Bongkar Hibisc Fantasy Puncak, Dedi Mulyadi: Solusi Menangani Banjir dari Hulu ke Hilir
Tim Redaksi
BEKASI, KOMPAS.com –
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan, pembongkaran wisata rekreasi Hibisc Fantasy di Puncak, Bogor, Jawa Barat, merupakan solusi penanganan banjir.
“Itu bagian solusi. Kami ini ingin menyelesaikan masalah dari hulu ke hilir,” kata Dedi saat diwawancarai di Kantor Pemerintahan Kota Bekasi, Jumat (7/3/2025).
Menurut Dedi, semua masalah di hilir, bendungan, daerah aliran sungai, dan hulu adalah masalah resapan.
“Maka hulu juga harus diselesaikan dengan cara fungsinya dikembalikan menjadi fungsi hutan, fungsi perkebunan,” lanjut dia.
Atas dasar tersebut, Dedi mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang larangan alih fungsi hutan, perkebunan, pesawahan, serta daerah aliran sungai.
“Sehingga nanti seluruh kebijakan itu berdasarkan Peraturan Gubernur,” ucap Dedi.
Dengan Pergub tersebut, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi, Kabupaten, dan Kota tidak bisa lagi memberikan rekomendasi izin untuk alih fungsi.
“Ada Peraturan Gubernur yang mengikat dan melarang,” pungkas dia.
Sebelumnya, ratusan warga membongkar paksa bangunan wisata Hibisc Fantasy di Puncak Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3/2025) sore.
Aksi ini terjadi setelah Dedi Mulyadi, Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol, dan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyegel operasional wisata yang dikelola PT Jaswita tersebut.
Hibisc Fantasy dituding melanggar tata lingkungan dan perizinan lahan, yang disebut sebagai penyebab banjir bandang di Puncak Bogor beberapa waktu lalu.
Dedi Mulyadi langsung memerintahkan Bupati Bogor Rudy Susmanto agar Satpol PP Kabupaten Bogor mengerahkan alat berat untuk melakukan pembongkaran.
Meskipun alat berat sudah tiba di lokasi, pembongkaran tak kunjung dilakukan oleh petugas Satpol PP.
Hal ini memicu kemarahan warga yang mendesak agar bangunan tersebut segera diratakan.
Warga akhirnya mengambil inisiatif sendiri dengan menyabotase ekskavator yang ada di lokasi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: Banjir
-
/data/photo/2025/03/07/67caed60cb99a.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bongkar Hibisc Fantasy Puncak, Dedi Mulyadi: Solusi Menangani Banjir dari Hulu ke Hilir Megapolitan 7 Maret 2025
-

Dari Balik Jeruji, Nikita Mirzani Bantu Korban Banjir Bekasi
Bekasi, Beritasatu.com – Meski tengah mendekam di tahanan Polda Metro Jaya atas kasus dugaan pemerasan, pengancaman, dan tindak pidana pencucian uang (TPPU), Nikita Mirzani tetap menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat.
Lewat timnya, Nikita menggelar aksi sosial untuk membantu korban banjir di Bekasi.
Melalui unggahan di Instagram Story, Jumat (7/3/2025), tim Nikita Mirzani terlihat berbelanja di sebuah supermarket membeli kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak, dan bahan makanan lainnya untuk diberikan kepada warga terdampak banjir.
Unggahan tersebut juga disertai tulisan “@nikitamirzanimawardi_172 peduli korban banjir”.
Salah satu anggota tim aksi sosial Nikita menyebut ratusan kilogram sembako telah disiapkan untuk disalurkan.
“Semoga ini bisa berkah dan bisa membantu masyarakat, dan semoga Kak Niki dan Mail kuat selama di sana,” ucap tim Nikita Mirzani.
Diketahui, Nikita Mirzani ditahan penyidik Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya sejak Selasa (4/3/2025). Ibu tiga anak itu ditahan terkait dengan kasus pemerasan, pengancaman, serta TPPU terhadap pengusaha skincare Reza Gladys.
-

Banjir Bekasi, Verrell Bramasta Desak Pemerintah Perbaiki Drainase
Jakarta, Beritasatu.com – Selebritas yang juga politisi Verrell Bramasta menggelar bakti sosial membantu korban banjir di Bekasi. Verrell mengaku prihatin dan ingin memberikan dukungan nyata bagi warga terdampak.
“Hari ini saya hadir di Babelan untuk melihat langsung bagaimana warga menghadapi situasi ini. Saya sangat prihatin dan berempati atas musibah ini. Bantuan yang saya berikan adalah bentuk kepedulian agar masyarakat Bekasi bisa segera bangkit,” ujar Verrell dalam unggahan di media sosialnya, Jumat (7/3/2025).
Dalam kegiatan tersebut, Verrell Bramasta membagikan paket sembako kepada warga yang terdampak banjir. Selain memberikan bantuan, ia juga mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk segera memperbaiki infrastruktur, meningkatkan sistem drainase, serta melakukan mitigasi bencana agar banjir tidak terus berulang.
“Bantuan darurat memang penting, tetapi kita juga harus berpikir ke depan. Pemerintah perlu memastikan sistem drainase yang lebih baik serta pembangunan infrastruktur yang lebih tahan terhadap risiko banjir,” tambahnya.
Verrell juga mengajak masyarakat untuk memperkuat semangat gotong royong melalui bantuan langsung, donasi, dan dukungan moral.
“Saya berharap semua pihak dapat terus bersatu dan saling membantu. Dengan kolaborasi yang baik, kita bisa melewati masa sulit ini dan membangun Bekasi yang lebih tangguh ke depannya,” kata Verrell Bramasta.
-

Jasad Ibu dan Anak Korban Banjir di Sukabumi Ditemukan Berpelukan, Terjebak dalam Rumah – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Ibu dan anak korban banjir di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) yang dinyatakan hilang pada Kamis (6/3/2025), akhirnya ditemukan.
Santi (40) alias Zahra dan anaknya, Nurul (3), ditemukan telah meninggal dunia dengan kondisi berpelukan pada Jumat (7/3/2025).
Kedua korban terjebak di dalam rumah saat dilanda banjir dan hujan besar.
Kasi Operasi Kantor SAR Jakarta, Ahmad Rizkiansyah mengatakan bahwa kedua korban ditemukan pukul 13.30 WIB setelah upaya pencairan dari material rumah yang roboh.
“Kedua korban bisa ditemukan bersama-sama, keduanya saling berpelukan dalam kondisi sudah meninggal dunia,” kata Ahmad dilansir dari TribunJabar.id.
Menurut informasi dari saksi, kedua korban tidak bisa menyelamatkan diri karena air sudah tinggi.
“Ini pada saat airnya memang sudah tinggi dengan arus yang sangat deras itu ibu dan anak masih di dalam rumah belakang rumah pada saat airnya mulai menghantam rumah tersebut ibu dan anak ini terjatuh,” ungkap Ahmad.
Kini, tim Basarnas bersama dengan unsur petugas gabungan dan relawan masih berupaya mencari korban lainnya.
“Secara keseluruhan data yang kita punya kita masih mencari ada lima orang lagi longsor di daerah Lengkong dengan satunya di Simpenan,” tandasnya.
Sebagai informasi, banjir dan longsor mengepung wilayah Selatan Kabupaten Sukabumi, akibat diguyur hujan deras semalam sejak Kamis hingga Jumat dini hari tadi.
Puluhan rumah dilaporkan terendam akibat banjir limpasan dari saluran irigasi dan drainase yang tidak mampu menampung debit air yang terus meningkat.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Sukabumi, bencana banjir dan longsor terjadi di wilayah Kecamatan Kadudampit, Curugkembar, Simpenan, Palabuhanratu, Waluran, Bantargadung, Cisaat, Cikembar, Warungkiara, Sagaranten, Lengkong, Jampangtengah, Ciemas, Cimanggu, Pabuaran, Gunungguruh, Cikakak, dan Cicantayan.
“Dampak kejadian sementara 116 kepala keluarga, 204 jiwa terdampak, yang mengungsi 31 KK/159 jiwa,” ujar Manajer Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna.
Sebelumnya, Daeng menyebutkan bahwa dalam kejadian bencana banjir dan longsor mengakibatkan satu orang meninggal dunia di wilayah Kecamatan Simpenan.
“7 jiwa hilang belum ditemukan, 2 di Kecamatan Simpenan, 3 di Lengkong dan 2 orang di Palabuhanratu,” papar Daeng.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul BREAKING NEWS, Ibu dan Anak, Korban Banjir Sukabumi, Ditemukan Berpelukan Telah Meninggal Dunia
(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJabar.id/Dian Herdiansyah/M Rizal Jalaludin)
-

Dukungan Wacana Perluasan Cimahi, Warga KBB Soroti Infrastruktur dan Sampah
JABAR EKSPRES – Wacana perluasan wilayah Kota Cimahi yang diusung pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cimahi, Ngatiyana dan Adithia Yudhistira, kembali mencuat.
Sejumlah warha dan tokoh masyarakat di Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang sebagian wilayahnya masuk dalam rencana tersebut, menyuarakan dukungan mereka.
Salah satu warga Kecamatan Parongpong, Desa Sariwangi, KBB, Fitra (33), berharap perluasan wilayah ini dapat terealisasi. Menurutnya, wilayah Parongpong, khususnya Desa Sariwangi, kerap menghadapi persoalan banjir dan sampah, terutama saat hujan deras.
BACA JUGA: Wacana Perluasan Kota Cimahi Disoroti DPRD KBB: Terkesan Mau Mencaplok
“Kalau hujan di sini gotnya sering mampet sama sampah, jadi air meluap ke jalan. Mana airnya warna hitam lagi, jadi bau,” ujar Fitra saat ditemui, Jumat (7/3/2025).
Fitra mengungkapkan, pemerintah daerah KBB jarang berkunjung ke kawasan tersebut. Ia berharap ada perhatian lebih terhadap kondisi lingkungan di wilayahnya yang kini semakin dipenuhi perumahan.
“Jarang ada perhatian. Kalau mau pemilihan umum aja baru pada muncul,” ujarnya.
BACA JUGA: PPDB hingga Infrastruktur Sekolah Jadi Sorotan Wali Kota Cimahi
Menurutnya, permasalahan sampah dipicu oleh maraknya pembangunan perumahan yang menyebabkan minimnya daerah resapan air. Akibatnya, air hujan tidak terserap dengan baik dan menggenangi jalan.
“Di sini banyak perumahan, ada lahan kosong dibangun perumahan, jadi area resapannya semakin berkurang,” jelasnya.
Fitra berharap, jika sebagian kecil wilayah KBB masuk ke Kota Cimahi, permasalahan lingkungan seperti banjir dan sampah dapat lebih diperhatikan.
BACA JUGA: Terseret Kasus Sengketa Lahan, Smansa Bandung Minta Atensi dari Seluruh Pemangku Kepentingan
“Semoga pemerintahnya bisa lebih peduli,” harapnya.
Dukungan serupa datang dari Pimpinan Padepokan Padzikiran Sifaul Qolbi, Desa Padaasih, Kecamatan Cisarua, KBB, Abah Engkos. Ia menyatakan, wacana perluasan batas Kota Cimahi ke wilayahnya adalah langkah yang positif.
“Saya sangat mendukung rencana perluasan batas Kota Cimahi. Desa saya, yang berbatasan langsung dengan Kota Cimahi, sering berinteraksi dengan masyarakat Cimahi, baik dalam kegiatan seni budaya maupun kegiatan keagamaan,” ujarnya.
Abah Engkos menuturkan bahwa banyak anggota padepokan dan majelis di wilayahnya yang berasal dari Cimahi.
-

Balikpapan Dikepung Banjir, Ketinggian Capai 1,5 Meter
JAKARTA – Kota Balikpapan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dikepung banjir dengan ketinggian air mencapai sekitar 1,5 meter.
Banjir akibat Balikpapan diguyur hujan lebat sejak Jumat 7 Maret dini hari.
“Ketinggian air terparah capai sekitar satu hingga 1,5 meter,” ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan Usman Ali di Balikpapan, Jumat 7 Maret, disitat Antara.
Ia mengatakan, kawasan terparah terendam banjir berada pada empat titik di sekitaran Jalan MT Haryono, mulai dari kawasan Gang Mufakat, Jalan Penegak, serta Jalan Beller. Bahkan di Jalan Beller genangan air melebar hingga di Jalan utama MT Haryono.
“Jadi jalan itu tidak bisa dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, dan banjir yang cukup tinggi juga terjadi di kawasan Batu Ampar dan Jalan Jokotole,” ucapnya.
Petugas BPBD bersama unsur SAR lainnya dari Kantor Pencarian Kelas A Kota Balikpapan, SAR Brimob Polda Kaltim, dan unsur relawan kebencanaan, melakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak dengan menggunakan perahu karet.
Usman Ali meminta masyarakat lebih waspada mengingat hingga saat ini hujan masih mengguyur Kota Balikpapan. Apabila dirasakan air sudah cukup tinggi, segera melakukan evakuasi dini.
Dansat Brimob Polda Kaltim Kombes Pol Andy Rifai menambahkan, tim SAR Brimob terus disiagakan di lokasi bencana banjir dan fokus membantu proses evakuasi warga yang bersedia mengungsi ke tempat lebih aman.
Komandan Regu Evakuasi dari Kantor Pencarian Klas A Balikpapan Sianturi menambahkan, tim juga sempat melakukan evakuasi seorang anak terjebak di selokan yang tergenang air. Anak tersebut berhasil dievakuasi dan mengalami luka ringan pada bagian kaki dan langsung dilakukan pengobatan.
Jalan MT Haryono Kota Balikpapan juga lumpuh total akibat banjir yang menggenangi dengan ketinggian sekitar satu hingga 1,5 meter tersebut. Kepolisian setempat melakukan pengalihan arus lalu lintas untuk jalan tersebut.
“Kami kerahkan 45 personel berjaga di titik-titik rawan bantu warga agar tidak terjebak banjir,” ujar Kepala Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resor (Polres) Kota Balikpapan Komisaris Polisi (Kompol) Ropiyani.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan Irfan Taufik mengatakan sejumlah sekolah yang terkena dampak belajar dan dinilai rawan longsor, proses mengajar dilakukan secara daring.
-

Udah Bukan Jalan, Tapi Kolam Renang
JABAR EKSPRES – Kawasan Gedebage, Kota Bandung, kembali dilanda banjir pada Jumat, (7/3/2025). Hal ini imbas hujan deras yang telah melanda wilayah tersebut sejak sore hari.
Salah satu pengendara roda dua, Hilmansyah (28), mengungkapkan keluh kesahnya terkait problematika banjir Gedebage yang belum juga tuntas hingga saat ini.
Bahkan diakuinya, arus lalulintas yang diperuntukan guna lalulalang kendaraan baik roda dua maupun empat tak pantas disebut jalan, melainkan kolam renang.
BACA JUGA:Warga Tagih Janji Pemkot Terkait Penyelesaian Banjir Bandung Timur
“Tos lain jalan ieu mah (udah bukan lagi jalan), tapi kolam renang. Mending renang, daripada motor rusak,” katanya kepada Jabar Ekspres, Jumat (7/3) petang.
Dirinya berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bisa segera memprioritaskan penyelesaian banjir di wilayah Gedebage. Sebab, kata dia, banyak kerugian yang timbul akibat permasalah tersebut.
“Rugi mah udah pasti, bukan hanya waktu, tapi motor benereun (harus diperbaiki). Soalnya banjir gak semata kaki, tapi ini mah hampir selutut bahkan sepaha kalau anak-anak mah,” ujarnya.
BACA JUGA:Gubernur Dedi Mulyadi: Modifikasi Cuaca 10 Hari untuk Kurangi Risiko Banjir
Lewat pantauan Jabar Ekspres, banjir di wilayah Gedebage terjadi di beberapa titik. Mulai dari depan Gudang JNE, kawasan Pasar Gedebage, hingga sepanjang jalan yang mengerah ke simpang Gedebage.
Bahkan, untuk jalur lambat yang diperuntukan bagi roda dua sudah benar-benar tidak bisa dilalui kendaraan bermotor. Akibatnya, kendaraan banyak menumpuk di ruas jalan yang diperuntukan bagi kendaraan roda empat.
Selain itu, kemacetan juga terjadi di beberapa wilayah Bandung Timur imbas banjir di sekitar Gedebage. Mulai dari jalan Rumah Sakit, Cinambo, hingga Babakan Penghulu.
BACA JUGA:Jabar Dikepung Banjir, Ono Surono Tegaskan Pengembalian Fungsi Hutan Mutlak Dilakukan
Salah satu pengendara yang bermukim di wilayah Riung Bandung, Maulana (31) bahkan harus memutar otak agar dirinya bisa sampai ke rumah tepat waktu.
“Biasanya dari cibiru ke rumah sekitar 20 menitan lah. Sekarang bingung harus lewat mana, udah kejebak. Jaba (belum) motor mogok,” ungkapnya.
“Sugan atuh (harapannya) kalau di up ke media gini mah ada perhatian. Soalnya tiap tahun asa gini-gini wae,” pungkasnya. (Dam)
-

Jabar Dikepung Banjir, Ono Surono Tegaskan Pengembalian Fungsi Hutan Mutlak Dilakukan
BANDUNG – Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Ono Surono meminta pemerintah provinsi untuk mengembalikan fungsi hutan.
Pasalnya, salah satu faktor penyebab banjir adalah beralih fungsinya hutan menjadi kawasan wisata maupun perumahan.
Seperti diketahui, wilayah Jawa Barat diterjang banjir sejak 2 Maret 2025.
Daerah yang terdampak banjir diantaranya kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, serta Kota dan Kabupaten Bekasi.
“Harus dilakukan penataan kembali kawasan hutan. Karena saat ini banyak hutan yang berubah menjadi kawasan wisata bahkan perumahan. Hutan harus dikembalikan sesuai fungsinya,” ujarnya di kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Jumat, 7 Maret 2025.
Ono yang pernah duduk di kursi Komisi IV DPR RI tahu betul ada sejumlah lahan yang tidak boleh beralih fungsi, seperti hutan alam, konservasi maupun hutan produksi.
Maka itu, penataan ulang kawasan yang telah berubah wujudnya menjadi langkah utama dalam penanganan banjir di wilayah Jawa Barat.
“Sangat penting melakukan penataan kawasan yang sekarang berubah menjadi kawasan wisata, perumahan, rumah makan bahkan hotel. Tidak hanya di Puncak, kami kira masih banyak lahan-lahan yang berubah fungsinya,” tuturnya.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar gubernur Jawa Barat tak hanya menertibkan kawasan yang dibangun oleh BUMD, namun juga pihak lainnya.
Karena Ono mensinyalir masih banyak spot-spot wisata yang berdiri di atas lahan PTPN VIII.
“Saya akan terus pantau sambil mencari data berapa lahan milik PTPN VIII dan berapa milik Perhutani yang beralih fungsi (fungsi hutan) menjadi tempat wisata, restoran, perumahan bahkan perhotelan. Dan kami akan melihat apa dampak lingkungan yang ditimbulkan dari pembangunan tersebut,” tutur Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Jawa Barat ini.
Ono menekankan pihaknya mendukung kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi khususnya dalam penanganan banjir.
Hanya saja, pihaknya masih menanti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat guna menyinkronkan dengan legislatif.
“Kita akan tunggu seperti apa RPJMD-nya, apakah sudah terakomodir dengan perda (peraturan daerah) yang sudah ada atau memerlukan revisi. Bagaimanapun penanganan banjir ini perlu gotong royong semua pihak termasuk rakyat Jawa Barat,” pungkasnya. (bbs)
-

Dedi Mulyadi Tawarkan Rumah Panggung untuk Warga Bekasi Korban Banjir, Pemprov Siapkan Rp 40 Miliar – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Guna mengatasi dampak banjir terhadap warga, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menawarkan konsep pembuatan rumah panggung untuk warga Kota Bekasi.
Rumah panggung diprioritaskan untuk warga yang rumahnya berada di bantaran sungai.
“Hal yang paling utama, rumah panggung itu untuk di daerah bantaran sungai, kemudian di daerah yang sering banjir,” kata Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi di kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan, Jumat (7/3/2025).
Dedi Mulyadi menjelaskan program rumah panggung itu akan disampaikan kepada kepala daerah yang wilayahnya dilanda banjir pada Selasa (4/3/2025).
“Tadi saya sudah menyepakati ada 1.000 rumah dalam hitungan saya yang akan diperbaiki, dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) menyiapkan Rp 40 miliar untuk pembangunan rumah panggung,” jelasnya.
Dedi menuturkan nantinya untuk teknis akan diberikan tanggung jawab ke setiap kepala daerah.
“Ya itu semuanya kewenangan Wali Kota secara teknis, kalau Pemprov adalah menyiapkan bantuan, dan kami ingin bersama sama merancang gambarnya,” tuturnya.
Dedi mengungkapkan nantinya desain rumah akan dibuat menarik, sehingga selain nyaman untuk ditempati, rumah itu dapat menarik jika dilihat sebagai seni.
“Agar rumah itu menjadi rumah yang menarik, bukan rumah yang berantakan, rumah yang tertata yang memiliki desain arsitektur yang memikat orang melihat dan nyaman bagi yang menempatinya,” pungkasnya.
Anggaran Rp150 juta
Adapun anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan satu rumah bisa mencapai Rp 150 juta.
“Ideal satu rumah Rp 150 juta itu sudah bagus loh. Berarti kalau 1.000 rumah, membutuhkan Rp 150 miliar,” lanjut dia.
Dedi menekankan, pembuatan rumah tersebut tidak boleh dilakukan secara perseorangan.
“Misalnya untuk satu rumah sekitar 30 juta ukurannya itu harus sekian, bentangnya sekian, ketinggiannya sekian biar rapi dan tertata. Jangan kalah sama kampung adat,” jelas dia.
Menurut Dedi, kampung adat dapat diadopsi menjadi rumah-rumah mewah yang dikembangkan oleh para pengembang.
“Kita saatnya hari ini menata perkampungan-perkampungan kumuh menjadi perkampungan yang tertata,” tutur dia.
Warga diminta siap-siap
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto yang berada di samping Dedi, meminta masyarakat yang hari ini ada di bantaran sungai untuk siap-siap.
Pemerintah berencana membuat rumahnya bertingkat atau ditinggikan.
Dedi menimpali, Pemprov Jawa Barat akan meninggikan 1.000 rumah. Bantuan per murah nilainya Rp 45 juta.
Wali Kota Bekasi Tri Adhianto tak mau kalah. Pemkot Bekasi juga akan mengalokasikan anggaran Rp 30 juta.
“Mudah-mudahan apa yang dilakukan BNPB sesuai janjinya. Akan memberikan anggaran Rp 60 juta untuk rehabilitasi total,” kata Tri. (Tribun Bekasi/Kompas.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul Tawarkan Rumah Panggung bagi Warga Bekasi Terimbas Banjir, Pemprov Jabar Siap Bantu Rp 40 Miliar
-

Pemkot Bogor Masih Petakan Solusi Permanen Longsor Batutulis
JABAR EKSPRES – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, mengatakan bahwa Direktur Prasarana Perkeretaapian dan BTP Bandung telah melakukan penelitian singkat terkait longsoran di Jalan Saleh Danasasmita, Kelurahan Batutulis, Kota Bogor.
Berdasarkan penelitian tersebut, longsor yang terjadi pada Selasa (4/3) disinyalir disebabkan oleh adanya saluran atau mata air yang bahkan jumlahnya lebih dari satu.
“Kami pertemuan dengan Direktur Prasarana dari Kementerian Perhubungan dan juga Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Barat, ya. Memang mereka sudah melakukan semacam penelitian singkat atau awal terkait bencana longsor yang terjadi di Jalan Saleh Danasasmita. Disinyalir ada saluran air atau mata air yang jumlahnya bukan hanya satu, tetapi ada tiga,” ungkap Dedie A. Rachim dikutip Jumat (7/3).
BACA JUGA: PT Jaswita Jabar Bakal Evaluasi Anak Usahanya Buntut Pembongkaran Wisata Puncak Bogor
Oleh karena itu, Dedie menambahkan, bahwa secara teknis hal tersebut perlu dikaji lebih dalam terkait kemungkinan langkah-langkah penanganan untuk normalisasi atau pengembalian fungsi Jalan Saleh Danasasmita di wilayah Batutulis.
“Dengan adanya dugaan saluran air di bawah lokasi jalan, maka ada juga kemungkinan kita mencari jalur alternatif lain,” terang dia.
Menurutnya, jika harus mencari jalur alternatif lain, hal itu didasarkan pada dugaan keberadaan mata air atau aliran air di area tersebut.
BACA JUGA: Jaga Kondusifitas, Pemkot dan Kejari Kota Bogor Tingkatkan Sinergitas
Jika aliran mata air ini ditambah dengan beban kendaraan, maka kondisi tanah yang labil berpotensi kembali menimbulkan bencana di kemudian hari.
“Itu yang tidak kita inginkan. Jangan sampai setiap tahun kita harus melakukan rehabilitasi atau langkah-langkah penanganan sementara. Jika memungkinkan, penyelesaiannya harus permanen untuk jangka menengah dan panjang,” tegas Dedie.
Sebab, dirinya menimbang, langkah itu akan menjadi pilihan yang paling ideal untuk Kota Bogor.
BACA JUGA: Pemerintah Segel 4 Bangunan Penyebab Banjir Jakarta dan Bogor
“Ini yang harus kita pikirkan secara teknis, mana yang paling efisien. Dan karena ini dalam kondisi darurat, maka langkah-langkah yang harus diambil harus segera dan juga komprehensif,” tukas Dedie. (YUD)