Topik: Banjir

  • Pemprov Jabar akan tambah kolam retensi di Bandung Selatan

    Pemprov Jabar akan tambah kolam retensi di Bandung Selatan

    ANTARA – Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum menambah Kolam Retensi dan normalisasi sungai untuk mengatasi banjir Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, Sabtu (25/1). Hal ini diakibatkan belum cukupnya kapasitas Kolam Retensi Cieunteng dan Andiruntuk mengatasi banjir musiman. (Dian Hardiana/Chairul Fajri/Hilary Pasulu)

  • Banjir Setinggi 1 Meter Landa Kutai Timur, Buaya Berkeliaran di Permukiman

    Banjir Setinggi 1 Meter Landa Kutai Timur, Buaya Berkeliaran di Permukiman

    Kutai Timur, Beritasatu.com – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) menyebabkan banjir setinggi satu meter merendam ratusan rumah di Kabupaten Kutai Timur pada Sabtu (25/1/2025).

    Lebih mengkhawatirkan lagi, buaya berukuran besar juga muncul di wilayah yang terdampak banjir, sehingga warga harus bertahan di dalam rumah.

    Dalam video amatir yang viral di media sosial, terlihat seekor buaya besar berada di tengah permukiman padat penduduk di Gang Masdar, Kecamatan Sangatta Utara. Buaya tersebut tampak melintas di jalanan yang digenangi banjir dan menimbulkan ketakutan warga setempat.

    Kemunculan buaya juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Sangatta Selatan. Seekor buaya muara berukuran besar terekam kamera amatir warga tengah bersantai di samping rumah yang terendam banjir dengan kedalaman air mencapai satu meter.

    Banjir ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi, yang menyebabkan debit air Sungai Sangatta meluap. Selain mengganggu aktivitas warga, luapan air ini turut memicu kemunculan buaya muara, sehingga menambah kekhawatiran masyarakat.

    Salah satu warga, Rosman, mengungkapkan banjir kali ini merupakan salah satu yang terparah pada awal tahun 2025, setelah banjir besar yang pernah melanda wilayah tersebut dua tahun lalu.

    “Baru kali ini lagi banjir besar seperti ini. Dua tahun lalu pernah lebih parah, dan sekarang terjadi lagi,” kata Rosman saat ditemui di lokasi banjir di Kecamatan Sangatta Selatan, Sabtu (25/1/2025).

    Rosman juga menyoroti kemunculan buaya yang kerap mendekati permukiman warga selama banjir, yang menjadi ancaman serius bagi keselamatan masyarakat, terutama anak-anak.

    “Saya larang anak-anak mandi dekat sungai, karena ada kemungkinan buaya muncul di sekitar situ,” tambahnya.

    Akibat kemunculan buaya tersebut, mayoritas warga terdampak banjir memilih untuk tetap bertahan di rumah. Warga berharap pemerintah setempat segera mengambil tindakan untuk memastikan keselamatan mereka dari ancaman buaya selama banjir di Kutai Timur.

  • Perjalanan 15 KA Dialihkan ke Daop 7 Madiun Akibat Banjir di Semarang

    Perjalanan 15 KA Dialihkan ke Daop 7 Madiun Akibat Banjir di Semarang

    Madiun (beritajatim.com) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan dan ketidaknyamanan yang dialami penumpang akibat banjir di wilayah Semarang. Peristiwa ini mengakibatkan sejumlah perjalanan kereta api harus dialihkan melalui Daop 7 Madiun, Sabtu (25/1/2025).

    Sejumlah kereta api yang berangkat dari Daop 7 Madiun tetap beroperasi sesuai jadwal keberangkatan, namun terjadi penyesuaian rute karena banjir yang melanda jalur Karangjati-Gubug. Jalur tersebut ditutup akibat luapan air yang mengganggu operasional.

    Manager Humas Daop 7 Madiun, Kuswardojo, menyatakan bahwa PT KAI telah menurunkan ratusan petugas prasarana dan alat berat untuk menangani dampak banjir. “Penanganan dilakukan secara intensif agar jalur tersebut dapat segera digunakan kembali. Kami terus berupaya memulihkan situasi demi mengurangi dampak terhadap perjalanan kereta api lainnya,” jelas Kuswardojo.

    PT KAI mengimbau masyarakat, terutama pengguna jalan di perlintasan sebidang, untuk meningkatkan kewaspadaan. “Dengan pengalihan jalur ini, frekuensi perjalanan kereta api di wilayah Daop 7 Madiun bertambah, termasuk perjalanan di luar jadwal reguler,” ujar Kuswardojo.

    KAI juga memahami bahwa situasi ini berdampak pada kenyamanan penumpang. “Keselamatan dan keamanan adalah prioritas utama kami. Petugas terus bekerja keras untuk memulihkan jalur terdampak secepat mungkin,” tambah Kuswardojo.

    PT KAI akan terus memberikan pembaruan terkini mengenai kondisi jalur serta dampaknya pada perjalanan kereta api. Pihak KAI juga mengucapkan terima kasih atas kesabaran dan pengertian penumpang selama proses pemulihan berlangsung.

    Sebagai langkah antisipasi, PT KAI memberlakukan rekayasa pola operasi dengan mengalihkan sejumlah perjalanan melalui jalur alternatif, yakni Brumbung-Gundih-Gambringan atau Brumbung-Solo-Surabaya. Berikut daftar kereta api yang terdampak dan dialihkan melalui Daop 7 Madiun:

    Perjalanan Kereta Api yang Dialihkan via Jalur Brumbung-Solo-Madiun-Surabaya

    1. KA 1 Argobromo Anggrek (Surabaya – Jakarta)

    2. KA 2 Argobromo Anggrek (Jakarta – Surabaya)

    3. KA 3 Argobromo Anggrek (Surabaya – Jakarta)

    4. KA 4 Argobromo Anggrek (Jakarta – Surabaya)

    5. KA 129A Gumarang (Surabaya – Jakarta)

    6. KA 130A Gumarang (Jakarta – Surabaya)

    7. KA 107 Jayabaya (Jakarta – Malang)

    8. KA 108 Jayabaya (Malang – Jakarta)

    9. KA 129A Kertajaya (Surabaya – Jakarta)

    10. KA 220A Kertajaya (Jakarta – Surabaya)

    11. KA 77F Pandalungan (Jember – Jakarta)

    12. KA 78F Pandalungan (Jakarta – Jember)

    13. KA 63 Sembrani (Surabaya – Jakarta)

    14. KA 64 Sembrani (Jakarta – Surabaya)

    15. KA 7009A Sembrani Tambahan (Surabaya – Jakarta)

     [fiq/beq]

  • Bertambah, Ini 30 Perjalanan Kereta Api yang Terdampak Banjir di Grobogan

    Bertambah, Ini 30 Perjalanan Kereta Api yang Terdampak Banjir di Grobogan

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memberlakukan pola operasi memutar diberlakukan pada 30 perjalanan kereta api akibat jalur yang terdampak luapan banjir Sungai Tuntang sejak Jumat, (24/1/2025) pukul 22.25 WIB.

    Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo mengatakan jalur kereta api antara Stasiun Karangjati dan Stasiun Gubug, Kabupaten Grobogan yang terdampak harus ditutup agar penanganan dapat dilakukan secara intensif.

    Demi keselamatan perjalanan, jalur ini ditutup sementara, dan pola operasi memutar diberlakukan pada 30 perjalanan kereta api (KA).  

    “Kami telah mengerahkan tim tanggap darurat, alat berat, serta material pendukung untuk percepatan pemulihan kondisi. Sementara itu, pola operasi memutar diterapkan untuk meminimalkan dampak pada perjalanan pelanggan,” kata Didiek dalam keterangan resmi, Sabtu (25/1/2025). 

    Pola operasi memutar ini menggunakan dua jalur alternatif, yaitu lintas Surabaya Pasar Turi – Gambringan – Gundih – Brumbung serta lintas Surabaya Pasar Turi – Surabaya Gubeng – Solo Jebres – Gundih – Brumbung. Berikut daftar 30 KA yang terdampak:  

    Pengalihan Lintas Surabaya Pasar Turi – Gambringan – Gundih – Brumbung:

    1. KA Airlangga (KA 235 & KA 236B) relasi Surabaya Pasar Turi – Pasarsenen PP  

    2. KA Ambarawa Ekspres (KA 231 & KA 232) relasi Surabaya Pasar Turi – Semarang Poncol PP  

    3. KA Blambangan Ekspres (KA 185B & KA 186B) relasi Surabaya Pasar Turi – Pasarsenen PP  

    4. KA Dharmawangsa Ekspres (KA 131 & KA 132A) relasi Surabaya Pasar Turi – Pasarsenen PP  

    5. KA Harina (KA 125 & KA 126A) relasi Surabaya Pasar Turi – Cikampek PP  

    6. KA Parcel Utara (KA 283 & KA 284) relasi Surabaya Pasar Turi – Kampung Bandan PP  

    7. KA Sembrani (KA 61 & KA 62A) serta KA Sembrani Tambahan (KA 7010A) relasi Surabaya Pasar Turi – Gambir PP  

    Pengalihan Lintas Surabaya Pasar Turi – Surabaya Gubeng – Solo Jebres – Gundih – Brumbung:

    1. KA Argo Bromo Anggrek (KA 1, KA 2, KA 3 & KA 4) relasi Surabaya Pasar Turi – Gambir PP  

    2. KA Gumarang (KA 129A & KA 130A) relasi Surabaya Pasar Turi – Pasarsenen PP  

    3. KA Jayabaya (KA 107 & KA 108) relasi Surabaya Pasar Turi – Pasarsenen PP  

    4. KA Kertajaya (KA 219A & KA 220A) relasi Surabaya Pasar Turi – Pasarsenen PP  

    5. KA Pandalungan (KA 77F & KA 78F) relasi Surabaya Pasar Turi – Gambir PP  

    6. KA Sembrani (KA 63 & KA 64) serta KA Sembrani Tambahan (KA 7009A) relasi Surabaya Pasar Turi – Gambir PP  

    KAI juga memastikan penumpang yang terdampak berhak atas pengembalian tiket 100% atau reschedule perjalanan tanpa biaya tambahan.

    Penumpang yang mengalami keterlambatan kereta akibat pola operasi ini akan diberikan kompensasi berupa service recovery sesuai aturan yang berlaku.

  • Dua KA di Daop 9 Jember kembali terdampak banjir Grobogan

    Dua KA di Daop 9 Jember kembali terdampak banjir Grobogan

    Akibat ditutupnya jalur antara Stasiun Gubug-Stasiun Karangjati yang berada di Kabupaten Grobogan, perjalanan KA Pandalungan dari Stasiun Gambir tujuan Stasiun Jember kembali memutar lewat Solo, Madiun, Mojokerto dan Surabaya

    Jember, Jawa Timur (ANTARA) – Dua kereta api yang beroperasi di wilayah Daerah Operasi (Daop) 9 Jember yakni KA Pandalungan dan KA Blambangan Ekspres kembali terdampak banjir Grobogan, Jawa Tengah, sehingga kedatangannya di stasiun tujuan mengalami keterlambatan pada Sabtu.

    Air kembali meluap dan menggenangi jalur kereta api yang berada di kilometer 32+5/7 antara Stasiun Gubug – Stasiun Karangjati pada Jumat (24/1) pukul 22.25 WIB, sehingga demi keselamatan jalur tersebut kembali ditutup dan dampaknya perjalanan kereta api yang menuju wilayah Daop 9 Jember kembali memutar.

    “Akibat ditutupnya jalur antara Stasiun Gubug-Stasiun Karangjati yang berada di Kabupaten Grobogan, perjalanan KA Pandalungan dari Stasiun Gambir tujuan Stasiun Jember kembali memutar lewat Solo, Madiun, Mojokerto dan Surabaya,” kata Manajer Hukum dan Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember Cahyo Widiantoro.

    Pada pukul 09.38 WIB, posisi terakhir KA Pandalungan berangkat dari Stasiun Mojokerto dengan kelambatan mencapai 129 menit dan kedatangan KA Pandalungan di Stasiun Jember diperkirakan mengalami penundaan hingga 4 jam.

    Sedangkan untuk KA Blambangan Ekspres dari Stasiun Pasar Senen tujuan Stasiun Ketapang di Banyuwangi, meskipun perjalanannya tidak memutar, tapi tiba di Stasiun Ketapang pukul 06.31 WIB dan masih mengalami kelambatan 96 menit.

    Ia menjelaskan pihak KAI Daop 9 Jember mengucapkan permohonan maaf kepada para penumpang yang perjalanan kereta api nya terdampak banjir di Kabupaten Grobogan dan untuk setiap kelambatan perjalanan kereta api, para penumpang diberikan service recovery sesuai dengan aturan yang berlaku.

    Upaya penanganan gogosan masih dilakukan secara terus menerus oleh pihak KAI dengan mengerahkan ratusan tenaga prasarana dan dibantu alat berat agar jalur kereta api bisa segera kembali dilalui.

    “Kami berkomitmen memberikan layanan terbaik dengan memastikan keselamatan dan keamanan setiap perjalanan kereta api sebagai prioritas utama,” katanya.

    Untuk informasi lebih lanjut terkait jadwal kereta api maupun informasi pengembalian tiket bagi penumpang yang perjalanan kereta api nya terdampak banjir di Kabupaten Grobogan, masyarakat dapat menghubungi media sosial KAI121, email cs@kai.id dan whatsapp KAI121 di nomor 0811-1211-1121.

    Pewarta: Zumrotun Solichah
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bau Menyengat Jadi Petunjuk? Tim SAR Perluas Area Pencarian Korban Bengawan Solo

    Bau Menyengat Jadi Petunjuk? Tim SAR Perluas Area Pencarian Korban Bengawan Solo

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Tim SAR Gabungan BPBD Bojonegoro telah melakukan pencarian hingga hari kelima korban terseret arus Sungai Bengawan Solo. Pada pencarian hari kelima, Tim SAR akan lebih fokus melakukan penyisiran tepian sungai dari titik lokasi korban tenggelam hingga perbatasan Lamongan.

    Kepala Unit Siaga Pos SAR Bojonegoro Kantor Basarnas Surabaya, Novix Heryadi mengatakan, pada pencarian korban tenggelam terseret arus sungai Bengawan Solo di Desa/Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro hari kelima ini secara teknis melakukan penyisiran sisi pinggir sungai di kanan dan kiri.

    “Semua alut LCR dari lokasi kejadian, nanti teknisnya kita bagi estafet masing-masing LCR berangkat selang waktu 15 menitan di sisi pinggir sungai saja sisi kanan dan kiri,” ujarnya saat melakukan koordinasi pencarian bersama Tim SAR Gabungan BPBD Bojonegoro, Sabtu (25/1/2025).

    Novix menambahkan, untuk pencarian kali ini akan lebih didetailkan antisipasi bau yang menyengat dikarenakan air sungai sudah surut. Pencarian dilakukan dari titik awal terjadinya musibah hingga ke wilayah Babat Kabupaten Lamongan.

    Untuk diketahui, korban atas nama Tasam (60) warga RT 01 RW 04 Desa/Kecamatan Kanor Bojonegoro diduga terseret arus sungai saat mencari kayu saat kondisi Sungai Bengawan Solo sedang banjir, Selasa (21/1/2025). Korban diduga ikut terseret kayu yang digantol dan hilang.

    Proses pencarian korban diikuti oleh sejumlah instansi dan potensi relawan. Seperti, BPBD Bojonegoro, BPBD Jatim, Dinas Damkarmat, TNI, Polri, Satpol PP, Basarnas, Brimob, URC SH Terate, SAR MTA, EBR, Orari, LPBI NU, Tagana, DSD – SDS, Destana Banjarsari. [lus/aje]

  • PKL Gedebage Ditertibkan, Pedagang Pasar: Tidak Tepat

    PKL Gedebage Ditertibkan, Pedagang Pasar: Tidak Tepat

    JABAR EKSPRES – Penertiban pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Pasar Induk Gedebage menuai protes dari para pedagang. Mereka mengeluhkan kebijakan relokasi yang dinilai tidak memperhatikan kondisi lapangan, termasuk kelayakan lokasi baru yang disediakan oleh pengelola pasar.

    Sejumlah PKL pun mengeluhkan kondisi los dan kios yang belum layak untuk berjualan. Ia menambahkan bahwa penertiban ini semakin memberatkan di tengah musim hujan dan masalah banjir yang kerap melanda kawasan pasar.

    Pada prinsipnya, para PKL menyatakan kesiapan untuk pindah, namun dengan syarat lokasi baru harus layak dan mendukung aktivitas perdagangan. Hal itu diungkapkan dalam audiensi yang digelar dengan pihak PT Ginanjar Saputra pada Selasa (23/1/2025) sore.

    Pasar Induk Gedebage masih menghadapi masalah banjir yang kerap terjadi, terutama saat musim hujan. Hal ini memengaruhi jumlah pembeli yang datang. Den, Koordinator PKL Pasar Gedebage, menyoroti bahwa kebijakan relokasi ini datang di waktu yang tidak tepat.

    BACA JUGA:Rentan Menjamur di Momen Libur Panjang, Satpol PP Beberkan Strategi Pengawasan PKL Lewat Hal Ini!

    “Pasar ini banjir, bagaimana pembeli mau datang? Kami sudah berjualan di depan kios sejak kebakaran beberapa tahun lalu, dengan izin. Tapi sekarang kami disuruh pindah saat kondisi masih sulit,” ungkap Deni berdasarkan keterangan yang diterima Jabar Ekspres, beberapa waktu lalu.

    Ia juga mengingatkan bahwa tempat yang disediakan tidak mencukupi untuk semua PKL, sehingga berpotensi menghilangkan mata pencaharian mereka. Hal ini, menurutnya, bertentangan dengan Pasal 27 Ayat (2) UUD 1945 yang menjamin hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

    Agus, Ketua Paguyuban Warga Pasar Induk Gedebage (PWPIG), mengungkapkan bahwa pihaknya mendukung penertiban PKL, namun pelaksanaannya dinilai tidak mempertimbangkan situasi terkini.

    “Kami mendukung penertiban, tapi momentumnya kurang tepat. Sekarang musim hujan, omset pedagang—baik PKL maupun kios—menurun. Selain itu, sarana dan prasarana di tempat baru jauh dari layak,” ujar Agus.

    BACA JUGA:Zona Bebas PKL, Ujian Ketegasan Pemkot Bandung Jelang Libur Panjang

    Menurutnya, paguyuban telah memfasilitasi keluhan para PKL yang awalnya berencana menggelar aksi demonstrasi di Balai Kota Bandung. Audiensi dengan PT Ginanjar Saputra dilakukan sebagai upaya mencari solusi.

  • Warga Pesisir Hilang Mata Pencaharian Akibat Abrasi di Laut Tangerang – Page 3

    Warga Pesisir Hilang Mata Pencaharian Akibat Abrasi di Laut Tangerang – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pesisir menjadi wilayah langganan terdampak abrasi, penurunan tanah (land subsidence) dan banjir rob. Tak terkecuali di Tangerang. Berdasarkan keterangan warga yang tinggal di pesisir, salah satu dampak nyata terjadinya abrasi di laut Tangerang, adalah hilangnya mata pencaharian.

    Rudianto (35) Ketua RT 06 Kejaron 11, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji mengungkap, warga yang dulunya memiliki empang kini harus rela kehilangan sebab menjadi korban abrasi.

    “Rumah serta empang milik warga yang dulunya berdiri kokoh tak jauh dari tepi pantai kini harus berpindah jauh dari bibir laut, menjauh dari ancaman air yang semakin mendekat,” ujar Rudianto kepada media, Sabtu (25/1/2025).

    Dia mengaku, sejak tahun 2000-an, air laut mulai merangsek lebih jauh ke daratan, bahkan mengancam keberadaan empang yang menjadi tumpuan hidup sebagian warga. Ia mengingat, perubahan daratan pinggir laut yang kini telah berubah menjadi air laut sepenuhnya.

    “Hampir 1 kilometer yang dahulu daratan, kini telah menjadi perairan. Air sudah mulai ke sini, karena abrasi dekat empang itu,” tambah Rudianto.

    Rudianto menyatakan, perubahan wilayah membuat sebagian besar warga memiliki empang memilih untuk tidak lagi merawatnya. Sebab usaha itu sia-sia jika nantinya harus digusur oleh air laut yang terus bergerak maju.

    “Desa Kohod kini menjadi saksi bisu. Dulu, wilayah ini adalah rumah bagi banyak keluarga yang menggantungkan hidupnya pada laut dan empang, namun kini mereka harus menghadapi kenyataan pahit bahwa tanah yang mereka huni semakin tergerus oleh waktu dan alam,” keluh Rudianto.

     

  • Abrasi Hantam Pesisir Jawa, Daratan Seluas 579 Hektare di Kabupaten Tangerang Hilang

    Abrasi Hantam Pesisir Jawa, Daratan Seluas 579 Hektare di Kabupaten Tangerang Hilang

    loading…

    Bangunan berada di tengah laut akibat abrasi di wilayah pesisir Jakarta Utara. Foto/SindoNews

    TANGERANG – Pesisir merupakan wilayah yang seringkali rawan terhadap bencana banjir, abrasi , penurunan tanah serta intrusi air laut. Beberapa wilayah pesisir di Indonesia yang rawan terhadap bencana tersebut meliputi pantura Jawa, Lampung, Palembang, Aceh, Sumatera Barat, Manado, Minahasa, dan Pulau Sumbawa.

    Problem tersebut telah mencapai tahapan kritis, karena banyak lahan produktif yang hilang akibat abrasi. Salah satu dampak nyata terjadinya abrasi berada di pesisir tangerang tepatnya di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji.

    Rudianto (35) Ketua RT 06 Kejaron 11, Desa Kohod, mengungkap, bagaimana batas empang, yang dulu menjadi pemisah antara daratan dan lautan, kini telah tergerus. Rumah serta empang milik warga yang dulunya berdiri kokoh tak jauh dari tepi pantai kini harus berpindah jauh dari bibir laut, menjauh dari ancaman air yang semakin mendekat.

    “Kalau empang sih memang dulu batasnya, kalau nggak salah, itu yang ada patokannya tuh di sana (menunjuk tumpukan bambu), yang paling tengah tuh. Itu empang,” kata Rudianto, Sabtu (15/1/2025).

    Memang, sejak 2000-an, air laut mulai merangsek lebih jauh ke daratan, bahkan mengancam keberadaan empang yang dulunya menjadi tumpuan hidup sebagian warga. Ridoamtp masih mengingat betul perubahan daratan pinggir laut yang kini telah berubah menjadi air laut sepenuhnya. Hampir 1 kilometer yang dahulu daratan, kini telah menjadi perairan. “Air sudah mulai ke sini, karena abrasi dekat empang itu,” ucapnya.

    Perubahan ini pun membuat sebagian besar warga yang memiliki empang memilih untuk tidak lagi merawatnya, karena merasa usaha itu sia-sia jika nantinya harus digusur oleh air laut yang terus bergerak maju.

    Desa Kohod kini menjadi saksi bisu dari dampak abrasi laut yang semakin menghantui kehidupan warga setempat. Dulu, wilayah ini adalah rumah bagi banyak keluarga yang menggantungkan hidupnya pada laut dan empang, namun kini mereka harus menghadapi kenyataan pahit bahwa tanah yang mereka huni semakin tergerus oleh waktu dan alam.

    Abrasi di pesisir Tangerang ternyata sudah lama terjadi. Pemerintah Kabupaten Tangerang mencatat sejak 1995-2015, lebih kurang 579 hektare lahan alias tanah daratan hilang akibat abrasi. Banyak faktor yang mengakibatkan abrasi, di antaranya pembukaan lahan hutan mangrove untuk dijadikan tambak.

  • DKI bangun hampir 30 ribu sumur resapan dalam lima tahun

    DKI bangun hampir 30 ribu sumur resapan dalam lima tahun

    Petugas Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kepulauan Seribu membangun sumur resapan sebagai upaya mencegah terjadinya banjir saat musim hujan. ANTARA/HO-Pemkab Kepulauan Seribu.

    DKI bangun hampir 30 ribu sumur resapan dalam lima tahun
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 25 Januari 2025 – 09:07 WIB

    Elshinta.com – Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta telah membangun sebanyak 29.887 sumur resapan di lima kota administrasi dan Kabupaten Kepulauan Seribu periode 2019-2024 untuk mengurangi genangan atau banjir di Jakarta.

    “Total sumur resapan Dinas Sumber Daya Air periode 2019-2024 adalah sebanyak 29.887 titik dengan total daya tampung 529 meter kubik (m3),” kata Ketua Subkelompok Geologi dan Konservasi Air Baku Bidang Geologi, Konservasi Air Baku dan Penyediaan Air Bersih Dinas SDA DKI Jakarta, Ikhwan Maulani saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.

    Dia merinci, pada tahun 2019, jumlah sumur resapan yang tersebar di lima kota administrasi Jakarta sebanyak 1.316 titik. Lalu bertambah 1.658 titik pada tahun 2020 dan lokasinya berada di lima kota administrasi Jakarta dan Kabupaten Kepulauan Seribu. Pada tahun berikutnya, jumlahnya bertambah 26.349 titik. Kemudian pada tahun 2022 bertambah 382 titik dan pada 2023 bertambah 140 titik.

    Adapun pada 2024 ini ada sebanyak total 42 titik sumur resapan yang sudah terbangun di lima kota administrasi Jakarta. Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menyatakan pembangunan sumur resapan pada prinsipnya sebagai upaya pengelolaan air hujan dan konservasi sumber daya air dengan menyerapkan air ke dalam tanah.

    Dalam hal mengurangi genangan atau banjir, sumur resapan diharapkan dapat mengurangi limpasan air ke saluran kota. Selain sumur resapan, Dinas SDA juga menerapkan upaya-upaya lain guna menanggulangi genangan, di antaranya membangun maupun optimalisasi sistem drainase serta pembangunan tampungan air berupa waduk dan/atau embung.

    Dinas SDA DKI mencatat, pada tahun 2024, terdapat delapan waduk/embung yang dibangun dengan rincian enam waduk/embung merupakan pembangunan lanjutan dan dua waduk/embung baru. Dinas SDA juga rutin melakukan pengerukan di kali, waduk dan saluran air untuk mengangkat sedimen lumpur di lima wilayah kota administrasi.

    Hal itu dilakukan agar kapasitas saluran tetap optimal dalam menampung air sehingga dapat meminimalkan genangan saat musim hujan. Berdasarkan data hingga 1 November 2024, pengerukan di lima kota administrasi sudah mencapai 874.886 m3 atau 94,1 persen dari target volume pengerukan, yakni sebanyak 929.932 m3.

    Sumber : Antara