Topik: Banjir

  • Warga terdampak banjir diminta waspadai penyakit leptospirosis 

    Warga terdampak banjir diminta waspadai penyakit leptospirosis 

    Jakarta (ANTARA) – Pakar kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama mengingatkan kepada warga yang terdampak banjir di Jakarta untuk mewaspadai penyakit leptospirosis yang ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus.

    “Pada saat terjadi banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia dimana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut,” kata Tjandra melalui pesan teksnya yang diterima di Jakarta, Rabu.

    Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020 itu berpendapat seseorang dengan luka, kemudian bermain atau terendam air banjir yang tercampur dengan kotoran atau urine tikus mengandung bakteri lepstopira, maka berpotensi dapat terinfeksi dan akan jatuh sakit.

    Gejala klinis leptospirosis antara lain demam di atas 38 derajat Celcius, sakit kepala, badan lemah, nyeri betis hingga kesulitan berjalan, kemerahan pada selaput putih mata), kekuningan (ikterik) pada mata dan kulit.

    Agar tak terkena penyakit tersebut, Tjandra menyarankan agar warga sebisa mungkin menekan dan menghindari adanya tikus yang berkeliaran di sekitar dengan selalu menjaga kebersihan.

    Lalu, sebaiknya hindari kontak dengan air banjir terutama jika mempunyai luka. Gunakan pelindung misalnya sepatu kalau terpaksa harus ke daerah banjir atau terkena air banjir.

    “Segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil,” ujar Tjandra.

    Selain leptospirosis, sejumlah penyakit juga perlu diwaspadai saat banjir yakni diare, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penyakit kulit, baik berupa infeksi, alergi atau bentuk lain, demam tifoid, serta demam berdarah dengue (DBD).

    Menurut Tjandra, khusus di lokasi pengungsian, fasilitas dan sarana kemungkinan serba terbatas termasuk ketersediaan air bersih.

    Sementara saat banjir, sumber-sumber air minum masyarakat, terutama sumber air minum dari sumur dangkal banyak ikut tercemar.

    Hal tersebut potensial menimbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat.

    Oleh karena itu, dia mengingatkan warga yang mengungsi untuk merebus air minum hingga mendidih, menjaga kebersihan lingkungan, menghindari tumpukan sampah di sekitar, dan membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan/minum serta sehabis buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB).

    Kemudian, kondisi tempat pengungsian sementara yang cenderung padat memungkinkan penularan ISPA dan penyakit kulit lebih mudah terjadi.

    Banjir melanda Jakarta dalam tiga hari terakhir, akibat guyuran hujan dengan intensitas tinggi di wilayah itu sejak Minggu (2/3).

    Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pada Selasa (4/3) menunjukkan, banjir sudah berangsur surut, menyisakan 85 rukun tetangga (RT) yang terdampak dari sebelumnya mencapai 122 RT.

    Adapun ketinggian air banjir bervariasi. Di Jalan Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur misalnya, banjir mencapai satu sampai dua meter. Sementara di empat kelurahan Jakarta Selatan mencapai 230 sentimeter (cm).

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Remaja yang Hilang Terseret Arus Banjir Karawang Ditemukan Meninggal Dunia

    Remaja yang Hilang Terseret Arus Banjir Karawang Ditemukan Meninggal Dunia

     

    Liputan6.com, Karawang – Banjir di Karawang menelan korban jiwa. Seorang remaja ditemukan meninggal dunia setelah terseret arus banjir di Desa Mulyajaya, Kecamatan Telujambe Barat, Karawang.

    Komandan Tim Rescue Unit Siaga SAR Karawang, Frengky Jonathan, Rabu (5/3/2025) mengatakan, korban ditemukan sekitar pukul 08.45 WIB.

    Korban banjir Karawang bernama Amanillah Bayu Pratama (14) ditemukan meninggal dunia usai terseret banjir sepanjang 1,5 kilometer di Desa Mulyajaya.

    Frengky mengatakan, pada awalnya korban dilaporkan terseret banjir bersama kedua orang temannya pada Selasa (4/3/2025) sekitar pukul 16.00 WIB. Namun dua orang temannya selamat, sedangkan korban terseret dan tenggelam, hingga akhirnya ditemukan pada Rabu pagi.

    Korban merupakan warga Pangungsen, Desa Sirau, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah yang merupakan seorang santri.

    Selanjutnya, korban dievakuasi ke pesantren tempat ia bersekolah untuk selanjutnya dibawa ke rumah duka dan diserahterimakan dengan pihak keluarga.

    Sementara itu, banjir di Karawang melanda sejumlah desa/kelurahan di tiga kecamatan, dengan ketinggian air bervariasi sampai setinggi 2 meter.

    Di antara wilayah yang hingga kini dilanda banjir di Karawang ialah Desa Karangligar, Mekarmulya, Mulyajaya, dan Desa Wanakerta yang berada di Kecamatan Telukjambe Barat.

    Kemudian, dua kelurahan di Kecamatan Karawang Barat yang meliputi Kelurahan Tanjungmekar dan Kelurahan Karawangkulon.

    Banjir juga melanda Desa Mulangsar, Ciptasari, Tamanmekar, dan Desa Tamansari yang berada di Kecamatan Pangkalan.

    Bencana banjir di Karawang terjadi akibat tingginya muka air dua sungai besar, yakni Sungai Citarum dan Cibeet. Bahkan di beberapa titik banjir di Karawang, itu akibat meluapnya sungai Cibeet. 

     

     

  • Tangisan Fani Rugi Rp100 Juta Gegara Banjir Jebol Mega Bekasi Mall, Pasrah Dagangan Bajunya Terendam

    Tangisan Fani Rugi Rp100 Juta Gegara Banjir Jebol Mega Bekasi Mall, Pasrah Dagangan Bajunya Terendam

    TRIBUNJATIM.COM – Bencana banjir yang melanda Kota Bekasi turut merendam pusat perbelanjaan Giant Mega Bekasi Mall hingga ketinggian air mencapai 1,5 meter yang memenuhi lantai dasar. 

    Saat banjir melanda, sejumlah karyawan dan pemilik toko sedang bersiap memulai aktivitas di mal tersebut.

    Seketika mereka buyar saat air tiba-tiba masuk begitu deras hingga merendam seluruh lantai dasar gedung.

    Pemilik toko pakaian di Giant Mega Bekasi Mall, Fani menceritakan, awalnya tidak ada yang menyangka jika banjir akan masuk ke dalam gedung.

    “Karena ngiranya siangan surut, ternyata makin naik jebol masuk,” ungkap Fani, Selasa (4/3/2025), melansir Tribun Jakarta.

    Pagi itu, Fani mendapat kabar bahwa ketinggian air di Kali Bekasi belum sampai melebihi tanggul.

    Sementara lokasi Giant Mega Bekasi memang terletak di bantaran sungai terbesar di wilayah setempat. 

    “Jadi tadi pagi saya sudah di-WA kalau di kalinya sudah naik, tapi belum masuk ke mal,” kata dia.

    Sejumlah karyawan dan pemilik toko pun memulai aktivitas.

    Fani sendiri datang sekitar pukul 08.30 WIB, dan belum ada tanda-tanda air akan masuk ke dalam mal. 

    “Intinya lagi pada siap-siap mau buka, karena ngiranya aman enggak sampai masuk banjirnya,” tutur Fani. 

    Sekitar pukul 09.30 WIB, seluruh karyawan dan pemilik toko dikagetkan dengan air yang tiba-tiba masuk dengan cepat ke dalam mal. 

    “Jam 9 lewat, tahu-tahu deras masuknya, dalam waktu setengah jam, air masuk langsung tinggi, air langsung masuk gitu aja,” ucapnya. 

    Fani yang menjadi korban banjir di Mega Bekasi Mall itu pun harus menderita kerugian hingga ratusan juta rupiah.

    Banjir merendam pusat perbelanjaan Mega Bekasi Mal atau Giant di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, pada Selasa (4/3/2025). Barang dagangan pun tersapu banjir hingga keluar mal. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

    Dari sekian banyak stok dagangan hanya sedikit yang bisa diselamatkan. 

    Fani hanya bisa pasrah, dia berusaha menyelamatkan barang sebanyak yang dia bisa. karena air sudah kadung memenuhi seisi gedung lantai dasar.

    “Saya jualan pakaian, barang enggak bisa diselamatkan hanya dua karung, dari sebetis saya angkutin, tiba-tiba udah sedada takut kebawa arus,” papar Fani.

    Bagi pengusaha pakaian seperti Fani, Lebaran merupakan momen penting.

    Pasalnya daya beli masyarakat yang meningkat jadi kesempatan mendulang omzet berlipat. 

    Hal ini tentu dibarengi dengan modal usaha yang harus ditingkatkan.

    Maka dari itu, Fani berani stok barang demi memenuhi daya beli masyarakat di momen Lebaran.

    Namun harapan tak sesuai kenyataan, Fani mengaku mengalami kerugian mencapai ratusan juta karena banyak barang dagangannya yang tak bisa diselamatkan.

    “Ada seratus juta (kerugian), cuma dua karung yang bisa diangkat karena masih di ball plastik, kalau yang dipajang udah enggak bisa, udah terlalu basah,” beber dia. 

    Fani sendiri merupakan pedagang baru di Mega Bekasi Mall, dia menyewa kios bazar di lantai dasar sejak Desember 2024 lalu. 

    Sebelumnya, dia memiliki toko di daerah Jakarta dan baru kali ini mendapat cobaan berat dagangannya habis terendam banjir. 

    “Baru pertama kali dagang seumur hidup baru pertama kali kena banjir gini udah syok, udah nangis, bingung mau ngangkat apa lagi karena udah kerendam,” jelas dia.

    Di sisi lain, video jeritan pedagang Mega Bekasi Hypermall saat menyelamatkan barang dagangan saat banjir menerjang pusat perbelanjaan di Kota Bekasi tersebut, viral di media sosial.

    Pusat perbelanjaan ini terletak di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

    Dikutip dari akun Instagram @infobekasi.coo, para pedagang meminta rekannya untuk menyelamatkan diri ke lantai yang lebih tinggi.

    Air yang cukup deras menerjang membuat kepanikan terlihat di lantai basement mal tersebut.

    “Air, naik-naik, jebol, airnya, jebol,” teriak salah satu orang yang berada di video tersebut.

    Tampak pedagang pakaian terlihat megevakuasi barang dagangannya lewat eskalator yang sudah dinonaktifkan.

    Tak hanya itu, terdapat perempuan berhijab yang menangis sambil menutup wajah dengan kedua tanganya.

    Ia tampak panik melihat situasi Mega Bekasi Hypermall yang diterjang banjir

    Pedagang Mega Bekasi Hypermall saat menyelamatkan barang dagangan saat banjir menerjang pusat perbelanjaan di Kota Bekasi, Selasa (4/3/2025). (Instagram/infobekasi.coo)

    Sedangkan akun Instagram @suday82 melaporkan situasi Mega Bekasi Hypermall pada Selasa pagi.

    “Tanggul Bekasi jebol, kita terperangkap di Giant Mega Bekasi.”

    “Ini di lantai satu sudah tergenang banjir, kita tak bisa turun karena akses turun sudah tidak bisa lagi,” kata perempuan dalam akun tersebut.

    Dalam video lain juga memperlihatkan para pedagang lari menyelamatkan diri.

    “Awas, bahaya,” ucap suara dalam video tersebut.

    Sementara itu, akun IG @infobekasi.coo juga melaporkan tembok perumahan Grand Galaxy Bekasi jebol sehingga jalan irigasi Pekayon terkena banjir.

    “Roboh, temboknya, ya Allah, arusnya gede di situ.”

    “Masya Allah, semuanya keluar dari situ,” suara perempuan dalam video.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Polisi: Warga jebol tembok di perumahan Galaxy untuk kurangi debit air

    Polisi: Warga jebol tembok di perumahan Galaxy untuk kurangi debit air

    Jakarta (ANTARA) – Pihak kepolisian menyebutkan video viral soal warga yang melubangi tembok di perumahan Grand Galaxy City, Jalan Baru Pekayon, Bekasi, pada Selasa (4/3) untuk mengurangi debit air.

    “Bertujuan untuk mengurangi debit air akibat banjir yang ada di area ruko Grand Galaxy City dan untuk mencegah terjadinya tembok pembatas roboh,” kata Kapolsek Bekasi Selatan Kompol Dedi Herdiana dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Terkait penjebolan tembok itu, kata dia, tidak ada yang dirugikan dan tidak ada yang melaporkannya.

    “Permasalahan tersebut sudah di selesaikan dengan musyawarah antara manajemen Grand Galaxy City dan Warga sekitar yaitu RT 01 RW 18 Jakasetia dengan hasil, bahwa benar telah dilakukan pembobokan tembok arcon oleh empat orang warga agar tembok tidak roboh,” katanya.

    Dedi juga menyebutkan pembuatan video dilakukan oleh salah satu keluarga dari warga untuk sekedar dokumentasi pribadi dan narasi dari video tersebut tidak benar dan itu diambil tanpa sepengetahuan mereka.

    Sebelumnya, beredar sebuah video viral di media sosial instagram melalui akun @fakta.indo, dalam video tersebut terlihat empat orang melakukan penjebolan tembok di tengah banjir.

    “Sekelompok warga berusaha meruntuhkan tembok di Perumahan Galaxy, Jalan Baru Pekayon, Selasa (4/3) sekitar pukul 05.30 WIB, diduga dengan harapan bisa mengalirkan air yang terjebak dan mempercepat surutnya genangan banjir,” tulis akun tersebut.

    Akun tersebut juga menuliskan setelah tembok, dijebol aliran air justru semakin deras dan meluber ke area lain, memperburuk situasi banjir di kawasan tersebut.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dedi Mulyadi Malu Dihibur Korban Banjir saat Kunjungan, Janji Buat 1000 Rumah Panggung: Rakyat Kita

    Dedi Mulyadi Malu Dihibur Korban Banjir saat Kunjungan, Janji Buat 1000 Rumah Panggung: Rakyat Kita

    TRIBUNJATIM.COM – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku malu saat dihibur korban banjir.

    Itu terjadi saat ia mengunjungi lokasi banjir di Desa Karangligar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

    Momen itu terlihat dalam postingan di akun Instagramnya @dedimulyadi71, Selasa (4/3/2025).

    Dalam postingannya, mantan Bupati Purwakarta itu mendatangi para korban dan melihat kondisi rumah yang rutin kebanjiran.

    “Iya, Pak, dulu rumah saya roboh sama banjir. Ini baru dibangun lagi, sekarang kebanjiran lagi,” tutur salah seorang warga, melansir dari Kompas.com.

    Dedi kemudian bertemu salah seorang warga lansia perempuan. Dengan gayanya yang khas Dedi bercanda dalam bahasa Sunda, siapa tahu bisa mendapat jodoh di situ.

    Mereka pun lalu bercanda tentang kehidupan pernikahan di masa tua.

    “Lamun geus kolot, masih sok patangkeup-tangkeup? Masih sok hayang? (Kalau sudah tua masih suka pelukan? Masih suka pengin?)” tanya Dedi Mulyadi.

    Nenek itu menjawab iya yang disambut teriakan dan tawa korban banjir lainnya.

    Tak berapa lama, lansia tersebut bertanya, mau lagu apa. Ia langsung memasang kuda-kuda bersiap menari jaipong. Dedi dan korban banjir lainnya tertawa terbahak-bahak. Dedi pun akhirnya bernyanyi mengiringi jaipongan nenek itu.

    “Aduh nyeri, nyeri, nyeri teuing…,” tutur Dedi.

    Dalam caption-nya, Dedi menulis, “Niat menghibur, malah dihibur warga korban banjir. Ini rakyat kita, malu kita kalau terus mengeluh.”

    Sementara itu, melansir dari WartaKota, Dedi Mulyadi berjanji akan mengubah 1.000 rumah warga di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menjadi rumah panggung setinggi 2,5 meter.

    Hal itu dilakukan Dedi Mulyadi, karea Desa Karangligar kerap banjir setiap tahunnya, akibat luapan sungai di sana.

    Selain itu Dedi Mulyadi berharap tahun ini juga Pemerintah Pusat merealisasikan pembangunan Bendungan Cibeet dan Bendungan Cijuray, karena dari dua sungai itulah luapan air menjadi salah satu penyebab banjir di Desa Karangligar.

    Hal itu dikatakan Dedi Mulyadi di akun Instagram resminya, @dedimulyadi71, Selasa (4/3/2025), saat mengunjungi Desa Karangligar yang sudah terendam banjir sejak Jumat (28/2/2025) lalu.

    “Ini warga Desa Karangligar, banjir langganan. Paling tinggi berapa banjirnya?” kata Dedi dalam video di akun Instagramnya, Selasa.

    Warga yang bersamanya menjawab bahwa banjir di Desa Karangligar paling tinggi bisa mencapai 3 meter.

    “Jadi solusinya untuk warga Karangligar, seribu rumah ini solusinya nanti Pemerintah Provinsi menyiapkan bangunan panggung. Jadi rumah-rumahnya berkolong panggung 2,5 meter. Sehingga nanti kalau banjir tidak repot. Tinggal turun terus make perahu ka jalan,” kata Dedi.

    “Setuju, teu?” tanya Dedi.

    Sejumlah warga serempak menjawab setuju.

    “Awas jangan setuju setuju nanti pas pembangunan menolak,” kata Dedi.

    Selain itu kata Dedi, pada tahun ini akan dibangun Bendungan Cibeet dan Bendungan Cijuray oleh Pemerintah pusat.

    “Mudah-mudahan Kementerian PU bisa menyelesaikan Bendungan Cibeet dan Bendungan Cijuray,” ujar Dedi.

    “Karena ini, air berasal dari Sungai Cibeet dan Cijuray,” kata Dedi.

    Seperti diketahui ratusan rumah di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, terendam banjir setelah air Sungai Cibeet dan Citarum meluap.

    Banjir yang terjadi sejak Jumat (28/2/2025) semakin parah akibat hujan deras pada Sabtu (1/3/2025).

    Hal itu menyebabkan banyak warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

    Selain akses jalan terputus, banjir juga merendam fasilitas umum, yakni Masjid Jamie Azahra, SDN Karangligar 1, Paud Nusa Indah dan Masjid Jami Al Ikhlas serta satu sekolah SMP Karawang Barat 1.

    Sesuai dengan laporan dari pemerintah desa setempat, sekitar 300 rumah warga, yang dihuni oleh lebih dari 1.000 jiwa dari 400 keluarga, telah terendam banjir.

    Tak hanya rumah, sejumlah sarana ibadah seperti masjid dan bangunan sekolah juga terendam, sementara beberapa jalan terputus akibat tingginya genangan air.

    Sebagai langkah penanggulangan, lebih dari 1.000 warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, seperti kantor desa, rumah ibadah, dan balai pengobatan setempat.

    Kondisi ini telah menambah kesulitan bagi warga yang tengah menjalani ibadah puasa, sekaligus menciptakan tantangan besar bagi pemerintah daerah dalam menangani bencana ini.

    Banjir yang melanda Desa Karangligar menjadi salah satu bencana alam yang mengganggu aktivitas warga dan mengancam keselamatan mereka.

    Warga memerlukan perhatian serius dan bantuan cepat dari berbagai pihak, mulai pemerintah provinsi hingga pemerintah pusat.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Pasar Cipulir Beroperasi Lagi Usai Dihantam Banjir

    Pasar Cipulir Beroperasi Lagi Usai Dihantam Banjir

    Sejumlah pedagang mulai membersihakan sisa-sisa genangan air di kawasan Pasar Cipulir, Jakarta, Rabu (5/3/2025). Salah satu lokasi yang terdampak banjir dari luapan kali Pesanggrahan yakni Pasar Cipulir yang berangsur beroperasi kembali. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

  • Penjelasan Kapolsek Bekasi Soal Tembok Galaxy Diduga Dibobol untuk Buang Air Banjir: Alasannya Baik

    Penjelasan Kapolsek Bekasi Soal Tembok Galaxy Diduga Dibobol untuk Buang Air Banjir: Alasannya Baik

    TRIBUNJATIM.COM – Baru-baru ini viral di media sosial tembok di Galaxy dibobol untuk buang air banjir.

    Terungkap pengakuan pengunggah video viral tersebut.

    Viral tembok di Galaxy Bekasi dibobol untuk membuang air banjir.

    Lokasi kejadian berada di Cluster Tropical Garden di Grand Galaxy, Bekasi.

    Berdasarkan keterangan dari pengunggah video di akun media sosial TikTok, dia mengaku perumahan tempat tinggal tak pernah kebanjiran.

    Namun, banjir di Grand Galaxy Bekasi mengharuskan kompleks perumahan elit ikut kena imbas.

    Banjir yang merendam kawasan perumahan Cluster Tropical Garden ternyata disebabkan oleh tembok pembatas yang jebol.

    Berdasarkan pengakuan pengunggah video, tembok pembatas tersebut sengaja dijebol oleh warga kampung sebelah yang sudah lebih dulu kebanjiran.

    Tindakan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi debit air banjir di kampung sebelah. 

    Meskipun sempat ada diskusi yang cukup alot, akhirnya pihak perumahan elit memberikan izin untuk membongkar tembok pembatas, dengan catatan ukurannya tidak boleh terlalu besar.

    Setelah tembok tersebut dijebol, air banjir langsung mengalir masuk ke dalam kompleks perumahan, menggenangi kawasan yang sebelumnya aman dari banjir.

    Video ini mencuri perhatian netizen dan sudah ditonton lebih dari 5 juta kali.

    Sementara itu, Kapolsek Bekasi Selatan, Kompol Dedi Herdiana, mengungkapkan bahwa tembok pembatas perumahan Galaxy yang jebol bukan disebabkan oleh warga perumahan tersebut, melainkan oleh warga Kampung Utan.

    Dedi membantah narasi yang beredar, yang menyebutkan bahwa warga Perumahan Galaxy yang membobol tembok tersebut.

    WARGA JEBOL TEMBOK – Tangkapan layar ini diambil dari akun Instagram @volunteer.netizen pada Rabu (5/3/2025). Tampak sekelompok orang diduga tengah menjebol tembok beton yang menjadi pembatas Perumahan Galaxy, Bekasi Selatan, Kota Bekasi dengan Jalan Baru Pekayon. Tembok dijebol untuk mengurangi debit air yang merendam perumahan elit tersebut. Kapolsek Bekasi Selatan membantah narasi yang menyebut warga Perumahan Galaxy sengaja jebol tembok untuk buang banjir ke Kampung Utan, Selasa (4/3/2025). (Instagram.com/@volunteer.netizen)

    Menurut Dedi, pembobolan tembok dilakukan oleh warga Kampung Utan dengan tujuan untuk mengurangi genangan air banjir yang merembes ke rumah-rumah mereka akibat luapan banjir di Perumahan Galaxy.

    “Alasan mereka baik, tujuannya untuk mengurangi banjir,” kata Dedi.

    Peristiwa bermula ketika salah satu rumah di Kampung Utan bocor akibat luapan air banjir dari Perumahan Galaxy yang terjebak di tembok pembatas.

    Warga Kampung Utan kemudian mengajukan inisiatif untuk melubangi tembok pembatas dengan harapan air banjir bisa mengalir ke selokan di area perkampungan.

    Namun, setelah tembok dibobol, salah satu sisi tembok pembatas akhirnya jebol.

    Dedi memastikan bahwa tembok yang jebol bukanlah bagian yang dilubangi warga, melainkan tembok di sisi lainnya akibat tingginya debit air.

    Akibat kejadian ini, genangan air dari Perumahan Galaxy mengalir ke Kampung Utan, menyebabkan banjir yang merendam area tersebut.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

  • SDA DKI alokasikan anggaran Rp3,9 triliun untuk tangani banjir 

    SDA DKI alokasikan anggaran Rp3,9 triliun untuk tangani banjir 

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengalokasikan anggaran sebanyak Rp3,9 triliun untuk menangani banjir melalui program normalisasi sungai dan pemeliharaan infrastruktur pengendalian banjir.

    “Anggaran untuk penanganan banjir dialokasikan kurang lebih Rp3,9 triliun, yang difokuskan pada normalisasi sungai dan infrastruktur pengendalian banjir,” ujar Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta Hendri saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Dalam konteks efisiensi anggaran, lanjut dia, Pemprov DKI Jakarta tetap menjadikan penanganan banjir sebagai salah satu program prioritas.

    Pemprov DKI memastikan dana yang ada tetap digunakan secara optimal untuk menangani masalah banjir.

    Hal itu termasuk alokasi anggaran untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur pengendalian banjir seperti pompa air, pintu air, dan perbaikan saluran drainase yang dapat langsung mengurangi dampak banjir.

    Adapun terkait normalisasi sungai, hal itu dilakukan bersama Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Program tersebut meliputi pengerukan dan pelebaran sungai, serta peningkatan kapasitas waduk dan saluran drainase.

    “Program-program ini dirancang untuk menampung dan mengalirkan air dengan lebih baik, mengurangi genangan air, dan mengurangi risiko banjir kiriman yang datang dari daerah sekitar Jakarta,” kata Hendri.

    Merujuk data per 6 Desember 202, Pemprov DKI telah mengeruk sebanyak 1.026.879 meter kubik (m3) sedimen di waduk, situ, embung, kali atau sungai di lima wilayah kota guna mengantisipasi banjir.

    Dari jumlah sedimen yang dikeruk tersebut, sebanyak 587.107 m3 merupakan kubikasi pengerukan waduk/situ/embung, sementara untuk pengerukan kali/sungai mencapai 286.284 m3 dan 158.486 m3 untuk pengerukan saluran tersier atau penghubung (PHB).

    Tahun ini, DKI menargetkan sebanyak satu juta m3 lumpur dan sedimen dari 13 sungai dan waduk dapat dikeruk secara berkelanjutan. Pengerukan dilakukan hingga bulan Agustus 2025, termasuk saat Ramadhan.

    Adapun dalam mengatasi banjir kiriman dari berbagai daerah, Hendri mengatakan, Pemprov DKI membangun sinergi bersama Pemerintah Pusat, maupun dengan pemerintah daerah di hulu aliran sungai yang melintasi Jakarta.

    “Untuk mengatasi banjir kiriman, kolaborasi antara Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian PU sangat penting,” ujar dia.

    Kementerian PU bertanggung jawab terhadap pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) dan infrastruktur bendungan serta normalisasi sungai yang ada di wilayah hulu, sementara Pemprov DKI lebih fokus pada penataan drainase dan pengelolaan aliran air di dalam kota dan normalisasi kali.

    Sinergi ini, tambah Hendri, memastikan penanganan banjir dapat dilakukan secara menyeluruh, dari hulu hingga hilir.

    Sementara itu, banjir melanda Jakarta dalam tiga hari terakhir, akibat guyuran hujan dengan intensitas tinggi di wilayah itu sejak Minggu (2/3).

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sibuknya Pak RW Dekeu, Rumahnya Terdampak Banjir Paling Parah Tapi Harus Bantu Warga di IKPN Jaksel – Halaman all

    Sibuknya Pak RW Dekeu, Rumahnya Terdampak Banjir Paling Parah Tapi Harus Bantu Warga di IKPN Jaksel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua RW 04 Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan Kota Jakarta Selatan, Dekeu Karunia, terlihat wara-wiri saat banjir merendam rumah-rumah di Kompleks IKPN Bintaro, Rabu (5/3/2025) pagi.

    Ia terlihat berbicara dengan sejumlah orang secara bergantian.

    Mulai dari Camat hingga petugas Dinas Sumber Daya Air.

    Mulai dari urusan pompa air sampai urusan perahu karet diurusnya.

    Sesekali, ia tampak beristirahat.

    Raut wajahnya tampak lemas.

    “Saya di sini 24 jam (sejak Selasa 5 Maret 2025). Begadang. Lumayan lagi agak greges-greges (demam) begini. Alhamdulillah puasa masih jalan,” ungkap Dekeu di lokasi.

    Meski harus mengurusi warganya yang kebanjiran, Dekeu mengaku masih menjalankan ibadah puasa kemarin dan hari ini.

    Untuk sahur dan buka puasa, Dekeu mengaku membeli.

    “Enggak (dari posko pengungsian), kita iseng saja jajan. Di mobil kita taruh (makanan). Mobil kita taruh duluan di (kampus) Trisakti,” ungkapnya.

    Dekeu mengatakan RW yang dipimpinnya menaungi lima RT.

    Total, kata dia, terdapat 225 rumah yang terendam banjir di wilayahnya.

    “Justru (rumah) saya paling terdampak, di paling ujung. Pinggir tanggul (Sungai Pesanggrahan). Kalau sekarang sih saya lihat posisinya di depan rumah saya (tinggi air) tinggal seperut. Kalau di rumah sih sekarang posisinya lagi dibersihin,” ujar dia.

    Dekeu mengatakan saat ini air telah berangsur surut.

    Sebagian warga juga telah kembali ke rumah untuk membersihkan rumahnya.

    Sementara itu, warganya yang memiliki bayi atau Lansia telah diungsikan ke rumah keluarganya masing-masing sejak Selasa kemarin.

    “Sore ini sih sepertinya bakal surut. Karena posisi 3 pompa dari kemarin 24 jam juga masih beroperasi. Posisi pintu air juga sudah dibuka. Dan mengalirnya cepat juga,” ucap dia.

    “InsyaAllah sih kalau sudah dioperasikan juga, mobil pompanya malah makin membantu. Malah langsung surut itu dia,” ucapnya.

  • Kekurangan air bersih, warga Pengadegan cuci piring dengan air banjir

    Kekurangan air bersih, warga Pengadegan cuci piring dengan air banjir

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah warga Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan mencuci piring dengan menggunakan air banjir karena kekurangan air bersih pascabencana tersebut.

    “Kalau lumpur enggak dibersihkan, maka akan nempel di barang. Kita bersihin pakai busa pencuci piring aja,” kata warga bernama Eti kepada wartawan di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, tidak ada masalah dari mana air itu berasal, asalkan barang-barang di rumahnya pascabanjir ini bebas dari lumpur yang melengket.

    Dia mengaku kesulitan mendapatkan air bersih sejak banjir datang, sehingga harus mendatangi rumah tetangga agar bisa mandi.

    “Kalau mandi aku ke rumah tetangga yang nggak terdampak,” ujarnya.

    Dia pun menilai banjir kali ini tidak separah dengan banjir pada 2020 lalu yang lebih tinggi hingga mencapai dua meter.

    Warga lainnya, Kartini mengaku kekurangan air minum, padahal selama bulan puasa membutuhkan banyak minum.

    “Cuma dikasih air gelas, kalau bisa dikasih lebih karena kan pas puasa jadi butuh buat sahur dan buka,” ujar Kartini.

    Kini, Kartini beserta keluarga mengungsi di GOR Pancoran sembari menunggu ketinggian banjir di rumahnya surut.

    Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) mengerahkan dua pompa keliling (portabel) untuk mengalirkan banjir di kawasan Pengadegan, Pancoran, ke Kali Ciliwung.

    Kapasitas setiap pompa itu yakni sebesar 250 meter kubik (m3) dan 500 m3. Kemudian, petugas SDA yang dikerahkan berjumlah empat personel dan dua orang perbantuan.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mencatat pada Rabu hingga pukul 14.00 WIB, ada 4 rukun tetangga (RT) di Pengadegan, Jakarta Selatan yang terendam banjir dengan ketinggian 150 sentimeter (cm) karena meluapnya air Kali Ciliwung.

    Sedangkan, BPBD DKI juga mencatat sebanyak 30 RT di Jakarta dilanda banjir.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025