Topik: Banjir

  • BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Tak Terjadi Saat Pergantian Tahun

    BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Tak Terjadi Saat Pergantian Tahun

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem tidak akan terjadi di Indonesia saat pergantian tahun 2024 ke 2025.

    “BMKG memastikan bahwa cuaca pada malam pergantian tahun Insya Allah akan lebih kondusif. Insya Allah kalau tidak mendadak terjadi fenomena yang di luar prediksi, insya Allah pergantian tahun akan aman dari cuaca ekstrem,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual, Minggu (29/12) malam.

    Ia menjelaskan pada awal Desember, fenomena seruakan dingin dari dataran tinggi Siberia terjadi di Indonesia. Seruakan dingin adalah penyebab banjir besar terjadi di Jakarta dan sekitarnya saat pergantian tahun 2019 ke 2020.

    Namun, berdasar monitoring terkini, fenomena seruakan dingin terhambat dengan munculnya bibit-bibit siklon di perairan Laut Cina Selatan.

    “Bahkan juga terjadi badai tropis pabuk di perairan tersebut, Fenomena munculnya bibit-bibit siklon, serta low pressure area di Laut Cina Selatan, inilah yang menghalangi aliran massa udara, aliran massa udara masuk ke wilayah Indonesia bagian barat, termasuk monsoon Asia dan seruakan dingin, sehingga terjadi pelemahan seruakan dingin dan monsoon Asia,” kata dia.

    Selain faktor itu, ia menjelaskan cuaca ekstrem diprediksi tidak terjadi saat pergantian tahun karena bergesernya madden julian oscillation dari wilayah Indonesia.

    “Madden julian oscillation yang tadinya bertahan di wilayah Indonesia dan memicu ketumbuhan awan-awan hujan, saat ini alhamdulillah ini telah bergeser, bergerak, berada di samudera pasifik. Ini tentunya mengurangi potensi cuaca ekstrim yang ada di wilayah Indonesia,” ujarnya.

    Meski cuaca ekstrem diprediksi tidak terjadi saat pergantian tahun, Dwikorita tetap meminta masyarakat untuk waspada dan selalu mengikuti informasi dari BMKG terutama saat berada di luar rumah.

    “Cuaca saat ini semakin kompleks dan semakin tidak pasti. Terutama sebagai salah satu dampak dari perubahan iklim, tidak hanya di Indonesia, di berbagai belahan dunia juga mengalami kompleksitas dan ketidakpastian,” katanya.

    (yoa/isn)

    [Gambas:Video CNN]

  • Kali Perbatasan Sebabkan Banjir di Surabaya, Pemkot Terjunkan Alat Berat Bersihkan Sungai

    Kali Perbatasan Sebabkan Banjir di Surabaya, Pemkot Terjunkan Alat Berat Bersihkan Sungai

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Banjir setinggi lutut orang dewasa sempat menggenangi wilayah Gunung Anyar Surabaya pada Selasa (24/12/2024) hingga Rabu (25/12/2024).

    Berada di beberapa kelurahan sekaligus, terungkap banjir disebabkan eceng gondok yang memenuhi Sungai Kali Perbatasan di sekitar lokasi.

    Kali Perbatasan merupakan sungai yang berada di bawah kewenangan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPUSDA) Provinsi Jawa Timur dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.

    Saat hujan tiba, sungai tersebut menjadi salah satu saluran yang menerima limpahan air dari perkampungan.

    Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Gunung Anyar sempat meminta pengelola melakukan normalisasi kali sejak Maret 2024.

    Sebagai jawaban, pihak pengelola berencana melakukan normalisasi pada Juli 2024.

    ”Tapi sampai sekarang belum ada realisasi,” kata Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Gunung Anyar, Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya, Muchson saat dikonfirmasi di Surabaya, Minggu (29/12/2024).

    Akibatnya, sedimentasi dan tumpukan eceng gondok tak terelakkan.

    Aliran menuju laut menjadi terhambat.

    “Saat hujan deras, kampung kami banjir,” kata Muchson.

    Karenanya, Pemkot Surabaya akhirnya turun tangan.

    Mereka menerjunkan alat berat untuk membersihkan aliran sungai dari eceng gondok.

    “Pak Wali Kota Eri (Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi) meminta agar segera diambil langkah cepat. Kami mulai pembersihan eceng gondok dengan menggunakan alat berat,” kata Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi saat dikonfirmasi terpisah.

    Meski Kali Perbatasan berada di bawah kewenangan BBWS Brantas, Syamsul menyatakan, Pemkot Surabaya mengambil langkah darurat.

    Terobosan ini bertujuan mengantisipasi bencana banjir di kemudian hari.

    “Pak Wali Kota Eri bilang tidak masalah siapa yang berwenang. Yang penting, segera dikerjakan,” tutur Syamsul. 

    Membahas solusi jangka panjang, pihaknya akan segera bertemu dengan BBWS Brantas, DPUSDA Jawa Timur, dan Pemda Sidoarjo.

    Mereka juga akan mencari solusi soal pengelolaan eceng gondok hasil pembersihan.

    “Hari Senin atau Selasa, saya akan ke BBWS Brantas atau ke teman-teman Sidoarjo untuk koordinasi lebih lanjut terkait Kali Perbatasan,” katanya.

    Menurutnya, perlu kolaborasi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

    “Ini kita (Pemkot Surabaya) berbuat apa, teman-teman berbuat apa, akan dibahas bersama. Tapi, sementara kita turun dulu, tidak apa-apa,” imbuhnya.

    Pembersihan sungai juga untuk mengantisipasi banjir di kawasan Rungkut Menanggal, Siwalankerto, Kutisari Surabaya.

    Termasuk, kawasan di Sidoarjo, seperti Pondok Tjandra dan Tropodo.

    Beberapa wilayah tersebut sempat mengalami banjir.

    “Jika Kali Perbatasan bersih, insyaallah wilayah-wilayah tersebut bisa terbebas dari banjir,” kata Syamsul. 

    Namun, Syamsul menegaskan, pembersihan eceng gondok saja tidak cukup untuk mencegah banjir.

    Normalisasi Kali Perbatasan juga harus dilakukan dengan mengembalikan fungsi saluran seperti semula, termasuk pengerukan sedimen.

    “Kalau itu dilakukan, wilayah seperti Gunung Anyar, Rungkut Menanggal, dan Siwalankerto bisa benar-benar aman dari banjir,” katanya.

    Warga menyambut gembira.

    Ketua RT 03/RW 03, Kelurahan Gunung Anyar, Kecamatan Gunung Anyar, Khoirul Akbar mengapresiasi gerak cepat Pemkot Surabaya dalam menyiapkan antisipasi.

    Selama ini, pembersihan sungai harus seizin Pemprov Jatim.

    “Harapan kami nggak perlu seribet itulah, kalau memang mau dikerjakan oleh BBWS monggo (silakan) dikerjakan. Tapi kalau memang pemkot mengerjakan itu tidak perlu sampai izin yang ruwet,” harapnya.

    Hal senada disampaikan Ketua RT 01/RW 03, Kelurahan Gunung Anyar Surabaya, Sumadi.

    Ia mengungkapkan, Kali Perbatasan menjadi andalan warga untuk mengalirkan air dari perkampungan menuju muara.

    Maka dari itu, ia juga berharap kepada Pemprov Jawa Timur dan BBWS Brantas untuk ikut bertindak cepat. Terutama, dalam melakukan normalisasi saluran.

    “Supaya apa? Agar kampung kita ini tidak tenggelam ke depannya. Yang kedua, harapan saya di wilayah Gunung Anyar dibuatkan plengsengan, karena itu (tanah) akan longsor ke sungai lagi sehingga sungai menjadi dangkal dan ditumbuhi eceng gondok seperti ini dan mengganggu aliran air menuju ke laut,” tegasnya.

  • BMKG Prediksi Mayoritas Wilayah Pesisir Banjir Rob Sepekan Mendatang

    BMKG Prediksi Mayoritas Wilayah Pesisir Banjir Rob Sepekan Mendatang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian besar wilayah pesisir di Indonesia berpotensi banjir rob dalam sepekan ke depan. Ketinggian muka air diperkirakan lebih kurang mencapai 1-1,5 meter.

    “Potensi banjir rob itu terjadi akibat peningkatan ketinggian air laut maksimum yang dipengaruhi oleh fenomena Bulan Baru pada 31 Desember 2024,” kata Direktur Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, dilansir Antara, Minggu (29/12).

    Tim meteorologi BMKG mendapati berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut pada periode tersebut maka banjir rob dapat berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir yang antara lain; Provinsi Aceh (Meulaboh 31 Desember-3 Januari 2025), Sumatera Utara (Kecamatan Medan Belauan, Medan Merelan dan Medan Pelabuhan), Kepulauan Riau (Batam, Dabo Singkep, Karimun, Bintan, dan Tanjung Pinang 31 Desember-4 Januari 2025).

    Sumatera Barat (Kota Padang, Padang Pariaman, Pantai Pariaman, Padang Painan 31 Desember – 3 Januari 2025), Jambi (selat Berhala 31 Desember-5 Januari 2025), Kepulauan Bangka Belitung (pesisir Pangkal Pinang 31 Desember 2024-1 Januari 2025).

    Provinsi Lampung (Bandar Lampung 31 Desember-3 Januari 2025), Banten (perairan utara Tangerang, Selat Sunda barat Pandeglang, utara Serang, selatan Pandeglang, selatan Lebak pada 31 Desember-5 Januari 2024)

    Kemudian Provinsi Daerah Khusus Jakarta (pesisir utara Jakarta 31 Desember-3 Januari 2025), pesisir utara Jawa Tengah (Kota Semarang, Demak, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes pada 31 Desember-8 Januari 2025), selatan Jawa Tengah (Cilacap, Kebumen, Purworejo, Daerah Istimewa Yogyakarta 30-31 Desember 2024), selatan Jawa Barat (selatan Sukabumi dan Cianjur 30-31 Desember 2024), pesisir Jawa Timur (Surabaya Pelabuhan, Surabaya Timur, Kalianget hingga Madura pada 28-31 Desember 2024).

    Pesisir Nusa Tenggara Barat (Lombok dan Bima pada 29-31 Desember 2024), Nusa Tenggara Timur (utara dan selatan Flores, Pulau Sumba, Pulau Sabu, Raijua, Rote, Pulau Timor).

    Kalimantan Utara (Nunukan, Tarakan, Tanjung Selor 31 Desember 2024-1 Januari 2025), Kalimantan Timur (Balikpapan timur dan Balikpapan Barat pada 31 Desember-6 Januari 2025), Kalimantan Selatan (pesisir Sungai Barito, Kotabatu, Tanah Bumbu, Tanah Laut pada 29 Desember-4 Januari 2025), Kalimantan Barat (pesisir Kalimantan Barat 31 Desember-4 Januari 2025), Kalimantan Tengah (selatan Kota Waringin Barat meliputi Kubu, Keraya, Kumai 31 Desember-4 Januari 2025).

    Provinsi Sulawesi Selatan (Pare-pare, Sparemonde Makassar bagian barat, Makassar, Pangkep, Selayar, Bonerate, Kalatoa bagian utara 30 Desember-2 Januari 2025), Sulawesi Tengah (Perairan Palu – Donggala pada 31 Desember-1 Januari 2025), Sulawesi Utara (pesisir Sulawesi Utara, Bitung, Kepulauan Sangihe, barat Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud pasa 31 Desember-6 Januari 2025).

    Provinsi Maluku (Kota Ambon, Saumlaki, Kai, Aru dan Kabupaten Seram bagian timur pada 1-3 Januari 2025), Maluku Utara (Lolonda, Morotai, Tobelo, Ternate dan Taliabu pada 31 Desember-1 Januari 2025) hingga Papua (utara Jayapura, Kabupaten Sarmi, Biak, Serui, Waropen pada 30 Desember-1 Januari 2025).

    Menurut Eko, banjir rob selain berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat, juga berpotensi mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan dan kelancaran aktivitas pelaku usaha tambak garam hingga ikan air tawar/laut pada wilayah pesisir.

    (tim/tsa)

    [Gambas:Video CNN]

  • Kenaikan tarif air harus dibarengi perbaikan pelayanan

    Kenaikan tarif air harus dibarengi perbaikan pelayanan

    Warga membawa bantuan air bersih dengan ember karena air sumur asin akibat banjir rob, di kawasan Lodan, Pademangan, Jakarta, Rabu (18/12/2024). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/YU

    Legislator: Kenaikan tarif air harus dibarengi perbaikan pelayanan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 29 Desember 2024 – 10:47 WIB

    Elshinta.com – Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo menyatakan, ketika Perumda PAM Jaya menaikkan tarif air bersih harus dibarengi dengan perbaikan pelayanan serta tidak membebani masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

    “Kenaikan tarif air PAM ini jangan sampai menambah beban masyarakat Jakarta khususnya kalangan MBR,” kata Rio saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.

    Menurut dia, kenaikan tarif juga harus dibarengi dengan pelayanan kepada para konsumen karena hingga saat ini masih banyak keluhan dari warga pengguna layanan air bersih. Ia menjelaskan bahwa efek domino dari kenaikan tarif ini sebenarnya bisa diminimalisir dengan optimalisasi pelayanan air bersih itu sendiri.

    “Sehingga yang menjadi persoalan mendasar tentang pelayanan air bersih yang selalu dikeluhkan oleh warga tidak terjadi lagi,” katanya. 
     

    Selain itu kata Rio, kenaikan tarif air PAM ini jangan sampai menambah beban masyarakat Jakarta khususnya kalangan MBR, untuk itu harus ada pemetaan tuntas tentang penerima manfaat pengguna air bersih.

    “Dari pemetaan tersebut, kita bisa menentukan kondisi ekonomi pengguna, mana yang sangat tidak mampu atau sebaliknya,” katanya.

    Rio menambahkan, meskipun menyandang gelar kota megapolitan yang hampir 70 persen aktivitas ekonomi ada di Jakarta, ternyata tetap memiliki ketimpangan yang cukup tinggi di antara kota-kota lain di Indonesia. Kondisi timpang ini lanjut Rio, jangan diperparah lagi dengan kebijakan-kebijakan yang merugikan masyarakat khususnya MBR.

    “Pemprov dan BUMD tidak boleh berfokus hanya pada keuntungan semata, namun mengabaikan perannya membangun Jakarta yang bukan hanya maju melainkan harus berkeadilan,” katanya.
     

    Sebelumnya, Perusahaan Umum Daerah PAM Jaya menyatakan bahwa pada saat penyesuaian tarif akan dibarengi dengan pemberian Kartu Air Sehat (KAS) bagi pelanggan keluarga sederhana dan diberlakukan selama setahun serta dapat diperpanjang. Kartu itu merupakan sebuah program aktivasi bantuan pendamping penerapan tarif baru untuk pelanggan kelompok rumah tangga kode tarif 2A1 yaitu rumah tangga sangat sederhana dan 2A2 rumah tangga sederhana.

    Pelanggan yang mendapatkan KAS akan mendapatkan bantuan berupa tarif promo. Bagi pelanggan 2A1 akan mendapatkan tarif flat sebesar Rp1.000 per meter kubik untuk seluruh pemakaian air setiap bulannya. Pelanggan 2A2 akan mendapatkan tarif flat sebesar Rp3.550 per meter kubik untuk pemakaian 1-20 meter kubik pertama setiap bulannya.

    Sumber : Antara

  • Warga Surabaya Lelah Terendam Banjir, Minta Eceng Gondok di Sungai Dibersihkan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        29 Desember 2024

    Warga Surabaya Lelah Terendam Banjir, Minta Eceng Gondok di Sungai Dibersihkan Surabaya 29 Desember 2024

    Warga Surabaya Lelah Terendam Banjir, Minta Eceng Gondok di Sungai Dibersihkan
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Warga Gununganyar dan Rungkut Menanggal, Surabaya, Jawa Timur, meminta pemerintah segera membersihkan
    eceng gondok
    yang menyumbat aliran Sungai Avur.
    Menurut mereka, pembersihan tersebut dapat mengurangi
    banjir
    yang terjadi, seperti pada Selasa (24/12/2024) lalu.
    Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Rungkut, Muhammad Faishol, mengatakan warganya sudah lelah menghadapi banjir yang terjadi selama bertahun-tahun.
    Faishol menjelaskan, salah satu penyebab banjir tersebut adalah banyaknya eceng gondok yang menghalangi aliran air di Sungai Avur.
    Bahkan, tanaman itu memenuhi hampir seluruh aliran sungai hingga mencapai kelurahan sebelah.
    “Hampir 20 tahun enggak pernah dikontrol. Buktinya, eceng gondok di sungai ini sampai hampir 1 kilometer, mulai SIER sampai Gununganyar Tambak,” ujar Faishol saat dikonfirmasi Minggu (29/12/2024).
    Menurut Faishol, warga setempat sudah beberapa kali berdiskusi dengan pihak terkait untuk membahas pembersihan eceng gondok di sungai yang menghubungkan Surabaya dan Sidoarjo ini.
    Namun, meskipun ada kesepakatan mengenai normalisasi sungai pada 16 Juni 2023, hingga kini kesepakatan tersebut belum direalisasikan.
    “Pengurus kampung dengan BBWS pernah menyepakati normalisasi sungai, tapi sampai hari ini kesepakatan ini hanya tinggal kesepakatan di atas kertas saja,” jelas Faishol.
    Akibatnya, warga terus merasakan dampak banjir. Bahkan, air dari Sungai Avur meluber hingga menggenangi wilayah Sidoarjo pada Selasa lalu.
    “Perlu juga diketahui, itu wilayah Sidoarjo yang berbatasan dengan kita (Surabaya), sampai hari ini juga terdampak. Karena sungai yang melintas ini memang sama sekali enggak terawat,” ujarnya.
    Sementara itu, Ketua RW 5 Kelurahan Gununganyar, Rudi, menyatakan hal yang senada.
    Menurutnya, eceng gondok di Sungai Avur menjadi penyebab utama tersumbatnya aliran air, yang akhirnya berdampak pada rumah warga.
    “Karena jarak rumah warga dengan Sungai (Avur) hanya sekitar 500-300 meter. Pas cuaca ekstrem dan hujan deras, air sungai meluap dan banjir hingga ke rumah warga,” kata Rudi.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Daftar Wilayah Jawa-Bali yang Diguyur Hujan Lebat Jelang Tahun Baru

    Daftar Wilayah Jawa-Bali yang Diguyur Hujan Lebat Jelang Tahun Baru

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sejumlah wilayah di Jawa dan Bali berpotensi diguyur hujan lebat menjelang malam Tahun Baru 2025.

    Tak hanya hujan lebat di saja, BMKG juha mempediksi ada potensi angin kencang, kilat dan petir yang menyertai wilayah Jawa dan Bali.

    Cuaca ekstrem ini adalah dampak dari berbagai fenomena atmosfer. Mulai dari menguatnya angin Monsun Asia, aktifnya gelombang atmosfer, dan La Niña lemah yang turut meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia.

    BMKG mengungkapkan dalam beberapa hari terakhir saja, curah hujan tinggi telah memicu bencana hidrometeorologi di sejumlah daerah, seperti banjir di Kulon Progo (Yogyakarta), Serang (Banten), dan Banyumas (Jawa Tengah), serta tanah longsor di Sukabumi (Jawa Barat), Sragen, dan Wonogiri (Jawa Tengah).

    Curah hujan tertinggi dalam seminggu terakhir mencapai lebih dari 100 mm per hari, mengguyur sebagian wilayah seperti di Manokwari (143 mm/hari) dan Padang (120 mm/hari).

    Sejumlah fenomena atmosfer menjadi faktor cuaca ekstrem di wilayah Jawa dan Bali pada akhir tahun 2024, seperti La Niña Lemah yang meningkatkan peluang hujan lebat.

    Kemudian Angin Monsun Asia yang membawa massa udara lembap dari wilayah benua; Gelombang Atmosfer Aktif yang menambah intensitas pembentukan awan hujan; dan Bibit Siklon Tropis yang meningkatkan potensi hujan ekstrem di sekitar area tekanan rendah.

    Oleh karena itu, hujan lebat hingga sangat lebat diprediksi akan terjadi menjelang Tahun Baru 2025 di sejumlah wilayah.

    Daftar wilayah Jawa-Bali yang diguyur hujan jelang tahun baru 2025

    – Jakarta
    – Jawa Barat
    – Jawa Tengah
    – DI Yogyakarta
    – Jawa Timur
    – Bali.

    Potensi angin kencang juga menghantui wilayah Banten, Jakarta, hingga Sulawesi Selatan. BMKG menjelaskan kondisi ini diperparah oleh bibit siklon tropis dan sirkulasi siklonik di Samudra Hindia selatan Indonesia.

    Kombinasi dari sejumlah fenomena atmosfer itu menciptakan dinamika yang mendukung hujan lebat dalam periode 27 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025.

    Untuk mencegah dampak yang lebih luas, BMKG mengimbau masyarakat agar mengantisipasi risiko banjir, tanah longsor, dan genangan air, terutama di wilayah rawan.

    BMKG juga mengimbau untuk membersihkan saluran air untuk mengurangi risiko tersumbatnya aliran, menghindari kegiatan di daerah rawan bencana serta mempersiapkan perlengkapan darurat

    Dengan adanya prediksi cuaca ekstrem menjelang Tahun Baru 2025 di sejumlah wilayah Jawa dan Bali ini, masyarakat diharapkan tetap waspada dan tidak panik. Pemerintah daerah juga diminta untuk bersiaga menghadapi kemungkinan evakuasi di daerah yang rentan terhadap bencana hidrometeorologi.

    (can/pta)

  • Petani Sampit lesu karena hasil panen jagung tak sesuai harapan

    Petani Sampit lesu karena hasil panen jagung tak sesuai harapan

    Pertanian jagung di Kota Sampit, Sabtu (28/12/2024). ANTARA/Devita Maulina

    Petani Sampit lesu karena hasil panen jagung tak sesuai harapan
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 28 Desember 2024 – 10:34 WIB

    Elshinta.com – Petani jagung di Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, tampak lesu lantaran hasil panen jagung tak sesuai harapan, diduga akibat pengaruh cuaca.

    “Hasil panen jagung tahun ini hampir semuanya menua sebelum waktunya, itu mungkin karena faktor cuaca,” kata petani jagung, Muhammad Anshori di Sampit, Sabtu.

    Menjelang tahun baru adalah momentum yang ditunggu-tunggu bagi para petani jagung. Sebab, pada waktu itu mereka bisa menjual hasil panen dengan harga lebih tinggi seiring meningkatnya daya beli masyarakat.

    Kondisi ini berkaitan dengan kebiasaan masyarakat yang menjadikan jagung manis sebagai santapan pada malam tahun baru. Karena alasan itu pula, biasanya petani telah memperhitungkan masa tanam hingga panen agar bertepatan dengan momentum tersebut.

    Seperti yang dilakukan para petani jagung di Jalan Teratai IV, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit. Banyak petani menanam jagung manis yang terlihat siap dipanen.

    Salah satunya Anshori yang mengaku menanam jagung manis sejak tiga bulan lalu untuk kebutuhan akhir tahun. Namun, hasil panen tahun ini disebut tidak sebagus tahun lalu, lantaran proses pertumbuhan lebih cepat dari perkiraan dan sebagian rusak.

    “Mungkin ini pengaruh cuaca yang lebih sering hujan, bahkan tempo hari sempat banjir sehingga zat asam di tanah meningkat dan itu berdampak pada tanaman yang ada,” sebutnya.

    Anshori menambahkan, dari 2.000 bibit jagung yang ia tanam yang tersisa untuk momentum tahun baru kali ini hanya sekitar 130 pohon.

    Sebagian tanaman jagung telah dipanen, lalu sebagian lagi harus dipangkas, karena rusak akibat terlalu sering diguyur hujan dan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman lain.

    Rencananya tanaman jagung yang tersisa akan dipanen dua hari sebelum tahun baru atau 29 Desember 2024, karena pada waktu itu harga jagung sudah mulai tinggi.

    “Untuk harganya biasanya kami jual Rp4 ribu per biji, tapi nanti kami lihat juga penjualan pedagang lain supaya bisa menyesuaikan,” ucapnya.

    Pengaruh cuaca terhadap pertanian ini juga dirasakan oleh petani lainnya Muhammad Naji yang mengaku hasil panen sayuran miliknya menurun akibat musim hujan.

    “Sudah biasa seperti ini, contohnya seperti sawi dan selada itu akarnya cepat busuk kalau terlalu sering kena air. Tapi, sisi baiknya kalau musim hujan seperti ini harga sayuran cenderung lebih tinggi,” cakap Naji.

    Sumber : Antara

  • Pria di Bondowoso Dibacok Sepupu Diduga karena Tuduhan Santet

    Pria di Bondowoso Dibacok Sepupu Diduga karena Tuduhan Santet

    Jakarta

    Pria paruh baya di Bondowoso Jawa Timur, Mulyadi (56) dibacok saudara sepupunya sendiri berinisial A (55). Pembacokan terjadi diduga karena tuduhan santet.

    Setelah melakukan pembacokan pelaku langsung menyerahkan diri ke polisi. Korban mengalami sejumlah luka di tubuhnya dan langsung dilarikan ke Puskemas terdekat.

    “Iya, benar. Kejadiannya pas sekitar Maghrib tadi. Pelaku langsung menyerahkan diri ke polisi,” kata Kepala Dusun Gentong Tlogosari, Wakik Sri Wahyuni, dilansir detikJatim, Minggu (29/12/2024).

    Wakik mengaku tak mengetahui dengan jelas pembacokan itu. Saat kejadian dirinya bersama beberapa warga berada di lokasi banjir untuk kerja bakti.

    “Setelah keluarga mengabarkan kejadian itu, saya bersama warga langsung meluncur ke tempat kejadian,” kata Wakil.

    Kepala Desa Tlogosari, Nurkholis mengatakan kejadian ini diduga karena perselisihan antara keduanya. Mereka diduga berselisih karena persoalan santet.

    Baca selengkapnya di sini.

    (dek/dek)

  • Kaleidoskop 2024: Deretan Peristiwa di Kalteng, dari Misteri Hilangnya Mahasiswa hingga Penampakan ‘Awan Kinton’

    Kaleidoskop 2024: Deretan Peristiwa di Kalteng, dari Misteri Hilangnya Mahasiswa hingga Penampakan ‘Awan Kinton’

    Liputan6.com, Jakarta – Tahun 2024 merupakan tahun yang penuh warna bagi masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng). Provinsi yang dikenal dengan kekayaan alam dan budaya ini, menjadi saksi berbagai peristiwa penting yang mengguncang masyarakat Tanah Air dalam setahun.

    Berbagai peristiwa yang terjadi selama setahun, telah menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah dan masyarakat untuk menata lebih baik lagi pada tahun yang akan datang. Berikut ini merupakan rangkuman peristiwa yang terjadi dalam setahun di Kalteng:

    24 Ribu Jiwa Terdampak Banjir di Palangka Raya, 4 di Antaranya Meninggal

    Sebanyak 4 warga Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) meninggal dunia akibat tenggelam dan terseret arus saat banjir pada Maret 2024. Empat korban meninggal itu, terdiri atas 3 dewasa dan 1 anak-anak.

    Banjir diperparah karena luapan air Sungai Kahayan dan Sungai Rungan yang membuat sebanyak 18 kelurahan di Palangka Raya teredam. Akibatnya, korban terdampak banjir Palangka Raya mencapai 2.470 Kepala Keluarga (KK) atau 5.773 jiwa.

    Bencana banjir juga menerjang sebanyak 1.558 unit rumah, 17 fasilitas tempat ibadah, 10 fasilitas pendidikan, dan 1 kantor kelurahan. Untuk menghadapi situasi tersebut, pemerintah Kota Palangka Raya menetapkan status tanggap darurat bencana banjir.

    Misteri Hilangnya Mahasiswa di Hutan

    Kasus hilangnya Aditya Dharma Santoso, mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di hutan Desa Sungai Ahas, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, menyisakan misteri. Pada mulanya, korban bersama 15 orang temannya sedang melakukan penelitian Geotagging.

    Dalam penelitian tersebut, para mahasiswa berpencar untuk melakukan Geotagging atau proses penambahan informasi geografis ke dalam peta digital di petak 6. Namun hingga sore, Aditya tidak kunjung kembali dan dinyatakan hilang sejak 2 Mei 2024.

    Proses pencarian Aditya melibatkan petugas gabungan dari Tim SAR, TNI, Mapala Sylva hingga para alumni ULM namun tidak membuahkan hasil. Hingga pada hari ke-10 pencarian, Aditya tidak ditemukan dan petugas memutuskan untuk menghentikan pencarian.

    Misteri hilangnya Aditya mulai terkuak setelah 5 bulan kemudian. Pada saat itu, masyarakat dihebohkan dengan temuan tengkorak, hingga akhirnya polisi melakukan tes DNA guna mengungkapnya. Saat ditemukan, tengkorak tersebut mengenakan pakaian kaus warna merah dan celana jeans yang mirip dikenakan oleh korban Aditya.

    32 Titik Api Muncul dalam Sehari saat Karhutla

    Cuaca kemarau yang melanda Kalimantan Tengah (Kalteng) membuat sejumlah wilayah mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Puncaknya, pada Minggu (22/7/2024), tidak kurang dari 24 jam pada terdapat 32 titik panas atau api yang terdeteksi di Kalteng.

    Temuan ini api ini, menambah daftar panjang penanganana karhutla di Kalteng dalam sehari. Titik tersebut tersebar di 5 wilayah yakni Kabupaten Barito Selatan, Barito Utara, Kotawaringin Barat, Sukamara, dan Palangka Raya.

    Bahkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Palangka Raya mencatat ada 182 kejadian karhutla di sepanjang 2024. Data tersebut dihimpun dari 1 Januari hingga 17 Desember 2024. Dampak yang ditimbulkan berjumlah 77,46 hektare lahan terbakar.

    Perompak di Perairan Laut Kalteng

    Aksi pembajakan kapal Tugboat Royal 17, oleh sekelompok perompak di perairan Tanjung Malatayur, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng) terjadi pada Jumat (20/9/2024). Kapal yang mengangkut minyak Fame ini, berlayar dari Pelabuhan Bagendang, Sampit, Kalteng menuju Stagen, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

    Namun, saat kapal yang dinakhodai Ibrahim melintas di Tanjung Malatayur, tiba-tiba dihampiri perahu kecil yang berisi para perompak. Hingga akhirnya, peristiwa pembajakan tersebut terjadi dan membuat seluruh anak buah kapal (ABK) tak berdaya.

    Dalam menjalankan aksinya, kawanan perompak menggunakan menggunakan penutup wajah, senjata api dan senjata tajam. Mereka juga sempat menyekap 14 ABK, hingga akhirnya dibebaskan setelah berhasil mengasak barang berharga yang ada di dalam kapal.

    Merespon laporan tersebut, Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Tengah (Kalteng) menangkap 14 tersangka dalam kasus ini. Belasan tersangka itu memainkan peran masing-masing saat melancarkan aksinya. Ada yang berperan sebagai koordinator para pelaku, pembajak kapal, dan penadah hasil curian.

    Viral di Medsos, Fenomena Uap Dikira Awan Kinton Jatuh ke Bumi

    Viral di media sosial sebuah video bernarasi awan kinton jatuh di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng). Awan kinton sendiri merupakan awan terbang yang muncul dalam animasi Jepang, Dragon Ball. Selain awan kinton, warganet menyebut ini sebagai fenomena awan jatuh.

    Menanggapi hal itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) angkat bicara. Mereka memastikan gumpalan putih yang tampak mengambang dari langit hingga turun perlahan ke permukaan tanah bukan awan jatuh melainkan gumpalan uap.

    Fenomena tersebut kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas manusia yang terjadi di wilayah pertambangan. Uap atau gas ini sering kali lebih padat daripada awan alami, sehingga tampak seperti bisa disentuh atau dipegang.

    Petugas KPPS Meninggal

    Sepanjang tahun 2024, ada 2 kejadian meninggalnya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng). Pertama, Ahmad Zaen (53) yang merupakan anggota KPPS TPS 62 Kelurahan Bukit Tunggal, Kecamatan Jekan Raya.

    Ahmad Zaen meninggal pada 17 Februari 2024 usai menjalankan tugasnya untuk mangawal proses pemungutan suara dalam Pemilihan Umum Presiden Indonesia 2024. Dari hasil laboratorium, anggota KPPS tersebut meninggal dunia karena ada indikasi menderita penyakit paru-paru dan kelelehan saat melaksanakan tugas.

    Kemudian kedua, Aron Arnold yang berusia 54 tahun. Ia dipercaya sebagai Ketua KPPS 66 Kelurahan Menteng, Kota Palangka Raya, untuk mengawal proses pemungutan suara pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Aron meninggal pada Selasa 26 November 2024 malam, lantaran kelelahan dan serangan jantung.

    Oknum Polisi Positif Sabu Tembak Warga

    Seorang oknum anggota kepolisian Polresta Palangka Raya, Brigadir Anton Kurniawan Stiyanto, menembak mati Budiman Arisandi, seorang warga yang berprofesi sebagai kurir ekspedisi. Berdasarkan hasil tes urine, Brigadir Anton Kurniawan disebut positif sabu.

    Hal tersebut diungkapkan Kapolda Kalimantan Tengah, Irjen Djoko Poerwanto dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI, pada Selasa (17/12/2024). Pihaknya juga telah memberikan sanksi kepada Brigadir Anton Kurniawan dengan pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) usai sidang komisi kode etik Polri (KKEP).

    Selain Brigadir Anton Kurniawan, petugas juga menetapkan tersangka lainnya yaitu Muhammad Haryono yang merupakan pengemudi taksi online yang disewa oleh Brigadir Anton Kurniawan. Pada mulanya, Muhammad Haryono merupakan saksi yang pertama kali melaporkan kasus tersebut ke kepolisian.

    Meskipun penetepan Haryono menuai pro dan kontra, namun pihak kepolisian menilai penetapan Haryono sebagai tersangka telah sesuai dengan keterangan dan alat bukti yang didapatkan saat proses penyelidikan. Kini para tersangka dikenakan Pasal 365 ayat 4 dan atau Pasal 338 juncto Pasal 55 KUHP dengan ancaman maksimal pidana mati atau penjara seumur hidup.

     

  • Terima Laporan Relawan, Bupati Hendy Ingin Kondisi Lereng Raung Dicek

    Terima Laporan Relawan, Bupati Hendy Ingin Kondisi Lereng Raung Dicek

    Jember (beritajatim.com) – Bupati Hendy Siswanto ingin kondisi lereng Gunung Raung di Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember, Jawa Timur, dicek setelah terjadinya banjir bandang di beberapa desa awal pekan ini.

    “Di Desa Jambearum, teman-teman (Yayasan) Ben Sromben (Indonesia) menyampaikan ada material hutan yang terbawa arus air sungai saat hujan berintensitas tinggi terjadi di kaki Gunung Raung,” kata Hendy, Sabtu (28/12/2024).

    Aliran sungai dadakan muncul di Dusun Krajan yang biasa disebut aliran sungai kolbuk. “Aliran sungai kolbuk ini maksudnya datang sesaat, aliran air yang terbuka dan sangat berbahaya dengan membawa material kayu dari atas,” kata Hendy.

    Hendy segera berkoordinasi dengan Perhutani untuk melihat peta di kaki Gunung Raung. “Sungai kolbuk ini menurut teman-teman yang sudah mengecek lokasi adalah bekas rawa. Kalau sudah seperti ini wajib diantisipasi masyarakat sekitar agar jangan sampai menggunakan bantaran bekas rawa itu,” katanya. Apalagi beberapa hari lalu ada erupsi di Gunung Raung.

    Pemerintah Kabupaten Jember menurunkan alat-alat berat untuk melakukan pengerukan sedimen. “Ke depannya kami akan memberikan peringatan setelah dapat data dari Perhutani. Kalau memang di sana betul-betul bantaran sungai atau aliran, maka mereka (warga) tidak boleh menempati lahan tersebut,” kata Hendy.

    Sementara itu, Ketua Yayasan Ben Sromben Indonesia Maya Cendrawasih memperoleh informasi banyak pohon rimba yang dipotong rapi seperti digergaji di lereng gunung di Desa Jambearum. “Tapi kami butuh (kamera) drone untuk memastikan titik koordinatnya di mana,” katanya.

    Banjir di Sumberjambe berbeda dengan banjir di Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo. “Kalau di Wonoasri ini bencana banjir tahunan,” kata Maya. Posisi daerah yang terkena banjir genangan memang lebih rendah dari daerah-daerah sekitarnya sehingga berbentuk seperti mangkuk. [wir]