Topik: Banjir

  • Dewan Temukan Sumbatan Sampah dan Sedimentasi di Desa Sarirejo Kendal Usai Didemo Warga 

    Dewan Temukan Sumbatan Sampah dan Sedimentasi di Desa Sarirejo Kendal Usai Didemo Warga 

    TRIBUNJATENG.COM, KENDAL – Komisi C DPRD Kendal melakukan pemantauan ke Desa Sarirejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal usai warga menggelar demo.

    Demo dilakukan lantaran pemerintah Kabupaten Kendal dinilai hanya mengobral janji, dalam penyelesaian masalah banjir di permukiman tersebut.

    Ketua Komisi C DPRD Kendal, Sisca Meritania menemukan adanya sumbatan sampah dan sedimentasi di gorong-gorong desa. Hal itu membuat permukiman di sana seringkali terendam banjir cukup lama.

    “Kami tadi mengecek saluran di bawah SPBE dan Alfamart di Jalan Lingkar Kaliwungu, kemudian kami juga menemukan adanya bangunan yang sengaja dibangun di atas saluran, serta sodetan air yang melintasi Jalan Arteri Kaliwungu,” kata Sisca, Minggu (19/1/2025).

    Jika hal itu terus dibiarkan, Sisca menilai akan membuat permukiman sekitar terus terendam banjir.

    “Sehingga air dari hulu tidak bisa mengalir ke hilir dan sampai muara. Karena air hujan berhenti dan menyebabkan air menggenang lalu membanjiri warga,” ungkapnya.

    Wakil Ketua Komisi C DPRD Kendal, M. Nurul Mujib mengatakan pihaknya bakal meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kendal untuk melakukan normalisasi mengeruk sedimentasi.
     
    “Paling tidak air bisa mengalir lancar dulu, sehingga resiko banjir di Desa Sarirejo dan sekitarnya bisa berkurang,” paparnya. 

    Sebelumnya, warga Perumahan Graha Raya 1 Desa Sarirejo Kecamatan Kaliwungu Kendal, menggelar aksi unjuk rasa di depan gapura perumahan.

    Aksi dilakukan untuk menagih janji pemerintah yang bakal mengatasi banjir di kawasan tersebut.

    Dalam aksi itu, mereka membentangkan tulisan “KIK piye”, ” SPBE tanggung jawab” serta tulisan lain akibat rasa lelah warga hidup dalam kepungan banjir.

    Koordinator aksi, Jawahir menuntut dua perusahaan tersebut ikut membantu mengatasi persoalan banjir di permukimannya.

    Ia dan warga Desa Sarirejo telah lebih dari 5 tahun lebih terendam banjir setiap musim penghujan tiba. Namun, intensitas banjir terjadi lebih parah ketika proyek pembangunan skala besar mulai dibangun di sekitar desa.

    Alhasil, warga terpaksa bertahan meskipun menjadi wilayah langganan banjir.

    “Dulu itu banjir sekali dalam setahun tapi sekarang sejak ada pembangunan, banjir bisa 3-4 kali menggenangi wilayah sini,” kata Jawahir ditemui di sela aksi, Minggu (19/1/2025).

    Ia menerangkan, banjir di sekitar permukimannya baru bisa surut setelah 5-6 hari. Namun, rentan waktu tersebut bisa lebih lama seandainya intensitas hujan yang turun lebih lebat dan dalam waktu yang cukup lama.

    “Kalau di sini banjir baru bisa surut sekitar 5-6 hari kemudian, nggak bisa kalau langsung sehari surut itu,” tegasnya.

    Menurutnya, kondisi gorong-gorong di sekitar perumahan belum dilakukan perbaikan saluran. Sehingga, tersumbat oleh tumpukan sampah. 

    Ia juga meminta pemerintah membangun talud di sekitar Sungai Aji agar aliran air tak membuat banjir.

    “Sungainya masih belum ada talud, padahal kami sudah audiensi sejak tahun 2021 tapi belum direspons oleh pemerintah daerah,” ungkapnya.

    Jawahir pun meminta pemerintah Kabupaten Kendal untuk bersikap tegas dalam mengatasi permasalahan ini. Terlebih, warga sekitar telah mengeluarkan dana tak sedikit untuk proses peninggian rumah agar tak terendam banjir.

    “Sudah banyak dana yang kami keluarkan untuk meninggikan rumah saluran rutin tiap tahun. Janganlan sering buat janji ke warga kalau ujungnya nggak ada tindakan. Ini harus ada tindakan pasti,” tegasnya.

    Warga pun mengancam bakal menggelar audiensi lebih besar jika tak ada penanganan selama 3 bulan ke depan.

    “Yang jelas kami warga sudah bosan dengan audiensi dan usulan ini. Jawabnnya hanya janji-janji, tidak ada aksi nyata,” ketus Jawahir. 

    Pj Sekda Kendal, Agus Dwi Lestari yang datang ke lokasi aksi mengatakan pihaknya telah menampung aspirasi warga. Ia bakal secepatnya melakukan pendataan dan menyelesaikan permasalahan banjir warga sekitar.

    “Tentunya kami tidak bisa langsung melakukan apa yang menjadi tuntutan warga, apakah ini kewenangan pemerintah provinsi, daerah ataupun pihak swasta,”

    “Karena ditengarai warga banjir ini disebabkan oleh pihak swasta. Kita akan rapatkan segera.” paparnya. (ags)

  • Viral SDN Terisolir di Nias: Siswa Mengaku Tak Dapat Pelajaran Selama Sebulan – Halaman all

    Viral SDN Terisolir di Nias: Siswa Mengaku Tak Dapat Pelajaran Selama Sebulan – Halaman all

    TRIBUNNEW.COM – Sebuah video yang merekam keluhan siswa Sekolah Dasar (SD) di Nias, Sumatera Utara, viral di media sosial.

    Dalam video tersebut, siswa SD Negeri 078481 Ulunaai Hiligoo Hilimbarozu, Kecamatan Idanogawo, mengaku tidak mendapatkan pelajaran selama sebulan karena guru mereka tidak hadir.

    Video ini diunggah oleh akun Instagram @ceritamedancom pada Kamis, 16 Januari 2025.

    Menanggapi viralnya video tersebut, Pemerintah Kabupaten Nias membentuk tim untuk memeriksa keberadaan guru di sekolah itu.

    Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadis Kominfo) Nias, Rahmat Chrisman Zaip, menjelaskan bahwa tim yang terdiri dari Dinas Pendidikan, Inspektorat, dan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPKSDM) telah memanggil lima guru untuk menjalani pemeriksaan.

    “Jika ditemukan pelanggaran, kami akan memberikan sanksi tegas sesuai peraturan yang berlaku,” ujar Rahmat dalam keterangan persnya pada Minggu (19/1/ 2025).

    Kepala Dinas Pendidikan Nias, Kharisman Halawa menambahkan, terdapat sembilan guru yang mengajar di sekolah tersebut, terdiri dari tiga guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), dua guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), dan empat guru tidak tetap.

    Semua guru tersebut sedang dalam proses pemeriksaan.

    SDN 078481 Ulunaai Hiligoo Hilimbaruzo terletak di wilayah terisolir, berjarak 8,5 kilometer dari desa induk dan hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki.

    Guru harus melewati medan berbatu dan menyeberangi 13 sungai, yang memakan waktu hingga dua jam.

    Kharisman menjelaskan, jika hujan turun, perjalanan menjadi semakin sulit karena sungai-sungai bisa banjir.

    “Tidak ada rumah dinas untuk guru dan jaringan listrik yang memadai di sekolah tersebut,” tambah Kharisman.

    Pemerintah Kabupaten Nias berencana untuk membuka akses jalan ke desa-desa terisolir, termasuk Dusun III, meskipun terdapat keterbatasan anggaran.

    Saat ini, masih ada 19 desa yang belum dilalui jalan beraspal.

    “Kami sangat membutuhkan anggaran infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas desa-desa terisolir sehingga pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan dapat merata,” kata Kharisman.

    Jika terbukti para guru tidak mengajar selama sebulan, sanksi disiplin sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil akan dijatuhkan.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Viral Guru SD di Nias 1 Bulan Tak Mengajar, Disdik: Lokasi Sekolah Terisolir, 3 ASN Terancam Sanksi – Halaman all

    Viral Guru SD di Nias 1 Bulan Tak Mengajar, Disdik: Lokasi Sekolah Terisolir, 3 ASN Terancam Sanksi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video merekam keluhan siswa sekolah dasar (SD) di Nias, Sumatera Utara, yang mengaku tidak mendapatkan pelajaran selama sebulan karena gurunya tidak datang ke sekolah menjadi viral di media sosial.

    Dalam narasinya, video itu disebutkan terjadi di SD Negeri 078481 Uluna’ai Hiligo’o Hilimbarozu, Kecamatan Idanogawo, Kabupaten Nias.

    Beberapa siswa lain yang juga datang ke sekolah tampak menunggu kedatangan guru mereka.

    Selain mengeluhkan tak ada guru yang datang mengajar, siswa itu juga memperlihatkan kondisi sekolah yang memprihatinkan.

    Video itu menjadi viral setelah diunggah oleh akun Instagram @ceritamedancom pada Kamis (16/1/2025).

    9 guru diperiksa

    Menyikapi video ini, pihak dinas terkait mengatakan, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nias telah membentuk tim untuk memeriksa guru di sekolah tersebut sejak Rabu (15/1/2025).

    Hal itu diungkapkan oleh Kadis Kominfo Nias, Rahmat Chrisman Zai.

    Tim itu terdiri dari Dinas Pendidikan, Inspektorat, dan BPKSDM Kabupaten Nias.

    “Pemeriksa telah memanggil guru-guru yang bertugas di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 078481 Uluna’ai Hiligo’o Laowo Hilimbaruzo Kecamatan Idanogawo sebanyak 5 orang dan saat ini sedang menjalani proses pemeriksaan di Dinas Pendidikan Kabupaten Nias,” ujar Rahmat dalam keterangan persnya, dikutip dari Tribun-Medan.com, Minggu (19/01/2025).

    Dia mengatakan, sekolah itu terdapat beberapa orang tenaga guru berstatus aparatur sipil negara (ASN).

    Dia menambahkan, apabila dalam pemeriksaan mereka melakukan pelanggaran, maka akan disanksi tegas sesuai peraturan yang berlaku. 

    “Apabila dari hasil pemeriksaan oleh tim pemeriksa ditemukan kelalaian dan atau kesalahan, maka akan dijatuhkan hukuman disiplin kepada para guru tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Kepala Dinas Pendidikan Nias, Kharisman Halawa mengatakan, ada sembilan guru yang mengajar dan kini masih dalam pemeriksaan.

    Mereka terdiri dari 3 guru berstatus ASN, 2 guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), dan 4 orang guru tidak tetap.

    Sekolah terisolir

    Menurut Kharisman, lokasi SDN 078481 Uluna’ai Hiligo’o Hilimbaruzo merupakan wilayah terisolir di Dusun III, Desa Laowo Hilimbaruzo, Kecamatan Idanogawo.

    Lokasi ini berjarak 8,5 kilometer dari desa induk dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki melewati medan berbatu dan menyeberangi 13 sungai.

    Sehingga perjalanan ke sekolah memakan waktu hingga dua jam lamanya.

    Kharisman menyebut, ada jalur alternatif lain yakni melewati Desa Soroma’asi di Kecamatan Ulugawo.

    Namun, jarak tempuhnya menjadi lebih jauh, yakni 12,5 kilometer.

    “Alternatif lain adalah melewati Desa Soroma’asi di Kecamatan Ulugawo dengan jarak yang lebih jauh, yaitu 12,5 kilometer, namun jalannya berbukit-bukit dan sulit dilalui,” jelas Kharisman.

    Di SDN 078481 Uluna’ai Hiligo’o Hilimbaruzo terdapat 62 siswa dari Dusun III yang penduduknya berjumlah 315 jiwa.

    Namun, proses belajar mengajar terhambat lantaran fasilitas pendidikan sangat terbatas. 

    Terlebih tidak adanya rumah dinas untuk guru dan jaringan listrik yang memadai.

    “Tidak ada rumah dinas guru dan jaringan listrik di sekolah tersebut,” tambahnya.

    Kendala guru

    Selain lokasinya yang terisolir, para guru yang tinggal di luar Dusun III harus menempuh perjalanan panjang untuk mengajar di SDN 078481 Uluna’ai Hiligo’o Hilimbaruzo.

    Setiap hari, mereka harus berjalan kaki melewati banyak sungai.

    Terlebih jika hujan turun, kondisi itu akan mempersulit perjalanan mereka.

    Sebab, mereka tidak bisa menerjang sungai yang banjir akibat curah hujan tinggi.

    “Curah hujan yang tinggi beberapa bulan terakhir membuat para guru sering tertahan di jalan karena sungai banjir, atau mereka baru tiba di sekolah saat siang hari,” ungkapnya.

    Meski demikian, jika terbukti para guru benar-benar tidak mengajar selama sebulan, sanksi disiplin akan dijatuhkan.

    “Hukumannya sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Selain itu, kami akan meminta guru untuk tinggal di Dusun III agar kegiatan belajar-mengajar tidak terganggu,” tegas Kharisman.

    Dia juga menjelaskan, Pemkab Nias tengah berupaya membuka akses jalan ke desa-desa terisolir, termasuk Dusun III meskipun ada keterbatasan anggaran.

    “Saat ini masih ada 19 desa yang belum dilalui jalan beraspal. Kami sangat membutuhkan anggaran infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas desa-desa terisolir, sehingga pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan dapat merata,” katanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Kadisdik Nias Akhirnya Angkat Bicara soal Viral Guru SD Tak Mengajar hingga Sebulan Lamanya

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, Tribun-Medan.com/Randy P.F Hutagaol, Kompas.com/Rahmat Utomo)

  • BNPB Catat Lampung Jadi Provinsi Paling Banyak Dilanda Banjir, Ini Wilayahnya – Halaman all

    BNPB Catat Lampung Jadi Provinsi Paling Banyak Dilanda Banjir, Ini Wilayahnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Peristiwa banjir menjadi bencana alam yang mendominasi pada minggu ini. 

    Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Provinsi Lampung menjadi provinsi yang paling banyak dilanda banjir dalam dua hari terakhir.

    BNPB menerima laporan banjir terjadi di Provinsi Lampung sejak Jumat (17/1). 

    Wilayah terdampak banjir di ‘Gerbang Pulau Sumatra’ ini antara lain di Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Lampung, Kabupaten Lampung Timur, dan Kota Bandar Lampung.

    Di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, hujan intensitas tinggi picu banjir di dua kecamatan pada Jumat, (17/1) pukul 18.30 WIB. 

    Lokasi terdampak yakni Kecamatan Teluk Pandan Desa Sukajaya Lempasing dan Kecamatan Kedondong Desa Kertasana, Way Kepayang dan Gunung Sugih. Sebanyak 211 KK terdampak. Sebanyak 211 unit rumah terdampak dan satu unit fasilitas pendidikan terdampak.

    “BPBD Kabupaten Pesawaran berkoordinasi dengan pihak terkait dan melakukan assessment. Kondisi mutakhir pada Sabtu (18/1) pukul 04.00 WIB banjir sudah surut,” ujar Kapusdatin BNPB Abdul Muhari, Minggu, (19/1/2025).

    Sehari pascabanjir di Kecamatan Teluk Pandan Desa Sukajaya Lempasing dan Kecamatan Kedondong Desa Kertasana, Kabupaten Pesawaran kembali di landa banjir. Kali ini wilayah terdampak yakni Desa Negarasaka dan Desa Sindang Garut.

    Luapan sungai Way Semah di Kecamatan Negeri Katon dan Sungai Way Lima di Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran saat terjadinya hujan deras menjadi penyebabnya. Air menggenangi rumah masyarakat pada Sabtu, (18/1) pukul 08.00 WIB. Sebanyak 53 KK rumah terdampak.

    “BPBD Kab. Pesawaran melakukan assessment dan kaji cepat serta berkoordinasi dengan aparat setempat. Kondisi Mutakhir pada Sabtu (18/1) pukul 16.56 WIB banjir masih belum surut,” katanya.

    Banjir yang melanda Kabupaten Lampung telah dilaporkan surut pada Sabtu (18/1). Sementara itu, banjir yang menggenang Kecamatan Sekampung Udik di Kabupaten Lampung Timur terpantau belum surut hingga Sabtu. Sebanyak 54 KK terdampak.

    Ia mengatakan Kota Lampung mengalami banjir yang cukup parah. Sebanyak 20 kecamatan tergenang banjir sejak hujan deras melanda pada Jumat (17/1). Kejadian ini menimbulkan korban jiwa dua warga meninggal dunia.

    “Satu orang tewas akibat tersengat alliran listrik sementara satu orang lainnya tewas terseret arus. Hingga Minggu (19/1) pagi, terpantau air masih menggenangi beberapa wilayah,” pungkasnya.

     

  • Alasan Sebenarnya Ibu Kota RI Harus Pindah ke IKN Diungkap Asing

    Alasan Sebenarnya Ibu Kota RI Harus Pindah ke IKN Diungkap Asing

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat ke-46 Joe Biden pernah mengungkapkan alasan Indonesia harus memindahkan ibukota ke IKN.

    Hal itu bermula dari sorotan media asing Agence France Presse (AFP). AFP menyebut bahwa IKN akan resmi menjadi Ibu Kota Indonesia pada Agustus 2024 lalu. Nantinya IKN akan menjadi daya tarik baru menggantikan Jakarta.

    “Ribuan pegawai negeri diperkirakan akan pindah ke kota ini pada bulan September untuk mulai bekerja, namun rencana Jakarta telah tertunda beberapa bulan karena lambatnya pembangunan,” tulisnya.

    Sebenarnya, pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden ke 7 Joko Widodo (Jokowi) pernah mengumumkan pemindahan ibu kota ke IKN pada 2019 lalu. Salah satu alasan pemindahan ibukota ini adalah untuk mengurangi beban Jakarta dan Jabodetabek.

    Jakarta sendiri saat ini sedang mengalami permasalahan ekologis yakni penurunan tinggi permukaan tanah. Beberapa wilayah bahkan terancam tenggelam oleh turunnya permukaan tanah dan naiknya muka air laut.

    Nah, hal itu pun sempat disoroti Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Dalam pidatonya di kantor Direktur Intelijen Nasional AS pada akhir Juli 2021, presiden negara adidaya itu menyebut bahwa Jakarta terancam tenggelam dikarenakan perubahan iklim yang saat ini sedang menghantui seluruh dunia.

    “Jika, pada kenyataannya, permukaan laut naik dua setengah kaki lagi, Anda akan memiliki jutaan orang yang bermigrasi, memperebutkan tanah yang subur…,” ujarnya kala itu.

    “…Apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?”

    Nyatanya, ucapan Biden ini bukan tanpa alasan. Di tahun 2019, World Economic Forum merilis beberapa kota yang mungkin tenggelam pada 2100 bila tidak ada perubahan. Jakarta bertengger di posisi pertama kota dunia yang akan tenggelam, diikuti Lagos, Nigeria, serta Houston, AS.

    Di tahun 2021, Badan Antariksa AS NASA mengatakan meningkatnya suhu global dan lapisan es yang mencair membuat banyak kota di pesisir seperti Jakarta menghadapi resiko banjir dan juga luapan air laut yang semakin besar.

    “Masalah banjir itu juga semakin memburuk dalam beberapa dekade karena adanya pemompaan air tanah yang menyebabkan tanah tenggelam atau surut,” ujar badan yang berbasis di Washington itu.

    NASA mencatat bahwa kenaikan laut global yang rata-rata naik sebesar 3,3 mm per tahun dan adanya tanda badai hujan makin intens saat atmosfer memanas, NASA mengatakan banjir jadi hal biasa. Sejak tahun 1990-an bahkan banjir besar telah terjadi di Jakarta dan musim hujan 2007 membawa kerusakan dengan 70% wilayah terendam.

    NASA juga mengunggah gambar landsat yang menunjukkan evolusi Jakarta dalam tiga dekade terakhir. Adanya pembabatan hutan dan vegetasi lain dengan permukaan kedap air di daerah pedalaman di sepanjang sungai Ciliwung dan Cisadane telah mengurangi jumlah air yang dapat diserap.

    Ini juga yang menyebabkan adanya limpahan serta banjir bandang. Populasi wilayah Jakarta lebih dari dua kali lipat antara tahun 1990 dan 2020 telah membuat lebih banyak orang yang memadati dataran banjir dengan resiko tinggi.

    Celakanya lagi, banyak saluran sungai dan kanal yang menyempit atau tersumbat secara berkala oleh sedimen dan sampah, sehingga sangat rentan terhadap luapan.

    Salah satu gambar yang menunjukkan wilayah pada tahun 1990, lahan buatan dan pembangunannya baru menyebar ke perairan dangkal Teluk Jakarta. Salah satu analis data menunjukkan orang membangun setidaknya 1.185 hektar lahan bar di sepanjang pantai.

    (fab/fab)

  • MES Kota Banjar Tukar Gagasan dengan Wali Kota Terpilih

    MES Kota Banjar Tukar Gagasan dengan Wali Kota Terpilih

    JABAR EKSPRES – Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kota Banjar menggelar pertemuan dengan Wali Kota Banjar terpilih, H. Sudarsono, pada Minggu, 19 Januari 2025.

    Pertemuan yang diadakan dalam suasana ‘Ngaliwet’ ini bertujuan untuk membahas agenda penting terkait program-program yang akan dijalankan oleh wali kota dalam lima tahun mendatang, serta keberadaan MES di Kota Banjar.

    Ketua MES Kota Banjar, H. Sudar, SIP, MM, menyatakan, “Acara ini bertujuan untuk mendukung program Walikota dan Wakil Walikota Banjar terpilih.” Dalam pertemuan tersebut, pengurus MES yang terdiri dari pengusaha, ulama, tokoh profesional, akademisi, anggota legislatif, dan ketua partai, melakukan dialog terbuka.

    BACA JUGA: Puluhan Remaja Dihukum Push Up oleh Mapolres Banjar Gara-Gara Pesta Miras

    Wali Kota Banjar terpilih, H. Sudarsono, menekankan pentingnya memahami rencana pembangunan Kota Banjar ke depan.

    “Kami ingin bertukar pemikiran untuk mewujudkan Kota Banjar Berdaya dengan semangat ‘Banjar Nu Urang’,” ujarnya.

    Acara dimulai dengan ucapan selamat dari Ketua MES, H. Sudar. Sesi dialog dibuka dengan pemaparan program pembangunan oleh Walikota terpilih.

    BACA JUGA: Dampak Kepungan Banjir di Kabupaten Cirebon, Ratusan Rumah Terdampak hingga Ribuan jadi Korban

    “Walikota akan berbagi tugas dengan Wakil Walikota. Fokus utama saya adalah di bidang ekonomi, sementara Wakil Walikota akan menangani bidang keagamaan, pendidikan, budaya, dan kemasyarakatan,” jelas H. Sudarsono.

    Dalam bidang ekonomi, terdapat tiga fokus utama yang disampaikan, yaitu berdaya pangan, berdaya lokal, dan berdaya pacu. Berdaya pangan mencakup sektor pertanian, perikanan, dan peternakan.

    “Pada tahun 2025, kami akan membangun pasar hewan beserta rumah potong hewan halal, serta tempat penitipan hewan dengan pendanaan dari pusat. Kami juga mengusulkan pembangunan 120 titik jalur irigasi dengan dana yang sama dari pusat,” tambahnya.

    BACA JUGA: Polresta Bandung Gelar Patroli KRYD, Sikat Preman dan Ribuan Botol Miras di Soreang

    Lebih lanjut, berdaya lokal akan menata potensi lokal yang akan dikembangkan, seperti Wisata Citanduy yang bekerja sama dengan BBWS, Rest Area Perhutani di tiga titik, dan pemanfaatan 700 hektar lahan untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

  • Puluhan Remaja Dihukum Push Up oleh Mapolres Banjar Gara-Gara Pesta Miras

    Puluhan Remaja Dihukum Push Up oleh Mapolres Banjar Gara-Gara Pesta Miras

    JABAR EKSPRES – Puluhan remaja terpaksa digelandang ke Mapolres Banjar setelah terjaring razia saat berpesta minuman beralkohol di Jalan Tentara Pelajar, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, pada Minggu dini hari, 19 Januari 2025.

    Kegiatan ini merupakan bagian dari razia gabungan dalam Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD) yang dilaksanakan di wilayah Kota Banjar.

    Dalam razia tersebut, puluhan remaja yang mengendarai sepeda motor itu diamankan oleh petugas. Setelah dibawa ke Mapolres, mereka diberikan pembinaan yang meliputi penandatanganan kesepakatan untuk tidak mengulangi perbuatan yang sama.

    BACA JUGA: Ambil Hadiah “Bonus Pemain” Senilai Rp100.000 Lewat Aplikasi Penghasil Uang 2025

    Selain itu, mereka juga dihukum dengan melakukan push up dan kegiatan fisik lainnya sebagai bentuk pembinaan.

    Kapolres Banjar, AKBP Tyas Puji Rahadi, S.I.K., melalui Kasubsi PIDM Si Humas Polres Banjar, Bripka Didik Rahmat, menjelaskan bahwa pihaknya juga memanggil orang tua dari masing-masing remaja yang diamankan.

    “Kami ingin orang tua mengetahui perbuatan anak-anaknya yang telah melanggar ketentuan,” ujarnya.

    Tyas menegaskan bahwa tindakan ini diharapkan dapat memberikan efek jera kepada para remaja agar tidak mengulangi perbuatan serupa. Pernyataan tersebut juga dituangkan dalam surat pernyataan yang disaksikan oleh orang tua mereka.

    BACA JUGA: Anggota Brimob yang Gugur di Papua Dimakamkan di TPU Polri Cikeas

    Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa razia ini merupakan tindak lanjut dari keluhan masyarakat yang disampaikan dalam kegiatan “Jumat Curhat”.

    Masyarakat mengeluhkan keberadaan gerombolan motor yang berseliweran di jalan dan mengganggu pengguna jalan lainnya, terutama dengan suara bising dari knalpot yang tidak sesuai spesifikasi teknis.

    “Kami mengimbau kepada orang tua yang memiliki anak remaja untuk lebih memperhatikan pergaulan anak-anak mereka serta kondisi sepeda motor yang digunakan. Ini penting untuk mencegah anak-anak tergabung dalam gerombolan motor yang dapat meresahkan masyarakat,” pungkasnya.

    Diketahui sebelumnya, Polres Banjar bersama Kodim 0613/Ciamis, Sat Pol PP, dan Dishub Kota Banjar telah bekerja sama dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut.

    BACA JUGA: Dampak Kepungan Banjir di Kabupaten Cirebon, Ratusan Rumah Terdampak hingga Ribuan jadi Korban

  • Anggota Brimob yang Gugur di Papua Dimakamkan di TPU Polri Cikeas

    Anggota Brimob yang Gugur di Papua Dimakamkan di TPU Polri Cikeas

    JABAR EKSPRES  – Jenazah Brigadir (anumatera) Iqbal Anwar Arif yang gugur di Papua dimakamkan di TPU Polri Cikeas.

    Jenazah tiba di Satuan Latihan Korps Brimob, Cikeas, Kabupaten Bogor pada Minggu (19/1) sekitar pukul 11.25 WIB diiringi keluarga dan pelayat.

    Terlihat, mereka memadati tempat yang disediakan maupun sekitaran wilayah Taman Makam Bahagia Cikeas tersebut.

    Bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) Brigjen Pol Waris Agono.

    Sebelum dikebumikan, melaksanakan penghormatan terakhir dengan penembakan ke udara sebagai simbolis.

    BACA JUGA: Polresta Bandung Gelar Patroli KRYD, Sikat Preman dan Ribuan Botol Miras di Soreang

    Saat prosesi pengembalian putra bangsa yang gugur itu ke dalam bumi pertiwi, isak tangis dan suara parau terdengar dengan jelas.

    Ketika penaburan bunga diwakili oleh keluarga, hujan yang mengguyur cukup deras. Ibunda dari Iqbal tak kuasa menahan tangis dan badannya seketika lemas.

    Anggota brimob yang hadir bergerak cepat menyediakan payung bagi keluarga duka. Salah satu anggota menyediakan, kursi roda untuk Ibunda dari brimob yang gugur di Bumi Cendrawasih.

    Prosesi pemakaman diwarnai tabur bunga oleh pihak keluarga hingga penimbunan liang lahat itu selesai sekitar pukul 12.50 WIB.

    BACA JUGA: Sejumlah Desa dan Kecamatan di Kabupaten Cirebon Terendam Banjir Akibat Luapan Sungai Cipager 

    Sebagai informasi, Brigadir (anumatera) Iqbal Anwar Arif telah gugur saat melaksanakan kewajibannya sebagai anggota kesatuan brimob akibat luka tembak dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, pada Jumat (17/1) lalu.

    Ia gugur ketika melakukan patroli rutin di wilayah Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan.

    Saat itu, anggota brimob yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz sedang melintas di tanjakan menggunakan dua mobil, lalu menemukan sebuah kayu yang menghalang di jalan.

    Sebelum tiba di tanjakan, melintas sebuah motor dengan dua orang sebagai pengendara.

    BACA JUGA: Disnaker KBB Ancam Beri Sanksi Tegas Bagi Perusahaan yang Tak Menaikan UMK dan UMSK

    Korban terkena luka tembak pada bagian leher dan langsung terjatuh, lalu rekanannya melakukan evakuasi ke puskesmas terdekat tetapi tidak dapat tertolong.

    Diketahui, pelaku penembakan berasal dari kelompok pimpinan Aske Mabel seorang pecatan anggota polri.

  • Dampak Banjir di Kabupaten Cirebon, Ratusan Rumah Terdampak

    Dampak Banjir di Kabupaten Cirebon, Ratusan Rumah Terdampak

    JABAR EKSPRES – Kabupaten Cirebon diterjag banjir pada Jumat (17/1/2025) malam, akibatnya puluhan warga terpaksa mengungsi dan ratusan rumah terdampak.

    Melansir Radarcirebon.com setidaknya 606 rumah terendam dan alami kerusakan, serta 90 warga terpaksa diungsikan.

    Selain itu, jumlah warga terdampak banjir yang menerjang Kabupaten Cirebon tersebut mencapai lebih dari dua ribu jiwa, atau sekira 2.430 jiwa dari lima kecamatan. Yaknk meliputi Kecamatan Weru, Tengahtanni, Sumber dan tiga kecamatan lainnya.

    BACA JUGA:Sejumlah Desa dan Kecamatan di Kabupaten Cirebon Terendam Banjir Akibat Luapan Sungai Cipager 

    Menanggapi peristiwa ini, Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya menyampaikan, saat ini pihaknya tengah berupaya memberikan bantuan kepada warga yang terdampak.

    “Kami sudah memberikan bantuan makanan kepada pengungsi dan menyalurkan air bersih ke beberapa titik terdampak,” tuturnya.

    Menurutnya, banjir yang terjadi akibat luapan air suangi ini telah menyebabkan kerusakan di berbagai titik, termasuk infrastruktur seperti jembatan dan tanggul penahan tanah (TPT).

    BACA JUGA:Kerap Dilanda Banjir, Lurah Citeureup Minta Pemkot Cimahi Bertindak Cepat!

    Tim pemadam kebakaran (damkar) juga diterjunkan untuk membersihkan lokasi terdampak, sementara sampah-sampah yang terbawa banjir mulai diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

    Wahyu menuturkan, ada korban luka dalam peristiwa ini, namun sudah ditangani oleh petugas. Korban mengalami luka, saat sedang ikut membantu mengevakuasi warga lainnya.

    “Korban mengalami luka di kaki, tetapi sudah dijahit dan kondisinya kini stabil,” ujar Wahyu.

    BACA JUGA:Kolaborasi Antarwilayah Diperlukan untuk Atasi Banjir di Citeureup Cimahi Utara

    Lebih lanjut, Wahyu menuturkan bahwa Banjir di Kabupaten Cirebon disebut disebabkan oleh penyempitan sungai di beberapa titik.

    “Kami sudah berkomunikasi dengan BBWS. Penanganan awal sudah dilakukan di Sungai Cisanggarung dan Ciberes.”

    “Untuk titik baru ini, kami akan segera menurunkan alat berat agar masalah tidak berulang,” jelas Wahyu.

    Pemerintah Kabupaten Cirebon berjanji akan terus memantau kondisi dan menyelesaikan inventarisasi kerusakan. Termasuk kerusakan pada jembatan, TPT, serta fasilitas publik lainnya.

  • Sejumlah Desa dan Kecamatan di Kabupaten Cirebon Terendam Banjir Akibat Luapan Sungai Cipager 

    Sejumlah Desa dan Kecamatan di Kabupaten Cirebon Terendam Banjir Akibat Luapan Sungai Cipager 

    JABAR ESKPRES – Sejumlah desa dan kecamatan di Kabupaten Cirebon terendam banjir akibat luapan Sungai Cipager.

    Berdasarkan informasi dari BPBD Kabupaten Cirebon, beberapa sungai di wilayah Kabupaten Cirebon meliuap akibat hujan lebat yang turun di sekitar wilayah, hulu yaitu Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon sebagai hilirnya.

    Adapun sejumlah wilayah yang terendam banjir yaitu Desa Palir, Gesik serta Dauan yang terletak di Kecamatan Tengahtani, Kecamatan Watubelah, Kecamatan Sumber. Air tersebut masuk ke pemukiman warga hingga jalan raya dan Pondok Pesantren.

    BACA JUGA: Polresta Bandung Gelar Patroli KRYD, Sikat Preman dan Ribuan Botol Miras di Soreang

    Sungai Cipager tidak dapat menampung debit air yang diakibatkan hujan lebat di wilayah Cirebon. Sehingga menjadikan beberapa wilayah di yang dilintasi sungai tersebut mengalami banjir.

    Sungai Cipager sendiri melintasi wilayah Kecamatan Sumber, Talun, Tengahtani hingga Gunungjati.

    Pihak BPBD Kabupaten Cirebon langsung turun untuk mengevakuasi sejumlah warga.