Topik: Banjir

  • Penjelasan Kapolsek Bekasi Soal Tembok Galaxy Diduga Dibobol untuk Buang Air Banjir: Alasannya Baik

    Penjelasan Kapolsek Bekasi Soal Tembok Galaxy Diduga Dibobol untuk Buang Air Banjir: Alasannya Baik

    TRIBUNJATIM.COM – Baru-baru ini viral di media sosial tembok di Galaxy dibobol untuk buang air banjir.

    Terungkap pengakuan pengunggah video viral tersebut.

    Viral tembok di Galaxy Bekasi dibobol untuk membuang air banjir.

    Lokasi kejadian berada di Cluster Tropical Garden di Grand Galaxy, Bekasi.

    Berdasarkan keterangan dari pengunggah video di akun media sosial TikTok, dia mengaku perumahan tempat tinggal tak pernah kebanjiran.

    Namun, banjir di Grand Galaxy Bekasi mengharuskan kompleks perumahan elit ikut kena imbas.

    Banjir yang merendam kawasan perumahan Cluster Tropical Garden ternyata disebabkan oleh tembok pembatas yang jebol.

    Berdasarkan pengakuan pengunggah video, tembok pembatas tersebut sengaja dijebol oleh warga kampung sebelah yang sudah lebih dulu kebanjiran.

    Tindakan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi debit air banjir di kampung sebelah. 

    Meskipun sempat ada diskusi yang cukup alot, akhirnya pihak perumahan elit memberikan izin untuk membongkar tembok pembatas, dengan catatan ukurannya tidak boleh terlalu besar.

    Setelah tembok tersebut dijebol, air banjir langsung mengalir masuk ke dalam kompleks perumahan, menggenangi kawasan yang sebelumnya aman dari banjir.

    Video ini mencuri perhatian netizen dan sudah ditonton lebih dari 5 juta kali.

    Sementara itu, Kapolsek Bekasi Selatan, Kompol Dedi Herdiana, mengungkapkan bahwa tembok pembatas perumahan Galaxy yang jebol bukan disebabkan oleh warga perumahan tersebut, melainkan oleh warga Kampung Utan.

    Dedi membantah narasi yang beredar, yang menyebutkan bahwa warga Perumahan Galaxy yang membobol tembok tersebut.

    WARGA JEBOL TEMBOK – Tangkapan layar ini diambil dari akun Instagram @volunteer.netizen pada Rabu (5/3/2025). Tampak sekelompok orang diduga tengah menjebol tembok beton yang menjadi pembatas Perumahan Galaxy, Bekasi Selatan, Kota Bekasi dengan Jalan Baru Pekayon. Tembok dijebol untuk mengurangi debit air yang merendam perumahan elit tersebut. Kapolsek Bekasi Selatan membantah narasi yang menyebut warga Perumahan Galaxy sengaja jebol tembok untuk buang banjir ke Kampung Utan, Selasa (4/3/2025). (Instagram.com/@volunteer.netizen)

    Menurut Dedi, pembobolan tembok dilakukan oleh warga Kampung Utan dengan tujuan untuk mengurangi genangan air banjir yang merembes ke rumah-rumah mereka akibat luapan banjir di Perumahan Galaxy.

    “Alasan mereka baik, tujuannya untuk mengurangi banjir,” kata Dedi.

    Peristiwa bermula ketika salah satu rumah di Kampung Utan bocor akibat luapan air banjir dari Perumahan Galaxy yang terjebak di tembok pembatas.

    Warga Kampung Utan kemudian mengajukan inisiatif untuk melubangi tembok pembatas dengan harapan air banjir bisa mengalir ke selokan di area perkampungan.

    Namun, setelah tembok dibobol, salah satu sisi tembok pembatas akhirnya jebol.

    Dedi memastikan bahwa tembok yang jebol bukanlah bagian yang dilubangi warga, melainkan tembok di sisi lainnya akibat tingginya debit air.

    Akibat kejadian ini, genangan air dari Perumahan Galaxy mengalir ke Kampung Utan, menyebabkan banjir yang merendam area tersebut.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

  • SDA DKI alokasikan anggaran Rp3,9 triliun untuk tangani banjir 

    SDA DKI alokasikan anggaran Rp3,9 triliun untuk tangani banjir 

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengalokasikan anggaran sebanyak Rp3,9 triliun untuk menangani banjir melalui program normalisasi sungai dan pemeliharaan infrastruktur pengendalian banjir.

    “Anggaran untuk penanganan banjir dialokasikan kurang lebih Rp3,9 triliun, yang difokuskan pada normalisasi sungai dan infrastruktur pengendalian banjir,” ujar Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta Hendri saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Dalam konteks efisiensi anggaran, lanjut dia, Pemprov DKI Jakarta tetap menjadikan penanganan banjir sebagai salah satu program prioritas.

    Pemprov DKI memastikan dana yang ada tetap digunakan secara optimal untuk menangani masalah banjir.

    Hal itu termasuk alokasi anggaran untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur pengendalian banjir seperti pompa air, pintu air, dan perbaikan saluran drainase yang dapat langsung mengurangi dampak banjir.

    Adapun terkait normalisasi sungai, hal itu dilakukan bersama Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Program tersebut meliputi pengerukan dan pelebaran sungai, serta peningkatan kapasitas waduk dan saluran drainase.

    “Program-program ini dirancang untuk menampung dan mengalirkan air dengan lebih baik, mengurangi genangan air, dan mengurangi risiko banjir kiriman yang datang dari daerah sekitar Jakarta,” kata Hendri.

    Merujuk data per 6 Desember 202, Pemprov DKI telah mengeruk sebanyak 1.026.879 meter kubik (m3) sedimen di waduk, situ, embung, kali atau sungai di lima wilayah kota guna mengantisipasi banjir.

    Dari jumlah sedimen yang dikeruk tersebut, sebanyak 587.107 m3 merupakan kubikasi pengerukan waduk/situ/embung, sementara untuk pengerukan kali/sungai mencapai 286.284 m3 dan 158.486 m3 untuk pengerukan saluran tersier atau penghubung (PHB).

    Tahun ini, DKI menargetkan sebanyak satu juta m3 lumpur dan sedimen dari 13 sungai dan waduk dapat dikeruk secara berkelanjutan. Pengerukan dilakukan hingga bulan Agustus 2025, termasuk saat Ramadhan.

    Adapun dalam mengatasi banjir kiriman dari berbagai daerah, Hendri mengatakan, Pemprov DKI membangun sinergi bersama Pemerintah Pusat, maupun dengan pemerintah daerah di hulu aliran sungai yang melintasi Jakarta.

    “Untuk mengatasi banjir kiriman, kolaborasi antara Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian PU sangat penting,” ujar dia.

    Kementerian PU bertanggung jawab terhadap pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) dan infrastruktur bendungan serta normalisasi sungai yang ada di wilayah hulu, sementara Pemprov DKI lebih fokus pada penataan drainase dan pengelolaan aliran air di dalam kota dan normalisasi kali.

    Sinergi ini, tambah Hendri, memastikan penanganan banjir dapat dilakukan secara menyeluruh, dari hulu hingga hilir.

    Sementara itu, banjir melanda Jakarta dalam tiga hari terakhir, akibat guyuran hujan dengan intensitas tinggi di wilayah itu sejak Minggu (2/3).

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sibuknya Pak RW Dekeu, Rumahnya Terdampak Banjir Paling Parah Tapi Harus Bantu Warga di IKPN Jaksel – Halaman all

    Sibuknya Pak RW Dekeu, Rumahnya Terdampak Banjir Paling Parah Tapi Harus Bantu Warga di IKPN Jaksel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua RW 04 Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan Kota Jakarta Selatan, Dekeu Karunia, terlihat wara-wiri saat banjir merendam rumah-rumah di Kompleks IKPN Bintaro, Rabu (5/3/2025) pagi.

    Ia terlihat berbicara dengan sejumlah orang secara bergantian.

    Mulai dari Camat hingga petugas Dinas Sumber Daya Air.

    Mulai dari urusan pompa air sampai urusan perahu karet diurusnya.

    Sesekali, ia tampak beristirahat.

    Raut wajahnya tampak lemas.

    “Saya di sini 24 jam (sejak Selasa 5 Maret 2025). Begadang. Lumayan lagi agak greges-greges (demam) begini. Alhamdulillah puasa masih jalan,” ungkap Dekeu di lokasi.

    Meski harus mengurusi warganya yang kebanjiran, Dekeu mengaku masih menjalankan ibadah puasa kemarin dan hari ini.

    Untuk sahur dan buka puasa, Dekeu mengaku membeli.

    “Enggak (dari posko pengungsian), kita iseng saja jajan. Di mobil kita taruh (makanan). Mobil kita taruh duluan di (kampus) Trisakti,” ungkapnya.

    Dekeu mengatakan RW yang dipimpinnya menaungi lima RT.

    Total, kata dia, terdapat 225 rumah yang terendam banjir di wilayahnya.

    “Justru (rumah) saya paling terdampak, di paling ujung. Pinggir tanggul (Sungai Pesanggrahan). Kalau sekarang sih saya lihat posisinya di depan rumah saya (tinggi air) tinggal seperut. Kalau di rumah sih sekarang posisinya lagi dibersihin,” ujar dia.

    Dekeu mengatakan saat ini air telah berangsur surut.

    Sebagian warga juga telah kembali ke rumah untuk membersihkan rumahnya.

    Sementara itu, warganya yang memiliki bayi atau Lansia telah diungsikan ke rumah keluarganya masing-masing sejak Selasa kemarin.

    “Sore ini sih sepertinya bakal surut. Karena posisi 3 pompa dari kemarin 24 jam juga masih beroperasi. Posisi pintu air juga sudah dibuka. Dan mengalirnya cepat juga,” ucap dia.

    “InsyaAllah sih kalau sudah dioperasikan juga, mobil pompanya malah makin membantu. Malah langsung surut itu dia,” ucapnya.

  • Kekurangan air bersih, warga Pengadegan cuci piring dengan air banjir

    Kekurangan air bersih, warga Pengadegan cuci piring dengan air banjir

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah warga Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan mencuci piring dengan menggunakan air banjir karena kekurangan air bersih pascabencana tersebut.

    “Kalau lumpur enggak dibersihkan, maka akan nempel di barang. Kita bersihin pakai busa pencuci piring aja,” kata warga bernama Eti kepada wartawan di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, tidak ada masalah dari mana air itu berasal, asalkan barang-barang di rumahnya pascabanjir ini bebas dari lumpur yang melengket.

    Dia mengaku kesulitan mendapatkan air bersih sejak banjir datang, sehingga harus mendatangi rumah tetangga agar bisa mandi.

    “Kalau mandi aku ke rumah tetangga yang nggak terdampak,” ujarnya.

    Dia pun menilai banjir kali ini tidak separah dengan banjir pada 2020 lalu yang lebih tinggi hingga mencapai dua meter.

    Warga lainnya, Kartini mengaku kekurangan air minum, padahal selama bulan puasa membutuhkan banyak minum.

    “Cuma dikasih air gelas, kalau bisa dikasih lebih karena kan pas puasa jadi butuh buat sahur dan buka,” ujar Kartini.

    Kini, Kartini beserta keluarga mengungsi di GOR Pancoran sembari menunggu ketinggian banjir di rumahnya surut.

    Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) mengerahkan dua pompa keliling (portabel) untuk mengalirkan banjir di kawasan Pengadegan, Pancoran, ke Kali Ciliwung.

    Kapasitas setiap pompa itu yakni sebesar 250 meter kubik (m3) dan 500 m3. Kemudian, petugas SDA yang dikerahkan berjumlah empat personel dan dua orang perbantuan.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mencatat pada Rabu hingga pukul 14.00 WIB, ada 4 rukun tetangga (RT) di Pengadegan, Jakarta Selatan yang terendam banjir dengan ketinggian 150 sentimeter (cm) karena meluapnya air Kali Ciliwung.

    Sedangkan, BPBD DKI juga mencatat sebanyak 30 RT di Jakarta dilanda banjir.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Video: Asia Rugi Rp 32.600 Triliun Akibat Cuaca Ekstrem Dalam 32 Tahun

    Video: Asia Rugi Rp 32.600 Triliun Akibat Cuaca Ekstrem Dalam 32 Tahun

    Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks risiko iklim 2025 mencatat Asia telah menderita kerugian USD 2 triliun atau Rp 32.600 triliun akibat cuaca ekstrem dalam 32 tahun terakhir.

    Secara global, banjir dan gelombang panas sejak 1993 hingga 2022 telah menyebabkan 765 ribu jiwa melayang dan kerugian ekonomi hingga USD 4,2 triliun.

    Selengkapnya dalam program Power Lunch CNBC Indonesia (Rabu, 05/03/2025) berikut ini.

  • Saat Motor Dibolehkan Masuk Tol karena Banjir di Bekasi

    Saat Motor Dibolehkan Masuk Tol karena Banjir di Bekasi

    Jakarta

    Sepeda motor sejatinya dilarang memasuki jalan tol. Namun dalam kondisi tertentu, polisi melakukan diskresi dengan membolehkan sepeda motor masuk tol.

    Ratusan sepeda motor boleh masuk tol di Bekasi lantaran jalan arteri di sekitarnya terendam banjir. Peristiwa tersebut terjadi di kawasan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, tepatnya di Gerbang Tol Gabus. Ratusan pemotor tertahan di Gerbang Tol Gabus sebab jalan arteri di kawasan itu terendam banjir.

    Kainduk PJR Cikampek Korlantas Polri AKP Sandy Titah Nugraha menemui para pengendara motor tersebut. Dalam video yang diunggah akun Instagram NTMC Korlantas Polri, Sandy menyerukan kepada pengendara sepeda motor untuk boleh masuk tol karena banjir.

    “Ini karena keadaan darurat, yang seharusnya tidak boleh motor masuk tol, namun karena polisi sayang masyarakat kita kasih akses,” katanya dalam video tersebut.

    Dikutip detikNews, Sandy mengatakan rata-rata pengendara sepeda motor itu hendak bekerja di Jakarta. Mereka terisolasi akibat jalur arteri yang masih terendam banjir.

    Sandy menyebut pihaknya berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk mengarahkan para pemotor tersebut melintas jalan tol. Meski kendaraan roda dua dilarang, diskresi itu diambilnya untuk mengurai kemacetan. Polisi mengawal pemotor yang melintasi jalan Tol Cibitung-Tanjung Priok.

    “Seharusnya pengendara roda dua tidak diperbolehkan memasuki kawasan tol, namun karena ini demi kemanusiaan menghadapi bencana banjir bandang di Bekasi,” ujarnya.

    Namun perlu diingat, meski dibolehkan masuk tol karena keadaan banjir, pengendara sepeda motor tetap harus dalam kaidah safety riding. Praktisi keselamatan berkendara Andry Berlianto mengatakan, pemotor harus mengikuti arahan dari petugas.

    “Ikuti instruksi petugas seperti tetap di lajur kiri dan tidak memanfaatkan situasi karena masuk tol. Karena masih ada kendaraan lain yang lebih besar di sana,” kata Andry beberapa waktu lalu.

    Berkendaralah dengan kecepatan sedang, terlebih jika situasi masih darurat hujan dan jalan licin. Pemotor yang berkendara di jalan tol karena kondisi darurat sebaiknya tidak berhenti seenaknya sekadar untuk menikmati jalan tol.

    “Masuk dan keluar sesuai arahan petugas jaga. Tetap pakai kelengkapan berkendara secara baik. Waspadai hembusan angin dari samping (side wind) yang rentan mengganggu stabilitas motor,” ujar Andry.

    (rgr/din)

  • Berangkat Kerja, Pengemudi Nekat Terobos Banjir hingga Mobil Terseret, Diingatkan Warga Tak Digubris

    Berangkat Kerja, Pengemudi Nekat Terobos Banjir hingga Mobil Terseret, Diingatkan Warga Tak Digubris

    TRIBUNJATIM.COM – Seorang pengemudi mobil nekat terobos banjir hingga akhirnya terseret arus viral di media sosial.

    Padahal pengemudi tersebut sudah diingatkan oleh warga agar tidak menerobos namun ia tetap memaksa.

    Potret mobilnya terseret banjir itupun beredar luas hingga menjadi perbincangan.

    Peristiwa ini terjadi di wilayah Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025).

    Dalam video yang beredar, tampak mobil putih jenis SUV itu nekat menerobos banjir. 

    Sejumlah warga terdengar sudah memperingatkannya agar tidak menerobos.

    Namun pengendara tetap memaksa hingga arus banjir yang sangat kuat membuat mobil terseret.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi, membenarkan kejadian tersebut.

    Kata dia, insiden itu terjadi di Kampung Nawit, Desa Kertarahayu, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.

    “Iya kejadian sekitar jam 6 pagi, korbannya satu orang,” ungkap Dodi saat dikonfirmasi pada Selasa (4/3/2025), dikutip dari Tribun Tangerang.

    Menurut keterangan dari pihak kecamatan setu, kata Dodi, yang bersangkutan pagi tadi hendak berangkat kerja.

    Warga sudah mengingatkan agar tidak lewat jalan itu karena terendam banjir dan arusnya cukup deras.

    BANJIR BEKASI – Dalam video yang beredar, nampak mobil putih jenis SUV itu nekat menerobos banjir. Sejumlah warga terdengar sudah memperingatkannya agar tidak menerobos. (Tangkapan layar video viral Instagram/peristiwa bekasi)

    Namun, pengendara nekat menerobos arus banjir hingga mobilnya terseret.

    “Sebelumnya, warga sudah memperingatkan jangan lewat situ karena ada banjir, tapi nekat tetap lewat,” jelasnya.

    Korban satu orang berhasil selamat setelah terseret kurang lebih 20 meter.

    Penyelamatan dilakukan oleh warga sekitar menggunakan bambu panjang.

    Sementara itu, mobilnya tersangkut di dalam dasar aliran sungai tersebut.

    “Kurang lebih (terseret) 20 meter, tapi alhamdulillah gak ada korban, penumpang selamat,” katanya.

    Sementara itu, aksi warga yang menjebol sebuah tembok di kawasan elite Perumahan Galaxy di Jalan Baru Pekayon, Kecamatan Selatan, Kota Bekasi, viral di media sosial.

    Video amatir yang viral beredar tersebut salah satunya diunggah oleh akun @chechevko lewat Instagram Story.

    Tampak dalam video, tembok tersebut tengah dijebol oleh warga menggunakan linggis.

    Sejumlah warga tampak berupaya untuk menjebol tembok agar banjir yang berada di perumahan elite tersebut dapat berpindah ke permukiman di sebelahnya. 

    Beberapa saat kemudian, separuh tembok beton tersebut terlihat jebol.

    “Airnya deres banget. Banjir di Ruko Galaxy, setinggi sepaha orang dewasa. Dibuang langsung ke got. Jebol,” ujar perempuan yang merekam kejadian tersebut. 

    WARGA JEBOL TEMBOK – Viral sebuah video yang menayangkan sekelompok warga tengah menjebol tembok Perumahan Galaxy pada Rabu (5/3/2025). Diduga tindakan tersebut dilakukan agar banjir di perumahan tersebut mengalir ke permukiman di sebelahnya. (Instagram/chechevko)

    Di unggahan IG Story selanjutnya, terlihat banjir yang tadinya berada di Perumahan Galaxy seketika mengalir deras berpindah ke permukiman di sebelahnya. 

    Tampak tembok sudah jebol hingga air mengalir deras memasuki permukiman. 

    Permukiman di sebelahnya pun menjadi turut banjir seperti Perumahan Galaxy. 

    “Terima kasih Galaxy, mereka hanya warga Kampung belakang tembok,” unggah akun @chechevko di IG Story-nya. 

    Pada kesempatan terpisah, Kepala Kepolisian Sektor Bekasi Selatan, Kompol Dedi Herdiana, mengaku telah mendapat informasi kejadian tersebut.

    Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan.

    Mereka juga sambil ikut membantu mengevakuasi korban dampak banjir di wilayah setempat.

    “Itu masih kami lidik (penyelidikan), ini masih prioritas yang evakuasi,” ungkap Dedi, melansir Tribun Jakarta.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Bekasi Lumpuh Direndam Banjir, Operator Seluler Langsung Lakukan Ini

    Bekasi Lumpuh Direndam Banjir, Operator Seluler Langsung Lakukan Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Operator seluler terus melakukan pemantauan dan optimasi dalam menjaga kualitas layanan telekomunikasi di wilayah yang terdampak banjir.

    Hujan lebat beberapa hari belakangan membuat sejumlah wilayah Jabodetabek terendam banjir pada Selasa (4/3). Bahkan, 7 kecamatan di Kota Bekasi lumpuh total lantaran banjir dengan ketinggian hingga 3 meter.

    Banjir tersebut bisa berpengaruh pada infrastruktur telekomunikasi. XL Axiata mengaku telah menerjunkan tim teknis untuk melakukan pengecekan dan pemulihan jaringan di berbagai titik yang terdampak banjir guna memastikan layanan tetap berjalan dengan baik.

    Group Head Corporate Communications & Sustainability XL Axiata Reza Mirza mengatakan, hingga saat ini jaringan XL Axiata di wilayah Bekasi secara umum masih berfungsi dengan normal, meskipun terdapat beberapa lokasi yang mengalami tantangan operasional akibat tingginya genangan air dan akses yang terbatas.

    “Kami terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan operasional jaringan tetap stabil dan berjalan optimal,” ujar Reza dalam keterangan kepada CNBC Indonesia, Rabu (5/3/2025).

    Indosat Ooredoo Hutchison Lakukan Ini

    Hal serupa dilakukan oleh tim teknis Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).

    Steve Saerang SVP Head of Corporate Communications mengatakan, tim teknis IOH melakukan pemulihan jaringan agar layanan dapat kembali normal dengan pemantauan dan koordinasi intensif.

    “Kondisi banjir ini juga menyebabkan akses jalan terputus dan pemadaman listrik. Seluruh tim teknis Indosat bergotong-royong melakukan pemulihan jaringan agar layanan dapat kembali normal secepatnya, dengan pemantauan dan koordinasi intensif,” ujar Steve.

    “Indosat Ooredoo Hutchison turut berempati atas musibah banjir di wilayah Bekasi, yang berdampak pada operasional jaringan di beberapa area, termasuk Bekasi Selatan, Bekasi Utara, Cikarang, Tambun, dan Cibarusah,” imbuhnya.

    Dikabarkan sebelumnya, banjir merendam sejumlah wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada Selasa (4/3). Di Jakarta, berdasarkan data pada Selasa malam, ada 119 RT yang terendam. Tersebar 15 RT di Jakarta Barat, dua RT di Jakarta Pusat, 46 RT di Jakarta Selatan dan 56 RT di Jakarta Timur.

    Ketinggian air bervariasi mulai 30 cm hingga di atas 3 meter. Banjir juga merendam dua jalan di Puri Kembangan, Jakarta Barat dan Cilandak, Jakarta Selatan.

    Sementara di Kota Bekasi, BPBD mencatat banjir tersebar di 20 titik di tujuh kecamatan. Yakni, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede dan Kecamatan Rawalumbu.

    (fab/fab)

  • Warung sembako di Kedoya Selatan tetap buka di tengah banjir

    Warung sembako di Kedoya Selatan tetap buka di tengah banjir

    Jakarta (ANTARA) – Sebuah warung sembako di RW 05 Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, tetap buka meski banjir di area tersebut belum benar-benar surut.

    Pantauan ANTARA di lokasi pada pukul 13.00 WIB, warga setempat sudah mulai membeli kebutuhan dasar di warung tersebut, mulai dari cairan pembersih lantai hingga bumbu-bumbu masakan.

    “Sebelumnya emang banjir satu meter lebih. Tapi, tadi pagi jam 09.00 WIB sudah surut. Sekarang udah di bawah lutut. Warung tetap saya buka,” kata pemilik warung, Yanto di lokasi, Rabu.

    Dia menyebut bahwa banjir sempat mencapai sebagian etalase barang dagangannya, meskipun lantai warungnya lebih tinggi sekitar 60 sentimeter (cm) dari tanah.

    “Kalau semalam etalase sempat terendam. Tadi sekarang udah turun,” ujarnya.

    Adapun di sekitar warung anak-anak nampak asik bermain air banjir. Warga yang rumahnya berposisi lebih tinggi juga sudah mulai membersihkan lumpur sisa genangan.

    Banjir pada sejumlah RT di RW 05 Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat sudah mulai surut pada Rabu siang.

    Hingga pukul 12.15 WIB, tampak ketinggian genangan air di RT 16, RT 13, RT 04, RT 03 dan RT 02 telah surut di bawah lutut orang dewasa.

    Bahkan, sejumlah warga sudah mulai membersihkan rumahnya.

    Namun demikian, sejumlah rumah yang posisinya rendah masih digenangi air, terutama di RT 16 dan RT 13.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Penyebab Banjir Bukan Cuma Hujan, Walhi Jabar Soroti Kerusakan Lingkungan di Kawasan Puncak Bogor

    Penyebab Banjir Bukan Cuma Hujan, Walhi Jabar Soroti Kerusakan Lingkungan di Kawasan Puncak Bogor

     

    Liputan6.com, Jakarta – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jabar menolak faktor alam alias hujan sebagai penyebab tunggal terjadinya musibah banjir. Direktur Walhi Jabar Wahyudin Iwang kepada tim Regional Liputan6.com, Rabu (5/3/2025) menegaskan, faktor alam bukan satu-satunya penyebab banjir. Iwang mengatakan, deforestasi dan alih fungsi lahan di kawasan Puncak Bogor sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

    “Hutan dan lahan resapan air yang seharusnya menjadi benteng alami terhadap banjir telah berubah menjadi vila, hotel, perumahan, dan pengembangan wisata yang berkedok ramah lingkungan,” katanya.

    Iwang juga menyebutkan, yang ironis alih fungsi lahan tersebut kebanyakan berada di kawasan perkebunan yang pengelolaannya di bawah PTPN VIII.

    “Dalam kurun waktu lima tahun ke belakang Walhi telah menduga kurang lebih hampir 45 persen kerusakan di kawasan Puncak Bogor drastis hal ini meningkat, sehingga jika di hitung per hari ini, kerusakan akibat alih fungsi kawasan dapat di perkirakan menjadi 65 persen atau setara dengan setengah lebih luas kawasan Puncak Bogor telah mengalami kerusakan yang serius. Akibatnya, kemampuan tanah untuk menyerap air hujan berkurang drastis,” jelasnya.

    Alih fungsi lahan itu, kata Iwang, didominasi properti dan fasilitas pariwisata yang tak terkendali. Banyak pengembang yang diduga sengaja telah mengabaikan analisis dampak lingkungan demi mengejar keuntungan ekonomi jangka pendek. Dokumen Amdal, UKL/UPL, terkesan hanya dijadikan prasyarat bagi para pengembang untuk mendapatkan izin berusaha semata, sehingga kepatuhan serta ketaatan sebagian banyak pengusaha abai dengan kewajiban yang harus ditaati.

    Bukan cuma itu, Iwang juga menjelaskan, ada faktor lainnya yang menyebabkan banjir, yaitu maraknya aktivitas pertambangan pasir dan batu ilegal. Aktivitas ekstraktif itu jika dibiarkan terlalu lama tentu berdampak pada struktur tanah yang semakin rusak dan rentan erosi, sehingga bisa mendatangkan bencana turunan seperti longsor, tanah bergerak, hingga banjir bandang.

    “Potret lain, Walhi menilai ada dugaan kesengajaan Pemerintah yang secara sengaja mengeluarkan terus izin-izin berusaha di kawasan Puncak, hal tersebut hanya sekadar dilihat dari aspek peningkatan pendapatan daerah, sementara alam digadaikan secara sengaja untuk terus dirusak,” katanya.

    Perlu diketahui, kata Iwang, Puncak Bogor hingga Gunung Mas merupakan lahan dengan status L4, yaitu kawasan yang memberikan perlindungan terhadap tanah dan air, serta sebagai zona L1, yaitu sebagai resapan air. Sehingga jika intervensi terus meningkat yang mengarah pada kerusakan, maka jangan heran jika banjir menerjang Jabodetabek, walau hanya hujan beberapa jam saja.

    “Itu semata-mata adalah kerusakan ekologis yang terjadi di kawasan Puncak Bogor,” katanya.

    Walhi Jabar menyoroti kurangnya pengawasan pemerintah terhadap tata guna lahan dan pembangunan di kawasan Puncak Bogor. 

    “Yang kami temukan masih banyak bangunan yang didirikan tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, sementara upaya konservasi dan upaya pemulihan lingkungan masih sangat minim dilakukan oleh pengembang termasuk pemerintah,” katanya.