Topik: Banjir

  • Prihatin Banjir Pasuruan, Khofifah Akan Tambah Alat Pompa

    Prihatin Banjir Pasuruan, Khofifah Akan Tambah Alat Pompa

    Pasuruan (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur terpilih, Khofifah Indar Parawansa, kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat yang terdampak bencana alam. Kali ini, ia mengunjungi Desa Rejoso Lor, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan untuk memberikan bantuan ke siswa terdampak banjir.

    Bantuan berupa tas, sepatu, dan buku tulis ini diberikannya ke siswa di SD Rejoso Lor I dan II yang terdampak banjir. Bantuan tersebut diharapkan dapat membantu anak-anak untuk melanjutkan aktivitas belajar mereka setelah terdampak banjir.

    “Saya tiap pagi kontak Pj Bupati untuk memantau perkembangan kondisi pasca banjir. Saya ingin memastikan bantuan yang diberikan bisa maksimal dan bermanfaat bagi anak-anak,” ujar Khofifah.

    Tak hanya memberikan bantuan untuk siswa, Khofifah juga menyampaikan langkah-langkah yang sedang diambil untuk menangani banjir yang melanda wilayah tersebut. Dalam hal ini, ia menjelaskan bahwa pemerintah daerah terus melakukan upaya pemompaan untuk mengurangi genangan air yang masih menggenangi beberapa area.

    “Kami juga akan melakukan penanganan dengan upaya pemompaan, ini guna mengurangi genangan banjir. Ada satu pompa yang kita turunkan di sungai Rejoso dan akan kita tambah lagi,” ungkapnya.

    Khofifah juga menyampaikan perhatian terhadap banjir yang melanda Kecamatan Lekok, yang kondisinya lebih kompleks. Salah satu faktor penyebabnya adalah banyaknya ternak yang terdampak dan kurangnya saluran pembuangan yang memadai.

    Selain itu, Pj Bupati Pasuruan, Nurkholis, menambahkan bahwa pihaknya akan segera mengajukan proposal ke pemerintah provinsi terkait upaya normalisasi sungai yang ada di wilayah Rejoso. Proposal tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah banjir secara lebih permanen di masa depan.

    “Rencana kami akan mengajukan proposal ke Pemprov untik mengatasi penanganan banjir ini. Kami sudah menghitung kebutuhan biayanya dan akan segera mengajukan proposal,” kata Nurkholis. (ada/kun)

  • Trauma Mispan Saat Lihat Rumahnya Ambruk di Ponorogo Akibat Banjir, Kebingungan Selamatkan Diri

    Trauma Mispan Saat Lihat Rumahnya Ambruk di Ponorogo Akibat Banjir, Kebingungan Selamatkan Diri

    Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum

    TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO – Senin (16/12/2024) malam tidak pernah dilupakan oleh Mispan warga Desa Wonoketro Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo.

    Bagaimana tidak, tempat tinggalnya rusak lantaran diterjang banjir. Pria berusia 57 tahun ini terpaksa tinggal di rumah saudaranya. Ini disebabkan tidak ada pilihan lain.

    “Saya sendirian, anak di Tuban ya sementara tinggal sendirian. Alhamdulillah rumah roboh saya bisa menyelamatkan diri,”’ungkap pemilik rumah, Mispan, Kamis (19/12/2024),

    Mispan lalu berkisah sebelum kejadian dirinya berada di luar rumah. Kemudian masuk ke dalam rumah, saat itu dirinya ingin membuat kopi untuk sekedar menghangatkan tubuh.

    “Waktu buat kopi, terdengar seperti retakan tembok. Lalu bruk ruang tamu roboh disusul listrik padam. Saya mau keluar kebingungan,” katanya.

    Hingga, dia bisa keluar dengan mencari jalan ditengah kegelapan. Menurutnya saat keluar tidak membawa apapun hanya baju yang melekat.

    “Tetapi ini sudah di rumah saudara. Warga juga sudah kerjabakti. Alhamdulillah bisa selamat,” ucap Mispan penuh syukur.

    Kepala Desa Wonoketro, Iman Nurdin  menyebutkan selain rumah Mispan ada rumah lain yang roboh. Adalah milik Nunik dan Subisri. 

    “Lokasinya berdekatan, dan sudah diidentifikasi. Memang tiga rumah sekat dengan sungai. Paling parah adalah rumah milik Mispan,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo terus mencatat kerugian akibat banjir, beberapa waktu lalu.

    Dari catatan BPBD Ponorogo ada 3 bangunan yang rusak parah akibat banjir yang merendam 14 desa pada 7 kecamatan di bumi reog.

    “3 bangunan itu, 1 dapur dan 2 rumah warga yang rusak parah,” ungkap Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Ponorogo, Masun, Kamis (19/12/2024).

    Dia menjelaskan 1 dapur dan 2 rumah warga rusak parah itu di Desa Wonoketro, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo. Rusaknya rumah itu lantaran terlalu kuat debit air banjir.

    “Ditambah juga kalau dilihat rumahnya sudah bangunan lama sehingga kekuatannya lebih rapuh dibandingkan rumah baru,” jelas Masun kepada Tribunjatim.com.

  • Kisah Warga Muara Angke Korban Banjir Rob: Bengkel Tutup, Kompresor Mengambang, hingga Susah Makan – Halaman all

    Kisah Warga Muara Angke Korban Banjir Rob: Bengkel Tutup, Kompresor Mengambang, hingga Susah Makan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak cerita pilu yang dialami warga Muara Angke, Jakarta Utara, yang menjadi korban banjir rob yang melanda kawasan itu sejak sepekan terakhir.

    Yati misalnya, perempuan 45 tahun yang rumahnya rata dihantam banjir rob.

    Sekitar 300 meter dari rumah Yati, terlihat sepasang suami-istri tengah duduk di depan sebuah bengkel sepeda motor. 

    Mereka adalah Wasrin (50) dan Marnizal (47).

    Air setinggi kurang lebih sekitar 90 centimeter itu terlihat masuk ke dalam bengkel dengan pintu papan kayu yang tertutup sebagian itu.

    Sama halnya dengan Yati, Marnizal mengatakan bencana banjir rob yang terjadi pada 2024 ini merupakan yang terbesar dan terlama. 

    Bahkan, pada November lalu, banjir rob juga datang hingga beberapa hari.

    “Ini yang sekarang nyusul yang kemarin. Udah ada enam hari sama hari ini. Biasanya nggak selama ini,” kata Marnizal kepada Tribunnews, Rabu (18/12/2024).

    Marnizal dan istrinya sudah membuka usaha bengkel itu sejak 2010 lalu. 

    Namun, dampak dari banjir rob kali yang yang dianggapnya paling parah. 

    Wanita kelahiran Jambi itu mengatakan dia dan suaminya mengalami kesulitan bahkan hanya untuk makan. 

    Hal ini berpengaruh dari usaha suaminya yang sudah tidak buka beberapa hari terakhir.

    Bahkan terlihat mesin angin (kompresor) tersebut terlihat sudah mengambang di depan bengkelnya yang tidak tahu apakah masih bisa menyala atau tidak.

    “Bukan turun lagi (omzetnya) aja lah, orang sampai nggak makan. Belum dapat duit udah banjir,” tuturnya.

    Dia pun memilih tak mengungsi karena tak punya saudara yang dekat dengan rumahnya tersebut. 

    Mayoritas, saudara dari suaminya tinggal di Kabupaten Tangerang, Banten.

    Mereka memang mempunyai dua anak yang tinggal di Palembang, Sumatera Selatan, dan Mangga Dua, Jakarta Pusat. 
    Namun, dia tak bisa tinggal di tempat anaknya yang di Jakarta itu karena sang anak tinggal di sebuah indekos yang kecil.

    Banjir Rob Diprediksi Sampai 20 Desember

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta meminta warga di pesisir Jakarta untuk tetap waspada akan bencana alam banjir rob hingga akhir tahun 2024 ini.

    Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diprediksi banjir rob akan semakin tinggi sekira tanggal 20 Desember 2024 mendatang.

    Iswana mengimbau seluruh warga untuk selalu waspada dan ia sudan siagakan alat darurat seperti perahu karet atau sekoci dan lainnya.

    “Apabila terjadi keadaan bencana atau darurat, segera hubungi call center Jakarta Siaga 112,” imbuhnya.

    BPBD DKI Jakarta telah berupaya menangani banjir rob di kawasan pesisir utara, terutama di Kota Tua, Muara Angke, Pluit, Ancol, dan sekitarnya. 

    Isnawa Adji menjelaskan, banjir rob tersebut disebabkan oleh pasang air laut yang cukup tinggi beberapa hari terakhir.

    Selain itu, kata Isnawa, faktor lain karena penurunan tanah (land subsidence) serta perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan permukaan laut.

    Penanganan banjir yang sudah dilakukan berupa pembangunan Infrastruktur Tanggul Laut (Giant Sea Wall), Peningkatan Sistem Drainase dan Normalisasi Sungai, Pembangunan Waduk dan Sistem Penampungan Air, Pembangunan Sumur Resapan dan Pengelolaan Air Tanah, Sistem Peringatan Dini dan Monitoring, Pendidikan dan Sosialisasi kepada Masyarakat, Relokasi dan Penataan Kawasan, serta kolaborasi dengan pihak swasta.

  • Kisah Pilu Yati, Warga Muara Angke Korban Banjir Rob, Rumah Roboh hingga Utang untuk Bertahan Hidup – Halaman all

    Kisah Pilu Yati, Warga Muara Angke Korban Banjir Rob, Rumah Roboh hingga Utang untuk Bertahan Hidup – Halaman all

    Laporan Khusus Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Suara aliran air yang cukup deras terdengar saling bersahutan dengan suara anak-anak yang sedang berenang saat bencana alam banjir rob melanda kawasan Muara Angke, Jakarta Utara pada Rabu (18/12/2024) siang.

    Tak ada rasa takut dari wajah anak-anak itu.

    Dengan santai mereka berenang di tengah air yang penuh tumpukan sampah yang mengambang, tepatnya di Jalan Dermaga Ujung 2 Blok Empang Muara Angke, Jakarta Utara, yang merupakan jalan menuju akses pelabuhan.

    Selain berenang ada pula anak-anak yang bermain bola di air dengan ketinggian kurang lebih 15 centimeter itu. 

    Padahal, arus air yang keruh itu cukup deras pada siang itu.

    Di tengah ramainya anak-anak yang bermain air banjir rob itu, tampak seorang ibu tengah memegang kain dan mangkuk makanan di sebuah rumah di pinggir jalan raya tempat ibu-ibu lain berkumpul.

    Yati nama perempuan 45 tahun itu. 

    Dia bercerita rumahnya sudah tak tertolong saat ini. 

    Rumah semi permanen berbahan kayu dan papan itu disebut Yati sudah rata dengan tanah karena dihantam arus air banjir rob.

    Suasana kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, yang dilanda musibah banjir rob pada Rabu (18/12/2024) siang.

    Menurut Yati, selama 30 tahun ia tinggal di daerah itu, banjir rob kali ini merupakan bencana terparah dan terlama. 

    Terhitung, sudah tujuh hari bencana alam ini belum juga selesai.

    “Iya roboh, karena emang kayu. Rumah kita kayu kan bukan permanen, jadi karena mungkin arus airnya deras, jadi dia mungkin retak retak terus roboh dan kemaren pun udah dirobohin aja, sekarang udah rata dengan tanah,” kata Yati kepada Tribunnews.

    Tribunnews sempat mendatangi rumah Yati yang rata dengan tanah. 

    Terlihat tersisa hanya puing-puing kayu di dalam sebuah tembok dan pagar yang masih berserakan di lokasi.

    Yati bercerita detik-detik rumahnya yang berada di dalam gang itu roboh kala itu. 

    Air yang cukup deras itu menghantam hingga rumahnya miring, namun masih tertahan musala yang berada di belakang rumah.

    Namun, karena dirasa berbahaya, akhirnya Yati dan suaminya memutuskan merobohkan tempat tinggalnya tersebut.

    Suasana kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, yang dilanda musibah banjir rob pada Rabu (18/12/2024) siang.

    Yati bersama suami dan anaknya tinggal di rumah semi permanen lainnya yang memang masih wilayah rumahnya berlantai dua untuk sekedar tidur pada malam hari. 

    Meski begitu, tak ada kamar mandi di rumah itu sehingga mereka harus menggunakan kamar mandi tetangga.

    Yati pun menceritakan awal air banjir rob itu datang. 

    Mulanya pada Kamis (12/12/2024), dia dan keluarganya baru saja menyelesaikan ibadah salat subuh. 

    Tak lama kemudian, air mulai mengalir di jalan raya depan gang rumahnya.

    Debit air semakin meninggi pada pukul 09.00 WIB. 

    Bahkan, ada satu hari saat ketinggian air di sekitar rumahnya mencapai 120 centimeter. 

    Yati mengatakan alur air ini ada waktu-waktunya. 

    Ketika malam hari, air menghilang dan akan kembali keesokan paginya.

    “Hari ini air datang jam 10.00, surutnya nanti bisa jam 22.00 malam lagi, enggak nentu,” tuturnya.

    Kesulitan dia dapat setiap harinya. 

    Bahkan, suaminya yang bekerja di tempat pelelangan ikan pun sudah beberapa hari terakhir tak bisa memberikan nafkah karena tak ada pemasukan.

    Bantuan dari tetangga dan berutang menjadi pilihan Yati. 

    Warga asli Kronjo, Kabupaten Tangerang itu dengan berat hati harus meminjam uang kepada sanak keluarganya di kampung untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

    Itu karena dia mengaku belum ada bantuan dari pemerintah hingga saat ini baik berupa sembako hingga pakaian.

    “Iya (belum ada bantuan), bahkan kemarin saya sampai ngutang, minjem duit sama orang di kampung, tolong kita enggak ada pemasukan mau pulang juga kita bingung, ninggalin rumah enggak aman walaupun enggak ada apa apa 

    Meski sudah enam hari melewati bencana ini, tekad Yati sekeluarga pun sudah bulat untuk tidak pergi mengungsi, karena takut ada maling yang menggasak barang berharga di rumahnya.

    Selain itu, setelah banjir rob menghilang pun, Yati juga tak akan pindah dari wilayah itu karena sudah lama tinggal di sana dengan lingkungan yang sangat baik menurutnya.

  • Antisipasi Cuaca Ekstrem, BMKG Bentuk Digital Weather for Traffic untuk Libur Nataru

    Antisipasi Cuaca Ekstrem, BMKG Bentuk Digital Weather for Traffic untuk Libur Nataru

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyediakan layanan informasi cuaca khusus untuk jalur mudik atau disebut Digital Weather for Traffic/DWT guna mendukung perisapan liburan Natal dan tahun Baru (Nataru).

    Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani mengemukakan bahwa layanan yang telah terintegrasi di seluruh wilayah Indonesia tersebut dapat memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi cuaca.

    “Melalui layanan tersebut, masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi cuaca sepanjang perjalanan mulai dari lokasi awal hingga tujuan yang bisa disesuaikan dengan keinginan pengguna,” ujarnya kepada Bisnis melalui pesan singkat, pada Rabu (18/12/2024) malam.

    Lebih lanjut, Ida mengimbau bagi masyarakat, baik yang ingin berlibur ataupun tidak berlibur untuk terus memantau perkembangan cuaca dan kondisi jalan raya secara teratur, serta membuat persiapan yang tepat sebelum memulai perjalanan.

    “Jika kondisi cuaca buruk hingga ekstrem, lebih baik menunda perjalanan atau mencari rute alternatif yang lebih aman,” imbaunya.

    Sebagai informasi, layanan DWT yang disediakan BMKG ini sudah tersedia di aplikasi mobile infobmkg atau dapat dengan mudah diakses melalui web https://signature.bmkg.go.id/dwt/.

    Berikut imbauan BMKG untuk menghadap potensi cuaca ekstrem:

    Mengantisipasi risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan genangan air, terutama di wilayah rawan.
    Membersihkan saluran air dan lingkungan sekitar untuk mengurangi risiko banjir.
    Menghindari aktivitas di wilayah rawan bencana serta mempersiapkan perlengkapan darurat.
    Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.

  • Jembatan Mojopurno Madiun Dibongkar, Telan Anggaran Rp2,4 M

    Jembatan Mojopurno Madiun Dibongkar, Telan Anggaran Rp2,4 M

    Madiun (beritajatim.com)– Pemerintah Kabupaten Madiun tengah membongkar dan membangun ulang Jembatan Mojopurno yang mengalami kerusakan parah akibat diterjang banjir pada November 2024.

    Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Madiun, Anang Tri Cahyono, mengungkapkan bahwa proyek ini didanai melalui Dana Belanja Tidak Terduga sebesar Rp 2,4 miliar.

    “Mekanisme pengadaan menggunakan metode penunjukan langsung kepada penyedia yang memiliki kompetensi dan pengalaman,” jelasnya, Rabu (18/12/2024).

    Pengerjaan jembatan diperkirakan memakan waktu sekitar 90 hari atau tiga bulan. Berdasarkan analisis tim ahli, kerusakan utama terjadi pada bagian atas jembatan, sementara struktur abutment-nya masih dinilai kuat dan tetap dimanfaatkan.

    Proses perbaikan menyebabkan penutupan akses Jalan Raya Dungus dari arah Kota Madiun. Jalur ini akan tetap ditutup hingga pembangunan selesai. Hal ini diharapkan dapat mempercepat pengerjaan proyek yang menghubungkan sejumlah destinasi wisata di Kecamatan Kare.

    Perubahan signifikan dilakukan dengan menaikkan abutment jembatan sekitar 1 meter. “Ketinggian ini disesuaikan dengan debit banjir di sekitar lokasi untuk mencegah luapan air mengenai jembatan,” terang Anang.

    Penguatan jembatan juga dilakukan dengan penggunaan precast slab fabrikasi beton pada lantai jembatan. Hal ini bertujuan meningkatkan kekuatan dan keandalan jembatan untuk mendukung aktivitas lalu lintas yang tinggi di ruas Jalan Mojopurno-Dungus.

    Lebar jembatan juga akan diperluas sekitar 1 meter. Penyesuaian ini dilakukan untuk mengakomodasi volume lalu lintas yang terus meningkat di kawasan perbatasan Kota dan Kabupaten Madiun. “Proyek ini sangat penting secara ekonomi dan sosial. Kami berharap proses pengerjaan selesai tepat waktu sehingga jembatan dapat kembali berfungsi optimal,” tutup Anang.

    Diketahui, Jembatan ini memiliki peran strategis karena menjadi penghubung antara Kota Madiun dan Kabupaten Madiun, tepatnya di Kecamatan Wungu. [fiq/kun]

  • Satu Pekan Banjir Rob di Tulang Bawang Belum Juga Surut, Aktivitas Warga Lumpuh

    Satu Pekan Banjir Rob di Tulang Bawang Belum Juga Surut, Aktivitas Warga Lumpuh

    Tulang Bawang, Beritasatu.com – Banjir rob yang melanda Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung yang telah terjadi sejak satu pekan terakhir belum juga surut. Ketinggian air mencapai 70 sentimeter hingga 1 meter menyebabkan ratusan rumah warga masih terendam banjir dan mengakibatkan aktivitas warga lumpuh.

    Sepekan dilanda banjir rob, ratusan rumah warga di 10 Desa di Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung masih terendam banjir.

    Dari pantauan di lokasi banjir rob pada Rabu siang (18/12/2024) ketinggian air akibat banjir rob yang telah terjadi sejak sepekan terakhir belum juga surut.

    Ketinggian air masih mencapai 70 sentimeter hingga 1 meter menyebabkan aktivitas warga yang mayoritas bekerja sebagai petambak udang lumpuh total.

    Banjir yang terjadi sejak Kamis (12/12/2024) ini dipicu oleh meningkatnya air pasang laut yang diperparah dengan jebolnya tanggul sepanjang 300 meter di Kecamatan Dente Teladas.

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulang Bawang sebanyak 1.613 keluarga atau sekitar 6.452 jiwa terdampak banjir rob, dan 1.613 rumah terendam banjir.

    Beberapa desa di Kecamatan Dente Teladas yang terdampak banjir rob, yakni Desa Bratasena, Adiwarna, Bratasena, Mandiri, Sungai Burung, Pasiran Jaya, Mahabang, Sungai Nibung, dan, Kuala Teladas.

    Tidak hanya merendam desa di Kecamatan Dente Teladas, banjir juga merendam empat desa di Kecamatan Rawa Jitu Timur, Tulang Bawang, yakni, Desa Bumi Dipasena Agung, Desa Bumi Dipasena Utama, Bumi Dipasena Sentosa, dan Desa Bumi Dipasena Jaya.

    Selain merendam ratusan rumah warga, banjir rob di Tulang Bawang juga menyebabkan sejumlah fasilitas umum (fasum) seperti balai desa dan gedung sekolah ikut terendam banjir 

    Banjir rob yang melanda Kecamatan Dente Teladas dan Kecamatan Rawajitu Timur ini merupakan yang terbesar sejak dua tahun terakhir. Meskipun tidak ada korban jiwa, banjir rob di Tulang Bawang cukup menghambat aktivitas warga untuk mencari nafkah.

    Sebagian warga masih bertahan di rumahnya masing-masing untuk barang-barang berharga di rumah mereka. Sebagian warga lainnya telah mengungsi ke rumah kerabat mereka.

    Ketut Yuhnilah (50) warga Desa Bratasena Mandiri membenarkan banjir rob yang merendam rumahnya dan ratusan rumah warga lainnya merupakan banjir rob yang terbesar sepanjang dua tahun terakhir.

    “Dua tahun pernah juga banjir rob seperti ini, tetapi tidak separah ini. Tahun ini yang paling parah,” kata Yuhnilah, Rabu (18/12/2024).

    Ketut menuturkan, banjir rob di wilayah tempat tinggal yang terjadi satu pekan lebih dan sampai saat ini belum juga surut, ia tidak tahu kapan ketinggian air akan surut.

    “Awal banjir rob ketinggian air hanya beberapa centimeter, namun tiga hari kemudian kembali terjadi air laut pasang yang menyebabkan ketinggian air bertambah sekitar 70 sentimeter sampai 1 meter,” tutur Ketut soal banjor rob di Tulang Bawang ini.

    Dalam penanganan banjir rob yang melanda dua kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang ini, pihak BPBD setempat bersama TNI, Polri, dan aparat desa setempat terus berupaya melakukan pendataan dan membantu evakuasi barang-barang milik warga yang terdampak.

    Kepala BPBD Tulang Bawang, Kanedi, mengatakan saat ini banjir rob merendam total 14 kampung di dua kecamatan.

    “Jadi laporan yang sudah masuk ada 14 desa di dua kecamatan. Di kecamatan Dente Teladas ada 10 desa yang terdampak banjir rob, sementara kecamatan Rawajitu Timur ada empat desa,” kata Kanedi di ruang kerjanya, Rabu (18/12/2024).

    Kenedi menjelaskan, pihaknya belum mendirikan posko pengungsian karena mayoritas warga terdampak banjir memilih bertahan di rumah mereka dan ingin menjaga harta bendanya.

    “Saat ini kami masih terus menginventarisasi fasilitas umum, rumah dan warga yang terdampak banjir rob tersebut,” ujar Kenedi.

    Meskipun telah berlangsung sepekan, warga yang terdampak banjir belum menerima bantuan makanan cepat saji maupun obat-obatan.

    Warga berharap pemerintah kabupaten mempercepat perbaikan tanggul  penahanan air yang jebol agar banjir rob di Tulang Bawang tidak kembali terjadi.

  • Nataru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat

    Nataru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) mengingatkan jajaran tingkat kelurahan dan kecamatan setempat untuk menggandeng aparat keamanan seperti TNI dan Polri guna antisipasi kerawanan saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.

    “Ini juga harus diantisipasi dengan mengimbau kepada RT-RW, kemudian tokoh masyarakat untuk bergerak bersama-sama mengamankan wilayah,” kata Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Munjirin di Jakarta, Kamis.

    Saat ini, menurut Munjirin, sudah banyak yang berangkat mudik dan rumahnya kosong.

    Maka itu, dia meminta kepada jajarannya untuk meningkatkan kesiapsiagaan saat Nataru itu.

    “Ini yang perlu diantisipasi, baik itu tentang kerawanan, tentang inflasi, tentang ketersediaan bahan pokok, faktor keamanan, sosial dan lainnya perlu diantisipasi semuanya,” ujarnya.

    Sementara itu, Lurah Cilandak Barat, Ilham Prasetyo mengatakan pihaknya telah mempersiapkan kesiapsiagaan para personel serta sarana dan prasarana di wilayahnya untuk menghadapi bencana, khususnya banjir pada akhir tahun.

    “Selain kesiapsiagaan bencana, apel sebelumnya, juga sebagai langkah meningkatkan kewaspadaan menyambut Nataru,” ujar Ilham.

    Sarana dan prasarana yang telah diperiksa, lanjut dia, di antaranya tenda pengungsian, peralatan evakuasi dan lain sebagainya pada 143 RT di Kelurahan Cilandak Barat.

    Dia mengimbau kepada warga apabila menemukan potensi bencana bisa melaporkan kepada tingkat kelurahan untuk ditindaklanjuti.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Banjir Bandang Terjang Tapanuli Selatan, 10 Warga Terluka

    Banjir Bandang Terjang Tapanuli Selatan, 10 Warga Terluka

    JAKARTA – Banjir bandang menerjang Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatra Utara dan mengakibatkan 10 warga terluka. Kejadian ini terjadi pada Rabu 18 Desember pukul 17.00 WIB.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari merangkan, peristiwa ini dipicu oleh intensitas hujan yang cukup tinggi di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan dan menyebabkan dua kecamatan yaitu Kecamatan Batang Angkola dan Kecamatan Tano Tombangan terdampak.

    “Berdasarkan data yang diterima oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari Rabu malam pukul 22.40 WIB tercatat 495 KK terdampak akibat kejadian ini dan menyebabkan 10 orang warga luka ringan serta 250 KK mengungsi di tiga titik pengungsian yang berada di Posyandu Somaninggir, Gereja GPA Kota Tua dan Istana Hasadaon Kota,” kata Abdul, Kamis 19 Desember.

    Sementara kerugian materil dilaporkan 495 rumah terdampak, dibeberapa titik lokasi ketebalan lumpur akibat kejadian ini mencapai 50 cm dan masih terus dilakukan pembersihan oleh petugas gabungan dibantu masyarakat dan perangkat desa.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Selatan melakukan upaya pertolongan dan berkoordinasi dengan kecamatan serta perangkat desa terdampak untuk mengantisipasi dampak lanjutan.

    Kondisi mutakhir dilaporkan bahwa jaringan listrik di wilayah terdampak putus dan kondisi air berangsur angsur sudah mulai surut.

    BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat di Kabupaten Tapanuli Selatan untuk selalu waspada akan potensi risiko bencana banjir susulan mengingat kondisi cuaca di area terdampak yang masih terus diguyur hujan dg intensitas sedang hingga tinggi.

  • Fenomena Iklim Global Picu Cuaca Ekstrem, Jatim Terancam

    Fenomena Iklim Global Picu Cuaca Ekstrem, Jatim Terancam

    Daftar Isi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur akibat fenomena anomali iklim global yang sedang berlangsung. Kondisi ini berpotensi memicu bencana di wilayah tersebut.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa fenomena La Nina, yang ditandai dengan pendinginan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, memicu peningkatan pembentukan awan hujan. Kondisi ini berkontribusi pada tingginya intensitas curah hujan di berbagai wilayah di Jawa Timur.

    Selain La Nina, BMKG juga mencatat adanya pengaruh Monsoon Asia, gelombang Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang Kelvin dan Rossby ekuator. Fenomena-fenomena ini meningkatkan intensitas curah hujan di kawasan Laut Natuna, Jabodetabek, Jawa Barat, hingga Jawa Timur.

    “Intensitas hujan diprediksi akan meningkat signifikan pada 21 Desember, kemudian sedikit menurun di 22-23 Desember sebelum kembali meningkat pada 24 Desember,” kata Dwikorita dalam keterangan resminya, Rabu (18/12).

    Puncak cuaca ekstrem diperkirakan terjadi pada Desember 2024 hingga Januari 2025, dengan intensitas hujan yang terus meningkat menjelang libur Natal dan Tahun Baru.

    BMKG memprakirakan hujan deras disertai angin kencang akan melanda sejumlah Kabupaten di Jawa Timur dalam tujuh hari ke depan, yakni di Bangkalan, Bondowoso, Gresik, dan Banyuwangi

    Wilayah rawan banjir

    BMKG juga memprediksi tingginya curah hujan di Jawa Timur selama Desember 2024. Wilayah ini diperkirakan memiliki peluang lebih dari 70 persen untuk curah hujan sedang (51-150 mm) dan lebih dari 60 persen untuk curah hujan lebat (151-300 mm).

    Dengan prediksi curah hujan tersebut, BMKG memprediksi sejumlah daerah diprediksi rawan banjir selama periode tersebut. Berikut daftarnya:

    – Blitar: Kecamatan Gandusari, Nglegok
    – Gresik: Kecamatan Sangkapura, Tambak
    – Jember: Kecamatan Bangsalsari, Panti, Sumberbaru, Tanggul
    – Malang: Kecamatan Ngantang
    – Pacitan: Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Pringkuku
    – Probolinggo: Kecamatan Krucil, Tiris

    Selain ancaman banjir, perairan selatan Jawa Timur juga diperkirakan mengalami gelombang tinggi dengan ketinggian mencapai 1,25-2,5 meter. Kawasan yang berpotensi terdampak meliputi Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, hingga Banyuwangi.

    Kesiapan alat pemantau cuaca

    BMKG memastikan kesiapan alat pemantau cuaca seperti Automatic Weather Observing System (AWOS), Low Level Windshear Alert System (LLWAS), dan Marine Automatic Weather Station (MAWS) untuk menghadapi ancaman cuaca ekstrem di Jawa Timur.

    Dwikorita meninjau langsung fungsi alat-alat tersebut di Surabaya.

    AWOS misalnya, berperan penting dalam memantau kondisi cuaca di Bandara Juanda, khususnya untuk keselamatan penerbangan. LLWAS mendeteksi potensi windshear atau geser angin berbahaya yang dapat mengganggu penerbangan.

    Sementara MAWS berfungsi memantau cuaca maritim di Pelabuhan Tanjung Perak, memastikan keselamatan pelayaran dan kelancaran aktivitas pelabuhan.

    Operasi modifikasi cuaca

    Sebagai langkah mitigasi, BMKG bekerja sama dengan BNPB, pemerintah Jawa Timur, dan stakeholder terkait melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Operasi ini bertujuan mengendalikan curah hujan selama puncak musim hujan di zona rawan bencana.

    Operasi dimulai dari 18 Desember, menggunakan pesawat Cessna Caravan C208B-EX untuk menebarkan bahan penabur di awan guna memicu hujan di lokasi yang lebih aman.

    “Ini merupakan upaya BMKG untuk menjaga masyarakat selamat dalam setiap penerbangan maupun pelabuhan, terutama dari ancaman bahaya cuaca ekstrem, mohon doanya agar kita semua dapat menjalankan tugas dengan seksama, cermat, cepat, tepat, serta akurat,” pungkas Dwikorita.

    (wnu/dmi)