Perum Dinar Indah Semarang Kebanjiran, Diduga dari Meluapnya Sungai Babon
Tim Redaksi
SEMARANG, KOMPAS.com
– Perumahan Dinar Indah, Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) kembali terendam banjir pada Kamis (16/1/2025) sekitar pukul 23.00 WIB.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, mengatakan bahwa petugas sedang melakukan penanganan.
“Limpasan air dari Sungai Babon (penyebab banjir),” kata Endro saat dikonfirmasi
Kompas.com
, Kamis.
Untuk sementara, saat ini warga Dinar Indah dievakuasi di lokasi aman untuk melakukan antisipasi.
Hal itu disebabkan air yang masuk ke permukiman warga cukup tinggi.
“Sekitar satu meter (ketinggian air),” ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua RW 26 Perumahan Dinar Indah, Catur, menambahkan bahwa genangan banjir tersebut muncul setelah hujan turun cukup lama.
“Sekarang sudah masuk ke rumah warga,” kata Catur.
Untuk sementara waktu, warga Perumahan Dinar Indah berkumpul di lokasi evakuasi.
“Sekarang warga sudah di Balai RW semua,” tambah Catur.
Seperti diketahui, pada Jumat (6/1/2023) Perumahan Dinar Indah diterjang banjir bandang hingga menyebabkan satu warga meninggal dunia.
Banjir bandang itu disebabkan tanggul kali Pengkol yang jebol, puluhan rumah hampir tenggelam lantaran debit air luapan sungai masuk dalam jumlah besar.
Akibatnya, sebanyak 147 korban warga Meteseh harus dievakuasi dan mengungsi sementara di Balai Diklat, yang telah disiapkan Pemkot Semarang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: Banjir
-
/data/photo/2025/01/16/678935b190d6a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Perum Dinar Indah Semarang Kebanjiran, Diduga dari Meluapnya Sungai Babon Regional 17 Januari 2025
-

Dari Gaza hingga Bulan: Daftar 25 Situs yang Terancam Punah Versi World Monuments Watch 2025 – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Bulan masuk dalam daftar 25 situs yang terancam punah versi World Monuments Watch (WMW) untuk tahun 2025, bersama dengan warisan budaya Gaza dan patung terakota di sebuah biara di Portugal.
World Monuments Watch adalah program advokasi unggulan dari organisasi nirlaba swasta berbasis di New York, World Monuments Fund (WMF), yang menyerukan perhatian internasional terhadap warisan budaya di seluruh dunia yang terancam oleh kelalaian, vandalisme, konflik, atau bencana.
Dikutip dari Euronews, World Monuments Watch menerbitkan daftar dua tahunan situs-situs yang terancam punah, yang menyoroti tidak hanya tempat-tempat di Bumi tetapi, untuk pertama kalinya, satu tempat di luar Bumi, yaitu Bulan.
Sejak didirikan pada 1996, inisiatif nirlaba ini telah menyoroti 904 situs di 135 negara, termasuk Antartika.
Daftar yang dikeluarkan WMW bertujuan meningkatkan kesadaran dan menggalang dana guna melindungi tempat-tempat budaya dan sejarah yang terancam.
Tambahan paling mengejutkan dalam Daftar Pantauan 2025 adalah Bulan.
Menurut WMF, Bulan kini menghadapi potensi risiko dari aktivitas manusia di masa mendatang, terutama karena semakin diminatinya perjalanan ruang angkasa komersial.
Misi ke Bulan SpaceX
“Meskipun Bulan mungkin tampak berada di luar isu-isu ini, Bulan mewakili warisan manusia bersama yang signifikan, mulai dari kehadirannya dalam narasi budaya hingga perannya dalam sejarah terkini. Namun, Bulan kini menghadapi tekanan yang meningkat dari kepentingan pribadi,” kata Presiden dan CEO World Monuments Fund (WMF), Bénédicte de Montlaur, dalam sebuah pernyataan.
Peringatan ini muncul saat SpaceX meluncurkan dua wahana robotik pribadi ke Bulan pada 15 Januari, hari yang sama saat WMW merilis laporannya.
Program Artemis NASA juga bertujuan membawa manusia ke Bulan dalam dekade ini, dengan rencana membangun pangkalan permanen di Bulan guna mendukung misi ke Mars.
Ancaman ini diperparah dengan meningkatnya akumulasi “sampah antariksa” yang mengorbit Bulan, serta maraknya pariwisata antariksa.
Situs apa lagi yang masuk dalam daftar terancam punah tahun 2025?
Daftar tahun ini menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi warisan global, termasuk konflik manusia, perubahan iklim, urbanisasi yang cepat, dan pariwisata yang berlebihan.
Beberapa situs yang terancam perubahan iklim, antara lain Pantai Swahili di Afrika, di mana naiknya permukaan air laut dan cuaca ekstrem membahayakan lanskap budaya berusia berabad-abad, termasuk masjid dan makam.
Selain itu, ada 67 mercusuar bersejarah di garis pantai Maine, yang menghadapi risiko serupa akibat erosi pantai dan badai yang semakin kuat.
Bencana alam juga meninggalkan dampak signifikan.
Kota bersejarah Antakya di Turki termasuk dalam daftar tersebut, yang rusak parah akibat gempa bumi dahsyat berkekuatan M 7,8 pada 2023.
Daftar ini juga mencakup beberapa lokasi yang terkena dampak konflik manusia, seperti Rumah Guru di Kyiv, Ukraina.
Bangunan berkubah besar ini, yang menaungi Museum Pedagogis, mengalami kerusakan parah ketika rudal Rusia menghancurkan jendela, pintu, dan kubah kaca ikoniknya pada 2022.
“Itu adalah salah satu dari ribuan situs budaya Ukraina yang rusak atau hancur sejak perang dengan Rusia dimulai pada tahun 2022,” catat WMF di situs webnya.
Gaza juga masuk dalam daftar, sebuah wilayah yang hancur akibat konflik.
Tenda-tenda pengungsian di Gaza (Instagram @anasjamal44 @anas.jamal33)
Setelah perang pecah pada 7 Oktober 2023, warisan budaya Gaza berada di bawah ancaman besar.
Namun, kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang diumumkan pada 15 Januari memberikan harapan akan adanya jeda dalam permusuhan dan pembebasan sandera.
“Seperti yang kita semua tahu, Timur Tengah adalah tempat lahir peradaban. Dan di Gaza, Anda memiliki contoh-contoh dari berbagai komunitas dan warisan mereka yang telah tinggal di sana,” kata Bénédicte de Montlaur.
Situs terkenal lainnya dalam daftar tersebut adalah patung terakota Biara Alcobaça di Portugal, Kapel Sorbonne yang bersejarah di Prancis, dan Ruang Pertemuan Belfast di Irlandia Utara, Inggris.
Berikut daftar lengkapnya:
Biara Lembah Drino, Albania
Studio Sinema Namibe, Angola
Qhapaq Ñan, Sistem Jalan Andes, Argentina, Bolivia, Cile, Kolombia, Ekuador, Peru
Gua Buddha Maijishan dan Yungang, Tiongkok
Situs Warisan Pantai Swahili, Komoro, Kenya, Mozambik, Tanzania
Kapel Sorbonne, Prancis
Bentang Alam Pertambangan Bersejarah Serifos, Yunani
Sistem Air Bersejarah Bhuj, India
Bangunan Bersejarah Sungai Musi, India
Situs Warisan Semenanjung Noto, Jepang
Biara Buddha Erde Zuu, Mongolia
Warisan Yahudi Debdou, Maroko
Rumah Kepala Suku Ogiamien, Nigeria
Jaringan Perkotaan Bersejarah Gaza, Palestina
Ladang Pertanian Waru Waru, Peru
Patung Terakota Biara Alcobaça, Portugal
Reruntuhan Belchite Lama, Spanyol
Waduk Air Tunis Medina, Tunisia
Kota Bersejarah Antakya, Turki
Rumah Guru Kyiv, Ukraina
Ruang Pertemuan Belfast, Irlandia Utara, Inggris Raya
Jalur Perdagangan Besar, Amerika Serikat
Mercusuar Bersejarah Maine, Amerika Serikat
Pemandangan Budaya Dataran Banjir Barotse, Zambia
Bulan(Tribunnews.com)
-

2 Buaya Masih Lepas, Pagar Kolam Penangkaran Pulau Bulan Batam Jebol 70 Meter
BATAM- Seksi Konservasi Wilayah II Batam Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengungkap kronologi jebolnya dinding kolam penangkaran buaya di Pulau Bulan, Kota Batam yang mengakibatkan sejumlah buaya keluar dari penangkaran.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Batam BBKSDA Riau Tommy Steven Sinambela mengemukakan kejadian jebolnya dinding atau pagar atau tembok kolam penangkaran buaya milik PT Perkasa Jagat Karunia (PJK) dilaporkan terjadi pada Senin (13/1) pukul 06.26 WIB.
“Jebolnya tembok atau pagar kolam itu pertama kali diketahui oleh dua petugas keamanan yang selesai berpatroli,” katanya dilansir ANTARA, Kamis, 16 Januari.
Tanggul atau tembok pagar kolam penangkaran itu jebol di dua titik masing-masing sepanjang lebih kurang 70 meter.
Kejadian tersebut dilaporkan ke manajer perusahaan dan diteruskan ke BBKSDA Riau serta Polsek Bulang.
Siang itu sekitar pukul 12.52 WIB tim dari BBKSDA Riau, Polsek Bulang, Bhabinkamtibmas Batu Legong, Babinsa Batu Legong, Babinsa Pantai Gelam, Babinsa Pulau Buluh, dan Babinpotmar Pulau Mengkada langsung ke lokasi penangkaran di Pulau Bulan untuk melihat kondisi penangkaran tersebut.
Dari pengecekan tersebut, diduga hujan yang turun selama tiga hari berturut-turut tersebut menyebabkan debit atau volume air berlebih atau banjir yang menyebabkan sirkulasi air kolam penangkaran tidak mampu lagi mengontrol volume tiga lapis tanggul atau tembok.
“Pihak penangkaran sudah melakukan pengamanan awal di area kolam untuk mengantisipasi agar buaya yang berada di dalam kolam tidak keluar,” kata Tommy.
Berdasarkan informasi dari pihak penangkaran jumlah buaya yang berada di kolam penangkaran sekitar 200 ekor.
Buaya yang diperkirakan keluar dari kolam penangkaran kurang lebih lima ekor.
“Kami sudah bentuk tim gabungan untuk patroli dari hari kejadian, dan sudah kami dapatkan tiga ekor buaya dari lima ekor yang lepas,” ujarnya.
Sejak kejadian sudah dilakukan pembuatan pagar sementara di sekeliling area kolam penangkaran. Pekerja kolam penangkaran siaga untuk mengantisipasi buaya yang masih berada di dalam kolam.
“Patroli bersama masih terus dilakukan selama beberapa hari ke depan,” kata Tommy.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5091767/original/080236000_1736731727-IMG_20190927_101241.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hidroponik Rakit Apung, Solusi Petani Sayur Gorontalo Hadapi Kemarau 2025
Menurut Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menyarankan, sejumlah rekomendasi umum untuk sektor-sektor terkait atau terdampak oleh fenomena iklim tahun 2025.
Diantaranya terkait curah hujan tahun 2025 yang mayoritas diprediksi mengalami kondisi curah hujan normal hingga atas normal, sangat cocok untuk mendukung upaya meningkatkan produktivitas tanaman pangan di wilayah-wilayah sentra pangan.
Untuk perkecualian daerah sentra produksi pangan yang diprediksi mengalami hujan bawah normal, kata Ardhasena, masih dapat melakukan tindakan antisipasi penyesuaian pengelolaan aktivitas pertanian dengan penyesuaian pola tanam dan ketersediaan air, serta disarankan untuk melakukan pemilihan bibit komoditas yang lebih sesuai dengan kondisi tersebut.
“Dengan upaya dukungan intensifikasi seperti irigasi dan upaya pendukung lainnya, wilayah sentra produksi pangan tersebut masih berpotensi menghasilkan produktivitas tanaman pangan yang baik,” tuturnya.
Sedangkan untuk wilayah yang terdapat potensi jumlah curah hujan tahunan 2025 melebihi rata-ratanya atau di atas kondisi normalnya, lanjut Ardhasena, maka perlu diantisipasi potensi kejadian hidrometeorologi ekstrem basah dan dampak turunannya seperti banjir dan tanah longsor, khususnya pada puncak musim hujan.
Langkah antisipatif juga diperlukan untuk wilayah yang berpotensi mengalami curah hujan di bawah normal yang dapat memicu kekeringan dan dampak lanjutannya berupa kebakaran hutan dan lahan, khususnya pada puncak musim kemarau.
Perlu meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air pada wilayah urban atau yang rentan terhadap banjir. Seperti penyiapan kapasitas pada sistem drainase, sistem peresapan dan tampungan air, agar secara optimal dapat mencegah terjadinya banjir.
“Selain itu juga perlu dipastikan kehandalan operasional waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya untuk pengelolaan curah hujan tinggi saat musim hujan dan penggunaannya sumber daya air di saat musim kemarau,” ia menandaskan
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4957854/original/089680900_1727793029-WhatsApp_Image_2024-10-01_at_16.45.16.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cuaca Ekstrem Melanda Sulut, BMKG Terbitkan Imbauan Waspada Potensi Bencana
Liputan6.com, Manado – Hingga beberapa hari ke depan, wilayah Sulut berpotensi diterjang cuaca ekstrem. Terkait itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menerbitkan imbauan kewaspadaan cuaca ekstrem dan potensi bencana.
“BMKG menerbitkan imbauan kewaspadaan cuaca ekstrem dan potensi bencana di Sulut mulai tanggal 13-15 Januari 2025,” kata Kepala Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado Dhira Utama pada, Senin (13/1/2025).
Da mengatakan, berdasarkan analisa kondisi dinamika atmosfer, terpantau berbagai fenomena atmosfer yang mempengaruhi cuaca di wilayah Sulut.
Di antaranya, nilai indikator Indeks ENSO di Nino 3.4 menunjukkan nilai indeks di bawah normal yang berpengaruh memperkuat pola konvektif di sebagian besar wilayah Indonesia bagian timur.
“Selanjutnya, nilai anomali outgoing longwave radiation atau OLR menunjukkan anomali negative, dan gelombang atmosfer low frequency yang diprediksi bergerak melewati wilayah Sulut turut memperkuat peningkatan aktivitas konvektif,” tuturnya.
Faktor penunjang lain, yaitu terbentuknya pola belokan angin (shearline), kondisi labilitas atmosfer dalam kondisi labil dan kelembaban udara yang tinggi mendukung pertumbuhan awan-awan hujan semakin intensif.
Kombinasi dari fenomena-fenomena tersebut membentuk kondisi atmosfer yang mendukung terjadinya hujan dengan intensitas sedang-lebat dalam durasi yang panjang, kilat/petir, angin kencang, dan potensi banjir.
Kondisi tersebut diperkirakan terjadi di wilayah Kota Manado, Kota Bitung, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara.
Selanjutnya di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Kepulauan Sangihe, dan Kabupaten Kepulauan Talaud dalam waktu tiga hari ke depan.
“Kami mengimbau masyarakat dan pemerintah di Sulut tetap waspada terhadap hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang,” ujarnya.
Dia berharap pemerintah daerah dan masyarakat mengantisipasi bencana hidrometeorologi berupa genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang dan menghindari aktivitas, terutama di wilayah rawan bencana.
-

Sosok Sjobirin Hasan, Dirut PDAM Bangkalan Viral Naik Rakit saat Tinjau Banjir, Hartanya Rp 2,3 M – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Berikut sosok Sjobirin Hasan, Dirut PDAM Bangkalan yang viral naik rakit saat tinjau banjir.
Ramai sebelumnya, video Sjobirin Hasan saat naik rakit diunggah sejumlah akun Instagram, seperti @undercover.id.
Pada rekaman terlihat Dirut PDAM Bangkalan itu duduk di atas rakit bambu.
Rakit tersebut, dipegangi oleh sejumlah orang, baik dari sisi maupun kanannya.
Sjobirin Hasan kala itu sedang meninjau lokasi banjir di wilayah Bangkalan, Madura.
Hingga Kamis (16/1/2025) sore, video aksi Dirut PDAM Bangkalan sudah ditonton ribuan kali.
Warganet ikut meramaikan dengan berbagai komentarnya.
Sjobirin Hasan dalam kesempatannya membenarkan sosok yang di atas rakit adalah dirinya.
Ia juga menjelaskan, orang-orang yang memegangi rakit bukanlah warga sekitar.
“Itu tim kami,” ungkapnya, dikutip dari TribunMadura.com.
Sjobirin Hasan membeberkan, banjir dari luapan Sungai Tangkel membuat pompa-pompa dan reservoir milik PDAM Bangkalan terendam air.
Hal ini, tentu berdampak ke distribusi air bersih ke para warga.
Oleh karenanya, ia dengan sigap terjun ke lokasi kejadian guna mengecek kondisi di lapangan.
Sjobirin Hasan mengakui hanya naik rakit sekitar 30 meter saja.
“Saya waktu itu menuju ke bibir sungai tempat intake air baku kami di Sungai Tangke, tempat Instalasi Pengolahan Air atau IPA.”
“Kalau lokasi pengolahan air bersihnya aman (dari banjir) karena posisinya di atas,” jelasnya.
Terakhir Sjobirin Hasan menginformasikan, pasokan air bersih dari reservoir Tangkel berhenti sementara waktu.
Ia memastikan, tidak ada human error dalam insiden ini dan murni faktor di luar kendali PDAM Bangkalan.
Sjobirin Hasan berharap, banjir segera surut sehingga distribusi air bersih ke warga kembali normal.
“Kami ada supply tambahan melalui pompa di Junok, dua pompa di stadion, Pompa Sumber Cada satu, dan ada satu pompa dari Bancaran,” tandasnya.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Sjobirin Hasan merupakan orang lawas di PDAM Bangkalan.
Ia menjadi Direktur Utama selama dua periode terakhir
Sjobirin Hasan sebelumnya dilantik kembali oleh Plt Bupati Bangkalan Mohni di Pendopo Agung pada Kamis (4/1/2023) lalu.
Dari segi akademis, memiliki dua titel, yakini Sarjana Ekonomi (S.E) dan Master of Business Administration (MBA).
Berapa kekayaannya?
Sjobirin Hasan memiliki kekayaan mencapai Rp 2.354.163.400.
Angkat tersebut dia laporkan ke Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi (LHKPN KPK) pada 31 Desember 2023.
Berikut rincian lengkapnya:
Tanah Dan Bangunan Rp. 1.950.000.000
1. Tanah Dan Bangunan Seluas 340 M2/340 M2 Di Kab / Kota Bangkalan, Hasil Sendiri Rp. 1.000.000.000
2. Tanah Dan Bangunan Seluas 336 M2/336 M2 Di Kab / Kota Bangkalan, Hasil Sendiri Rp. 950.000.000
Alat Transportasi Dan Mesin Rp. 394.163.400
1. Motor, Honda P5e02r48l0 M/T Tahun 2021, Hasil Sendiri Rp. 22.436.400
2. Mobil, Toyota Fortuner 2.4 Vrz 4×2 At Tahun 2017, Hasil Sendiri Rp. 371.727.000
Harta Bergerak Lainnya Rp. —-
Surat Berharga Rp. —-
Kas Dan Setara Kas Rp. 10.000.000
Harta Lainnya Rp. —-
Utang Rp. —-
Total Harta Kekayaan Rp. 2.354.163.400
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunMadura.com dengan judul Pompa Air Terendam Banjir, Dirut PDAM Bangkalan Nahkoda’ Getek Bambu ke Bibir Sungai Tangkel
(Tribunnews.com/Endra)(TribunMadura.com/Ahmad Faisol)
-

Perbaikan Plengsengan Ambrol di Sungai Paron Kediri Ditargetkan Rampung Akhir Januari 2025
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kediri tengah memperbaiki plengsengan yang ambrol di tepi timur Sungai Paron, tepatnya di belakang Fave Hotel Kediri.
Perbaikan ini akan dilakukan dengan pemasangan bronjong untuk memperkuat struktur, dan ditargetkan selesai pada akhir Januari 2025.
Kepala PUPR Kabupaten Kediri, Irwan Chandra Wahyu melalui Kepala Bidang (Kabid) Operasional dan Sumber Daya Air (SDA), Andri Eko Prasetyo menjelaskan, perbaikan plengsengan sepanjang 25 meter ini dianggarkan sebesar Rp 190 juta dari dana belanja tak terduga (BTT).
“Perbaikan ini penting untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. Plengsengan ambrol akibat meluapnya air sungai dan banjir beberapa waktu lalu,” kata Andri, Kamis (16/1/2025).
Menurutnya, perbaikan ini bertujuan agar plengsengan menjadi lebih kuat dan lebih tahan lama, sehingga tidak mudah ambrol lagi ketika debit air meningkat.
Andri berharap cuaca mendukung selama proses perbaikan, agar pengerjaan tidak terhambat oleh hujan deras yang berpotensi meningkatkan debit air sungai
“Kalau hujan deras lebih dari dua jam, air sungai bisa naik. Kami berharap tidak ada banjir besar selama pekerjaan berlangsung, sehingga perbaikan bisa berjalan sesuai jadwal,” tambahnya.
Sebelumnya, plengsengan di tepi Sungai Paron, Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, ambrol sepanjang 25 meter pada Rabu (25/12/2024) malam.
Kejadian ini juga menyebabkan pagar belakang Fave Hotel Kediri roboh.
Hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut sejak pagi hingga sore hari diduga menjadi penyebab utama, karena menyebabkan debit air sungai meningkat drastis hingga lebih dari dua meter dari kondisi normal.
Darsono (63), warga setempat, mengaku sedang bersiap memancing di tepi sungai saat insiden terjadi.
“Hujan turun sejak pukul 10.00 WIB dan mencapai puncaknya pada pukul 15.00-17.00 WIB. Sekitar pukul 18.45 WIB, saat hujan mulai reda, tiba-tiba plengsengan di sisi timur sungai runtuh, diikuti pagar belakang hotel yang ikut ambruk,” ungkap Darsono.
Menurut Darsono, penyebab utama ambrolnya plengsengan adalah kondisi fondasi yang menggantung setelah dilakukan normalisasi sungai dengan pengerukan.
“Air masuk ke bawah fondasi batu plengsengan, menyebabkan erosi bawah tanah atau gerong. Akibatnya, plengsengan tidak mampu lagi menahan beban dan akhirnya roboh,” jelasnya.
-

Pintu Air Dam Kelep Buatan Belanda di Probolinggo Jebol, Warga Cemas saat Turun Hujan Deras
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Ahsan Faradisi
TRIBUNJATIM.COM, PROBOLINGGO – Pintu air Dam Kelep, Kelurahan Pohsangit Kidul, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo jebol usai diterjang banjir. Pintu air itu jebol setelah dihantam dahan pohon dan akar kayu besar.
Pintu air otomatis buatan Belanda tahun 1940 itu hancur pada Kamis (16/1/2025 pagi setelah terjadi hujan dengan intensitas deras selama 2 hari berturut-turut, puncaknya pada Rabu (15/1/2025) malam.
Juru Operasi Dam Kelep Dinas PU Sumberdaya Air Provinsi Jawa Timur, Joko Slamet mengatakan, penyebab pintu air hancur lantaran debit air sungai besar juga banyak dahan pohon besar menyangkut. Sehingga pintu air tidak bisa menahannya.
“Informasi tadi pagi sudah diketahui jebol tadi pagi setelah saya dapat laporan dari warga, jadi sambil menunggu perbaikan kami amankan dulu pintu airnya, khawatir terseret arus,” kata Slamet.
Kondisi pintu air Dam Kelep, Kelurahan Pohsangit Kidul, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo yang rusak pada Kamis (16/1/2025) (tribunjatim.com/Ahsan Faradisi)
Sejak awal pembangunan Dam Kelep hingga pintu air jebol, lanjut Slamet, sama sekali tidak pernah ada perbaikan. Hal itu, lantaran kondisinya masih bagus semua, sehingga dihimbau warga untuk waspada.
“Perbaikan ditargetkan selesai minggu depan. Oleh karena itu, warga yang dekat dengan sungai Legundi ini untuk waspada selama pintu air masih dalam proses perbaikan,” ungkapnya.
Salah seorang warga sekitar, Zainul Husain mengatakan, jika sebelum perbaikan selesai, dikhawatirkan jika hujan deras turun air akan meluap sawah sekitar, terlebih saat ini sudah masuk musim tanam padi.
“Tidak hanya bisa meluap ke sawah-sawah di sisi utara dan selatan, tapi juga bisa ke rumah warga. Oleh karena itu, kami berharap perbaikan segera diselesaikan,” ucapnya
-

Satgas Yonzipur 8/SMG dan Pemda Tangani Bencana Banjir di Wilayah Malinau
MALINAU – Tim Satuan Tugas (satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yonzipur 8/SMG, membantu penanganan korban bencana banjir yang terjadi di wilayah hulu Sungai Kayan yakni di Desa Long Pujungan, Kecamatan Pujungan, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara).
Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 092 Maharalila, Kapten Chk Supriadi meengatakan banjir yang terjadi di wilayah tersebut akibat meluapnya Sungai Bahau karena hujan deras di wilayah hulu kecamatan terjadi selama dua hari atau sejak Senin dan Selasa.
“Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir menyebabkan sungai meluap dan merendam pemukiman warga,” kata Supriadi, Rabu 15 Januari.
“Tim Pamtas yang ada di Pos Long Pujungan melakukan evakuasi warga ke tempat yang lebih aman. Personel Satgas, bekerja sama dengan aparat desa dan relawan setempat, berhasil mengevakuasi warga beserta harta bendanya,” lanjutnya.
Proses evakuasi yang dilakukan selama beberapa hari ini tidak lepas dari tantangan medan yang sulit dan kondisi cuaca yang ekstrem.
Bencana banjir ini tidak hanya menyebabkan kerugian materi, namun juga berdampak pada psikologis warga.
“Satgas Yonzipur 8/SMG bersama dengan pemerintah daerah dan lembaga terkait terus memantau kondisi warga dan memberikan bantuan yang diperlukan,” ujarnya.
Bantuan yang dilakukan oleh personel Satgas ini pun mendapat respons positif dari masyarakat.
“Kami sangat Berterimakasih dengan hadirnya Satgas Pamtas Yonzipur 8/SMG yang membantu kami dalam Proses evakuasi akibat Banjir” ungkap Benyamin salah satu warga yang terdampak banjir.
Sebelumnya, Wakil Bupati Malinau, Jakaria bersama beberapa pejabat pemerintahan, meninjau langsung kondisi banjir yang terjadi di Desa Paking, Kecamatan Mentarang.
Desa Paking dilanda banjir setinggi 2 hingga 3 meter. Bahkan ada warga yang menyelamatkan diri diatas atap karena air sudah merendam sebagian besar rumah warga.
“Saya sudah mengarahkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk menangani bencana banjir di Desa Paking sudah mengkhawatirkan. Sekitar 100 rumah warga terendam air dan masyarakat mengalami kesulitan. Ini merupakan banjir kedua, sebelumnya sempat surut tapi air naik lagi. Kami hadir langsung untuk melihat kondisi masyarakat dan memastikan mereka mendapatkan bantuan,” kata dia.
