Topik: Banjir

  • Kondisi Banjir di Jalan Ahmad Yani Bekasi Mulai Surut, Lalin Macet

    Kondisi Banjir di Jalan Ahmad Yani Bekasi Mulai Surut, Lalin Macet

    Kondisi Banjir di Jalan Ahmad Yani Bekasi Mulai Surut, Lalin Macet

  • Capek Harus Beberes Rumah karena Banjir

    Capek Harus Beberes Rumah karena Banjir

    Jakarta

    Sejumlah wilayah di Bekasi terendam banjir hari ini. Warga mengeluh harus membersihkan rumah setelah pulang kerja akibat banjir.

    “Aku kerjanya di sini, di Kuningan lah. Ini mau balik kan, tapi kata orang rumah tadi airnya masih ada, udah nggak terlalu tinggi tapi kan capek ya, males banget beberesnya itu, udah balik kerja pengennya istirahat rebahan, ini harus bersih-bersih rumah karena kebanjiran,” kata Olivia (29), salah seorang warga Jatiasih, Bekasi, saat ditemui di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa (4/3/2025).

    Olivia mengatakan genangan air biasanya tak masuk ke rumah melainkan hanya di halaman. Namun, dia bersyukur masih bisa berangkat kerja karena ada orang tua dan adiknya yang mengurus rumah.

    “Untungnya tuh masih ada adik di rumah, papa mama juga sehat gitu, jadi aman pas ditinggal kerja tadi. Ada yang jagain rumah, yang bantu beresin angkat-angkatin barang,” ujarnya.

    Warga lainnya, Tata (28) juga mengeluhkan hal yang sama. Dia mengaku kesulitan saat tadi pagi berangkat kerja gegara banjir.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    “Untungnya tuh rumahku banjirnya nggak yang terlalu parah gitu, nggak yang tinggi meteran gitu yang harus dievakuasi. Tapi kalau dibanding sebelumnya, yang pernah aku alami ya hitungannya cukup parah juga sih sebenernya. Tadi susah juga cari jalan yang nggak macet pas mau berangkat kerja, karena mayoritas macet, kerendam karena banjir itu jadinya macet kan,” kata Tata.

    Tata mengaku capek harus ikut membersihkan rumah karena banjir tersebut. Dia menuturkan lampu rumahnya hingga saat ini masih mati karena banjir.

    “Dari tadi aku chat sama orang rumah tuh agak susah ya, agak susah sinyal di sana karena masih mati lampu karena banjir ini,” ujar Tata.

    “Malesnya tuh sekarang udah desak-desakan di kereta, terus nyampai rumah mesti beresin barang yang abis kerendam kan, mesti bersih-bersih lah, belum lagi kalau di jalanya masih macet banget nanti,” tambahnya.

  • Kurangi Curah Hujan di Jabodetabek, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca – Halaman all

    Kurangi Curah Hujan di Jabodetabek, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca – Halaman all

    Menko PMK Pratikno mengatakan bahwa langkah ini diambil untuk mengurangi intensitas hujan, baik di wilayah  hulu maupun di wilayah hilir.

    Tayang: Selasa, 4 Maret 2025 18:00 WIB

    Tribunnews/Taufik Ismail

    MODIFIKASI CUACA – Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/2/2025). Pemerintah melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk Kurangi curah hujan di Jabodetabek yang sedang dilanda banjir. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk Kurangi curah hujan di Jabodetabek yang sedang dilanda banjir.

    Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan bahwa langkah ini diambil untuk mengurangi intensitas hujan, baik di wilayah  hulu maupun di wilayah hilir.

    “Karena ini banjir, masalahnya juga ada kiriman dari hulu, juga di hilirnya sendiri hujan terus, makanya ini harus dikurangi curah hujannya,” ujar Pratikno di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (4/3/2025).

    OMC ini ditangani oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

    Pemerintah juga berharap Pemprov DKI Jakarta dapat turut serta menambah upaya modifikasi cuaca untuk mengendalikan curah hujan.

    Upaya modifikasi cuaca yang dilakukan Pemprov DKI kata dia bisa menggunakan dana siap pakai.

    “Iya dana siap pakai,” katanya.

    Pratikno mengatakan bahwa modifikasi cuaca dilakukan hingga pekan kedua Maret ini.

    Karena berdasarkan prediksi BMKG, hujan lebat masih akan mengguyur Jabodetabek hingga minggu kedua Maret.

    “Karena itu kita akan coba turunkan kurangi,” pungkasnya.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Kurangi Potensi Banjir Jabodetabek, Menko PMK Bakal Tambah Operasi Modifikasi Cuaca

    Kurangi Potensi Banjir Jabodetabek, Menko PMK Bakal Tambah Operasi Modifikasi Cuaca

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno memastikan pemerintah terus berupaya mengatasi banjir yang melanda wilayah Jabodetabek dengan berbagai langkah darurat.

    Dia menyatakan bahwa selain upaya evakuasi dan penyelamatan warga terdampak, pemerintah juga memperluas operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengurangi curah hujan di kawasan tersebut.  

    “Iya tadi pagi saya bersama Kepala BNPB sudah menggelar rapat koordinasi, yang hadir ada perwakilan dari Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Basarnas, dan BMKG. Saat ini fokus utama kita adalah penyelamatan masyarakat. Oleh karena itu, evakuasi sudah dikerahkan, kita sudah koordinasi soal lokasi mana yang butuh bantuan dan pengungsian,” ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (4/3/2025).  

    Selain menangani dampak langsung banjir, kata Pratikno pemerintah juga meningkatkan operasi modifikasi cuaca guna mengurangi intensitas hujan, terutama yang berasal dari wilayah hulu.

    “Karena ini banjir ini masalahnya juga ada dikiriman dari hulu dari hulu, juga di hilirnya sendiri juga hujan terus ya di daerah kawasan Jabodetabek. makanya ini harus dikurangi curah hujan, curah hujannya dikurangi,” imbuhnya.  

    Pratikno pun melanjutkan bahwa selain evakuasi dan penanganan korban, pemerintah juga mulai melakukan pemulihan terhadap infrastruktur yang terdampak.

    “Ada beberapa daerah yang kita juga sudah melakukan pemulihan, jadi pemulihan mengenai jalan, jembatan, fasilitas umum seperti rumah ibadah apalagi sekarang Ramadan,” ucapnya

    Menurut perkiraan BMKG, curah hujan tinggi diprediksi masih akan berlangsung hingga awal minggu kedua Maret.

    Sejauh ini, kata Pratikno, BNPB menggunakan dana siap pakai untuk membiayai operasi ini. Selain itu, pemerintah juga mengharapkan kontribusi dari pemerintah daerah.

    “Iya pakai dana siap pakai,” kata Pratikno.

  • Banjir Kepung Jabodetabek, Pemerintah Fokus Evakuasi Korban dan Perbaiki Fasilitas Umum

    Banjir Kepung Jabodetabek, Pemerintah Fokus Evakuasi Korban dan Perbaiki Fasilitas Umum

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah merespons cepat musibah banjir yang tengah menerjang sejumlah titik di kawasan Jabodetabek. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan, fokus utama pemerintah terkait penanganan banjir adalah mengevakuasi korban.

    “Memang yang kami tangani saat ini adalah penanganan secara cepat untuk penyelamatan masyarakat. Oleh karena itu evakuasi dikerahkan. Kami sudah koordinasi untuk evakuasi itu, lokasi mana butuh bantuan apa, kami sudah berkoordinasi,” ujar Pratikno di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/3/2025).

    Untuk langkah sigap evakuasi, Pratikno mengatakan bahwa pemerintah sudah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, Banten, dan Jakarta.

    Pemerintah, kata Pratikno, juga memastikan tempat pengungsian siap digunakan untuk mengevakuasi masyarakat yang terdampak banjir. Pihaknya pun telah mempersiapkan segala kebutuhan bagi para korban, termasuk bantuan makanan hingga obat-obatan.

    “Jadi yang sekarang ini, yang penting sekarang ini adalah penanganan terhadap warga yang terdampak itu yang pertama,” paparnya terkait banjir Jabodatabek.

    Selain mengevakuasi korban, Pratikno menegaskan pemerintah juga berfokus untuk melakukan pemulihan infrastruktur yang rusak akibat terjangan banjir di Jabodetabek.

    Dikatakannya, perbaikan infrastruktur di sejumlah daerah yang terdampak banjir sudah mulai dilakukan pemerintah. Pemulihan infrastruktur itu meliputi perbaikan jalan, jembatan, hingga fasilitas umum seperti masjid.

    “Jadi tugas kami di Kemenko PMK meyakinkan bahwa pemerintah pusat dalam hal ini BNPB turun tangan bersama Basarnas intensif dan Kemensos juga dan Menteri PU juga terlibat di sini,” pungkasnya terkait banjir di Jabodetabek.

  • Banjir Rendam Cidawolong, Bupati Bandung Minta Pembangunan Jalan Lingkar Majalaya Dilanjutkan

    Banjir Rendam Cidawolong, Bupati Bandung Minta Pembangunan Jalan Lingkar Majalaya Dilanjutkan

    Liputan6.com, Bandung – Bupati Bandung, Dadang Supriatna menyebut banjir yang melanda kawasan Jalan Raya Laswi, Kampung Cidawolong, Desa Biru, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung disebabkan oleh tumpuan tiga aliran sungai.

    Tiga tumpuan tersebut berasal dari Sungai Cidawolong, Sungai Cibontor, dan Sungai Cipeujeuh. Ketiganya pun merupakan kewenangan Dinas Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat.

    “Solusinya adalah pertama kita akan mengajukan pentahelix, kita akan hitung secara keseluruhan. Kalau ada lahan yang nanti terkena pembebasan lahan untuk penanggulangan banjir, mohon ada kesadarannya dari pemilik lahan untuk pelebaran atau normalisasi saluran yang harus segera dilakukan. Karena kalau menunggu lamam kapan selesainya,” katanya pada Selasa, 4 Maret 2025.

    Selain adanya tiga tumpuan aliran sungai, Dadang menilai konstruksi jembatan yang selama ini berdiri di atas tiga aliran sungai itu perlu ditingkatkan. Hal tersebut guna menghindari sedimentasi dan sampah yang menyangkut pada jembatan.

    “Harus ditinggikan kurang lebih 1,5 sampai 2 meter. Kemudian ada urugan jalan, mohon kerja samanya dengan perusahaan yang ada di sekitar. Kami akan melakukan pentahelix lebih awal,” ucapnya.

    Tak hanya itu, Dadang mengatakan perlu juga adanya perbaikan lahan-lahan yang kritis dan gundul di bagian hulu Sungai Citarum, salah satunya di kawasan Gunung Wayang, Situ Cisanti Kertasari.

    “Bahkan ada beberapa ratus hektare lahan yang gundul. Ini mohon kerja samanya warga masyarakat Kertasari, sehingga pola tanam ini harus diarahkan ke tanaman keras, sehingga bisa menyerap dan menyimpan air dengan harapan tidak terjadi erosi,” tuturnya.

    Saat meninjau, Dadang diketahui turut melapor kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dia mengusulkan agar pembangunan Jalan Lingkar Majalaya kembali dilanjutkan pengerjaannya oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.

    “Saya mengusulkan Jalan Lingkar Majalaya sepanjang 2,1 km yang sempat tersendat dalam pembangunannya dan ada tiga jembatan, insya Allah akan dilanjutkan pembangunannya oleh Pak Gubernur Jabar,” dia menandaskan.

     

    Penulis: Arby Salim

  • Banjir Menutup Akses Jalan di Tangsel

    Banjir Menutup Akses Jalan di Tangsel

     

    Liputan6.com, Jakarta – Banjir parah menutup akses jalan sentral di Kota Tangerang Selatan, tepatnya  di Jalan Raya Ceger, Kecamatan Pondok Aren, sehingga tak bisa dilalui kendaraan.

    Komandan Peleton Satgas BPBD Kota Tangsel Dian Wiryawan, Selasa (4/32025) mengatakan, ketinggian muka air di wilayah perbatasan dengan Jakarta Selatan itu mencapai 50 centimeter.

    “Untuk ketinggian air di jalan perbatasan dengan Jakarta Selatan itu mencapai 50 centimeter,” katanya.

    Selain itu, genangan banjir juga merendam perumahan Taman Mangu yang berada persis di depannya. Banjir setinggi 60 sentimeter itu mengakibatkan 400 Kepala Keluarga (KK) terdampak langsung.

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel sejak pukul 23.20 WIB hingga dilaporkan pukul 04.25 WIB ada 11 titik banjir.

    Sebanyak 11 titik itu di antaranya di Jalan Flamboyan RT 06/12 Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur tinggi banjir antara 20-50 centimeter berdampak terhadap 80 KK.

    “Banjir di Kavling Bulak, Pondok Kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren tinggi muka air 60 centimeter berdampak bagi 70 KK,” ujarnya.

    Kemudian, di Perum Pinus Sasmita RW 24, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang banjir mencapai 50 centimeter berdampak terhadap 120 KK.

    Selain itu, Graha Mas RT 07, 08 RW 12 Jelupang, Kecamatan Serpong Utara tinggi muka air antara 30-50 centimeter berdampak terhadap 100 KK, di Perum Bintaro Indah, Jombang, Kecamatan Ciputat setinggi 20-45 centimeter berdampak terhadap 180 KK.

    “Lalu banjir di Jalan Roda, Perum Rosewood dan Pondok Safari banjir setinggi 30 centimeter berdampak terhadap 180 KK,” katanya.

  • Banjir Belum Surut, Warga Pejaten Timur Jaksel Ngungsi di Kuburan

    Banjir Belum Surut, Warga Pejaten Timur Jaksel Ngungsi di Kuburan

    Jakarta

    Banjir besar dari luapan air Kali Ciliwung di Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan belum surut. Sejumlah warga mengungsi ke kuburan.

    Pantauan detikcom di lokasi, pukul 16.28 WIB, Selasa (4/3/2025), warga yang mengungsi di makam tampak menggunakan terpal, spanduk, dan bambu sebagai atap mereka. Ada juga yang membawa tenda lalu didirikan di samping makam.

    Area kuburan tersebut terletak di samping SMP 46 Jakarta di RT 5/RW 5 Pejaten Timur, Pasar Minggu. Warga lainnya mengungsi di sekolah tersebut.

    Salah satu warga, Titin (60), mengatakan dirinya sudah mendirikan tenda di kuburan sejak pukul 07.00 WIB tadi. Dia awalnya tak mengira bakal mengungsi seperti teman-temannya.

    “Kemarin itu bantuin tetangga buat ngungsi. Kok sekarang saya juga ikutan ngungsi,” kata Titin.

    Afif memaparkan sebanyak 24 daerah akan melaksanakan PSU lalu dua daerah yang harus melakukan perbaikan berita acara rekapitulasi. Dia mengatakan KPU akan melaksanakan semua putusan MK dengan penuh tanggung jawab.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Titin mengatakan dirinya tak menduga banjir lebih tinggi dibanding Senin (3/3). Dia mengaku banjir tiba-tiba terjadi sekitar pukul 03.00 WIB saat dirinya hendak sahur.

    “Cepat banget tadi naiknya. Mau sahur aja kagak sempat, masak juga boro-boro, orang jam setengah 4 airnya udah mulai naik,” jelas Titin.

    Warga Pejaten Timur ngungsi di kuburan akibat banjir (Taufiq/detikcom)

    Titin mengaku tak sempat membawa banyak barang. Dia mengaku berupaya menyelamatkan diri dan mencari tempat istirahat. Dia mengaku ini bukan kali pertama mengungsi di kuburan.

    “Dulu kan pernah semingguan di sini tidur, pintar-pintaran aja nyari tempatnya. Di mana saja, mau di SMP, di masjid yang penting bisa tidur,” ucap dia.

    Titin pun mengeluh belum mendapat bantuan. Dia mengaku meminta saudaranya untuk membawakan makanan.

    Warga lain, Acang (70), mengaku tak sempat mengevakuasi barang-barang dari rumahnya. Dia juga tak menyangka air akan lebih tinggi dari kemarin.

    “Kagak sempat beres-beres dah, gimana mau beres-beres orang baru melek diadepin sama air. Ya doain saja biar cepat surut ya, biar bisa balik lagi,” kata Acang.

    Rumah Acang kini terendam air dengan ketinggian sekitar 2 meter. Air sudah mengisi seluruh sudut rumahnya.

    “Kita mah yang penting bisa istirahat aja dulu, mau ngungsi di mana aja asal ada tempatnya,” ujar Acang di area kuburan.

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Langkah Pemkot Bekasi Tangani Korban Banjir

    Langkah Pemkot Bekasi Tangani Korban Banjir

    Liputan6.com, Bekasi – Banjir besar mengepung dan melumpuhkan Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/4/2025). Curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama sejak semalam memutus beberapa akses jalan. Kemudian, ada 7 Kecamatan yang terdampak, salah satunya Kecamatan Bekasi Utara.

    Wakil Wali Kota Bekasi Harris Bobihoe mengatakan, akses ke stasiun Bekasi atau Stasiun Bulan-Bulan terputus dari jalan Ahmad Yani.

    “Akses ke stasiun Bekasi 2 jam yang lalu itu terputus. Begitu juga di terminal Bekasi. Saat ini kita fokus untuk mengevakuasi warga di titik-titik banjir terparah, seperti di Bekasi Timur, ” kata dia kepada Liputan6.com lewat sambungan telpon.

    Perahu karet pun dikerahkan. Selain itu, kata dia, logistik dan tenda pengungsian juga tengah disiapkan. Dapur umum juga akan segera dibangun di beberapa wilayah terdampak banjir parah.

    “Ya kita ada cadangan beras sebesar 4,1 ton dan besok rencananya ada bantuan sekitar 1,2 ton. Total sekitar 5,3 ton kita siapkan. Ini memang untuk kondisi bencana,” imbuh dia.

    Dia mengungkapkan, ada beberapa faktor yang menjadikan Bekasi dilanda banjir besar seperti hari ini. Pihaknya juga mendapat laporan arus banjir juga sudah melampaui jembatan besi yang terdapat di Teluk Pucung. Warga pun diimbau waspada dan menjaga anak-anaknya untuk tidak bermain di sekitar jembatan tersebut.

    “Pertama, ini kiriman tinggi dari Bogor, yang kedua curah hujan tinggi ya, dan itu kali-kali Bekasi meluap tinggi saat mengalir ke laut ini malah balik lagi. Jadi air masih tertahan dan belum surut. Yang jembatan besi sudah ada tim yang kesana,” ujarnya.

  • Banjir Kepung Jabodetabek, Basarnas Evakuasi Warga di 9 Titik

    Banjir Kepung Jabodetabek, Basarnas Evakuasi Warga di 9 Titik

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan SAR Nasional (Basarnas) mengungkapkan bahwa hingga siang ini, mereka telah mengevakuasi di 9 titik banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Jabodetabek.

    Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mohammad Syafii, menyatakan bahwa upaya evakuasi tersebut guna memindahkan warga yang terjebak banjir ke tempat yang lebih aman untuk sementara.

    “Kami sudah mulai sejak kemarin, dimulai dari yang ada di Bogor dan Jakarta. Saat ini, kami sudah berada di beberapa titik, dan hari ini kami fokus pada 9 titik yang sudah kami evakuasi,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (4/3/2025).

    Dia melanjutkan bahwa upaya yang dilakukan Basarnas dalam penanganan banjir ini juga melibatkan berbagai unsur, baik dari Jakarta maupun perkuatan yang ada di Bandung.

    Menurutnya, semua ini dilakukan dalam koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Basarnas sendiri berperan sebagai kekuatan yang memberikan bantuan di lapangan, sesuai dengan instruksi dan permintaan yang ada. 

    Terkait potensi penambahan personel, dia menjelaskan bahwa potensi kemampuan yang dimiliki oleh Basarnas terus dikerahkan, dengan dukungan penuh dari seluruh jaringan yang ada di bawah koordinasi mereka.

    Meskipun begitu, terkait dengan jumlah total yang telah dievakuasi, pihak Basarnas lebih menyarankan untuk menghubungi BNPB guna mendapatkan informasi lebih lanjut.

    “Untuk angka pasti total evakuasi, mungkin lebih tepat menghubungi BNPB,” pungkas Syafii.