Jalan Kampung Gabus Bekasi Bisa Diakses Lagi Usai Terendam Banjir
Tim Redaksi
BEKASI, KOMPAS.com
– Jalan Kampung Gabus di Desa Srimukti, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, kembali bisa diakses pengendara sejak Kamis (6/3/2025) pagi.
Akses jalan yang menghubungkan Kecamatan Sukawangi dan Tambun Utara arah Kota Bekasi ini sempat terputus karena terendam banjir sejak Selasa (4/3/2025).
Seorang warga Kampung Gabus, Sirot (47) mengatakan, banjir yang merendam Jalan Kampung Gabus surut sejak pukul 04.30 WIB.
“Pas banget subuh sudah surut,” kata dia di sekitar Jalan Kampung Gabus, Kamis.
Saat ini, lalu lintas di Jalan Kampung Gabus ramai lancar. Lumpur berwarna cokelat sisa banjir telah ditumpuk di tepi jalan, sehingga pengguna jalan bisa berlalu lintas dengan lancar.
Penelusuran
Kompas.com
di Kampung Gabus, banjir yang sempat merendam sejumlah perumahan dan persawahan juga mulai surut.
Contohnya di Perumahan Palm Residence. Sejumlah warga mulai berangsur kembali ke rumah mereka setelah sempat mengungsi. Di lokasi ini, banjir sempat mencapai tiga meter.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: Banjir
-
/data/photo/2025/03/06/67c8ffba428fe.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jalan Kampung Gabus Bekasi Bisa Diakses Lagi Usai Terendam Banjir Megapolitan 6 Maret 2025
-
/data/photo/2025/01/27/679799b27a364.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pria Hanyut di Bendungan Koja Belum Ditemukan, Pencarian Dilakukan hingga Radius 4 Km Megapolitan 6 Maret 2025
Pria Hanyut di Bendungan Koja Belum Ditemukan, Pencarian Dilakukan hingga Radius 4 Km
Tim Redaksi
BEKASI, KOMPAS.com –
Tim SAR gabungan sedang berupaya mencari seorang pria bernama Apto yang hilang akibat terseret arus banjir di Sungai Cikeas, Kota Bekasi.
Pencarian ini dilakukan setelah Apto dilaporkan hilang saat membersihkan puing sampah bambu di Bendungan Koja, Jatiasih, pada Selasa (4/3/2025).
“Kami segera kerahkan tim SAR di lokasi kejadian guna melakukan pencarian secara optimal,” kata Kepala Kantor SAR Jakarta selaku SAR Mission Coordinator (SMC) dalam operasi SAR, Desiana Kartika Bahari, Rabu (5/3/2025).
Desiana menjelaskan, upaya pencarian dilakukan melalui penyisiran di perairan dan jalur darat.
“Kami juga berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan operasi berjalan lancar,” lanjutnya.
Strategi pencarian yang diterapkan oleh tim SAR gabungan membagi tim menjadi dua area.
“Tim pertama melakukan upaya pencarian di sepanjang aliran Sungai Cikeas hingga radius 4 kilometer (KM) dari lokasi kejadian,” ujar Desiana.
Sementara itu, tim kedua akan melakukan penyisiran secara visual melalui jalur darat di sepanjang bantaran Sungai Cikeas, dengan jangkauan hingga radius 2 KM dari lokasi kejadian.
Camat Jatiasih, Ashari, menjelaskan bahwa pria berusia 46 tahun tersebut hilang setelah terpeleset saat membersihkan sampah bambu di Bendungan Koja sekitar pukul 06.00 WIB.
“Sampai saat ini korban belum ditemukan,” kata Ashari saat dikonfirmasi.
Ashari menambahkan, ada seorang saksi yang berusaha menyelamatkan korban, namun upaya tersebut gagal karena derasnya arus banjir.
Ia juga belum menerima laporan mengenai warga lain yang hilang atau luka akibat bencana banjir ini.
Pencarian Apto terus dilakukan. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca dan potensi banjir di wilayah tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/03/06/67c8cda867cb2.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Wali Kota Bekasi Dikritik karena Menginap di Hotel Saat Banjir, Pengamat: Pejabat Harus Sensitif Megapolitan 6 Maret 2025
Wali Kota Bekasi Dikritik karena Menginap di Hotel Saat Banjir, Pengamat: Pejabat Harus Sensitif
Tim Redaksi
BEKASI, KOMPAS.com –
Keputusan
Wali Kota BekasiTri Adhianto
yang menginap di hotel saat wilayahnya dilanda banjir menuai kritik.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai, pejabat publik harus lebih sensitif terhadap perilaku mereka di media sosial.
“Pejabat publik plus keluarga besarnya mesti sensitif dengan perilaku di media sosial,” ujar Adi saat dihubungi
Kompas.com,
Rabu (5/3/2025).
Meskipun menginap di hotel untuk memudahkan koordinasi merupakan urusan pribadi, ucap Adi, hal tersebut tidak perlu dipublikasikan di media sosial.
Adi menyatakan, video yang menunjukkan istri Tri Adhianto berada di hotel diunggah pada momen yang tidak tepat, terutama saat banyak titik di Kota Bekasi mengalami banjir parah.
“Jangan semua hal di-
upload
karena di sinilah pentingnya memahami secara komprehensif berperilaku di media sosial,” tegasnya.
Sebelumnya, video yang diunggah oleh akun TikTok @rakyatbekasi.com menunjukkan Tri beserta istri dan keluarganya sedang berada di sebuah hotel karena rumahnya kebanjiran.
Tri Adhianto mengklarifikasi bahwa ia dan istrinya, Wiwiek Hargono, menginap di hotel berbintang di Bekasi pada Selasa (4/3/2025) hanya untuk tidur.
“Hotel cuma sementara, buat tidur doang,” kata Tri saat diwawancara di Kantor BNPB Pondok Gede, Bekasi, Rabu (5/3/2025).
Ia menjelaskan, keputusan untuk menginap di hotel diambil agar tidak terjebak banjir dan bisa meninjau lokasi banjir keesokan harinya.
“Kalau saya kan melihatnya dari sisi waktu itu ingin berbuat yang terbaik untuk masyarakat. Kalau saya di dalam rumah kena banjir, enggak bisa keluar,” ungkapnya.
Tri juga menegaskan bahwa ia tidak lama menginap di hotel. Pada Rabu (5/3/2025) dini hari, ia dan istrinya sudah mulai bekerja untuk menangani banjir di Kota Bekasi.
“Istri saya saja jam 04.00 WIB sudah bantu-bantu masak buat makanan korban banjir. Jadi, saya enggak
stay
selamanya di hotel,” tuturnya.
“Lalu, saya dan istri jam 06.00 WIB sudah meninggalkan hotel,” tambah politikus PDI Perjuangan itu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Viral Istri Ngungsi di Hotel saat Banjir, Wali Kota Bekasi Berdalih, Dedi Mulyadi Bereaksi – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Wali Kota Bekasi Tri Adhianto dan istrinya, Wiwiek Hargono, menginap di hotel berbintang pada saat banjir mengepung Kota Bekasi.
Hal itu diketahui melalui unggahan yang beredar di media sosial.
Sikap tersebut menuai kritik dari masyarakat.
Dalam video yang beredar menunjukkan bahwa Tri beserta istri dan keluarganya sedang berada di sebuah hotel.
Tri berdalih bahwa maksud dirinya menginap bukan untuk bermewah-mewahan.
Melainkan, memilih lokasi yang strategis untuk meninjau korban banjir.
Justru pilihan menginap di hotel karena menurutnya bertujuan untuk dapat melayani warga dengan cepat.
“Tentu ada hal-hal yang lebih baik lagi, supaya ini saja, supaya prosesnya (kebutuhan logistik warga terdampak banjir) bisa dipastikan lebih aman, tidak ada pengin kesan bermewah-mewahan,” kata Tri, Rabu (5/3/2025) dikutip dari Tribun Bekasi.
“Saya selamatkan dulu anak dan istri saya, kemudian pagi-pagi jam 6 pagi saya juga harus sudah bergabung dengan warga, saya harus bisa memastikan bahwa pada pagi hari itu logistik harus sudah siap, karena memang sejak jam 10 malam saya berada di lapangan, jam 2 pulang dan saya hanya mengambil istri dan anak saya,” lanjutnya.
Tri menjelaskan sebelum banjir melanda, ia sempat khawatir kediamannya di Perumahan Kemang Pratama, Kecamatan Rawalumbu akan terendam banjir.
“Karena pada saat jam 02.00 WIB pagi itu memang ketinggian air sudah 600, dan saya perkirakan bahwa Kemang itu pasti akan tenggelam, nah kalau saya bertahan di dalam (rumah) berarti saya enggak bisa keluar,” jelasnya.
Tri menyampaikan tidak lama menetap di hotel.
Merespons hal ini, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memberikan teguran.
Menurut Dedi, sebagai figur publik, istri pejabat seharusnya ikut merasakan penderitaan masyarakat yang tengah menghadapi musibah banjir.
Sebagai Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Bekasi, Wiwiek Hargono semestinya turut membantu sang suami bertugas di lapangan sebagai baktinya yang merupakan pejabat publik.
“Kepada seluruh pejabat di mana pun berada, ya hari ini istri pejabat mari kita sama-sama merasakan apa yang diderita oleh masyarakat. Pada saat masyarakat mendapat musibah, pejabat dan istri pejabat ada di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya kepada awak media di Kantor BPK Jabar, Rabu (5/3/2025).
Meski demikian, Dedi mengakui bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat tidak berwenang menjatuhkan sanksi kepada istri Wali Kota Bekasi.
Namun, pembinaan tetap akan diberikan kepada pejabat dan pasangan pejabat yang dianggap kurang menunjukkan empati pada masa krisis.
“Sebagai Gubernur, saya bisa melakukan pembinaan berupa teguran. Melalui media ini, saya menyampaikan teguran kepada istri Wali Kota Bekasi untuk mengubah sikapnya karena dipilih oleh masyarakat,” ujarnya.
(Tribunnews.com/Milani) (TribunBekasi.com/Rendy Rutama)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5151895/original/037167700_1741220180-IMG-20250305-WA0107.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tinjau Korban Banjir di PGP Jatiasih, Menteri Ara Tampung Sejumlah Keluhan – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait meninjau lokasi pengungsian warga korban banjir di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Menteri Ara, sapaan akrabnya, tiba di gudang logistik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dengan membawa bantuan seperti makanan, pakaian, kebutuhan bayi, minyak kayu putih hingga madu untuk para pengungsi.
Dalam kunjungannya, Ara menampung berbagai keluhan warga yang berada di posko pengungsian, terutama terkait kebutuhan logistik yang mendesak, di antaranya makanan dan peralatan kebersihan.
Warga saat ini masih kesulitan membersihkan rumah mereka lantaran alat-alat kebersihan yang seluruhnya tersapu banjir. Tak ketinggalan pakaian dalam juga menjadi salah satu kebutuhan yang disampaikan para pengungsi, yang sudah berada di posko selama dua hari.
“Saya menemukan beberapa fakta, bahwa yang dibutuhkan masyarakat sekarang pasti yang cepat itu bantuan makanan, minuman dan obat-obatan, madu, pampers, banyak yang perlu. Kemudian tadi yang juga kepakai banyak itu, madu, minyak telon buat bayi dan juga minyak kayu putih. Itu kebutuhan real lah karena malam-malam di sini kan cukup dingin,” ujar Ara, Rabu (5/3/2025).
Ia menuturkan permasalahan lumpur dan puing sisa banjir juga menjadi salah satu fokus penanganan pemerintah daerah bersama pihak-pihak terkait. Terlebih dengan kondisi listrik yang masih mati di sebagian wilayah, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk pembersihan.
“Tadi saya juga koordinasi untuk disediakan alat berat dan truk sampah. Karena beberapa tempat itu listrik dan airnya sudah ada yang nyala dan ada yang belum. Karena takut juga korslet, jadi kita juga mesti hati-hati. Sesudah ini kita berharap tidak ada banjir susulan,” ucap Ara.
Menurutnya, solusi untuk masalah banjir yang sudah menahun ini memerlukan koordinasi dari seluruh stakeholder. Harus ada penanganan utuh dan menyeluruh dari hulu ke hilir, sehingga problem banjir bisa dituntaskan.
“Tadi saya sudah sampaikan, kalau boleh diundang semua pihak terkait, gubernur, wali kota, bupati, kemudian dipelajari karena kan masalah ini sudah berulang. Jadi penyelesaian secara sistem, secara utuh dari hulu ke hilir. Jadi kita jangan terus-terus menyelesaikan hilirnya, kan di hulu akar masalahnya, diselesaikan,” jelasnya.
Selain itu, sambung Ara, ia meminta pemerintah daerah untuk mengupayakan relokasi dengan melakukan pendekatan humanis kepada warga terdampak. Hal ini juga dianggap sebagai salah satu penanganan yang baik, mengingat Perumahan PGP menjadi wilayah langganan banjir terparah setiap tahun.
“Kan memindahkan bukan hanya tempat tinggal, tetapi kehidupan, sekolahnya, pasarnya, tempat ibadahnya, pindah semua. Saya rasa masyarakat di sini, mungkin satu dua hari lagi, boleh Bapak Kepala BNPB bersama Bapak Wali Kota, ditanya baik-baik ya. Saya juga tadi sudah berbincang dengan Bapak Wali Kota, ada di Pasar Bintara tanahnya, punya kota, nanti kalau cocok itu bagaimana caranya kita bangunkan, supaya ada solusi,” tandasnya.
-

Jadi Korban Banjir Jakarta, Baim Wong: Semuanya Basah
Jakarta, Beritasatu.com – Baim Wong menjadi salah satu selebritas yang terdampak banjir di wilayah Jakarta, sehingga membuat rumah beserta isinya terendam hingga setinggi mata kaki.
Melalui akun Instagram pribadinya, Baim Wong membagikan beberapa unggahan foto dan video yang menunjukkan kondisi rumahnya yang kebanjiran.
Dalam unggahan tersebut, terlihat juga anak-anaknya, Kiano dan Kenzo yang sedang berada di dalam rumah. Bahkan, beberapa karpet di dalam rumahnya juga terlihat basah akibat terendam banjir.
Baim mengatakan, ini adalah pertama kalinya ia mengalami kebanjiran. Hal tersebut membuat dirinya merasakan bagaimana rasanya kehilangan barang-barang berharga akibat terendam banjir.
“Sofa, kasur, semuanya basah. Karpet juga,” terang Baim Wong yang rumahnya jadi korban banjir.
Meskipun demikian, Baim mencoba untuk mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Ia berharap setiap musibah, seperti banjir dapat membuatnya lebih dewasa.
“Semoga setiap musibah menjadikan kita lebih dewasa,” tulis mantan suami Paula Verhoeven itu.
Selanjutnya, Baim juga menunjukkan rasa sayangnya kepada anak-anaknya yang tetap berada bersamanya meski rumah sedang kebanjiran.
“Sayang kalian semua,” pungkas Baim Wong yang pasrah rumahnya jadi korban banjir.
-
/data/photo/2025/03/06/67c90270e8a82.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Naik Helikopter, Pramono Anung Tinjau Banjir dari Udara Megapolitan 6 Maret 2025
Naik Helikopter, Pramono Anung Tinjau Banjir dari Udara
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Gubernur Jakarta
Pramono Anung
meninjau kondisi banjir dengan menggunakan helikopter pada Kamis (6/5/2025).
Peninjauan ini dilakukan dari Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dan dimulai sekitar pukul 08.20 WIB.
Dalam pantauan
Kompas.com
, Pramono tiba di lokasi mengenakan kemeja putih yang dipadukan dengan jaket abu-abu.
Ia terlihat berjalan menuju area landasan helikopter sambil menyapa awak media.
“Mau pantau kondisi banjir di Jakarta. Enggak ikut?” tanya Pramono kepada wartawan di lokasi.
Selama peninjauan, Pramono didampingi oleh beberapa pejabat, termasuk Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jakarta, Ika Agustin Ningrum; Sekretaris Pelaksana
BPBD Jakarta
, Marulitua Sijabat; Kakorpolairud Baharkam Polri, Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih; dan Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Erdi A Chaniago.
Sebelum lepas landas, Pramono berjanji akan memberikan keterangan kepada media setelah peninjauan selesai.
“Habis ini ya untuk
doorstop
. Kemungkinan keliling 20 menit,” ujarnya.
Helikopter jenis AgustaWestland (AW) 169 yang ditumpangi Pramono lepas landas sekitar pukul 08.30 WIB untuk memantau beberapa titik rawan banjir di Jakarta.
Sebelumnya, ratusan rukun tetangga (RT) di Jakarta tergenang banjir sejak Senin (3/5/2025) akibat curah hujan yang tinggi.
Namun, menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta per Rabu (5/5/2025) pukul 23.00 WIB, seluruh genangan di wilayah Jakarta telah dinyatakan surut.
“BPBD mencatat hingga Rabu (05/03) pukul 23.00 WIB, seluruh genangan di wilayah DKI Jakarta sudah surut,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD Jakarta, Mohamad Yohan.
Meskipun banjir telah surut, BPBD Jakarta tetap mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan waspada terhadap potensi banjir yang mungkin terjadi.
Masyarakat juga diminta untuk segera menghubungi nomor darurat 112 yang beroperasi 24 jam secara gratis dalam situasi mendesak.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/03/04/67c691b01c329.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bocah yang Terseret Banjir di Tebet Tak Diberikan Pelampung Saat Dievakuasi Megapolitan 6 Maret 2025
Bocah yang Terseret Banjir di Tebet Tak Diberikan Pelampung Saat Dievakuasi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– A (3), bocah yang tewas saat evakuasi banjir di Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, tidak diberikan pelampung oleh petugas ketika sedang dievakuasi.
Siti (32), tante A, mengatakan, saat dievakuasi dirinya juga tidak diberikan pelampung oleh petugs.
“Jadi yang pakai pelampung itu Damkarnya. Sedangkan yang korban enggak dikasih. Awal sebelum kejadian kan aku dulu (dievakuasi), aku juga enggak dikasih pelampung,” kata dia, Rabu (5/3/2025).
Padahal, pada saat itu, terdapat empat orang yang berada di atas perahu karet untuk dievakuasi.
“Kan itu arusnya besar. Jadi tuh yang harusnya perahu maju, itu mundur. Mundur, kehantam tembok, jadi terbalik karena terbawa arus,” tambah dia.
Saat itu, posisi A sedang berada di pelukan ibunya.
Namun, tiba-tiba perahu yang mereka tumpangi terbalik dan membuat A lepas dari pelukan ibunya.
Siti berharap agar hal serupa tidak terjadi lagi dan tidak memakan lebih banyak korban.
“Saya sih cuma kasih pesan saja biar ke depannya lebih baik lagi. Biar tidak ada korban lagi. Sama ya korban harus pakai pelampung biar lebih aman,” tambah dia.
Sebelumnya, bocah berinisial A (3), hanyut saat petugas melakukan evakuasi terhadap lima korban terdampak banjir di Kebon Baru, Jakarta Selatan, Selasa (4/3/2025).
Kapolsek Tebet Kompol Murodih mengatakan, A hanyut ketika perahu karet yang dia dan empat orang lainnya naiki terbalik.
“Saat sedang melakukan evakuasi, perahu karet terbalik karena kencangnya arus di sungai,” kata Murodih dalam keterangannya, Selasa (4/3/2025).
Murodih menyebut, kejadian itu tepatnya terjadi di Jalan Gg. Perintis RT 10/10, Kebon Baru.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/03/06/67c8f6398a862.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pengungsi Banjir di Bekasi Mulai Terserang Demam dan Gatal-gatal Megapolitan 6 Maret 2025
Pengungsi Banjir di Bekasi Mulai Terserang Demam dan Gatal-gatal
Tim Redaksi
BEKASI, KOMPAS.com
– Sejumlah warga terdampak banjir yang mengungsi di Masjid Jani Ummu Faishal di Desa Srimukti, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sejak Selasa (4/3/2025), mulai terserang demam hingga gatal-gatal.
Di lokasi ini, ada 300 pengungsi yang berasal dari Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) 2, Desa Satriamekar.
“Warga mulai gatal-gatal, demam, pusing. Kebanyakan gatal-gatal,” kata Ketua RW 10 Desa Satriamekar, Nait (47), saat ditemui di lokasi pengungsian, Rabu (5/3/2025).
Nait mengatakan, warga terserang penyakit gatal-gatal imbas terendam banjir yang berasal dari air persawahan dekat permukiman mereka.
“Di wilayah kita itu ada sawah, kebetulan baru dikasih pupuk. Jadi pas banjir masuk, warga yang nyemplung kena banjir pasti gatal-gatal,” ujar dia.
Mereka yang terkena penyakit gatal dan demam ialah anak-anak hingga orang dewasa.
Meski demikian, para pengungsi sudah mendapatkan perawatan sementara setelah ditangani petugas puskesmas setempat.
“Sudah ada obat dari puskesmas,” imbuh dia.
Sebelumnya diberitakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi mencatat, 61.648 jiwa terdampak banjir sejak Selasa hingga Rabu.
“Jumlah terdampak 16.371 KK atau 61.648 jiwa,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Muchlis dalam keterangannya, Rabu.
Puluhan ribu jiwa terdampak banjir tersebut tersebar di 16 kecamatan, antara lain Babelan, Sukawangi, Tambun Utara, Cibitung, Tambun Selatan, Cikarang Selatan, Serang Baru, dan Sukatani.
Kecamatan lainnya, Cikarang Barat, Cikarang Utara, Kedungwaringin, Cikarang Timur, Bojongmangu, Cibarusah, Cikarang Pusat, dan Setu.
Hingga kini, terdapat 14 lokasi pengungsian untuk menampung warga terdampak banjir.
“Pengungsian ada 14 lokasi,” tutur Muchlis.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5151892/original/008399500_1741218896-1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dedi Mulyadi: Setiap Bencana Penyelesaiannya Cuma dengan Sembako, Saya Enggak Mau!
Liputan6.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan persoalan banjir Jabar tidak akan selesai begitu saja hanya dengan memberi bantuan sembako.
Sebagaimana diketahui, sejumlah wilayah di Jawa Barat saat ini tengah direndam banjir. Salah satunya adalah kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.
“Setiap bencana penyelesaiannya cuman dengan sembako. Saya enggak mau,” kata Dedi dalam video yang diunggah di akun Instagram miliknya @dedimulyadi71 pada Kamis (6/3/2025).
Menurut Dedi, pemberian sembako ini bak menjadi ciri khas dari para kepala daerah di Jawa Barat. Tak hanya untuk korban banjir, melainkan pula untuk korban bencana lainnya.
“Kita ini punya ciri khas. Banjir dikirim sembako, longsor dikirim sembako, kebakaran dikirim sembako. Seluruh masalah penyelesaiannya sembako,” imbuhnya.
Maka dari itu, Dedi menekankan agar banjir diatasi dengan penyelesaian yang komprehensif. Salah satunya, dengan mengembalikan kawasan konservasi sebagaimana mestinya.
“Puncak kembalikan menjadi daerah konservasi, menjadi daerah hijau, tidak boleh semena-mena,” ucapnya.
Selain itu, Dedi mengeklaim akan memastikan daerah-daerah perkebunan maupun perhutanan tidak lagi dialihfungsikan sebagai area lain. Dia lantas menyoroti PT Perkebunan Nusantara (PTPN).
“Saya katakan PTPN sudah bertentangan dengan kalimatnya. Judulnya PT Perkebunan tapi kerjanya nyewain tanah. PT Perkebunan tapi di perkebunannya banyak bangunan. Jangan jadi PT Perkebunan menurut saya, ganti menjadi PT Kontraktor Tanah. Ini harus diubah, untuk itu caranya bagaimana? Caranya adalah seluruh area PTPN hanya dua peruntukannya, perkebunan atau perhutanan. Jangan untuk area lain,” tandasnya.
Di sisi lain, Dedi mengaku tak habis pikir dengan terjadinya banjir bandang di Puncak. Sebab, Puncak merupakan kawasan dataran tinggi yang sebenarnya berada di ketinggian sekitar 1.000 hingga 1.500 meter di atas permukaan laut.
“Yang paling aneh adalah Puncak banjir. Kan aneh, Puncak banjir aneh. Kalau Karawang banjir enggak aneh, Bekasi banjir enggak aneh, Subang banjir tidak aneh karena daya tanahnya rendah, cekungannya ke bawah. Ini Puncak banjir,” katanya.
Penulis: Arby Salim