Topik: Banjir

  • Gagal Ngantor, Pria Ini Akhirnya Live TikTok Bagikan Info Banjir di Jakbar

    Gagal Ngantor, Pria Ini Akhirnya Live TikTok Bagikan Info Banjir di Jakbar

    Jakarta

    Pria bernama Sandi (29) bercerita kalau dirinya gagal berangkat ke kantor gara-gara tak dapat ojek online (Ojol). Sandi akhirnya memilih live TikTok untuk berbagi informasi banjir di Jakarta Barat.

    Sandi tinggal di Puri Kembangan. Dia mengaku sudah 10 kali memesan ojek online, namun selalu di-cancel.

    Dia kemudian live TikTok dari pinggir jalan untuk menunjukkan banjir di kawasan itu. Dia juga menunjukkan ada sejumlah anak bermain air di lokasi banjir.

    “Kayaknya sudah lebih 10 kali sih tadi pesan itu di-cancel mulu sama driver-nya. Ya sudah nge-live TikTok aja ha-ha-ha,” ujar Sandi di kawasan Puri Kembangan, Rabu (5/3/2025).

    Sandi mengaku awalnya live TikTok untuk berbagi informasi banjir pada Selasa (4/3) malam hingga dini hari tadi. Dia mengatakan ada 1.000 orang yang melihat live TikTok-nya dan banyak yang menanyakan informasi soal banjir.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    “Paling info doang sih, ini di mana, terus nanya di mana yang (bisa) lewat, di sini masih banjir nggak? Udah bisa lewat nggak motor?, terus pada bilang (motor) mogok kemarin saya lewat sana, itu banyak sih, sampai nggak kebaca sih,” ujar Sandi sambil membacakan komentar-komentar dari viewer-nya.

    Sandi berharap dirinya dapat membantu warga lain lewat berbagi informasi via TikTok. Dia mengatakan media sosial dapat membantu warga saat banjir terjadi.

    “Iya, kebanyakan tuh orang cuma nanya info doang, nih arah ke mana, arah ke mana nih banjir nggak, gitu. Mereka kan banyak yang mau beraktivitas, mau ke mana, jadi nanya-nanya gitu di TikTok,” ujarnya.

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Aksi Anak-anak di Duren Jaya Bekasi Nikmati ‘Kolam Banjir’: Mumpung Libur, Besok Sekolah – Halaman all

    Aksi Anak-anak di Duren Jaya Bekasi Nikmati ‘Kolam Banjir’: Mumpung Libur, Besok Sekolah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Banjir menjadi wahana bermain bagi anak-anak di Perumahan Duren Jaya Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/3/2025).

    Tinggi muka air (TMA) di wilayah tersebut masih di atas satu meter lebih.

    Anak-anak tampak asyik bermain, melompat bak berada di kolam renang.

    Askar seorang bocah Sekolah Dasar (SD) melompat dari saung bambu ke dalam air banjir.

    Dia tak mempersoalkan risiko penyakit dari banjir.

    Bersama teman-temanya, Askar malah menceburkan kepalanya dan berenang gaya katak.

    “Mumpung masih libur soalnya besok sudah masuk sekolah,” ucap Askar.

    Tak ada rasa lelah, sebagian anak lainnya juga bersorak-sorak kegirangan.

    Banjir lima tahunan menjadi kesempatan langka yang dijumpai anak-anak.

    Tanpa harus mengeluarkan kocek, anak-anak bisa bermain lepas.

    Sebagian di antaranya juga ada yang berburu ikan, dan mengayuh sepeda menerobos genangan banjir.

    Perumahan Duren Jaya yang terletak dekat aliran sungai membuat kondisi banjir lebih tinggi dibanding perumahan lain.

    Terlebih perumahan ini berada lebih rendah dari aliran sungai.

    Kawasan Jabodetabek mengalami musibah banjir akibat kiriman debit air dengan intensitas tinggi.

    Sejumlah warga masih bertahan di pengungsian menunggu air banjir surut.

    Pemerintah Kota Bekasi, bersama dengan tim tanggap darurat, terus melakukan upaya untuk menangani banjir dan melakukan evakuasi warga yang terdampak. 

    Sementara itu, warga diminta untuk tetap waspada dan mengikuti petunjuk dari petugas di lapangan. 

  • Banjir Karawang, Satu Warga Tewas Terseret Arus
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        5 Maret 2025

    Banjir Karawang, Satu Warga Tewas Terseret Arus Bandung 5 Maret 2025

    Banjir Karawang, Satu Warga Tewas Terseret Arus
    Tim Redaksi
    KARAWANG, KOMPAS.com
    – Satu warga Mulyajaya, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat, ditemukan tewas seusai terseret arus banjir, Rabu (5/3/2025).
    Komandan Tim Rescue Unit Siaga SAR Karawang, Frengky Jonathan, mengatakan, sekitar pukul 08.45 WIB,
    Tim SAR
    Gabungan menerima informasi telah ditemukan jenazah satu korban atas nama Amanillah Bayu Pratama (14).
    Korban terseret banjir di Desa Mulyajaya, Kecamatan Telukjambe Barat.
    “Selanjutnya, korban dievakuasi ke pesantren tempat ia bersekolah untuk selanjutnya dibawa ke rumah duka dan diserahterimakan dengan pihak keluarga,” kata Frengky.
    Frengky mengatakan, korban dilaporkan terseret banjir bersama kedua orang temannya pada Selasa (4/3/2025) sekitar pukul 16.00 WIB.
    Dua orang temannya selamat, sementara korban terseret dan tenggelam.
    Korban ditemukan pada Rabu (5/3/2025) pagi dengan jarak sekitar 1,5 kilometer dari lokasi awal terseret.
    Korban merupakan warga Pangungsen, Desa Sirau, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
    Saat ini, Tim SAR Gabungan fokus pada pemantauan dan
    evakuasi warga
    terdampak banjir di wilayah Dusun Mujiah, Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang.
    Kantor SAR Bandung juga menerjunkan kembali satu tim rescue untuk penguatan personel di lapangan.
    Sebelumnya, pada Selasa (4/3/2025), Tim SAR Gabungan telah melaksanakan evakuasi terhadap 125 warga di Dusun Mujiah yang terjebak banjir ke lokasi yang lebih aman.
    Lokasinya ialah Klinik Pertama Ar Rasyid, posko gabungan, dan rumah saudara.
    Adapun unsur SAR yang terlibat antara lain Kantor SAR Bandung, Unit Siaga SAR Karawang, BPBD Karawang, Tagana Kabupaten Karawang, PMI Kabupaten Karawang, KRI, dan perangkat Desa Mekarmulya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Pengadegan akui tak ada alat peringatan dini banjir

    Warga Pengadegan akui tak ada alat peringatan dini banjir

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah warga di Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan mengakui tak ada alat peringatan dini banjir sebagai antisipasi bencana.

    “Tak ada peringatan dini, informasi cuma dari pak RT,” kata warga RT 07/RW01 bernama Kartini saat ditemui di lokasi banjir Pengadegan Jakarta, Rabu.

    Kartini mengatakan pada 2020, alat peringatan dini berupa toa yang dipasang di Kantor Kelurahan Pengadegan berfungsi dengan baik.

    Pada waktu itu, dia beserta keluarga yang sudah tinggal selama 10 tahun di sana sudah terbiasa berkemas usai adanya informasi banjir.

    “Tahun 2020 ada alatnya, kita bisa langsung ngungsi,” ujarnya.

    Maka itu, Kartini menyarankan sebaiknya peringatan dini banjir kembali diterapkan atau bisa juga informasi perkiraan banjir disebarkan melalui tingkat terkecil seperti RT.

    Sementara, warga RT06/RW01 bernama Eti mengaku melihat informasi prediksi banjir dari pemberitaan televisi maupun media sosial.

    “Udah tahu akan banjir. Karena infonya Senin kemarin udah siaga satu di Bogor. Jadi, siap-siap aja,” ujar Ety.

    Ety berkali-kali memastikan apakah benar informasi tersebut hingga akhirnya benar terjadi.

    Dia menambahkan banjir mulai masuk ke rumahnya pada Selasa (4/3) pagi pukul 08.00 WIB. Keluarganya sempat mengungsi di rumah tetangga.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mencatat pada Rabu hingga pukul 13.00 WIB, ada empat rukun tetangga (RT) di Pengadegan, Jakarta Selatan yang terendam banjir dengan ketinggian 150 sentimeter (cm) karena meluapnya air Kali Ciliwung.

    Sebelumnya, Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, August Hamonangan menerima laporan alat peringatan dini banjir di Pengadegan, Jakarta Selatan rusak dan tidak berfungsi.

    August mengkritik ketidakmampuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk memastikan alatnya berfungsi secara optimal.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Banjir di Kedoya Selatan Jakbar sudah mulai surut

    Banjir di Kedoya Selatan Jakbar sudah mulai surut

    Jakarta (ANTARA) – Banjir pada sejumlah RT di RW 05 Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat sudah mulai surut pada Rabu siang.

    Hingga pukul 12.15 WIB, tampak ketinggian genangan air di RT 16, RT 13, RT 04, RT 03 dan RT 02 telah menurun di bawah lutut orang dewasa.

    Bahkan sejumlah warga sudah mulai membersihkan rumahnya.

    Namun demikian, sejumlah rumah yang posisinya rendah masih digenangi air, terutama di RT 16 dan RT 13.

    Seorang warga RT 16 bernama Ian mengaku banjir sudah mulai surut pada pukul 09.00 WIB.

    “Semalam masih tinggi, sekitar satu meter. Tapi tadi pagi, sekitar jam 09.00 WIB sudah surut. Makanya sekarang udah mulai serok-serok (membersihkan sisa genangan,” kata Ian.

    Ia juga mengaku sudah mengurangi penggunaan alat elektronik seperti televisi dan alat lain lantaran dirinya kerap direpotkan jika harus mengevakuasi peralatan tersebut.

    “Kalau hujan deras, lama udah pasti banjir. Makanya udah malas pakai alat elektronik, kaya TV gitu,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • 7
                    
                        Warga Kampung Utan Bobok Tembok Galaxy Bekasi Saat Banjir, Polisi: Tak Ada Niat Buruk
                        Megapolitan

    7 Warga Kampung Utan Bobok Tembok Galaxy Bekasi Saat Banjir, Polisi: Tak Ada Niat Buruk Megapolitan

    Warga Kampung Utan Bobok Tembok Galaxy Bekasi Saat Banjir, Polisi: Tak Ada Niat Buruk
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Polisi mengatakan, tak ada niat buruk warga Kampung Utan, Jakasetia, Bekasi, membongkar tembok pembatas Kompleks Grand Galaxy City saat banjir menggenang, Selasa (4/3/2025).
    Diketahui, tembok tersebut merupakan pembatas antara Kampung Utan dengan Kompleks Grand Galaxy City. 
    “Alasan mereka itu bukan semata-mata yang lain, tapi tujuannya baik,” ucap Kapolsek Bekasi Selatan Kompol Dedi Herdiana saat diwawancarai
    Kompas.com,
    Rabu (5/3/2025).
    Dedi mengatakan, warga nekat membobok tembok karena air banjir dari Kompleks Grand Galaxy City bocor melalui dinding tersebut dan airnya rembes ke rumah-rumah penduduk Kampung Utan.
    Warga sempat mengadukan hal tersebut ke ketua RT setempat. Setelahnya, warga sepakat membobok salah satu sisi tembok dengan perlengkapan seadanya.
    Dengan adanya lubang, warga berharap genangan air di Kompleks Grand Galaxy City sebagian mengalir ke selokan di area perkampungan.
    “Warga di sana mencoba mengurangi luapan air dari atas (Kompleks Grand Galaxy City) ternyata sama mereka dikorek-korek (temboknya),” ucap Dedi.
     
    Namun, Dedi memastikan, tembok yang jebol bukan yang dilubangi warga.
    “Tapi, yang jebol itu bukan tembok yang dikorek. Justru yang jebol itu tembok yang sampingnya karena debit air yang tinggi,” sambung Dedi.
    Adapun video aksi warga Kampung Utan membobok tembok itu beredar luas di media sosial Instagram dan X.
    Banyak warganet yang salah sangka warga Grand Galaxy City yang sengaja melubangi tembok agar air banjir tersebut mengalir ke Kampung Utan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jembatan Cicangor Karawang Ambles, Pemprov Jabar Bangun Jembatan Bailey Alternatif

    Jembatan Cicangor Karawang Ambles, Pemprov Jabar Bangun Jembatan Bailey Alternatif

    BANDUNG – Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat saat ini tengah menyiapkan pembangunan jembatan rangka baja pra fabrikasi (bailey) sebagai alternatif akibat putusnya Jembatan Cicangor, Karawang oleh luapan Sungai Cibeet, Senin (3/3) malam.

    Kepala DBMPR Jabar Bambang Tirtoyuliono mengatakan hal ini dilakukan juga untuk mengaplikasikan instruksi Gubernur Jabar Dedi Mulyadi untuk segera ada tindakan supaya jalur lalu lintas Jalan Badami-Loji yang menjadi penghubung Karawang-Bogor kembali tersambung.

    “Jembatan Cicangor kolaps akibat banjir. Kita sudah identifikasi semuanya. Kemudian kita sedang lakukan langkah persiapan. Misal airnya surut, kita segera masuk (bangun jembatan bailey). Mudah-mudahan segera,” ujar Bambang, Selasa, 4 Maret.

    Panjang Jembatan Cicangor sekitar 65 meter dengan lebar 7 meter dan menjadi akses utama masyarakat yang harus segera disediakan alternatif, sambil dibangun ulang.

    “Jika tidak ada jembatan jalurnya jauh dan memutar. Mudah-mudahan jembatan sementara darurat ini bisa segera dipasang,” ucapnya.

    Pembangunan jembatan bailey ini kata dia, bila cuaca mendukung paling lama butuh waktu satu bulan, karena harus ada konstruksi penahan di tengah sungai berupa tiang.

    “Kita akan optimalkan untuk bisa segera diselesaikan dan sambil juga kita siapkan untuk penanganan permanennya,” ujar dia.

    Jembatan Cicangor yang melintasi Sungai Cibeet di Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang ambles sehingga tidak bisa dilalui kendaraan, Senin (3/2/2025) pukul 22.15 WIB.

    Fungsi jembatan itu sangat vital sebagai penghubung wilayah Karawang dengan Kabupaten Bekasi, Bogor, dan Cianjur melalui jalur alternatif.

    Dari keterangan sejumlah saksi mata, badan jembatan sedikit demi sedikit mengalami penurunan. Diduga hal itu terjadi jadi akibat kaki jembatan tergerus derasnya air Sungai Cibeet.

    Akibat kondisi tersebut warga sekitar melarang kendaraan berat melintasi jembatan. Namun karena permukaan jembatan terus menurun, semua kendaraan tidak diperbolehkan melintas, termasuk para pejalan kaki.

    Petugas Polri dan TNI memasang penghalang di kedua muka jembatan agar tidak ada kendaraan yang menerobos. Hal itu dilakukan guna menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

  • Sosok Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Jadi Sorotan setelah Istri Ngungsi ke Hotel, Hartanya Rp12,1 M – Halaman all

    Sosok Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Jadi Sorotan setelah Istri Ngungsi ke Hotel, Hartanya Rp12,1 M – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah sosok Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto yang menjadi sorotan setelah sang istri viral ngungsi ke hotel saat bencana banjir melanda.

    Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto menjadi kepala daerah yang sibuk lantaran di hari pertamanya menjabat, wilayahnya langsung lumpuh akibat banjir sejak Selasa (4/3/2025).

    Tri Adhianto aktif turun ke lapangan untuk melihat penanganan banjir.

    Namun, aksi Tri Adhianto di lapangan langsung tercoreng sejak viral istri, Wiwiek Hargono yang kedapatan ngungsi di sebuah hotel bintang 4.

    Padahal, Wiwiek Hargono juga aktif membagikan momen dirinya ikut turun tangan mengatasi bencana banjir di Bekasi.

    Bahkan Wiwiek Hargono nampak rela menerjang banjir demi membantu korban banjir.

    Kini, beredar momen Wiwiek Hargono semringah mendapatkan kamar di Hotel Horison.

    Video tersebut diunggah akun TikTok Bekasi Update dan akun X @Gojekmilitan.

    “Cara terhindar dari banjir versi walkot,” tulis @Gojekmilitan.

    Hal tersebut, membuat Wiwiek Hargono mendapat sorotan, termasuk sang suami Tri Adhianto.

    Akun @wiwiekhargono pun mendapat banyak kritikan dari warganet.

    “Mau juga dong bu tidur di hotelnya….lumayan bs sahur di skylounge.”

    “Rakyatnya diajak ngungsi ke hotel juga boleh dongggg.”

    “Udah Bu gausah pikirin banjir, kan udah ngungsi di horison, sekeluarga. Keluarga ibuk mah aman ye kan.”

    Lantas Siapa Sosok Tri Adhianto?

    Tri Adhianto lahir pada 3 Januari 1970.

    Dia merupakan anak ketiga dari pasangan suami-istri G. Soeprapto dan Endang Sri Guntur Hudiani.

    Tri Adhianto mengawali karier sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

    Dia pernah ditempatkan di Direktorat Jenderal Perhubungan Darat di PT. Kereta Api Indonesia (KAI) selama 1 tahun.

    Ia pernah dimutasi ke Lampung pada 1994-2000.

    Lantas, ia bertugas sebagai staf sampai menjabat sebagai koordinator jembatan timbang se-Provinsi Lampung. Setelah Oktober 2000 hingga saat ini, pindah dan mengabdi di Pemerintah Kota Bekasi.

    Sewaktu bertugas di Pemerintah Kota Bekasi, Tri ditempatkan di Dinas Perhubungan yaitu, Kepala Seksi Pengendalian Operasional hingga menjadi Kepala Bidang Lalu Lintas. 

    Tri pernah menjabat sebagai Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). 

    Setelah itu, karier Tri Adhianto semakin naik, ia diangkat menjadi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) hingga perubahan menjadi Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air.

    Pada 2018-2022, Tri Adhianto menjadi Wakil Wali Kota Bekasi mendampingi Rahmat Effendi.

    Dia pernah bertugas sebagai Penjabat Wali Kota Bekasi sejak 7 Januari 2022 hingga 20 September 2023. 

    Rahmat Effendi ditetapkan menjadi tersangka kasus korupsi suap Pengadaan Barang dan Jasa dan suap lelang jabatan di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi oleh KPK pada 6 Januari 2022.

    Di Pilkada 2024, Tri Adhianto terpilih sebagai wali kota Bekasi. Dia didampingi wakil wali kota Abdul Harris Bobihoe.

    Pasangan Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe akan memimpin Kota Bekasi periode 2025-2030.

    Harta Kekayaan

    Mengutip dari e-LHKPN KPK, Tri Adhianto Tjahyono diketahui memiliki kekayaan mencapai Rp 12.179.914.164.

    Laporan harta kekayaan Tri yang terbaru diterbitkan pada 16 Februari 2024.

    Adapun rincian kekayaan Tri Adhianto Tjahyono yakni sebagai berikut:

    A. TANAH DAN BANGUNAN Rp 7.644.708.000

    1. Tanah Seluas 1840 m2 di KAB / KOTA LAMPUNG SELATAN, HASIL SENDIRI Rp 36.800.000

    2. Tanah dan Bangunan Seluas 106 m2/74 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 109.760.000

    3. Tanah dan Bangunan Seluas 160 m2/70 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 106.640.000 

    4. Tanah dan Bangunan Seluas 36 m2/25 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 53.072.000

    5. Tanah dan Bangunan Seluas 495 m2/132 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 228.921.000 

    6. Tanah dan Bangunan Seluas 104 m2/86 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA UTARA, HASIL SENDIRI Rp 387.448.000

    7. Tanah dan Bangunan Seluas 200 m2/100 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 257.200.000       

    8. Tanah dan Bangunan Seluas 150 m2/150 m2 di KAB / KOTA BEKASI, WARISAN Rp 282.600.000 

    9. Tanah Seluas 184 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 18.952.000

    10. Tanah Seluas 1760 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 47.520.000

    11. Tanah Seluas 150 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 120.300.000   

    12. Tanah dan Bangunan Seluas 208 m2/70 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 234.576.000                                    

    13. Tanah dan Bangunan Seluas 158 m2/70 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 213.836.000                                    

    14. Bangunan Seluas 47.75 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 427.000.000

    15. Tanah Seluas 53 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 42.506.000

    16. Tanah Seluas 54 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 43.308.000       

    17. Tanah Seluas 56 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 44.912.000

    18. Tanah Seluas 598 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 367.172.000   

    19. Tanah Seluas 1147 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 532.208.000

    20. Tanah Seluas 1609 m2 di KAB / KOTA BLORA, HASIL SENDIRI Rp 77.232.000

    21. Tanah Seluas 671 m2 di KAB / KOTA BLORA, HASIL SENDIRI Rp 42.944.000

    22. Tanah Seluas 597 m2 di KAB / KOTA BLORA, HASIL SENDIRI Rp 38.208.000

    23. Tanah Seluas 4179 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 568.560.000

    24. Tanah Seluas 6278 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 676.813.000 

    25. Tanah Seluas 1125 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 1.051.568.000

    26. Tanah Seluas 1020 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 963.632.000 

    27. Tanah dan Bangunan Seluas 130 m2/118 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp 671.020.000.

    B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp 1.655.000.000 

    1. MOBIL, TOYOTA VELLFIRE G.2.5AT Tahun 2015, HASIL SENDIRI Rp 630.000.000

    2. MOBIL, BMW BMW X3 Tahun 2017, HASIL SENDIRI Rp 495.000.000

    3. MOBIL, TOYOTA INNOVA 2.0 Q HV.CVT TSS ZENIC HYBRID Tahun 2023, HASIL SENDIRI Rp 530.000.000.

    C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp 688.342.172
    D. SURAT BERHARGA Rp 0
    E. KAS DAN SETARA KAS Rp 2.191.863.992 F. HARTA LAINNYA Rp 0    

    Sub Total Rp 12.179.914.164.

    Tri Adhianto Tjahyono tercatat tidak memiliki hutang, sehingga total kekayaan yang dimiliki saat ini mencapai Rp 12.179.914.164.

    (Tribunnews.com/ Siti N/ David Adi)

  • Banjir masih menggenangi sejumlah kawasan di Jakarta Barat

    Banjir masih menggenangi sejumlah kawasan di Jakarta Barat

    ANTARA – Banjir masih menggenang sejumlah ruas jalan di Jakarta, salah satunya di wilayah Puri Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (5/3). Ketinggian air yang mencapai 60 sentimeter membuat arus lalulintas tersendat. (Yogi Rachman/Gunawan Wibisono/Arif Prada/Rinto A Navis)

  • VIDEO: Jasa Gerobak Motor Raup Keuntungan 3 Juta Sejak Banjir Melanda

    VIDEO: Jasa Gerobak Motor Raup Keuntungan 3 Juta Sejak Banjir Melanda

    Banjir yang melanda Kembangan, Jakarta Barat menjadi berkah tersendiri bagi jasa gerobak motor. Diketahui para penggerak jasa gerobak motor ini sudah meraup keuntungan hingga 3 juta Rupiah sejak banjir melanda.

    Ringkasan