Topik: Banjir

  • Tanggul Laut Belum Tuntaskan Masalah Warga Tambaklorok, Rembesan Rob dan Limbah "Menghantui"
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Desember 2024

    Tanggul Laut Belum Tuntaskan Masalah Warga Tambaklorok, Rembesan Rob dan Limbah "Menghantui" Regional 15 Desember 2024

    Tanggul Laut Belum Tuntaskan Masalah Warga Tambaklorok, Rembesan Rob dan Limbah “Menghantui”
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Proyek tanggul laut sepanjang 3,6 kilometer di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), yang telah selesai dibangun pada 2024, justru menghadirkan ancaman baru bagi
    warga Tambaklorok
    .
    Sebab, setelah proyek pemerintah pusat tersebut selesai dibangun, air rob masih merembes ke permukiman warga. 
    Sebelum adanya tanggul laut, luapan air rob yang membanjiri pemukiman terjadi akibat kolam retensi menyatu dengan laut. Lalu air rob membludak saat gelombang tinggi.
    Diketahui, tanggul laut itu membentang dari ujung kawasan Pelabuhan Tanjung Emas hingga mengelilingi pemukiman warga Tambaklorok di Kota Semarang.
    Proyek infrastuktur nasional senilai Rp 386 miliar tersebut digarap dalam dua tahap sejak tahun 2016 hingga 2024.
    Tanggul laut itu diharapkan mampu mengatasi masalah banjir rob dan penurunan muka tanah atau l
    and subsidence
    yang merenggut ruang hidup warga selama puluhan tahun.
    Kompas.com menyusuri permukiman dalam area tanggul laut. Walaupun tidak dalam kondisi pasang air laut, tapi masih banyak rembesan terlihat menggenangi jalanan kampung.
    Titik rembesan itu berada tak jauh dari warung di ujung kampung Tambakmulyo yang mempertemukan gabungan proyek tanggul laut tahap 1 dan tahap 2.
    Rembesan air
    laut itu langsung masuk ke jalanan kampung Tambakmulyo dan menyebar sepanjang lima meter.
    Kemudian saat melintasi gang kecil yang menghubungkan kampung Tambakrejo menuju Tambakmulyo, tampak kolam tambak di belakang pemukiman bak lautan sampah plastik.
    Sekilas terlihat tekstur air di sana kental, sedikit berbusa dan mengeluarkan bau tak sedap. 
    Air rob masih merembes ke permukiman warga di kawasan Tambaklorok yang mencakup Kampung Tambakrejo di sebelah timur dan Tambakmulyo di sebelah barat. Kawasan ini dihuni oleh sekitar 2.250 Kepala Keluarga dengan lebih dari 9.000 jiwa.
    Pantauan Kompas.com di RW 16 Tambakrejo menunjukkan air rob dan limbah merembes melalui sela-sela pondasi, membanjiri jalanan kampung hingga ke teras rumah warga.
    Pada puncak pasang saat gelombang laut tinggi, rembesan ini bisa mencapai ketinggian 30 cm. Sedangkan pada hari biasa, genangan air berkisar antara 5-10 cm. Rembesan paling deras biasanya terjadi tengah malam atau dini hari sekitar pukul 04.00-06.00 WIB.
    Kondisi ini mengganggu sanitasi warga, termasuk merendam kamar mandi mereka. Akibatnya, warga kesulitan buang air kecil, buang air besar, bahkan mandi. Air bilasan sering kali menggenang di dalam kamar mandi.
    Deretan rumah warga RT 1 RW 16 Tambakrejo, termasuk rumah milik Endang Susi (33), terdampak parah. Rumahnya yang terletak dekat gapura selamat datang Kampung Tambakrejo, mengalami
    rembesan air
    rob setiap hari.
    “Udah enggak kaya dulu sih, luapan dari depan (kolam retensi) dulu sampai selutut. Tapi rembesan ini tetap mengganggu, apalagi saya jualan nasi kucing tiap sore sampai malam. Jadi jualan basah-basah walaupun setiap hari sudah dibersihkan,” ungkap Endang, Sabtu (14/12/2024).
    Endang juga mengeluhkan jalan beton kampung yang kini berlumut akibat genangan air yang jarang surut. Anak-anak kerap terpeleset saat melewati jalanan depan rumahnya.
    “Akhirnya repot licin bersihin terus, sering ada anak kepleset di situ. Kadang anak-anak keceh (main air) di situ, ini gatel semua (kaki) anaknya,” ujar Endang sambil menunjukkan kondisi kulit kaki putri bungsunya yang penuh bekas gatal.
    Kamar mandi rumah Endang sering tenggelam saat air pasang karena permukaan lantainya lebih rendah dari jalanan kampung.
    “Iya gatel, airnya baunya enggak enak, kakinya kalau pakai kamar mandi jadi kaya tempat pembuangan sampah. Untungnya air pasang yang bikin kamar mandi terendam itu biasanya sekitar jam 1-2 siang, tapi itu tidak pasti,” ujarnya.
    Kesulitan lain yang dihadapi Endang adalah saat menstruasi. Ia kesulitan mengganti pembalut dan terpaksa menumpang di rumah orang tua untuk buang air besar.
    “Kalau kondisinya lagi kayak gitu (mens) atau mau BAB, ya mau enggak mau pergi ke rumah orang tua buat numpang kamar mandi. Kalau numpang tetangga enggak enak (sungkan), dan kalau ke toilet masjid itu sekarang pintunya sering dikunci,” katanya.
    Air rob juga menyebabkan kendaraan warga, terutama sepeda motor, cepat rusak karena karat.
     

    Eman-eman
    (sayang sekali) motornya, buat nganter sekolah aja, tapi cepet rusak. Sekali service bisa Rp250 ribu,” keluh Endang.
    Anak-anak yang berangkat sekolah dengan berjalan kaki juga harus menerjang genangan air. Mereka biasanya memakai sandal saat berangkat dan berganti sepatu setibanya di sekolah.
    Endang berharap pemerintah segera menangani masalah rembesan air rob yang muncul sejak pembangunan tanggul laut tahap pertama pada 2016.
    “Kalau bisa solusinya jangan ditinggikan lagi jalannya, karena kalau jalan ditinggikan terus, berarti kita harus mengikuti buat meninggikan rumah lagi, dan itu menghabiskan banyak uang, apalagi sekarang kebutuhan banyak, ada 3 anak,” harap Endang.
    Manajer Advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Tengah, Iqbal Alma mengungkap rembesan yang sudah lama terjadi itu bukan hanya air rob, tapi juga limbah domestik atau rumah tangga. 
    “Selain rembesan air rob dari retakan-retakan atau dari sela-sela tanggul laut, rembesan juga sebenernya dari limbah MCK warga, kloset mereka dan sebagainya,” tutur Iqbal.
    Dia mengatakan selama ini limbah rumah tangga langsung dibuang ke laut. Adanya tanggul laut membuat limbah domestik menggenang di tambak belakang rumah warga.
    “Tambak itu ditutup oleh tanggul, sehingga air (limbah domestik) itu dia tidak bisa keluar (ke laut), makanya itu buangan domestik warga akhirnya kembali ke mereka dan menyebabkan banyak pencemaran air, penyakit, dan nyamuk. Jadi lingkungan warga akhirnya jadi kotor,” ucap Iqbal.
    Lalu saat air rob dari luar tanggul merembes ke kawasan pemukiman akan bercampur dengan limbah domestik itu. Akibatnya air tercemar itu memenuhi jalan kampung dan juga meluap kembali di kamar mandi warga.
    “Nah selain itu sebenernya jadi satu dilema bagi warga karena pembangunan tanggul ini dia tidak diimbangi dengan mempersiapkan sanitasi warga, lalu pembuangan-pembuangan domestik warga dan sebagainya,” beber dia.
    Walhi Jateng menilai mestinya dalam melakukan proyek nasional pemerintah dapat melakukan perencanaan dan persiapan lebih matang agar tidak merugikan warga.
    Belakangan warga gencar melaporkan kondisi tersebut ke sejumlah instansi terkait, tapi belum ada solusi konkrit untuk menjawab permasalahan tersebut.
    Staf Teknik BBWS Pemali Juana, Muhammad Zainal Arifin mengakui adanya rembesan di sejumlah titik dari proyek tanggul laut tahap satu yang dibangun pada 2016 silam. 
    Menurutnya, hantaman gelombang tinggi air laut itu turut memicu terjadinya penurunan muka tanah di lokasi proyek.
    “Di tanggul tahap satu itu kan dihantam gelombang air laut yang semakin naik terus menerus selama bertahun-tahun, lalu kami menduga ada penurunan muka tanah yang menyebabkan munculnya celah air laut untuk bisa merembes ke pemukiman,” ungkap Arifin.
    Pihaknya akan memperbaiki saluran drainase di sepanjang jalan kampung Tambakmulyo untuk mengatasi rembesan tersebut. Nantinya air rembesan akan dialirkan ke kolam retensi.
    Tiga pompa berkecepatan 500 liter per kubik telah disiapkan untuk membuang air tampungan di kolam retensi ke laut.
    “Mitigasinya (jangka panjang) kita akan mengidentifikasi terhadap penurunan tanah. Nanti ada berbagai macam tekniknya, kita core atau kita lubangin per berapa titik, nanti kita menguji lewat lab bahwa di situ penurunan tanah enggak? Kan nanti bisa terlihat kalau sudah dilubangi,” papar dia.
    Sementara di sepanjang permukiman warga kampung Tambakrejo, Arifin belum memiliki solusi jangka pendek. Pasalnya, tidak terdapat drainase di tepi jalan kampung itu untuk mengendalikan luapan air rembesan.
    “Dulu memang pernah ada drainase kecil di sepanjang jalan di depan rumah warga Tambakrejo, tapi mohon maaf sekarang sudah hilang karena warga memperluas teras dengan menutup drainase. Mungkin itu setelahnya diikuti semua warga di sana,” ungkap dia.
    Terlepas dari dugaan penurunan muka tanah yang menyebabkan terjadinya rembesan, Arifin menilai kesadaran akan pentingnya drainase masih kurang di Tambakrejo.
    Tak hanya itu, BBWS juga terkendala pembebasan lahan milik warga Tambakrejo sepanjang 50 meter yang mestinya digarap di tahap 1 2016 silam. Hal ini memperburuk kondisi rembesan air rob dan limbah domestik yang membanjiri kampung Tambakrejo.
    “Saat ini sudah mau dibebaskan, mungkin tahun depan dapat dikerjakan sisanya (50 meter) tanggulnya,” imbuh dia.
    Lebih lanjut, Arifin mengaku akanmengajukan rencana perbaikan permanen di titik temuan rembesan tersebut.
    “Kalau memang sudah ada pelubangan (identifikasi penurunan muka tanah) kayak gitu. Ya mau, tidak mau, mungkin kita akan bongkar (kerangka bawah tanggul), kita isi timbunan tanah lagi, tapi dengan lapisan geotek lagi, dan nanti akan peninggian terus,” tegas dia.
    Dia juga menolak peninggian jalan sebagai solusi mengatasi rembesan di pemukiman warga Tambakrejo. Dia mendorong agar perbaikan sistem drainase dapat dilakukan di sana.
     Arifin menunjukkan perbandingan hasil infrastruktur proyek tahap 1 dan tahap 2. Tanggul tahap 1, yang dibangun beberapa tahun lalu, kini mengalami masalah serius.
    Ratusan tiang beton penyangga tanggul tahap 1 kini telah tenggelam dari permukaan laut karena terjadinya penurunan muka tanah di dasar tanggul itu. Hanya sisa sebagian pendek penyangga yang dapat dilihat mata.
    “Kalau sekarang terpaut penurunan tanah 1 meteranlah dari 2016 sampai sekarang, kalau saya lihat dari bangunan lama tahap 1 sama yang baru tahap 2,” katanya.
    Sementara proyek tanggul tahap 2 yang baru diselesaikan tahun ini masih terlihat dengan jelas penyangga di bawah tanggul setinggi 1 meter lebih.
    BBWS Pemali Juana meyakini terjadinya rembesan di tanggul tahap 1 bukan karena kelalaian saat menggarap proyek. Namun gelombang dan penurunan tanah yang terjadi di luar prediksi.
    “Itu (tanggul) kalau bisa sampai 30 tahun alhamdulillah, kalau enggak paling 10-15 tahun,” ujar Arifin.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rumah Sakit Islam Faisal di Makassar Terendam Banjir, Pasien Dipindahkan ke RS Lain

    Rumah Sakit Islam Faisal di Makassar Terendam Banjir, Pasien Dipindahkan ke RS Lain

    Makassar, Beritasatu.com – Hujan deras yang mengguyur Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mengakibatkan Rumah Sakit Islam Faisal, terendam banjir setinggi 30 sentimeter, Minggu (15/12/2024). Puluhan pasien yang menjalani perawatan terpkasa dipindahkan ke rumah sakit lain yang tidak terdampak banjir.

    Dari video amatir yang beredar terlihat air masuk ke areal parkir, lobi, klinik hingga ke ruang perawatan. Sejumlah pasien terlihat panik hingga harus dievakuasi keluar dari ruang perawatan. Pasien yang masih terpasang infus harus dievakuasi dengan ranjang di lobi rumah sakit dan ada juga pasien yang dievakuasi ke kursi ruang tunggu klinik.

    Petugas rumah sakit bahkan memasang karung pasir di depan pintu masuk sambil menguras air banjir yang hampir menggenangi seluruh ruang perawatan. Puluhan pasien yang dievakuasi umumnya menjalani perawatan dengan penyakit ringan.

    Puluhan pasien pun dievakuasi menggunakan mobil ambulans untuk selanjutnya dibawa ke rumah sakit terdekat yang tidak terkena dampak banjir, seperti Grestelina, Paramount dan Sandi Karsa.

    “Kami sedang melakukan evakuasi pasien kondisi rawat biasa ke rumah sakit terdekat. Alhamdulillah berjalan lancar. Ada 20 pasien yang dipindahkan ke rumah sakit lain,” ujar Humas RS Islam Faisal, Faizal Rumpa.

    Meski rumah sakit masih terendam banjir, Faizal menilai secara umum keseluruhan proses pelayanan tidak terganggu. “Untuk saat ini kondisi rumah sakit meski terendam banjir masih kondusif. Kami berharap situasinya berangsur membaik,” pungkasnya.

  • Tanggul di Kemiri Kidul Purworejo Jebol, Picu Banjir Setinggi 50 Cm
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Desember 2024

    Tanggul di Kemiri Kidul Purworejo Jebol, Picu Banjir Setinggi 50 Cm Regional 15 Desember 2024

    Tanggul di Kemiri Kidul Purworejo Jebol, Picu Banjir Setinggi 50 Cm
    Tim Redaksi
    PURWOREJO, KOMPAS.com –

    Hujan deras
    yang mengguyur
    Desa Kemiri Kidul
    , Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo pada Minggu sore (15/12/2024) sekitar pukul 16.00 WIB menyebabkan jebolnya tanggul sungai di RT 02 RW 03.
    Luapan air dari tanggul yang jebol merendam rumah-rumah warga dan melumpuhkan akses jalan utama, Jalan Kemiri-Kutoarjo.
    Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo, Sutijoso Brahmanto, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menurunkan tim untuk melakukan asesmen terkait jebolnya tanggul tersebut.
    “Ini masih di lapangan sedang melakukan assessment banjir di Desa Kemiri Kidul, sementara ini masih kita data dampaknya,” kata Sutijoso saat dihubungi pada Minggu (15/12/2024).
    Salah satu warga setempat, Paryanto, menyampaikan bahwa banjir yang meluap hingga ke badan jalan mengganggu akses transportasi.
    “Akibat banjir, akses jalan tersebut terganggu, menghambat pergerakan kendaraan roda dua maupun roda empat,” ujarnya.
    Paryanto juga menambahkan bahwa kejadian ini bukan yang pertama kali terjadi.
    “Sekitar 5 tahun yang lalu kejadian serupa juga terjadi di Desa Kemiri Kidul. Tanggul ini juga pernah jebol pada tahun 2019 lalu,” katanya.
    Banjir yang melanda wilayah tersebut juga merendam sejumlah rumah warga di sekitar lokasi tanggul yang jebol, dengan ketinggian air mencapai 50 cm atau setinggi lutut orang dewasa.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3.098 Rumah Rusak, 4.061 Jiwa Mengungsi

    3.098 Rumah Rusak, 4.061 Jiwa Mengungsi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat jumlah rumah rusak akibat bencana hidrometeorologi di Cianjur Selatan bertambah menjadi 3.098 unit membuat 1.309 kepala keluarga terdiri dari 4.061 jiwa mengungsi.

    Kepala Pelaksana BPBD Cianjur, Asep Kusmana Wijaya mengatakan data terbaru pengungsi yang jumlahnya bertambah di 14 kecamatan terdampak seiring curah hujan yang masih tinggi serta pergerakan tanah yang terus meluas.

    “Pengungsi tersebar di 14 kecamatan, Agrabinta, Campaka, Campakamulya, Cibinong, Cijati, Cikadu, Kadupandak, Leles, Naringgul, Pagelaran, Pasirkuda, Sindangbarang, Sukanagara, Takokak, dan Tanggeung,” katanya mengutip Antara, Minggu (15/12).

    Pihaknya juga mencatat untuk sementara sekitar 3.098 unit rumah rusak terdampak bencana banjir, longsor, dan pergerakan tanah yang terjadi dengan rincian 701 rumah rusak berat, 835 rumah rusak sedang, dan 1.562 rumah rusak ringan.

    Hingga saat ini ungkap dia, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Cianjur masih terus mendata rumah terdampak bencana, sehingga kemungkinan jumlah rumah rusak akan terus bertambah tersebar di belasan kecamatan.

    “Pendataan dilakukan terkait bantuan stimulan dari pusat, nanti akan diverifikasi ulang sebelum diajukan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” katanya.

    Pihaknya juga mendata sejumlah infrastruktur terdampak seperti 358 titik jalan, 67 saluran irigasi, dan 47 jembatan rusak serta fasilitas umum yang rusak seperti 81 tempat ibadah, 5 fasilitas kesehatan, dan 54 fasilitas pendidikan.

    “Kami akan terus memperbaiki data dampak bencana hidrometeorologi yang terjadi di Cianjur, dengan harapan bantuan segera turun dan masyarakat terdampak dapat kembali ke rumah,” katanya.

    Sedangkan terkait Tanggap Darurat (TDB) pergerakan tanah yang masih berjalan, pihaknya sudah mendirikan dapur umur di 14 kecamatan termasuk mendirikan gudang logistik di Kecamatan Sukanagara, guna memudahkan pendistribusian logistik ke lokasi pengungsian yang tersebar di wilayah selatan.

    Bahkan posko kesehatan yang dibangun terus memberikan pelayanan kesehatan bagi warga pengungsi yang membutuhkan penanganan cepat dibantu sejumlah relawan bidang kesehatan termasuk mendatangi rumah pengungsian dan tenda darurat.

    (antara/DAL)

    [Gambas:Video CNN]

  • 4 Kecamatan Terdampak Banjir di Makassar, Kawasan Tengah Kota
                
                    
                        
                            Makassar
                        
                        15 Desember 2024

    4 Kecamatan Terdampak Banjir di Makassar, Kawasan Tengah Kota Makassar 15 Desember 2024

    4 Kecamatan Terdampak Banjir di Makassar, Kawasan Tengah Kota
    Tim Redaksi
    MAKASSAR, KOMPAS.com –
    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota
    Makassar
    , Sulawesi Selatan, menginformasikan bahwa empat kecamatan di kota tersebut terdampak banjir pada Minggu (15/12/2024).
    Kepala
    BPBD Makassar
    , Akhmad Hendra Hakamuddin menyatakan bahwa banjir terjadi di kawasan perkotaan akibat intensitas hujan yang tinggi mengguyur Kota Daeng sejak pagi.
    “Jadi tadi kami pantau itu, ada beberapa wilayah dan yang dampaknya cukup signifikan itu di perkotaan. Kalau kecamatan, yang terdampak itu Kecamatan Panakkukang, Wajo, Ujung Tanah, dan Mamajang,” ungkap Akhmad saat dikonfirmasi oleh Kompas.com.
    Meskipun demikian, daerah yang biasanya menjadi langganan banjir setiap musim hujan, seperti Kecamatan Manggala dan Kecamatan Biringkanaya, belum terdampak secara signifikan.
    “Inilah fenomena yang unik. Saya pikir ini fenomenanya hampir sama seperti 2023 lalu, daerah perkotaan dulu yang terdampak (banjir). Analisisnya, kemungkinan ini
    hujan deras
    , intensitas ekstrem, di saat bersamaan terjadi pasang laut,” jelasnya.
    Akhmad juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem saat ini.
    BPBD Makassar telah menyiapkan
    pos pengungsian
    di dua kecamatan untuk membantu warga yang terdampak.
    “Seluruh masyarakat kota Makassar harus waspada, sekarang sudah tidak mengenal lokasi lagi. Posko pengungsian ada di masing-masing kecamatan, seperti di Kecamatan Mamajang dan Panakkukang juga sudah ada,” tutup Akhmad.
    Sebelumnya, hujan deras disertai angin kencang telah mengguyur Kota Makassar, mengakibatkan sejumlah pemukiman warga terendam banjir.
    Beberapa warga mulai melakukan evakuasi barang-barang mereka ke tempat yang aman.
    Salah satu wilayah yang terendam air hingga setinggi 60 sentimeter adalah Jalan Toddopuli dan Jalan Borong Indah di Kecamatan Manggala.
    Dari pantauan Kompas.com, sebagian warga terlihat sibuk mengevakuasi barang berharga mereka ke tempat yang lebih aman.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Makassar Banjir, BMKG Prediksi Hujan Deras Masih Terjadi hingga 17 Desember
                
                    
                        
                            Makassar
                        
                        15 Desember 2024

    Makassar Banjir, BMKG Prediksi Hujan Deras Masih Terjadi hingga 17 Desember Makassar 15 Desember 2024

    Makassar Banjir, BMKG Prediksi Hujan Deras Masih Terjadi hingga 17 Desember
    Tim Redaksi
    MAKASSAR, KOMPAS.com –

    Hujan deras
    yang mengguyur Kota
    Makassar
    sejak pagi hingga malam hari pada Minggu (15/12/2024) menyebabkan
    banjir
    di sejumlah wilayah.
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) Wilayah IV Makassar memprediksi hujan akan terus berlangsung di Sulawesi Selatan (Sulsel), termasuk Kota Makassar, selama tiga hari ke depan, dari 15 hingga 17 Desember 2024.
    Ketua Tim Kerja Bidang Meteorologi BMKG Wilayah IV Makassar, Risky Yudha, mengonfirmasi bahwa peringatan dini cuaca berlaku selama periode tersebut.
    Daerah yang diperkirakan mengalami hujan sedang hingga lebat pada 15 Desember 2024 mencakup Kota Makassar, Kota Parepare, Kota Palopo, serta Kabupaten Barru, Bulukumba, Gowa, Kepulauan Selayar, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Maros, Pangkep, Pinrang, Sidrap, Takalar, dan Wajo.
    Pada 16 Desember 2024, daerah yang akan mengalami hujan serupa adalah Kota Palopo, Kabupaten Bulukumba, Luwu, Maros, Pangkep, Pinrang, Tana Toraja, dan Toraja Utara.
    Sedangkan pada 17 Desember 2024, kembali Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Maros, Takalar, Kepulauan Selayar, Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, dan Toraja Utara akan terkena dampak hujan sedang hingga lebat.
    “Selain hujan sedang hingga lebat, angin kencang berpotensi melanda Sulawesi Selatan bagian barat dan selatan selama 3 hari,” tambah Rizky.
    Ia juga mengingatkan bahwa beberapa daerah berpotensi mengalami banjir dan tanah longsor, termasuk Kota Makassar, Kota Palopo, Kabupaten Barru, Gowa, Luwu, Maros, Pangkep, Toraja Utara, dan Tana Toraja.
    “Masyarakat diimbau untuk mewaspadai kemungkinan banjir, pohon tumbang, dan tanah longsor,” ungkapnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menteri LH Hanif Soroti Hilangnya Tutupan Hutan sebagai Penyebab Banjir Sukabumi
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        15 Desember 2024

    Menteri LH Hanif Soroti Hilangnya Tutupan Hutan sebagai Penyebab Banjir Sukabumi Bandung 15 Desember 2024

    Menteri LH Hanif Soroti Hilangnya Tutupan Hutan sebagai Penyebab Banjir Sukabumi
    Tim Redaksi
    SUKABUMI, KOMPAS.com –
    Menteri Lingkungan Hidup,
    Hanif Faisol Nurofiq
    mengungkapkan bahwa Kementerian Lingkungan Hidup masih melakukan pendataan terkait permasalahan banjir bandang yang melanda Kabupaten
    Sukabumi
    , Jawa Barat.
    “Bencana di Sukabumi ini diduga disebabkan oleh kejenuhan tanah akibat berbagai faktor, termasuk minimnya
    tutupan hutan
    di wilayah selatan Sukabumi,” ujar Hanif kepada awak media saat kunjungan kerjanya ke lokasi pengungsian korban bencana tanah bergerak di Desa Lembursawah, Kecamatan Pabuaran, pada Minggu (15/12/2024).
    Hasil pengamatan citra satelit menunjukkan bahwa lebih dari 65 persen tutupan hutan di Sukabumi telah hilang.
    “Dengan kondisi ini, risiko terjadinya tanah longsor, tanah bergerak, dan banjir bandang akibat curah hujan tinggi semakin meningkat,” tambah Hanif, yang pernah bertugas selama dua tahun di Kecamatan Jampangtengah.
    Hanif juga menyoroti kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikaso yang terjal, yang membutuhkan penanganan serius dari semua pihak.
    “Ke depan, kita perlu langkah-langkah konkret dari semua pihak, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi, melalui kegiatan vegetatif dan teknik sipil,” tegasnya.
    Dalam upaya penghijauan, Hanif menyebutkan pentingnya pengembangan tanaman kayu seperti jati, jabon, dan mahoni yang dapat didukung oleh masyarakat.
    “Insya Allah, kami akan memberikan dukungan penuh,” ujarnya.
    Selain itu, Hanif menekankan bahwa kondisi DAS di hulu tidak ramah dan didominasi oleh tanaman hortikultura yang tidak efektif dalam menahan erosi.
    Ia juga menekankan perlunya pembangunan tempat penampungan air atau embung di wilayah selatan Sukabumi untuk menahan air.
    “Kami akan mengingatkan Menteri Kehutanan dan PUPR, gubernur, serta bupati untuk serius melaksanakan kegiatan lingkungan ini,” kata Hanif.
    Selama kunjungannya, Menteri LH juga menyempatkan diri untuk mengunjungi tenda-tenda pengungsi dan berbincang dengan para pengungsi.
    Ia juga mengecek kondisi dapur umum dan toilet darurat yang telah dibangun di lokasi pengungsian.

    Dari data BPBD Kabupaten Sukabumi, per hari Sabtu (14/12/2024), jumlah para pengungsi yang masih bertahan di posko darurat atau di rumah saudara mereka mencapai 13.454 jiwa.
    Kemudian, ada sekitar 23.318 jiwa yang terdampak bencana yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat.
     
    Sebelumnya, hujan deras yang terjadi pada tanggal 1 – 3 Desember 2024 mengakibatkan
    bencana banjir
    dan longsor di 39 kecamatan di wilayah Kabupaten Sukabumi.
    Kejadian tersebut berupa tanah longsor, banjir, pergerakan tanah, hingga angin kencang.
    Akibatnya, 1.901 rumah mengalami rusak berat, 1.944 rusak sedang, 2.150 rusak ringan, dan 658 rumah lainnya terancam.
     
     
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sempat Setinggi 40 Cm, Banjir Rob di Pluit Jakarta Utara Mulai Surut Sore Ini

    Sempat Setinggi 40 Cm, Banjir Rob di Pluit Jakarta Utara Mulai Surut Sore Ini

    loading…

    Beberapa wilayah di Jakarta Utara (Jakut) terendam banjir rob, Minggu (15/12/2024). FOTO/DANAN DAYA ARYA PUTRA

    JAKARTA – Beberapa wilayah di Jakarta Utara (Jakut) terendam banjir rob , Minggu (15/12/2024). Sore ini genangan air perlahan mulai surut.

    Salah penjaga toko di Jalan Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional, Pluit, Jakut mengatakan, ketinggian air pada pagi tadi sekitar 40 sentimeter (cm). Bahkan arus air menyebabkan beberapa gerobak di pinggir jalan hanyut.

    “Iya tadi pagi jam 09.00 WIB parah, sekitar 40 sentimeter, airnya di jalan saja deras banget sampai gerobak hanyut,” kata penjaga toko, Rahman kepada wartawan, Minggu (15/12/2024).

    Dia mengeluhkan dampak banjir rob ini mengganggu aktivitas jual beli di kawasan tersebut. Karena air sudah perlahan surut, para pedagang mulai merapihkan barang dagangannya. “Saya juga baru buka, banyak banget warga yang aktivitasnya terganggu,” tambahnya.

    Sebelumnya, Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, 6 RT dan sejumlah ruas jalan terdampak akibat banjir rob di wilayah Jakut. “BPBD mencatat genangan saat ini terjadi di 6 RT atau 0.019% dari 30.772 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta dan 2 Ruas Jalan,” kata Isnawa dalam keterangannya.

    Isnawa menjelaskan, fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase Bulan Baru berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut. Banjir pesisir (rob) di wilayah pesisir utara Jakarta dan pasang air laut menyebabkan Pintu Air Pasar Ikan Bahaya/Siaga 1 pada Minggu (15/12) pukul 08.00 WIB.

    Banjir reob menyebabkan beberapa genangan di wilayah DKI Jakarta. Meski begitu tak ada warga yang mengungsi atas musibah banjir ini. Namun pihaknya tetap mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.

    Berikut wilayah yang terdampak banjir rob:
    1. Kelurahan Marunda (3 RT)
    – Ketinggian: 40 cm

    2. Kelurahan Pluit (3 RT)
    – Ketinggian: 80 s.d 90 cm

    Terdapat 2 Ruas Jalan tergenang yang terdiri dari:

    1. Jalan RE Martadinata (Depan JIS), kelurahan Papanggo, kecamatan. Tanjung Priok, Jakarta Utara
    -Ketinggian: 25 cm

    2. Jalan Lodan Raya, kelurahan Ancol, kecamatan, Pademangan, Jakarta Utara
    -Ketinggian: 30 cm

    (abd)

  • 12.000 Warga Terdampak Banjir Rob di Jakarta Utara
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Desember 2024

    12.000 Warga Terdampak Banjir Rob di Jakarta Utara Megapolitan 15 Desember 2024

    12.000 Warga Terdampak Banjir Rob di Jakarta Utara
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta mencatat, 12.000 jiwa terdampak
    banjir rob
    di beberapa wilayah di Jakarta Utara hingga Minggu (15/12/2024) siang.
    “Sementara ini data yang kita miliki,” ujar Sekretaris SDA Jakarta Hendri kepada
    Kompas.com,
    Minggu sore.
    Belasan ribu warga yang terdampak banjir rob itu tersebar di empat wilayah, yakni Pademangan 2.400 jiwa, Penjaringan 4.800 jiwa, Cilincing 2.400 jiwa, dan Tanjung Priok 2.400 jiwa.
    Sementara, tujuh titik di wilayah Jakarta Utara dilaporkan masih tergenang hingga Minggu siang, dengan ketinggian air bervariasi.
    Rinciannya, Jalan Muara Angke, Pluit, Penjaringan tinggi air 40-50 sentimeter; Jalan R.E. Martadinata, Tanjung Priok 30 sentimeter; dan Marunda Pulo, Marunda, Cilincing 20 sentimeter.
    Kemudian Jalan Sulawesi, Koja, Tanjung Priok 10-20 sentimeter; dan depan Pelabuhan Sunda Kelapa, Ancol, Pademangan ketinggian air 40 sentimeter. Kelima titik ini masih tergenang air.
    Sementara di dua titik lainnya sudah surut, yakni Jalan Ketel Uap, Ancol, Pademangan dengan ketinggian air 20 sentimeter dan Jalan Rawa Badak, Lagoa, Koja setinggi 20 sentimeter.
    Dinas SDA Jakarta juga mengerahkan Satuan Tugas (Satgas) Pasukan Biru yang tersebar di Pademangan 30 orang, Penjaringan 19 orang, Koja 40 orang, Cilincing 6 orang, dan Tanjung Priok 11 orang.
    Suku Dinas Jakarta Utara telah mengerahkan berbagai unit untuk menangani banjir rob di wilayah mereka.
    “Dinas SDA melalui Sudin SDA Jakarta Utara mengerahkan dua unit pompa
    mobile,
    satu unit pompa apung dan membersihkan tali air agar genangan dapat segera surut,” kata Hendri.
    Diberitakan sebelumnya, banjir rob kembali merendam beberapa wilayah di Jakarta Utara sejak Jumat (13/12/2024).
    Salah satu wilayah yang terdampak, yakni Muara Angke. Sejak dua hari lalu, banjir di lokasi ini mengalami pasang surut. Kondisi ini karena musim pasang surut ekstrem.
    Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ada sekitar 10 wilayah di Jakarta Utara yang rentan terandam banjir rob pada periode 11-20 Desember 2024, yaitu Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, dan Muara Angke.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jurus Jitu Kerek Omzet Penjualan di Akhir Tahun

    Jurus Jitu Kerek Omzet Penjualan di Akhir Tahun

    Jakarta: Akhir tahun menjadi salah satu momen yang tepat bagi bisnis dalam meningkatkan omzet penjualan dan mendapatkan keuntungan berlipat. Maka dari itu, kamu perlu mempersiapkan berbagai hal untuk dapat meningkatkan penjualan produk di akhir tahun.
     
    Ada beberapa cara untuk meningkatkan omzet penjualan di akhir tahun yang bisa kamu coba, seperti dilansir dari Paxel.
     
    Memperkuat brand bisnis
     
    Salah satu cara yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan omzet penjualan adalah dengan memperkuat brand atau merek bisnismu. Hal ini dapat kamu lakukan dengan tujuan untuk menarik hati pelanggan dan meningkatkan kepercayaan pelanggan.
     
    Kamu bisa melakukan dengan berbagai kegiatan branding seperti membuat logo dan tagline menarik, aktif di media sosial, memasang ads, dan lain-lain.
     
    Memberikan promo menarik
     
    Pelanggan akan lebih tertarik jika ada promo. Promo yang tepat dan sesuai akan menarik banyak pelanggan sehingga penjualan kamu kan meningkat. Kamu bisa memberikan promo seperti Buy 1 Get 1, diskon ongkir, dan lain-lain.
     
    Mengoptimalkan platform online
     
    Memanfaatkan berbagai platform online dapat membantu kamu menjangkau pasar yang lebih luas sehingga meningkatkan omzet penjualan kamu.
     

     

    Manfaatkan momen akhir tahun
     
    Momen akhir tahun dapat kamu manfaatkan untuk menaikan omzet penjualan kamu. Kamu dapat menambah produk seperti hampers natal dan tahun baru, dan juga kamu dapat memberikan promo yang menarik dan spesial pada momen tersebut.
     
    Meningkatkan pelayanan bisnis
     
    Pastikan kamu sudah mempersiapkan pelayanan yang terbaik. Misalnya jumlah pesanan yang meningkat mungkin akan membuatmu sedikit kewalahan jika kamu tidak mempersiapkan pelayanan bisnismu dengan matang.
     

    Kamu dapat meningkatkan pelayanan saat mengalami banjir orderan agar proses pemesanan hingga proses packing bisa tetap berjalan dengan lancar. (Ridini Batmaro)

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)