Topik: Banjir

  • Program tiga juta rumah hendaknya dibarengi dengan pengawasan

    Program tiga juta rumah hendaknya dibarengi dengan pengawasan

    Jakarta (ANTARA) – Program tiga juta rumah yang digulirkan Presiden RI Prabowo menjadi angin segar bagi masyarakat yang belum memiliki rumah. Tentunya kebijakan ini harus juga dibarengi dengan penyediaan rumah berkualitas.

    Program penyediaan rumah berkualitas tersebut tidak semuanya harus tapak (landed house), seperti permukiman padat di Jakarta, yang dibutuhkan adalah rumah susun (rusun), baik sewa maupun menjadi hak milik.

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sendiri memiliki dua program terkait program tiga juta rumah, yakni rumah susun sederhana milik (rusunami) dan rumah susun sederhana sewa (rusunawa).

    Tentunya, meski menyandang kata subsidi, syarat dari rumah yang menjadi program pemerintah itu harus layak dan berkualitas. Rumah subsidi (rusun dan tapak), meski secara desain terlihat sederhana, tetapi dari segi struktur harus berkualitas seperti bangunan hunian lainnya, tidak ada yang dikurang-kurangi, sehingga memberikan keamanan bagi penghuninya.

    Struktur dalam hal ini penggunaan pondasi, penggunaan besi, penggunaan bata, dan atap dari bangunan, semua itu terkait dengan keselamatan penghuninya. Berikut yang juga harus menjadi pertimbangan adalah ketersediaan jaringan air minum dan listrik.

    Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman yang menjadi penanggung jawab program tiga juta rumah masih menemukan rumah subsidi yang dibangun pengembang belum layak untuk dihuni. Kasusnya beragam, mulai dari banjir, longsor, serta akses ke perumahan yang belum beraspal.

    Kondisi rumah subsidi yang belum layak itu, bahkan ditemukan Sekjen Perumahan dan Kawasan Permukiman Didyk Choiroel. Beberapa rumah program tersebut, bahkan ada yang ditinggal penghuninya karena tidak puas dengan apa yang dijanjikan.

    Pemerintah secara tegas mensyaratkan pengembang rumah subsidi harus bertanggung jawab atas rumah yang dibangunnya, termasuk fasilitas dan sarana yang tersedia, sehingga penghuni tetap merasa nyaman.

    Bagi pengembang yang akan membangun rumah bersubsidi, sebenarnya pemerintah sudah menyiapkan panduannya, tinggal mereka mengikuti aturan yang ada. Sebagai contoh, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2947/KPTS/M/2024 tentang Desain Prototipe/ Purwarupa Rumah Tinggal Sederhana.

    Di dalam keputusan itu tertuang soal desain bangunan, termasuk syarat bahan bangunan yang dipakai. Pemerintah menggulirkan peraturan tersebut dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap konsumen yang akan membeli rumah.

    Editor: Masuki M. Astro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mobil Bekas Kebanjiran Mau Dipakai Mudik? Hyundai Gowa Punya Solusinya

    Mobil Bekas Kebanjiran Mau Dipakai Mudik? Hyundai Gowa Punya Solusinya

    Jakarta

    Mobil kalian yang mau dipakai mudik Lebaran terendam banjir? Tak perlu bingung, sebab PT Gowa Modern Motor (Hyundai Gowa) melalui program Ramadan Big Deal punya solusinya!

    Chitra Ortho Prayundityo selaku Operation General Manager Hyundai Gowa mengatakan, pihaknya peduli terhadap pemilik mobil Hyundai yang menjadi korban banjir di kawasan Jabodetabek. Itulah mengapa, dia dan timnya menyiapkan program perbaikan yang sangat minim biaya.

    Program tersebut memungkinkan pelanggan melakukan pengecekan kendaraan menyeluruh dengan biaya Rp 500 ribuan saja. Dengan layanan itu, kendaraan akan diperiksa total 30 item pengecekan, seperti pengecekan filter AC, cek busi, cek air radiator, cek rem parkir, cek klakson, cek kondisi ban, cek air wiper, cek kondisi ban, hingga cek kebocoran oli mesin, cek sistem kelistrikan dan lain-lain.

    “Sebagai bagian dari komitmen kami dalam memberikan pelayanan terbaik, Hyundai Gowa selalu siap melayani pelanggan. Ramadan Big deal dapat dinikmati masyarakat dan pelanggan Hyundai. Berbagai program sales dan aftersales kami hadirkan untuk mempermudah masyarakat,” ujar Chitra Ortho, Selasa (12/3).

    Hyundai Gowa. Foto: Doc. Hyundai Gowa

    Selain layanan aftersales, Hyundai Gowa juga mengumumkan sederet program penjualan menarik, seperti promo pembelian kendaraan dengan cicilan khusus, promo tukar tambah/trade-in, program Smart Deal 70% dan masih banyak tambahan hadiah lain.

    Bagi konsumen yang mau menukar tambah mobil Hyundai lama dengan baru, maka sekarang waktu yang tepat. Hyundai Gowa menghadirkan Program Trade-In dengan Jaminan Harga Jual Kembali sebesar 70 persen untuk Hyundai Creta, Stargazer, dan Stargazer X.

    Hyundai Gowa juga menghadirkan berbagai kemudahan melalui platform digital, sehingga pelanggan dapat dengan mudah mengakses informasi, melakukan pemesanan layanan, atau berkonsultasi tanpa harus datang langsung ke dealer.

    “Untuk mendapatkan semua layanan ini, segera datang ke cabang-cabang Hyundai Gowa terdekat atau hubungi 0812-1000-9400 untuk booking atau informasi detil lainnya,” kata Chitra.

    (sfn/rgr)

  • Eko Ceritakan Keajaiban Bisa Selamat Setelah Mobilnya Terseret dan Tenggelam saat Banjir di Bekasi – Halaman all

    Eko Ceritakan Keajaiban Bisa Selamat Setelah Mobilnya Terseret dan Tenggelam saat Banjir di Bekasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Viral di media sosial terekam detik-detik mobil yang dikendarai pria bernama Eko terseret arus banjir hingga tenggelam di sungai.

    Peristiwa ini terjadi di kawasan Kampung Nawit, Kelurahan Cisaat, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada 4 Maret 2025 lalu.

    Kisah Eko ini membuat geger se-Indonesia lantaran banyak yang pesimis Eko bisa selamat, terlebih mobilnya pun terbawa arus hingga tenggelam di sungai.

    Bukan cuma mobil yang celaka, Eko bahkan ikut tenggelam lantaran tak bisa melawan arus deras banjir di Bekasi kala itu.

    Di momen tersebut, warga sempat berteriak histeris.

    Terlebih Eko saat itu terseret hingga ke tengah sungai yang alirannya deras.

    Siapa sangka, Eko nyatanya berhasil tertolong dan berenang ke tepian.

    Seminggu berlalu, Eko menceritakan detik-detik ia menyelamatkan diri.

    Awalnya di Selasa pagi, Eko nekat melalui jalanan banjir di Kampung Nawit karena hendak berangkat kerja.

    Eko yakin melewati jalanan tersebut karena sebelumnya merasa tak akan ada masalah.

    “Waktu itu saya mau berangkat kerja, biasanya saya berangkat kerja naik sepeda motor, cuma karena masih gerimis akhirnya saya putuskan naik mobil. Saya merasa yakin ini cuma aliran air aja. Karena waktu awal saya melintas jam 05.15 pagi, itu air masih ada di satu jengkal dari tangan saya, makanya saya berani,” ungkap Eko dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan tv one news, Selasa (11/3/2025).

    Alangkah terkejutnya Eko saat melalui jalanan tersebut yang dialiri arus deras sungai.

    Sadar mobilnya bakal terbawa arus, Eko sempat berusaha menyelamatkan diri.

    Eko pun memundurkan mobilnya namun sayang aliran arus sungai terlalu kencang.

    Hingga dalam hitungan detik Eko dan mobilnya masuk ke sungai lalu tenggelam secara perlahan.

    “Setelah saya masuk (aliran air) itu tiba-tiba arus jadi kencang, kayak ada kiriman. Mobil saya kayak udah melayang ban depannya. Akhirnya saya buru-buru mundur. Tapi dihajar lagi air dari belakang. Makanya kalau di video mobil saya menggak-menggok, saya berusaha untuk menyelamatkan. Tai begitu airnya langsung banyak, hitungan detik langsung menghajar mobil saya,” imbuh Eko.

    Saat sudah berada di sungai, Eko tersentak saat menyadari mesin mobilnya mati.

    Eko lalu mencari cara untuk keluar dari mobil melalui jendela.

    “Mesin udah mati, tapi listriknya masih nyala. Saya buka jendela, air di dalam mobil udah sepinggang saya. Kalau saya buka pintu saya khawatir airnya tambah banyak, jadi saya lewat jendela,” kata Eko.

    BANJIR BEKASI – Kolase foto tangkapan layar Sebuah video memperlihatkan mobil terseret arus saat terobos banjir di wilayah Bekasi pada Selasa (4/3/2025) dan foto pantauan udara bangunan terendam banjir terkini di Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025). Tersebar video di media sosial yang memperlihatkan sebuah mobil nekat menerobos banjir di wilayah Bekasi hingga terseret arus sejauh 20 meter. (Kolase Tribunnews.com)

    Di momen tersebut, Eko berusaha merambat menuju dekat tepian dengan cara menginjak mobilnya.

    Kala itu ada warga berinisial AA yang langsung memberikan kayu panjang agar bisa diraih oleh Eko.

    Upaya penyelamatan itu pun disaksikan dan dibantu oleh warga Cisaat.

    Kendati sempat berusaha berenang meraih kayu dari warga, Eko pasrah.

    Karena saat itu Eko makin terseret ke tengah sungai karena aliran arus yang kencang.

    Eko pun sempat berpikir tidak akan selamat dalam insiden tersebut.

    “Ada adiknya AA (warga) dia memberikan kayu bambu, saya meraih bambu itu saya keseret ke arus, di situ saya udah pasrah kepada Allah, kalau memang takdir saya segini ya gimana lagi. Saya udah benar-benar pasrah lillahi lah saya keseret arus, yang penting saya bisa nyelam ngambil udara,” pungkas Eko.

    Hingga akhirnya, Eko berusaha untuk yang terakhir kalinya menyelamatkan diri dengan cara menyelam lalu mengambil udara.

    Saat sedang berusaha berenang, Eko terkejut karena aliran arus sungai tiba-tiba berubah.

    Eko bak diarahkan oleh arus sungai untuk ke tepian yang ditumbuhi pohon.

    Sembari pasrah, Eko pun mengikuti arus tersebut lalu berhasil menuju ke pohon.

    “Begitu saya naik yang terakhir kali, itulah keajaiban, arus tiba-tiba bisa mengarah ke pohon di sekitar sungai tersebut. Akhirnya saya naik, pegangan di pohon itu, minta tolong, enggak berapa lama setengah jam bapak ini datang,” ungkap Eko.

     

    Diselamatkan warga

    Berhasil berpegangan pada pohon dan mengambil napas panjang, Eko menunggu selama nyaris satu jam.

    Hingga seorang warga bernama Dalim menghampiri Eko dan membantunya menyelamatkan diri.

    Dalim sempat mengikatkan tali ke tubuh Eko agar tak jatuh lagi ke sungai.

    Sebelumnya Dalim nekat berenang melawan arus sungai untuk menyelamatkan Eko.

    “Saya inisiatif bergerak (ingin menceburkan diri), buka jaket, buka celana pendek, enggak jadi saya enggak boleh sama teman-teman. Saya inisiatif kedua, dilarang tapi saya maju terus nekat, saya bilang ‘udah fatal, kritis di pohon itu’. Di arus yang kencang itu saya nekat, tangan kosong, saya gentar melihat ke bapak ini, udah diikatkan ke pohon bapak ini, saya tenang nunggu Babinsa,” pungkas Dalim.

    Setelah satu jam menunggu, Eko pun berhasil diselamatkan oleh kepolisian.

    Tak cuma Eko, warga juga berhasil menyelamatkan mobil Eko.

    PRIA TERSERET BANJIR: Tangkapan layar Pria yang viral karena terseret arus banjir di Bekasi pada 4 Maret 2025 lalu akhirnya mengurai cerita. Pria bernama Eko itu ngaku alami keajaiban tak disangka saat tenggelam di sungai.

    Seorang warga bernama Muji lah yang paling berjasa mencari mobil Eko yang tenggelam di sungai.

    Dengan insting dan bantuan warga lainnya, Muji menyelam di kedalaman 4 meter untuk menemukan mobil Eko.

    Dalam waktu dua jam, mobil Eko pun berhasil ditemukan dan diangkut ke daratan lagi.

    “Ngajak teman-teman, nyelam ke dalam air, berenang, cariin itu mobil. Air kondisinya masih deras, 4 meter dalamnya. Terus mentok ada tuh mobil, ditemukan di dalam air tempat kejadian, jauhnya 15 meter. Mobilnya diikat, velgnya diikat, masyarakat banyak (membantu) ada 100 orang menarik mobil,” cerita Muji.

    Satu minggu peristiwa tersebut berlalu, kondisi Eko kini telah pulih.

    Namun Eko mengaku masih merasakan sakit di lehernya akibat terseret arus yang deras.

    “Alhamdulillah sekarang kondisinya sudah agak lumayan pulih. Cuma leher aja masih agak kaku untuk nengok ke kiri ke kanan,” imbuh Eko.

     

  • Bakal Normalisasi, Bantaran Sungai di Jabar akan Ditetapkan Jadi Tanah Negara

    Bakal Normalisasi, Bantaran Sungai di Jabar akan Ditetapkan Jadi Tanah Negara

    JAKARTA –  Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bersama Menteri ATR/BPN Nusron Wahid yang membahas soal pengaturan tanah di daerah aliran sungai sepakat menghasilkan keputusan sempadan atau bantaran sungai di Jabar akan diklaim oleh negara.

    Dedi menerangkan dalam rapat yang dihadiri 27 bupati dan wali kota di kompleks Wali kota Depok, dicapai komitmen dan sinkronisasi tiap daerah dalam menyusun tata ruang yang sehat, dengan hasil pengukuran tanah di sempadan sungai oleh Pemda Provinsi Jawa Barat yang outputnya fungsi sungai akan dikembalikan.

    Dalam arti badan sungai diperlebar kembali dan kapasitas tampung airnya menjadi normal.

    “Ini adalah solusi yang diberikan oleh menteri kebanggaan kita, untuk masyarakat Jawa Barat. Pemprov akan membiayai pengukuran seluruh DAS agar Jawa Barat terbebas dari banjir,” ujar Dedi dilansir ANTARA, Selasa, 11 Maret.

    Dedi menyebutkan kementerian juga berkomitmen menerbitkan sertifikat sempadan sungai yang nanti akan dipegang balai besar sungai wilayah. Sehingga, tidak ada lagi perorangan atau perusahaan yang mengklaim dan mengurus sertifikat.

    “Sehingga nanti normalisasi dan pelebaran sungai tidak akan terhambat oleh terbitnya sertifikat atau kepemilikan yang dikuasai perorangan atau perusahaan,” ucap Dedi.

    Sementara Menteri ATR/BPN Nusron Wahid menjelaskan tanah di sempadan sungai jika belum diterbitkan sertifikatnya akan ditetapkan menjadi tanah milik negara dengan pengelolanya yaitu Balai Besar Sungai Wilayah (BBWS) setempat.

    “Untuk tanah yang ada di dalam garis sempadan sungai itu kita tetapkan menjadi tanah negara dan akan dimiliki oleh balai besar sungai, nanti kita akan terbitkan sertifikat untuk balai besar sungai. Supaya ke depan masyarakat tidak akan melakukan klaim sepihak membangun maupun mempunyai sertifikat di sepanjang bibir sungai untuk menjaga ekosistem sungai,” tutur Nusron.

  • Bupati Rudy Susmanto undang kepala daerah se-Jawa Barat ke Bogor

    Bupati Rudy Susmanto undang kepala daerah se-Jawa Barat ke Bogor

    Kabupaten Bogor (ANTARA) – Bupati Bogor Rudy Susmanto mengundang seluruh kepala daerah se-Provinsi Jawa Barat untuk hadir di Kabupaten Bogor pada Kamis (13/3), untuk membahas sejumlah persoalan mengenai kewilayahan.

    Rudy di Cibinong, Rabu, menyebutkan pertemuan yang akan berlangsung di Komplek Perkantoran Pemkab Bogor, Cibinong, itu rencananya juga bakal dihadiri Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi beserta menteri Kabinet Merah Putih.

    “Kalau tidak ada perubahan, mengundang beberapa menteri dan seluruh bupati wali kota se-Provinsi Jawa Barat sekaligus silaturahmi bersama buka puasa,” ujarnya.

    Rudy meyakini bahwa kolaborasi merupakan kunci untuk mengatasi segala persoalan, termasuk penanganan bencana yang membutuhkan kekompakan pemangku kepentingan di hulu hingga hilir.

    Ia juga telah melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono, Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang, serta Wali Kota Depok Supian Suri di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (7/3) untuk mengatasi banjir akibat dari luapan aliran Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi.

    Pertemuan tersebut membahas penanganan banjir agar dilakukan secara simultan dari hulu hingga hilir. Pasalnya, dua aliran sungai itu berujung di Bojongkulur, Kabupaten Bogor berbatasan dengan Kota Bekasi, yang dilanda banjir parah belum lama ini.

    Menurut dia, penanganan banjir harus dilakukan secara tuntas, agar tidak berulang pada waktu mendatang. Sehingga, pembagian kewenangan penting untuk dipahami masing-masing daerah.

    Pemerintah Kabupaten Bogor akan fokus pada penanganan Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas, yang melintasi wilayah Bojongkulur. Kemudian penanganan kawasan Puncak.

    “Berarti kan kita bicaranya di bawah di Bekasi kita juga sama sama berkolaborasi Puncak mudah-mudahan dari Pemprov DKI juga ada pengertian yang sama dengan kita. Kita kolaborasi bersama sama,” kata Rudy saat itu.

    Pewarta: M Fikri Setiawan
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • 7
                    
                        Bayang-bayang Bencana dari Tangki Air Raksasa Miring di Permukiman Depok
                        Megapolitan

    7 Bayang-bayang Bencana dari Tangki Air Raksasa Miring di Permukiman Depok Megapolitan

    Bayang-bayang Bencana dari Tangki Air Raksasa Miring di Permukiman Depok
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Pemasangan tangki air raksasa atau
    water tank
    dengan kapasitas 10 juta liter milik PT Tirta Asasta Depok ditolak oleh warga RW 26,
    Kelurahan Mekar Jaya
    , Sukmajaya, Kota Depok.
    Penolakan ini sudah disampaikan melalui unjuk rasa yang berlangsung di depan kantor PT Tirta Asasta Depok pada Selasa, 11 Maret 2025.
    Sejak 2021, warga setempat telah menyuarakan penolakan terhadap proyek water tank raksasa tersebut.
    “Memang dari awal sudah kami lihat tidak ada transparansi dalam pembangunannya. Tiba-tiba sudah berdiri bangunan seperti ini, jadi tidak ada sosialisasi kepada warga,” ujar Catur Banuaji, Ketua RW 26, Selasa.
    Catur menekankan, pihak pengelola tidak memberikan informasi yang jelas mengenai pembangunan.
    Padahal, jarak antara tangki air dan permukiman warga hanya sekitar 6-7 meter. Artinya, warga akan menjadi pihak terdampak pertama jika tangki bermasalah.
    Kekhawatiran warga semakin meningkat ketika mereka melaporkan bahwa fondasi tangki sudah mulai longsor.
    Bahkan terjadi kebocoran tanah yang menyebabkan banjir lumpur di sekitar permukiman.
    “Pondasi itu sudah longsor, ada bocor tanah. Kami juga enggak tahu ada apa, tapi tiba-tiba kebanjiran,” keluh Catur.
    Dengan situasi yang mengkhawatirkan, warga menuntut relokasi
    water tank
    yang direncanakan akan mulai dioperasikan pada pertengahan 2025.
    “Sikap kami masih satu, kami ingin relokasi karena ini enggak layak berada di tengah-tengah permukiman, menolak apa pun kegiatan di atasnya, di
    water tank,
    ” tegas Catur.
    Menanggapi keluhan warga, Wakil Wali Kota Depok Chandra Rahmansyah mengimbau warga untuk mengirim surat resmi kepada Pemerintah Kota (Pemkot).
    “Langkah ini diambil supaya Pemkot dapat mengkaji penghentian sementara pembangunan
    water tank.
    Terlebih,
    water tank
    memang masih dalam tahapan finalisasi,” ungkap Chandra setelah meninjau lokasi.
    Masalah lain yang muncul adalah fakta bahwa
    water tank
    tersebut terkonfirmasi miring sekitar 25 sentimeter.
    Temuan itu berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Lembaga Teknologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia (Lemtek UI).
    “Kalau hasil Lemtek UI (kajian penelitian) kemiringannya itu sekitar 25 sentimeter dan ada penurunan fondasi,” kata Chandra.
    Kemiringan ini terjadi karena fondasi tanah yang kurang padat.
    “Memang kata warga itu bekas tanah urukan, dulu orang pernah buang sampah di sana jadi bukan tanah solid. Maka ini akan kita cek semua,” ujar Chandra.
    Sebagai langkah selanjutnya, Pemkot Depok akan melakukan pengkajian ulang dan audit terhadap pembangunan w
    ater tank
    ini dengan melibatkan konsultan ahli independen.
    “Kan sudah ada hasil dari Lemtek UI juga, sudah ada juga konsultasi PDAM. Kalau memang ini perlu, kami akan cari juga jalan tengah dari konsultan independen, nanti kami sama-sama kaji,” terang Chandra.
    Chandra memastikan hasil kajian nantinya akan lebih komprehensif untuk menemukan solusi yang sesuai dengan keluhan warga RW 26, Kelurahan Mekar Jaya, Sukmajaya, Kota Depok.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gubernur Pramono Anung Ingatkan Warga Pesisir Jakarta Potensi Banjir Rob pada 28-29 Maret 2025

    Gubernur Pramono Anung Ingatkan Warga Pesisir Jakarta Potensi Banjir Rob pada 28-29 Maret 2025

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meminta warga yang tinggal wilayah pesisir waspada dengan potensi banjir rob pada akhir Maret mendatang.

    Hal ini disampaikan Pramono setelah mendapat laporan dari Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Maruli Sijabat.

    “Dapat laporan dari pak Maruli bahwa 28-29 Maret kemungkinan banjir rob lagi,” ucapnya di Balai Kota Jakarta, Rabu (12/3/2025).

    Pram pun memastikan pihaknya sudah memerintahkan anak buahnya untuk waspada dan bersiap menghadapi banjir rob.

    “Saya informasikan untuk kita antisipasi agar pompa-pompa yang ada di utara nanti kita akan aktifkan kembali,” ujarnya.

    Sekretaris BPBD DKI Jakarta Maruli Sijabat menambahkan, ada beberapa wilayah yang diprediksi terdampak banjir rob ini.

    “Wilayahnya mungkin di pesisir utara, seperti di Pluit, Muara Angke, Muara Baru. Kemudian di sekitaran Cilincing juga ada potensi itu,” ujarnya.

    Meski demikian, Maruli memastikan BPBD sudah melakukan langkah-langkah persiapan untuk menghadapi banjir rob.

    Tak cuma menyiagakan petugas dan pompa-pompa di daerah rawan rob, BPBD DKI juga menyiapkan sarana dan prasarana untuk mengevakuasi warga.

    “Langkah-langkah antisipasi lain bila diperlukan adanya pengungsian, maka kami akan siapkan sarana untuk evakuasi dengan menggunakan perahu,” tuturnya.

    “Selain saran yang sudah ada, kemudian juga pemenuhan kebutuhan dasar untuk para pengungsi juga akan kami support,” sambungnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Hujan Lebat Bakal Turun hingga 17 Maret 2025, Ini Daerah Terdampak

    Hujan Lebat Bakal Turun hingga 17 Maret 2025, Ini Daerah Terdampak

    loading…

    BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang berpotensi melanda sejumlah wilayah para periode 11-17 Maret 2025. Foto/Dok.SindoNews

    JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang berpotensi melanda sejumlah wilayah para periode 11-17 Maret 2025.

    Salam sepekan terakhir terjadi penurunan intensitas hujan secara signifikan di wilayah Indonesia khususnya Jawa bagian barat, pasca hujan ekstrem tanggal 3 Maret silam.

    “Meski begitu masih teramati adanya wilayah Indonesia yang mengalami hujan sangat lebat di antaranya di Padang, Sumatera Barat, Ketapang Kalimantan Barat, dan Balikpapan Kalimantan Timur,” ungkap BMKG dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (12/3/2025).

    Selain itu, BMKG memantau pergerakan Madden Julian Oscillation (MJO) yang terpantau berada di fase 2 (Samudra Hindia bagian barat), yang memberikan pengaruh terhadap dinamika atmosfer, khususnya di pesisir barat Sumatera.

    Pada pekan ini, fenomena MJO diperkirakan berpropagasi menuju ke fase 3 (Samudra Hindia bagian timur), yang dampaknya diprediksi akan lebih meluas hingga wilayah Indonesia bagian tengah.

    Kombinasi dari faktor-faktor itu, kata BMKG, mampu memicu potensi hujan dengan intensitas tinggi, khususnya di beberapa wilayah di Indonesia bagian Barat. Kondisi tersebut dapat berdampak terhadap terjadinya bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, terutama di daerah-daerah bencana di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa bagian barat.

    “Beberapa fenomena atmosfer diprediksi secara signifikan mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia dalam sepekan ke depan. Sirkulasi siklonik diprakirakan berada di Samudra Hindia Barat Bengkulu dan di Laut Natuna, yang membentuk perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Pesisir Barat Sumatera Barat hingga Bengkulu, di Selat Karimata, di Kepulauan Riau hingga Riau, di Laut Natuna, dan di Kepulauan Bangka Belitung,” paparnya.

    Prospek cuaca di Indonesia periode 11 hingga 13 Maret 2025, cuaca umumnya didominasi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di wilayah:

    Hujan Sedang-Lebat:
    1. Sumatera Barat
    2. Riau
    3. Kepulauan Riau
    4. Jambi
    5. Sumatera Selatan
    6. Bengkulu
    7. Lampung
    8. Banten
    9. DI Yogyakarta
    10. Bali
    11. NTB
    12. Kalimantan Tengah
    13. Kalimantan Timur
    14. Kalimantan Utara
    15. Sulawesi Utara
    16. Gorontalo
    17. Sulawesi Tengah
    18. Sulawesi Barat
    19. Sulawesi Selatan
    20. Sulawesi Tenggara
    21. Maluku Utara
    22. Maluku
    23. Papua Barat Daya
    24. Papua Barat
    25. Papua Tengah
    26. Papua Pegunungan
    27. Papua
    28. Papua Selatan
    Hujan Lebat-Sangat Lebat:
    1. Aceh
    2. Sumatera Utara
    3. Kepulauan Bangka Belitung
    4. Jakarta
    5. Jawa Barat
    6. Jawa Tengah
    7. Jawa Timur
    8. NTT
    9. Kalimantan Barat
    10. Kalimantan Selatan

    Periode 14 – 17 Maret 2025, wilayah Indonesia masih didominasi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya potensi peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:

    Kilat, Petir dan Angin Kencang:1. Aceh
    2. Sumatera Utara
    3. Sumatera Barat
    4. Riau
    5. Jambi
    6. Sumatera Selatan
    7. Kepulauan Bangka Belitung
    8. Bengkulu
    9. Banten
    10. Jakarta
    11. Jawa Tengah
    12. DI Yogyakarta
    13. Bali
    14. NTB
    15. NTT
    16. Kalimantan Tengah
    17. Kalimantan Timur
    18. Kalimantan Utara
    19. Sulawesi Utara
    20. Gorontalo
    21. Sulawesi Tengah
    22. Sulawesi Barat
    23. Sulawesi Tenggara
    24. Maluku Utara
    25. Maluku
    26. Papua Barat
    Hujan Lebat-Sangat Lebat:
    1. Jawa Barat
    2. Jawa Timur
    3. Kalimantan Barat
    4. Kalimantan Selatan
    5. Sulawesi Selatan
    6. Papua Tengah
    7. Papua Pegunungan
    8. Papua
    9. Papua Selatan

    (shf)

  • Ketika Tata Ruang Jabar Amburadul, Area Kali di Bekasi Juga Bersertifikat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Maret 2025

    Ketika Tata Ruang Jabar Amburadul, Area Kali di Bekasi Juga Bersertifikat Megapolitan 12 Maret 2025

    Ketika Tata Ruang Jabar Amburadul, Area Kali di Bekasi Juga Bersertifikat
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Kekacauan tata ruang
    di Jawa Barat kembali mencuat sebagai sebuah bayangan kelam, di mana lahan sekitar kali yang seharusnya ruang resapan alam, malah berubah menjadi permukiman pribadi dengan sertifikat hak milik.
    Pemandangan ini seolah menandakan bahwa alam telah tersisih oleh ambisi manusia, menyisakan tanya mendalam tentang keadilan pengelolaan ruang di Jabar.
    Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN),
    Nusron Wahid
    mengungkapkan, tiga faktor utama yang mendorong
    lahan sempadan sungai
    jatuh ke tangan pribadi.
    “Pertama, masalah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Ada 10 kabupaten di Jawa Barat yang belum merevisi RTRW-nya, padahal sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini. Ini harus segera diperbarui,” ungkap Nusron di Balai Kota Depok, Selasa (11/3/2025).
    Nusron juga menyuarakan keprihatinannya mengenai lambannya kemajuan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di Jawa Barat yang hingga kini baru mencapai 17 persen.
    “Ini yang membuat perizinan itu menjadi kacau. Kenapa? Zooming-nya enggak ketahuan,” terang Nusron.
    Faktor ketiga yang menambah tragisnya situasi ini terletak pada fakta bahwa lahan di sepanjang sempadan sungai hampir seluruhnya telah dikuasai oleh masyarakat.
    “Bibir sungai itu ada tanahnya, dan tanah ini sudah ditempati warga selama 10, 20, bahkan 30 tahun,” jelas Nusron.
    Keprihatinan itu turut tercermin dalam kunjungan Gubernur Jawa Barat,
    Dedi Mulyadi
    , yang menemukan bahwa lahan di sekitar
    Sungai Bekasi
    telah beralih fungsi menjadi permukiman dan bersertifikat hak milik perorangan.
    “Saya lagi di Kali Bekasi, tadinya kita mau segera ke Sungai Cikeas, pertemuan dengan Sungai Cileungsi dan Bekasi. Tapi alat berat enggak bisa berjalan ke sana karena bibir Sungai Cikeas sudah bersertifikat dan berubah jadi rumah,” ungkapnya, Senin (10/3/2025).
    Akibat dari pergeseran fungsi lahan yang begitu drastis, upaya pelebaran sungai untuk mengendalikan banjir kini terjebak dalam dilema.
    Menanggapi persoalan ini, Dedi bertemu langsung dengan Nusron guna membahas tuntas persoalan tata ruang dan kepemilikan lahan di bantaran sungai.
    (Reporter: Dinda Aulia Ramadhanty | Editor: Faieq Hidayat)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penjual Takjil dan Es di Kota Gorontalo Merana di Bulan Ramadan, Kenapa?

    Penjual Takjil dan Es di Kota Gorontalo Merana di Bulan Ramadan, Kenapa?

    Liputan6.com, Gorontalo – Hujan deras yang mengguyur wilayah Provinsi Gorontalo selama hampir sepekan tak hanya membawa dampak pada infrastruktur karena banjir, tetapi juga menggoyahkan roda perekonomian masyarakat kecil.

    Salah satu kelompok yang paling terdampak adalah pedagang kaki lima, khususnya penjual takjil dan minuman es yang biasa menjajakan dagangan mereka menjelang waktu berbuka puasa.

    Pantauan Liputan6.com, Di sepanjang jalan pusat kuliner Ramadan di Kota Gorontalo, pemandangan berbeda terlihat dalam beberapa hari terakhir.

    Jika biasanya antrean pembeli memenuhi lapak-lapak pedagang, kini banyak lapak kosong. Lapak basah terkena tempias hujan, dan pedagang yang hanya bisa pasrah menunggu pembeli yang tak kunjung datang.

    Rizal, seorang pedagang takjil yang sudah lebih dari lima tahun berjualan di Kota Gorontalo, mengaku merasakan dampak besar akibat cuaca buruk ini.

    Biasanya, dalam sehari ia bisa menjual ratusan bungkus kolak, gorengan, dan aneka kue tradisional. Namun, sejak hujan mengguyur tanpa henti, dagangannya lebih banyak tersisa.

    “Kalau biasanya sebelum Maghrib dagangan saya sudah habis, sekarang masih tersisa banyak. Pembeli enggan keluar rumah karena hujan deras, jadi mereka memilih untuk membuat sendiri di rumah,” ujarnya dengan nada lirih.

    Hal serupa dialami oleh Siti Ibrahim, penjual es campur dan es buah. Di bulan Ramadan, minuman segar seperti yang ia jual biasanya laris manis. Namun, tahun ini, harapannya pupus akibat hujan yang tak kunjung reda.

    “Orang-orang pasti lebih memilih minuman hangat saat cuaca dingin begini. Dagangan saya banyak tersisa, padahal sudah diantisipasi dengan mengurangi stok bahan. Tapi tetap saja rugi,” katanya sambil merapikan dagangannya yang tak banyak tersentuh pembeli.

     

    Berangkat Merantau dari Banyumas Wajib Lolos Posko Skrining Aru Balik