Topik: Banjir

  • Bahas Masalah Coretax di DPR, Dirjen Pajak Minta Rapat Dilakukan Tertutup

    Bahas Masalah Coretax di DPR, Dirjen Pajak Minta Rapat Dilakukan Tertutup

    Jakarta

    Komisi XI DPR RI membahas pengaturan dan pengawasan Sistem Inti Administrasi Perpajakan atau Coretax bersama Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suryo Utomo. Rapat dilakukan secara tertutup.

    Rapat dipimpin Ketua Komisi XI DPR RI Misbakhun dan dimulai pukul 10.28 WIB. Awalnya pimpinan menanyakan kepada Suryo apakah rapat mau dilakukan secara terbuka atau tertutup.

    “Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, izinkanlah kami membuka rapat dengar pendapat Komisi XI DPR RI dengan Direktur Jenderal Pajak Kemenkeu. Saya tawarkan ini ke Dirjen Pajak, apakah rapat ini dibuka atau tertutup? Nanti baru saya tawarkan kepada anggota,” kata Misbakhun di Ruang Komisi XI DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (10/2/2025).

    “Kalau diizinkan pimpinan, rapat dilakukan secara tertutup. Terima kasih,” jawab Suryo.

    Suryo didampingi oleh Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengawasan Pajak Nufransa Wira Sakti, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Perpajakan Yon Arsal, dan Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak Iwan Djuniardi.

    Setelah Suryo meminta izin untuk rapat dilakukan secara tertutup, pimpinan pun mengiyakan permintaan tersebut setelah disetujui juga oleh para anggota.

    “Bagaimana, anggota? Setuju, ya? Oke. Maka rapat ini saya nyatakan tertutup untuk umum,” ujar Misbakhun yang diikuti ketuk palu.

    “Minta tolong silakan untuk ditutup, yang tidak berhak untuk mendengarkan silakan keluar,” tambah Misbakhun.

    Sebagai informasi, Coretax yang baru diberlakukan DJP mulai 1 Januari 2025 banjir keluhan dari masyarakat karena sulit diakses. Keluhan yang disampaikan pun beragam mulai dari periode pelaporan maupun transaksi pajak.

    Saksikan juga Blak-blakan: Menguak Rahasia Untung Kilang Minyak Paling ‘Rumit’ Se-Indonesia

    (aid/ara)

  • Sidak Banjir di Tambun, Menteri PKP Minta Pengembang Benahi 1 Bulan – Page 3

    Sidak Banjir di Tambun, Menteri PKP Minta Pengembang Benahi 1 Bulan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke lapangan tepatnya ke perumahan bersubdidi Grand Permata Residence di Kelurahan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Minggu, 9 Februari 2025.

    Pria yang akrab disapa Ara ini lantas meminta pengembang perumahan untuk segera mengatasi masalah banjir. Dengan tenggat waktu satu bulan melalui pembuatan saluran air yang baik.

    “Saya sebagai Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) mendapatkan pengaduan bahwa di perumahan ini banjir dan sudah lama,” ujar Menteri Ara dalam keterangan tertulis, Senin (10/2/2025).

    Menteri PKP pun juga langsung memanggil pengembang perumahan tersebut, yakni dari PT Sadra Utama Indo. Untuk siap bertanggung jawab, dengan membuat saluran air yang terintegrasi dengan sungai yang tidak jauh dari lokasi perumahan.

    “Pengembang enggak mau kalau tinggal di rumah yang kebanjiran, dan sebagai pengembang juga harus siap tanggung jawab ya,” pinta dia. 

    Menurut dia, masalah banjir di perumahan ini sudah lama dan harus segera mendapat penanganan serius. Apalagi perumahan bersubsidi ini dimanfaatkan sebagai tempat tinggal masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), lewat biaya APBN menggunakan skema KPR FLPP. 

    Ara menyatakan, dirinya akan berusaha melaksanakan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan program 3 juta rumah dengan mendorong kualitas rumah bersubsidi yang baik dan tepat sasaran. 

    Itu lantaran dalam penyaluran KPR FLPP memakai APBN dengan subsidinya 75 persen itu dari APBN dan 25 persen perbankan.

    “Kita akan terus dukung rumah subsidi buat rakyat ini dengan memajukan program FLPP ini. Tapi tentu tidak seperti ini (banjir di perumahan), bagaimana anak-anaknya dan harus ada penanganan lebih lanjut,” imbuhnya.

    Pengembang Perumahan Permata Residence menjelaskan, pihaknya siap memperbaiki saluran air yang ada.

    Namun, pihaknya juga meminta waktu sekitar satu bulan untuk membuat saluran air yang baik dan bisa mengalir ke sungai sehingga perumahan tersebut tidak banjir lagi pada masa mendatang. “Kalau untuk memperbaiki saluran air kami siap sekitar 1 bulan ya,” ungkapnya.

     

  • BMKG: Jabar Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Cek Wilayah Terdampak

    BMKG: Jabar Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Cek Wilayah Terdampak

    Berdasarkan prakiraan perkembangan dinamika atmosfer pada skala global, regional, dan lokal, serta model cuaca deterministik dan probabilistik. Berikut wilayahnya:

    Senin, 10 Februari 2025: Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor.

    Selasa, 11 Februari 2025: Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Subang.

    Rabu, 12 Februari 2025: Kabupaten Bogor, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Pangandaran.

    Kamis, 13 Februari 2025: Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut dan Kabupaten Subang.

    Jumat, 14 Februari 2025: Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten dan Kota Cirebon, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Ciamis, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Pangandaran dan Kabupaten Garut.

    Sabtu, 15 Februari 2025: Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Subang dan Kabupaten Purwakarta.

    Minggu, 16 Februari 2025: Kabupaten Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majelangka, Kabupaten Pangandara, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Kuningan.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap terjadinya potensi bencana hidrometerologis atau dampak dari cuaca ekstrem seperti hujan lebat hingga sangat lebat dalam skala lokal.

    Selain itu, masyarakat diimbau waspada terhadap potensi angin kencang yang dapat mengakibatkan dampak seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan dampak kerusakan lainnya.

    “Tetap tenang namun tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

    Masyarakat juga diminta untuk mengenali potensi bencana di lingkungannya dan mulai memahami cara mengurangi resiko bencana tersebut. Misalnya, dengan tidak membuang sampah sembarangan, bergotong royong menjaga kebersihan, dan menata lingkungan sekitarnya.

     

    Penulis: Arby Salim

  • Tak Semua Dapat WFA, Fleksibilitas Kerja PNS Tergantung Atasan – Page 3

    Tak Semua Dapat WFA, Fleksibilitas Kerja PNS Tergantung Atasan – Page 3

    Selanjutnya bagi pegawai ASN yang melaksanakan jam kerja melebihi ketentuan, kelebihan jam kerja sesuai dengan Perpres dapat dipertimbangkan sebagai kinerja pegawai.  

    Terakhir, Kepala BKN juga mengungkapkan bahwa fleksibilitas kerja untuk instansi BKN sendiri masih terus digodok. 

    “Formula 2 hari (WFA) dan 3 hari Work From Office (WFO) ini akan berlaku sebentar lagi. BKN akan berfokus pada efektivitas dan efisiensi serta berpacu pada target kinerja, karena kualitas layanan BKN tetap yang utama,” pungkas Zudan. 

    Tak Ada WFA di Kementerian PU 

    Adapun ketentuan WFA ini tidak berlaku bagi para ASN di lingkup Kementerian PU. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian PU Mohammad Zainal Fatah menyatakan,  instansinya tidak menerapkan bekerja dari mana saja maupun bekerja dari rumah, mengingat perlu kesiapsiagaan setiap waktu.

    “Karena kita kan stand by. Sekarang banjir hidrometeorologis, bencana alam tiba-tiba, kalau kita suruh WFH, mereka harus datang ke lapangan. Gimana dong?” kata Zainal Fatah beberapa waktu lalu. 

    Menurut dia, terkait Badan Kepegawaian Negara (BKN) yang berencana menerapkan WFA, hal tersebut bisa saja dilakukan di kementerian dan lembaga lain. Namun untuk Kementerian PU hal tersebut belum bisa dilakukan.

    “Ada kementerian yang memang bisa begitu, tapi menurut saya (Kementerian) PU gak bisa kayak gitu, belum bisa. Misalkan tadi ada bencana, masa cuma kirim pake Zoom?,” katanya.

    Dirinya mencontohkan, dalam waktu dekat pihaknya harus membuat posko persiapan lebaran Idul Fitri. Sehingga opsi WFA belum bisa dilakukan. “Masak poskonya cuma diisi oleh kamera, kan gak mungkin,” kata dia pula.

     

  • Jam Kiamat Bergerak Lagi, Makin Dekat Menuju Tengah Malam

    Jam Kiamat Bergerak Lagi, Makin Dekat Menuju Tengah Malam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jam kiamat yang diciptakan Bulletin of the Atomic Scientists kian mendekat ke tengah malam. Pada 2025 diumumkan jam tersebut kini berada 89 detik dari tengah malam, atau jadi yang terdekat yang pernah ada.

    Lembaga itu mencatat beberapa kejadian yang membuat Jam Kiamat berdetak makin dekat dengan tengah malam. Salah satunya banyaknya bencana, termasuk terkait ketegangan geopolitik terjadi tahun lalu.

    “Saat jarum jam makin mendekati tengah malam, kami memohon kepada semua pemimpin: sekarang saatnya bertindak bersama! Ancaman eksistensial yang dihadapi bisa diatasi dengan kepemimpinan yang berani dan kerja sama dalam skala global. Setiap detik sangat berarti,” jelas mantan Presiden Kolombia yang juga pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Juan Manuel Santos yang ikut dalam pengumuman Jam Kiamat 2025, dikutip dari laman resmi Bulletin of the Atomic Scientists, Rabu (5/1/2025).

    Selain itu, risiko penggunaan nuklir yang kian bertumbuh juga memacu Jam Kiamat 89 detik dari tengah malam. Anggota Bulletin of the Atomic Scientists’ Science and Security Board (SASB),Manpreet Sethi menjelaskan risiko ini disebabkan kemampuan yang dibangun dan perjanjian yang gagal.

    Dia mencontohkan Rusia menangguhkan perjanjian New Start dan menarik ratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif. China disebut meningkatkan persenjataan nuklir dan AS mengabaikan perannya untuk memperingatkan semua pihak.

    Teknologi yang disruptif juga jadi alasan lain penetapan Jam Kiamat kali ini. Yakni integrasi AI untuk senjata perang menjadi pertanyaan besar sejauh mana teknologi bisa digunakan untuk militer.

    “Bahkan saat manusia selalu membuat keputusan akhir mengenai penggunaan senjata nuklir, bagaimana dan kapan, jika memang AI harus digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan? Bagaimana kita harus berpikir soal senjata otonom yang mematikan, mengidentifikasi, dan menghancurkan target tanpa campur tangan manusia?” jelas anggota SASB, Herb Lin.

    Alasan berikutnya adalah terkait perubahan iklim. Tahun lalu adalah tahun terpanas yang pernah tercatat. Bukan hanya itu, karena juga terjadi cuaca ekstrem termasuk banjir, kekeringan hingga kebakaran hutan.

    “Emisi gas rumah kaca global mendorong perubahan iklim terus meningkat. Investasi untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dan memangkas emisi bahan bakar fosil jauh di bawah apa yang dibutuhkan untuk menghindari dampak terburuk,” kata Robert Socolow yang juga anggota SASB.

    Jam Kiamat telah ditetapkan selama 78 tahun terakhir. Gerakan terdekat lain yang pernah tercatat pada 2023 yakni mencapai 90 detik dari tengah malam.

    (dem/dem)

  • Barcelona Bantai Sevilla 4-1, Gavi Mending Main di Liga Thailand dan UFC

    Barcelona Bantai Sevilla 4-1, Gavi Mending Main di Liga Thailand dan UFC

    Jakarta

    Barcelona tampil perkasa saat bertandang ke markas Sevilla, Ramon Sanchez Pizjuan, Senin (10/2/2025) dini hari WIB. Robert Lewandowski dkk. sukses membungkam tuan rumah dengan skor telak 4-1.

    Namun, kemenangan besar ini tidak lepas dari kontroversi. Gavi, gelandang muda Barcelona, menjadi sorotan karena emosinya yang meledak-ledak dan permainan kasarnya. Beberapa kali ia terlibat gesekan dengan pemain Sevilla, bahkan mendapat kartu kuning di babak pertama.

    Performa Gavi di babak pertama memang jauh dari harapan. Akhirnya di babak kedua, pelatih Hansi Flick mengambil keputusan berani dengan menarik keluar Gavi dan memasukkan pemain muda berbakat, Fermin Lopez.

    Keputusan ini terbukti jitu. Fermin langsung memberikan dampak instan dengan mencetak gol yang membuat Barcelona unggul 2-1. Sayangnya, Fermin harus keluar lapangan setelah menerima kartu merah, sehingga membuat timnya harus bermain dengan 10 orang.

    Meski bermain dengan 10 pemain, Barcelona tetap mampu mengendalikan pertandingan. Mereka bahkan mampu menambah dua gol lagi, masing-masing melalui Raphinha dan Eric Garcia. Sevilla sendiri hanya mampu membalas satu gol melalui Ruben Vargas.

    Di media sosial, Gavi banjir kritikan yang membuat namanya bertengger di daftar trending topic. Beragam komentar disampaikan warganet, salah satunya menyarankan dia bermain di Liga Thailand bila tidak mampu mengontrol emosinya. Berikut rangkumannya:

    “Gavi cocoknya main liga thailand..,” ujar @Hanggar44442089

    “Dah dari kapan tau Gavi ga bakal cocok main di no 10,dia bukan tipikal kreatif player,” ujar mahardikaaaaa25.

    “Jadi cm kureng, jadi dm gak bisa, jadi amf lebih ancur lagi, perpanjang kontrak karna la masia doang nih anak, mending lepas aja sih, gua gak ngeliat gavi punya kualitas buat sukses dibarca, gaya mainnya gak cocok dibarca, udah berapa match gak pernah main bener,” tulis @Autumnleaf1996.

    “gaya main grasak grusuk fermin, gavi itu sngat membhayakan apalagi td gaya tekel fermin kaya ufc,” usul @Robbinhood_99.

    “gavi harus banyak belajar dari fermin cara memanfaatkan ruang,” saran @masagusbecak.

    (afr/afr)

  • BMKG: Curah Hujan di Jakarta Turun hingga 50-60 persen – Page 3

    BMKG: Curah Hujan di Jakarta Turun hingga 50-60 persen – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa curah hujan di Jakarta berhasil diturunkan hingga 50-60 persen setelah serangkaian operasi modifikasi cuaca dilakukan.

    Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menjelaskan bahwa operasi modifikasi cuaca berlangsung pada 1-6 Februari dan dilakukan oleh BMKG bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jakarta serta TNI Angkatan Udara.

    Operasi tersebut melibatkan penyemaian 6,4 ton garam/NaCl ke awan hujan potensial menggunakan pesawat selama sepekan penuh, dengan area penyemaian mencakup langit di arah barat, barat daya, hingga barat laut Jakarta.

    “BMKG optimistis hasil akumulasi penurunan curah hujan yang mencapai 50-60 persen itu presipitasinya dalam beberapa hari ke depan diperkirakan tetap rendah,” ujarnya, dilansir dari Antara.

    Dengan berkurangnya intensitas hujan tersebut, kata dia, BMKG berharap juga bisa mengurangi potensi bencana banjir di Jakarta mengingat saat ini sedang pada fase puncak musim hujan.

    “Hasil cukup efektif mengurangi potensi bencana hidrometeorologi di Jakarta dan diharapkan mampu mengurangi risiko yang dapat membahayakan masyarakat,” ujarnya.

     

  • BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem di Jawa Barat 10-16 Februari 2025, Berikut Daftarnya
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        10 Februari 2025

    BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem di Jawa Barat 10-16 Februari 2025, Berikut Daftarnya Bandung 10 Februari 2025

    BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem di Jawa Barat 10-16 Februari 2025, Berikut Daftarnya
    Editor
    KOMPAS.com
    – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) merilis prakiraan cuaca sepekan ke depan untuk periode 10-16 Februari 2025.
    BMKG memperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat, disertai petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di sejumlah wilayah
    Jawa Barat
    .
    Kepala BMKG Stasiun Bandung, Teguh Rahayu, menjelaskan bahwa peningkatan suplai uap air serta aktivitas Gelombang Low Equatorial dan Gelombang Kelvin turut mendukung pembentukan awan konvektif yang memicu hujan deras.
    Selain itu, meskipun Siklon Tropis Taliah telah menjauh, dampaknya masih terasa dengan peningkatan kecepatan angin di pesisir Jawa Barat hingga pertengahan pekan depan.
    “Labilitas atmosfer lokal diperkirakan bervariasi pada kategori ringan hingga sedang, yang turut mendukung proses konvektif di sebagian wilayah Jawa Barat,” ujar Teguh pada Minggu (9/2/2025).
    BMKG mencatat bahwa beberapa daerah memiliki potensi hujan lebat hingga sangat lebat disertai petir dan angin kencang, dengan dampak skala lokal dan durasi singkat.
    Berikut wilayah yang perlu diwaspadai setiap harinya:
    – Senin (10/2/2025): Purwakarta, Majalengka, Kuningan, Sumedang, Ciamis, Kabupaten Cirebon, Garut, Cianjur, dan Kabupaten Bogor.
    – Selasa (11/2/2025): Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, Sumedang, Majalengka, Kuningan, dan Subang.
    – Rabu (12/2/2025): Kabupaten Bogor, Kabupaten dan Kota Bekasi, Karawang, Subang, Purwakarta, Sumedang, Majalengka, Garut, Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, dan Pangandaran.
    – Kamis (13/2/2025): Kabupaten Bekasi, Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Garut, dan Subang.
    – Jumat (14/2/2025): Kabupaten Bogor, Cianjur, Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, Kabupaten dan Kota Cirebon, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Ciamis, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Pangandaran, dan Garut.
    – Sabtu (15/2/2025): Kabupaten dan Kota Bogor, Depok, Kabupaten dan Kota Bekasi, Karawang, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Cianjur, Garut, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Ciamis, Pangandaran, Kuningan, Subang, dan Purwakarta.
    – Minggu (16/2/2025): Kabupaten Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Cianjur, Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Garut, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Sumedang, Majalengka, Pangandaran, Ciamis, Banjar, dan Kuningan.
    BMKG mengimbau masyarakat dan instansi terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologis akibat
    cuaca ekstrem
    , seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang.
    Teguh Rahayu juga menekankan pentingnya mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing serta menerapkan langkah-langkah mitigasi.
    “Misalnya, dengan tidak membuang sampah sembarangan, bergotong royong menjaga kebersihan, dan menata lingkungan sekitar,” tuturnya.
    (Penulis: Kontributor Bandung Kompas.com: Agie Permadi)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jerit Warga Perbatasan Nunukan, Terancam Kekurangan Pangan akibat Pengetatan Sempadan Malaysia 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Februari 2025

    Jerit Warga Perbatasan Nunukan, Terancam Kekurangan Pangan akibat Pengetatan Sempadan Malaysia Regional 10 Februari 2025

    Jerit Warga Perbatasan Nunukan, Terancam Kekurangan Pangan akibat Pengetatan Sempadan Malaysia
    Tim Redaksi
    NUNUKAN, KOMPAS.com
    – Musibah banjir di dataran tinggi Krayan,
    Nunukan
    ,
    Kalimantan Utara
    , baru saja berlalu.
    Namun ancaman musibah, terus saja menghantui.
    Terbaru,
    kebijakan pengetatan Sempadan Malaysia
    di wilayah Bakelalan, berimbas pada kelangkaan sembako, khususnya untuk masyarakat Krayan Selatan.
    “Beberapa hari ini, Krayan Selatan mengalami kelangkaan stok Sembako. Ada pengetatan Sempadan (perbatasan) oleh Polis, sehingga persediaan Sembako kita, mungkin hanya cukup seminggu ke depan,” ujar Camat Krayan Selatan, Oktafianus Ramli, saat dihubungi, Minggu (9/2/2025).
    Biasanya, kebijakan di perbatasan diketahui warga setempat dan menyebar dengan cepat.
    Namun kali ini, alasan penjagaan ketat di perbatasan Krayan-Bakelalan, Malaysia, tidak diketahui pasti.
    “Alasannya belum pasti kami. Dengar dengar terkait insiden penembakan WNI di perairan Tanjung Rhu, Banting, Selangor, Malaysia pada Januari lalu,” kata Oktafianus.


    Oktafianus menuturkan, mayoritas barang barang di Krayan, semua dipasok dari Malaysia.
    Dengan berlakunya pengetatan Sempadan, tidak hanya Krayan Selatan yang akan mengalami kelangkaan Sembako, tapi 5 Kecamatan Krayan.
    “Kemarin ada 17 mobil dikembalikan ke Lawas. Malaysia tidak izinkan membawa barang ke Indonesia,” tuturnya.
    “Yang boleh dibawa masuk Indonesia itu, hanya barang barang yang mendapat
    declare
    atau surat pengantar resmi dari Indonesia,” jelasnya.
    Ia melanjutkan, saat ini, harga Sembako di Krayan sudah mulai naik.
    Gula pasir, contohnya, yang biasanya dijual Rp 23.000/kg, kini dibanderol Rp 28.000 sampai Rp.30.000.
    “Yang naik betul itu elpiji 14 kg Petronas itu. Biasa kita bisa dapat Rp 250.000-an, sekarang harganya Rp 500.000,” urainya.
    Oktafianus berharap, kondisi Krayan menjadi perhatian pemerintah.
    Kebutuhan Krayan, sampai hari ini, masih sangat bergantung dengan Malaysia.
    Masyarakat Krayan juga belum tahu sampai kapan pengetatan sempadan, akan diberlakukan.
    “Kita kemarin sudah sempat bersurat ke Pemerintah Daerah saat terjadi bencana banjir. Kami harap itu bisa jadi dasar mempercepat bantuan dan mengantisipasi kelangkaan Sembako di Krayan secepatnya,” kata Oktafianus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kumpulan Buaya Bersarang di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Reptil Mutan?

    Kumpulan Buaya Bersarang di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Reptil Mutan?

    Jakarta

    Bersembunyi di kanal pendingin pembangkit listrik tenaga nuklir Florida, Amerika Serikat (AS), populasi buaya Amerika yang tidak biasa telah bermukim dan terus berkembang biak.

    Jangan takut dulu, buaya-buaya itu bukan makhluk mutan radioaktif yang punya kekuatan super dan dan bisa bersinar. Faktanya, habitat buatan tersebut telah membantu memulihkan populasi spesies yang terancam punah tersebut.

    Dikutip dari IFL Science, pembangunan Turkey Point Nuclear Generating Station (Stasiun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Turkey Point) dimulai pada 1960-an di habitat lahan basah Florida Selatan. Stasiun ini memiliki sistem kanal pendingin cukup rumit yang mengeluarkan panas dari unit nuklir dan menempati lahan seluas 6.800 hektar.

    Selama beberapa dekade, beberapa buaya penghuni wilayah tersebut telah memanfaatkan sistem kanal tersebut untuk hidup, bereproduksi, dan bangkit kembali dari ambang kepunahan lokal.

    Buaya pertama kali dilaporkan muncul di Turkey Point pada 1976. Sejak saat itu, operator pembangkit listrik Florida Power and Lights telah menandai ada lebih dari 8.000 bayi buaya. Menurut perkiraan mereka, pada 2022 kanal pembangkit nuklir itu mencatat rekor dengan keberadaan 33 sarang buaya. Di sana juga, tercatat jumlah bayi buaya hidup dan dilepaskan tertinggi ketiga, yakni sebanyak 512.

    Sebenarnya ini merupakan berita bagus bagi reptil tersebut, karena mereka merupakan spesies rentan yang berasal dari Florida Selatan dan sebagian Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Karibia.

    Buaya Amerika dapat mencapai panjang hingga 6 meter, meskipun jarang ditemukan yang lebih besar dari 4,2 meter di alam liar. Buaya ini mirip dengan aligator Amerika, tetapi dapat dibedakan dari sisiknya yang lebih tipis dan moncongnya yang lebih berbentuk segitiga.

    Buaya-buaya ini berkembang biak di Turkey Point karena beberapa alasan, ketinggian airnya yang konstan mengurangi risiko sarang kebanjiran, ditambah lagi buaya ini relatif bebas dari gangguan manusia dan pemangsaan oleh hewan lain.

    Bisakah kalian menebak, di mana buaya bersarang di sekitar Turkey Point Nuclear Generating Station? Foto: Felix Mizioznikov via IFL Science

    “Ini adalah tempat perlindungan bagi mereka, di sini aman. Ini adalah salah satu area bersarang paling padat di Florida dan Amerika Serikat,” kata Mike Lloret, ahli biologi yang dipekerjakan oleh Florida Power and Lights, dalam wawancara dengan CBS News pada 2024.

    Namun, ini bukanlah tempat perlindungan yang sempurna. Pada 2019, US Fish and Wildlife Service menemukan bahwa kualitas air yang buruk di sistem kanal tersebut membahayakan buaya dan habitatnya, yang menyebabkan peringatan keras dari Center for Biological Diversity.

    Salah satu masalah besar adalah peningkatan salinitas air secara tiba-tiba pada pertengahan 2010-an, yang menyebabkan runtuhnya tanaman lamun dan alga. Perubahan tersebut mengirimkan riak ke rantai makanan, yang mengakibatkan beberapa buaya kelaparan dan jumlah populasi menurun.

    Meskipun menghadapi tantangan ini, buaya Amerika di Turkey Point tampaknya masih lebih baik dibandingkan buaya yang hidup di tempat lain di alam, yang terus berjuang melawan perburuan, polusi, dan hilangnya habitat.

    “Para betina datang untuk bersarang, jantan datang mengejar betina, kemudian keturunan yang lahir di sini akan membesarkan diri di sini. Kami memiliki area bersarang yang terisolasi sempurna yang menghilang di area yang lebih alami,” kata Lloret.

    (rns/asj)