Topik: Banjir

  • Polisi: Lalu lintas di Jalan RE Martadinata lancar meski terendam rob

    Polisi: Lalu lintas di Jalan RE Martadinata lancar meski terendam rob

    rekayasa lalu lintas dilakukan akibat adanya mobil mesin pompa parkir di salah satu badan jalan sehingga arus lalu lintas dibuat secara bergantian

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Utara Kompol Donni Bagus Wibisono menyatakan arus lalu lintas di Jalan RE Martadinata Tanjung Priok berlangsung lancar dan tertib meski badan jalan terendam banjir rob pada Senin pagi.

    “Arus lalu lintas berjalan baik meski ada rekayasa lalu lintas akibat banjir,” kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Utara Kompol Donni Bagus Wibisono di Jakarta, Senin.

    Ia mengatakan rekayasa lalu lintas dilakukan akibat adanya mobil mesin pompa parkir di salah satu badan jalan sehingga arus lalu lintas dibuat secara bergantian.

    “Air banjir sudah disedot dan ketinggian sudah mulai berkurang. Kendaraan secara bergantian melalui jalan tersebut,” kata dia.

    Ia mengatakan hingga saat ini arus lalu lintas berjalan dengan baik dan lancar.

    “Sejauh ini belum ada kendala dan petugas terus bekerja menyusutkan air banjir,” kata dia.

    Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta menyatakan Jalan RE Martadinata di depan Jakarta International Stadium (JIS) Kelurahan Papanggo Tanjung Priok Jakarta Utara terendam banjir rob atau banjir pesisir pada Senin pagi.

    “Air merendam jalanan tersebut dengan ketinggian 10 centimeter,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan di Jakarta, Senin.

    Ia mengatakan BPBD DKI Jakarta masih mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bakamla selamatkan anak buah kapal di laut karena kapal bocor

    Bakamla selamatkan anak buah kapal di laut karena kapal bocor

    Karena cuaca buruk dan gelombang tinggi, akhirnya makin banyak air yang masuk ke ruang mesin hingga kapal miring ke kiri.

    Jakarta (ANTARA) – Jajaran Bakamla melalui KN Tanjung Datu-301 berhasil menyelamatkan anak buah kapal yang berada di lautan akibat kapal MT Silver Sincere berbendera Malaysia yang mereka tumpangi mengalami kebocoran, Minggu (12/1).

    Berdasarkan siaran pers resmi Bakamla RI yang diterima di Jakarta, Senin, dijelaskan bahwa penyelamatan tiga awak kapal tersebut bermula ketika KN Tanjung Datu-301 di perairan Batu Ampar mendapat informasi dari layanan lalu lintas kapal atau Vessel Traffic Service (VTS) Batam pada hari Minggu (12/1) bahwa terdapat MT Silver Sincere yang mengalami kebocoran sehingga menyebabkan kapal miring kiri di sekitar 5 NM utara Pulau Bintan.

    Berdasarkan informasi tersebut, KN Tanjung Datu-301 menurunkan Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB) beserta tim Visit Board Search and Seizure (VBSS) untuk mendekati mendekati kapal yang miring tersebut.

    “Namun, sangat disayangkan pada pukul 17.00 WIB tim VBSS yang telah tiba di jarak 10 NM mendapat kendala untuk melanjutkan pertolongan akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi sehingga memutuskan untuk mengapung di sekitaran Pulau Putri,” ujar Komandan KN Tanjung Datu-301 Kolonel Bakamla Rudi Endratmoko dalam siaran pers tersebut.

    Setelah situasi kondusif, Tim VBSS kembali melanjutkan perjalanan. Pada pukul 21.54 WIB hingga akhirnya akhirnya berhasil mengevakuasi empat korban MT Silver Sincere dan segera dibawa menuju kapal KN Tanjung Datu-301 di Batu Ampar. Sementara itu, empat korban selamat lainnya dievakuasi di KN Sarotama yang juga berada di perairan tersebut.

    Seluruh korban selamat langsung menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tim medis Bakamla.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, miringnya kapal tersebut disebabkan kebocoran pada pipa overboat scupper yang keropos di ruang mesin sehingga air laut masuk ke ruang mesin dan menyebabkan banjir.

    “Karena cuaca buruk dan gelombang tinggi, akhirnya makin banyak air yang masuk ke ruang mesin hingga kapal miring ke kiri. Situasi makin memburuk hingga kapal tersebut tenggelam,” ujarnya.

    Rudi menegaskan bahwa tindakan evakuasi ini merupakan bukti kuatnya komitmen Bakamla dalam menjalankan tugas di bidang penyelamatan dan pengamanan wilayah laut Indonesia.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Proyek Jalan Tol Semarang-Demak Ruas Kaligawe-Sayung Ditargetkan Rampung April 2027 – Halaman all

    Proyek Jalan Tol Semarang-Demak Ruas Kaligawe-Sayung Ditargetkan Rampung April 2027 – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 Kaligawe – Sayung di Jawa Tengah ditargetkan rampung pada April 2027.

    Progres pembangunan ruas tol dengan panjang 10,64 km ini sekarang telah mencapai 30,59 persen.

    Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyebut tol ini tidak hanya berfungsi untuk mempersingkat waktu tempuh perjalanan.

    Namun, juga bisa sebagai pengendalian banjir karena terintegrasi dengan tanggul laut.

    “Kita akan pastikan tol ini bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan timeline yang telah ditetapkan,” kata AHY ketika meninjau pembangunan tol ini, dikutip dari siaran pers Kementerian Pekerjaan Umum (PU) pada Senin (13/1/2025).

    Jalan Tol Semarang – Demak memiliki total panjang 26,95 km yang terbagi menjadi 2 seksi.

    Seksi 1 Kaligawe-Sayung sepanjang 10,64 km berada di atas laut dan Seksi 2 Sayung-Demak sepanjang 16,31 km yang berada di daratan.

    Berbeda Seksi 1 yang masih dalam pembangunan, Seksi 2 telah beroperasi sejak 25 Februari 2023. 

    Seksi 1 Kaligawe-Sayung terbagi menjadi 3 paket, yakni paket 1A dengan progres fisik 47,15 persen, paket 1B dengan progres 28,7 persen, serta paket 1C dengan progres 20,83 persen.

    Paket 1B menjadi bagian dari tol yang terintegrasi dengan tanggul laut.

    Sementara itu, pada paket 1C, terdapat dua kolam retensi yang nantinya dapat menampung air dari kawasan dan dipompa ke Sungai Babon untuk selanjutnya dialirkan ke laut.

    Jalan tol ini menggunakan timbunan di atas laut dengan metode kerja awal menggunakan
    penghamparan matras bambu setebal 13 lapis.

    Selain sistem matras bambu, perbaikan tanah lunak juga dilakukan dengan pemasangan material penyalir vertikal pra-fabrikasi (PVD).

    Lalu, pembebanan (pre-loading) menggunakan material tinbunan pilihan dari sumber material quarry darat.

    Jalan tol ini diklaim dapat mempersingkat waktu tempuh dari biasanya 30 menit pada waktu normal dan 60 menit saat macet, menjadi 10 menit.

    “Biaya logistik juga dapat dikurangi dari Rp25.253/trip menjadi Rp4.205/trip,” kata Direktur Jalan Bebas Hambatan Wilan Oktavian Kementerian PU.

  • Cuaca Hari Ini, BMKG Prediksi Sebagian Wilayah Jakarta Hujan Siang dan Sore Nanti – Page 3

    Cuaca Hari Ini, BMKG Prediksi Sebagian Wilayah Jakarta Hujan Siang dan Sore Nanti – Page 3

    Sebelumnya diberitakan, hujan yang melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Kamis (9/01/2025) lalu telah menyebabkan sejumlah pos pantau atau pintu air mengalami kenaikan. Hal ini juga membuat 5 rukun tetangga (RT) dan 3 ruas jalan di Jakarta terendam banjir.

    “Pos Sunter Hulu waspada/siaga 3 pada pukul 05.00 WIB dan Pos Angke Hulu Waspada/Siaga 3 pada pukul 07.00 WIB serta mengakibatkan terjadinya beberapa genangan di wilayah DKI Jakarta,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD Jakarta Mohamad Yohan dalam keterangan tertulis, Kamis (9/1/2025).

    BPBD mencatat, genangan terjadi di 5 RT atau 0.016 persen dari 30.772 RT, dan 3 ruas jalan tergenang pada pukul 10.00 WIB. Sebagai upaya penanganan, BPBD Jakarta masih mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah.

    “BPBD juga mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat,” kata Yohan.

    Kendati genangan ditargetkan surut dalam waktu cepat, BPBD Jakarta tetap mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.

    “Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop” ucap Yohan.

  • Kades Mategal Magetan Akhirnya Mundur, Alasan Bukan karena Demo Warga

    Kades Mategal Magetan Akhirnya Mundur, Alasan Bukan karena Demo Warga

    Magetan (beritajatim.com) – Kepala Desa Mategal Sugiono mengundurkan diri pada Sabtu (11/01)2025). Kepala desa yang berada di wilayah Kecamatan Parang Kabupaten Magetan itu mundur usai sempat didemo warga pada Kamis (09/01/2025).

    Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Magetan Eko Muryanto membenarkan kabar tersebut.

    “Betul mengundurkan diri. Namun, baru sebatas laporan lisan dari Plt Camat Parang ke saya. Saya dikabari pada Sabtu (11/01/2025),” kata Eko, Minggu (12/01/2025).

    Eko mengatakan, untuk proses administrasinya belum diurus. “Secepatnya nanti ya. Senin ini segera diproses nanti administrasinya,” kata Eko.

    Namun, Eko mengatakan pengunduran diri Sugiono bukan perkara didemo warga. “Alasannya karena masalah kesehatan ya. Kalau secara lisannya,” kata Eko.

    Eko menjelaskan, perihal undur diri ini akan tetap diproses apakah diterima atau ditolak oleh Pemkab Magetan.

    Sebelumnya, Warga Desa Mategal mengungkapkan berbagai keluhan, mulai dari buruknya pelayanan publik hingga dugaan penyalahgunaan anggaran desa. Dalam aksi ini, mereka membawa spanduk dan poster yang berisi kritik terhadap kebijakan kepala desa.

    Koordinator aksi, Khoiri, dalam orasinya menyampaikan bahwa sikap arogan kepala desa telah mempersulit masyarakat dalam mengurus berbagai keperluan.

    “Pelayanan publik menjadi sulit diakses. Ada juga dugaan penyalahgunaan wewenang, yang semakin merugikan masyarakat,” tegas Khoiri.

    Warga juga menyoroti ketidakadilan dalam pengelolaan proyek desa. Salah satu contohnya adalah pengerjaan jalan di RT 11, yang dianggap masih layak, sementara infrastruktur lain seperti jalan rusak dan irigasi yang menyebabkan banjir dibiarkan.

    Minimnya transparansi anggaran desa menjadi perhatian utama. Warga menyebut tidak ada laporan penggunaan dana desa secara jelas, termasuk pengelolaan modal Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang hingga kini tidak terealisasi. Selain itu, pemberian bantuan sosial dinilai tidak merata dan lebih menguntungkan kerabat kepala desa.

    Warga bahkan menuding adanya isu personal. Seperti dugaan perselingkuhan serta sikap kepala desa yang dianggap pendendam terhadap warga yang berbeda pendapat. [fiq/but]

  • Kades Mategal Magetan Akhirnya Mundur, Alasan Bukan karena Demo Warga

    Kades Mategal Magetan Akhirnya Mundur, Alasan Bukan karena Demo Warga

    Magetan (beritajatim.com) – Kepala Desa Mategal Sugiono mengundurkan diri pada Sabtu (11/01)2025). Kepala desa yang berada di wilayah Kecamatan Parang Kabupaten Magetan itu mundur usai sempat didemo warga pada Kamis (09/01/2025).

    Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Magetan Eko Muryanto membenarkan kabar tersebut.

    “Betul mengundurkan diri. Namun, baru sebatas laporan lisan dari Plt Camat Parang ke saya. Saya dikabari pada Sabtu (11/01/2025),” kata Eko, Minggu (12/01/2025).

    Eko mengatakan, untuk proses administrasinya belum diurus. “Secepatnya nanti ya. Senin ini segera diproses nanti administrasinya,” kata Eko.

    Namun, Eko mengatakan pengunduran diri Sugiono bukan perkara didemo warga. “Alasannya karena masalah kesehatan ya. Kalau secara lisannya,” kata Eko.

    Eko menjelaskan, perihal undur diri ini akan tetap diproses apakah diterima atau ditolak oleh Pemkab Magetan.

    Sebelumnya, Warga Desa Mategal mengungkapkan berbagai keluhan, mulai dari buruknya pelayanan publik hingga dugaan penyalahgunaan anggaran desa. Dalam aksi ini, mereka membawa spanduk dan poster yang berisi kritik terhadap kebijakan kepala desa.

    Koordinator aksi, Khoiri, dalam orasinya menyampaikan bahwa sikap arogan kepala desa telah mempersulit masyarakat dalam mengurus berbagai keperluan.

    “Pelayanan publik menjadi sulit diakses. Ada juga dugaan penyalahgunaan wewenang, yang semakin merugikan masyarakat,” tegas Khoiri.

    Warga juga menyoroti ketidakadilan dalam pengelolaan proyek desa. Salah satu contohnya adalah pengerjaan jalan di RT 11, yang dianggap masih layak, sementara infrastruktur lain seperti jalan rusak dan irigasi yang menyebabkan banjir dibiarkan.

    Minimnya transparansi anggaran desa menjadi perhatian utama. Warga menyebut tidak ada laporan penggunaan dana desa secara jelas, termasuk pengelolaan modal Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang hingga kini tidak terealisasi. Selain itu, pemberian bantuan sosial dinilai tidak merata dan lebih menguntungkan kerabat kepala desa.

    Warga bahkan menuding adanya isu personal. Seperti dugaan perselingkuhan serta sikap kepala desa yang dianggap pendendam terhadap warga yang berbeda pendapat. [fiq/but]

  • Curah Hujan Tinggi di Bintan, 2 Kampung Terendam Banjir

    Curah Hujan Tinggi di Bintan, 2 Kampung Terendam Banjir

    Bintan, Beritasatu.com – Akibat curah hujan tinggi, puluhan rumah yang ada di dua kampung, yakni Kampung Pisang dan Kampung Sei Datuk, Kelurahan Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur, ketinggian debit air mencapai setinggi pinggang orang dewasa.

    Dalam peristiwa ini, setidaknya puluhan kepala keluarga terdampak banjir diakibatkan intensitas hujan tinggi, yang terjadi sejak dua hari terakhir. Ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa .

    Salah seorang warga Kampung Pisang, Paramita mengatakan, di wilayah tersebut merupakan langganan banjir setiap tahun. Bahkan, banjir yang terjadi saat ini seperti pada enam tahun lalu.

    “Untuk tahun ini banjirnya seperti enam tahun lalu,” kata warga Kampung Pisang, Paramita, Minggu (12/1/2025).

    Sementara itu, Sekretaris BPBD Agus Ariadi menjelaskan, tim BPBD Bintan sedang melakukan peninjauan dan pendataan terhadap warga yang terdampak banjir.

    Saat ini di Kampung Pisang terdapat 67 kartu keluarga yang terdampak, dan sudah diungsikan ke dapur umum yang dibangun oleh pihak kelurahan.

    Selain di Kelurahan Kijang Kota, beberapa kecamatan lainnya seperti Kecamatan Toapaya, Gunung Kijang, dan Bintan Timur juga terendam banjir akibat curah hujan tinggi di Kabupaten Bintan.

    “Kami terus mendata warga yang terkena dampak banjir untuk mempersiapkan segala sesuatu terhadap korban terdampak banjir,” ungkapnya.

  • Klaim Kelompok JRP soal Pagar Laut Dinilai Mengada-ada, Walhi Curiga Nelayan Gadungan

    Klaim Kelompok JRP soal Pagar Laut Dinilai Mengada-ada, Walhi Curiga Nelayan Gadungan

    GELORA.CO – Deputi Eksternal Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Mukri Fitriana menilai alasan kelompok nelayan mengatasnamakan Jaringan Rakyat Pantura (JRP) soal pembangunan pagar laut di Tangerang, Banten, untuk mencegah abrasi hingga tsunami adalah mengada-ada. Menurut Mukri, nelayan murni semestinya lebih memahami bagaimana cara mencegah abrasi tersebut.

    “Namanya klaim ya nggak apa-apa. tapi kan ini, gampang aja lah ngeceknya. Kalau dia nelayan murni, dia understand yang namanya cara mencegah laut, sampai jangan naik ke darat nanti bukan dengan cara itu. Dia (JRP) pasang pagar di tengah laut. Kan ngarang-ngarang saja itu. Ya biar saja walaupun dia ngarang. Nelayan yang asli itu paham,” kata Mukri saat dihubungi Inilah.com, Jakarta Minggu (12/1/2025).

    Sepengamatan Walhi, Mukri menambahkan, buntut pemasangan pagar ini mengakibatkan kerugian bagi nelayan kecil. Sayangnya, dia belum bisa menyebut akumulatif kerugian nelayan yang terdampak itu.

    “Karena kan biasanya masyarakat, nelayan kecil terutama ya, itu enggak pernah menghitung juga. Karena mereka yang jangkauannya hanya batas 5 mil. Katanya ini kesulitan pendapatan, karena kalau, boro-boro hasil gitu ya. Buat BBM-nya saja nambah,” ucap Mukri.

    Sebelumnya, nelayan yang tergabung dalam Jaringan Rakyat Pantura (JRP) Kabupaten Tangerang, Banten, mengklaim pagar bambu sepanjang 30,16 kilometer yang terbentang di laut Tangerang dibangun sebagai mitigasi bencana tsunami dan abrasi.

    Koordinator JRP, Sandi Martapraja di Tangerang, Sabtu (11/1/2025), mengatakan jika pagar laut yang kini ramai diperbincangkan di publik adalah tanggul yang dibangun oleh masyarakat setempat secara swadaya.

    “Pagar laut yang membentang di pesisir utara Kabupaten Tangerang ini sengaja dibangun secara swadaya oleh masyarakat. Ini dilakukan untuk mencegah abrasi,” ujarnya.

    Menurutnya, tanggul laut dengan struktur fisik yang memiliki fungsi cukup penting dalam menahan terjadinya potensi bencana seperti abrasi. Pertama, mengurangi dampak gelombang besar, melindungi wilayah pesisir dari ombak tinggi yang dapat mengikis pantai dan merusak infrastruktur.

    “Kedua, mencegah abrasi, mencegah pengikisan tanah di wilayah pantai yang dapat merugikan ekosistem dan permukiman. Kemudian mitigasi ancaman tsunami, meski tidak bisa sepenuhnya menahan tsunami,” kata Sandi.

    Kuasa hukum pengembang PSN PIK 2 Muannas Alaidid juga menyampaikan bantahan senada. Menurutnya tujuan warga memasang pagar laut di daerah pesisir, untuk menahan ombak dan mencegah abrasi atau banjir rob. Selain itu, pagar laut biasanya juga dibangun untuk menahan sampah laut atau buat keramba ikan nelayan.

    “itu hanyalah tanggul laut biasa yang terbuat dari bambu, yang dibuat dari inisiatif dan hasil swadaya masyarakat yang kami dengar. Bisa jadi pembatas, karena ada warga yang kebetulan punya tanah di pesisir, abis kena abrasi. Yang pasti bukan PIK (yang bangun),” ujar dia.

    Kesaksian Warga Desa Kronjo

    Warga sekaligus nelayan Desa Kronjo, Tangerang, Heru Mapunca mengatakan hal yang berbeda. Pria berusia 47 tahun ini mengaku pernah bertemu dengan pelaku pemasangan pagar laut. Dia menuturkan, pemasangan dilakukan pada malam hari. Kala itu, dia melihat lima unit mobil truk sedang konvoi membawa muatan bambu menuju Pulau Cangkir. Karena penasaran Heru mengecek ke lokasi pada keesokan harinya, dia kaget ada sejumlah tukang yang sedang sibuk memilah bambu.

    Dia menambahkan, para tukang misterius itu berjumlah 10 orang. Dalam melancarakan aksi pemasangan pagar laut, menggunakan 3 perahu. “Oh banyak, 10 orang (tukang). 3 perahu kalau enggak salah. Hebat pemborongnya laut saja diuruk, dipager-pager gitu,” ujarnya, saat ditemui Kamis (9/1/2025).

    Heru pun bertanya kepada salah satu tukang dan akhirnya dia mengetahui bahwa pagar laut tersebut merupakan proyek garapan Agung Sedayu. “Mang ini bambu buat apa?” tanya Heru kepada tukang tersebut yang dijawab, “Mau buat pagar di laut.”

    “Ini proyek siapa?” tanya Heru lagi, kemudian dijawab si tukang, “Agung Sedayu.”

    Secara terpisah, Koordinator Tim Advokasi Melawan Oligarki Rakus Perampas Tanah Rakyat (TA-MOR PTR) Ahmad Khozinudin membeberkan, pemasangan pagar ini melibatkan warga sekitar Dia menyatakan, dalam proses pengembangan PSN PIK 2, Aguan memiliki orang kepercayaan bernama Ali Hanafiah Lijaya.

    Lalu, Ali mempunyai orang kepercayaan lagi bernama Gojali alias Engcun, yang kemudian memberi perintah ke Memet warga Desa Lemo, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang untuk mengeksekusi proyek pemagaran laut. Khozinudin menyebutkan sosok Gojali alias Engcun ini terkenal di kalangan korban perampasan tanah.

    “Gojali bersama Ali Hanafiah Lijaya, saat ini menghilang dari peredaran. Engcun kabarnya ngumpet di Subang, sedangkan Ali Hanafiah Lijaya tak diketahui ada di mana,” ujarnya kepada Inilah.com di Jakarta, Jumat (10/1/2025).

  • Wanita Kaget Resmi Jadi Istri Orang Padahal Pernikahan Awalnya Cuma Prank, Ternyata Salah Paham

    Wanita Kaget Resmi Jadi Istri Orang Padahal Pernikahan Awalnya Cuma Prank, Ternyata Salah Paham

    TRIBUNJATIM.COM – Nasib wanita kaget resmi menjadi istri orang padahal pernikahan awalnya cuma prank.

    Hakim menangani kasus ini menyebut wanita tersebut salah paham.

    Adapun kasus ini menimpa wanita di Australia.

    Ia kaget karena pernikahannya yang awalnya prank di media sosial ternyata membuatnya resmi menjadi istri orang.

    Ia pun langsung melakukan pembatalan pernikahan setelah mengetahuinya.

    Dikutip dari BBC Internasional, Jumat (10/1/2024), perempuan itu mengatakan, pasangannya yang merupakan influencer media sosial meyakinkannya ambil bagian dalam upacara pernikahan sebagai prank untuk Instagram-nya.

    Ia menyadari ternyata pernikahannya resmi saat mencoba menggunakannya untuk meraih kependudukan permanen di Australia.

    Ia pun langsung membawa kasus ini ke pengadilan untuk melakukan pembatalan pernikahan.

    Dalam publikasi pengadilan, Kamis (9/1/2025), hakim di Melbourne kemudian mengabulkan pembatalan tersebut setelah menerima bahwa perempuan itu ditipu untuk menikah.

    Dikutip dari kompas.tv, kasus ini dimulai pada September 2023 ketika perempuan itu bertemu pasangannya di platform kencan online.

    Mereka mulai bertemu secara reguler di Melbourne, di mana mereka tinggal ketika itu.

    Pada Desember tahun tersebut, pria tersebut melamar sang perempuan dan ia pun menerimanya.

    Dua hari kemudian, perempuan itu mendatangi sebuah acara di Sydney.

    Ilustrasi pernikahan. (Freepik via TribunJatim.com)

    Ia diberithau bahwa itu adalah “pesta putih”, di mana tamunya semua menggunakan pakaian berwarna putih, dan diminta menggunakan gaun putih.

    Menurut dokumen pengadilan, ketika tiba perempuan itu kaget dan marah menemukan bahwa tak ada tamu yang datang, kecuali pasangannya, fotografer, teman si fotografer, dan penghulu.

    “Saat saya sampai, saya tak melihat siapa pun yang memakai pakaian putih, saya bertanya kepadanya, ‘apa yang terjadi?’,” tuturnya,

    “Ia menarik saya ke samping dan mengatakan tengah mengorganisisr pernikahan palsu untuk media sosialnya, lebih tepatnya di Instagram, karena ia ingin meningkatkan kontennya, dan ingin mulai memonetasi laman Instagram-nya,” sambung perempuan tersebut.

    Ia mengatakan menerima penjelasannya karena pasangannya memang berkutat di media sosial, dan memiliki lebih dari 17.000 pengikut di Instagram.

    Perempuan itu juga menyakini pernikahan sipil baru resmi jika digelar di pengadilan.

    Meski begitu, ia tetap khawatir dan menghubungi temannya mengungkapkan kekhawatiran.

    Namun, ia ditertawakan dan sang teman mengatakan bahwa jika hal itu nyata, maka mereka harus mengirimkan dokumen pemberitahuan untuk menikah lebih dulu, dan mereka tidak.

    Dua bulan kemudian pasangan itu memintanya menambahkan dirinya sebagai tanggungan dalam permohonan untuk mendapatkan status penduduk tetap di Australia, karena keduanya memang merupakan warga asing.

    Ketika perempuan itu mengatakan kepadanya bahwa ia tak bisa karena secara teknis mereka belum menikah, sang pasangan kemudian jujur bahwa upacara penikahan mereka di Sydney asli.

    Perempuan itu kemudian menemukan surat nikah mereka, dan menemukan surat pemberitahuan tentang niat pernikahan yang diajukan sebelum ke Sydney, katanya tidak ditandatanganinya.

    Menurut dokumen pengadilan, tanda tangan pada surat itu tak mirip dengan tanda tangan sang perempuan.

    Dalam pernyataannya, pria itu mengklaim bahwa keduanya telah sepakat, bahwa setelah lamaran, perempuan itu setuju menikahinya dalam sebuah upcara intim di Sydney.

    Hakim memutuskan perempuan itu salah paham tentang sifat upacara yang dilakukan.

    Serta bahwa sang perempuan tak memberikan persetujuan yang sebenarnya atas partisipasinya dalam pernikahan itu.

    Kisah lainnya, curhatan wanita menikah di usia 14 tahun menjadi viral di media sosial.

    Wanita ini menganggap bahwa menjadi seorang ibu tidak melelahkan dibandingkan hidup saat masih lajang.

    “Saya menikah di usia 14 tahun dan sudah mempunyai tiga anak di usia 20 tahun. Hidup membujang itu melelahkan,” ujarnya meninggalkan komentar tentang status perempuan terkait kehidupan setelah menikah yang melelahkan di media sosial.

    Komentar wanita yang menikah di usia 14 tahun itu menarik perhatian banyak orang yang memintanya bercerita lebih banyak tentang pengalamannya menjadi seorang ibu di usia muda.

    “Waktu kelas satu saya punya masalah keluarga, kelas dua saya menikah. Saya punya masalah kesehatan jiwa sejak umur delapan tahun. Tapi lambat laun pulih setelah menikah ketika suami membawa saya pergi dari tempat asal. 

    Makanya saya bilang kehidupan lajang yang saya jalani lebih melelahkan dibandingkan kehidupan setelah menikah,” ujarnya lagi, melansir dari mStar via TribunTrends.

    Namun perempuan yang kini berusia 23 tahun itu tak merinci permasalahan keluarga yang dihadapinya.

    Warganet yang menginginkan kepastian pun menanyakan kepada perempuan tersebut apakah dirinya bersekolah atau tidak saat hamil.

    “Ya, saya masih bersekolah ketika saya hamil, tetapi harus berhenti tiga bulan sebelum melahirkan karena masalah keluarga.

    “Saya kirimkan surat permohonan untuk masuk sekolah lagi tapi saya tidak sempat karena anak saya lahir lebih awal di usia 34 minggu,” ujarnya yang akan merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke 10 pada April mendatang.

    Menceritakan pengalamannya menjadi seorang istri dan ibu di usia muda, perempuan tersebut mengaku di awal pernikahannya ia kurang pandai memasak dan membersihkan rumah.

    “Rumah itu seperti banjir karena saya tidak tahu cara mengepel lantai, bahkan memasak pun tidak tahu. 

    Tiga tahun pertama suami saya memasak untuk keluarga kami dan baru setelah itu saya bisa memasak,” ujarnya yang kini mempunyai dua orang putra dan seorang putri.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • 20 Titik Banjir di Tanjungpinang Kepri, Ratusan Warga Dievakuasi

    20 Titik Banjir di Tanjungpinang Kepri, Ratusan Warga Dievakuasi

    JAKARTA – BPBD Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengevakuasi ratusan warga terdampak banjir setelah hujan deras mengguyur sejak Jumat malam, 10 Januari 2025.

    Kepala BPBD Tanjungpinang Muhammad Yamin menyampaikan warga terdampak banjir tersebar di sejumlah kawasan perumahan, di antaranya Puspandari, Hang Kasturi, Pinang Kencana, Permata Galaxy, Perkutut, dan Sri Katon.

    “Berdasarkan data sementara, sekitar 20 titik banjir tercatat di kawasan umum. Proses evakuasi telah kami lakukan sejak Jumat sore hingga Sabtu, 11 Januari 2025, dengan melibatkan puluhan petugas dari berbagai instansi terkait,” kata Yamin, mengutip ANTARA, Minggu, 12 Januari.

    Dia menjelaskan proses evakuasi dilakukan hati-hati, terutama bagi warga yang memerlukan perhatian khusus, seperti ibu hamil dan lansia dengan kondisi kesehatan rentan. Beberapa peralatan evakuasi dikerahkan tim gabungan, seperti perahu karet.

    BPBD juga telah menyiapkan posko di surau, masjid, serta rumah warga yang tidak terdampak banjir. Berbagai bantuan logistik, meliputi selimut, kasur, pakaian layak, dan obat-obatan, telah disalurkan.

    “Tenaga kesehatan juga disiagakan di setiap posko untuk memastikan kebutuhan pengungsi terpenuhi,” ujar Yamin.

    Dia mengimbau masyarakat tetap waspada mengingat hujan deras diperkirakan masih akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan.

    “Warga diminta mengikuti arahan petugas guna menghindari risiko yang lebih besar,” katanya.

    Salah seorang warga Perumahan Hang, Kasturi Rizal, menceritakan banjir yang merendam kawasan rumahnya sudah mencapai sepinggang orang dewasa sejak Jumat malam.

    Banjir merendam sejumlah perabotan rumah tangga, mulai dari tempat tidur, meja dan kursi tamu, hingga peralatan memasak.

    “Sekarang sudah berangsur surut, tinggal sebetis orang dewasa,” katanya.