Banjir di Mega Bekasi Hypermall, Warga Panik dan Berteriak
Editor
BEKASI, KOMPAS.com
–
Banjir
yang melanda Kota Bekasi turut merendam
Mega Bekasi Hypermall
di Marga Jaya, Bekasi Selatan, pada Selasa (4/3/2025).
Air tiba-tiba menggenangi area dasar pusat perbelanjaan tersebut, membuat pengunjung panik dan berlarian mencari tempat aman.
Dalam video yang diunggah akun Instagram @infobekasi.coo, terlihat kepanikan warga saat air mulai masuk ke dalam mal.
Sejumlah pengunjung bergegas menuju eskalator untuk naik ke lantai yang lebih tinggi.
Salah satu pedagang terlihat berusaha menyelamatkan barang dagangannya agar tidak terendam.
Terdengar pula teriakan dari seorang pria yang meminta warga untuk segera mencari tempat aman.
“Naik! Naik! Semuanya naik!” teriaknya dalam video.
Kapolsek Bekasi Selatan, Kompol Dedi Herdiana, membenarkan bahwa
banjir
memang masuk ke Mega Bekasi Hypermall.
Namun, ia menegaskan bahwa banjir di pusat perbelanjaan tersebut tidak separah di beberapa titik lain di Kota Bekasi.
“Kalau informasi (air masuk ke Mega Bekasi Hypermall) benar. Tapi ini ada 38 titik (banjir). Karena ada 38 titik, lebih parah di sini (lokasi lain). Di sana (Mega Bekasi Hypermall) hanya dalam mal,” ujar Dedi saat dikonfirmasi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: Banjir
-
/data/photo/2024/03/26/6602a5fa31410.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Banjir Jakarta Hari Ini, 15 Ton Sampah Diangkut dari Sungai Ciliwung Megapolitan 4 Maret 2025
Banjir Jakarta Hari Ini, 15 Ton Sampah Diangkut dari Sungai Ciliwung
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sebanyak 15 ton sampah diangkut dari
Sungai Ciliwung
dalam upaya mengatasi banjir yang masih merendam sejumlah wilayah di Jakarta.
Pembersihan kali ini dilakukan
Dinas Sumber Daya Air
(SDA) bersama Badan Air dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta.
“Saya update tadi ada sekitar 15 ton yang ada di Kali Ciliwung,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD Jakarta, Mohamad Yohan, Selasa (4/3/2025).
Proses pengerukan sampah dilakukan dengan mengerahkan 206 ekskavator di berbagai titik sepanjang sungai.
Selain itu, Dinas SDA telah mengoperasikan lebih dari 500 pompa mobile dan 500 pompa stasioner yang tersebar di lebih dari 200 lokasi untuk mempercepat penyedotan air dari wilayah-wilayah yang masih tergenang.
“Dinas SDA itu punya 500 lebih pompa mobile, kemudian, ada 500 pompa mobile dan 500 pompa stasioner yang tersebar di lebih dari 200 lokasi ya, itu sudah diaktifkan semua,” ungkap Yohan.
Adapun, BPBD Jakarta mencatat hingga Selasa (4/3/2025), masih ada 105 wilayah yang terendam banjir.
Wilayah yang paling terdampak adalah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur dengan ketinggian air mencapai lebih dari 1 meter.
“Untuk kejadian hari ini yang paling banyak itu terdampak itu di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur dengan ketinggian di atas 1 meter,” kata Yohan.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, mengerahkan lebih dari 1.000 petugas untuk melakukan pengerukan di 17 sungai guna mencegah banjir di wilayah Jakarta.
“Kalau dihitung dari personelnya, lebih dari 1.000 orang ini. Apalagi kan tadi dilihat ada di beberapa tempat yang zoom,” kata Rano usai memimpin apel kesiapan pengerukan sungai secara serentak di Taman Waduk Pluit, Jakarta Utara, pada Minggu (23/2/2025).
Pengerukan akan berlangsung hingga Agustus 2025, dan kegiatan ini akan tetap dilanjutkan meskipun memasuki bulan Ramadhan.
Namun, Rano menegaskan pengerukan dilakukan secara periodik dan tidak hanya setiap enam bulan sekali.
“Enggak mungkin bahasanya minimal enam bulan sekali harus dilakukan karena sedimentasi ini setiap hari pasti akan bergerak,” ungkap Rano.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

BNPB pastikan kecukupan bantuan untuk ribuan korban banjir di Jakarta
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Lukmansyah bersama Wakil Ketua MPR RI sekaligus Anggota Komisi VIII DPR RI Hidayat Nur Wahid (kiri) meninjau dan memberikan bantuan kepada warga korban banjir di Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (3/3/2025) (ANTARA/HO-BNPB)
BNPB pastikan kecukupan bantuan untuk ribuan korban banjir di Jakarta
Dalam Negeri
Editor: Novelia Tri Ananda
Selasa, 04 Maret 2025 – 06:15 WIBElshinta.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan kecukupan jumlah bantuan logistik barang kebutuhan dasar bagi ribuan korban banjir di Jakarta Selatan.
“Apabila kurang bisa minta kembali, kami siap untuk membantunya,” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Lukmansyah dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
BNPB mendistribusikan bantuan barang kebutuhan dasar seperti sembako, makanan siap saji dan juga barang keperluan pengungsian yang meliputi matras, kasur selimut dan terpal kepada warga terdampak banjir, pada Senin (3/3) sore.
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Hidayat Nur Wahid hadir dalam pendistribusian bantuan logistik dari BNPB itu dan sekaligus meninjau langsung lokasi terdampak banjir pada kawasan pemukiman padat penduduk di Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.
Lukmansyah memastikan bahwa BNPB segera memetakan langkah penanggulangan banjir sehingga bencana serupa tidak berulang di kemudian hari atau setidaknya mengurangi dampak yang ditimbulkan. Berdasarkan data sementara BNPB, korban terdampak ada sebanyak 485 keluarga atau 1.446 orang dan sebanyak 224 unit rumah di Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan, yang terendam banjir dengan ketinggian muka air 50 centimeter-1,5 meter.
Dalam waktu dekat, menurut Lukmansyah, BNPB akan melakukan rapat koordinasi bersama organisasi perangkat daerah di Jakarta dan pihak terkait lainnya yang difokuskan pada pemecahan masalah terkait penyebab utama banjir.
“Dari banjir ini tidak seperti biasanya. Biasanya 4-5 jam surut tetapi ini sampai sore belum surut juga. Diharapkan setelah dicarikan solusinya, risikonya tidak terlalu banyak,” kata dia.
Sumber : Antara
-
/data/photo/2025/03/04/67c6b3f0e29fc.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Banjir di Pengadegan Jaksel Semakin Parah, Ketinggian Capai 2,5 Meter Megapolitan 4 Maret 2025
Banjir di Pengadegan Jaksel Semakin Parah, Ketinggian Capai 2,5 Meter
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Banjir yang melanda wilayah Pengadegan, Kecamatan Pancoran,
Jakarta Selatan
, semakin tinggi pada sore hari ini, Selasa (4/3/2025).
Tiga rukun tetangga (RT) terdampak parah akibat banjir ini, yaitu RT 11 RW 01, RT 08 RW 01, dan RT 08 RW 02.
“Wilayah paling parah terendam banjir adalah RT 11 RW 1 sore ini. Pasalnya, wilayah ini yang paling dekat dengan bantaran
Kali Ciliwung
,” ucap salah satu warga, Endy (50), Selasa.
Ketinggian air di lokasi tersebut bervariasi, mulai dari 60 hingga 250 sentimeter.
Pengamatan
Kompas.com
di lokasi, air berwarna coklat dari Kali Ciliwung semakin meluap ke jalan seiring berjalannya waktu.
Warga pun berbondong-bondong mengamankan barang-barang berharga mereka ke tempat yang lebih aman.
Barang-barang yang dievakuasi meliputi televisi, mesin cuci, kulkas, kasur, dan pakaian yang dibungkus dengan seprai.
Sebagian besar warga mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi di Kecamatan Pancoran, yang berjarak sekitar 200 meter dari titik banjir.
Mereka mengevakuasi barang-barang menggunakan sepeda motor, tetapi banyak juga yang membopong barang-barangnya dengan berjalan kaki.
Anan (40), warga setempat, mengungkapkan, air Kali Ciliwung mulai meluap ke permukiman sekitar pukul 06.00 WIB.
“Ketinggian air pagi tadi hanya 30 sentimeter, namun semakin siang semakin tinggi hingga 2,5 meter,” ujarnya.
Anan juga menilai, banjir hari ini lebih besar dibandingkan dengan hari sebelumnya.
“Dari jam enam pagi baru 30 sentimeter, cuma airnya cepat naik. Lebih gede hari ini, kalau ini sampai ke jalan,” ucapnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/03/04/67c6aa2049a81.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Kebon Pala Enggan Pindah ke Rusun meski Rumah Langganan Banjir Megapolitan 4 Maret 2025
Warga Kebon Pala Enggan Pindah ke Rusun meski Rumah Langganan Banjir
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Warga terdampak banjir di Jalan Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur tidak mau menerima tawaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta untuk tinggal di rumah susun (rusun) agar tidak kebanjiran.
“Sempat sih ditawari, tapi bingung saya karena di sini emang sudah enak, nyaman. Jadi, mempertimbangkan itu karena sudah nyaman,” kata warga Kebon Pala II, Umiana (70), saat ditemui di lokasi banjir, Selasa (4/3/2025), dikutip dari
Antara.
Umiana yang sudah tinggal di kawasan Kebon Pala sejak 1970 itu mengaku bahwa kediamannya seringkali banjir ketika hujan deras ataupun banjir kiriman dari wilayah lain.
Namun demikian, dia nyaman tinggal di Kebon Pala bersama dengan warga lainnya.
“Banjir sudah berkali-kali, dulu setiap lima tahun sekali. Nah, sekarang jadi kaya tiap pas hujan (banjir), bahkan setahun bisa empat sampai lima kali banjir. Karena sudah nyaman jadi perlu pertimbangan lagi,” ujar Umiana.
Warga lainnya, Nuryadi (62), mengaku dirinya dan sang anak tak setuju jika harus pindah ke rusun.
Apalagi, tahun lalu Nuryadi mendapatkan informasi bahwa yang tinggal di rusun hanya gratis di awal saja, tetapi tiga bulan berikutnya dikenakan biaya.
“Kebanyakan enggak setuju ya, karena banyak yang udah menetap, sudah puluhan tahun. Kalau saya sih ikut anak doang, jadi setahu saya gitu (anak enggak setuju). Apalagi, di sini banyak yang dari nenek moyang turun temurun, jadi sudah nyaman,” kata dia.
Sementara itu, salah satu warga RT 11/RW 05, Jalan Kebon Pala II, Suaeb (83), mengaku seringkali ditawari oleh pemerintah untuk pindah ke rusun agar tidak terkena banjir.
Namun, Suaeb mengaku lebih membutuhkan uang untuk bertahan hidup dibandingkan harus pindah ke rusun.
Bahkan, rumah Suaeb sempat digusur agar menyetujui pindah ke rusun.
“Setiap ada yang datang saya bilang maunya duit aja berapa, kalau rusun mah saya enggak mau. Sudah dari dulu di Kebon Nanas dikasih kunci enggak mau. Dari dulu sebelum digusur juga saya suruh pindah enggak mau itu, pada 1980. Tapi, pada 1981 saya digusur,” kata dia,
Menurut dia, tinggal di rusun mempersulit dirinya jika mau dagang gorengan. Apalagi kalau dirinya mendapatkan rusun di lantai atas.
“Rusun mah bisa apa? Dagang gorengan siapa yang mau beli di atas, kalo kontrak bisa dagang gorengan. Rusun di atas siapa yang mau beli, kalo di bawah penuh juga, sudah pada dagang,” ujar Suaeb.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno menawarkan solusi tinggal di rumah susun kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah rawan banjir.
Sayangnya, mayoritas masyarakat menolak untuk pindah dan tinggal di rusun.
“Saya lagi promosi rumah susun. Kita punya rumah susun yang akan selesai di daerah Jagakarsa, tiga tower. Itu kualitas bagus. Cuma mungkin masyarakat kita belum terbiasa tinggal di rumah susun. Makanya saya ke kampung-kampung ingin promosi. Ayok pindah ke rumah susun,” kata Rano di Sodetan Ciliwung, Jakarta Timur, Senin (3/3/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/03/04/67c6a0f72b6f1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/03/04/67c6b0fd747e4.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5150219/original/032563600_1741068459-3852db7c-0664-4131-8279-40f8f39e866d.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/03/04/67c68f52dfac9.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)