Topik: Banjir

  • Warga Pringsewu Temukan Mayat Pria Diduga Korban Banjir

    Warga Pringsewu Temukan Mayat Pria Diduga Korban Banjir

    Pringsewu, Beritasatu.com – Sesosok mayat diduga korban banjir ditemukan warga terapung di sungai di Desa Bulurejo, Pringsewu, Lampung. 

    Di tengah banjir yang masih merendam ratusan rumah di Kabupaten Pringsewu, warga Bulurejo, Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu digegerkan dengan penemuan mayat yang terapung di Sungai Way Cinta.

    Mayat pria ini pertama kali ditemukan oleh warga setempat yang sedang menjaring ikan di Sungai Way Cinta pada Selasa siang (21/1/2024) sekitar pukul 13.45 WIB.

    Kedua orang warga yang menemukan mayat mengira benda yang mengapung tersebut adalah sampah atau bantal. Namun, setelah terdorong pusaran air, terlihat bentuk menyerupai kepala manusia. Merasa curiga, kedua orang warga tersebut mendekat untuk memastikan.

    Setelah diketahui jika yang mengapung tersebut adalah jasad manusia, kedua saksi langsung berteriak meminta pertolongan. 

    Karena tidak ada warga di sekitar lokasi, keduanya berlari menuju permukiman terdekat untuk melaporkan penemuan jasad tersebut. Warga kemudian melaporkan penemuan mayat tersebut ke pihak kepolisian.

    Dari laporan warga, petugas Polsek Gading Rejo mendatangi lokasi penemuan mayat untuk melakukan identifikasi dan evakuasi mayat.

    Wakapolsek Gadingrejo, Ipda Decki Ariyadi, mengatakan setelah menerima laporan warga, pihaknya langsung berkoordinasi dengan tenaga kesehatan, TNI, dan BPBD.

    “Setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), jasad korban dievakuasi ke RSUD Pringsewu untuk pemeriksaan lebih lanjut,” kata Decki di lokasi penemuan mayat.

    Menurut Decki, korban diperkirakan berusia di atas 40 tahun dan memiliki ciri-ciri khusus berupa tato naga di dada sebelah kanan, tato bunga di dada sebelah kiri, serta tato kecil di tangan kiri.

    Dengan ciri-ciri tersebut, pihaknya melakukan penelusuran hingga berhasil mengidentifikasi korban. 

    “Korban diketahui bernama Suradi (54), warga Pekon Sidodadi, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu,” ujar Decki.

    Lebih lanjut Decki mengungkapkan, hasil penyelidikan sementara menunjukkan bahwa, kematian korban diduga murni akibat tenggelam dan tidak terkait dengan tindak pidana. Hal tersebut diperkuat hasil pemeriksaan medis yang tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

    “Berdasarkan ciri-ciri fisik dan kondisi jasad, tenaga medis menduga korban telah meninggal dunia sekitar dua hari sebelum ditemukan,” ungkap Decki.

    Pihak keluarga korban telah menerima kejadian ini dan menyatakan tidak bersedia dilakukan autopsi. Jasad korban telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.

    Sementara itu, terkait update terbaru banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Pringsewu, hingga hari ketiga, banjir masih merendam sejumlah Kecamatan di Kabupaten Pringsewu.

    Dengan ketinggian air mencapai 40 centimeter hingga 50 ‘centimeter menyebabkan aktivitas warga terhambat. Selain masih merendam ratusan rumah warga, banjir juga masih merendam badan jalan dan ratusan hektar lahan pertanian warga.

    Pasca tiga hari dilanda banjir, warga terdampak banjir mulai kesulitan mendapatkan makan dan air bersih. Hal tersebut disebabkan sejumlah akses jalan terputus dan air sumur tercemar material banjir.

    Untuk membantu warga yang terdampak banjir, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pringsewu telah menyedikan dapur umum, layanan kesehatan di sejumlah wilayah d Pringsewu.

    Untuk memastikan masyarakat terdampak banjir dalam kondisi baik, Penjabat (Pj) Bupati Pringsewu Marindo Kurniawan bersama Satuan Tugas (Satgas) Bencana Banjir meninjau sejumlah lokasi yang terdampak banjir.

    Marindo Kurniawan mengatakan, selain memastikan kondisi terkini di lapangan, pihaknya juga mendistribusi bantuan kepada keluarga yang terdampak bencana. Bantuan yang disalurkan berupa kebutuhan pokok seperti makanan siap saji, obat-obatan, dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan masyarakat.

    “Keselamatan dan kesejahteraan masyarakat adalah prioritas utama kami. Pemkab Pringsewu akan terus bekerja keras untuk membantu warga yang terdampak banjir, baik melalui langkah evakuasi maupun penyediaan bantuan logistik,” kata Marindo Kurniawan di lokasi terdampak banjir, Rabu (22/1/2025).

    Pemkab Pringsewu juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan.

    Warga diminta segera melaporkan kondisi darurat kepada pihak terkait untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.

  • Winarno Terjang Sisa Longsoran Tanah Demi Cari Istri yang Terseret, Lega Selamat: Alhamdulillah

    Winarno Terjang Sisa Longsoran Tanah Demi Cari Istri yang Terseret, Lega Selamat: Alhamdulillah

    TRIBUNJATIM.COM – Kisah korban tanah longsor Pekalongan cari istri yang terseret longsoran tanah ini menjadi sorotan.

    Ia nekat jalan kaki menerjang sisa longsoran tanah.

    Adapun bencana tanah longsor ini terjadi di Kecamatan Petungkriyono, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (21/1/2025).

    Bencana tanah longsor tersebut memakan 17 korban meninggal dan 11 orang hilang.

    Beberapa korban lain selamat meski harus mendapat perawatan.

    Salah satu korban selamat adalah Winarno, seorang warga Desa Plogpakis, Kecamatan Petungkriyono.

    Ia menceritakan pengalaman pahit yang dialaminya saat bencana terjadi.

    Istrinya dikabarkan terbawa longsor.

    “Saya baru pulang kerja ketika mendapat kabar dari teman bahwa istri saya terjebak di longsor.”

    “Saya langsung menghubungi orang-orang yang bisa dihubungi di sana dan ternyata benar,” ungkap Winarno dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa, via Kompas.com.

    Untuk menuju ke lokasi tempat istrinya berada, Winarno harus melewati sisa longsoran yang sangat parah.

    Ia menceritakan, motor tidak bisa melintasi medan sehingga ia terpaksa berjalan kaki.

    Kondisi banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. (ISTIMEWA)

    “Alhamdulilah dia (sang istri) bisa selamat,” katanya.

    Menurutnya, istrinya dievakuasi dengan tandu karena belum ada relawan maupun alat berat yang bisa masuk ke situ.

    “Kondisi masih rawan, jadi hanya warga dan beberapa orang yang sudah berada di TKP yang memberanikan diri untuk melakukan evakuasi,” jelasnya.

    Pagi harinya, Selasa, Winarno dengan jelas bisa melihat situasi longsoran.

    Menurutnya, semua desa di Kecamatan Petungkriyono terdampak.

    Jalan yang menghubungkan desa-desa tersebut lumpuh total.  

    “Jalan utama menuju Kabupaten Pekalongan antara Petungkriyono ke Doro juga tidak bisa dilewati,” katanya.

    “Dari sembilan desa yang terkena dampak, Desa Kasimbar mengalami kerusakan paling parah dengan banyak korban,” ujar Winarno.

    Saat ini, Winarno dan istrinya berada di Puskesmas Petungkriyono untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

    Berikut identitas korban yang meninggal dan belum ditemukan.

    Relawan bencana saat mengevakuasi korban bencana di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Selasa (21/1/2025). (DOKUMENTASI BNPB)

    Korban meninggal

    1. Revalina (perempuan) 19 tahun warga Sipetung

    2. Suyati (perempuan) warga Tlogohendro

    3. Kiki Pramudita (laki-laki) 23 tahun warga Garung, Desa Yosorejo

    4. Sutar (49) warga Tlogopakis

    5. Riyanto (laki-laki) 50 tahun, warga Yosorejo

    6. Ayat (27) warga Desa Kasimpar

    7. Sumeri (30) warga warga Garung, Desa Yosorejo

    8. Doni (27) warga Desa Gumelem

    9. Winarko (27) warga Desa Gumelem

    10. Supari (37) warga Desa Kasimpar

    11. Sularso (44) warga Desa Kasimpar

    12. Inawati (23) warga Desa Kasimpar

    13. Afkar (4) laki-laki, warga Desa Kasimpar

    14. Khusnul Cholifah (35) perempuan, warga Desa Kasimpar

    15. Rokhim (40) laki-laki, warga Desa Kasimpar

    16. Rahmono (24) laki-laki, warga Desa Tlogohendro

    17. Joni Yulianto (45) laki-laki, warga Sragi

    Korban belum ditemukan

    1. M Teguh Imanto warga Desa kayupuring

    2. Abiyas warga Desa Kasimpar

    3. Giyanto warga Desa Gumelem

    4. Tegar Hariyanto warga Batang

    5. M Nasrullah Amin warga Pekalongan

    6. Asiah warga warga Tlogohendro

    7. Ta’ari warga Yosorejo

    8. Aurel warga Kasimpar

    9. Ta’adi warga Dusun Wonodadi, Desa Songgodadi.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Dukung Program Swasembada Pangan, BUMN Sektor Jasa Keuangan Perluas Asuransi Pertanian – Halaman all

    Dukung Program Swasembada Pangan, BUMN Sektor Jasa Keuangan Perluas Asuransi Pertanian – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Swasembada pangan menjadi program utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Tapi program ini menghadapi sejumlah tantangan, diantaranya soal luasan lahan garapan petani yang terbatas.

    Berdasarkan data pertanian di Indonesia, mayoritas petani hanya memiliki lahan skala kecil dan hampir 68 persen luas lahan yang digarap petani hanya sebesar 0,5 ha saja. 

    Menurut pengamat pertanian Center of Reform on Economic (CORE) Eliza Mardian banyak petani yang mengandalkan rentenir hingga bandar demi kelangsungan usahanya.

    Hal ini menurut Eliza tidak terelakkan karena banyak petani yang belum memiliki asuransi pertanian. 

    “Manfaat utama asuransi, setidaknya bagi petani bisa menjadi jaring pengaman finansial yang krusial bagi petani,” jelas Eliza dalam pernyataannya, Rabu(22/1/2025).

    Padahal tantangan yang dihadapi petani juga tidak sedikit, misalnya gagal panel karena cuaca esktrem atau serangan hama.

    Kedua hal tersebut menurut Eliza kerap tidak bisa dihindarkan, oleh karena itu jika petani bisa dapat kompensasi dengan asuransi mereka bisa mendapatkan modal produksi untuk masa tanam selanjutnya. 

    “Selain itu, asuransi juga bisa menjaga keberlangsungan usaha tani, saat petani meminjam modal dari rentenir maka ada ijon harga panen yang sering kali dibayar di bawah harga pasar dan petani jadi rugi,” tegas Eliza. 

    Dengan begitu banyaknya manfaat asuransi bagi pertanian, sayangnya banyak petani yang belum terliterasi tentang asuransi. Ditambah lagi anggapan asuransi sulit dalam klaim untuk membuktikan kegagalan panen. 

    “Ada trust issue antara pihak asuransi dan petani, jadikan harus ada bukti yang amat sangat kuat, yang menurut petani cukup ribet untuk membuktikan gagal panen, ini yang membuat anggapan para petani bahwa klaim rumit. Belum lagi kesulitan petani dalam membayar premi,” ujar Eliza. 

    Pemerintah memiliki dukungan bagi petani dengan produk dari BUMN di bidang asuransi yaitu Jasindo, dengan produk AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi) dan AUTSK (Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau). 

    Sekretaris perusahaan Asuransi Jasindo Brellian Gema menyatakan AUTP dan AUTSK merupakan suatu bentuk perlindungan kepada para petani dan peternak agar mendapatkan kenyamanan dan keamanan dalam menjalankan kegiatan mereka sehingga dapat memusatkan perhatian pada pengelolaan usahatani dan peternakan yang lebih baik, lebih aman dan lebih menguntungkan.

    “Sebagai perusahaan asuransi yang ditunjuk pemerintah sebagai pelaksana program, Jasindo memiliki beberapa produk asuransi yang mendapat dukungan dari pemerintah, Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS), dan produk Asuransi lainnya,” jelas Brellian. 

    Secara rinci, dia menjelaskan AUTP, memberikan perlindungan kepada petani dari ancaman resiko gagal panen sebagai akibat risiko banjir, kekeringan, penyakit dan serangan Organisme Pengganggu Tanaman.

    a. Premi : Rp 180.000,- (bantuan pemerintah 80 persen premi menjadi Rp 36.000,-)
    b. Pertanggungan : Maksimal harga pertanggungan Rp 6.000.000,- per hektar 
    c. Kriteria petani : Petani penggarap atau petani pemilik lahan maksimal 2 hektar
    d. Kriteria lahan : Lahan Irigasi atau lahan tadah hujan yg dekat dengan sumber air
    e. Ganti rugi   :    – Umur padi sudah melewati 10 hari tanam (HST) 
    – Umur padi sudah melewati 30 hari (tabela/gogo rancah) 
    – Intensitas kerusakan ≥ 75% 
    – Luas kerusakan ≥75% pada tiap petak alami 

    Bahkan Hingga akhir tahun 2024, sebanyak 5,8 juta hektare lahan pertanian telah diberikan perlindungan melalui program AUTP ini, dengan memberikan manfaat bagi lebih dari 9 juta petani di seluruh Indonesia.

    “Kami memahami risiko yang dihadapi oleh petani setiap musimnya, dan program AUTP adalah cara kami untuk mengurangi kecemasan tersebut,” kata Brellian. 

    Melalui perlindungan ini, Jasindo berharap dapat membantu petani untuk terus berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.

    Brellian juga menjelaskan bahwa komitmen Jasindo untuk mengurangi risiko dalam gagal panen yang diakibatkan dari bencana alam, hama, dan penyakit akan terus diperluas dengan melakukan kerja sama dan kolaborasi bersama Kementerian terkait, Pemerintah daerah, serta komunitas pertanian.

    “Melalui produk asuransi yang memberikan perlindungan terhadap usaha tani ini, kami sebagai ekosistem BUMN berupaya untuk terus mendukung misi dan program Astacita Pemerintahan Presiden Prabowo – Gibran agar tercipta kemandirian bangsa,” jelasnya.

    Jasindo juga terus mendorong penggunaan aplikasi Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP) yang memudahkan petani dalam mengajukan klaim dan meningkatkan aksesibilitas layanan, sehingga proses klaim diharapkan dapat lebih cepat dan transparan.

    Untuk membantu petani dalam mengakses manfaat perlindungan ini, berikut langkah-langkah proses klaim program AUTP:

    1. Lapor Kerusakan Tanaman:Petani diharapkan segera melaporkan kerusakan tanaman kepada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Laporan awal dapat disampaikan secara langsung, melalui telepon, atau pesan singkat dengan tetap melengkapi dokumen persyaratan klaim melalui aplikasi SIAP.

    2. Siapkan Dokumen Pendukung:Petani perlu menyediakan dokumen berupa foto kerusakan tanaman dengan titik koordinat dan tanggal foto, salinan KTP, dan surat keterangan dari Kepala Desa, jika lokasi tidak memiliki akses internet.

    3. Proses Verifikasi:PPL atau Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) akan memeriksa kerusakan di lapangan. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan yang diunggah ke aplikasi SIAP.

    4. Pencairan Ganti Rugi:Setelah dokumen dinyatakan lengkap dan klaim disetujui, Asuransi Jasindo akan menerbitkan Discharge Form sebagai tanda penyelesaian klaim. Pembayaran ganti rugi akan dilakukan melalui transfer ke rekening kelompok tani.

    Dengan nilai manfaat hingga Rp 6 juta per hektar per musim tanam, program AUTP memastikan petani tetap memiliki dana yang diperlukan untuk terus bertani bahkan jika terjadi gagal panen.

    “Kami berharap untuk dapat terus mendukung peningkatan ketahanan pangan nasional dan memberikan perlindungan kepada petani di seluruh Indonesia melalui program ini” pungkas Brellian.

  • KAI kebut perbaikan rel kereta terputus akibat banjir di Grobogan

    KAI kebut perbaikan rel kereta terputus akibat banjir di Grobogan

    ANTARA – Perlintasan kereta api di KM 32+5/7 pada petak jalan antara Stasiun Gubug dan Stasiun Karangjati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, yang tergerus banjir pada Selasa (21/01) kemarin, masih belum bisa dilintasi hingga hari ini, Rabu (22/01). Perbaikan di jalur sepanjang sekitar 100 meter tersebut terus diupayakan dengan material pendukung seperti besi rel,bantalan beton, dan perlengkapan lainnya. (Fx. Suryo Wicaksono/Yovita Amalia/Roy Rosa Bachtiar)

  • Mendesak! Ini Kebutuhan Korban Banjir Grobogan di Pengungsian, Tersebar di 3 Lokasi

    Mendesak! Ini Kebutuhan Korban Banjir Grobogan di Pengungsian, Tersebar di 3 Lokasi

    TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN – Banjir yang melanda Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan membuat pemerintah desa bekerja ekstra untuk membantu para korban, Rabu (22/1/2025).

    Banjir disebabkan oleh jebolnya empat titik tanggul di Desa Baturagung, Selasa (21/1/2025) pagi.

    Air langsung menerjang ratusan rumah, belasan rumah hancur, dan beberapa rumah ludes terbawa derasnya aliran air.

    Perangkat Desa Baturagung, Gunadi saat ditemui TribunJateng.com di lokasi pengungsian mengungkapkan bahwa begitu banjir melanda, mereka langsung menyiapkan mobil siaga.

    Bahkan ada warga yang menggunakan motor roda tiga (tossa) untuk mempercepat proses evakuasi.

    “Begitu banjir, kami siapkan mobil siaga, ada yang pakai tossa untuk mempersingkat waktu,” ujar Gunadi, Rabu (22/1/2025).

    Para korban banjir langsung dibawa ke tiga titik pengungsian yang sudah disiapkan pemerintah desa, yaitu di Balai Desa Baturagung, Masjid Dusun Lanjaran, dan Masjid Dusun Mintreng.

    Kondisi di lokasi pengungsian cukup memprihatinkan, dengan kebutuhan mendesak seperti pakaian layak pakai, selimut, dan makanan.

    Banyak rumah yang hancur akibat banjir, bahkan beberapa rumah hilang sepenuhnya.

    “Ada yang 50 persen hancur, ada yang hilang,” tambah Gunadi menjelaskan betapa besar kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana ini.

    Kebutuhan Mendesak di Pengungsian

    Di tengah situasi yang penuh tantangan, bantuan untuk korban sangat diperlukan.

    Pakaian layak pakai, selimut, serta makanan menjadi kebutuhan utama.

    Gunadi juga menambahkan bahwa meskipun sudah ada bantuan dari Palang Merah Indonesia (PMI) pada pagi hari.

    Bantuan tersebut belum dibuka dan masih menunggu distribusi lebih lanjut.

    “Tadi pagi ada bantuan dari PMI, kebetulan belum kami buka, nanti menunggu,” ujar Gunadi.

    Sementara itu, makanan untuk pengungsi ditangani oleh pemerintah desa.

    Warga desa bekerja sama dengan beberapa donatur untuk memasak dan mengirimkan makanan setiap hari seperti makanan ringan, kue, dan makanan lainnya.

    “Makanan sementara ditangani desa, jadi kami masakkan, kirim setiap hari sama beberapa donatur dari desa, memberi semacam snack, kue, dan lain-lain,” jelasnya.

    Sayangnya, bantuan makanan seringkali langsung habis karena banyaknya pengungsi yang membutuhkan.

    Para lansia yang terdampak banjir juga mendapatkan perhatian khusus.

    Mereka langsung dibawa ke Balai Desa untuk mendapatkan perawatan seadanya.

    Data sementara menunjukkan ratusan Kepala Keluarga yang mengungsi.

    Sementara kerugian ditaksir hingga ratusan juta rupiah.

    “Ada sekira 300 Kepala Keluarga (KK) yang mengungsi, 15 rumah yang hanyut, perabotan rumah, mobil dan motor ikut hanyut, tidak ada korban jiwa,” kata Henni Prasetyo, Kepala Dusun Tutup, Desa Baturagung, saat ditemui TribunJateng.com, Selasa (21/1/2025).

    Jalan Purwodadi-Semarang di Desa Tinanding, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan yang ditutup karena banjir sedang dibersihkan, Rabu (22/1/2025). (TRIBUN JATENG/Fachri Sakti Nugroho)

    Pentingnya Bantuan Segera

    Banjir yang merendam Desa Baturagung ini menyisakan banyak kerugian, baik materiil maupun psikologis.

    Selain rumah yang hancur, warga juga membutuhkan perhatian lebih, terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar.

    Bantuan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, sangat diperlukan untuk meringankan beban para korban.

    Dengan adanya kerja sama antara pemerintah desa, relawan, dan donatur, diharapkan proses pemulihan dapat berlangsung lebih cepat, dan para korban segera pulih.

    TribunJateng.com yang datang ke lokasi banjir melihat ratusan rumah tergenang, puluhan rumah rusak dan ada yang hanyut terseret hingga ratusan meter dari permukiman.

    Bangkai kendaraan bermotor hingga peralatan rumah tangga juga tampak berserakan di jalanan hingga persawahan.

    Warga yang awalnya masih terjebak di rumah, mulai mengungsi meninggalkan rumahnya yang tak lagi bisa ditempati sementara waktu.

    Mereka berjalan pelan menyusuri jalanan yang licin dan masih dilewati kencang arus air.

    Terlihat beberapa lansia memegangi tali pengaman yang sengaja dipasang sebagai pegangan agar warga tidak terpeleset.

    Di lokasi pengungsian, deretan lansia dan ibu-ibu yang menggendong bayinya semakin menambah pilu pemandangan.

    Sayup-sayup terdengar di antara mereka saling bercerita dan mengeluh badannya sakit karena usia dan penyakit.

    Detik-detik Tanggul Jebol Menerjang Ratusan Rumah Warga

    Masih terlintas jelas di ingatan Kartinah, warga Desa Baturagung, yang menjadi korban bencana banjir.

    Rumah Kartinah memang selamat, tapi tidak dengan rumah-rumah tetangga sekitarnya yang hilang tersapu air.

    Kepada TribunJateng.com, Kartinah menceritakan, pagi saat kejadian dia sedang membantu anaknya bersiap untuk sekolah.

    Tak lama kemudian air meluber dan tanggul tak bisa bertahan lagi.

    “Kejadian pukul 06.00, air sudah meluber, sekira pukul 06.30 sudah tidak bisa dipertahankan lagi, tanggul jebol,” tutur Kartinah kepada TribunJateng.com, Selasa (21/1/2025).

    Karena cepatnya kejadian, Kartinah tak sempat mengamankan barang-barang berharganya.

    “Kerugian-kerugian lumayan banyak, karena kebetulan tanggul dari samping kanan dan kiri rumah sudah jebol jadi tidak bisa menyelamatkan aset-aset sejenis motor.”

    “Di samping rumah ada penjual pupuk itu entah ada berapa ton karena baru didatangkan, kerugianya lumayan,” imbuh Kartinah.

    Kartinah menuturkan, rumah yang berada tepat di lokasi tanggul yang jebol tak bisa diselamatkan dan langsung terbawa arus.

    “Rumah warga saat air jebol langsung hancur karena tepat di hadapan air jebol.”

    “Kebetulan ini padat penduduk lumayan banget ini yang terdampak banjir,” pungkas Kartinah. (*)

  • Video BPBD Kab Tegal Kirim 5 Rescuer untuk Bantu Evakuasi Korban Longsor Petungkriyono Pekalongan

    Video BPBD Kab Tegal Kirim 5 Rescuer untuk Bantu Evakuasi Korban Longsor Petungkriyono Pekalongan

    TRIBUNJATENG.COM, TEGAL –  Berikut ini video BPBD Kab Tegal Kirim 5 Rescuer untuk Bantu Evakuasi Korban Longsor Petungkriyono Pekalongan

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal siap mengirimkan lima rescuer untuk membantu proses evakuasi korban tanah longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan.

    Proses evakuasi dan pencarian korban bencana longsor di Petungkriyono masih terus berlangsung hingga Rabu (22/1/2025).

    Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tegal, M Afifudin, mengatakan pihaknya telah berkomunikasi untuk memastikan apakah bantuan rescuer tambahan dibutuhkan di lokasi bencana.

    “Kami siap mengirimkan empat hingga lima rescuer yang sudah terlatih dan memiliki fisik kuat. Mereka juga telah mengikuti pelatihan penyelamatan,” ujar Afifudin kepada Tribunjateng.com.

    Namun, hingga Rabu siang, pihaknya belum menerima respon dari BPBD Kabupaten Pekalongan terkait kebutuhan tim tambahan, sehingga pengiriman rescuer masih menunggu koordinasi lebih lanjut.

    Afifudin menjelaskan, situasi saat ini cukup berat karena beberapa wilayah di Jawa Tengah, seperti Brebes, Tegal, Pemalang, dan Pekalongan, sedang menghadapi bencana banjir dan longsor secara bersamaan.

    “Meski banyak wilayah terdampak, Kabupaten Pekalongan menjadi yang paling besar dampaknya,” tambahnya.

    BPBD Kabupaten Tegal berkomitmen memberikan bantuan maksimal jika koordinasi dengan BPBD Pekalongan sudah terjalin.

    Pihaknya memastikan kesiapan tim rescuer yang akan diterjunkan untuk membantu proses evakuasi korban bencana di Petungkriyono.

  • Video Banjir Gubug Grobogan, Bupati Sri Sumarni Terjang Air Minta Para Pihak ke Lokasi Bencana.

    Video Banjir Gubug Grobogan, Bupati Sri Sumarni Terjang Air Minta Para Pihak ke Lokasi Bencana.

    TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN – Berikut ini video Banjir Gubug Grobogan, Bupati Sri Sumarni Terjang Air Minta Para Pihak ke Lokasi Bencana.

     Banjir besar melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Grobogan, Selasa (21/1/2025).

    Hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut sejak Senin malam membuat sejumlah sungai di Grobogan tak bisa menampung air.

    Bupati Grobogan, Sri Sumarni, turun langsung ke lapangan, tepatnya di Desa Papanrejo, Gubug, untuk memantau keadaan dan memberikan arahan kepada aparat setempat.

    Tanpa ragu-ragu, Sri Sumarni menerjang derasnya arus air setinggi lutut limpasan Sungai Tuntang.

    Saat ditemui awak media di lokasi banjir di Desa Papanrejo, Kecamatan Gubug, Sri Sumarni menyebut, banjir terjadi di 8 wilayah kecamatan di Kabupaten Grobogan.

    Pihaknya juga meminta semua pihak terjun untuk menyiapkan tempat pengungsian dan dapur umum.

    “Hujan lebat di Grobogan, di beberapa titik 8 kecamatan, Toroh, Purwodadi, Brati, Klambu, Godong, Gubug, Tegowanu dan Kedungjati,” kata Sri Sumarni, Selasa (21/1/2025).

    “Dan di kota tadi saya di tengah-tengah masyarakat diungsikan membuka dapur umum.”

    “Ada pak kades pak camat dengan perangkat desa bergerak cepat, kita harus turun ke bawah,” imbuhnya.

    Pentingnya Grobogan sebagai Penyangga Pangan

    Sri Sumarni juga menegaskan pentingnya Grobogan sebagai salah satu daerah penyangga pangan utama di Jawa Tengah.

    Kabupaten ini menjadi sentra produksi padi dan jagung yang sangat vital untuk pasokan pangan di daerah lainnya.

    Sebelumnya, pemerintah Grobogan juga telah melakukan penandatanganan MoU untuk meningkatkan hasil produksi padi dan jagung tahun ini, dengan harapan hasilnya melebihi tahun-tahun sebelumnya meskipun ada tantangan bencana alam seperti banjir.

    “Grobogan termasuk penyangga pangan, kemarin ada MoU supaya penambahan penghasilan pad dan jagung supaya lebih dari tahun-tahun yang lalu,” kata Sri Sumarni. (*) 

  • Video Innalillahi, Jasad Abiyan Bayi 5 Bulan Korban Longsor Petungkriyono Pekalongan Ditemukan

    Video Innalillahi, Jasad Abiyan Bayi 5 Bulan Korban Longsor Petungkriyono Pekalongan Ditemukan

    Berikut ini video innalillahi, jasad Abiyan bayi 5 bulan korban longsor Petungkriyono Pekalongan ditemukan.

    TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN – Tim SAR gabungan kembali berhasil menemukan tiga korban jiwa akibat tanah longsor dan banjir bandang di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Rabu (22/1/2025).

    Anggota SAR Bumi Santri Pekalongan, Agus Yusuf, mengatakan ketiga korban yang ditemukan adalah Aisyah (17), Ta’ari, dan Abiyan, bayi berusia 5 bulan.

    “Korban atas nama Abiyan ditemukan tertimbun longsor cukup dalam. Proses pencarian menggunakan alat manual seperti pacul,” ujar Agus Yusuf kepada Tribunjateng.com.

    Yusuf menjelaskan, bayi Abiyan ditemukan di bawah springbed yang terlilit dengan selendangnya.

    Posisi springbed tersebut tersangkut di pohon bambu di dekat aliran air.

    “Rumah Abiyan terbawa longsor sejauh sekitar 30 meter dari lokasi awal,” tambahnya.

    Abiyan ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.

    Ibunya juga menjadi korban meninggal dunia, sementara ayahnya selamat namun belum diketahui keberadaannya.

    Ketika Abiyan ditemukan, paman korban yang berada di lokasi tidak mampu menahan tangis melihat kondisi keponakannya.

    “Paman korban menangis histeris saat melihat Abiyan ditemukan. Jenazah langsung dibawa ke posko induk,” imbuhnya.

    Proses pencarian korban longsor dan banjir bandang ini masih terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan, dengan harapan bisa menemukan korban lainnya.

  • Habiskan Miliaran Rupiah untuk Drainase, Blitar Masih Dikepung Banjir

    Habiskan Miliaran Rupiah untuk Drainase, Blitar Masih Dikepung Banjir

    Blitar (beritajatim.com) – Kota Blitar belakangan ini sedang menghadapi kepungan banjir. Sejumlah ruas jalan di Bumi Bung Karno tersebut saat hujan berubah menjadi kolam. Ketinggian air yang menggenangi sejumlah ruas jalan protokol di Kota Blitar pun bervariasi mulai dari semata kaki hingga selutut orang dewasa.

    Kondisi ini tentu cukup mengganggu pengguna jalan. Bahkan beberapa kendaraan harus mogok saat menerjang genangan air di sejumlah jalan protokol Kota Blitar tersebut. Beberapa jalan yang menjadi langganan banjir itu diantaranya Jalan Kali Brantas (sekitar wisata air Sumber Udel), Jalan Anggrek hingga Barat Jalan Mastrib ada pula Jalan Merdeka Barat hingga jalan Palem.

    “Ya pasca hujan deras kemarin memang beberapa titik terpantau ada menggenang cukup tinggi,” ucap Agus Suherli, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Blitar, Rabu (22/1/2025).

    Kondisi ini sebenarnya menjadi ironi tersendiri. Pasalnya beberapa bulan lalu Pemerintah Kota Blitar baru saja melakukan perbaikan drainase di 21 titik.

    Anggaran yang digelontorkan untuk perbaikan saluran drainase ini pun mencapai 1,1 miliar rupiah. Perbaikan 21 titik saluran drainase ini dilakukan Pemerintah Kota Blitar selama 2024.

    Kala itu Pemerintah Kota Blitar menganggap perbaikan drainase ini penting untuk mencegah banjir utamanya saat hujan deras melanda. Drainase yang sempit dan belum terkeruk pun diperbaiki harapannya tentu agar bisa menampung serta mengalirkan air lebih banyak sehingga tidak terjadi banjir.

    Namun ternyata, di awal 2025 ini banjir sudah terjadi beberapa kali. Salah satu yang jadi langganan adalah jalan Kali Brantas. Selama awal tahun 2025, jalan Kali Brantas sudah 2 kali tergenang air dengan ketinggian hingga lutut orang dewasa.

    Lucunya, drainase di Jalan Kali Brantas tersebut sebenarnya sudah diperbaiki pada tahun 2024 kemarin. Namun tetap saja banjir terjadi di sana. Mungkin penyebab banjir bukan hanya soal drainase namun juga perihal intensitas hujan yang cukup tinggi seperti yang diutarakan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Blitar, Agus Suherli.

    “Karena hujan intensitasnya kan tinggi ini jadi mungkin saluran pembuangannya itu tidak muat, tapi yang jelas sudah surut,” tegasnya.

    Masyarakat Kota Blitar sendiri cukup menyayangkan banjir ini bisa terjadi. Pasalnya banjir ini cukup membuat masyarakat kesulitan beraktivitas seperti berangkat kerja hingga pergi ke sekolah untuk mengantar anak.

    “Kalau air menggenang seperti ini ya merepotkan warga. Mau berangkat kerja atau berangkat sekolah harus menerjang banjir dulu,” ungkap Sutrisno, warga Kota Blitar.

    Warga pun berharap Pemerintah Kota Blitar memberikan solusi atas permasalahan banjir ini. Sehingga banjir tidak terus terjadi dan aktivitas warga bisa normal meski disaat musim hujan tiba.

    “Ya tolonglah Pemerintah Kota Blitar memberikan solusi supaya banjir ini tidak terus terjadi,” tegasnya.

    Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Blitar masih belum berkomentar soal perbaikan drainase yang dilakukannya pada tahun 2024. [owi/beq]

  • Pemkot Semarang Kirim Personil Bantu Evakuasi Korban Longsor di Kabupaten Pekalongan

    Pemkot Semarang Kirim Personil Bantu Evakuasi Korban Longsor di Kabupaten Pekalongan

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Menunjukkan rasa solidaritas, Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang mengirimkan tim Satpol PP unit K9 untuk membantu pencarian atau evakuasi korban bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Pekalongan.

    Plt Kepala Satpol PP Kota Semarang, Marthen Stevanus Dacosta menuturkan, personil sejumlah enam orang dan dua ekor anjing pelacak dikerahkan untuk membantu pencarian korban yang masih tertimbun longsor serta untuk perbantuan logistik. 

    “Tim langsung berkoordinasi dengan Basarnas untuk terlibat dalam pencarian korban di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Kami mengirimkan enam personil dan dua anjing pelacak untuk membantu menemukan korban baik yang selamat maupun yang meninggal,” kata Marthen, Rabu (22/1/2025). 

    Dia menjelaskan, tim berangkat jam enam sore dan harus menempuh perjalanan selama tujuh jam. Dikarenakan jalanan yang sulit ditempuh, tim beristirahat di polsek setempat sebelum memulai pencarian keesokan paginya. 

    “Proses pencarian diperkirakan berlangsung tiga hari melihat kondisi lapangan yang ternyata ada di dataran tinggi dan dikarenakan kondisi cuaca yang tidak menentu, jika cuaca setempat mendukung maka akan ditambah waktu untuk proses pencarian korban,” imbuhnya.

    Sementara, hingga saat ini fokus tim K9 dan tim Polda Jawa Tengah adalah mempersempit ruang pencarian, dikarenakan luas area pencarian dan medan yang sulit untuk dijangkau. 

    “Untuk korban yang belum ditemukan ada 10 orang di tiga titik. Untuk titik yang di cafe masih kurang 8 orang atau mungkin bisa lebih, dikarenakan pada saat bencana banjir dan longsor terjadi, bebarengan dengan acara yang ada di cafe tersebut,” kata Marthen. 

    Satpol PP Kota Semarang juga mendapat dukungan dari Satpol PP Provinsi Jawa Tengah dan Kota Pemalang. Selain membantu pencarian korban, Satpol PP Kota Semarang juga memastikan dukungan logistik untuk memperlancar tugas di lapangan.

    “Kami mengajak masyarakat untuk mendoakan keselamatan tim yang bertugas dan berharap korban cepat dievakuasi dan tidak ada korban lain,” pungkasnya. (eyf)