Topik: Banjir

  • 2.000 Rumah di Villa Kencana Bekasi Terendam Banjir: Belum Ada Bantuan

    2.000 Rumah di Villa Kencana Bekasi Terendam Banjir: Belum Ada Bantuan

    loading…

    Sebanyak 2.000 rumah dan 3.500 Kepala Keluarga (KK) di Perumahan Villa Kencana, Desa Sukajadi, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi terendam banjir. Foto/Ade Suhardi

    BEKASI – Sebanyak 2.000 rumah dan 3.500 Kepala Keluarga (KK) di Perumahan Villa Kencana, Desa Sukajadi, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat terendam banjir. Genangan banjir Bekasi mulai merendam jalanan hingga masuk ke rumah-rumah warga sejak Rabu (29/1/2025) pagi.

    Kapala Desa (Kades) Sukajadi, Amir Hamzah mengatakan bahwa selain curah hujan yang tinggi, banjir tersebut disebabkan dari luapan Kali Pulo Sirih, yang menjadi pemicu utama meluapnya air merendam permukiman warga.

    “Tentunya saat ini melihat banyak sekali rumah yang terendam banjir akibat genangan air yang diakibatkan curah hujan yang cukup tinggi, dan juga disebabkan luapan air dari Kali Pulo Sirih yang ada di depan,” ucapnya di lokasi banjir, Rabu (29/1/2025).

    Amir mengungkapkan, akibat banjir itu hampir merendam sebagian wilayahnya. Namun yang paling berdampak di perumahan Villa Kencana sebanyak 2.000 rumah dan 3.500 kepala keluarga (KK).

    “Kalau ketinggian airnya itu, rata-rata di atas 50-80 sentimeter,” jelasnya.

    Sejauh ini, kata Amir, pihaknya masih mendata sejumlah korban terdampak serta rumah dan fasilitas yang terandam banjir. Berdasarkan data sementara, sebagian warga sudah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

    “Sejauh ini warga yang mengungsi sudah ada, terutama warga yang mempunyai balita atau anak kecil, ada yang ke masjid yang dataran lebih tinggi,” ucapnya.

    Amir mengaku saat ini belum mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah untuk korban banjir di wilayahnya.

    “Kala bantuan memang belum kami belum ada yang sampai ke wilayah kami,” ujarnya.

    (shf)

  • Warga Pasar Minggu Ini Pilih Tetap Tidur Meski Air Luapan Sungai Ciliwung Mengepung Kediamannya  – Halaman all

    Warga Pasar Minggu Ini Pilih Tetap Tidur Meski Air Luapan Sungai Ciliwung Mengepung Kediamannya  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemukiman RT005 RW005, Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan menjadi salah satu wilayah yang tergenang banjir akibat hujan deras mengguyur sekitaran Jakarta, Selasa (28/1/2025) malam.

    Salah satu rumah warga yang terendam di wilayah tersebut yakni milik Riyandi (65).

    Saat ditemui Tribunnews di halaman rumahnya, Riyandi tampak tengah membersihkan sisa endapan lumpur yang terbawa arus banjir.

    “(Bersihin) Lumpur sih pasti,” kata Riyandi menyambut kedatangan

    Pria paruh baya tersebut menyatakan, kalau daerah tempatnya tinggal memang menjadi langganan banjir Jakarta di tiap tahunnya.

    Khusus untuk malam tadi, Riyandi mengungkap kalau air luapan sungai Ciliwung yang disebabkan tingginya curah hujan itu mulai masuk ke rumahnya tepat tengah malam.

    “Jam 12an malem yang gedenya, kalau di sini (di luar rumah) sorenya jam setengah enam nya udah mulai kerendam. Masuknya malam jam 12 ke dalem,” kata Riyandi saat ditemui d kediamannya, Rabu (29/1/2025).

    Bukan memilih untuk berkemas barang, Riyandi justru memutuskan untuk tetap tidur meski air sudah mencapai kurang lebih 50 centimeter di rumahnya.

    Kata Riyandi, ketenangan dirinya menyikapi banjir yang mengepung kediamannya lantaran wilayah tersebut memang kerap mengalami hal serupa karena posisinya paling rendah dan tepat di bantaran sungai.

    “Tidur tidur aja lah, udah biasa kebanjiran. Ini posisi di sini emang paling rendah di sini,” kata dia.

    Meski begitu Riyandi menyebut kalau keluarganya bukan tanpa persiapan.

    Kata dia, pada Selasa sore kemarin dirinya bersama keluarga memang sudah berbenah barang yang berada di lantai satu rumah untuk diangkut ke lantai dua.

    Riyandi mengakui, saat musim hujan tiba, dirinya kerap memantau perkembangan informasi terkait ketinggian air sungai melalui media.

    “Ya kita (sudah) siap, sebelumnya kan udah kan liat dari hp (handphone) itu kita liat ketinggian di Katulampa sekian, berarti kan siaga 1 kan sekian tingginya, cuma kira-kira aja,” kata dia.

    Saat disinggung soal ada atau tidaknya rasa khawatir terhadap banjir susulan, Riyandi menjawab dengan santai.

    Menurut dia, karena terlalu sering kediamannya tersebut terendam, maka kekhawatiran sudah tidak pernah dirasakan lagi.

    “Karena udah biasa ya khawatir ya biasa aja. Di sini kan kiriman, walaupun di sini tengahari bolong gak ada mendung, ga ada apa banjir-banjir aja,” ucap dia seraya tertawa.

  • Usai Banjir, Bandara VVIP Digenangi Lumpur, Stefan Antonio: IKN Itu Dosanya Jokowi, Prabowo Kebagian Ampasnya

    Usai Banjir, Bandara VVIP Digenangi Lumpur, Stefan Antonio: IKN Itu Dosanya Jokowi, Prabowo Kebagian Ampasnya

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Di tengah ramainya pembicaraan soal pagar laut sepanjang 30 kilometer, Ibukota Nusantara (IKN) mendadak mencuri perhatian publik.

    Bagaimana tidak, baru-baru ini beredar di X video bandara Very Very Important Person (VVIP) di IKN berlumpur akibat hantaman banjir.

    Merespons hal tersebut, Pegiat Medsos Stefan Antonio blak-blakan mengatakan bahwa mega proyek IKN itu merupakan dosa Jokowi yang ditanggung Presiden Prabowo Subianto.

    “IKN itu dosanya Jokowi, Prabowo cuma kebagian ampasnya nerusin proyek problematik,” ujar Stefan kepada fajar.co.id, Rabu (29/1/2025) malam.

    Dikatakan Stefan, seandainya di kemudian hari pembangunan IKN selesai, maka bukan nama Prabowo yang dielu-elukan publik.

    “Saya yakin yang bakal dapat credit itu Jokowi, bukan Prabowo,” sebutnya.

    Ia pun menduga bahwa itu menjadi salah satu alasan adanya tarik ulur pada proses pembangunan IKN.

    “Itu juga kayanya salah satu alasan Prabowo terkesan ogah-ogahan di IKN selain karena masalah anggaran tentunya,” imbuhnya.

    Kata Stefan, nasib pembangunan IKN ada pada tangan investor karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) disebut sudah tidak bisa diharapkan.

    “Sisa kekurangan Rp372 Triliun itu ga mungkin pake APBN lagi kan? Apalagi Prabowo punya banyak Proyek Legacy Kabinetnya sendiri yang memakan anggaran sangat besar,” Stefan menuturkan.

    Stefan bilang, kemungkinan terburuk jika pemerintah tidak mendapatkan investor, pembangunan proyek yang dibangga-banggakan Jokowi itu akan mandek.

    “Kalau IKN ga dapat investor ya rasanya akan mandek progres sampai sisa anggaran habis,” kuncinya.

  • Curhat Warga Jakarta Usai Rumahnya Terendam Banjir, Minta Bangun Turap Hingga Derita Tak Berujung – Halaman all

    Curhat Warga Jakarta Usai Rumahnya Terendam Banjir, Minta Bangun Turap Hingga Derita Tak Berujung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banjir merendam sejumlah wilayah di Jakarta pada Rabu (29/1/2025). Banjir tersebut akibat curah hujan tinggi.

    Warga Jakarta pun meluapkan keluh kesahnya akibat banjir yang melanda rumah mereka.

    Berikut ini Tribunnews.com rangkum curahan hati (curhat) warga Jakarta setelah rumahnya terendam banjir.

    Minta Pemerintah Bangun Turap

    Banjir di Kelurahan Cakung Timur, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur terjadi setiap tahun.

    Trisno (50) warga yang tinggal di bantaran kali Cakung itu berharap agar pemerintah membangun turap (konstruksi batu kali).

    “Yang memang harus dibangun turap di sini jadi air dari kali ini gak luber ke rumah warga,” ucapnya saat diwawancara, Rabu (29/1/2025).

    Menurutnya, usulan itu sudah pernah disampaikan tetapi belum juga terealiasi.

    Walhasil ketika musim hujan datang, warga sudah terbiasa merasakan banjir.

    “Bisa dibilang kami sudah langganan banjir, biasanya ya hanya semata kaki, semalam ini yang agak lumayan se-dada orang dewasa,” ucap Trisno.

    Bukan hanya soal turap, dia menilai pintu air di Banjir Kanal Timur juga seringkali tidak dibuka pada saat hujan deras.

    Sehingga debit air tertahan di Kali Cakung dan meluap kepada rumah warga RW 02.

    “Sebenarnya sudah ada pembangunan turap di ujung sana tapi tetap kebanjiran juga karena pintu airnya tidak dibuka,” imbuhnya.

    Trisno hanya bisa menunggu tindak lanjut dari pemerintah agar setiap tahun warga tidak harus kebanjiran.

    Tidur di Atas Genangan Air

    Di bawah rintik hujan, terlihat seorang wanita lanjut usia (lansia) menarik bagian bawah daster merahnya.

    Ia berjalan menembus genangan air.

    Wanita dengan rambut yang sudah mulai memutih tersebut tampak berjalan dengan tatapan kosong.

    Ani (78) namanya, warga asli Garut, Jawa Barat yang tinggal di permukiman tersebut.

    Ia tampak kebingungan ketika berjalan keluar gang rumahnya.

    Dia mengaku bosan karena air sudah merendam kawasan rumahnya sejak Selasa (28/1/2025) sore.

    “Ini mau jalan aja ke depan, bingung mau cari-cari makan. Bosen juga di rumah terus,” ucap Ani dengan suara lirihnya kepada Tribunnnews.com, Rabu.

    Di kawasan tersebut, Ani tinggal bersama anak dan cucunya di sebuah rumah kontrakan. 

    Sedangkan sang suami sudah meninggal dunia sejak 25 tahun silam.

    Selama tinggal kurang lebih 65 tahun, Ani menyebut daerah Jalan Satria IV memang sudah menjadi langganan banjir.

    Namun, dia mengaku kaget air kembali datang setelah 5 tahun terakhir tak pernah banjir.

    “Emang sering di sini, tapi sudah 5 tahun terakhir enggak banjir. Ini baru datang lagi sekarang,” ucapnya.

    “(Banjir dari) Semalam, kira-kira abis magrib kali lah. Kan tadinya pukul 16.00 WIB gerimis, eh tahunya lama-lama gede. Air dalam, mobil sama motor enggak bisa masuk, dalam tuh liat,” sambung Ani sambil menunjuk ke sebuah selokan.

    Padahal, kata Ani, di daerah rumahnya tersebut sudah dibuatkan gorong-gorong yang cukup dalam.

    Namun, nyatanya tak bisa membendung air akibat curah hujan yang cukup tinggi.

    Dia dan keluarganya harus rela untuk tidur di atas genangan air yang sempat masuk ke dalam rumahnya semalam dengan ketinggian kurang lebih 70 cm atau setara dengan dadanya.

    “(Banjir biasanya) nggak lama, paling 3 sampai 4 hari, itu juga kalau udah parah banget,” ucapnya.

    Meski begitu, Ani memutuskan untuk tidak mengungsi atau pindah dari daerah yang berdekatan dengan Kali Grogol itu.

    Alasan dirinya tak mau pindah, satu di antaranya sudah nyaman dengan lingkungannya.

    “Enggak (mau pindah) udah betah, abis gimana cucu di sini, anak di sini. Mau ke kampung juga udah ini, asli kan garut. Udah lah di sini aja,” tuturnya.

    Derita Tak Berujung

    Sanusi Murtani, warga RT 013 RW 04 Kampung Melayu, mengatakan bahwa air mulai naik dari Sungai Ciliwung sejak Selasa malam dan menggenangi permukiman warga.

    Menurut Sanusi, air sempat surut sekitar pukul 00.00 WIB, tetapi kembali naik beberapa jam kemudian. Hingga Rabu (29/1/2025) pagi, air masih menggenangi kawasan itu.

    “Dari habis Isya (air) naik, sekitar jam 12-an turun. Jam 1 atau jam 2 naik lagi sampai sekarang,” kata Sanusi.

    Dia menuturkan, genangan banjir di Kampung Melayu sudah berlangsung lebih dari 12 jam. Namun, dia bersyukur air mulai surut sedikit.

    Sanusi berharap Gubernur Jakarta terpilih, Pramono Anung, bisa mengatasi persoalan banjir yang sudah berlangsung selama puluhan tahun. Dia mengaku telah mengalami banjir sejak tahun 1965.

    “Ya saya sih minta gubernur baru coba diperhatiinlah, dari dulu (Kampung Melayu) ini banjir terus, sejak kecil 1965 (banjir terus),” tutur Sanusi.

    Senada dengan Sanusi, warga lain bernama Subur (59) mengaku sudah terbiasa menghadapi banjir di wilayahnya.

    “Saya mah dari dulu (terkena banjir), makanya sudah enggak aneh klo banjir. Dari dulu saya mah,” ucapnya.

    Namun, Subur mengungkapkan bahwa banjir kali ini relatif lebih aman dibanding sebelumnya.

     

  • Cakung Barat Masih Terendam Banjir hingga Sore, Ratusan Warga Bertahan di Pengungsian – Halaman all

    Cakung Barat Masih Terendam Banjir hingga Sore, Ratusan Warga Bertahan di Pengungsian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Banjir masih merendam permukiman di RT 04/RW 06, Kelurahan Cakung Barat, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur hingga Rabu (29/1/2025) sore.

    Banjir masih bertahan di ketinggian sekitar 60 sentimeter.

    Ratusan warga pun memilih bertahan di posko pengungsian yang berada di satu musala dekat permukiman warga.

    “Untuk saat ini sudah tinggal 50 sentimeter sampai 60 sentimeter. Jadi titik terdalam itu 60 sentimeter,” kata Komandan Regu B Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Korwil Jakarta Timur, Abu, di Cakung, Jakarta Timur, Rabu (29/1/2025).

    Dikutip dari Tribun Jakarta, data terakhir tercatat sebanyak 56 kepala keluarga (KK) meliputi 196 jiwa yang masih bertahan di posko pengungsian. 

    Abu mengatakan, bantuan kepada warga selama berada di posko sudah diberikan. 

    “Kalau untuk tadi kita sudah ada dorongan logistik untuk bantuan dari BPBD sendiri, dari pemerintah daerah melalui BPBD itu. Ada dorongan untuk makanan siap saji, sejumlah 195 paket,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Abu menuturkan bahwa penyebab dari banjir yang belum kunjung surut ini lantaran intensitas hujan yang cukup tinggi mengguyur Jakarta Timur sejak Selasa (28/1) malam.

    Banjir ini juga diperparah karena adanya bagian tanggul di aliran kali yang berbatasan dengan permukiman warga RT 4 RW 6 jebol.

    “Menurut informasi dari warga juga ada tembok kali atau turap kali yang rubuh. Jadi air yang aliran di kali itu meluap sampai ke pemukiman warga di wilayah RT 04/RW 06,” tuturnya.

    11 Titik di Jaktim Terendam Banjir 

    Selain di Kelurahan Cakung, sejumlah titik di Jakarta Timur juga terendam banjir hari ini. 

    Kepala Satgas Korwil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jakarta Timur, Sukendar menyampaikan, ketinggian air Jakarta Timur bervariasi.  

    “Kategori banjir di atas 30 cm dan kategori genangan di bawah 30 cm,” ucap Sukendar, Rabu (29/1/2025).

    Berdasarkan data BPBD Jakarta Timur, pada Rabu pagi tadi ada tiga wilayah yang ketinggian airnya di atas 30 sentimeter.

    Sementara, ketinggian air di delapan wilayah lain di bawah 30 sentimeter.

    Berikut sejumlah titik yang terendam banjir di Jakarta Timur hari ini: 

    Jalan Gang Macan RT 05 RW 07 Kelurahan Bidaracina, Jatinegara

    Jalan Haji Maliki RT 011, 009, 010, 012 RW 05 Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati

    Jalan Aman Harapan RT 002, 004, 015 RW 03 Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati

    Jalan Tanjung Sanyang RT 001, 002, 004, 005, 006, 008, 009 RW 08 Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati

    Jalan Musholla Al Hikmah RT 06 RW 07 Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati

    Jalan Seruni I RT 01 RW 06 Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati

    Jalan Cempaka VI RT 007 dan 008 RW 009 Kelurahan Cakung Timur, Kecamatan Cakung

    Jalan Kramayudha Kp. Petukangan RT 10 RW 005 Kelurahan Rawa Terate, Kecamatan Cakung

    Jalan Baiduri Bulan RT 006/RW 011 Kelurahab Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara

    Jalan Baiduri Bulan RT 012/RW 003 Kelurahan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara

    Gang Macan RT 14 RW 07 Kelurahan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara

    (Tribunnews.com/Milani) (TribunJakarta.com/Bima Putra) 

     

  • Update Banjir Jakarta Hingga Sore Ini, 36 RT dan 16 Ruas Jalan Terendam

    Update Banjir Jakarta Hingga Sore Ini, 36 RT dan 16 Ruas Jalan Terendam

    loading…

    Sejumlah kendaraan menerobos banjir di depan Mall Kelapa Gading, Jalan Boulevard, Jakarta Utara, Rabu (29/1/2025). Foto/SindoNews/Isra Triansyah

    JAKARTA – Hujan yang mengguyur di wilayah Jakarta pada Selasa (28/1) kemarin menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) JakartaHingga Rabu (29/1) pukul 17.00 WIB setidaknya masih terdapat 36 RT dan 16 ruas jalan yang terendam banjir Jakarta.

    “BPBD mencatat saat ini genangan terjadi di 36 RT dan 16 ruas jalan,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, M Yohan dalam keterangannya, Rabu (29/1/2025).

    Yohan menjelaskan wilayah mayoritas yang terendam banjir berada di wilayah Jakarta Barat dengan total 34 RT terendam. Sementara, masing-masing satu RT yang terendam banjir tercatat di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur.

    “Ketinggian berkisar mulai dari 30-100 cm,” jelas Yohan.

    Data RT dan Ruas Jalan Terendam Banjir:

    Jakarta Barat 34 RT

    * Kel. Cengkareng Barat 2 RT
    * Kel. Cengkareng Timur 4 RT
    * Kel. Duri Kosambi 7 RT
    * Kel. Kedaung Kali Angke 7 RT
    * Kel. Rawa Buaya 4 RT
    * Kel. Pegadungan 3 RT
    * Kel. Tegal Alur 6 RT
    * Kel. Joglo 1 RT

    Penyebab: Curah Hujan Tinggi
    Ketinggian: 30 s.d 100 cm
    Situasi: Masih tergenang

    Jakarta Utara 1 RT

    *Kel. Rorotan 1 RT

    Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan ROB
    Ketinggian: 80 cm
    Situasi: Masih tergenang

    Jakarta Timur 1 RT

    *Kel. Cakung Barat 1 RT

    Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Kali Cakung Drain
    Ketinggian: 60 cm
    Situasi: Masih tergenang

    16 Jalan Tergenang

    1. Jl. Pluit Dalam, Kel. Penjaringan
    Ketinggian: 25 Cm
    2. Jl. Boulevard Utara, Kel. Kelapa Gading Timur
    Ketinggian: 10 Cm
    3. Jl. Pegangsaan Dua (Green Hill), Kel. Pegangsaan Dua Selasa
    Ketinggian: 20 Cm
    4. Jl. Kelapa Hybrida Raya, Kel. Pegangsaan Dua
    Ketinggian: 40 Cm
    5. Jl Boulevard Barat Raya, Kel. Kelapa Gading Barat
    Ketinggian: 20 Cm
    6. Jl. Komplek Uka, Kel. Tugu Utara
    Ketinggain: 15 Cm
    7. Jl. Bhayangkara, Kel. Tugu Utara
    Ketinggian : 10 Cm
    8. Jl. Raya Sulawesi, Kel. Tanjung Priok
    Ketinggian: 10 Cm
    9. Jl. Boulevard Raya, Kel. Kelapa Gading Timur
    Ketinggian: 25 Cm
    10. Jl. Muara Baru (Depan Pluit Selatan View), Kel. Penjaringan
    Ketinggian: 20 Cm
    11. Jl. Kelapa Nias Raya, Kel. Kelapa Gading Barat
    Ketinggian: 20 Cm
    12. Jl. Kamal Raya, Kel. Cengkareng Barat
    Ketinggian: 25 Cm
    13. Jl. Perumahan Green Garden, Kel. Kedoya Utara
    Ketinggian: 15 Cm
    14. Jl. Jelambar Baru Raya, Kel. Jelambar Baru
    Ketinggian: 25 Cm
    15. Jl. Pangeran Tubagus Angke Raya, Kel. Jelambar Baru
    Ketinggian: 30 Cm
    16. Jl. Satria Raya, Kel. Jelambar
    Ketinggian: 30 cm

    Genangan Surut

    1. Kel. Tanjung Duren Utara: 1 RT
    2. Kel. Kembangan Utara : 1 RT
    3. Kel. Joglo : 1 RT
    4. Kel. Pejaten Timur: 4 RT
    5. Kel. Kebon Kosong: 1 RT
    6. Kel. Cililitan: 1 RT
    7. Kel. Cawang: 14 RT
    8. Kel. Bidara Cina: 3 RT
    9. Kel. Rawa Terate: 2 RT
    10. Kel. Kali Deres: 2 RT
    11. Kel. Kampung Melayu: 4 RT
    12. Kel. Duri Kepa: 2 RT
    13. Kel. Kedaung Kali Angke: 7 RT
    14. Kel. Jelambar Baru: 2 RT

    Jalan Tergenang Surut

    1. Jl. Mahoni, Kel. Lagoa, Kec. Koja.
    2. Jl. Yos Sudarso Raya , Kel. Sungai Bambu, Kec. Tanjung Priok.
    3. Jl. Gaya Motor (Depan Masjid Astra), Kel. Sungai Bambu, Kec. Tanjung Priok.
    4. Jl. Gaya Motor 1, Kel. Sungai Bambu, Kec. Tanjung Priok.
    5. Jl. Pulo Besar ll, RT 08 RW 010, Kel. Sunter Jaya, Kec. Tanjung Priok
    6. Jl. Bazoka Raya, RT 01 RW 06, Kel. Joglo, Kec. Kembangan
    7. Jl. Tanjung Duren Raya, RT 012 RW 02, Kel. Tanjung Duren Utara, Kec. Grogol Petamburan
    8. Jl. Komp. Joglo Baru RT 07 RW 06, Kel. Joglo, Kec. Kembangan
    9. Jl. Srengseng Raya, RW 02 (Depan Kantor Kelurahan), Kel. Srengseng, Kec. Kembangan
    10. Jl. R.E. Martadinata (samping rel Terminal Tanjung Priok), Kel. Tanjung Priok, Kec. Tanjung Priok
    11. Jl. K.H. Hasyim Ashari, Kel. Cideng, Kec. Gambir, Jakarta Pusat
    12. Jl. Strategi Raya, Kel. Joglo, Kec. Kembangan, Jakarta Barat
    13. Jl. Kalibaru Barat 1, Kel. Kali Baru
    14. Jl Keramat Raya, Kel. Tugu Utara
    15. Jl. Mangga Ujung, Kel. Tugu Utara
    16. Pelabuhan Nizam Zachman, Kel. Penjaringan

    (shf)

  • Curhat Warga Jakarta Usai Rumahnya Terendam Banjir, Minta Bangun Turap Hingga Derita Tak Berujung – Halaman all

    Banjir di Kampung Melayu Jakarta Timur, Derita Sanusi yang Tak Berujung Sejak 1965 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hujan yang melanda Jakarta pada Selasa (28/1/2025) sore menyebabkan banjir di sejumlah wilayah, termasuk Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.

    Sanusi Murtani, warga RT 013 RW 04 Kampung Melayu, mengatakan bahwa air mulai naik dari Sungai Ciliwung sejak Selasa malam dan menggenangi permukiman warga.

    Menurut Sanusi, air sempat surut sekitar pukul 00.00 WIB, tetapi kembali naik beberapa jam kemudian. Hingga Rabu (29/1/2025) pagi, air masih menggenangi kawasan itu.

    “Dari habis Isya (air) naik, sekitar jam 12-an turun. Jam 1 atau jam 2 naik lagi sampai sekarang,” kata Sanusi.

    Dia menuturkan, genangan banjir di Kampung Melayu sudah berlangsung lebih dari 12 jam. Namun, dia bersyukur air mulai surut sedikit.

    Sanusi berharap Gubernur Jakarta terpilih, Pramono Anung, bisa mengatasi persoalan banjir yang sudah berlangsung selama puluhan tahun. Dia mengaku telah mengalami banjir sejak tahun 1965.

    “Ya saya sih minta gubernur baru coba diperhatiinlah, dari dulu (Kampung Melayu) ini banjir terus, sejak kecil 1965 (banjir terus),” tutur Sanusi.

    Senada dengan Sanusi, warga lain bernama Subur (59) mengaku sudah terbiasa menghadapi banjir di wilayahnya.

    “Saya mah dari dulu (terkena banjir), makanya sudah enggak aneh klo banjir. Dari dulu saya mah,” ucapnya.

    Namun, Subur mengungkapkan bahwa banjir kali ini relatif lebih aman dibanding sebelumnya.

     

     

  • 34 RT dan 19 Ruas Jalan di Jakarta Terendam Banjir

    34 RT dan 19 Ruas Jalan di Jakarta Terendam Banjir

    Jakarta, FORTUNE – Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang melanda wilayah Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya pada Selasa (28/01) menyebabkan genangan di beberapa wilayah DKI Jakarta. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta mencatat ada sebanyak 34 RT dan 19 ruas jalan di Jakarta yang terendam Banjir hingga Rabu (29/1) pagi pukul 09.00 WIB.

    Kemudian BPBD DKI Jakarta merinci, bahwa terdapat 32 RT di Jakarta Barat yang terendam banjir akibat curah hujan tinggi. Ketinggian banjirnya mencapai 30–100 sentimeter dan situasinya masih tergenang.

    Adapun BPBD DKI Jakarta melaporkan ada satu RT di Jakarta Timur yang juga terendam banjir akibat curah hujan tinggi dengan ketinggiannya mencapai 30–80 cm dan situasinya masih tergenang. Serta, terdapat satu RT di Jakarta Utara yang terendam banjir akibat curah hujan tinggi dengan ketinggiannya mencapai 100 cm dan situasinya masih tergenang.

    BPDB DKI Jakarta pun mencatat ada ratusan kepala keluarga yang mengungsi akibat banjir di beberapa wilayah DKI Jakarta.

    Di samping itu, BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan. Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop.

    Berikut data 34 RT dan 19 ruas jalan di Jakarta yang terendam banjir hingga Rabu (29/1) pagi.

    Jakbar terdapat 32 RT yang terdiri dari:

    Kel. Cengkareng Barat 2 RT Kel. Duri Kosambi 4 RT Kel. Kedaung Kali Angke 11 RT Kel. Rawa Buaya 4 RT Kel. Jelambar Baru 2 RT Kel. Pegadungan 1 RT Kel. Tegal Alur 5 RT Kel. Duri Kepa 2 RT Kel. Joglo 1 RT

    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Jaktim terdapat 1 RT yang terdiri dari:

    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Jakut terdapat 1 RT yang terdiri dari:

    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Jalan Tergenang terdapat 19 Ruas Jalan yang terdiri dari:

    1. Jl. Pluit Dalam, Kel. Penjaringan (Ketinggian: 25 cm)

    2. Jl Keramat Raya, Kel. Tugu Utara (Ketinggian: 15 cm)

    3. Jl. Boulevard Utara, Kel. Kelapa Gading Timur (Ketinggian: 10 cm)

    4. Jl. Pegangsaan Dua (Green Hill), Kel. Pegangsaan Dua (Ketinggian: 20 cm)

    5. Jl. Kelapa Hybrida Raya, Kel. Pegangsaan Dua (Ketinggian: 40 cm)

    6. Jl Boulevard Barat Raya, Kel. Kelapa Gading Barat (Ketinggian: 20 cm)

    7. Jl. Kalibaru Barat 1, Kel. Kali Baru (Ketinggian: 20 cm)

    8. Jl. Mangga Ujung, Kel. Tugu Utara (Ketinggian: 15 cm)

    9. Jl. Komplek Uka, Kel. Tugu Utara (Ketinggain: 15 cm)

    10. Jl. Bhayangkara, Kel. Tugu Utara (Ketinggian: 10 cm)

    11. Jl. Raya Sulawesi, Kel. Tanjung Priok (Ketinggian: 10 cm)

    12. Jl. Boulevard Raya, Kel. Kelapa Gading Timur (Ketinggian: 25 cm)

    13. Jl. Muara Baru (Depan Pluit Selatan View), Kel. Penjaringan (Ketinggian: 20 cm)

    14. Pelabuhan Nizam Zachman, Kel. Penjaringan (Ketinggian: 20 cm)

    15. Jl. Kelapa Nias Raya, Kel. Kelapa Gading Barat (Ketinggian: 50 cm)

    16. Jl. Kamal Raya, Kel. Cengkareng Barat (Ketinggian: 25 cm)

    17. Jl. Perumahan Green Garden, Kel. Kedoya Utara (Ketinggian: 20 cm)

    18. Jl. Jelambar Baru Raya, Kel. Jelambar Baru (Ketinggian: 60 cm)

    19. Jl. Pangeran Tubagus Angke Raya, Kel. Jelambar Baru (Ketinggian: 30 cm)

  • Viral… Genangan dan Lumpur di Bandara VVIP IKN, Tommy Shelby: Enakan Duitnya Buat Pendidikan

    Viral… Genangan dan Lumpur di Bandara VVIP IKN, Tommy Shelby: Enakan Duitnya Buat Pendidikan

    “Dirancang di lokasi yang dinilai “anti banjir”, ternyata sudah langsung berkenalan dengan banjir juga,” kata Anas dikutip dari unggahannya di X, Rabu (29/1/2025).

    Menurut Anas, itu bentuk realitas. Meski direncanakan, kenyataannya bisa berbeda.

    “Itulah rencana. Penting untuk rendah hati menerima kritik, koreksi dan perbaikan,” imbuhnya.

    Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu pun meminta dilakukan evaluasi menyeluruh. Itu, kata dia bisa efektif.

    “Evaluasi komprehensif untuk koreksi yang manjur-efektif,” terangnya.

    Bagaimanapun, kata Anas, Nusantara mesti menjadi bagian Indonesia yang penting.

    “Gagal karena antikoreksi itu kerugian, berhasil tersebab terbuka menyerap koreksi adalah keuntungan. Nusantara wajib menjadi bagian dari Indonesia yang beruntung,” pungkasnya.

    Sebelumnya diketahui, beredar video bandara Very Very Important Person (VVIP) Ibu Kota Nusantara (IKN) sempat terendam banjir.

    Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Penajam Paser Utara menyebabkan genangan air di sekitar area bandara tersebut.

    Banjir menggenangi halaman gedung utama bandara VVIP dengan ketinggian air diperkirakan mencapai 40 sentimeter.

    Kondisi ini mengundang perhatian publik, terutama setelah video yang memperlihatkan genangan air di bandara tersebut beredar luas di media sosial.

    Di platform X (sebelumnya Twitter), video banjir di bandara VVIP IKN menjadi viral dan memicu berbagai reaksi dari warganet.

    Tidak sedikit yang mempertanyakan kesiapan infrastruktur IKN, mengingat bandara ini merupakan salah satu fasilitas penting bagi tamu kenegaraan dan pejabat tinggi negara. (Muhsin/Fajar)

  • Ulah Konyol Polisi Gadungan di Minahasa Selatan, Takut-takuti Warga dengan Senjata Mainan

    Ulah Konyol Polisi Gadungan di Minahasa Selatan, Takut-takuti Warga dengan Senjata Mainan

    Liputan6.com, Minahasa Selatan – Polres Minahasa Selatan mengungkap kasus pengancaman dan pemerasan yang dilakukan dengan modus mengaku sebagai anggota Polri atau polisi gadungan.

    Kapolres Minahasa Selatan AKBP David Candra Babega didampingi Kasat Reskrim AKP Ahmad AA Pratama, Kasi Humas Iptu Paebang Gama membeberkan kronologi pengungkapan kasus itu pada, Kamis (23/1/2025). 

    “Ada 3 laporan polisi terkait dengan kasus pengancaman dan pemerasan yang dilakukan oleh tersangka yang dalam modus operandinya mengaku sebagai anggota Polri,” ungkap Kapolres Minahasa Selatan AKBP David Candra Babega.

    Tersangkanya telah diamankan sebanyak tiga orang yaitu lelaki FM (38), HP (44) dan FM (39). Ketiganya terdata sebangai warga Kota Manado, Sulut.

    David Candra Babega mengungkapkan, kasus ini terjadi di wilayah hukum Polres Minahasa Selatan pada beberapa hari lalu. Para tersangka melakukan aksinya dengan mengaku sebagai anggota Polri, membawa senjata mainan, kemudian mengancam dan memeras para korban.

    “Korban ada yang berprofesi ASN, wiraswasta dan petani. Para korban ditakut-takuti, diancam, dimintai uang bahkan hewan peliharaan,” ujar Kapolres Minahasa Selatan.

    Dari tangan para tersangka, polisi mengamankan barang bukti berupa senjata mainan, handphone, miras jenis Captikus dan 2 unit kendaraan minibus.

    Terhadap para tersangka dikenakan pasal 368 ayat (1) KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 9 tahun.

    “Diimbau kepada masyarakat agar jangan mudah percaya dengan adanya modus seperti ini,” ujar Kapolres MInahasa Selatan.

    Apabila menemukan atau mengalami ditakut-takuti, diancam atau bahkan diperas oleh orang yang mengaku sebagai anggota Polri, segera melaporkannya kepada pihak kepolisian.

    Polres Minahasa Selatan terus melakukan pengembangan, kepada masyarakat apabila mengetahui atau menjadi korban kasus ini untuk melapor di kantor polisi terdekat.

     

    Bencana Banjir dan Longsor Kolosal Cilacap, Pemerintah Tergagap