Topik: Banjir

  • Video Detik-detik Mencekam Longsor Menimpa Rumah Carik di Petungkriyono Pekalongan

    Video Detik-detik Mencekam Longsor Menimpa Rumah Carik di Petungkriyono Pekalongan

    TRIBUNJATENG.COM,KAJEN – Berikut ini video Detik-detik Mencekam Longsor Menimpa Rumah Carik di Petungkriyono Pekalongan

    Seorang warga, Suyitno (70) menceritakan detik-detik terjadinya insiden bencana longsor dan banjir yang terjadi di Dukuh Nglilin, Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Senin (20/1/2025) malam.

    Suyitno bahkan menunjukkan lokasi rumah carik atau sekretaris desa yang menjadi rata akibat terbawa longsor.

    “Iya ini rumahnya pak carik. Itu di atasnya rumahnya pendeta, terbawa longsor,” katanya, Rabu (22/1/2025).

    Menurut Suyitno, saat terjadi longsor banyak suara teriakan di area rumah yang terkena longsor. 

    Warga desa yang mendengar suara itu langsung keluar dan membawa senter karena listri padam.

    Awalnya warga desa mengira ada orang yang terjatuh.

    Saat warga melihat, rumah pada roboh dan jalan tidak bisa untuk lewat.

    “Di bawah pada teriak, tolong, tolong. Rumahnya Pak Kodir yang di atas sudah tidak kelihatan, jadi kaya perbukitan,” ungkapnya. 

    Suyitno mengatakan, rumah yang terkena longsor di antaranya rumah sekretaris desa Sularso dan rumah pendeta Wahidi.

    “Pak pendeta itu ada dua orang, Pak Wahidi dan istrinya Ibu Ning. Lalu rumahnya pak carik, Pak Sularso, istri dan anaknya,” jelasnya.

    Sementara itu, Relawan Muhammadiyah Banjarnegara, Jaka Prasetyo mengatakan, rumah carik atau sekretaris desa yang terdampak lokasi dekat jalan. 

    Tetapi saat terjadi longsor terbawa lemparan longsor hingga jarak 500 meter.

    “Lemparan jarak longsor sekira 500 meter ke bawah,” katanya. (fba)

  • Potret Saat Bupati Grobogan Sri Sumarni Terjang Banjir di Papanrejo: Ada 8 Kecamatan Terdampak

    Potret Saat Bupati Grobogan Sri Sumarni Terjang Banjir di Papanrejo: Ada 8 Kecamatan Terdampak

    TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN – Banjir besar melanda Kabupaten Grobogan, Selasa (21/1/2025).

    Hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut sejak Senin (20/1/2025) malam membuat sejumlah sungai di Grobogan tak bisa menampung air.

    Bupati Grobogan, Sri Sumarni turun langsung ke lapangan, tepatnya di Desa Papanrejo, Kecamatan Gubug untuk memantau keadaan dan memberikan arahan kepada aparat setempat.

    Tanpa ragu-ragu, Sri Sumarni menerjang derasnya arus air setinggi lutut limpasan Sungai Tuntang.

    Saat ditemui awak media di lokasi banjir di Desa Papanrejo, Kecamatan Gubug, Sri Sumarni menyebut, banjir terjadi di 8 kecamatan di Kabupaten Grobogan.

    Pihaknya juga meminta semua pihak terjun untuk menyiapkan tempat pengungsian dan dapur umum.

    “Hujan lebat di Grobogan, di beberapa titik 8 kecamatan.”

    “Kecamatan Toroh, Purwodadi, Brati, Klambu, Godong, Gubug, Tegowanu, dan Kedungjati,” kata Sri Sumarni, Selasa (21/1/2025).

    “Di kota tadi saya di tengah-tengah masyarakat diungsikan membuka dapur umum.”

    “Ada Pak Kades, Pak Camat dengan perangkat desa bergerak cepat, harus turun ke bawah,” imbuhnya.

    Sementara itu Sri Sumarni juga menegaskan pentingnya Grobogan sebagai salah satu daerah penyangga pangan utama di Jawa Tengah.

    Kabupaten ini menjadi sentra produksi padi dan jagung yang sangat vital untuk pasokan pangan di daerah lainnya.

    Sebelumnya, Pemkab Grobogan juga telah melakukan penandatanganan MoU untuk meningkatkan hasil produksi padi dan jagung tahun ini, dengan harapan hasilnya melebihi tahun-tahun sebelumnya meskipun ada tantangan bencana alam seperti banjir.

    “Grobogan termasuk penyangga pangan, kemarin ada MoU supaya penambahan penghasilan padi dan jagung supaya lebih dari tahun-tahun yang lalu,” kata Sri Sumarni.

    Jalan Purwodadi-Semarang di Desa Tinanding, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan yang ditutup karena banjir sedang dibersihkan, Rabu (22/1/2025). (TRIBUN JATENG/Fachri Sakti Nugroho)

    Pembersihan Jalur Semarang-Purwodadi

    Jalan Purwodadi-Semarang di Desa Tinanding, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan yang ditutup karena banjir mulai dibersihkan, Rabu (22/1/2025) pagi.

    Tim gabungan membersihkan genangan air dan mengatur lalu lintas. 

    Pemadam kebakaran turut menyemprotkan air bertekanan tinggi untuk menyingkirkan lumpur di jalanan.

    Sejumlah alat berat juga diturunkan untuk memperbaiki tanggul Sungai Tuntang yang jebol.

    Proses pembersihan berlangsung cepat dan diharapkan jalur tersebut dapat dibuka kembali pada sore hari.

    “Arus lalu lintas dari arah Semarang ke Purwodadi sedang kami upayakan untuk segera dilalui,” ujar Anggota Satlantas Polres Grobogan, Bripka Dedit Avo Kurniawan kepada Tribunjateng.com, Rabu (22/1/2025). 

    “Karena sudah proses pembersihan puing-puing maupun perbaikan tanggul yang jebol, semoga pembersihan berjalan lancar dan arus bisa dibuka sore ini,” imbuhnya. 

    Bripka Avo juga meminta para pengguna jalan untuk mematuhi peraturan lalu lintas dan tidak menerobos jalur yang ditutup.

    “Kami mengimbau kepada pengguna jalan untuk mentaati peraturan rambu lalu lintas.”

    “Kami berupaya maksimal untuk arus lalu lintas bisa dibuka pukul 15.00,” ungkap Bripka Avo.

    Rekayasa Lalu Lintas Semarang-Purwodadi

    Bagi pengguna jalan yang hendak melintasi jalur Purwodadi-Semarang disarankan untuk lewat jalur alternatif yang telah disiapkan. 

    Untuk kendaraan kecil bisa melewati Jeketro hingga Wolo. 

    “Dari arah Purwodadi, melewati jalur Wolo, Truko, Jeketro, Kemiri, Bundaran Gubug,” kata Bripka Avo. 

    Yang dari Semarang rekayasa arah sebaliknya.

    Sedangkan untuk kendaraan berat, kepolisian mengarahkan untuk melewati jalur Pantura Demak. 

    “Kendaraan berat kami alihkan lewat jalur Pantura dan sumbu roda enam ke atas lewat Pantura Demak,” pungkas Bripka Avo. 

    Bagi para pengendara yang hendak melintasi jalur Purwodadi-Semarang, disarankan untuk mengikuti informasi terbaru dari pihak berwenang mengenai status jalan tersebut. 

    Di sisi lain, petugas akan terus memantau situasi agar lalu lintas dapat kembali lancar tanpa hambatan.

    Diberitakan sebelumnya, tanggul Sungai Tuntang yang berada di perbatasan Kabupaten Grobogan (Tinanding) dan Demak (Kebonagung) jebol, mengakibatkan jalan Semarang-Purwodadi lumpuh total.

    Air tak hanya menutup jalan utama penghubung dua kota, namun juga menggenangi dua desa, yaitu Desa Tinanding dan Kebonagung.

    Kedua desa ini terdampak cukup parah, air merendam permukiman warga. (*)

  • Potret Saat Bupati Grobogan Sri Sumarni Terjang Banjir di Papanrejo: Ada 8 Kecamatan Terdampak

    Bupati Grobogan Terjang Banjir di Papanrejo, Meminta Semua Pihak Turun ke Lokasi Bencana

    TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN – Banjir besar melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Grobogan, Selasa (21/1/2025).

    Hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut sejak Senin malam membuat sejumlah sungai di Grobogan tak bisa menampung air.

    Bupati Grobogan, Sri Sumarni, turun langsung ke lapangan, tepatnya di Desa Papanrejo, Gubug, untuk memantau keadaan dan memberikan arahan kepada aparat setempat.

    Tanpa ragu-ragu, Sri Sumarni menerjang derasnya arus air setinggi lutut limpasan Sungai Tuntang.

    Saat ditemui awak media di lokasi banjir di Desa Papanrejo, Kecamatan Gubug, Sri Sumarni menyebut, banjir terjadi di 8 wilayah kecamatan di Kabupaten Grobogan.

    Pihaknya juga meminta semua pihak terjun untuk menyiapkan tempat pengungsian dan dapur umum.

    “Hujan lebat di Grobogan, di beberapa titik 8 kecamatan, Toroh, Purwodadi, Brati, Klambu, Godong, Gubug, Tegowanu dan Kedungjati,” kata Sri Sumarni, Selasa (21/1/2025).

    “Dan di kota tadi saya di tengah-tengah masyarakat diungsikan membuka dapur umum.”

    “Ada pak kades pak camat dengan perangkat desa bergerak cepat, kita harus turun ke bawah,” imbuhnya.

    Pentingnya Grobogan sebagai Penyangga Pangan

    Sri Sumarni juga menegaskan pentingnya Grobogan sebagai salah satu daerah penyangga pangan utama di Jawa Tengah.

    Kabupaten ini menjadi sentra produksi padi dan jagung yang sangat vital untuk pasokan pangan di daerah lainnya.

    Sebelumnya, pemerintah Grobogan juga telah melakukan penandatanganan MoU untuk meningkatkan hasil produksi padi dan jagung tahun ini, dengan harapan hasilnya melebihi tahun-tahun sebelumnya meskipun ada tantangan bencana alam seperti banjir.

    “Grobogan termasuk penyangga pangan, kemarin ada MoU supaya penambahan penghasilan pad dan jagung supaya lebih dari tahun-tahun yang lalu,” kata Sri Sumarni. (*) 

  • Bekas Banjir di Jalan Semarang-Purwodadi Dibersihkan, Jalur Dibuka Sore Ini

    Bekas Banjir di Jalan Semarang-Purwodadi Dibersihkan, Jalur Dibuka Sore Ini

    TRIBUNJATENG.COM – Jalan Purwodadi-Semarang di Desa Tinanding, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan yang ditutup karena banjir kini mulai dibersihkan, Rabu (22/1/2025) pagi.

    Pihak berwenang, termasuk kepolisian, telah turun tangan untuk membersihkan genangan air dan mengatur lalu lintas. 

    Pemadam kebakaran turut menyemprotkan air bertekanan tinggi untuk menyingkirkan lumpur di jalanan.

    Sejumlah alat berat juga diturunkan untuk memperbaiki tanggul Sungai Tuntang yang jebol.

    Proses pembersihan berlangsung dengan cepat dan diharapkan jalur tersebut dapat dibuka kembali pada sore hari.

    Hal itu disampaikan oleh Anggota Satlantas Polres Grobogan, Dedit Avo Kurniawan kepada TribunJateng.com.

    “Arus lalu lintas dari arah Semarang ke Purwodadi kita sedang mengupayakan untuk segera dilalui,” ujar Avo saat ditemui di lokasi banjir, Rabu (22/1/2025). 

    “Karena sudah proses pembersihan puing-puing maupun perbaikan tanggul yang jebol.”

    “Semoga pembersihan berjalan lancar dan arus bisa dibuka sore ini,” imbuhnya. 

    Avo juga meminta para pengguna jalan untuk mematuhi peraturan lalu lintas dan tidak menerobos jalur yang ditutup.

    “Kita mengimbau kepada pengguna jalan untuk mentaati peraturan rambu lalu lintas.”

    “Kita berupaya semaksimal mungkin untuk arus lalu lintas kita buka pukul 15.00 WIB sore,” ungkap Avo.

    Rekayasa Lalu Lintas Semarang-Purwodadi

    Bagi pengguna jalan yang hendak melintasi jalur Purwodadi-Semarang, disarankan untuk lewat jalur alternatif yang telah disiapkan. 

    Untuk kendaraan kecil bisa melewati Jeketro hingga Wolo. 

    “Dari arah Purwodadi kita melewati jalur Wolo, Truko, Jeketro, Kemiri, Bundaran Gubug,” kata Avo. 

    “Yang dari Semarang kita rekayasa arah sebaliknya,” imbuhnya.

    Sedangkan untuk kendaraan berat, kepolisian mengarahkan untuk melewati jalur Pantura Demak. 

    “Kendaraan berat kita alihkan lewat jalur Pantura dan sumbu roda enam ke atas lewat Pantura Demak,” pungkas Avo. 

    Bagi para pengendara yang hendak melintasi jalur Purwodadi-Semarang, disarankan untuk mengikuti informasi terbaru dari pihak berwenang mengenai status jalan tersebut. 

    Di sisi lain, petugas akan terus memantau situasi agar lalu lintas dapat kembali lancar tanpa hambatan.

    Diberitakan sebelumnya, tanggul Sungai Tuntang yang berada di perbatasan Kabupaten Grobogan (Tinanding) dan Demak (Kebonagung) jebol, mengakibatkan jalan Semarang-Purwodadi lumpuh total.

    Air tak hanya menutup jalan utama penghubung dua kota, namun juga menggenangi dua desa, yaitu Desa Tinanding dan Desa Kebonagung.

    Kedua desa ini terdampak cukup parah, air merendam pemukiman warga. (fsn)

  • Pj. Gubernur Jatim dan Plt Bupati Sidoarjo Susuri Sungai Mbah Gepuk

    Pj. Gubernur Jatim dan Plt Bupati Sidoarjo Susuri Sungai Mbah Gepuk

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, didampingi Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Sidoarjo, H. Subandi, Dandim 0816/Sidoarjo, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menyusuri Sungai Mbah Gepuk di Kedung Peluk, Kecamatan Candi Rabu (22/1/2025).

    Peninjauan ini untuk mencari penyebab utama banjir di wilayah Candi yang belum surut meskipun telah dilakukan berbagai upaya.
    Hasilnya banjir disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu kontur tanah yang rendah dan adanya enceng gondok yang menyumbat aliran air. Selain itu, sedimentasi di beberapa titik memperburuk kondisi aliran sungai.

    “Hari ini kami fokus pada tindakan darurat. Namun yang terpenting adalah mencari penyebab utamanya. Saya sudah beberapa kali meninjau kawasan ini, dan kali ini terlihat bahwa di Sungai Mbah Gepuk terdapat hambatan serius. Aliran sungai terhalang oleh sedimentasi dan tumbuhan enceng gondok, yang membuat lebar sungai menyempit. Hal ini sangat menghambat aliran air,” ujar Adhy Karyono.

    Ia menambahkan bahwa pemerintah provinsi akan mengerahkan tim, bekerja sama dengan pemerintah daerah dan Dandim 0816/Sidoarjo, untuk membersihkan enceng gondok dan melakukan pengerukan sedimentasi.

    “Jika masalah ini menjadi kewenangan provinsi, akan kami prioritaskan penanganannya. Namun, jika menjadi kewenangan nasional, kami akan berkoordinasi lebih lanjut. Selain itu, persoalan seperti pembangunan tidak tertib di sepanjang aliran sungai yang menyebabkan jalan inspeksi terhalang oleh bangunan liar juga akan ditertibkan oleh Pak Bupati,” tambahnya.

    Plt. Bupati Sidoarjo, H. Subandi, S.H., M.Kn., menyampaikan bahwa pemerintah daerah akan terus berupaya maksimal menangani banjir di wilayah tersebut. Ia menyebutkan bahwa pemerintah telah melibatkan berbagai pihak, termasuk ASN, OPD, Kecamatan, Kodim 0816, serta masyarakat, untuk bersama-sama membersihkan sungai dari sampah dan enceng gondok.

    “Kami akan terus memantau kondisi sungai. Jika ada hambatan, kami akan turun langsung. Setiap Jumat dan Minggu, kami rutin melakukan kerja bakti membersihkan sungai bersama masyarakat. Pemerintah telah bergerak, dan dukungan masyarakat sangat kami butuhkan, terutama untuk tidak membuang sampah ke sungai. Gerakan bersama ini akan menjaga kebersihan sungai dan meminimalisir risiko banjir,” ujar Subandi.

    Ia juga menyampaikan bahwa langkah-langkah penanganan akan terus ditingkatkan sesuai arahan Pj. Gubernur. Pemerintah akan mendatangkan alat berat, termasuk alat berat amfibi, untuk membersihkan sungai. Selain itu, pompa air akan terus disiagakan, dengan tambahan pompa dari pemerintah provinsi untuk membantu mempercepat penanganan banjir.

    Setelah menyusuri Sungai Mbah Gepuk, rombongan melanjutkan kunjungan ke Perumahan Green Residence, Kendal Pecabean, Kecamatan Candi. Di sana, mereka menyerahkan bantuan sosial berupa paket sembako kepada warga yang terdampak banjir. Wilayah ini telah mengalami banjir selama kurang lebih dua pekan.

    Upaya ini diharapkan dapat memberikan solusi jangka pendek sekaligus membangun langkah strategis jangka panjang untuk mengatasi banjir yang kerap melanda kawasan Candi. (isa/kun)

  • Banjir di Ngawi Berangsur Surut, Warga Mulai Kembali ke Rumah

    Banjir di Ngawi Berangsur Surut, Warga Mulai Kembali ke Rumah

    Ngawi (beritajatim.com) – Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo yang melanda 17 desa di 7 kecamatan di Ngawi, Jawa Timur, sejak Selasa (21/01/2025) dini hari, kini berangsur surut. Pada Rabu pagi (22/01/2025), genangan air di Desa Ngale, Kecamatan Paron, Ngawi mulai berkurang, meskipun beberapa titik pemukiman masih terendam.

    Warga yang sebelumnya mengungsi sebagian sudah kembali ke rumah masing-masing. Mereka langsung membersihkan perabotan yang terendam lumpur dan membersihkan area sekitar rumah.

    Setelah itu, beberapa dari mereka kembali ke tempat pengungsian untuk mengambil harta benda, termasuk ternak yang sempat diselamatkan. Sementara itu, sebagian warga memilih tinggal sementara di rumah kerabat hingga banjir benar-benar surut.

    Menurut warga, banjir mulai surut sejak pukul 04.00 WIB. Namun, masih ada genangan di beberapa lokasi. Warga berharap cuaca cerah agar tidak ada hujan yang memperburuk situasi.

    “Masih banyak lumpur di rumah. Perabotan juga banyak yang roboh. Sekarang kami fokus bersih-bersih,” kata salah seorang warga Desa Ngale, Srianti.

    “Banjir mulai surut sejak subuh, tapi beberapa tempat masih tergenang. Rumah penuh lumpur, dan kami berharap hari ini tidak hujan lagi,” kata Ongky Alfarisqi, warga yang lain.

    Sebelumnya, banjir ini telah merendam ratusan rumah warga dengan ketinggian air mencapai lebih dari 1,5 meter. Kondisi tersebut melumpuhkan aktivitas warga dan memutus akses jalan di beberapa wilayah.

    Warga Ngawi berharap kondisi segera kembali normal sehingga mereka dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari tanpa ancaman banjir. [fiq/kun]

  • Santri Hanyut di Sungai Blega Bangkalan Ditemukan Tak Bernyawa

    Santri Hanyut di Sungai Blega Bangkalan Ditemukan Tak Bernyawa

    Bangkalan (beritajatim.com) – Setelah hilang terseret arus, seorang santri yang hanyut di Sungai Blega, Desa/Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, akhirnya ditemukan oleh tim gabungan sejauh 950 meter dari lokasi awal korban hanyut.

    Kapolsek Blega, AKP Muhammad Syamsuri, mengonfirmasi bahwa korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dengan tubuh yang telah membusuk.

    “Saat ditemukan, kondisi jasad masih utuh namun telah memutih,” jelasnya, Rabu (22/1/2025).

    Korban ditemukan sekitar pukul 12.45 WIB siang tadi oleh tim gabungan yang terdiri dari berbagai pihak. Setelah ditemukan, jenazah korban langsung dievakuasi ke puskesmas setempat untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    “Setelah pemeriksaan di puskesmas, korban segera dibawa oleh pihak keluarga ke rumah duka,” tambah Syamsuri.

    Ia juga menjelaskan bahwa keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi. Oleh karena itu, jenazah langsung dipulangkan ke rumah duka untuk segera dimakamkan.

    “Keluarga memilih untuk tidak melakukan autopsi, sehingga setelah pemeriksaan selesai, jenazah langsung dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan,” pungkasnya.

    Diketahui, banjir di Kecamatan Blega disebabkan oleh luapan air kiriman dari wilayah tengah. Banjir ini juga menggenangi jalan raya, mengakibatkan arus lalu lintas di Madura terganggu. (ted)

  • Banjir Grobogan, KAI Kembalikan 100 Persen Tiket Pelanggan yang Terdampak – Page 3

    Banjir Grobogan, KAI Kembalikan 100 Persen Tiket Pelanggan yang Terdampak – Page 3

    KAI juga telah mengerahkan puluhan petugas di lapangan yang dilengkapi dengan alat berat, material batu kricak, pasir, bantalan rel, dan besi untuk memperbaiki jalur dan mengatasi luapan air di lokasi terdampak.

    Anne menambahkan, KAI juga melakukan rekayasa pola operasi dengan mengalihkan rute perjalanan kereta api.

    “Sampai dengan saat ini Pukul 22.20 WIB ada beberapa KA yang mengalami keterlambatan dikarenakan menerapkan pola operasi memutar melewati Stasiun Gambringan-Gundih-Brumbung,” tutur dia.

    Hal ini menyebabkan beberapa perjalanan KA mengalami keterlambatan rata-rata hingga 2 jam. Adapun KA yang mengalami keterlambatan update hingga pukul 22.20 WIB meliputi:

    – KA Blora Jaya lintas gbn-gd

    – KA Ambarawa lintas lintas gbn-gd

    – KA Parcel Utara lintas smt-gd

    – KA Argo Bromo Anggrek lintas sbi-sgu-sk-bbg-smt

    – KA Sembrani lintas gbn-gd

    – KA Argo Bromo Anggrek lintas smt-bbg-sk-sbi

    – KA Sembrani lintas smt-bbg-gd

    – KA Blambangan Ekspres lintas smt-bbg-gd-sk-sbi

    – KA Jayabaya lintas sbi-sgu-sk-smc

    – KA Dharmawangsa Ekspress lintas smt-bbg-gd-sk-sbi

    – KA Airlangga lintas smc-bbg-gd

    – KA Gumarang lintas sbi-sgu-sk-gd-bbg-smt

    – KA Kertajaya lintas smt-bbg-sk-sgu-sbi

    – KA Harina lintas gbn-gd

    – KA Pandalungan lintas sbi-sgu-sk-gd-bbg-smt

    – KA Sembrani lintas gbn-gd

    – KA Parcel Utara lintas gbn-gd

    – KA Argo Bromo Anggrek lintas sbi-sgu-sk-gd-bbg-smt

    – KA Blambangan Ekspress lintas gbn-gd

    – KA Sembrani lintas smt-bbg-gd-sk-sbi

    – KA Kertajaya lintas sbi-sgu-sk-gd-bbg-smt

    – KA Argo Bromo Anggrek lintas smt-bbg-gd-sk-sbi

    – KA Parcel Utara lintas gbn-gd

    – KA Dharmawangsa Ekspress lintas gbn-gd

    – KA Pandalungan lintas smt-bbg-gd

    – KA Gumarang lintas smt-bbg-sk-sgu-sbi

    – KA Harina hanya lintas smt-bbg-gd

  • Pramono-Doel Bakal Pangkas Hari Kerja di Jakarta

    Pramono-Doel Bakal Pangkas Hari Kerja di Jakarta

    loading…

    Pekerja menyeberang menuju Halte Bundaran HI Jakarta. Foto/Dok SINDOnews/Arif Julianto

    JAKARTA – Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Terpilih Periode 2025-2030 Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel) bakal memangkas jumlah hari kerja di Jakarta. Jumlah hari kerja hanya empat hari atau ada penambahan libur selain Sabtu dan Minggu.

    “Ini lagi tren di kota-kota Eropa sebenarnya, di Skandinavia. Apa itu? Pengurangan hari kerja. Empat hari kerja. Empat hari kerja itu salah satu yang sedang digagas (Pramono-Doel),” kata Pakar Tata Kota yang juga Anggota Tim Transisi Pramono-Doel, Nirwono Joga, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (21/1/2025).

    Namun, Nirwono menekankan kebijakan itu akan diterapkan ketika memasuki fase musim penghujan dan berpotensi banjir hingga terjadi polusi udara di Jakarta yang mengganggu aktivitas masyarakat Jakarta.

    Ia menyebut bahwa wacana libur tiga hari dalam sepekan bagi para pekerja bukan kebijakan baru. Sebab, pemerintah daerah sempat meliburkan pekerja saat puncak polusi terjadi.

    “Saya ingat waktu zamannya Pak Pj Heru, pada saat puncak polusi, penerapan work from home juga sudah diterapkan. Pada puncak-puncak polusi kemarin, sekolah-sekolah juga sudah diliburkan,” ucapnya.

    Bahkan, katanya, beberapa pemerintah daerah di Bodetabek juga sudah ikut meliburkan pada saat puncak polusi tadi. “Artinya, gagasan empat hari kerja ini bukan barang baru,” ujarnya.

    Namun, Nirwono mengatakan bahwa kebijakan itu perlu kajian agar lebih matang apabila benar-benar diterapkan saat kepemimpinan Pramono-Doel.

    “Tentu yang jadi PR itu empat hari kerja itu mau hari apa yang mau diliburkan. Sistemnya bagaimana? Apakah satu hari yang libur itu benar-benar libur, atau masih dalam konteks work from home atau work from anywhere.”

    (zik)

  • Pakar nilai mitigasi bencana diperlukan dalam pemilu mendatang

    Pakar nilai mitigasi bencana diperlukan dalam pemilu mendatang

    Opsi penyaluran suara perlu dibuat lebih variatif, atau tak sekadar konvensional

    Jakarta (ANTARA) – Rektor sekaligus Guru Besar Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung (UBB) Prof. Ibrahim memandang bahwa mitigasi bencana diperlukan dalam pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) mendatang.

    Prof. Ibrahim menjelaskan bahwa kompleksitas geografis dan demografis wilayah Indonesia sepatutnya dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan opsi kemungkinan berbagai kendala dalam pemilu, termasuk bencana.

    “Partisipasi memang pada akhirnya disebabkan oleh banyak faktor, yakni bencana salah satunya. Opsi penyaluran suara perlu dibuat lebih variatif, atau tak sekadar konvensional,” kata Prof. Ibrahim saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Rabu.

    Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa opsi penyaluran melalui telepon seluler dapat dipertimbangkan di daerah bencana sebagai bagian dari mitigasi, selain melakukan penjadwalan ulang.

    “Jika perbankan bisa melakukan pendaftaran secara daring melalui validasi KTP (kartu tanda penduduk), dan wajah bisa dilakukan, mengapa tidak dengan pemungutan suara?” ujarnya mengenai usulan yang menjadi bagian mitigasi bencana.

    Selain itu, dia mengatakan bahwa mekanisme jemput bola, adanya fleksibilitas waktu memilih, dan opsi lain perlu dipikirkan agar demokrasi tetap terlaksana meskipun bencana terjadi.

    “Memang, risiko dari variasi penyesuaian tersebut bisa berimplikasi lebih jauh, menyangkut biaya dan mekanisme validasi misalnya. Namun, kehilangan suara rakyat karena faktor teknis juga perkara penting,” jelasnya.

    Sebelumnya, Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Saurlin Siagian mengatakan bahwa pelaksanaan pemilu mendatang membutuhkan mitigasi bencana. Ia mengusulkan hal tersebut berdasarkan pengalamannya saat memantau pelaksanaan Pemilu 2024 di Jawa Tengah.

    “Di Jawa Tengah itu banyak sekali banjir, dan orang enggak punya plan B mau diapain ini TPS-nya (tempat pemungutan suara), dipindahkankah atau bagaimana?” kata Saurlin di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (15/1).

    Pewarta: Rio Feisal
    Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
    Copyright © ANTARA 2025