagi mobilitas masyarakat,” ujar Dwikorita dalam sebuah keterangan, Senin (9/12).

    “Dengan sinergi yang solid dan penerapan SOP kontingensi, kita dapat memitigasi risiko dan memastikan keselamatan operasional,” imbuhnya.

    Langkah antisipasi tersebut salah satunya BMKG bersama KSOP Banten memeriksa kesiapan sistem pengawasan dan pengendalian operasional kapal. Langkah ini bertujuan mengintegrasikan informasi cuaca yang akurat ke dalam pengambilan keputusan operasional, sehingga arus penyeberangan tetap lancar meski menghadapi kondisi cuaca yang dinamis.

    Kemudian, Dwikorita juga meninjau sistem monitoring, analisis, dan diseminasi informasi cuaca maritim di Stasiun Meteorologi Maritim Kelas 1 Merak.

    Sistem tersebut dirancang untuk memberikan informasi real-time terkait cuaca, gelombang, dan arus laut kepada pihak-pihak terkait, termasuk operator kapal.

    “Sistem yang andal memungkinkan kita memberikan peringatan dini, sehingga semua pihak dapat mempersiapkan langkah mitigasi secara tepat waktu,” katanya.

    Sebelumnya, dalam rapat bersama Komisi V DPR RI, Rabu (4/12), Dwikorita menyebut periode libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 akan berbarengan dengan puncak musim hujan.

    Selain itu, sejumlah fenomena yang berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem juga diperkirakan akan terjadi pada periode tersebut.

    “Saat ini kita sedang memasuki musim hujan, dan puncak musim hujan di sebagian wilayah di Sumatera dan Jawa itu ada di bulan Desember akhir. Kemudian di sebagian wilayah tersebut mengalami puncak musim hujan di bulan Januari,” ujarnya.

    “Artinya selama mudik Nataru ini kebetulan berada atau menuju puncak musim hujan,” imbuhnya.

    Tak hanya puncak musim hujan, wilayah barat Indonesia juga akan semakin basah oleh adanya fenomena La Nina lemah. Menurut Dwikorita, dua fenomena itu, puncak musim hujan dan La Nina, bisa berdampak pada skenario terburuk curah hujan ekstrem hingga banjir bandang.

    Kondisi ini juga diperparah oleh pergerakan seruak udara dingin dari dataran tinggi Siberia.

    Dwikorita menjelaskan seruak dingin menyebabkan terjadinya angin kencang, gelombang tinggi, dan peningkatan curah hujan. Kecepatan angin dan peningkatan gelombang tinggi ini akan terjadi terutama di Laut Natuna.

    Pada kasus paling ringan, seruak dingin tersebut adalah terganggunya aktivitas pelayaran. Dwikorita mencontohkan bagaimana seruak dingin pada 2022 mengganggu aktivitas penyeberangan di pelabuhan.

    Sementara itu, skenario terburuknya adalah potensi banjir parah, mengulang bencana banjir Jakarta yang terjadi pada Januari 2020.

    (lom/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Hujan Lebat Potensi Landa Sejumlah Daerah RI

    Hujan Lebat Potensi Landa Sejumlah Daerah RI

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sejumlah daerah di Indonesia berpotensi diguyur hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. Simak prediksinya.

    BMKG mengatakan sejumlah fenomena atmosfer diperkirakan akan mempengaruhi pola cuaca di Indonesia, meningkatkan potensi hujan lebat, terutama di wilayah-wilayah yang tengah memasuki puncak musim hujan.

    Menurut lembaga, ada sejumlah faktor yang menyebabkan kondisi cuaca tersebut, termasuk dua bibit siklon tropis yang terpantau di Samudera Hindia barat daya Lampung dan Samudera Hindia Selatan Pulau Sumba, sedangkan Suspect Area terdeteksi di Laut Timor sebelah barat daya Kepulauan Tanimbar.

    Selain itu, sirkulasi siklonik terdeteksi menguat dengan meningkatkan pengangkatan massa udara, yang mempermudah pembentukan awan hujan intensitas tinggi di wilayah sekitarnya.

    “Akibatnya, potensi curah hujan signifikan menjadi lebih tinggi di daerah-daerah terdampak, sehingga masyarakat di wilayah tersebut perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan cuaca,” demikian laporan BMKG dalam ‘Prospek Cuaca Mingguan Periode 10-17 Desember 2024’.

    Selain itu, BMKG mengungkap sejumlah fenomena atmosfer turut memicu potensi hujan di sejumlah wilayah Indonesia sepekan ke depan. Fenomena ini berkontribusi signifikan terhadap peningkatan pembentukan awan hujan di berbagai wilayah, terutama di bagian barat, tengah, dan timur Indonesia.

    Pertama, Madden-Julian Oscillation (MJO) saat ini berada di fase 5 dan aktif bergerak melintasi wilayah Indonesia. Fenomena ini mendukung pembentukan awan hujan secara intensif di beberapa wilayah utama, termasuk Sumatera bagian utara, Jawa, Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

    Aktivitas MJO berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah-wilayah tersebut.

    Kedua, Gelombang Rossby, Kelvin, dan Low Frequency turut meningkatkan peluang pembentukan awan hujan signifikan. Dampaknya meluas di wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia, mencakup beberapa daerah strategis yang rawan hujan lebat dan bencana hidrometeorologi.

    “Kombinasi dari fenomena-fenomena ini menciptakan kondisi atmosfer yang sangat mendukung peningkatan intensitas curah hujan di sejumlah wilayah,” jelas BMKG.

    “BMKG mengimbau masyarakat, khususnya di daerah rawan, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, banjir, dan tanah longsor,” lanjut BMKG.

    Daftar daerah potensi hujan lebat

    BMKG memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat, yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang akan terjadi selama periode 10-17 Desember 2024. Berikut wilayahnya:

    Hujan sedang-lebat

    Sumatera: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung

    Jawa dan Bali: Banten, DK Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogykarta, Jawa Timur, Bali

    Nusa Tenggara: Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur

    Kalimantan: Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara

    Sulawesi: Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara

    Maluku dan Papua: Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan

    Hujan lebat-sangat lebat

    Jawa dan Bali: DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali

    Maluku: Maluku bagian selatan dan tenggara

    Nusa Tenggara: Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur

    Potensi angin kencang juga diperkirakan terjadi di wilayah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, pesisir barat Sumatera Barat hingga Lampung, Banten, Jawa Barat, DK Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, dan Maluku selama periode yang sama.

    “Kondisi ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, genangan air, tanah longsor, dan angin kencang, terutama di wilayah rawan,” pungkas BMKG.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Tanggap Darurat Bencana Sukabumi Diperpanjang sampai 17 Desember

    Tanggap Darurat Bencana Sukabumi Diperpanjang sampai 17 Desember

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemerintah Kabupaten Sukabumi memperpanjang masa tanggap darurat bencana selama satu pekan atau tujuh hari ke depan terhitung dari 11 sampai 17 Desember 2024.

    “Awalnya masa tanggap darurat bencana kami berlakukan dari 4-10 Desember 2024, namun karena berbagai pertimbangan kami mengeluarkan kebijakan untuk memperpanjang masa tanggap darurat bencana ini hingga 17 Desember 2024,” kata Sekda Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman di Sukabumi, Selasa (10/12), dikutip dari Antara.

    Menurut Ade, yang menjadi pertimbangan pihaknya memperpanjang masa tanggap darurat bencana yakni potensi hujan deras yang masih tinggi, pengungsi serta adanya korban yang belum ditemukan.

    Selain itu, kebijakan ini dibuat berdasarkan hasil rapat koordinasi pertama potensi hujan deras hingga 14 Desember yang masih tinggi sesuai prakiraan cuaca dari BMKG.

    Kemudian masih ada dua korban yang tertimbun longsor yang belum ditemukan. Saat ini jumlah pengungsi masih terus bertambah mencapai 2.988 jiwa.

    Penetapan kebijakan ini melalui rakor secara daring yang dihadiri oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Polres Sukabumi, Kodim 0620 Kabupaten Sukabumi dan Pemkab Sukabumi.

    Modifikasi cuaca

    Sementara Bupati Sukabumi Marwan Hamami meminta kepada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk melakukan modifikasi cuaca di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

    “Kami sudah mengirimkan surat kepada BMKG terkait modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan yang turun di wilayah Kabupaten Sukabumi,” katanya di Sukabumi.

    Menurut Marwan, untuk pelaksanaan modifikasi cuaca, pihaknya belum mengetahui karena BMKG yang menentukan jadwal pelaksanaannya. Pihaknya berhadap bisa terlaksana dalam waktu dekat agar intensitas hujan bisa dikurangi.

    Tujuan dari modifikasi cuaca ini juga untuk mempercepat penanganan dan penanggulangan bencana di Kabupaten Sukabumi seperti evakuasi penyintas, penyaluran bantuan, membuka akses jalan yang terisolasi maupun mengurangi potensi terjadinya kembali bencana hidrometeorologi agar daerah terdampak tidak terus meluas.

    Modifikasi ini dilakukan dengan melakukan penyemaian awan dengan menggunakan bahan khusus dalam beberapa hari dengan menggunakan pesawat terbang sehingga bisa mengendalikan potensi dan intensitas hujan.

    Hingga Selasa daerah yang terdampak bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Rabu (4/12) mencapai 39 kecamatan dari 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi.

    Akibatnya sebanyak 13.837 warga terdampak. Dari jumlah tersebut sebanyak 10 warga meninggal dan dua warga dinyatakan hilang.

    Sekitar 1.428 unit rumah rusak berat, 1.201 unit rusak sedang dan 1.272 unit rusak ringan. Selanjutnya untuk rumah terancam ada 653 unit dan terendam 1.169 unit.

    (Antara/fra)

    [Gambas:Video CNN]

  • Banjir rob di Muara Baru akibat fenomena pasang maksimum air laut

    Banjir rob di Muara Baru akibat fenomena pasang maksimum air laut

    Sabtu, 16 November 2024 21:16 WIB

    Pengguna kendaraan melintasi banjir rob di Pelabuhan Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta, Sabtu (16/11/2024). Menurut BPBD Jakarta rob yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta Utara tersebut karena fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan baru yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir di wilayah pesisir utara Jakarta. ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc.

    Pekerja melintasi banjir rob di Pelabuhan Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta, Sabtu (16/11/2024). Menurut BPBD Jakarta rob yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta Utara tersebut karena fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan baru yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir di wilayah pesisir utara Jakarta. ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc.