Topik: Banjir

  • Mitigasi Banjir, Pemkot Bandar Lampung Lakukan Normalisasi di 31 Titik Sungai

    Mitigasi Banjir, Pemkot Bandar Lampung Lakukan Normalisasi di 31 Titik Sungai

    Liputan6.com, Lampung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung terus berupaya mengatasi persoalan banjir dengan melakukan normalisasi sungai di 31 titik yang tersebar di seluruh wilayah kota. Langkah itu dilakukan melalui Dinas Pekerjaan Umum setempat sebagai bagian dari strategi mitigasi banjir. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung, Dedi Sutiyoso mengungkapkan bahwa selain normalisasi sungai, pihaknya juga membangun bronjong serta memperbaiki talud yang rusak akibat banjir. “Ibu Wali Kota Bandar Lampung, bunda Eva Dwiana meminta kami untuk terus melakukan normalisasi sungai. Setiap hari, tim kami turun langsung menyusuri sungai dan saluran drainase,” kata Dedi, Kamis (6/3/2025).

    Selain infrastruktur, Pemkot Bandar Lampung juga menyalurkan bantuan bagi warga terdampak banjir. Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sebanyak 107,6 ton beras telah disalurkan kepada warga di 16 kecamatan. Kepala BPBD Kota Bandar Lampung, Wakhidi menjelaskan bahwa bantuan diberikan kepada 10.760 rumah tangga, di mana masing-masing rumah mendapatkan 10 kilogram beras. “Sedikitnya masing-masing rumah kami bagikan 10 kilogram beras, kepada 10.760 rumah tangga yang terdampak bencana banjir,” sebut Wakhidi.

    Berikut 10 Langkah Pemkot Bandar Lampung: 

    • Bekerja sama dengan Pemkab Pesawaran dan Lampung Selatan dalam pemeliharaan wilayah catchment di area register 17 dan 19.

    • Memperbaiki dan memperdalam sistem drainase.

    • Melakukan normalisasi sungai secara rutin bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).

    • Membersihkan drainase secara berkala dari sampah dan sedimen.

    • Meninggikan talud di sepanjang sungai.

    • Menanam pohon dan memperbanyak ruang terbuka hijau.

    • Memasang alat peringatan dini di sekitar register 17 dan 19 serta daerah rawan banjir lainnya.

    • Membangun embung dan sumur resapan.

    • Membuat jalur evakuasi bagi warga saat terjadi banjir.

    • Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.

     

     

  • Diperintah AHY, Menteri Nusron akan Tertibkan Kawasan Jabodetabek, Puncak dan Cianjur

    Diperintah AHY, Menteri Nusron akan Tertibkan Kawasan Jabodetabek, Puncak dan Cianjur

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, menegaskan akan segera mengevaluasi dan menertibkan tata ruang di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur (Jabodetabek-Punjur).

    Langkah ini dilakukan menyusul permintaan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infra), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menindak penyalahgunaan lahan di Bogor yang berdampak pada bencana di wilayah tersebut.

    “Kami akan mengecek dan menertibkan isu tata ruang di kawasan Jabodetabek-Punjur karena ini merupakan satu ekosistem yang tidak bisa dipisah-pisah. Kejadian di Bogor bisa berdampak pada banjir di Jakarta, begitu juga permasalahan sampah di Jakarta bisa berpengaruh ke Bekasi,” ujar Menteri Nusron, dilansir pada Senin (10/3/2025).

    Untuk menindaklanjuti hal ini, Kementerian ATR/BPN akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah (Pemda) terkait.

    Menteri Nusron akan segera menggelar pertemuan bersama Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Jawa Barat, serta kepala daerah di Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Cianjur guna membahas penertiban kawasan strategis nasional serta aspek tata ruang dan pengelolaan sampah.

    Nusron juga menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengenai penyegelan beberapa perusahaan di Bogor.

    Menurutnya, persoalan utama terletak pada izin tata ruang. Untuk itu, ia meminta Pemda lebih disiplin dalam menerbitkan izin pemanfaatan lahan agar tidak terjadi penyalahgunaan fungsi ruang.

  • Peneliti Kajima Technical Research Institute:  Perubahan Tata Guna Lahan Perparah Banjir di Bekasi – Halaman all

    Peneliti Kajima Technical Research Institute:  Perubahan Tata Guna Lahan Perparah Banjir di Bekasi – Halaman all

    TRIBUNEWS.COM, JAKARTA – Banjir besar yang melanda Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sejak 3 Maret 2025 telah menggenangi 24 desa di 13 kecamatan.

    Tingginya curah hujan ekstrem serta perubahan tata guna lahan disebut sebagai faktor utama yang memperparah kondisi banjir di wilayah tersebut.

    Peneliti Water Network Initiative & Researcher di Kajima Technical Research Institute Jepang, Maulana Ibrahim Rau mengatakan, banjir ini menunjukkan dampak nyata dari perubahan tata guna lahan dan fenomena iklim ekstrem. 

    “Konversi lahan menjadi permukiman dan kawasan industri mengurangi kapasitas tanah dalam menyerap air, menyebabkan aliran air yang lebih besar dan tak tertampung oleh sistem drainase maupun sungai,” kata Maulana Ibrahim dalam keterangan tertulis, Senin (10/3/2025).

    Bahkan, beberapa titik bahkan mengalami banjir setinggi dua meter, terutama di sepanjang DAS Kali Bekasi yang kini menjadi perhatian utama.

    Kata Maulana, mengutip data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan yang mencapai 232 mm di Katulampa tergolong ekstrem, melebihi batas 150 mm.

    “Kajian kami tahun 2021 menyebutkan bahwa curah hujan lebih dari 230 mm per hari dalam DAS Kali Bekasi memiliki periode ulang 100 tahun,” katanya. 

    Artinya, kata dia meskipun probabilitasnya hanya 1 persen dalam satu tahun, kejadian serupa tetap dapat terjadi kapan saja, terutama dengan meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem akibat perubahan iklim.

    “Perubahan iklim memengaruhi pola hujan dan meningkatkan kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem. Oleh karena itu, solusi jangka panjang sangat diperlukan untuk mengurangi dampak banjir,” kata Maulana.

    Solusi Mitigasi Banjir

    Maulana menekankan pentingnya menjaga area resapan air, memastikan kebersihan drainase, serta memanfaatkan floodplain sebagai wilayah tampungan air alami.

    Ia juga mengusulkan pengembangan sistem mitigasi banjir yang lebih terintegrasi, seperti Kebijakan Satu Peta Banjir.

    “Inisiatif ini bertujuan menyediakan informasi yang akurat dan mudah diakses oleh masyarakat terkait daerah rawan banjir dan strategi mitigasi yang dapat diterapkan,” katanya.

    Kebijakan ini dapat dikembangkan dari program Satu Peta Nasional yang telah dijalankan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG), dengan menambahkan detail lebih spesifik terkait pola aliran air dan potensi banjir di berbagai wilayah.

    “Dengan adanya peta ini, masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi banjir dan mengambil langkah mitigasi yang tepat,” kata Maulana.

    Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah berupaya mengatasi bencana ini.

    Namun, mitigasi bencana hanya bisa efektif dengan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan dan mendukung kebijakan pencegahan banjir.

    Saat ini, langkah penanganan darurat terus dilakukan di Kabupaten Bekasi untuk membantu warga yang terdampak.

    “Namun, agar kejadian serupa tidak terus berulang, solusi jangka panjang dan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, serta masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi ancaman banjir akibat perubahan iklim di masa depan,” katanya.

  • Banjir Kabupaten Bandung: 8.043 Rumah Terendam dan Hampir 35.000 Orang Terdampak

    Banjir Kabupaten Bandung: 8.043 Rumah Terendam dan Hampir 35.000 Orang Terdampak

    Liputan6.com, Bandung – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat (BPBD Jabar) menyebutkan 8.043 rumah terendam dan 34.826 orang terdampak banjir yang terjadi sejak Jumat, 7 Maret 2025 pukul 20.00 WIB di Kabupaten Bandung.

    Menurut Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar, Hadi Rahmat, seluruh jumlah rumah yang terendam dan warga terdampak banjir merupakan data per Minggu, 9 Maret 2025 pukul 13.00 WIB.

    “Dampak kejadian tiga rumah rusak berat, satu rusak ringan, 8.043 rumah terendam, 13 fasilitas umum terdampak, enam sekolah terdampak, 19 tempat ibadah terdampak,” ujar Hadi dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Minggu (9/3/2025).

    Hadi menambahkan sedangkan untuk 34.826 orang terdampak banjir merupakan dari 11.032 kepala keluraga (KK). Sementara, 635 orang dari 246 KK menjadi pengungsi.

    Hadi mengatakan saat ini BPBD Jabar terus berkoordinasi dengen BPBD Kabupaten Bandung. Tak hanya itu, BPBD setempat bekerja sama dengan lintas instansi dan organisasi lainnya untuk melakukan penyelamatan dan pertolongan warga yang terdampak banjir.

    “BPBD Kabupateb Bandung terus melakukan pendataan dan monitoring ke wilayah yang terdampak banjir,” kata Hadi.

    Upaya evakuasi kata Hadi, terus dilakukan mengingat tinggi muka air (TMA) masih tinggi di wilayah yang terdampak banjir. Beberapa warga ada yang bertahan di tempat tinggalnya, ada pula yang terjebak.

    Hadi menyebutkan otorisnya juga ikut melakukan evakuasi warga yang terjebak di rumah tinggalnya karena terkepung air dan melakukan penyedotan air di beberapa titik banjir.

    “Titik lokasi banjir yang melanda Kabupetan Bandung, Jawa Barat pada 2025 ada 9 kecamatan. Rinciannya yaitu Desa Dayeuhkolot, Citeureup, Cangkuang Wetan, dan Pasawahan Kecamatan Dayeuhkolot,” ucap Hadi.

    Daerah lain yang terdampak banjir lanjut Hadi yakni Desa Bojongsoang, Bojongsari dan Buahbatu Kecamatan Bojongsoang. Ditambah Desa Rancamanyar, Andir dan Baleendah Kecamatan Baleendah serta Desa Sukamenak Kecamatan Margahayu.

    Selain itu di Desa Cijagra Kecamatan Paseh, Desa Sumbersari Kecamatan Ciparay, Desa Bojongmanggu Kecamatan Pameungpeuk, Desa Cileunyi Kulon Kecamatan Cileunyi dan Desa Bojongmas Kecamatan Solokan Jeruk.

     

  • Pengakuan Korban Banjir Bekasi Terharu Dikunjungi Prabowo: Bahagia, Presiden Mau Berkunjung ke Rumah – Halaman all

    Pengakuan Korban Banjir Bekasi Terharu Dikunjungi Prabowo: Bahagia, Presiden Mau Berkunjung ke Rumah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Prabowo Subianto mengunjungi masyarakat yang terdampak banjir di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (8/3/2025).

    Ketika itu, Prabowo Subianto menghampiri rumah-rumah warga yang terendam banjir.

    Prabowo langsung meninjau kondisi warga yang masih bertahan di rumah mereka.

    Presiden juga menyempatkan berbincang dengan warga yang terdampak banjir.

    Ia menanyakan kondisi mereka serta kebutuhan mendesak yang diperlukan.

    Seorang warga Babelan, Nurhayati, mengaku terharu rumahnya dikunjungi Presiden Prabowo di tengah banjir.

    Warga itu mengaku sudah dua pekan rumahnya terendam banjir.

    “Bahagia ibu, sangat terharu Bapak Presiden mau berkunjung ke rumah ibu. Harapan Ibu mau yang terbaik aja dari Bapak Presiden,” ucapnya, Sabtu, seperti diberitakan Wartakotalive.com.

    Berbeda dengan beberapa warga yang memilih tidak mengungsi, Nurhayati memutuskan mengungsi.

    “Waktu banjir pertama itu sedengkul, terus yang terakhir yang besar itu sepinggang,” jelasnya.

    Kata Kepala Desa Setempat

    Hal senada disampaikan Kepala Desa Buni Bakti, Sidi Sumardi, yang turut mendampingi Prabowo saat meninjau banjir di Bekasi.

    Sidi Sumardi mengungkapkan, banyak warga yang menangis haru ketika Prabowo mendatangi lokasi banjir di Babelan, Sabtu.

    “Banyak, banyak sekali, rata-rata menangis. Rata-rata ibu-ibu, anak-anak juga (menangis)” ungkapnya, Minggu (9/3/2025), dikutip dari Kompas.com.

    Sidi menyebut tangisan warga pecah lantaran terharu dikunjungi Prabowo.

    Selain itu, warga juga gembira menyambut kedatangan Presiden.

    “Ya (kami) terharu karena Pak Prabowo turun ke lapangan,” ucapnya.

    Ia menuturkan, saat Prabowo datang ke lokasi banjir, ketinggian air masih mencapai 50 sentimeter.

    Kepada warga, Prabowo mengatakan bakal memperbaiki tata ruang yang membuat daerah mereka terendam banjir.

    “Pak Prabowo bertanya, ‘berapa hari nih Pak seperti ini?’. Bisa satu minggu, bisa 10 harian. Kaget dia (Prabowo)” ujar Sidi.

    “Langsung dijawab, ya nanti kita perbaiki tata ruangnya,” lanjutnya menirukan ucapan Prabowo.

    Sempat Berbuka Puasa Bareng Warga

    Saat mengunjungi warga terdampak banjir, Prabowo tiba di lokasi pukul 17.57 WIB menjelang jam buka puasa.

    Di lokasi, Prabowo sempat berbuka puasa di rumah seorang warga dengan meminum air putih sembari berbincang dengan masyarakat.

    KUNJUNGI KORBAN BANJIR – Momen Presiden Prabowo Subianto mengunjungi warga terdampak banjir di Kampung Tambun Inpres, Desa Buni Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (8/3/2025). Prabowo dengan sepatu boots basah-basahan menyusuri jalan permukiman warga dan sempat buka puasa bersama warga di genangan air.  (Youtube Setpres)

    Prabowo datang mengenakan baju safari cokelat dengan celana biru dongker.

    Banjir di lokasi tersebut terlihat menggenang hingga di atas mata kaki.

    Prabowo menyusuri area yang terendam banjir itu dan mendatangi rumah-rumah warga, di antaranya adalah warga yang memilih untuk tidak mengungsi.

    “80 tingginya 80 (sentimeter) kemarin,” kata seorang warga laki-laki kepada Prabowo.

    “Sampai di situ? (ke dalam rumah)” tanya Prabowo.

    “Iya, tidur pada di atas. Habis mau ngungsi ke mana, yaudah (kami) di sini saja,” jawab warga tersebut.

    “Masuk semua? (airnya)” ucap Prabowo.

    “Masuk. Di dalam saya ganjal-ganjal, ini baru dibuka,” jelas warga.

    Diketahui, Prabowo juga menyerahkan bantuan makanan bagi warga untuk berbuka puasa. 

    Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir, terutama di tengah bulan Ramadan.

    Di sela berbincang dengan para warga, Prabowo sempat menelepon sejumlah pejabat terkait agar segera merenovasi fasilitas yang belum operasional dan memperbaiki SD Negeri 04 Babelan yang juga terdampak banjir.

    Prabowo meninggalkan lokasi pukul 18.28 WIB.

    Pada kesempatan itu, Prabowo didampingi oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Warga Bekasi Terharu Dikunjungi Presiden RI Prabowo Subianto di Tengah Banjir

    (Tribunnews.com/Nuryanti/Igman Ibrahim) (Wartakotalive.com/Alfian Firmansyah) (Kompas.com/I Putu Gede Rama Paramahamsa)

    Berita lain terkait Banjir di Jabodetabek

  • Mal Mega Bekasi Tutup Usai Terendam Banjir, Begini Kondisinya

    Mal Mega Bekasi Tutup Usai Terendam Banjir, Begini Kondisinya

    Jakarta

    Mega Bekasi Hypermall sempat terendam banjir pada Selasa (4/3) hingga Kamis (6/2) kemarin imbas tingginya curah hujan serta luapan air Sungai Kalimalang yang berada sangat dekat dengan pusat perbelanjaan. Lantas bagaimana kondisi mal itu saat ini?

    Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, Senin (10/3/2025), pusat perbelanjaan ini berada di Jalan Ahmad Yani No. 1, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat. Mega Bekasi Hypermall terletak sangat dekat dengan saluran Kalimalang yang berada di sisi utaranya.

    Dari luar, mal ini terlihat sudah beroperasi normal dengan sejumlah pengunjung lalu-lalang di depan kawasan tersebut. Sekilas pusat perbelanjaan ini tampak cukup bersih seperti tidak terendam banjir pekan lalu.

    Sedikit masuk lebih dalam ke area mal, terlihat ada cukup banyak kendaraan bermotor yang keluar masuk area hingga terparkir di depan Mega Bekasi Hypermall. Namun sebagian besar kendaraan ini merupakan motor roda dua dan mobil dengan logo perusahaan-perusahaan travel.

    Namun semakin dekat dengan area mal, terlihat bahwa pusat perbelanjaan ini masih tutup alias tidak beroperasi. Hal ini terlihat dari ditutupnya seluruh akses masuk mal dan tidak adanya toko yang buka.

    Ma Mega Bekasi Foto: Ignacio Geordi Oswaldo

    Bahkan sejumlah eskalator yang terpasang di depan pintu masuk utama mal tampak mati dan ditutup dengan plang tertentu, menunjukkan fasilitas itu sedang tidak beroperasi. Sehingga sampai saat ini detikcom belum bisa melihat bagaimana kondisi di dalam mal usai kebanjiran pekan lalu.

    Sebagai informasi, suasana Mega Bekasi Hypermall kebanjiran sempat viral dan banyak dibagikan pengguna media sosial X pada Selasa (4/3) lalu. Dalam berbagai video tersebut, tampak lantai bawah pusat perbelanjaan sudah tergenang air keruh berwarna kecokelatan.

    Terlihat air begitu deras mengalir memasuki area lantai dasar mal, sedangkan dalam berbagai keterangan banjir sudah merendam area basement saat air masuk ke dalam lobby. Saking derasnya, sampai terlihat sejumlah barang terbawa arus, akibatnya banyak pengunjung dan para pedagang di Mega Bekasi Hypermall yang kemudian panik berhamburan berusaha menyelamatkan diri dengan menaiki tangga eskalator yang tampak sudah mati.

    Lihat Video ‘Pedagang Mal Mega Bekasi Korban Banjir Ngaku Rugi Rp 1 M’:

    (fdl/fdl)

  • 5
                    
                        Dedi Mulyadi di Bekasi: Kemarin Laut yang Bersertifikat, Sekarang Sungai!
                        Bandung

    5 Dedi Mulyadi di Bekasi: Kemarin Laut yang Bersertifikat, Sekarang Sungai! Bandung

    Dedi Mulyadi di Bekasi: Kemarin Laut yang Bersertifikat, Sekarang Sungai!
    Editor
    KOMPAS.com –
    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menemukan fakta mengagetkan terkait perubahan status lahan di bantaran sungai saat meninjau proyek pelebaran Sungai Bekasi.
    Ia mendapati bahwa beberapa bagian daerah aliran sungai (DAS) telah bersertifikat dan beralih fungsi menjadi permukiman.
    “Kemarin laut disertifikatkan, sekarang sungai disertifikatkan. Ya cabut, karena ini jadi milik perorangan,” ujar Dedi dikutip dari akun Tiktoknya, Senin (10/3/2025).
    Perubahan status tanah ini menyebabkan hambatan dalam proses normalisasi sungai.
     
    Alat berat yang seharusnya digunakan untuk pelebaran tidak dapat bergerak ke lokasi karena bibir Sungai Cikeas telah menjadi kawasan permukiman.
    Menurut perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), lahan tersebut pada awalnya merupakan milik sungai.
    “Berarti berubah jadi perorangan,” kata Dedi menanggapi penjelasan tersebut.
    Dedi menyatakan bahwa Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) perlu turun tangan untuk membahas masalah ini. Jika ditemukan kekeliruan dalam riwayat tanah, ia menilai sertifikat tersebut bisa dicabut.
    Ia juga menyoroti dampak dari perubahan fungsi bantaran sungai yang berpotensi meningkatkan risiko banjir.
    “Kerugian akibat banjir lebih dari Rp 3 triliun,” tambahnya.
    Dedi menegaskan pentingnya evaluasi terhadap tata ruang wilayah agar kejadian serupa tidak terulang.
    “Tahun ini adalah tahun introspeksi, termasuk bukan hanya tobat tata tuang, tobat yang menyertifikatkan sungai,” ujar Dedi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5
                    
                        Dedi Mulyadi di Bekasi: Kemarin Laut yang Bersertifikat, Sekarang Sungai!
                        Bandung

    3 Sungai Disertifikatkan, Dedi Mulyadi: Orang Jahat di Indonesia Terlalu Banyak Bandung

    Sungai Disertifikatkan, Dedi Mulyadi: Orang Jahat di Indonesia Terlalu Banyak
    Editor
    KOMPAS.com
    – Gubernur
    Jawa Barat
    ,
    Dedi Mulyadi
    , melakukan pemantauan langsung ke Daerah Aliran Sungai (DAS)
    Bekasi
    yang menjadi salah satu penyebab banjir di wilayah tersebut, Senin (10/3/2025).
    Dalam kunjungannya, Dedi menyoroti lambannya progres normalisasi sungai akibat kendala kepemilikan lahan.
    “Sebenarnya anggaran normalisasi sungai itu ada. Ini 50 persen mentok karena ada kendala. Tanahnya menjadi hak milik. Hal ini juga terjadi di Paket 6, sebelumnya di Paket 7. Pelaksanaannya progresnya hanya mentok di 11,6 persen karena terkendala masalah lahan,” ujar Dedi dikonfirmasi ulang 
    Kompas.com
    , Senin (10/3/2025).
    Menurutnya, kepemilikan lahan oleh individu maupun perusahaan menjadi hambatan utama dalam penyelesaian proyek ini.
    “Betul, karena terkendala dimiliki perorangan dan perusahaan. Ini
    nu jarahat di Indonesia teh loba teuing, Gusti
    .
    Ari sia walungan disertifikatkeun
    (Yang jahat di Indonesia terlalu banyak, Ya Allah. Ini
    sungai disertifikatkan
    ),” ungkapnya dengan nada geram.
    Dedi juga menegaskan bahwa sebenarnya proyek ini sudah berjalan dan tidak membutuhkan tambahan dana yang besar. Namun, ia mengaku terpaksa mencari solusi alternatif, termasuk mengumpulkan dana sebesar Rp500 miliar untuk menyelesaikan kendala ini.
    “Saya sampai nekat iuran Rp 500 miliar itu sebenarnya nggak mesti, karena proyek sudah ada, sudah berjalan. Tapi kendalanya, DAS Bekasi, Cikeas, dan Cileungsi sudah bersertifikat. Untuk itu, ini harus diselesaikan. Paling disomasi,” tegasnya.
    Dedi berharap pemerintah pusat dan daerah segera mencari solusi hukum untuk mengatasi permasalahan lahan ini agar proyek normalisasi dapat berjalan lancar dan mengurangi risiko banjir di wilayah Bekasi dan sekitarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5
                    
                        Dedi Mulyadi di Bekasi: Kemarin Laut yang Bersertifikat, Sekarang Sungai!
                        Bandung

    10 Dedi Mulyadi Temukan Bantaran Sungai di Bekasi Sudah Bersertifikat Bandung

    Dedi Mulyadi Temukan Bantaran Sungai di Bekasi Sudah Bersertifikat
    Editor
    KOMPAS.com –
    Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menemukan fakta mengejutkan saat meninjau bantaran Sungai Bekasi untuk melihat proses pelebaran sungai.
    Alih-alih bisa melanjutkan proyek normalisasi, ia mendapati bahwa tanah di sekitar sungai telah berubah menjadi permukiman dan bahkan telah bersertifikat sebagai hak milik perorangan.
    “Saya lagi di Kali Bekasi, tadinya kita mau segera ke Sungai Cikeas, pertemuan dengan Sungai Cileungsi dan Bekasi. Tapi alat berat gak bisa berjalan ke sana karena bibir Sungai Cikeas sudah bersertifikat dan berubah jadi rumah,” ujar Dedi dikutip dari akun Tiktok-nya, Senin (10/3/2025).
    Kondisi ini membuat pelebaran sungai tidak bisa dilakukan tanpa adanya pembebasan lahan.
    Menanggapi temuan ini, Dedi berencana untuk bertemu dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahin guna membahas tata ruang wilayah tersebut.
    Menurut perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang turut hadir di lokasi, tanah di daerah aliran sungai (DAS) awalnya merupakan milik sungai.
    “Berarti berubah jadi perorangan,” tegas Dedi, menyoroti persoalan sertifikasi lahan di kawasan yang seharusnya tidak boleh dimiliki secara pribadi.
    Dedi pun menekankan bahwa jika terdapat kekeliruan dalam riwayat tanah, maka BPN memiliki kewenangan untuk mencabut sertifikat tersebut.
    Ia membandingkan kasus ini dengan sertifikasi laut yang sebelumnya sempat menjadi polemik.
    “Kemarin laut disertifikatkan, sekarang sungai disertifikatkan. Ya cabut, karena ini jadi milik perorangan. Jangan dibiarkan. Jangan hanya ngomong soal bencana,” kata Dedi.
    Ia juga mengingatkan bahwa dampak dari alih fungsi bantaran sungai ini bukan hanya soal kepemilikan lahan, tetapi juga berkontribusi pada meningkatnya risiko banjir di wilayah tersebut.
    “Kerugian akibat banjir lebih dari Rp 3 triliun,” tambahnya.
    Dedi menegaskan tahun ini harus menjadi momentum introspeksi dan reformasi dalam tata ruang, termasuk meninjau kembali sertifikasi tanah di kawasan sungai.
    “Tahun ini adalah tahun tobat, termasuk tobat yang menyertifikatkan sungai,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Waspada cuaca esktrem, DKI mulai modifikasi cuaca untuk mitigasi banjir

    Waspada cuaca esktrem, DKI mulai modifikasi cuaca untuk mitigasi banjir

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara bertahap mulai melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sebagai upaya mitigasi bencana banjir.

    “Tadi pagi saya sudah berkomunikasi dengan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG),” kata Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo di Jakarta, Senin.

    OMC secara bertahap dilaksanakan di seluruh wilayah Jakarta. “Jadi kita secara bertahap perlahan sudah melakukan modifikasi cuaca. Ini (cuaca hari ini) termasuk sebenarnya sudah terjadi,” katanya.

    Pramono menjelaskan, pada 11 Maret akan dilakukan modifikasi cuaca yang lebih intensif. Hal itu karena diprakirakan puncak curah hujan tinggi akan terjadi besok.

    “Dan untuk itu secara khusus saya juga sudah bicara dengan Kepala Dinas Sumber Daya Air untuk modifikasi dimulai lebih dini untuk besok. Supaya memang kalau cuaca seperti yang diperkirakan BMKG maka tertangani dari awal,” kata Pramono.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan rekayasa cuaca pada tanggal 11-20 Maret 2025.

    Menurut prediksi BMKG, tanggal 11 hingga 20 Maret, curah hujan di Jakarta akan tinggi. Untuk itu, Pramono mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap banjir.

    Dia pun akan terus berupaya untuk mengatasi dan mencegah agar banjir tidak terjadi lagi di Jakarta.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025