Topik: Banjir

  • Nasib Apes Mantan Menteri Ini, Dulu Digusur Sekarang Kebanjiran – Page 3

    Nasib Apes Mantan Menteri Ini, Dulu Digusur Sekarang Kebanjiran – Page 3

    Mochamad Basuki Hadimuljono, atau akrab dikenal sebagai Basuki Hadimuljono, kini menempati posisi sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara, menggantikan perannya sebelumnya sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Penunjukan ini dilakukan pada 5 November 2024, bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-70, menandai awal tugasnya untuk mengembangkan dan memimpin ibu kota baru Indonesia.

    Basuki dikenal sebagai figur yang berdedikasi dalam dunia infrastruktur nasional, mengawal berbagai proyek besar seperti pembangunan jalan tol, jembatan, serta bendungan dalam upaya mendukung visi pembangunan Indonesia. Karier panjangnya tidak terlepas dari pengalaman masa kecil hingga pendidikan tinggi yang mendorongnya menjadi salah satu insinyur dan birokrat terkemuka di Indonesia.

    Basuki lahir pada 5 November 1954 di Surakarta dari keluarga militer. Sebagai anak seorang anggota TNI Angkatan Darat, ia terbiasa berpindah-pindah lokasi, mengikuti tugas ayahnya. Perpindahan ini membuatnya menempuh pendidikan di beberapa daerah, mulai dari SD di Palembang, SMP di Papua, hingga SMA di Surabaya.

    Meski sering berpindah, Basuki mampu menyelesaikan pendidikannya dengan baik. Ia menunjukkan ketertarikan pada musik saat SMA, di mana ia aktif bermain drum dalam kelompok musik sekolahnya. Setelah menyelesaikan SMA di Surabaya, ia berhasil masuk Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mempelajari geologi rekayasa dan lulus pada 1979.

  • Cerita Tanggul Jebol Bikin Banjir Bak Air Bah Terjang Mal Mega Bekasi

    Cerita Tanggul Jebol Bikin Banjir Bak Air Bah Terjang Mal Mega Bekasi

    Jakarta

    Banjir Mal Mega Bekasi membuat banyak orang kerepotan. Pedagang merugi, sepeda motor hingga mobil terendam. Air masuk ke area mal karena ada tanggul jebol. Begini ceritanya.

    Banjir bak air bah di mal yang terletak di Jl Ahmad Yani Kelurahan Marga Jaya, Kota Bekasi ini terjadi pada Selasa (4/3) pagi kemarin, senyampang dengan banjir yang melanda banyak lokasi lainnya di Bekasi. Peristiwanya viral lewat video yang beredar di jejaring media sosial.

    Memverifikasi informasi, detikcom menyambangi lokasi pada Selasa (4/3) kemarin. Terlihat, banyak kendaraan di area parkir sudah terendam air keruh. Bahkan sampai Kamis (5/3/2025), banjir masih menggenang.

    Di lokasi, detikcom menemui Robin, pria berusia 39 tahun yang memarkirkan Honda Mobilio RS di area itu. Dia hanya bisa pasrah. Dia sadar mobilnya seharga Rp 280 juta itu sudah terendam.

    “Kalau perbaikan resmi nggak berat minim Rp 30 jutaan, kalau berat bisa di atas itu, kalau bengkel biasa Rp 20 jutaan. Tapi mau pake sendiri pun nggak bakal enak, kecuali ada bengkel ahli banget,” kata Robin di lokasi, Rabu (5/3/2025).

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Ada pula cerita korban lain bernama Evan (32). Dia harus mengalokasikan Rp 50 juta dari kantongnya untuk memperbaiki mobilnya. Evan mengetahui kabar mobilnya terendam sekitar pukul 12.00 WIB. Saat itu posisi Evan baru saja merampungkan pekerjaan dari Bandung. Kini Evan berniat mengantarkan mobilnya ke bengkel. Dia menyiapkan uang sekitar Rp 50 juta untuk mengecek kondisi mobil usai terendam banjir.

    “Kondisinya sih parah ya. Itu kaca mobilnya juga pecah dan kita nggak tahu juga kondisi nanti di bengkel harus ganti part apa saja. Cuma, kalau diestimasikan sih, bisa sampai Rp 50 jutaan untuk semua. Soalnya, kayaknya itu kondisinya turun mesin juga ya,” sambung dia.

    Halaman selanjutnya, cerita soal tanggul jebol dan suara banjir bak air bah:

    Cerita Soal Tanggul Jebol

    Foto: Mobil dan motor masih terendam banjir di Mal Mega Bekasi. Seorang pemilik mobil yang terpakir di lokasi mengaku tahu insiden itu dari media sosial. (Taufiq S/detikcom)

    Banjir ini disebabkan intensitas air hujan yang tinggi di Bogor. Air yang mengalir dari Bogor mengalir ke Kali Bekasi dan kali-kali lainnya sehingga meluap ke area penduduk. Namun khusus di mal Mega Bekasi ini, ada faktor tanggul jebol juga yang turut berkontribusi menjadi jalan air.

    Pedagang menceritakan detik-detik banjir menerjang dan merendam sejumlah kios. Peristiwa itu bak air bah yang menerjang mal.

    Ela (23) pemilik kedai minuman dan jagung manis di lantai dasar bercerita, dia dan rekannya baru membuka kios. Awalnya luapan air hanya beberapa centimeter pada pukul 08.00 WIB, Rabu (4/3) kemarin.

    “Tiba-tiba tanggul dari belakang itu jebol, udah langsung banjir aja. Tiba-tiba air cepat masuk, sudah semua langsung kerendem,” kata Ela disela-sela mengecek kiosnya yang terendam banjir, Kamis (5/3/2025).

    Air datang begitu cepat, lebih cepat dari perkiraan Ela. Dia tidak sempat mengevakuasi semua barang dagangannya untuk diselamatkan. Selang beberapa menit saja, air sudah mencapai 50 cm. Perkakas kiosnya mulai hanyut.

    “Semuanya kulkas kebawa hanyut,” ungkapnya.

    Pedagang menyelamatkan barang dagangan saat terjadi banjir di Mega Mall, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025). Foto: Agung Pambudhy

    Kepanikan melanda. Karyawan-karyawan mal mulai bergegas ke tempat yang lebih tinggi. Mereka berlari. Sekuriti juga mulai marah-marah agar semua nya menyelamatkan diri lebih cepat.

    Selanjutnya Teti, pemilik toko baju dan bordir mengetahui kejadian tersebut dari laporan karyawannya. Dia sempat was-was tapi meminta karyawannya menyelamatkan diri lebih dulu. Mesin bordir yang selama ini menjadi alat kerjanya harus dia relakan dilalap air bah.

    “Saya pikir untuk mesin bordir komputer kan beratnya ton-tonan ya orang buat masukin nurunin ke sini aja pake alat khusus kan. Pokoknya saya udah pasrah aja sama toko saya,” kata Teti.

    Teti memperkirakan kerugiannya mencapai ratusan juta rupiah. Namun dia tak bisa berbuat apa-apa karena mesin bordirnya sangat jika harus diangkut ke luar.

    Halaman selanjutnya, suara banjir bak air bah:

    Suara Banjir Bak Air Bah

    Foto: Agung Pambudhy

    Ratusan kios di lantai dasar gedung menjadi bagian paling terdampak banjir. Di antaranya empat kios pakaian milik Anizar (58) yang terletak di lantai dasar (GF) mal itu. Dia mengaku hanya 50 persen barang dagangannya yang bisa diselamatkan.

    Anizar menyebutkan banjir datang tak terbendung dan sangat cepat sehingga dia bersama anaknya tak mampu mengevakuasi seluruh isi kios.

    “Sebelumnya udah ditelepon, katanya kalau nanti enggak tahan airnya, jebol. Ternyata emang (kejadian) jam 9 (tanggulnya) jebol. (Airnya) langsung tinggi. Kurang dari setengah jam, pokoknya cepet-cepet naiknya,” ucapnya.

    Anizar menyebut, kerugian yang dialaminya akibat banjir hari ini mencapai Rp 400 juta. Besaran itu ditaksir dari nilai stok barang yang tak sanggup diselamatkan.

    “300-400 juta mungkin. Karena ada toko 4 di bawah. (Jualan) baju anak, kemeja, distro gitu. Ada juga konter itu enggak pakai toko, tapi tetep jual baju juga,” tuturnya.

    Pedagang menyelamatkan barang dagangan saat terjadi banjir di Mega Mall, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025). Foto: Agung Pambudhy

    Dia menyebutkan banjir seperti ini memang bukan yang pertama kali dialaminya selama 14 tahun berjualan di mal itu. Namun rasa panik luar biasa, kata dia, baru dirasakannya lagi kini.

    “Suaranya gede, kayak air bah gitu. (Air nabrak) Tembok belakang parkiran itu. Langsung aja air itu naik terus sampai sedada saya. Baru saya keluar, takut juga mati kita kan,” kata Anizar.

    Halaman 2 dari 3

    (dnu/dnu)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Jika Benar Alat Peringatan Dini Banjir Rusak, Kacau!

    Jika Benar Alat Peringatan Dini Banjir Rusak, Kacau!

    Jakarta

    Anggota Komisi C DPRD Jakarta August Hamonangan, mengaku menerima laporan alat peringatan dini banjir di Pengadegan, Jakarta Selatan, rusak dan tidak berfungsi saat ketinggian air di Bendungan Katulampa naik. Warga juga mengakui kondisi tersebut.

    Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, Ali Lubis, mengatakan jika benar alat peringatan dini banjir rusak, maka ini akan sangat berbahaya. Hal itu, katanya, karena alat tersebut menyangkut keselamatan jiwa warga Jakarta.

    “Namun kalau ini benar informasi ini maka ini sangat kacau, menurut saya jika alat itu tidak berfungsi atau rusak karena ini menyangkut keselamatan jiwa masyarakat,” kata Ali Lubis kepada wartawan, Rabu (5/3/2025).

    Anggota DPRD Jakarta F-Gerindra, Ali Lubis. Foto: (Dok. Istimewa)

    Ali meminta dinas terkait harus mengecek apakah ada alat peringatan dini banjir yang tidak berfungsi di masyarakat. Jika ternyata ditemukan ada, maka, kata Ali, harus segera diperbaiki.

    “Untuk solusi terkait tidak berfungsinya atau rusaknya alat peringatan dini ini harus dicek dulu oleh pihak berwenang dalam hal ini dinas terkait apakah benar rusak atau tidak berfungsi,” ujarnya.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    “Jika benar, maka harus segera diperbaiki segera apalagi saat ini masih musim hujan dan banjir,” imbuhnya.

    Alat Peringatan Dini Banjir Dilaporkan Tak Berfungsi

    August Hamonangan sebelumnya mengaku menerima laporan alat peringatan dini banjir di Pengadegan, Jakarta Selatan, rusak dan tidak berfungsi. Padahal, saat itu ketinggian air di Bendungan Katulampa mengalami kenaikan.

    “Kami mendapatkan laporan bahwa alat pengeras suara yang harusnya memperingatkan warga akan bahaya terjadinya banjir di Pengadegan tidak berbunyi. Padahal, ketinggian air di Bendungan Katulampa pada saat itu sudah mencapai titik yang kritis,” kata August melalui keterangan tertulis, Selasa (4/3).

    Penasihat Fraksi PSI DPRD DKI ini meminta supaya peristiwa serupa tak terulang. Dia mendorong agar Pemprov Jakarta memastikan betul alat-alat peringatan dini banjir berfungsi dengan baik.

    “Jangan sampai hal ini terulang kembali. Pemprov DKI Jakarta harus ingat bahwa keselamatan warga adalah yang utama. Sehingga, mereka harus memastikan alat-alat kesiapan banjir harus berada dalam kondisi yang prima,” tegasnya.

    Selain itu, August juga mendorong Pemprov DKI Jakarta untuk menggencarkan pembangunan infrastruktur-infrastruktur pengendali banjir di sekitar wilayah ibu kota.

    Pengakuan Warga

    Sejumlah warga di Pengadegan, Pancoran, Jaksel mengakui tak ada alat peringatan dini banjir sebagai antisipasi bencana. Warga hanya mendapatkan informasi potensi banjir dari ketua RT setempat.

    “Tak ada (alat) peringatan dini, informasi cuma dari pak RT,” kata warga RT 07/RW01 bernama Kartini dilansir Antara, Rabu (5/3).

    Kartini mengatakan pada 2020, alat peringatan dini berupa pengeras suara atau toa yang dipasang di Kantor Kelurahan Pengadegan berfungsi dengan baik.

    Pada waktu itu, dia beserta keluarga yang sudah tinggal selama 10 tahun di sana sudah terbiasa berkemas usai adanya informasi banjir yang disampaikan lewat alat peringatan dini banjir berupa pengeras suara.

    “Tahun 2020 ada alatnya, kita bisa langsung ngungsi,” ujarnya.

    (whn/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pramono Anung tinjau lokasi pengungsian banjir di GOR Otista Jaktim

    Pramono Anung tinjau lokasi pengungsian banjir di GOR Otista Jaktim

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Pramono Anung tinjau lokasi pengungsian banjir di GOR Otista Jaktim
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 05 Maret 2025 – 21:57 WIB

    Elshinta.com – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo meninjau dan memberikan bantuan ke lokasi pengungsian banjir di Gelanggang Olahraga (GOR) Otista, Jakarta Timur, Rabu.

    Pramono tiba di lokasi tersebut pukul 17.25 WIB dan disambut hangat oleh masyarakat yang mengungsi di lokasi tersebut. Pramono pun menyapa para anak-anak hingga lansia di sana.

    “Adik-adik ada yang bisa menyanyi, tidak?” tanya Pramono menyapa anak-anak di lokasi pengungsian, Rabu.

    Tak hanya mengajak bernyanyi, Pramono juga membagikan anak-anak tersebut hadiah. Selain itu, ia pun memberikan kesempatan untuk para pengungsi menyampaikan keluhannya langsung kepadanya.

    Salah satunya adalah Dewi yang mengaku bersyukur dan mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan Pemprov DKI Jakarta selama mereka mengungsi.

    “Kami selama di GOR bersyukur, fasilitas disediakan, makanan ada. Keluh kesah kami kayaknya sama. Besok anak-anak mulai sekolah. Tapi tas, baju, sepatu hanyut. Jadi kami meminta alat-alat sekolah pak,” kata Dewi.

    Selain itu, pengungsi lain pun meminta bantuan lainnya seperti alas tidur.

    Mendengar hal tersebut, Pramono pun mengatakan akan memberikan bantuan tersebut kepada para pengungsi korban banjir.

    “Pemerintah Jakarta berusaha semaksimal mungkin meringankan beban bapak, ibu, anak-anak sekalian. Saya sudah meminta aparat untuk memberikan pelayanan terbaik. Apalagi ini bulan puasa, jangan sampai puasanya terganggu,” kata Pramono.

    Pramono juga memperingatkan kepada para pengungsi bahwa menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tanggal 11 hingga 20 Maret, curah hujan di Jakarta akan tinggi. Untuk itu, dia pun mengimbau kepada masyarakat untuk waspada.

    Dia pun berjanji akan terus berupaya untuk mengatasi dan mencegah agar banjir tidak terjadi lagi di Jakarta.

    Sumber : Antara

  • Warga Terdampak Banjir di Cililitan Butuh Bantuan Makanan Siap Saji

    Warga Terdampak Banjir di Cililitan Butuh Bantuan Makanan Siap Saji

    JAKARTA – Meskipun banjir yang melanda beberapa RT di RW 07, Jalan Cililitan Kecil 1, Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur telah surut, warga terdampak masih kesulitan untuk memasak dan membutuhkan bantuan makanan siap saji.

    Satgas Kelurahan Siaga Bencana (KSB), Aji Sarman, mengungkapkan bahwa warga sangat berharap ada bantuan berupa makanan yang bisa langsung dikonsumsi.

    “Warga butuh bantuan makanan siap saji karena dalam kondisi seperti ini masih sulit untuk memasak. Kalau ada makanan siap saji, tentu akan lebih membantu,” ujar Aji kepada wartawan, Rabu, 5 Maret.

    Saat ini, sebagian warga terdampak banjir masih mengungsi di dua titik pengungsian, yakni di Kampus Binawan dan ABA Pertiwi, Cawang. Pemilihan kedua lokasi ini dilakukan karena dinilai cukup layak untuk menampung para pengungsi.

    “Titik pengungsian ada di Kampus Binawan dan ABA Pertiwi. Bantuan dari Dinas Sosial sudah ada melalui Kelurahan Siaga Bencana (KSB), dan ada juga bantuan swadaya dari masyarakat,” jelasnya.

    Aji menambahkan bahwa warga yang terdampak banjir mayoritas berasal dari RW 07, Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati. Hingga saat ini, proses evakuasi dan penanganan pasca-banjir masih terus dilakukan.

    “Korban terdampak mayoritas di RW 07. Hari ini proses evakuasi masih berlanjut sejak pukul 08.00 WIB hingga sekarang. Kami juga sudah mendirikan posko bencana di RW tersebut,” tambahnya.

    Proses evakuasi dan penanganan banjir ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Batalyon A Pelopor Satuan Brimob Polda Metro Jaya, Kelurahan Siaga Bencana (KSB), BPBD DKI Jakarta, serta warga setempat.

  • Banjir Parah di Bekasi: Wali Kota Tri Adhianto Ngungsi di Hotel, Dedi Mulyadi Bereaksi – Halaman all

    Banjir Parah di Bekasi: Wali Kota Tri Adhianto Ngungsi di Hotel, Dedi Mulyadi Bereaksi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengungsi bersama keluarganya ke sebuah hotel saat banjir melanda kawasan Kemang Pratama, yang menggenangi rumahnya dengan ketinggian air mencapai 600 cm.

    Keputusan ini menuai berbagai reaksi, termasuk teguran dari Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat.

    Tri Adhianto menjelaskan bahwa keputusan untuk mengungsi di hotel bukanlah tindakan bermewah-mewahan.

    “Saya selamatkan dulu anak dan istri saya. Kemudian pagi-pagi jam 6 saya juga harus sudah bergabung dengan warga masyarakat,” ungkapnya.

    Ia menekankan pentingnya memastikan logistik untuk masyarakat siap di pagi hari setelah banjir.

    Banjir yang melanda kawasan tersebut diperkirakan akan semakin parah, sehingga Tri merasa tinggal di rumah tidak aman.

    “Kalau saya bertahan di dalam, berarti saya nggak bisa keluar,” tambahnya.

    Ketinggian air yang merendam rumahnya lebih dari 100 cm membuatnya sulit untuk melayani masyarakat.

    Dedi Mulyadi memberikan teguran kepada Tri Adhianto karena memilih menginap di hotel saat banjir. “Mari kita sama-sama merasakan apa yang diderita masyarakat. Saat masyarakat mendapatkan musibah, pejabat dan istri pejabat ada di tengah masyarakat,” tegas Dedi.

    Ia menambahkan bahwa meskipun tidak memiliki wewenang untuk memberikan sanksi, teguran tersebut penting agar para pejabat lebih peka terhadap kondisi masyarakat.

    Prioritas Pelayanan kepada Masyarakat

    Di sisi lain Tri Adhianto menegaskan bahwa pelayanan kepada masyarakat tetap menjadi prioritas utama, meskipun dalam situasi sulit.

    Sebelum mengungsi, ia telah meninjau bendung Kali Bekasi untuk memantau tinggi muka air dan menginformasikan kondisi tersebut kepada warga sebagai bentuk mitigasi bencana.

    Dalam situasi darurat seperti ini, Tri berharap agar semua pihak, termasuk istri pejabat, dapat berkontribusi dalam membantu masyarakat yang terdampak.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Rumahnya Kebanjiran, Wali Kota Bekasi Mengungsi di Hotel: Saya Selamatkan Anak Istri Dulu, 

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Faisal Mohay) (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

  • Penuh Lumpur, Kondisi Rumah Ziva Magnolya Usai Terdampak Banjir Setinggi Atap

    Penuh Lumpur, Kondisi Rumah Ziva Magnolya Usai Terdampak Banjir Setinggi Atap

    JAKARTA – Hujan dengan intensitas tinggi dan angin kencang yang berlangsung cukup lama pada Selass, 4 Maret membuat kadar air dalam tanah dan debit air di hulu sungai meningkat sehingga terjadi bencana di beberapa titik lokasi di Kabupaten Bogor.

    Penyanyi Ziva Magnolya yang diketahui tinggal di Bogor, ikut terdampak banjir yang menerjang di beberapa kawasan Bogor, Jawa Barat akibat hujan terus menerus ini.

    Melalui unggahan di instagram pribadinya, Ziva memperlihatkan dirinya tengah membersihkan jalan di rumah yang penuh dengan lumpur.

    Dengan menggunakan kaos berwarna hitam, terlihat Ziva sedang memegang floor wiper untuk membersihkan lumpur di jalanan rumahnya.

    “Semangat sobat banjir,” tulis Ziva Magnolya dikutip VOI dari instagram @zivamagnolya, Rabu, 5 Maret.

    Di fitur eksklusif di instagram, Ziva mengatakan kalau banjir di tahun ini lebih parah dibandingkan tahun 2020.

    “Dan ya, banjirnya lebih parah dari tahun 2020, baiklah,” lanjut Ziva Magnolya.

    Kemudian, ia memperlihatkan kondisi rumahnya yang berantakan akibat terkena banjir yang ternyata ketinggiannya hampir menyentuh langit-langit rumah.

    “By the way ini banjirnya sampai atas sini (langit-langit rumah) tahu,” ungkapnya.

  • Sambangi Pengungsi Banjir Jakarta, Pramono Ajak Anak-Anak Nyanyi Garuda Pancasila – Page 3

    Sambangi Pengungsi Banjir Jakarta, Pramono Ajak Anak-Anak Nyanyi Garuda Pancasila – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Gubernur Jakarta Pramono Anung meninjau posko pengungsian banjir Jakarta di GOR Otista, Jakarta Timur. Pantauan di lokasi, Pramono tiba sekira pukul 17.30 WIB.

    Kedatangan Pramono disambut hangat para pengungsi yang masih bertahan di posko pengungsian. Politikus PDIP ini pun langsung mengajak anak-anak yang menjadi korban banjir bercengkerama dengan bernyanyi bersama.

    “Ayo nyanyi, siapa bisa?,” tanya Pramono di lokasi.

    Sejumlah anak terlihat sangat antusias dan langsung maju ke depan.

    “Mau nyanyi Garuda Pancasila,” kata salah satu anak tersebut.

    “Saya mau menghapal Pancasila, pak!,” sahut anak lainnya.

    Pram kemudian mendengarkan mereka satu per satu dan memberikan hadiah kenang-kenangan.

    Selain anak-anak, ada juga ibu-ibu yang menyampaikan pesannya kepada Pramono. Salah satunya Dewi yang mengaku sangat terfasilitasi selama di posko pengungsi GOR Otista.

    “Saya ucapin terima kasih yang sudah membantu warga Bidara Cina, selama di GOR kami difasilitasi, Jakarta Menyala pak! walau kami sedih, tas baju sepatu hanyut, besok anak-anak sekolah pasti enggak sekolah, jadi kami minta bantuannya pak,” kata Dewi.

    Mendengar masukan tersebut, Pramono memastikan semua kebutuhan pengungsian harus dipenuhi. Khususnya, untuk permakanan untuk berbuka dan sahur.

    “Pemerintah Provinsi Jakarta memastikan tidak ada yang kekurangan kebutuhannya selama di posko ya,” janji Pramono.

       

  • Komentar Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Soal Istri Wali Kota Bekasi yang Mengungsi di Hotel saat Banjir – Halaman all

    Komentar Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Soal Istri Wali Kota Bekasi yang Mengungsi di Hotel saat Banjir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berikut komentar Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, dan istrinya, Wiwiek Hargono, yang menginap di hotel berbintang saat banjir melanda wilayahnya.

    Dalam video tersebut, Wiwiek Hargono terlihat mengenakan rompi Jabar Bergerak berwarna hijau, keluar dari mobil sambil membawa barang-barang pribadinya.

    Aksi ini menimbulkan pertanyaan terkait peran pemimpin daerah dalam menghadapi bencana, yang semestinya lebih menunjukkan empati terhadap masyarakat yang terdampak.

    Dedi menegaskan bahwa meskipun sanksi hukum terhadap Wali Kota Bekasi atau istrinya berada di bawah kewenangan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

    Menurutnya, Pemprov Jabar memiliki wewenang untuk memberikan pembinaan berupa teguran.

    Dedi Mulyadi mengingatkan, para pejabat yang daerahnya terkena musibah harus lebih peka dan hadir di tengah masyarakat yang terdampak, bukan justru mencari kenyamanan di tempat yang aman.

    Dia mengatakan, kepala daerah dan istri mereka, khususnya yang juga memegang peran di organisasi kemasyarakatan seperti PKK, harus menjadi garda terdepan dalam memberikan bantuan dan pelayanan kepada masyarakat, termasuk dalam situasi krisis.

    “Pemimpin harus memberi contoh nyata. Kita terpilih untuk melayani, bukan untuk mencari kenyamanan pribadi di tengah penderitaan masyarakat,” ujarnya dengan tegas.

    Diberitakan, dalam video tersebut, Wiwiek tampak sibuk mengatur barang bawaannya guna menginap di hotel.

    “Gais, kita antar ibu Wiwiek yang mau stay di hotel karena rumahnya kebanjiran. Ibu wali kota kita rumahnya kebanjiran gais, jadi nginepnya di (hotel),” kata perekam video.

    “Ngungsi ya,” ujar Wiwiek.

    Postingan video soal istri Wali Kota Bekasi mengungsi di hotel tersebut sontak ramai diperbincangkan.

    Netizen ramai memuat asumsi pro dan kontra soal aksi Wiwiek yang memilih tidur di hotel.

    Ada netizen yang tak mempermasalahkan aksi Wiwiek tersebut, ada pula yang menyayangkannya.

    Setelah dirinya viral hingga ramai disorot, Wiwiek pun merespon komentar sinis netizen dengan santai.

    Wiwiek justru bertanya ke netizen tersebut soal di mana lokasi warga yang belum mendapatkan bantuan.

    Sebab Wiwiek akan segera meluncur untuk menuju ke lokasi tersebut.

    Alih-alih kesal, Wiwiek justru mendoakan netizen yang telah berkomentar negatif terhadapnya.

    “Dimana yang belum dapat bantuan? Saya meluncur saat ini juga. Semoga semua selalu sehat dan dalam kedamaian apapun kondisinya,” balas Wiwiek Hargono.

    Wiwiek sejatinya dikenal aktif berorganisasi dan bermasyarakat khususnya di Bekasi.

    Maka tak heran jika Wiwiek berhasil terpilih menjadi ketua di Komite Olahraga Masyarakat Indonesia Kota Bekasi alias KORMI Kota Bekasi.

    Selain itu, Wiwiek juga bergabung dalam organisasi Jabar Bergerak bersama istri Ridwan Kamil, Atalia Praratya.

    Wiwiek juga dikenal aktif di kegiatan ibu-ibu PKK Kota Bekasi.

    Sosok Wiwiek nyatanya tak lepas dari sang suami, Tri Adhianto.

    Termasuk dengan harta kekayaan Tri Adhianto, suami Wiwiek yang ternyata fantastis.

    Dikutip TribunnewsBogor.com dari laman LHKPN, harta kekayaan Tri Adhianto sang Wali Kota Bekasi tercatat mencapai Rp 12.179.914.164.

    Harta tersebut terdiri dari aset tanah dan bangunan senilai Rp 7.644.708.000.

    Selain tanah dan bangunan, Tri juga memiliki aset berupa kendaraan berjumlah Rp 1.655.000.000 serta kas senilai Rp 2.191.863.992 dan harta bergerak senilai Rp 688.342.172.

    Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, membenarkan dirinya dan sang istri menginap di hotel ketika terjadi banjir di Bekasi.

    Tri dan istrinya menginap di hotel tersebut karena letaknya strategis.

    “Iya benar menginap di hotel karena lokasi strategis,” ujarnya kepada Kompas.com di Perumahan Pondok Gede Permai, Rabu.

    Tri menyebut lokasi hotel yang ditempatinya memudahkan untuk meninjau korban banjir.

    Namun, Tri menyampaikan ia dan istri tidak lama menetap di hotel itu.

    “Karena istri saya saja jam 04.00 WIB sudah bantu-bantu masak buat makanan korban banjir. Jadi, saya enggak stay selamanya di hotel,” paparnya.

    Sebagai informasi, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, lebih dari 52 ribu jiwa terdampak akibat banjir dengan ketinggian air yang bervariasi antara 50 hingga 350 sentimeter.

    Sejumlah fasilitas publik, termasuk rumah sakit, juga ikut terendam.

    Pelaksana Harian Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Anne Hermadiane Adnan, mengatakan pihaknya bersama BPBD Kabupaten/Kota dan relawan telah melakukan penanganan darurat, termasuk evakuasi warga, pendirian tempat pengungsian darurat, serta penyediaan logistik untuk korban.

    Bencana hidrometeorologi yang terjadi akibat hujan deras dan meluapnya Kali Bekasi ini telah menyebabkan 14 kecamatan di Kabupaten Bekasi dan 7 kecamatan di Kota Bekasi terendam banjir.

    Saat ini, warga yang terdampak membutuhkan air minum, makanan siap saji, perlengkapan bayi, kebutuhan khusus perempuan, selimut, dan alas tidur.

    “Semua kebutuhan kita tetap upayakan untuk menjamin kelangsungan aktivitas korban terdampak sehari-hari,” kata Anne, Rabu.

  • DPRD Depok Beri Bantuan Kebutuhan Pokok Korban Banjir – Page 3

    DPRD Depok Beri Bantuan Kebutuhan Pokok Korban Banjir – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok, Qonita Lutfiyah turun langsung melihat warga terdampak banjir di Perumahan Sawangan Asri, Sawangan, Depok. Anggota DPRD tersebut bersama Qonita Lutfiyah Center memberikan bantuan kebutuhan pokok kepada warga terdampak.

    Qonita mengatakan, usai mendapatkan kabar terdapat pemukiman warga terdampak banjir, berusaha menyempatkan diri melihat secara langsung ke lokasi banjir. Qonita turun ke sejumlah titik warga yang terdampak banjir, salah satunya di sekitar Perumahan Sawangan Asri.

    “Kita turun ke beberapa titik yang memang sedang terkena musibah banjir,” ujar Qonita saat ditemui Liputan6.com, Selasa (4/3/2025).

    Qonita menjelaskan, guna meringankan beban warga terdampak banjir, melalui Qonita Lutfiyah Center memberikan bantuan kebutuhan pokok, salah satunya sembako. Bantuan diberikan langsung kepada warga terdampak maupun tempat penampungan sementara.

    “Kita berikan bantuan langsung dari pintu ke pintu menerobos genangan banjir maupun ke posko pengungsian sementara,” jelas Qonita.

    Adapun bantuan yang diberikan berupa biskuit, susu, teh mie instant, telur, dan sejumlah kebutuhan pokok lainnya. Tidak hanya itu, Qonita turut memberikan bantuan berupa makanan siap saji.

    “Iya, ada makanan-makanan siap saji, semoga ini dapat memberikan keringan kebutuhan warga terdampak banjir,” ucap Qonita.