Topik: Banjir

  • Bocah yang Terseret Banjir di Tebet Tak Diberikan Pelampung Saat Dievakuasi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Maret 2025

    Bocah yang Terseret Banjir di Tebet Tak Diberikan Pelampung Saat Dievakuasi Megapolitan 6 Maret 2025

    Bocah yang Terseret Banjir di Tebet Tak Diberikan Pelampung Saat Dievakuasi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – A (3), bocah yang tewas saat evakuasi banjir di Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, tidak diberikan pelampung oleh petugas ketika sedang dievakuasi.
    Siti (32), tante A, mengatakan, saat dievakuasi dirinya juga tidak diberikan pelampung oleh petugs.
    “Jadi yang pakai pelampung itu Damkarnya. Sedangkan yang korban enggak dikasih. Awal sebelum kejadian kan aku dulu (dievakuasi), aku juga enggak dikasih pelampung,” kata dia, Rabu (5/3/2025).
    Padahal, pada saat itu, terdapat empat orang yang berada di atas perahu karet untuk dievakuasi.
    “Kan itu arusnya besar. Jadi tuh yang harusnya perahu maju, itu mundur. Mundur, kehantam tembok, jadi terbalik karena terbawa arus,” tambah dia.
    Saat itu, posisi A sedang berada di pelukan ibunya.
    Namun, tiba-tiba perahu yang mereka tumpangi terbalik dan membuat A lepas dari pelukan ibunya. 
    Siti berharap agar hal serupa tidak terjadi lagi dan tidak memakan lebih banyak korban.
    “Saya sih cuma kasih pesan saja biar ke depannya lebih baik lagi. Biar tidak ada korban lagi. Sama ya korban harus pakai pelampung biar lebih aman,” tambah dia.
    Sebelumnya, bocah berinisial A (3), hanyut saat petugas melakukan evakuasi terhadap lima korban terdampak banjir di Kebon Baru, Jakarta Selatan, Selasa (4/3/2025).
    Kapolsek Tebet Kompol Murodih mengatakan, A hanyut ketika perahu karet yang dia dan empat orang lainnya naiki terbalik.
    “Saat sedang melakukan evakuasi, perahu karet terbalik karena kencangnya arus di sungai,” kata Murodih dalam keterangannya, Selasa (4/3/2025).
    Murodih menyebut, kejadian itu tepatnya terjadi di Jalan Gg. Perintis RT 10/10, Kebon Baru.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengungsi Banjir di Bekasi Mulai Terserang Demam dan Gatal-gatal
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Maret 2025

    Pengungsi Banjir di Bekasi Mulai Terserang Demam dan Gatal-gatal Megapolitan 6 Maret 2025

    Pengungsi Banjir di Bekasi Mulai Terserang Demam dan Gatal-gatal
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Sejumlah warga terdampak banjir yang mengungsi di Masjid Jani Ummu Faishal di Desa Srimukti, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sejak Selasa (4/3/2025), mulai terserang demam hingga gatal-gatal.
    Di lokasi ini, ada 300 pengungsi yang berasal dari Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) 2, Desa Satriamekar.
    “Warga mulai gatal-gatal, demam, pusing. Kebanyakan gatal-gatal,” kata Ketua RW 10 Desa Satriamekar, Nait (47), saat ditemui di lokasi pengungsian, Rabu (5/3/2025).
    Nait mengatakan, warga terserang penyakit gatal-gatal imbas terendam banjir yang berasal dari air persawahan dekat permukiman mereka.
    “Di wilayah kita itu ada sawah, kebetulan baru dikasih pupuk. Jadi pas banjir masuk, warga yang nyemplung kena banjir pasti gatal-gatal,” ujar dia.
    Mereka yang terkena penyakit gatal dan demam ialah anak-anak hingga orang dewasa.
    Meski demikian, para pengungsi sudah mendapatkan perawatan sementara setelah ditangani petugas puskesmas setempat.
    “Sudah ada obat dari puskesmas,” imbuh dia.
    Sebelumnya diberitakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi mencatat, 61.648 jiwa terdampak banjir sejak Selasa hingga Rabu.
    “Jumlah terdampak 16.371 KK atau 61.648 jiwa,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Muchlis dalam keterangannya, Rabu.
    Puluhan ribu jiwa terdampak banjir tersebut tersebar di 16 kecamatan, antara lain Babelan, Sukawangi, Tambun Utara, Cibitung, Tambun Selatan, Cikarang Selatan, Serang Baru, dan Sukatani.
    Kecamatan lainnya, Cikarang Barat, Cikarang Utara, Kedungwaringin, Cikarang Timur, Bojongmangu, Cibarusah, Cikarang Pusat, dan Setu.
    Hingga kini, terdapat 14 lokasi pengungsian untuk menampung warga terdampak banjir.
    “Pengungsian ada 14 lokasi,” tutur Muchlis.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dedi Mulyadi: Setiap Bencana Penyelesaiannya Cuma dengan Sembako, Saya Enggak Mau!

    Dedi Mulyadi: Setiap Bencana Penyelesaiannya Cuma dengan Sembako, Saya Enggak Mau!

    Liputan6.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan persoalan banjir Jabar tidak akan selesai begitu saja hanya dengan memberi bantuan sembako.

    Sebagaimana diketahui, sejumlah wilayah di Jawa Barat saat ini tengah direndam banjir. Salah satunya adalah kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.

    “Setiap bencana penyelesaiannya cuman dengan sembako. Saya enggak mau,” kata Dedi dalam video yang diunggah di akun Instagram miliknya @dedimulyadi71 pada Kamis (6/3/2025).

    Menurut Dedi, pemberian sembako ini bak menjadi ciri khas dari para kepala daerah di Jawa Barat. Tak hanya untuk korban banjir, melainkan pula untuk korban bencana lainnya.

    “Kita ini punya ciri khas. Banjir dikirim sembako, longsor dikirim sembako, kebakaran dikirim sembako. Seluruh masalah penyelesaiannya sembako,” imbuhnya.

    Maka dari itu, Dedi menekankan agar banjir diatasi dengan penyelesaian yang komprehensif. Salah satunya, dengan mengembalikan kawasan konservasi sebagaimana mestinya.

    “Puncak kembalikan menjadi daerah konservasi, menjadi daerah hijau, tidak boleh semena-mena,” ucapnya.

    Selain itu, Dedi mengeklaim akan memastikan daerah-daerah perkebunan maupun perhutanan tidak lagi dialihfungsikan sebagai area lain. Dia lantas menyoroti PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

    “Saya katakan PTPN sudah bertentangan dengan kalimatnya. Judulnya PT Perkebunan tapi kerjanya nyewain tanah. PT Perkebunan tapi di perkebunannya banyak bangunan. Jangan jadi PT Perkebunan menurut saya, ganti menjadi PT Kontraktor Tanah. Ini harus diubah, untuk itu caranya bagaimana? Caranya adalah seluruh area PTPN hanya dua peruntukannya, perkebunan atau perhutanan. Jangan untuk area lain,” tandasnya.

    Di sisi lain, Dedi mengaku tak habis pikir dengan terjadinya banjir bandang di Puncak. Sebab, Puncak merupakan kawasan dataran tinggi yang sebenarnya berada di ketinggian sekitar 1.000 hingga 1.500 meter di atas permukaan laut.

    “Yang paling aneh adalah Puncak banjir. Kan aneh, Puncak banjir aneh. Kalau Karawang banjir enggak aneh, Bekasi banjir enggak aneh, Subang banjir tidak aneh karena daya tanahnya rendah, cekungannya ke bawah. Ini Puncak banjir,” katanya.

     

    Penulis: Arby Salim

  • Akun IG Istri Walikota Bekasi Digeruduk Warganet: Empati yang Mati!

    Akun IG Istri Walikota Bekasi Digeruduk Warganet: Empati yang Mati!

    GELORA.CO -Nama Wiwiek Hargono yang merupakan istri Walikota Bekasi, Tri Adhianto, menjadi perbincangan warganet. 

    Hal ini buntut dari video yang menampilkan Wiwiek Hargono sedang mengungsi ke Hotel Horison Kota Bekasi, viral di media sosial.

    Padahal, di saat yang bersamaan, sebanyak 61.223 jiwa yang tersebar di delapan kecamatan di Kota Bekasi, rumahnya terendam banjir.

    Warganet meluapkan kekesalannya dengan menggeruduk akun Instagram @wiwiekhargono.

    Dilihat redaksi pada Kamis 6 Maret 2025, beberapa unggahan yang dibagikan Wiwiek Hargono menjadi sasaran kemarahan publik.

    “Gmn bu malam tadi bobonya nyenyak ga? tanya akun @iamtamapratama.

    “Empati yang mati,” kata akun @joen9793.

    “Bu spill makanan hotelnya enak gk? tulis akun @jesisca_floren.

    Sebelumnya, Walikota Bekasi Tri Adhianto menjelaskan alasannya memboyong keluarga menginap di hotel berbintang empat.

    Menurut Tri, sekitar pukul 02.00 WIB, ketinggian air di kediamannya yang berada di Perumahan Kemang Pratama sudah mencapai 600 cm.

    “Dan saya perkirakan bahwa Kemang itu pasti akan tenggelam. Nah kalau saya bertahan di dalam, berarti saya enggak bisa keluar. Saya selamatkan dulu anak dan istri saya,” kata Tri

  • Dedi Mulyadi Tegur Keras Istri Walikota Bekasi Ngungsi di Hotel Saat Banjir

    Dedi Mulyadi Tegur Keras Istri Walikota Bekasi Ngungsi di Hotel Saat Banjir

    GELORA.CO -Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegur keras istri Walikota Bekasi Tri Adhianto, yakni Wiwiek Hargono, yang mengungsi ke hotel berbintang empat saat rumah pribadinya di Perumahan Kemang Pratama, Bekasi Timur, terendam banjir. 

    Dedi menilai sikap istri Walikota Bekasi itu merupakan perilaku yang tak patut dicontoh. Karena sebagai istri pejabat publik harus terjun langsung di tengah masyarakat yang sedang terdampak banjir.

    Apalagi, lanjut Dedi, sebagai Ketua Tim Penggerak PKK, istri Walikota Bekasi seharusnya menjadi garda terdepan dalam menyelesaikan berbagai problem sosial masyarakat. 

    “Mulai dari kekurangan gizi sampai kebanjiran,” kata Dedi melalui video yang dikutip Kamis 6 Maret 2025.

    Meski begitu, Dedi mengaku tidak bisa memberikan sanksi terhadap Walikota Bekasi terkait perilaku minor istrinya tersebut.

    “Sanksi nggak ada. Walikota kan SK-nya dari Mendagri. Tetapi sebagai gubernur, bisa melakukan pembinaan berupa teguran melalui media,” kata Dedi.

    Istri Walikota Bekasi Tri Adhianto, Wiwiek Hargono diduga menginap di Hotel Horison Bekasi saat sejumlah wilayah Kota Bekasi terendam banjir.

    Peristiwa ini bahkan beredar luas di sejumlah platform media sosial. Warganet dibuat geram dengan video memperlihatkan Wiwiek mengungsi ke Hotel Horison Bekasi saat sebagian masyarakat harus merelakan rumahnya tenggelam.

    Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi resmi menetapkan status tanggap darurat bencana banjir yang terjadi di 8 kecamatan sejak Senin 3 Maret 2025 hingga Rabu 5 Maret 2025. 

    Banjir disebabkan intensitas hujan tinggi hingga membuat daerah aliran sungai Cileungsi dan Cikeas meluap ke pemukiman warga.

    Status tanggap darurat tertuang dalam putusan Wali Kota Bekasi nomor 400.9.10/Kep.135.BPBD/III/2025 tanggal 4 Maret. 

    Data yang diterima dari BPBD Jawa Barat, banjir terjadi di Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Utara, Bekasi Barat. Kecamatan Jatiasih, Pondokgede, Rawalumbu dan Kecamatan Bantargebang.

    Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Bambang Imanudin mengatakan sebanyak 61.223 jiwa terdampak, serta terdapat 132 titik banjir. Sebanyak 49 titik dapur umum didirikan dan 65 titik evakuasi

  • Sempat Terendam Banjir 29 Jam, Sapi-Sapi Impor di RPH Kota Bekasi Selamat

    Sempat Terendam Banjir 29 Jam, Sapi-Sapi Impor di RPH Kota Bekasi Selamat

    GELORA.CO  – Tak hanya manusia dan barang yang terkena dampak banjir yang melanda Kabupaten dan Kota Bekasi, Jawa Barat. Hewan ternak pun ikut menderita.

    Pada Selasa (4/3) melintas di berbagai platform video yang memperlihatkan puluhan sapi yang sudah nyaris ditenggelamkan air bah. 

    Hanya punuk dan separo atas kepala saja yang masih terlihat. Hewan-hewan tersebut berada di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Jalan Raya Perjuangan, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.

    Dalam video yang sama, saking tingginya air, si pembuat video dalam posisi sudah di atas atap. Mengutip Radar Bekasi, banjir yang terjadi pada Selasa (4/3) itu mencapai di atas dua meter, lebih tinggi dibandingkan banjir serupa pada 2020.

    Ketika dikonfirmasi kemarin (5/3), Air bah sudah mulai merendam RPH mulai Senin sore (3/3). Juru Sembelih Halal RPH Ahmad Zulkarnain, memastikan sapi-sapi impor dari Australia berjenis Brahman Cross itu selamat tanpa ada yang mati.

    “Alhamdulillah, sapi Australia ini mampu ber tahan hingga 29 jam dalam kondisi darurat. Kebetulan (Selasa malam) sekitar pukul 22.00 WIB air sudah mulai surut, jadi sapi segera kami ungsikan ke bagian atas, dijemur, dan se muanya sehat,” ujar Ahmad kepada Radar Bekasi.

    Saat ini, pihak RPH Tengah fokus membersihkan lumpur sisa banjir agar operasional pemotongan bisa kembali berjalan normal. ”Hari ini (kemarin, Red) kami bersihkan lumpur dan kandang. Sapi juga tetap diberi makan, nafsu makannya bagus,” tambahnya.

    Meski sempat dilanda banjir besar, kondisi di RPH mulai pulih. Warga dan pengurus berharap kejadian serupa tidak terulang agar aktivitas pemotongan hewan tidak terganggu

  • Pemkot Jaktim kerahkan 285 personel untuk bersihkan lokasi banjir

    Pemkot Jaktim kerahkan 285 personel untuk bersihkan lokasi banjir

    Aksi bersih-bersih sampah usai genangan dan banjir ini sudah dimulai sejak kemarin dan akan berlanjut hari ini

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Timur mengerahkan sebanyak 285 personel untuk membersihkan lumpur dan sampah di lokasi banjir yang sudah surut.

    “Kami mengerahkan 285 personel. Aksi bersih-bersih sampah akibat banjir ini sudah dimulai sejak kemarin dan masih berlanjut hingga hari ini,” kata Kepala Suku Dinas LH Jakarta Timur Eko Gumelar di Jakarta, Kamis.

    Eko menyebut sebanyak 422 kendaraan dinas operasional (KDO) juga ikut diterjunkan meliputi sembilan unit truk tronton, 138 truk jungkit (dump truck) berukuran besar, 99 truk pengangkut kecil, 36 kendaraan pengangkut (arm roll) berukuran besar, dan 45 unit arm roll berukuran kecil.

    “Kami juga mengerahkan 38 truk compactor besar, 17 compactor kecil, 39 mobil pikap, 14 mesin angkut (shovel loader), dan 77 gerobak,” ujar Eko.

    Selain itu, Eko menjelaskan, sejumlah titik pengangkutan sampah disiapkan untuk mempermudah proses pengangkutan.

    Lokasi tersebut yakni Jembatan Pelangi di perbatasan Cililitan, Jakarta Timur dengan Kalibata, Jakarta Selatan.

    “Titik pengangkutan berikutnya ada di kawasan Jalan Inspeksi Ciliwung, dan lokasi lainnya yang sebelumnya tergenang,” ucap Eko.

    Lalu, Sudin LH Jakarta Timur juga membantu kebutuhan sanitasi para penyintas genangan dengan mengerahkan empat unit toilet portabel, tempat sampah (dust bin) 26 unit, dan dua truk tangki air.

    “Kita tempatkan sarana sanitasi di lokasi-lokasi pengungsian,” ucap Eko.

    Sementara itu, Kepala Satuan Pelaksana LH Kecamatan Jatinegara Salam mengatakan, penanganan sampah masih dilakukan di Kampung Pulo dan Kebon Pala, Kelurahan Kampung Melayu.

    “Jumlah personel dikerahkan sebanyak 20 orang. Kemudian, ada dua unit shovel loader, lima dump truck besar, dan dua dump truck kecil,” kata Salam.

    Salam mengungkapkan, dalam penanganan yang dilakukan kemarin, sebanyak 125 ton sampah sudah berhasil dibersihkan dari lingkungan permukiman warga.

    “Kita berkolaborasi dengan personel dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan warga akan memastikan lingkungan permukiman kembali bersih,” jelas Salam.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Presiden Prabowo Minta Kebutuhan Dasar Pengungsi Banjir Terpenuhi

    Presiden Prabowo Minta Kebutuhan Dasar Pengungsi Banjir Terpenuhi

    loading…

    Presiden Prabowo Subianto meminta kebutuhan dasar pengungsi banjir di wilayah Jakarta, Bogor, hingga Bekasi terpenuhi. Foto/SindoNews

    JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto meminta kebutuhan dasar pengungsi banjir di wilayah Jakarta, Bogor, hingga Bekasi terpenuhi. Kebutuhan dasar itu diantaranya makanan, air bersih, tempat tidur, dan layanan kesehatan.

    Pesan Prabowo itu disampaikan Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul saat meninjau lokasi pengungsian bencana banjir di Wisma Tanah Air dan Universitas Binawan, dikutip Kamis (6/3/2025).

    “Kami bergerak cepat sesuai arahan Presiden untuk memastikan kebutuhan dasar para pengungsi, terutama makanan, air bersih, tempat tidur, dan layanan kesehatan, dapat terpenuhi. Tidak boleh ada warga terdampak yang kesulitan mendapatkan bantuan,” ujar Gus Ipul.

    Diketahui, banjir yang melanda wilayah Cawang dan Cililitan sejak Senin menyebabkan ratusan warga terdampak, terutama di RW 9, 10, dan 11 Kelurahan Cawang serta beberapa wilayah di Kelurahan Cililitan. Pada Selasa pagi pukul 08.00 WIB, posko resmi dibuka di dua titik utama, yaitu Musala dan Lobby 1 Universitas Binawan, setelah air semakin meluap dan warga mulai berdatangan ke lokasi pengungsian.

    Jumlah pengungsi di Universitas Binawan awalnya mencapai 646 jiwa. Seiring dengan surutnya air, sebagian warga memilih kembali ke rumah masing-masing, sehingga jumlah pengungsi yang masih bertahan saat ini adalah 221 jiwa. Sementara itu, jumlah pengungsi di Wisma Tanah Air tercatat sebanyak 199 jiwa. Sebagian besar warga yang masih bertahan di pengungsian adalah mereka yang rumahnya belum layak huni.

    Guna memastikan kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi, Kementerian Sosial menggelontorkan berbagai bantuan di dua lokasi pengungsian, yaitu untuk lokasi Universitas Binawan telah disalurkan 40 lembar kasur lipat, 40 lembar selimut, 30 paket kids ware, dan 100 paket makanan siap saji.

    Kemudian, untuk Wisma Tanah Air telah tersalurkan 99 lembar kasur lipat, 100 lembar selimut, 240 paket makanan cepat saji, dan 4 paket kids ware.

    Selain bantuan logistik, Kementerian Sosial juga mengkoordinasikan tim penanganan pengungsi yang terdiri dari tim logistik, yang memastikan distribusi bantuan berjalan lancar. Tim Layanan Dukungan Sosial, yang memberikan pendampingan psikososial bagi kelompok rentan, termasuk anak-anak dan lansia. Serta tim pendataan, yang terus memperbarui jumlah pengungsi serta kebutuhan mereka di lokasi.

    (cip)

  • Curhat Dedy Mulyadi, Jadi Gubernur Gini Amat Sekolah Tinggi Bersihin Sampah di Kolong Jembatan

    Curhat Dedy Mulyadi, Jadi Gubernur Gini Amat Sekolah Tinggi Bersihin Sampah di Kolong Jembatan

    GELORA.CO  — Usai banjir melanda sejumlah wilayah di Jabodetabek, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ikut membersihkan sampah hingga temukan kutang nenek-neneknya.  

    Belakangan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi konsen dengan masalah sampah, kondisi sungai hingga banjir di wilayah yang dipimpinnya.

    Orang nomor satu di Jabar itu tak risih turun langsung membersihkan sampah di kolong jembatan.

    Di sela-sela membersihkan sampah di kolong jembatan Sungai Margahayu, Kabupaten Bandung, Dedi Mulyadi mendadak curhat.

    Demul sapaan Dedi Mulyadi sangat menyayangkan perilaku masyarakat Bandung yang belum sadar akan bahaya membuang sampah sembarangan.

    Ia juga tak menyangka menjadi Gubernur Jabar akan sesulit seperti ini.

    Beberapa hari lalu, Dedi Mulyadi bahkan menemukan kutang nenek-nenek saat turun langsung melihat permasalahan sampah di Sungai Citarum.

    Temuan itu diposting dalam unggahan Instagramnya pada Senin (3/3/2025).

    Saat turun ke sungai bersama rombongannya, Dedi Mulyadi mencoba membersihkan beberapa sampah di sungai tersebut.

    Dedi Mulyadi bersama yang lainnya juga menemukan sampah-sampah mengejutkan seperti kasur hingga pakaian dalam wanita.

    Dedi Mulyadi Curhat Jadi Gubernur Bersihkan Sampah di Kolong Jembatan

    Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mendadak curhat saat sedang membersihkan sampah di kolong jembatan Sungai Margahayu, Kabupaten Bandung.

    Demul sangat menyayangkan perilaku masyarakat Bandung yang belum sadar akan bahaya membuang sampah sembarangan.

    Ia juga tak menyangka menjadi Gubernur Jabar akan sesulit seperti ini.

    Dedi Mulyadi menggalakkan kebersihan aliran Sungai Citarum.

    Itu merupakan dampak dari banjir yang melanda banyak wilayah di Jawa Barat.

    Banjir merendam di wilayah Bogor, Karawang, Bekasi hingga Bandung.

    Ia mendapati tumpukan sampah di Sungai Citarum.

    Demi membersihkannya, Dedi Mulyadi sampai turun langsung ke sungai.

    “Nyontohin,” kata Demul saat turun ke aliran sungai di Margahayu, Kabupaten Bandung.

    Sembari mengangkut sampah di sungai, Dedi memerintah Kepala Dinas Sumber Daya Air untuk mempekerjakan warga demi memantau kebersihan aliran sungai tersebut.

    “Pak Kadis hitung panjang sungai ini berapa kemudian kita cari penduduk setempat, kita gaji setiap bulan menjadi petugas sungai, tugasnya setiap hari patroli dari ujung ke ujung jalan kaki mapai sungai bersihin sungai,” kata Dedi Mulyadi.

    Petugas itu juga bertugas memperingatkan rumah-rumah yang ada di sisi sungai untuk tidak membuang sampah sembarangan.

    “Sambil peringatkan rumah-rumah, yang buang sampah ditandain, diumumkan di media sosial ini lho nama orang-orang yang suka buang sampah ke sungai,” kata Demul.

    Dalam Satu Bulan Sungai Citarum Harus Bersih dari Sampah

    Dedi Mulyadi menargetkan dalam satu bulan Sungai Citarum harus bersih dari sampah.

    “Saya tidak mau tahu dalam waktu sebulan ke depan aliran sungai menuju Citarum harus bersih,” tegasnya.

    Sebagai Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bahkan sampai membersihkan sampai ke kolong jembatan.

    “Ini kita di kolong jembatan, jadi gubernur teh malah diam di kolong jembatan,” katanya.

    “Nasib gini gini amat,” tambah Demul.

    “Sampai begini sekolah tinggi-tinggi,” celetuknya lagi.

    Dedi Mulyadi curhat sembari bercanda mengira bahwa menjadi Gubernur Jabar akan senang, ternyata juga harus membersihkan sampah.

    “Kirain jadi gubernur mau senang, sampah urusan, rakyat urusan, ternyata orang Jawa Barat, orang Bandung belum pada sadar, buang sampah juga ke sungai,” katanya.

    Dedi Mulyadi kembali menegaskan bakal mengangkat pegawai khusus untuk mengawasi sungai.

    “Mulai bulan ini saya akan mengangkat pegawai yang setiap hari tugasnya turun ke sungai membersihkan sampah dari hulu ke hilir. Saya gaji yang cukup, tiap hari melaporkan melalui media sosial siapa saja yang membuang sampah ke sungai, akan saya umumkan nanti,” kata Dedi Mulyadi.

    Dedi Mulyadi Temukan Kutang Nenek-nenek

    Tak terduga, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menemukan kutang nenek-nenek saat turun langsung melihat permasalahan sampah di Sungai Citarum.

    Temuan itu diposting dalam unggahan Instagramnya pada Senin (3/3/2025).

    Saat turun ke sungai bersama rombongannya, Dedi Mulyadi mencoba membersihkan beberapa sampah di sungai tersebut.

    Dedi Mulyadi bersama yang lainnya juga menemukan sampah-sampah mengejutkan seperti kasur hingga pakaian dalam wanita.

    Dedi Mulyadi dan rombongannya menemukan pakaian dalam wanita berupa kutang atau bra tau BH.

    “BH nini-nini ieu mah, Mu !, BH nini-nini Mu ! (BH nenek-nenek ini. Mu !, BH nenek-nenek Mu !),” ucap Demul sambil memegang kutang itu dan memanggil rekannya, Haji Mumu.

    Lanjut Dedi Mulyadi bersama tim dinas terkait sempat meninjau beberapa titik penumpukan sampah di area Sungai Citarum tersebut di wilayah Kabupaten Bandung.

    Tidak hanya area yang menjadi tumpukan sampai, Dedi mencoba mengecek langsung ke anak-anak sungai yang mengalir ke Citarum.

    Alhasil, Dedi menemukan banyak permasalahan khususnya anak sungai Citarum yang melintasi kawasan pemukiman penduduk.

    Dedi melihat banyaknya sampah di sungai kecil yang mengalir ke Sungai Citarum tersebut.

    “Ini penumpukan sampah yang nantinya akan lari ke Citarum, numpuk di sana,” kata Dedi Mulyadi dalam unggahan Instagramnya pada Senin (3/3/2025).

    Saat turun ke sungai tersebut, Dedi Mulyadi menemukan bangunan yang berdiri memakan badan sungai.

    Bangunan tersebut rupanya merupakan toilet sehingga buang airnya langsung ke sungai.

    “Ini bangunan toilet langsung eenya ke sungai, jadi kita tahu bahwa di Jawa Barat itu, Sungai Citarum itu tercemar oleh limbah industri, limbah ee dari tiap rumah, limbah sampah,” kata Dedi.

    “Citarumnya kemudian jadi Saguling, Cirata, Jatiluhur (nama-nama TPA), dan airnya digunakan untuk pertanian, peternakan, perikanan dan air minum lewat PAM,” sambung dia.

    Dedi menjelaskan bahwa terkait sampah di anak sungai tersebut untuk penanganan awal akan dilakukan penjaringan sampah menggunakan kawat.

    Jaring kawat itu akan disebar di beberapa titik sambil dijaga oleh orang yang dipekerjakan.

    Dedi mengaku bahwa dirinya juga akan melakukan tindakan-tindakan tegas terhadap bangunan-bangunan yang menggunakan area Sungai Citarum.

    Seperti bangunan-bangunan rumah yang dibangun kecuali jembatan.

    “Akan kami bongkar ya bangunan rumah, kecuali jembatan, kan gak mungkin jembatan dibongkar,” kata Dedi.

    Dedi mengaku bahwa dirinya juga sudah memerintahkan Bupati Bandung barat untuk mendata para warga yang masih membuang sampah atau limbah ke sungai.

    Jika dibiarkan, kata Dedi, istilah Citarum Harum nanti akan berubah menjadi Citarum bau.

    “Nanti pak bupati Bandung Barat segera mendata seluruh warga yang membuang MCK-nya ke sungai, kita rubah menjadi bal komunal,” kata Dedi.

    “Ini Citarum harumnya bisa berubah jadi Citarum bau ini,” sambung Dedi tertawa

  • Kala Warga Pertanyakan Penyebab Banjir di Jakarta ke Pramono…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Maret 2025

    Kala Warga Pertanyakan Penyebab Banjir di Jakarta ke Pramono… Megapolitan 6 Maret 2025

    Kala Warga Pertanyakan Penyebab Banjir di Jakarta ke Pramono…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah warga yang mengungsi di GOR Otista, Jakarta Timur, mempertanyakan penyebab banjir yang merendam permukiman mereka sejak Senin (3/3/2025).
    Keluhan ini langsung disampaikan kepada Gubernur Jakarta Pramono saat meninjau lokasi pengungsian pada Rabu (5/3/2025).
    “Pak Gubernur ini banjir lima tahunan ya pak? Tapi kok yang saat ini bisa sampai segini parahnya?,” tanya salah seorang warga.
    Menanggapi hal tersebut, Pramono menjelaskan, tingginya intensitas hujan menjadi penyebab utama banjir kali ini. Curah hujan yang lebih dari 150 milimeter (mm) hampir pasti menyebabkan banjir di Jakarta.
    “Memang kalau di atas 150 pasti beban itu menjadi beban jakarta, dan kalau itu terjadi, kemungkinan besar akan terjadi banjir,” ucap Pramono.
    Wilayah Bogor dan sekitarnya bahkan mencatat curah hujan di atas 200 mm, yang memperparah kondisi banjir di Jakarta.
    Hal ini terlihat dari debit air di Pintu Air Manggarai yang merupakan aliran Sungai Ciliwung dari Bogor hingga Jakarta yang mencapai 850 sentimeter atau status siaga 2.
    “Di mana memang di beberapa wilayah, terutama di Bogor dan sekitarnya curah hujan nya itu bahkan ada yang di atas 200. Kemarin, saya bersama dengan Kepala Dinas SDA, Kepala Dinas Sosial, Wali Kota terkait kita sudah melihat di lapangan termasuk melihat di Pintu Air Manggarai,” kata dia.
    Untuk mengurangi dampak hujan lebat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta berencana melakukan modifikasi cuaca.
    Langkah ini bertujuan mengarahkan hujan agar turun di laut, bukan di wilayah daratan Jakarta.
    “Saya memerintahkan untuk melakukan modifikasi dari awal supaya kemudian curah hujannya tidak seperti yang terjadi kemari,” ungkap Pramono
    Ia juga menegaskan, Pemprov Jakarta siap menghadapi potensi hujan lebat yang diperkirakan akan berlangsung pada 11-20 Maret 2025, sesuai laporan dari BMKG.
    “Saya tadi yang tanggal 11-20 itu bukan nakut-nakutin. Tetapi informasi ilmiah dan yang jelas Pemprov akan mengantisipasi sejak awal dan meminimalisir kemungkinan dampaknya. Kami akan berupaya semaksimal mungkin agar jangan banjir lagi,” ujarnya.
    Pramono meminta warga yang masih memiliki keluhan terkait pelayanan saat banjir agar melapor langsung kepada Wali Kota. Ia berjanji akan menindaklanjuti setiap laporan yang masuk.
    “Kalau masih ada keluhan, kalau kami tidak memberikan pelayanan terbaik bagi saudara-saudara sekalian, tolong disampaikan secara langsung kepada bu Wali Kota. Kalau memang masih ada, saya minta dilaporkan,” tegas Pramono.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.