Topik: Banjir

  • Puncak Musim Hujan, BMKG Imbau Hindari Liburan ke Pegunungan

    Puncak Musim Hujan, BMKG Imbau Hindari Liburan ke Pegunungan

    Puncak Musim Hujan, BMKG Imbau Hindari Liburan ke Pegunungan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (
    BMKG
    ) mengingatkan masyarakat untuk tidak berlibur ke wilayah pegunungan atau lereng gunung selama periode puncak
    musim hujan
    .
    Imbauan ini disampaikan oleh Prakirawan BMKG, Idhan Abu Bakar, setelah memberikan penjelasan mengenai potensi hujan deras yang diperkirakan terjadi sepanjang libur Hari Raya Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
    Idhan meminta masyarakat untuk mewaspadai risiko bencana hidrometeorologi, terutama jika terjadi hujan lebat dengan durasi panjang beberapa hari sebelum keberangkatan ke daerah tujuan.
    “Jika memang dilihat bahwa di beberapa hari sebelumnya sudah terjadi hujan dengan intensitas tinggi di wilayah itu, maka perlu waspada untuk potensi longsor ataupun banjir bandang, luapan sungai seperti itu,” ungkap Idhan dalam program
    Obrolan News Room Kompas.com
    , Rabu (11/12/2024).
    “Aktivitas di luar rumah, di daerah yang seperti pegunungan atau mungkin di lereng, daerah seperti itu juga sebaiknya dihindari pada saat sudah terjadi hujan dengan intensitas tinggi, apalagi dalam durasi yang cukup lama,” sambungnya.
    Selain itu, Idhan mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat beraktivitas di wilayah pesisir Pulau Jawa, karena angin kencang masih berpotensi terjadi dan dapat menyebabkan gelombang air laut meningkat.
    Dia menjelaskan bahwa angin kencang ini disebabkan oleh keberadaan bibit siklon tropis di kawasan Samudera Hindia serta fenomena gelombang atmosfer yang meningkatkan massa uap air di atmosfer, mengakibatkan hujan.
    “Karena memang di wilayah selatan ini, pesisir selatan Jawa itu masih cukup kencang anginnya. Jadi mungkin lebih waspada bagi wisatawan yang sedang beraktivitas di wilayah pantai,” kata Idhan.
    Idhan juga mengingatkan masyarakat yang berencana berwisata untuk selalu memantau informasi prakiraan cuaca dari BMKG.
    Dia mendorong masyarakat untuk mencari informasi mengenai lokasi yang aman atau tempat evakuasi jika terjadi bencana di tempat wisata.
    “Jadi sudah harus mengenali pada saat terjadi bencana hidrometeorologi, masyarakat sudah harus tahu ke mana untuk evakuasi,” tambahnya.
    Sebelumnya, BMKG memperkirakan bahwa hujan akan rutin terjadi sepanjang periode libur Hari Raya Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
    Puncak musim hujan diperkirakan berlangsung dari Desember 2024 hingga Februari 2025.
    “Untuk di periode Nataru ini sendiri, menurut laporan dari klimatologi BMKG, potensi hujan memang cukup tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia,” ujar Idhan.
    “Jadi memang untuk di periode-periode tersebut, di sebagian besar wilayah Indonesia, untuk potensi hujannya itu akan cukup tinggi dan durasi hujannya juga cukup lama seperti itu,” sambungnya.
    BMKG juga telah mengeluarkan peringatan dini mengenai cuaca ekstrem yang berlaku hingga 15 Desember 2024.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jasa Raharja Tingkatkan Keselamatan dan Kenyamanan Jelang Mudik Nataru

    Jasa Raharja Tingkatkan Keselamatan dan Kenyamanan Jelang Mudik Nataru

    Jakarta, CNN Indonesia

    Jasa Raharja menyatakan komitmennya untuk mendukung pelaksanaan libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) dengan aman, nyaman, dan selamat. Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan A. Purwantono, mengungkapkan bahwa langkah ini sejalan dengan arahan Kementerian BUMN untuk memastikan pelayanan terbaik selama momentum penting tersebut.

    Pada konferensi pers terkait “Kesiapan Jasa Marga, Jasa Raharja, dan Hutama Karya dalam Rangka Natal dan Tahun Baru” yang digelar di Media Center, Gedung Kementerian BUMN, Selasa (10/12), ia menekankan pihaknya bersama Korlantas Polri akan berkolaborasi menyiapkan berbagai langkah strategis, termasuk melakukan rekayasa arus lalu lintas.

    “Sebagaimana arahan Kementerian BUMN, kami siap berpartisipasi aktif dalam upaya antisipasi Nataru yang aman, nyaman, dan berkeselamatan yang pada akhirnya akan berdampak pada menurunnya angka korban kecelakaan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (11/12).

    Sebelumnya, Jasa Raharja dan Korlantas Polri telah melakukan survei jalur sekaligus pengecekan kesiapan pengamanan ke sejumlah wilayah di Pulau Jawa, mulai dari jalur Pelabuhan Merak, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Bali. Melalui kegiatan itu , perseroan berpartisipasi aktif untuk melakukan berbagai program hingga bagaimana cara bertindak petugas di lapangan.

    Rivan menyampaikan bahwa Jasa Raharja bersama Korlantas Polri telah menetapkan cara bertindak yang akan menjadi panduan petugas di lapangan. Pertama, melakukan rekayasa lalu lintas serta berkoordinasi dengan polres tetangga guna pengalihan arus alternatif, melakukan gatur, serta membuat rambu petunjuk arah portabel, sehingga masyarakat mengetahui jalan alternatif yang akan dilintasi.

    Kedua, melakukan koordinasi dengan Pemda dan Dinas PU untuk dilakukan perbaikan jalan. Ketiga, menginformasikan kepada masyarakat melalui media, sehingga dapat mengetahui ruas mana saja yang bisa dilintasi. Keempat, berkoordinasi dengan Dinas PU dan Dishub terkait penambahan sarana dan prasarana saat terjadi banjir.

    Menurut Rivan, sinergi dengan berbagai pihak menjadi kunci dalam melakukan pengamanan Nataru, khususnya pada jalur-jalur strategis.

    “Kami telah berkoordinasi dengan Korlantas Polri, pemerintah daerah, Dinas Pekerjaan Umum (PU), dan Dinas Perhubungan untuk berupaya mengantisipasi arus lalu lintas dan keselamatan masyarakat,” ujar dia.

    Di samping itu, Jasa Raharja juga telah menginfokan kepada masyarakat melalui berbagai media terkait ruas jalan yang dapat dilalui, terutama di wilayah terdampak banjir. Hal ini dikarenakan informasi yang jelas diperlukan agar masyarakat dapat merencanakan perjalanan dengan aman dan efisien.

    Berdasarkan data santunan Jasa Raharja periode Natal dan Tahun Baru 2023 (22 Desember 2023-2 Januari 2024), tercatat penurunan total santunan sebesar 20,57 persen dibandingkan periode sebelumnya. Penurunan ini, menurut Rivan, menjadi indikator positif keberhasilan berbagai upaya preventif yang dilakukan.

    “Kecepatan dalam penanganan korban juga terus kami tingkatkan. Rata-rata waktu pencairan santunan meninggal dunia adalah 1 hari 6 jam, sementara penyelesaian berkas hanya membutuhkan waktu 10 menit 13 detik. Dengan pelayanan yang cepat, kita harapkan akan menurunkan fatalitas korban kecelakaan,” jelasnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, memberikan apresiasi terhadap kecepatan dan respons Jasa Raharja dalam memberikan pelayanan kepada korban kecelakaan lalu lintas. Ia pun mengimbau kepada masyarakat yang akan melakukan perjalanan selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) untuk tetap waspada dan mematuhi aturan lalu lintas.

    “Masyarakat perlu menjaga kondisi kendaraan, mematuhi rambu-rambu lalu lintas, dan menghindari perjalanan yang terlalu melelahkan,” pungkas dia.

    Jasa Raharja berharap pelaksanaan mudik Nataru tahun ini dapat berjalan lebih lancar dan minim insiden. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dengan mematuhi aturan lalu lintas dan menggunakan fasilitas yang telah disiapkan.

    (rir/rir)

  • KPU Malang Beri Santunan Petugas TPS Meninggal Dunia

    KPU Malang Beri Santunan Petugas TPS Meninggal Dunia

    Malang (beritajatim.com) – KPU (Komisi Pemilihan Umum) Kabupaten Malang menyalurkan santunan kepada keluarga petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang meninggal dunia saat bertugas dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 27 Nopember 2024.

    Komisioner KPU Kabupaten Malang Marhaendra Pramudya Mahardika menjelaskan, pelaksanaan Pilkada Kabupaten Malang yang digelar pada November 2024 terdapat dua petugas TPS yang meninggal dunia.

    “Ada 2 laporan yang kami terima. Pertama, atas nama Saifudin (Anggota KPPS TPS 07) Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, dan atas nama Iyan Hartono (Petugas Keamanan TPS 15) Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir,” kata Mahardika, Rabu (11/12/2024).

    Kata dia, para petugas TPS yang ada di KPU Kabupaten Malang sudah terdaftar melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

    Oleh karena itu, pihaknya sudah berkoordinasi untuk pemberian bantuan tersebut. “Petugas TPS yang meninggal sudah tercover BPJS ketenagakerjaan,” tegasnya.

    Mahardika mengaku, petugas TPS yang bernama Saifudin meninggal setelah bertugas dan tersengat aliran listrik saat banjir di Desa Gajahrejo pada Rabu (27/11/2024).

    “Sedangkan untuk saudara Iyan Hartono, meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas saat distribusi logistik ke tingkat kecamatan, pada Kamis (5/12/2024),” terangnya.

    Untuk santunan tersebut, pihaknya sudah menyerahkan kepada para keluarga melalui BPJS Ketenagakerjaan.

    “Untuk almarhum Saifudin sudah diberikan santunan kematian sebanyak Rp 42 Juta. Untuk alm Iyan Hartono, biaya pemakaman senilai Rp 10 juta, karena dari almarhum sendiri tidak memiliki ahli waris sesuai ketentuan tentang ahli waris,” pungkasnya. [yog/suf]

  • Kisah Ryu Kintaro, Bocah 9 Tahun yang Sudah Miliki ‘Kafe Jamu’ dari Hasil Ngonten di Youtube

    Kisah Ryu Kintaro, Bocah 9 Tahun yang Sudah Miliki ‘Kafe Jamu’ dari Hasil Ngonten di Youtube

    TRIBUNJAKARTA.COM – Ryu Kintaro merupakan anak berusia 9 tahun dari Jakarta yang dulang cuan dari hasil ngonten di Youtube.

    Ryu, sapaan karibnya, bahkan sudah membuat usaha minuman dari hasil ngontennya itu.

    “Sejak kecil, aku suka membuat video berbicara di depan kamera dan cerita tentang berbagai hal yang aku lakukan ,” ujar Ryu kepada wartawan, Rabu (11/12/2024).

    Konten kreator cilik ini menceritakan, sejak usianya 5 tahun, ia kerap membuat video dengan ponsel orangtuanya.

    Kecakapannya dalam berbahasa didukung rasa percaya diri, membuatnya mengunggah hasil videonya dalam Youtube pribadinya (Ryu Kintaro).

    Diketahui, Ryu menguasai tiga bahasa yakni Bahasa Indonesia, Bahas Inggris dan Bahasa Mandarin.

    “Aku dari kecil udah pede di depan kamera. Fokus Youtubenya bahas kegiatan daily, challenge, dan lain-lain,” sambungnya.

    Kini dilihat dari Youtube tersebut, Ryu sudah memiliki 1,11 juta subscriber.

    Bikin Usaha

    Menariknya, uang hasil ngontennya selalu disimpannya.

    lihat foto
    Usai viral dihina Miftah Maulana Habiburrahma atau Gus Miftah, penjual es teh bernama Sunhaji kebanjiran rezeki. Berkah kebaikannya terus mengalir dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan artis hingga konten kreator. Sejumlah bantuan pun diketahui dari media sosial pribadi para penolong. Beberapa dari mereka memberikan bantuan uang tunai, modal usaha sampai tawaran umrah. Melihat hal ini, Nikita Mirzani justru menyindir para penolong tersebut.

    Kata dia, tujuan utamanya ingin memiliki usaha dan akhirnya semua itu terwujud di tahun ini.

    Kini dirinya membangun kafe yang menjual jamu atau minuman herbal.

    Namun, usaha ini bukanlah yang pertama lantaran Ryu sudah membuat usaha lainnya.

    “Sebentar lagi aku mau buka bisnis kedua aku nih, setelah bisnis pertama kemarin jualan susu & nasi box ???? doain semoga lancar ya,” ujarnya dikutip dari caption instagram.

    Adapun usaha jamu dipilihnya karena Ryu kerap diberikan jamu oleh sang ibu saat sakit.

    Ia ingin memberitahu bahwa jamu adalah minuman sehat yang tidak pahit.

    Oleh sebab itu, orangtua Ryu sangat bangga dengan keberhasilan sang anak.

    “Kami sebagai orangtua sangat bangga dengan pencapaian Ryu Kintaro. Kami orang tua selalu mendukung untuk mengikuti minat dan bakatnya, terutama dalam public speaking. Hal ini bukan hanya tentang keterampilan berbicara, tetapi juga tentang bagaimana anak-anak dapat belajar untuk percaya diri dan mengungkapkan pendapat mereka secara positif,” ucap Christopher Sebastian, ayah Ryu.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Antisipasi Cuaca Ekstrem, Pemprov DKI Kembali Lakukan Modifikasi Cuaca 12-14 Desember

    Antisipasi Cuaca Ekstrem, Pemprov DKI Kembali Lakukan Modifikasi Cuaca 12-14 Desember

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, KEMAYORAN – Pemprov DKI Jakarta bakal kembali melakukan modifikasi cuaca pada 12 Desember sampai sampai 14 Desember mendatang.

    Modifikasi cuaca ini dilakukan guna mengantisipasi cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi dalam beberapa hari ke depan.

    Adapun modifikasi cuaca sebelumnya sudah dilakukan pada periode 7 Desember hingga 9 Desember 2024.

    “Perkiraan cuaca dari BMKG masih ada pergerakan cuaca ekstrim kurang lebih pada pertengahan Desember, dan kami akan lakukan kembali (modifikasi cuaca) pada 12, 13, dan 14 Desember,” ucap Penjabat (Pj) Gubernur DKI Teguh Setyabudi, Rabu (11/12/2024).

    Teguh berharap pada tahap kedua ini, penyemaian awan hujan dapat dilakukan pada siang dan malam hari, sehingga modifikasi cuaca yang dilakukan bisa berjalan lebih efektif.

    “Mudah-mudahan tahap kedua ini bisa lebih baik lagi,” ujarnya.

    Orang nomor satu di Jakarta ini pun memastikan, modifikasi cuaca bakal terus dilakukan guna mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrim.

    “Apakan akan berhenti di situ? Tidak. Kami akan mencoba juga untuk yang berikutnya. Sepanjang masih bisa ditangani oleh anggaran BPBD, pakai anggaran rutin BPBD,” tuturnya.

    Heru menyebut, anggaran Rp4,3 miliar sudah disiapkan untuk melakukan modifikasi cuaca hingga akhir 2024 mendatang.

    lihat foto
    Bagi Lely Yuliana (49), wilayah Kebon Pala di Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur adalah segalanya. Pasalnya, sejak lahir ia sudah mendiami wilayah tersebut bersama ratusan warga lainnya. Padahal, menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, Isnawa Adji, kawasan tersebut masuk dalam daftar 25 wilayah rawan banjir di Jakarta.

    Anggaran tersebut dialokasikan dalam dana operasional Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.

    “Kalau anggaran BPBD habis, kami akan menggunakan formula dengan anggaran BTT, biaya tak terduga. Tapi kalau gunakan BTT, berarti saya harus mengeluarkan kondisi status tanggap darurat,” tuturnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Wali Kota Surabaya Minta DLH Gerak Cepat Atasi Banjir

    Wali Kota Surabaya Minta DLH Gerak Cepat Atasi Banjir

    Surabaya (beritajatim.com) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengidentifikasi penyebab banjir yang meluas di wilayah Kecamatan Sukomanunggal. Yang salah satunya disebabkan oleh jebolnya Bozem Simo Hilir, Rabu (11/12/2024).

    Eri menyebut karena faktor hujan deras dan debit air meningkat pada Selasa (10/12/2024) kemarin sore. Dinding bozem yang menampung sebagian besar aliran air; dari wilayah Dukuh Kupang Barat, Dukuh Kupang Barat Lebar dan Dukuh Kupang 20, dan Dukuh Kupang 25 hingga Simo itu jebol. Dan airnya meluber, mengakibatkan air banjir meluas.

    “Saya tadi malam berkeliling di lokasi, termasuk di bozem saya lihat sendiri kalau airnya mengalir tidak normal, gak keluar. Padahal saluran ini seharusnya lancar,” terang Eri Cahyadi disela sela sidak, Rabu (11/12).

    Eri juga mengungkapkan bahwa aliran air bozem ini tidak mengalir normal diakibatkan pendagkalan, dan adanya sampah – sampah yang membendung. Kata dia, ini menjadi faktor utama pemicu dinding bozem jebol serta banjir luapan.

    “Di area lahan bozem tersebut ternyata digunakan sebagai tempat penampung sampah [TPS], yang mengakibatkan air yang akan ditampung ke bozem ini terhambat,” tegas Eri.

    Dari situ, Eri meminta Petugas DLH segera melakukan penataan ulang di area tersebut, agar tidak ada lagi sampah yang menumpuk di sekitar bozem.

    “TPS di sini harus ditata ulang. Jangan ada lagi gerobak sampah yang ditumpuk sembarangan. Sampah ini menjadi salah satu penyebab bozem tidak berfungsi dengan baik,” tuturnya.

    Bozem ini besar sekali dan berfungsi vital, lanjut Eri, sehingga selain mempercepat perbaikan, dia juga memerintahkan untuk dilakukan pengerukan ulang.

    “Ini seharusnya bisa menampung air dari Dukuh Kupang sampai wilayah Simo. Tapi sekarang fungsinya terganggu karena sampah menumpuk. Kalau tidak dikeruk, air yang masuk ke bozem pasti meluap dan menyebabkan banjir,” ungkapnya.

    Selain itu, Eri menambahkan bahwa situasi banjir di Surabaya saat ini sudah mendingan, terbantu dengan pengerjaan proyek box culvert. Mengingat sejak tahun 1991, kondisi topografi di Dukuh Kupang Barat rendah dan kapasitas saluran air yang terbatas selalu menjadi langganan banjir.

    “Untuk itu kalau bozem ini berfungsi dengan baik, tidak mungkin ada banjir. Tapi karena sampah menumpuk, air tidak bisa ditampung dengan maksimal,” tutupnya. [ram/beq]

  • DPRD Surabaya Soroti Rasionalisasi Anggaran Drainase

    DPRD Surabaya Soroti Rasionalisasi Anggaran Drainase

    Surabaya (beritajatim.com) – Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Surabaya, terutama Surabaya Barat, pada Selasa (10/12), memicu perhatian serius dari DPRD Surabaya. Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Aning Rahmawati, menyoroti prioritas anggaran yang dinilai kurang tepat dalam mengatasi persoalan genangan air.

    Menurut Aning, Komisi C DPRD telah menganggarkan Rp250 miliar untuk penyelesaian sistem drainase di Surabaya Barat. Namun, alokasi ini mengalami rasionalisasi oleh pemerintah kota hingga hanya tersisa Rp150 miliar, dengan realisasi yang terlaksana sebesar Rp100 miliar.

    “Proses rasionalisasi anggaran oleh pemkot ini perlu dievaluasi secara menyeluruh. Kebutuhan dasar masyarakat, seperti sistem drainase, tidak boleh dirasionalisasi tanpa pertimbangan matang,” tegas Aning, Rabu (11/12/2024).

    Aning menekankan bahwa program-program yang berdampak besar terhadap bencana, seperti banjir, harus menjadi prioritas utama dalam perencanaan anggaran kota.

    “Saya selalu menekankan pentingnya prioritas. Program yang berdampak pada hajat hidup rakyat banyak harus mendapat perhatian khusus. Jangan sampai alokasi anggaran untuk kebutuhan mendesak seperti drainase malah dikurangi,” ujar politisi PKS tersebut.

    Ia juga mengingatkan pemerintah kota untuk memperhatikan aspirasi masyarakat kecil yang terdampak banjir. “Setiap kali banjir, masyarakat menyebut pemkot. Ini adalah pengingat agar kita bekerja lebih baik,” tambahnya.

    Aning meminta pemerintah kota segera melakukan evaluasi holistik terhadap sistem drainase di Surabaya Barat. Menurutnya, anggaran yang ada harus langsung dieksekusi untuk mencegah banjir lebih lanjut.

    “Sistem drainase Surabaya Barat harus dievaluasi secara menyeluruh. Jika anggaran tersedia, pelaksanaan harus segera dilakukan tanpa penundaan,” jelas Aning.

    Selain itu, ia menyoroti absennya Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) dalam rapat-rapat persiapan antisipasi banjir. “Ketidakhadiran kepala dinas menjadi perhatian kami. Hal ini penting, mendesak, dan harus segera ditindaklanjuti,” tegasnya. [asg/beq]

  • Modifikasi Cuaca Jakarta & Sekitarnya, BMKG Klaim Berhasil Kurangi Intensitas Hujan hingga 67 Persen – Halaman all

    Modifikasi Cuaca Jakarta & Sekitarnya, BMKG Klaim Berhasil Kurangi Intensitas Hujan hingga 67 Persen – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 7-8 Desember 2024 di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya disebut berhasil mengurangi intensitas hujan hingga 67 persen.

    Berkurangnya intensitas hujan di wilayah Jakarta diklaim berhasil menurunkan risiko banjir dan genangan.

    Diketahui, pada 5 Desember lalu, BMKG mengeluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem yang diprediksi akan terjadi pada 6-8 Desember dan dapat berlanjut hingga 9 Desember.

    Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan modifikasi cuaca dilakukan dengan melakukan penyemaian awan selama dua hari berturut-turut.

    Sebanyak lima sorti penerbangan dilakukan menggunakan empat ton bahan semai untuk mengendalikan distribusi hujan di wilayah Jakarta.

    “Operasi ini bertujuan untuk mengurangi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, yang sering melanda Jakarta akibat intensitas hujan yang tinggi,” ungkap Dwikorita, Senin (9/12/2024). 

    “Hasilnya, kami berhasil menurunkan curah hujan di sejumlah wilayah dengan intensitas pengurangan mencapai 13 hingga 67 persen pada tanggal 7 dan 8 Desember, berdasarkan data satelit Global Satellite Mapping of Precipitation (GSMaP),” urainya.

    Sementara itu, Deputi Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menyebut operasi ini berhasil mengurangi curah hujan di sisi timur Jakarta.

    Menurutnya, hal tersebut menunjukkan keberhasilan teknik modifikasi cuaca dalam mendistribusikan hujan ke lokasi yang lebih aman dan mengurangi tekanan pada daerah-daerah rawan banjir, khususnya di wilayah Jakarta

    “Melalui teknologi modifikasi cuaca ini, kami dapat mengarahkan hujan agar tidak menumpuk di satu lokasi.”

    “Sebagai contoh, pada 8 Desember, hampir seluruh wilayah Jakarta mengalami pengurangan curah hujan, sehingga risiko genangan berkurang secara signifikan,” jelas Seto.

    Potensi Bencana Hidrometeorologi pada Momen Nataru

    Sebelumnya, BMKG mengungkapkan bencana hidrometeorologi seperti curah hujan ekstrem dan banjir berpotensi terjadi pada saat momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

    Hal itu diungkapkan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, saat menghadiri Rapat Tingkat Menteri (RTM) yang diadakan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) untuk koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian persiapan libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, 22 November 2024 lalu.

    Dwikorita mengatakan potensi bencana hidrometeorologi diprakirakan terjadi bersamaan pada saat arus mudik Nataru 2024-2025.

    Potensi bencana hidrometeorologi ini dipicu terjadinya seruak udara dingin dari dataran tinggi Siberia ke wilayah Indonesia pada Desember 2024 hingga awal Januari 2025.

    Menurut Dwikortia, fenomena ini pernah terjadi pada Januari 2020.

    Untuk diketahui, pada 2020 banjir besar terjadi di wilayah Jabodetabek.

    “Pada Januari 2020 banjir yang terjadi disebabkan oleh seruak udara dingin dari dataran tinggi Tibet. Sekarang ini potensi bencana hidrometeorologi dipicu oleh seruak udara dingin berasal dari dataran tinggi Siberia,” ungkap Dwikorita.

    Sejumlah kendaraan mencoba menerobos banjir yang menggenangi Jalan Jatinegara Barat dan sekitarnya, di Jakarta Timur, Rabu (1/1/2020). (Tribunnews/Alex Suban)

    Fenomena seruak udara dingin diprediksi akan memberikan dampak signifikan di wilayah barat Indonesia.

    Termasuk Selat Sunda, Lampung, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

    Cuaca buruk yang disertai hujan lebat berpotensi menyebabkan gangguan pada jalur mudik dan jalan tol, sebagaimana pernah diidentifikasi oleh Kementerian PUPR.

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto)

  • BMKG Bongkar Rahasia Modifikasi Cuaca Kurangi Hujan di Jabodetabek

    BMKG Bongkar Rahasia Modifikasi Cuaca Kurangi Hujan di Jabodetabek

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemerintah menggelar operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengendalikan intensitas hujan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Bagaimana caranya?

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan lembaga terkait lainnya sudah melaksanakan operasi modifikasi cuaca tahap pertama pada 7-8 Desember.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengklaim OMC tahap pertama itu berhasil mengurangi risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Jabodetabek. OMC yang dilakukan pada akhir pekan lalu diklaim terbukti mengurangi intensitas hujan hingga 67 persen di beberapa wilayah Jakarta, sehingga menurunkan risiko banjir dan genangan.

    Dwikorita mengatakan upaya OMC dilakukan dengan melakukan penyemaian awan selama dua hari berturut-turut. Sebanyak lima sorti penerbangan dilakukan menggunakan empat ton bahan semai untuk mengendalikan distribusi hujan di wilayah Jakarta.

    “Operasi ini bertujuan untuk mengurangi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, yang sering melanda Jakarta akibat intensitas hujan yang tinggi. Hasilnya, kami berhasil menurunkan curah hujan di sejumlah wilayah dengan intensitas pengurangan mencapai 13 hingga 67 persen pada tanggal 7 dan 8 Desember, berdasarkan data satelit Global Satellite Mapping of Precipitation (GSMaP),” ujar Dwikorita dalam sebuah keterangan, Senin (9/12).

    BMKG dan BNPB kembali melakukan OMC tahap dua pada Rabu (11/12). Untuk OMC kali ini, BNPB dan BMKG mengerahkan dua armada pesawat.

    Dwikorita mengatakan setiap armada pesawat dalam operasi ini akan menaburkan zat natrium klorida (NaCl) ke awan potensial di wilayah selatan Jawa Barat.

    Melansir Antara, gumpalan awan penghujan yang ada di langit selatan Jawa Barat seperti Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Pangandaran hingga ke Banten bagian selatan akan dipecah dan diarahkan ke laut, sehingga hujan di kawasan tersebut dapat dikurangi intensitasnya.

    Berdasarkan analisa BMKG kawasan tersebut masih berpotensi besar diguyur hujan berintesitas tinggi dengan badai berupa angin kencang mencapai 33 kilometer per jam pada lapisan permukaan karena dipengaruhi beberapa fenomena atmosfer.

    Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga dua pekan ke depan atau setidaknya sampai 15 Desember sebagaimana peringatan dini yang diumumkan BMKG.

    Sementara itu, Deputi Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto mengatakan operasi ini berhasil mengurangi curah hujan di sisi timur Jakarta pada Sabtu (7/12). Sementara itu, curah hujan di sisi tengah dan barat Jakarta meningkat.

    Namun pada Minggu (8/12), pengurangan hujan terjadi hampir di seluruh wilayah Jakarta.

    Menurutnya, hal ini menunjukkan keberhasilan teknik modifikasi cuaca dalam mendistribusikan hujan ke lokasi yang lebih aman dan mengurangi tekanan pada daerah-daerah rawan banjir, khususnya di Wilayah Jakarta

    “Melalui teknologi modifikasi cuaca ini, kami dapat mengarahkan hujan agar tidak menumpuk di satu lokasi. Sebagai contoh, pada 8 Desember, hampir seluruh wilayah Jakarta mengalami pengurangan curah hujan, sehingga risiko genangan berkurang secara signifikan,” tutur Seto.

    Lebih lanjut, Dwikorita menyebutkan OMC menjadi salah satu langkah strategis BMKG untuk mendukung upaya mitigasi bencana di musim penghujan, terutama untuk mengurangi potensi terjadinya bencana hidrometeorologi.

    Menurutnya, modifikasi cuaca yang dilakukan di awal bulan Desember dinilai masih cukup efektif dalam membantu mengendalikan intensitas hujan di daerah-daerah rawan, khususnya di perkotaan padat seperti Jakarta. Namun, saat menjelang puncak musim hujan yang diprediksi bersamaan dengan terjadinya beberapa fenomena dinamika atmosfer, kemampuan modifikasi cuaca masih relatif terbatas.

    “Meskipun masih ada keterbatasan dengan mempertimbangkan kuatnya intensitas hujan akibat beberapa fenomena labilitas atmosfer yang terjadi bersamaan, kami akan terus melakukan upaya ini selama musim penghujan berlangsung, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana hidrometeorologi, untuk mengurangi intensitas hujan guna melindungi masyarakat dari dampak buruk cuaca ekstrem,” pungkas Dwikorita.

    Cuaca ekstrem ini dipicu oleh beberapa fenomena atmosfer yang terjadi dalam waktu yg bersamaan dan diprakirakan dapat terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama di Jawa Barat, Banten Selatan dan Jakarta.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Masuki Musim Hujan, BPBD Pamekasan Dirikan Pos Terpadu Darurat Bencana

    Masuki Musim Hujan, BPBD Pamekasan Dirikan Pos Terpadu Darurat Bencana

    Pamekasan (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, mendirikan Pos Terpadu Darurat Bencana Hidrometeorologi guna mengantisipasi sekaligus pencegahan terhadap berbagai potensi bencana alam yang kemungkinan terjadi di wilayah setempat.

    “Memasuki musim penghujan tahun ini, kami sudah melakukan berbagai langkah antisipatif sekaligus pencegahan terhadap berbagai potensi bencana alam. Salah satunya dengan mendirikan Pos Terpadu,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi, Rabu (11/12/2024).

    Bahkan selain mendirikan pos terpadu yang dipusatkan di sisi selatan Monumen Arek Lancor, pihaknya juga membentuk Tim Satgas Penanggulangan Bencana Terpadu yang terdiri dari berbagai instansi dan elemen terkait.

    “Sebagai langkah antisipatif, kami juga membentuk Tim Satgas lintas instansi, di antaranya TRC BPBD, PCC, PUPR hingga relawan yang tergabung dalam FPRB Pamekasan,” ungkap Akhmad Dhofir Rosidi.

    Tidak hanya itu, pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah petugas dari berbagai instansi terkait guna memperketat pemantauan dan pengawasan. “Melalui cara ini, ketika terjadi bencana bisa segera diketahui dan segera ditangani oleh petugas,” jelasnya.

    “Maka dari itu, BPBD Pemkab Pamekasan juga telah berkoordinasi dengan TNI-Polri, termasuk sejumlah petugas di seluruh kecamatan di Pamekasan, agar ikut serta dan membantu melakukan pengawasan dan deteksi dini,” imbuhnya.

    Selain itu pihaknya juga memetakan potensi bencana pada musim penghujan tahun ini, semisal potensi bencana angin kencang, banjir dan longsor dan lainnya. “Potensi bencana itu berpotensi terjadi hampir di semua titik di Pamekasan. Baik di wilayah selatan, tengah dan pantura,” pungkasnya. [pin/kun]