Topik: Banjir

  • Banjir Jakarta, Kementerian PU Klaim Bendungan Ciawi Berfungsi

    Banjir Jakarta, Kementerian PU Klaim Bendungan Ciawi Berfungsi

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait efektivitas Bendungan Ciawi dan Sukamahi dalam mengendalikan banjir di Jakarta.

    Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementeria PU Lilik Retno Cahyadiningsih menegaskan, kedua bendungan tersebut berfungsi sesuai dengan kapasitasnya. Namun, curah hujan yang ekstrem menyebabkan daya tampungnya tidak mencukupi.

    “Bendungan Ciawi dan Sukamahi sudah menunjukkan kinerjanya. Saat banjir kemarin, Bendungan Ciawi mampu menahan 2 juta meter kubik, sedangkan Sukamahi 0,3 juta meter kubik,” ujar Lilik di kantor PUPR, Jakarta Selatan, Jumat (7/3/2025).

    Curah Hujan Tembus 356 mm per Hari

    Meski kapasitasnya besar, intensitas hujan yang sangat tinggi menjadi faktor utama yang membuat bendungan tidak mampu menampung aliran air secara maksimal sehingga menyebabkan banjir di Jakarta.

    “Curah hujan yang terjadi sangat ekstrem. Normalnya, hujan ekstrem berada di atas 150 mm per hari, tetapi saat kejadian mencapai 356 mm per hari. Jadi, ini di luar kapasitas yang bisa ditahan,” jelas Lilik.

    Jokowi: Jakarta Dilalui 13 Sungai

    Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan banjir di Jakarta tidak hanya dipengaruhi oleh Sungai Ciliwung, tetapi juga 12 sungai lainnya, seperti Pesanggrahan, Cipinang, dan Kali Malang.

    “Bendungan Ciawi dan Sukamahi dibangun untuk mengendalikan aliran dari Sungai Ciliwung, yang merupakan sungai terbesar di Jakarta,” ujar Jokowi di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, Kamis (6/3/2025).

    Pemerintah terus melakukan upaya pengendalian banjir dengan berbagai strategi, termasuk normalisasi sungai dan pembangunan infrastruktur tambahan. Namun, perubahan iklim dan curah hujan yang semakin ekstrem menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaan banjir di Jakarta.

  • 3 Kecamatan di Balikpapan Dilanda Banjir Hebat

    3 Kecamatan di Balikpapan Dilanda Banjir Hebat

    Balikpapan, Beritasatu.com – Banjir setinggi 1,5 meter melanda sejumlah wilayah di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Banjir yang disebabkan oleh hujan deras dan pasang surut air laut ini meluas hingga ke tiga kecamatan, dengan lebih dari 500 rumah terendam.

    Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas Balikpapan, BPBD, serta TNI-Polri, terus bekerja keras melakukan evakuasi warga yang terjebak banjir. Prioritas utama dalam evakuasi adalah ibu hamil, lansia, dan balita, yang sebagian besar masih berada di dalam rumah yang terendam.

    Kepala Pelaksana BPBD Kota Balikpapan Usman Ali menjelaskan, banjir terjadi di sejumlah kelurahan, di antaranya Kelurahan Batu Ampar, Kelurahan Gunung Samarinda, dan Kelurahan Damai Bahagia. Namun, kondisi banjir yang paling parah terjadi di Kelurahan Damai Bahagia, dengan ketinggian banjir mencapai 1,5 meter.

    “Banjir terbesar terjadi di Batu Ampar, RT 28, Gunung Samarinda, dan Jalan Beller, Mufakat, serta MT Haryono,” ungkap Usman Ali kepada wartawan, Jumat (7/3/2025).

    Banjir ini berdampak luas di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Balikpapan Selatan, Balikpapan Kota, dan Balikpapan Utara. Meski begitu, BPBD Kota Balikpapan belum merencanakan untuk mendirikan posko pengungsian, karena kondisi banjir sudah mulai surut.

    “Untuk saat ini, kami masih fokus pada evakuasi warga yang membutuhkan bantuan,” lanjutnya.

    Tim gabungan masih terus bersiaga di lokasi untuk memastikan proses evakuasi berjalan dengan lancar dan warga yang membutuhkan bantuan dapat segera dipindahkan ke tempat yang aman akibat dampak banjir yang terjadi di Balikpapan.

  • Ketua DPD RI Sultan B. Najamudin Serahkan Bantuan untuk Korban Banjir di Bekasi

    Ketua DPD RI Sultan B. Najamudin Serahkan Bantuan untuk Korban Banjir di Bekasi

  • Dua Bendungan Era Jokowi Masih ‘Kewalahan’ Hadang Banjir

    Dua Bendungan Era Jokowi Masih ‘Kewalahan’ Hadang Banjir

    Jakarta

    Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi menjadi dua infrastruktur era Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang sebelumnya dipercaya dapat membantu mereduksi banjir. Namun ternyata, keberadaannya belum mampu menghadang banjir bandang yang terjadi di kawasan Jabodetabek beberapa waktu lalu.

    Adapun kedua bendungan ini diresmikan Jokowi pada bulan Desember 2022 silam. Kedua infrastruktur ini difungsikan agar dapat membantu mencegah banjir dari hulu tidak terkirim ke wilayah hilir.

    Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Lilik Retno Cahyadiningsih mengakui bahwa tidak semua aliran air mampu tertahan oleh kedua bendungan itu. Sebab, pada kala itu curah hujan terbilang sangat ekstrem, hingga tembus 350 milimeter (mm) kubik per hari.

    “Kenapa masih terjadi banjir? Karena di bawahnya memang curah hujannya cukup ekstrem. Sangat ekstrem. Kalau sangat lebat dan ekstrem itu ukurannya adalah lebih besar dari 150 mm kubik per hari. Dan yang terjadi berapa? 356 mm kubik per hari. Jadi memang sangat ekstrem,” kata Lilik, dalam konferensi pers di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Jumat (7/3/2025).

    Meski demikian, menurutnya kedua bendungan ini telah menunjukkan kinerjanya dengan baik. Bendungan Ciawi dan Sukamahi telah mampu menahan aliran air hujan 2,3 juta meter kubik.

    “Sebenarnya Ciawi-Sukamahi itu sudah menunjukkan kinerja menakjubkan. Karena kemarin waktu banjir itu sudah mampu menahan (aliran air) 2 juta (meter kubik) Ciawi, 0,3 juta (meter kubik) Sukamahi, jadi sudah cukup besar yang ditahan,” ujarnya.

    Hal senada juga disampaikan oleh Menteri PU Dody Hanggodo. Menurutnya, banjir bandang yang terjadi sejumlah titik di Jabodetabek, termasuk Bekasi, karena curah hujan yang sangat tinggi di hulu.

    “Lebih karena kemarin hujan cukup deras di hulu, di atas dan di bawah dry dam kita yang di Ciawi dan Sukamahi itu. Jadi itu kan menyebabkan banjir,” kata Dody, dalam kesempatan yang sama.

    Dody mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat juga akan mengadakan diskusi bersama Pemprov DKI Jakarta dan Pemda Bekasi untuk membahas aksi lanjutan. Salah satunya, menyangkut pembangunan tanggul Sungai Bekasi.

    “Urusan tanggul misalnya itu kan selalu butuh lahan. Biasanya lahan disiapkan oleh pemda setempat. Kemarin-kemarin itu agak sedikit terkendala penyiapan lahan sehingga pekerjaan-pekerjaan ini sedikit tertunda,” ujar dia.

    “Harapannya ke depan ini bisa selesai semua sehingga misalnya Jakarta yang timur itu kemarin, (nantinya) nggak banjir lagi. Bupati Bekasi juga insyaAllah kalau tanggulnya itu diselesaikan, 32 km, nggak akan terjadi banjir seperti kemarin,” sambungnya.

    Sebagai informasi, sebelumnya Jokowi juga sempat bicara terkait banjir bandang yang melanda Jabodetabek. Menurutnya, hal itu akibat intensitas hujan yang sangat besar. Ia mengingatkan bahwa bendungan itu dibangun untuk mereduksi aliran Sungai Ciliwung, padahal di Jakarta terdapat 13 aliran sungai. Adapun bendungan yang ada saat ini yang berkaitan sungai Ciliwung.

    “Memang Jakarta dan sekitarnya tempat turunnya air dari atas. Lewat sungai-sungai tadi yang saya sebutkan. Saya kira kita sudah membangun Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi kemudian sodetan Ciliwung, kemudian menormalisasi Sungai Ciliwung yang tinggal 16 kilometer,” ujar Jokowi di Sumber, Kamis (6/3/2025) dikutip dari detikJateng.

    “Itu memang harus segera dilanjutkan setelah Ciliwung selesai masih ada sungai lain yang perlu dinormalisasi. Jadi ada 12 sungai lagi yang perlu. Belum lagi urusan air dari atas (laut), masih ada lagi air dari laut yang naik setiap 8-12 cm, sehingga diperkirakan satelit NASA memang 2050-an sepertiga Jakarta bisa terkena banjir dari laut atas (utara),” sambungnya.

    Jokowi mengatakan, bendungan yang diresmikan tahun 2022 lalu itu merupakan bendungan kering yang dibangun untuk mengendalikan banjir di Jakarta. Namun, bila airnya terlalu banyak, waduk tidak bisa menampung.

    (shc/rrd)

  • Dedi Mulyadi Gubernur Jabar Tinjau Hibisc Fantasy Puncak: Dari Tangis hingga Tawa, Begini Ceritanya – Halaman all

    Dedi Mulyadi Gubernur Jabar Tinjau Hibisc Fantasy Puncak: Dari Tangis hingga Tawa, Begini Ceritanya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memperlihatkan emosi yang bertolak belakang pada saat mengunjungi kawasan wisata Bogor, Jawa Barat.

    Salah satu kawasan wisata yang dikunjungi, yaitu Hibisc Fantasy. Hibisc Fantasy berada di  Kebun Teh Puncak Bogor, Jl. Raya Puncak – Gadog, Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

    Untuk diketahui, Demul, sapaan akrab Dedi Mulyadi meninjau kawasan wisata Bogor selama dua hari terakhir ini.

    Jika pada hari Kamis (6/3/2025) kemarin Dedi Mulyadi menangis, hari ini Dedi Mulyadi tertawa.

    Bagaimana Ceritanya?

    Pada Kamis kemarin, Dedi Mulyadi mengunjungi tempat wisata di Desa Sukagalih, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Pada saat mengunjungi lokasi itu, dia terlihat lesu.

    Matanya melihat ke arah kejauhan.

    Dedi Mulyadi menangis melihat alih fungsi lahan di kawasan itu.

    Pada saat mengunjungi kawasan itu, Dedi Mulyadi didampingi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Wawan Hikal Kurdi.

    Wawan berupaya menenangkan Dedi Mulyadi.

    Wawan tersebut ketika Dedi Mulyadi menanyakan soal perizinan tempat wisata.

    Ternyata pembangunan tempat wisata itu mendapat izin dari Bupati Bogor terdahulu.

    “Ini yang ngizinin dulu bupati?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Zaman (Bupati Bogor) Bu Ade Yasin,” timpal Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Sastra Winara dan juga Wawan Hikal Kurdi.

    Kemudian Demul yang gusar melihat pengerusakan alam itupun memanggil Penegak Hukum Kementerian Lingkungan Hidup.

    KDM meminta kepada Ditjen Gakkuk LH, Rasio Ridlo Sani agar izin tempat tersebut dicabut.

    “Pak Ini sudah berizin dikeluarkan oleh bupati, dari sisi aspek regulasi bisa direkomendasikan untuk dicabut?” tanya Demul.

    Hari Ini Tertawa

    Pada Jumat ini, Dedi Mulyadi kembali mendatangi kawasan wisata Hibisc Fantasy di Puncak Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

    Pada kunjungannya ke kawasan wisata Hibisc Fantasy di Puncak, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menemukan kondisi yang mengejutkan. 

    Salah satu temuan yang mengejutkan adalah sungai alami yang tertutup beton, yang ternyata menjadi salah satu penyebab banjir yang sering melanda wilayah Puncak. 

    Dedi Mulyadi menyatakan bahwa aliran air yang seharusnya mengalir dengan lancar kini terhambat, menyebabkan limpahan air ke wilayah sekitar.

    Tak hanya itu, Kang Dedi juga sempat berkeliling dan menyaksikan berbagai masalah lain, termasuk area longsor yang ditutup dengan terpal. 

    Meski kecewa dengan temuan tersebut, Kang Dedi tetap menunjukkan sisi positif dengan tertawa saat menyaksikan keadaan tersebut. Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan proses pembongkaran di Hibisc Fantasy berjalan sesuai rencana.

    Selain temuan sungai yang tertutup, perhatian Kang Dedi juga tertuju pada sebuah titik di kawasan Hibisc Fantasy yang ditutupi terpal.

    ernyata, area tersebut merupakan lokasi longsor. Mengetahui hal ini, Kang Dedi tak bisa menahan tawa. 

    “Ini karena longsor? Oh dikasih garis bukan oleh Satpol,” ujar Kang Dedi.

    “Ini longsor, di sana kan banjir pak,” jawab pria yang diduga pegawai Hibisc.

     

  • Pasca Banjir, Relawan Pertamina Bantu Pembersihan dan Cek Kesehatan

    Pasca Banjir, Relawan Pertamina Bantu Pembersihan dan Cek Kesehatan

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) melalui tim Relawan Pertamina Peduli bersama tim pemadam kebakaran (damkar) Divisi HSSE PT Pertamina (Persero), serta tenaga medis PT Pertamina Bina Medika IHC turun langsung ke lokasi terdampak membantu pemulihan dan pemeriksaan kesehatan masyarakat terdampak banjir Bekasi. Banjir besar yang merendam Bekasi, kini mulai surut. BPBD mendata sebanyak 61.648 jiwa terdampak banjir sejak Selasa hingga Rabu, pekan ini.

    Pasca banjir, masyarakat terdampak biasanya mengantisipasi kondisi pemulihan dan gangguan kesehatan. VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan relawan Pertamina Peduli yang turun membantu proses pembersihan lumpur hingga Jumat, (7/3/2025).

    “Selain itu, Pertamina juga membantu kebutuhan logistik, kesehatan dan pemulihan pasca banjir. Terdiri dari pekerja dari berbagai profesi dan tenaga medis dari Pertamina IHC, mereka membantu warga terdampak,” jelas Fadjar.

    Warga terdampak banjir di Kecamatan Jatiasih misalnya, menderita gangguan kesehatan seperti diare akut, ISPA, luka-luka, gangguan lambung, dan tekanan darah tinggi. Tenaga medis Pertamina IHC, sejak Rabu hingga Jumat mengunjungi warga di kediamannya, serta membuka posko untuk memberi bantuan kesehatan. Sebanyak 26 personil medis diturunkan ke lapangan, setelah sebelumnya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan BPBD Bekasi.

    Sementara itu, warga di Kampung Lengkak, Bekasi Jaya, Jawa Barat, menghadapi tantangan berbeda. Pasca banjir yang merendam pemukiman warga hingga sampai ke atap, kini mereka harus berjibaku membersihkan endapan lumpur yang tertinggal. Di beberapa titik, endapan lumpur bahkan mencapai lutut orang dewasa.

    VP CSR & SMEPP Pertamina Rudi Ariffianto yang mengikuti kegiatan pembersihan menambahkan, Kampung Lengkak merupakan daerah yang sangat terdampak karena berada di bantaran sungai Bekasi. Luapan sungai meninggalkan endapan lumpur yang kemudian mengeras, menyulitkan proses pemulihan. Selama ini, warga berupaya membersihkan dengan peralatan sederhana.

    Selama dua hari proses pemulihan pemukiman warga, Damkar HSSE Pertamina mengerahkan satu unit mobil pemadam, dua unit mobil rescue, pompa portabel dan total 29 personil. Selain itu, sebanyak 12 Relawan Pertamina Peduli turut membantu proses pembersihan lumpur.

    “Pada Kamis, kami mengerahkan 14 personil dan satu unit pompa portable untuk membantu membersihkan lumpur. Sedangkan hari Jumat, kami menurunkan 15 personil. Kondisi lumpur di lokasi cukup tebal, sehingga proses pembersihan membutuhkan waktu dan tenaga ekstra,” ujar Abdul, perwakilan HSSE Pertamina.

    Abdul menambahkan, pada hari Kamis, tim bekerja hingga malam hari. Sementara pada Jumat, tim kedua akan melanjutkan kembali kegiatan pembersihan sejak pagi hari.

    Rusmini, salah satu warga yang rumahnya terdampak, menyampaikan harapannya agar kejadian serupa tidak terulang. “Terima kasih kepada Pertamina yang telah membantu membersihkan lumpur dengan pompa air. Kami sangat terbantu karena lumpur sudah mulai terangkat. Harapan kami ke depan ada solusi agar banjir seperti ini tidak terjadi lagi,” ungkap Rusmini.

    Senada, Nuraini, warga lain yang terdampak banjir, juga mengapresiasi tindakan cepat Pertamina dalam membantu masyarakat.

    “Kami sudah kelelahan membersihkan lumpur selama berhari-hari. Berkat bantuan Pertamina, rumah kami bisa lebih cepat bersih dan bisa segera ditempati lagi. Terima kasih kepada seluruh tim yang sudah membantu kami,” tutur Nuraini.

    Sebelumnya, Pertamina juga telah menyalurkan bantuan logistik berupa obat-obatan, popok bayi, sembako dan makanan cepat saji, hingga perlengkapan pribadi, yang diserahkan melalui BPBD Kota Bekasi, Selasa (4/5).

    (rah/rah)

  • Bekasi Lumpuh Akibat Banjir, Kementerian PU Klaim Bendungan Ciawi dan Sukamahi Berfungsi Baik – Halaman all

    Bekasi Lumpuh Akibat Banjir, Kementerian PU Klaim Bendungan Ciawi dan Sukamahi Berfungsi Baik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menilai Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi telah berfungsi secara baik selama banjir yang melanda Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, beberapa hari lalu.

    Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PU Lilik Retno Cahyadiningsih mengatakan bahwa selama banjir tersebut, Bendungan Ciawi berhasil menahan air sebanyak 2 juta meter kubik, sedangkan Bendungan Sukamahi menahan 0,3 juta meter kubik.

    “Sebenarnya Ciawi dan Sukamahi itu sudah menunjukkan kinerjanya ya. Air yang ditahan cukup besar di sana,” kata Lilik ketika ditemui di kantor Kementerian PU, Jakarta Selatan, Jumat (7/3/2025).

    Ia mengatakan, banjir di Bekasi tetap terjadi karena curah hujan yang sangat ekstrem.

    Ukuran curah hujan sangat lebat dan ekstrem adalah lebih dari 150 mm per hari. Pada banjir kemarin, curah hujan tercatat mencapai 356 mm per hari.

    “Kalau sangat lebat dan ekstrem itu ukurannya adalah lebih besar dari 150 mm per hari. Banjir kemarin yang terjadi berapa? 356 mm per hari. Jadi memang sangat ekstrem. Ini sebenarnya yang terjadi seperti itu,” ujar Lilik.

    Sebagai informasi, Bendungan Ciawi diresmikan Presiden ke-7 RI Joko Widodo  pada Desember 2022 dan memiliki volume tampung air sebanyak 6,05 juta meter kubik dan luas area genangan 39,40 hektare.

    Bendungan Ciawi dapat mereduksi banjir sebesar 111,75 meter kubik per detik.

    Bendungan Ciawi merupakan bendungan kering yang pembangunannya sudah dilakukan sejak 2016 dan menghabiskan anggaran Rp 1,3 triliun.

    Sementara itu, Bendungan Sukamahi memiliki daya tampung 1,68 juta meter kubik dan luas area genangan 5,23 hektare.

    Bendungan ini bisa mereduksi banjir sebesar 15,47 meter kubik per detik. Pembangunannya menelan biaya Rp 464,93 miliar.

  • Warga Ngamuk Bongkar Hibisc Fantasy yang Diduga Jadi Pemicu Banjir, Satpol PP Tak Berkutik

    Warga Ngamuk Bongkar Hibisc Fantasy yang Diduga Jadi Pemicu Banjir, Satpol PP Tak Berkutik

    TRIBUNJATIM.COM – Tempat wisata Hibisc Fantasy dianggap melanggar tata lingkungan dan izin lahan hingga menyebabkan bencana banjir bandang di kawasan Puncak.

    Ratusan warga Puncak pun turun tangan membongkar paksa wisata Hibisc Fantasy Puncak, Kamis (6/3/2025) sore.

    Petugas Satpol PP hanya diam dan tak bisa berbuat banyak di tengah kekacauan tersebut.

    Diberitakan, warga di sekitar lokasi objek wisata Hibisc Fantasy Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengamuk.

    Hal itu dipicu lantaran Satpol PP tidak membongkar tempat wisata yang lokasinya berada di Cisarua, Kabupaten Bogor, tersebut.

    Padahal Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, pada Kamis (6/3/2025), sudah tegas memerintahkan Hibisc Fantasy Puncak dibongkar, karena dianggap menjadi biang kerok banjir bandang.

    Menurut seorang warga, Satpol PP Kabupaten Bogor bukannya langsung membongkar, tapi malah memasang tanda ‘pengawasan’.

    “Jangan mau dibodohi,” teriak seorang warga yang mengamuk sambil melempar palang yang hendak digunakan untuk penutupan akses masuk.

    “Aing mah lahir jeung gede di dieu, teu sieun aing (saya lahir dan besar di sini, saya tidak takut),” ucap dia lagi.

    Ia juga mengatakan kalau dirinya tidak menikmati tanah negara atau digaji oleh negara.

    Dirinya hanya ingin kawasan Puncak kembali hijau.

    “Aing mah hayang jadikeun deui leweung (saya ingin dikembalikan lagi jadi hutan),” katanya.

    Warga pun meminta Satpol PP Kabupaten Bogor melaksanakan perintah Dedi Mulyadi.

    “Disegel, hari ini bongkar! Buktikan!” teriak dia lagi.

    Warga di sekitar lokasi objek wisata Hibisc Fantasy Puncak Bogor, Jawa Barat, mengamuk. Hal itu dipicu lantaran Satpol PP tidak membongkar tempat wisata yang lokasinya berada di Cisarua, Kabupaten Bogor, tersebut. (TikTok/mang_uka)

    Warga juga menyinggung soal ucapan Gubernur Jawa Barat pada Kamis pagi.

    “Bieu isuk keneh ngomong, Bupati, Wakil Bupati, DPRD, tolong bongkar, saya tidak mau tahu. Ayo dong, jangan bodohi masyarakat,” kata warga yang lainnya.

    Warga yang sudah tersulut emosi akhirnya bertindak sendiri.

    Mereka menyabotase ekskavator dan mulai merobohkan gerbang utama wisata tersebut.

    Satpol PP yang berada di lokasi tak berkutik dan mampu tidak bisa mencegah tindakan warga.

    “Gubernur aing nyuruh bongkar, bongkar sekarang! Takbir!” teriak salah seorang warga, melansir TribunnewsBogor.com.

    Cekcok sempat terjadi antara warga dan karyawan Hibisc Fantasy.

    Tetapi petugas Satpol-PP hanya turun tangan untuk melerai, bukan untuk mencegah pembongkaran.

    Warga Puncak, Hendrik (38) menyebut, tindakan warga adalah bentuk kemarahan atas keberadaan wisata yang diduga menjadi penyebab banjir bandang.

    “Kan tadi udah ada perintah langsung dari Gubernur Jabar untuk dibongkar, ngapain nunggu lagi?”

    “Pemkab Bogor (Satpol-PP) ini banyak alasan, bilangnya masih menunggu pendataan bangunan mana yang boleh dan tidak boleh dibongkar.”

    “Tapi kami ingin ini segera dibongkar sekarang juga, jadi ya kami yang memulai membongkar,” ungkap Hendrik.

    Hibisc Fantasy akhirnya benar-benar dibongkar oleh warga.

    Wisata keluarga ini awalnya mengantongi izin pengelolaan 4.800 meter persegi, tetapi pembangunannya meluas hingga 15.000 meter persegi, bahkan mencapai pinggir sungai.

    Pintu masuk destinasi wisata Hibisc Fantasy di kawasan Puncak Bogor dirobohkan massa, Kamis (6/3/2025). (TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani)

    Sementara itu, anggota Satpol PP Pemprov Jawa Barat, Khairul mengatakan, palang yang dibo​ngkar warga tersebut bukan dari pihaknya, melainkan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

    “Saya hanya membantu (pasang), makanya enggak dipasang enggak apa-apa. Niat kami baik, puasa, hanya membantu saja, yang di sana sudah terpasang, Pak,” kata Khairul.

    Kasatpol PP Provinsi Jawa Barat, M Ade Afriandi mengatakan, masyarakat mendesak operator alat berat yang ada di lokasi untuk melakukan pembongkaran.

    “Ada pihak yang ingin segera, tidak menunggu deliniasi dan sebagainya,” ungkapnya, Kamis (6/3/2025).

    “Sehingga tadi dengan cara mereka, secara maksa minta tenaga operator untuk melakukan pembongkaran gerbang, nah, itu yang terjadi hari ini,” lanjut Ade.

    Ade mengungkapkan bahwa masyarakat yang bergerak tersebut juga merupakan gabungan dari pedagang kaki lima (PKL) yang terdampak penertiban di sepanjang pinggiran Jalan Raya Puncak.

    “Jadi tadi aksi massa dari masyarakat yang ada di sini terutama yang mantan-mantan PKL di sekitar kawasan ini.”

    “Mereka meluapkan kepuasannya untuk menandai bahwa kawasan Hibisc ini ditertibkan,” sambung Ade.

    Lebih lanjut Ade mengungkan bahwa bangunan yang dibongkar tersebut memang tidak masuk dalam site plan.

    “Gerbang ini setelah kami tadi cek dengan DPKPP, ternyata ada perubahan. Jadi site plan yang diajukan itu berubah.”

    “Jadi kalau dibongkar hari ini, juga memang ini ada ketidaksesuaian,” ujarnya, Kamis (6/3/2025).

    Ade menjelaskan, dalam melakukan pembongkaran, pihaknya harus sesuai dengan prosedur.

    Ia mengaku tidak ingin tindakan yang dilakukan justru salah sararan karena terdapat bangunan yang sudah berizin sehingga perlu dilakukan penyesuaian terlebih dahulu.

    Pasalnya, sekitar 4.800 dari 15.000 meter persegi kawasan tersebut telah mengantongi izin.

    “Jadi itu peralatan yang kami siapkan, personel ada yang kami siapkan, tapi langkah kami tidak langsung main bongkar, kami lakukan deliniasi dulu.”

    “Kami tidak mau main bongkar, ternyata yang berizin dan itu salah,” jelasnya.

    Kasatpol PP Provinsi Jawa Barat, M Ade Afriandi, ditemui di Hibisc Fantasy Puncak, Kamis (6/3/2025). (TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani)

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Pengakuan Istri Wali Kota Bekasi Wiwiek Hargono Menginap di Hotel saat Banjir: Pakai Biaya Pribadi – Halaman all

    Pengakuan Istri Wali Kota Bekasi Wiwiek Hargono Menginap di Hotel saat Banjir: Pakai Biaya Pribadi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI- Wiwiek Hargono, istri Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengaku video keluarganya yang menginap saat terjadi banjir besar di Bekasi menjadi bahan evaluasi.

    Dia mengaku tidak ada sedikitpun niat mencoreng nama Kota Bekasi.

    Menurutnya saat berada di hotel, ia hanya melakukan evakuasi diri, karena kediamannya dilanda banjir.

    “Bapak (Tri Adhianto) meminta saya untuk mengevakuasi diri, saya masuklah ke hotel, jam 18.00 WIB. Bapak pergi, saya 18.30 WIB  pergi, itu pun masuk sekira jam limaan, jadi artinya cuma sebentar, kemudian saya langsung keliling ke masyarakat,” kata Wiwiek, Jumat (7/3/2025).

    Dia menegaskan, tujuannya menginap di hotel bukan bermaksud tak berempati kepada masyarakat yang sedang kesulitan terdampak banjir. 

    “Tidak ada sedikitpun di hati saya, rasa empati saya yang berkurang pada masyarakat Kota Bekasi, tidak ada sedikitpun di hati saya untuk mencoreng nama Kota Bekasi,” kata Wiwiek. 

    Wiwiek menyampaikan biaya menginap di hotel murni dana pribadi.

    Bahkan, kata Wiwiek, dirinya juga rela mengocek dana pribadi membantu korban banjir.

    “Oh iya, pasti biaya pribadi (menginap di hotel). Saya turun ke masyarakat pun tidak pernah minta biaya dari Pemkot Bekasi. Yang ada, saya membantu bapak dan bu Camat, Lurah, di dalam mereka menyiapkan untuk masyarakatnya, boleh ditanyakan, boleh dibuktikan pada kecamatan Bekasi Timur, Barat, Selatan, gitu ya, tidak ada sepersun pun saya meminta fasilitas untuk saya bergerak ke masyarakat,” paparnya.

    Siapa yang rekam?

    Wiwiek enggan menyebutkan sosok perekam video viral mengungsi di Hotel Horison saat banjir melanda pada Selasa (4/3/2025). 

    Video itu diunggah akun X @Heraloebss, Wiwiek turun dari kendaraan disambut seseorang sambil merekam video. 

     “Guys kita nganter ibu Wiwiek yang mau stay di hotel karena rumahnya kebanjiran, jadi nginepnya di Horison,” kata perekam video.  

    Wiwiek mengatakan, situasi yang terjadi pada video sebenarnya sesuatu yang wajar dilakukan masyarakat ketika bertemu tokoh publik seperti pemimpin atau istri pemimpinnya. 

    “Kalau saya tidak mau berasumsi, tapi memang semua orang kalau diperhatikan, pasti akan senang ketika bertemu dengan pimpinan ataupun istri pimpinan dan wajar saja mereka meminta foto, dan merekam,” kata Wiwiek. 

    Video viral dia menginap di hotel saat banjir benar-benar di luar kendalinya, tetapi hal itu akan jadi pembelajaran bagi semua pihak. 

    “Kadang memang terlalu effort-nya (upaya) kita pada sesuatu membuat akhirnya konotasi yang tidak baik dinarasikan pada situasi-situasi yang tidak tepat,” jelas dia. 

    Di hotel, Wiwiek mengaku hanya sebentar dan tujuannya murni untuk mengevakuasi diri dari banjir yang melanda tempat tinggalnya di Perumahan Kemang Pratama. 

    “Pada saat itu kejadiannya saya hanya sebentar saja di hotel tersebut, masuk sekitar jam limaan, karena saya harus mengevakuasi diri,” jelas dia.

    Minta maaf kepada gubernur

    Wiwiek Hargono minta maaf terkait video viral dirinya yang mengungsi ke hotel berbintang ketika warganya tengah dilanda banjir besar.

    Wiwiek Hargono juga sudah menyampaikan permintaan maaf kepada Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi.

    “Saya mohon maaf kepada pak Gubernur atas merebaknya ini,” kata Wiwiek Hargono.

    Wiwiek menegaskan rasa empatinya kepada korban banjir tidak berkurang.

    “Tidak ada sedikitpun di hati saya, rasa empati saya yang berkurang pada masyarakat Kota Bekasi, tidak ada sedikitpun di hati saya untuk mencoreng nama Kota Bekasi,” jelasnya. 

    Alasan strategis

    Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto menjelaskan alasannya menginap di hotel ketika banjir karena strategis.

    “Iya benar menginap di hotel karena lokasi strategis,” kata Tri Adhianto, Rabu (5/3/2025).

    Tri Adhianto menyampaikan lokasi hotel yang ditempatinya memudahkan meninjau korban banjir.

    Namun, Tri menyampaikan tidak lama menetap di hotel.

    “Karena istri saya saja jam 04.00 WIB sudah bantu-bantu masak buat makanan korban banjir. Jadi, saya enggak stay selamanya di hotel,” tutur dia.

    Tri Adhianto mengaku, dia dan istrinya sudah meninggalkan hotel sejak pagi tadi guna meninjau korban banjir.

    “Lalu, saya dan istri jam 06.00 WIB sudah meninggalkan hotel,” ungkap dia.

    Tri mengaku menginap di hotel hanya untuk beristirahat.

    “Hotel cuma sementara, buat tidur doang,” tegas dia.

     

    dan

    Wiwiek Hargono Minta Maaf Soal Video Viral Menginap di Hotel saat Banjir: Jadi Pembelajaran

  • Jokowi Singgung Bendungan Ciawi-Sukamahi Terkait Banjir Jabodetabek, Ini Kata PU

    Jokowi Singgung Bendungan Ciawi-Sukamahi Terkait Banjir Jabodetabek, Ini Kata PU

    Jakarta

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) merespons tentang Bendungan Ciawi dan Sukamahi yang kewalahan menampung curah hujan di Jabodetabek beberapa waktu lalu hingga akhirnya banjir. Persoalan ini sebelumnya disinggung oleh Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

    Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PU Lilik Retno Cahyadiningsih mengatakan, kedua bendungan tersebut sebetulnya telah menunjukkan kinerja yang menakjubkan. Hal ini mengingat curah hujan yang terjadi di Jabodetabek beberapa waktu lalu sangat ekstrem.

    “Sebenarnya Ciawi-Sukamahi itu sudah menunjukkan kinerja menakjubkan. Karena kemarin waktu banjir itu sudah mampu menahan (aliran air) 2 juta (meter kubik) Ciawi, 0,3 juta (meter kubik) Sukamahi, jadi sudah cukup besar yang ditahan,” kata Lilik, dalam konferensi pers di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Jumat (7/3/2025).

    Lilik menjelaskan, alasan bencana banjir masih tetap terjadi walau sudah ada kedua bendungan tersebut lantaran curah hujan ekstrem tersebut. Bahkan curah hujan tersebut tembus hingga 350 milimeter (mm) kubik per hari, melebihi daya tampung bendungan.

    “Kenapa terjadi masih banjir? Karena di bawahnya memang curah hujannya cukup ekstrem. Sangat ekstrem. Kalau sangat lebat dan ekstrem itu ukurannya adalah lebih besar dari 150 mm kubik per hari. Dan yang terjadi berapa? 356 mm kubik per hari. Jadi memang sangat ekstrim,” ujarnya.

    Di Bekasi sendiri, Lilik mengatakan, pihaknya akan membuat satu kolam retensi dalam rencana jangka panjangnya. Namun rencana tersebut belum sampai ke tahap pendanaan.

    “Dan itu juga untuk jangka pendeknya adalah kita berdarurat ya. Melakukan penanganan-penanganan darurat ya,” kata dia.

    Sebagai informasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana untuk mengevaluasi efektivitas Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi usai banjir bandang melanda Jabodetabek.

    Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, bendungan yang diresmikan tahun 2022 lalu itu merupakan bendungan kering yang dibangun untuk mengendalikan banjir di Jakarta. Namun, bila airnya terlalu banyak, waduk tidak bisa menampung.

    “Mau tidak mau air harus keluar dan kemarin saya mendapatkan informasi intensitas hujan sangat tinggi sekali,” kata Jokowi di Sumber, Kamis (6/3/2025) dikutip dari detikJateng.

    Di sisi lain, Jokowi menyebut banjir terjadi di Jakarta dan sekitarnya beberapa waktu terakhir akibat intensitas hujan yang sangat besar. Ia mengingatkan bahwa bendungan itu dibangun untuk mereduksi aliran Sungai Ciliwung, padahal di Jakarta terdapat 13 aliran sungai. Adapun bendungan yang ada saat ini yang berkaitan sungai Ciliwung.

    “Memang Jakarta dan sekitarnya tempat turunnya air dari atas. Lewat sungai-sungai tadi yang saya sebutkan. Saya kira kita sudah membangun Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi kemudian sodetan Ciliwung, kemudian menormalisasi Sungai Ciliwung yang tinggal 16 kilometer,” ujar Jokowi.

    “Itu memang harus segera dilanjutkan setelah Ciliwung selesai masih ada sungai lain yang perlu dinormalisasi. Jadi ada 12 sungai lagi yang perlu. Belum lagi urusan air dari atas (laut), masih ada lagi air dari laut yang naik setiap 8-12 cm, sehingga diperkirakan satelit NASA memang 2050-an sepertiga Jakarta bisa terkena banjir dari laut atas (utara),” sambungnya.

    (shc/rrd)