Bengkel Hijrah Iklim, Cara Muda-mudi Islam Mencintai dan Merawat Lingkungan
Tim Redaksi
UNGARAN, KOMPAS.com –
Isu
lingkungan
dengan segala persoalannya menjadi fokus kaum muda dari berbagai wilayah di Indonesia.
Mereka yang resah, bergabung dalam
Bengkel Hijrah Iklim
(BHI), sebuah inisiatif dari Muslims for Shared Action on Climate Impact (MOSAIC).
Salah satunya, Layyin Lala, founder gerakan Eco-Peace Indonesia Malang. Dia mengatakan, keresahan sebagai warga Kota Malang adalah buruknya drainase hingga menjadi daerah langganan banjir, ketersediaan air minum, dan tak tertatanya sektor transportasi.
“Saat ini banjir seolah menjadi teman akrab warga Kota Malang, bisa dipastikan 40 persen wilayah kota saat hujan akan banjir karena drainase yang buruk dan limpasan dari Sungai Brantas,” ujarnya, Sabtu (8/2/2025) di Boemisora Desa Polobogo Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.
Selain itu, transportasi umum atau mikrolet, juga mesti dibenahi.
“Selain dari soal umur mikrolet, administrasi, perilaku awak mikrolet, juga harus ada faktor keamanan, kenyamanan, serta kepastian lokasi naik turun,” kata Lala.
“Mikrolet itu jauh dekat ongkosnya Rp 5.000, saya pernah dipalak sopirnya untuk membayar Rp 10.000 tapi malah diturunkan di tengah jalan. Ada juga kejadian eksbisionis, sebagai perempuan saya takut, apalagi kalau malam,” ungkapnya.
Atas kejadian tersebut, dia mengaku tak diam.
“Saya menulis menyampaikan keresahan atas serangkaian kejadian dan layanan publik tersebut. Tapi sampai saat ini belum ada respon dari pemerintah,” kata Lala.
Beda persoalan yang dirasakan Randi Muhariman, dari Tasikmalaya. Menurutnya, pengelolaan sampah dan air bersih, harus menjadi perhatian.
“Namun masalahnya, masyarakat masih abai dan seolah tak peduli. Padahal kalau tidak tertangani sejak sekarang, bisa menjadi bom waktu di masa mendatang,” ungkapnya.
Ramdi mengatakan, produksi sampah rumah tangga sudah sangat berlebihan. Tapi penanganannya masih konvensional, hanya sekadar diambil dan dibuang.
“Perlu ada terobosan atau tindakan yang menyeluruh agar tertangani dengan baik, termasuk lintas sektoral dari berbagai komunitas,” ujarnya.
Aldy Permana, Project Leader BHI dari Purpose mengatakan, Bengkel Hijrah Iklim (BHI) merupakan program pelatihan kepemimpinan lingkungan yang ditujukan bagi generasi muda muslim.
“Tahun ini pelatihan berfokus pada tema transisi energi berkeadilan. Selama satu minggu, peserta belajar tentang transisi energi berkeadilan dari perspektif
Islam
, manajemen kampanye, dan diharapkan mereka dapat melawan misinformasi dan disinformasi saat kembali ke komunitas mereka, mereka juga mempelajari konsep filantropi Islam dalam konteks transisi energi berkeadilan,” ungkapnya.
Peserta terdiri dari individu dengan latar belakang dakwah berusia antara 23 hingga 40 tahun. Selain berprofesi sebagai ustadz dan ustadzah, mereka juga memiliki pengalaman sebagai penulis, komikus, dan influencer di media sosial.
“Riset Purpose tentang Iklim dan Audiens Muslim menunjukkan bahwa umat Islam lebih mempercayai pemimpin agama dibandingkan pemerintah. Oleh karena itu, kami mengajak mereka untuk menjadi pemicu percakapan tentang
isu lingkungan
di daerah masing-masing,” tambahnya.
Fasilitator lainnya, Reka Maharwati dari Enter Nusantara, membagikan pengalaman sukses program Sedekah Energi di Yogyakarta dan Lombok.
“Kami juga mengajak peserta untuk mengeksplorasi Green ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf), melihat bagaimana filantropi Islam dapat berkontribusi pada isu lingkungan. Beberapa peserta telah mengimplementasikan inisiatif seperti sedekah air, sayur, dan bibit,” kata Reka.
Selain mempelajari materi tersebut, peserta juga diajak memahami teknik berkampanye dan pengorganisasian.
Didit Haryo Wicaksono dari AktivAsia menjelaskan, kegiatan syiar tidak berbeda dengan kampanye.
“Kami mengajarkan prinsip dasar kampanye dan bagaimana mengorganisir para peserta untuk menyebarkan pesan ini,” ungkapnya.
Usai pelatihan ini para peserta akan mendapatkan mentoring untuk membuat inisiatif aksi iklim mandiri mereka. Selain itu mereka akan mendapatkan dukungan finansial yang akan membantu untuk menginkubasi dan menjadi katalis bagi program mereka selama 2-3 bulan.
Dengan pelatihan ini, Bengkel Hijrah Iklim berharap dapat melahirkan pemimpin muda yang mampu menyebarkan kesadaran akan pentingnya transisi energi berkeadilan dalam perspektif Islam, serta menginspirasi tindakan nyata di komunitas mereka.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: Banjir
-

Hamas Peringatkan Israel, Gencatan Senjata Bisa Gagal Jika Tak Dipatuhi – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat senior Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) memperingatkan Israel bahwa ketidakpatuhan mereka terhadap gencatan senjata di Jalur Gaza telah menempatkannya dalam bahaya kehancuran.
“Apa yang kita lihat dari penundaan dan kurangnya komitmen untuk melaksanakan tahap pertama… tentu saja membahayakan perjanjian ini dan dengan demikian dapat terhenti dan runtuh,” kata Bassem Naim, anggota biro politik Hamas, kepada Agence France-Presse (AFP) pada Sabtu (8/2/2025).
Ia juga menekankan Hamas tidak ingin kembali “berperang” dengan Israel, yang dimulai setelah Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, dan mengatakan, “Kembali berperang tentu bukan keinginan atau keputusan kami.”
Pejabat Hamas tersebut mengatakan kelompoknya bersedia melanjutkan perundingan gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza.
“Kami masih siap untuk berpartisipasi dalam tahap kedua perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza dengan Israel, namun Israel menunda-nunda memulai perundingan ini,” jelasnya.
Netanyahu Kirim Delegasi ke Qatar
Komentar pejabat Hamas tersebut muncul setelah media Israel melaporkan pada hari Sabtu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengirim delegasi ke Doha, Qatar, untuk menemui mediator dan berpartisipasi dalam tahap berikutnya dari perundingan gencatan senjata dengan Hamas.
“Delegasi Israel yang akan berangkat ke ibu kota Qatar besok, Minggu (9/2/2025), tidak berwenang membahas tahap kedua kesepakatan pertukaran tahanan dan gencatan senjata dengan Hamas,” lapor Otoritas Penyiaran Israel pada hari Sabtu.
Otoritas Penyiaran Israel menjelaskan delegasi tersebut akan mencakup koordinator urusan tahanan dan orang hilang, Brigadir Jenderal (purn.) Gal Hirsch, dan mantan wakil kepala dinas keamanan internal (Shabak), tanpa mengungkapkan namanya.
“Mengenai kewenangan delegasi Israel yang akan tiba di Doha, tidak berwenang untuk membahas tahap kedua kesepakatan tersebut,” lapornya.
“Mandat yang diberikan tingkat politik kepada delegasi sejauh ini hanyalah mandat untuk membahas kelanjutan fase pertama kesepakatan,” lanjutnya.
Laporan tersebut mengatakan pihak berwenang Israel mengungkapkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin memperpanjang fase pertama kesepakatan tersebut selama mungkin.
Negosiasi mengenai mekanisme pelaksanaan tahap kedua perjanjian itu dijadwalkan dimulai Senin (3/2/2025) lalu, pada hari ke-16 gencatan senjata, tetapi Haaretz mengutip seorang anggota delegasi Netanyahu (yang tidak disebutkan namanya) ke Washington yang mengatakan Netanyahu tidak akan berkomitmen untuk melaksanakan tahap kedua perjanjian tanpa menghilangkan Hamas.
Sebelumnya, implementasi perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas mulai berlaku pada 19 Januari 2025 dan akan mencakup tiga tahap yang masing-masing berlangsung selama 42 hari.
Selama tahap pertama, negosiasi diadakan untuk memulai tahap kedua dan ketiga, dengan mediasi Mesir dan Qatar serta dukungan dari sekutu Israel, Amerika Serikat.
Sementara itu, warga Palestina di Jalur Gaza yang sebelumnya mengungsi ke berbagai wilayah kemudian kembali ke rumah mereka masing-masing sejak implementasi perjanjian gencatan senjata dimulai.
Tim layanan kesehatan Gaza kembali melakukan pencarian korban tewas yang tertimbun reruntuhan selama serangan Israel di Jalur Gaza, meningkatkan jumlah kematian setidaknya 48.181 orang tewas dan 111.638 lainnya terluka menurut data hingga tanggal 8 Februari 2025, dikutip dari Anadolu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
-

Bakal Ada Cuaca Ekstrem, BMKG Sebut Siklon Tropis 96S Terpantau Di Wilayah Selatan NTT
KUPANG – Saat ini bibit siklon tropis 96S terpantau berada di wilayah Selatan Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini diungkap Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang.
“Bibit Siklon Tropis 96S ini menyebabkan daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan belokan angin (Shear Line) di wilayah NTT yang dapat menyebabkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat,” kata Kepala BMKG Stasiun Meterorologi Kelas II El Tari Kupang Sti Nenotek di Kupang, dilansir dari ANTARA, Sabtu, 8 Februari.
Hal ini disampaikan Sti ketika ditanya seputar perubahan cuaca di NTT yang mengakibatkan hujan sedang hingga sangat lebat dan disertai angin kencang di sejumlah wilayah NTT, salah satunya di Kota Kupang dan sekitarnya.
Dia mengatakan bahwa bibit siklon tropis 96S diperkirakan akan terus meningkat menjadi Siklon Tropis.
BMKG juga telah mengeluarkan peringatan dini tiga harian berkaitan dengan cuaca ekstrem di NTT berlaku mulai Sabtu (8/2) hingga Senin (10/2) pekan depan.
Dia mengatakan bahwa angin kencang yang terjadi di wilayah Kota Kupang disertai hujan sedang hingga sangat lebat itu karena aktifnya Monsun Asia dan Fenomena La Nina Lemah.
“Selain itu, juga pengaruh dari gelombang Ekuatorial Rossby yang masih ada di sekitar wilayah NTT, yang dapat menyebabkan hujan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang,” tambah dia.
Karena itu, BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dampak hujan sedang hingga sangat lebat serta angin kencang di wilayah NTT yang dapat menyebabkan sejumlah bencana alam.
Mulai dari bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, jalan licin, dan kerusakan pada bangunan atau fasilitas umum.
-

Menanti Janji Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin Realisasikan 5 Program Unggulan di Kota Malang
Malang (beritajatim.com) – Kota Malang telah memiliki kepala daerah baru. KPU Kota Malang telah menetapkan Wahyu Hidayat dan Ali Muthohirin sebagai Wali Kota Malang dan Wakil Wali Kota Malang terpilih. Mereka kini tinggal menunggu waktu pelantikan.
Wahyu Hidayat usai penyerahan penetapan Wali Kota Malang dan Wakil Wali Kota Malang terpilih memastikan akan merealisasiskan janji politik yang dia ucapkan saat kampanye. Terkait realisasinya, dia akan berkoordinasi dengan para OPD Pemkot Malang.
“Ada janji politis yang harus saya dengan mas Ali itu koordinasikan dengan Pemkot Malang. Tapi alhamdulillah sudah koordinasi bagaimana merealisasikan program unggulan yang sudah kita sampaikan ke masyarakat,” ujar Wahyu, Sabtu, (8/2/2025).
Paslon WALI (Wahyu-Ali) dikenal dengan 5 program unggulan saat kampanye di Pilkada Kota Malang beberapa waktu lalu. Program unggulan itu berupabseragam gratis, beasiswa pendidikan kepada 1.000 orang setiap tahun, 1.000 even setiap tahun.
Insentif kepada seluruh RT se Kota Malang sebesar Rp50 juta, dan menyelesaikan persoalan dasar di Kota Malang seperti macet dan banjir dan lain sebagainya.
“Saya melanjutkan (Pj Wali Kota). Yang jelas semua program prioritas dan unggulan akan duduk bersama dengan Pemkot untuk kita realisasikan di 2025. 5 program unggulan semua bagaimana kita realisasikan di tahun 2025 ini,” ujar Wahyu.
Sembari menanti jadwal pelantikan. Wahyu dan Ali membentuk tim transisi yang akan menjembatani sebelum dirinya berkantor di Balai Kota Malang. Tim transisi ini diharapkan membantu tugas sebelum resmi menjabat Wali Kota Malang dan Wakil Wali Kota Malang. “Yang jelas ada tim transisi sebelum kami resmi dilantik,” ujar Wahyu. (luc/kun)
-

Israel: Kelaparan Gaza Cuma Propaganda, 3 Sandera yang Dibebaskan Hamas Kurus Bak Korban Nazi – Halaman all
Tuduh Kelaparan Gaza Cuma Propaganda, Israel Sebut 3 Sandera yang Dibebaskan Hamas Kurus Bak Korban Nazi
TRIBUNNEWS.COM – Seolah menutup mata terhadap kondisi mengenaskan puluhan warga Gaza yang kelaparan, Israel memberi perhatian pada kondisi 3 sandera warga mereka yang baru dibebaskan Hamas pada Sabtu (8/2/2025).
Tanpa melihat kondisi warga Gaza yang jauh lebih menderita, Israel menyatakan kalau tiga sandera mereka berada dalam kondisi kurus kering.
“Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memerintahkan “tindakan yang tepat” untuk diambil bagi tiga sandera yang dalam kondisi kekurangan gizi parah,” tulis laporan media Israel, The Jerusalem Post, Sabtu.
Diketahui, Pemimpin Israel tersebut saat ini sedang mengunjungi para pejabat Amerika Serikat (AS) di Washington, DC pada saat ketiga sandera Israel tersebut dibebaskan Hamas.
Ketiga sandera tersebut, Or Levy, Eli Sharabi, dan Ohad Ben Ami dilaporkan media Israel telah kehilangan sekitar 30 persen dari berat badan keseluruhan mereka, menurut pemeriksaan medis awal yang dilaporkan ke Tel Aviv Sourasky Medical Center dan Sheba Medical Center, yang akan merawat mereka.
Lembaga swadaya masyarakat (LSM) Israel, Forum Sandera dan Keluarga Hilang, bahkan membandingkan gambar-gambar dari pembebasan hari Sabtu dengan gambar-gambar di kamp-kamp kematian Nazi, Jerman pada masa lampau.
PEMBEBASAN SANDERA – Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic yang diambil pada Sabtu (8/2/2025), menunjukkan sandera Israel yang dibebaskan Hamas. Sebagai ganti 3 sandera, Israel akan membebaskan 183 tahanan Palestina. (Tangkap layar YouTube AlJazeera Arabic)
LSM Israel itu menyatakan, “Gambar-gambar mengerikan dari Ohad, Eli, dan Or mengungkap korban yang sangat menyedihkan dari 491 hari penahanan Hamas. Mereka adalah orang-orang yang telah menanggung neraka itu sendiri. Ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.”
“Gambar-gambar yang mengganggu ini menunjukkan kepada seluruh dunia kenyataan menyedihkan yang dihadapi setiap sandera yang masih ditahan di Gaza. Gambar-gambar ini mengingatkan kita pada gambar-gambar mengerikan dari pembebasan kamp-kamp pada tahun 1945, babak tergelap dalam sejarah kita (Israel),”
Forum tersebut menyerukan “tahap kedua dari kesepakatan penyanderaan harus segera dilaksanakan.”
Presiden Israel, Isaac Herzog mengatakan penurunan berat badan yang drastis dan kondisi serius yang dialami para sandera yang dibebaskan merupakan “kejahatan terhadap kemanusiaan” dalam sebuah unggahan di X/Twitter pada Sabtu.
“Seluruh dunia harus melihat langsung ke Ohad, Or, dan Eli—yang kembali setelah 491 hari di neraka, kelaparan, kurus kering—dieksploitasi dalam tontonan sinis dan kejam oleh para pembunuh keji,” lanjutnya.
“Kita terhibur dengan kenyataan bahwa mereka dikembalikan hidup-hidup ke pelukan orang-orang yang mereka cintai.”
Presiden Israel menekankan pentingnya menyelesaikan kesepakatan penyanderaan, dengan mengatakan bahwa hal itu merupakan “tugas kemanusiaan, moral, dan Yahudi.”
Selain kelaparan, jutaan warga Gaza dibayangi ancaman risiko penyebaran penyakit dan wabah saat musim dingin tiba. Karena hujan yang membasahi tenda pengungsian Palestina akan menyebabkan penumpukan banjir limbah di area rendah. (Al Jazeera)
Tuding Kondisi Kelaparan Warga Gaza Cuma Propaganda
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa’ar menekankan kepada rekan-rekan internasionalnya di seluruh dunia pada Sabtu betapa beratnya kejahatan yang dilakukan Hamas terhadap para sandera Israel yang mereka tawan.
Sa’ar justru menuding kondisi kelaparan serius ratusan ribu warga Gaza cuma propagada.
“Selama lebih dari setahun, seluruh masyarakat internasional telah menari mengikuti alunan suara palsu dari apa yang disebut propaganda ‘kelaparan’ di Gaza.”
“Namun, foto-foto itu tidak berbohong: Hamas dan penduduk Gaza tampak hebat. Para sandera Israel tampak seperti korban Holocaust dan merupakan satu-satunya orang dalam foto yang tampaknya menderita kelaparan. “
“Hamas melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap warga sipil yang diculik,” lanjutnya. “Kejahatan Hamas-Nazi harus diberantas.”
UNRWA: Kondisi Gaza Memburuk
Tudingan Israel kalau kondisi warga Gaza cuma propaganda jelas bertolak belakangan dengan apa yang digambarkan Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA.
Badan PBB itu memperingatkan adanya potensi kelaparan akut yang akan menyerang lebih dari dua juta orang pengungsi di Jalur Gaza.
Potensi ini diungkap setelah hujan deras telah memperparah situasi warga Palestina yang mengungsi akibat serangan selama 13 bulan.
“Lebih dari dua juta orang telantar di Jalur Gaza yang hancur berisiko kelaparan dan kehausan karena memperoleh makanan telah menjadi tugas yang mustahil bagi keluarga di tengah pengeboman Israel yang tiada henti,” kata UNRWA.
Dalam cuitan di media sosial X, badan tersebut mengatakan persediaan makanan yang masuk ke Gaza saat ini tidak memenuhi 6 persen dari kebutuhan penduduknya karena pengetatan yang dilakukan otoritas Israel.
Kondisi tersebut semakin diperparah dengan adanya penjarahan sistematis terhadap konvoi bantuan kemanusiaan yang ditujukan untuk warga Palestina.
Alasan ini yang membuat dua juta pengungsi terancam mengalami kelaparan kehausan akut, akibat kurangnya pasokan makanan, di tengah pemboman brutal di wilayah utara Gaza, mengutip dari Arab News.
Wabah Penyakit Mengancam Nyawa Pengungsi Gaza
Selain kelaparan, jutaan warga Gaza dibayangi ancaman resiko penyebaran penyakit dan wabah saat musim dingin tiba.
Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, berkata kepada Al Jazeera bahwa wilayah Gaza sedang mengalami kondisi tragis yang semakin sulit dengan turunnya hujan.
Hujan yang membasahi kamp pengungsian Palestina menyebabkan penumpukan banjir limbah di area rendah.
Hal ini dikhawatirkan akan memperburuk kondisi kesehatan masyarakat disana, terutama bagi mereka yang sudah mengalami kekurangan gizi.
“Orang-orang yang sudah kekurangan gizi akan menjadi semakin rentan terhadap penyakit, karena semua ini berkontribusi terhadap kondisi kesehatan yang semakin buruk,” kata Louise Wateridge, juru bicara UNRWA.
Tak hanya itu, banjir akibat hujan dan air pasang juga turut menghancurkan tenda-tenda darurat, membuat banyak pengungsi kehilangan tempat berlindung.
Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa sekitar 10 ribu tenda hanyut atau rusak akibat badai. Sebanyak 81 persen tenda bahkan tak bisa lagi digunakan.
Beberapa pengungsi bahkan terpaksa menggali parit untuk mengalirkan air keluar dari tenda yang mereka tinggali.
Keadaan ini menunjukkan betapa penderitaan mereka tidak hanya berasal dari perang, tetapi juga dari alam yang menambah kesulitan hidup.
“Curah hujan telah menyebabkan kerusakan parah pada tenda-tenda yang menampung ribuan orang pengungsi, air mengalir ke dalam tenda-tenda dan merusak barang bawaan serta kasur,” tutur Basal.
Mengantisipasi situasi Gaza yang semakin memburuk, Kantor Media Pemerintah Gaza mendesak komunitas internasional untuk memberikan tenda bagi warga Gaza yang mengungsi agar bisa melindungi mereka dari hujan dan dingin.
Organisasi internasional juga turut menyerukan pembukaan jalur bantuan tanpa hambatan agar kebutuhan dasar seperti makanan, perlindungan, dan obat-obatan dapat segera terpenuhi.
Rumah Sakit Gaza dalam Kondisi Kritis
Terpisah, ditengah situasi Gaza yang memprihatinkan Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir el-Balah, Gaza tengah, dan rumah sakit lain di seluruh Jalur Gaza saat ini menghadapi kondisi sangat buruk.
Rekan medis yang berada di Rumah Sakit Al-Aqsa mengatakan bahwa mereka kewalahan, dan sumber daya medisnya telah terkuras karena mengatasi masuknya ratusan pasien, dengan staf dan ruang operasi yang sangat terbatas.
Seorang pejabat kesehatan di Gaza telah memperingatkan bahwa semua rumah sakit di daerah kantong yang diblokade itu terpaksa menghentikan atau mengurangi layanan dalam waktu 48 jam.
“Kami mengeluarkan peringatan mendesak karena semua rumah sakit di Gaza akan berhenti beroperasi atau mengurangi layanan mereka dalam waktu 48 jam. Pendudukan (Israel) menghalangi masuknya bahan bakar,” kata Direktur Rumah Sakit Lapangan Gaza, Marwan Al-Hams.
(oln/tjp/aja/*)
-
/data/photo/2025/02/08/67a71060cc3bc.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Momen-momen Air Banjir Ruko Cengkareng Berubah Jadi Warna Merah Megapolitan 8 Februari 2025
Momen-momen Air Banjir Ruko Cengkareng Berubah Jadi Warna Merah
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sebuah rumah toko (ruko) di kawasan Ruko Seribu, Cengkareng, Jakarta Barat, mengalami kebakaran saat wilayah tersebut tengah dilanda banjir pada Sabtu (8/2/2025) dini hari.
Kasi Operasional Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Syarifuddin menjelaskan, saat kebakaran terjadi, hujan deras mengguyur kawasan tersebut dan menyebabkan banjir.
Tim pemadam kebakaran terpaksa memanfaatkan air banjir untuk membantu pemadaman karena persediaan air dari mobil pemadam habis.
“Awalnya kami pakai air dari dua unit mobil damkar, tapi karena habis, kami manfaatkan air banjir. Lumayan, banjirnya setinggi dengkul, jadi bisa digunakan,” kata Syarifuddin saat dihubungi, Sabtu.
Berdasarkan pengamatan Kompas.com di lokasi, genangan masih terjadi di sekitar ruko yang terbakar hingga Sabtu siang.
Akibat kebakaran itu, air banjir yang menggenangi jalan sekitar ruko berubah warna menjadi merah.
Genangan air berwarna merah tersebut membentang sepanjang sekitar 150 meter dengan ketinggian mencapai 10 sentimeter.
Syarifuddin mengemukakan, air yang berubah warna merah kemungkinan besar disebabkan oleh lilin merah yang terbakar dan bercampur dengan air pemadaman.
“Iya, kemungkinan salah satunya dari situ. Saat pemadaman, kami menggunakan air yang terus berputar di area tersebut,” kata Syarifuddin.
Adapun laporan kebakaran ruko tersebut pertama kali diterima pada pukul 02.55 WIB.
Tim pemadam tiba di lokasi dan langsung melakukan upaya pemadaman hingga api benar-benar padam pada pukul 04.40 WIB.
Syarifuddin mengatakan bahwa penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan.
Namun, dugaan awal mengarah pada korsleting listrik yang terjadi di lantai satu ruko.
“Diduga karena korsleting pada lantai satu ruko,” ungkapnya.
Salah satu korban kebakaran, Rudi (50) menyebut, api pertama kali muncul dari lantai satu, tepatnya di dekat colokan listrik.
Api dengan cepat menyambar kardus bekas serta perlengkapan sembahyang seperti lilin dan dupa, hingga semakin membesar.
Rudi sempat mencoba memadamkan api dengan alat pemadam api ringan (APAR), tetapi usahanya gagal.
“Saya lihat api, langsung ambil APAR dan menyemprotkan ke api. Tapi tidak bisa padam. APAR-nya habis, tapi apinya tetap menyala dan makin membesar,” jelas Rudi.
Ketika situasi semakin berbahaya, Rudi meminta kelima anaknya naik ke lantai tiga untuk menyelamatkan diri.
Namun, dalam proses evakuasi, ia terpisah dari istrinya serta dua putranya.
Bersama tiga putrinya, Rudi berhasil keluar dengan naik ke genting ruko dan melompat ke bangunan sebelah.
“Sampai di atas genting, saya teriak minta tolong, tapi tidak ada yang mendengar. Akhirnya, kami memutuskan loncat ke ruko sebelah,” ungkapnya.
Petugas pemadam tiba sekitar 15 menit setelah laporan masuk dan berhasil memadamkan api sekitar pukul 04.40 WIB.
Akibat kebakaran ini, seluruh barang dagangan di lantai satu ruko hangus terbakar dengan total kerugian diperkirakan mencapai Rp 800 juta.
“Barang dagangan masih banyak karena belum dikirim. Biasanya setiap Sabtu kami kirim barang, tapi kebakaran terjadi sebelum itu. Ada juga barang yang baru datang kemarin, semua habis terbakar,” pungkas Rudi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Alasan Kenapa Harus Lebih Cepat Ganti Oli saat Musim Hujan, Mudah Terkontaminasi Air
TRIBUNJATENG.COM – Saat musim hujan banyak komponen pada mobil bisa saja terkontaminasi dengan air, apalagi yang harus terpaksa melewati genangan air atau bahkan banjir.
Salah satu komponen yang bisa terkontaminasi adalah oli mesin, pasalnya jika sampai terkena air maka pelumasan tidak akan sempurna dan kinerja mesin bisa terganggu.
Iwan, Pemilik Bengkel Mobil Iwan Motor Honda Auto Clinic, mengatakan, ketika musim hujan oli mesin akan mudah terkontaminasi, terutama mobil yang berusia di atas 10 tahun.
“Saat musim hujan, untuk mobil yang sudah berumur di atas 10 tahun memang harus selalu memperhatikan kualitas olinya,” ucap Iwan kepada Kompas.com, Rabu (5/2/2025).
Iwan menjelaskan, hal ini terjadi karena mobil dengan usia itu akan rawan adanya kebocoran di bagian-bagian perpak-perpaknya.
“Sehingga akan mudah menyerap uap air dan masuk ke ruang mesin, itu akan terkontaminasi oli mesin” ucap Iwan.
Iwan juga mengatakan, supaya hal yang tidak diinginkan dapat dihindari maka waktu penggantian oli mesin bisa dipercepat.
“Cara paling mudah supaya tidak menimbulkan masalah, yaitu dengan mengganti oli lebih cepat dari waktu penggantian rutin.”
“Misalkan penggantian 6 bulan dibikin 4-5 bulan sekali,” ucapnya.
Sementara, untuk mobil keluaran tahun baru, Iwan mengatakan, akan cenderung lebih aman sehingga hanya perlu penggantian secara rutin sesuai jadwal.
“Untuk mobil-mobil baru relatif aman, karena hampir tidak ada kebocoran di perpak. Cukup lakukan penggantian rutin saja sesuai jadwal,” ucap Iwan. (*)
/data/photo/2025/02/09/67a7fbeeeaa81.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


/data/photo/2023/11/13/6551ad4118fd5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)