Topik: Banjir

  • Modifikasi Cuaca Efektif Turunkan Intensitas Hujan Ekstrem

    Modifikasi Cuaca Efektif Turunkan Intensitas Hujan Ekstrem

    JABAR EKSPRES – Pemda Provinsi Jawa Barat berkolaborasi dengan BMKG dan TNI AU terus menjalankan operasi modifikasi cuaca hingga 20 Maret 2025.

    Menurut Analis Kebencanaan Ahli Muda BPBD Jabar Edwin Zulkarnain, OMC dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya kejadian bencana hidrometeorologi.

    Beberapa daerah seperti Bogor dan Bekasi telah menetapkan status tanggap darurat, sementara BMKG memperkirakan curah hujan menengah hingga lebat masih akan terjadi sepanjang Maret.

    “Melalui OMC kami berharap dapat mengurangi intensitas hujan ekstrem sehingga wilayah yang rawan bencana bisa lebih siap menampung curah hujan tanpa mengalami dampak yang parah,” ujar Edwin Zulkarnain, Kamis (13/3/2025).

    OMC digunakan untuk memodifikasi hujan. Caranya adalah dengan menyebarkan bahan khusus ke awan yang berpotensi menurunkan hujan lebat. Penyemaian ini dilakukan menggunakan pesawat yang terbang ke titik-titik tertentu yang sudah dipantau sebelumnya.

    Bahan yang digunakan dalam penyemaian awan umumnya berupa natrium klorida (garam) atau bahan higroskopis lainnya. Bahan ini membantu mempercepat pembentukan butiran air dalam awan, sehingga hujan turun lebih cepat atau di lokasi yang lebih aman, seperti di laut.

    “OMC ini bukan untuk menghilangkan hujan sepenuhnya, karena hal itu membutuhkan daya yang sangat besar. Namun, melalui penyemaian yang tepat, kita bisa mengurangi curah hujan ekstrem di wilayah rawan banjir dan longsor,” jelas Ketua Tim Teknik OMC BMKG Pusat Bayu Prayoga.

    Selama operasi, pesawat menyemai awan stiga kali sehari. BMKG bertindak sebagai pengawas utama dalam menentukan titik pertumbuhan awan yang menjadi target penyemaian berdasarkan pantauan radar dan citra satelit.

    Pilot dan tim teknis dari TNI AU memastikan bahan semai tersebar dengan optimal. Dengan cara ini, hujan bisa dialihkan dan diturunkan di tempat yang lebih aman, seperti di laut.

    Bayu menegaskan air hujan hasil OMC tidak berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Penyemaian hanya mengubah proses fisis awan tanpa mempengaruhi sifat kimiawi air hujan.

    “Air hujan yang dihasilkan dari OMC sama dengan hujan alami. Kami juga rutin melakukan uji laboratorium untuk memastikan hal ini,” kata Bayu.

  • Jaga Kelestarian Alam dan Ketahanan Pangan, Kemenko Pangan Lakukan Pengawasan Lingkungan – Page 3

    Jaga Kelestarian Alam dan Ketahanan Pangan, Kemenko Pangan Lakukan Pengawasan Lingkungan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Disinyalir adanya pencemaran dan perusakan lingkungan yang cukup serius, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan meninjau langsung sekaligus melakukan pemasangan papan peringatan pengawasan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) pada tiga lokasi di kawasan Sentul-Ciawi, Bogor. Kegiatan ini dilakukan bersama Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dalam rangka penegakan hukum lingkungan serta menjaga ekosistem untuk keberlanjutan ketahanan pangan.

    Kawasan Sentul-Ciawi, Bogor, merupakan wilayah strategis sebagai daerah resapan air dan penyangga ekosistem bagi wilayah Jabodetabek. Namun, maraknya alih fungsi lahan dan pembangunan yang tidak sesuai regulasi lingkungan telah menyebabkan kerusakan ekosistem serius yang berpotensi menimbulkan bencana alam seperti banjir, longsor, dan kekeringan, yang pada akhirnya berdampak pada ketahanan pangan nasional, mengingat kawasan tersebut merupakan bagian dari daerah penyangga pangan nasional. Inilah yang menjadi kekhawatiran utama Kemenko Pangan.

     

    Perbesar

    Credit: Kemenko Pangan… Selengkapnya

    Tiga lokasi yang telah dilakukan pemasangan papan peringatan pengawasan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) beserta tindakan hukum yang dikenakan, yaitu:

    (1) Gunung Geulis Country Club, Ciawi Bogor: karena tidak memiliki Persetujuan Teknis TPS Limbah B3 dan terdapat tumpukan sampah di sekitar TPS; (2) Summarecon Bogor: karena tidak memiliki sedimen trap, biopori, dan sumur resapan, yang menyebabkan sedimentasi di Sungai Ciangsana akibat kegiatan cut and fill; dan (3) PT. Bobobox Aset Management: karena tidak sesuai dengan izin yang diberikan, di-KSO-kan tanpa mengubah fungsi tata ruang.

     

     

    Perbesar

    Credit: Kemenko Pangan… Selengkapnya

    Menteri Koordinator Bidang Pangan menegaskan, “Penegakan hukum lingkungan ini merupakan langkah nyata untuk memastikan keberlanjutan sektor pangan nasional. Penegakan hukum ini adalah bentuk komitmen kami untuk melindungi sumber daya alam bagi generasi mendatang.”

    “Dengan sinergi dan tanggung jawab bersama, kita dapat menciptakan keseimbangan antara pembangunan dan keberlanjutan lingkungan, sehingga ketahanan pangan nasional tetap terjaga dan masa depan yang lebih hijau serta lestari dapat terwujud bagi kita semua,” sambung Zulkifli Hasan.

     

    Perbesar

    Credit: Kemenko Pangan… Selengkapnya

    Kementerian Koordinator Bidang Pangan memiliki tanggung jawab penting dalam memastikan keberlanjutan sektor pangan nasional, yang sangat bergantung pada kondisi lingkungan dan ketersediaan sumber daya alam. Kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan dan pembangunan yang tidak sesuai regulasi dapat mengganggu pasokan air, merusak lahan pertanian, dan mengurangi produktivitas pangan. Oleh karena itu, penegakan hukum lingkungan menjadi langkah krusial untuk mencegah dampak lebih lanjut yang dapat mengancam ketahanan pangan.

    Dalam hal ini, Kementerian Koordinator Bidang Pangan bersama Kementerian Lingkungan Hidup berkomitmen untuk terus mengawal kepatuhan terhadap regulasi lingkungan dan mengambil langkah tegas terhadap setiap pelanggaran yang berpotensi merusak ekosistem. Upaya ini bukan sekadar penegakan hukum, tetapi juga merupakan bentuk kepedulian dalam menjaga kelestarian alam dan ketahanan pangan sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang.

  • Pantura dan Wilayah Pesisir Berpotensi Banjir Saat Lebaran Periode 29 Maret hingga 27 April

    Pantura dan Wilayah Pesisir Berpotensi Banjir Saat Lebaran Periode 29 Maret hingga 27 April

    Bisnis.com, JAKARTA – Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, memaparkan beberapa informasi terkait kondisi cuaca pada Bulan Maret dan April 2025 untuk mendukung kelancaran Arus Mudik dan Arus Balik Lebaran 2025.

    Informasi yang disampaikan antara lain mengenai cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi pada bulan Maret 2025.

    Mengingat kondisi ini, Dwikorita menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan penyebaran informasi dan peringatan dini yang lebih masif.

    Meskipun demikian, Dwikorita menambahkan bahwa risiko cuaca ekstrem diprediksi akan menurun pada sepuluh hari pertama bulan April, meskipun curah hujan dengan intensitas menengah masih akan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.

    Selain itu, Dwikorita juga menyampaikan upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai informasi curah hujan dengan menyampaikan informasi yang lebih mudah dipahami.

    Lebih lanjut Dwikorita menyampaikan informasi mengenai potensi gelombang tinggi dengan ketinggian 2 hingga 2,5 meter yang berisiko terjadi di daerah Samudera Hindia dan pesisir Pantai Samudera Hindia, seperti di bagian selatan Sumatera dan Jawa.

    Dwikorita juga memberikan informasi peringatan potensi banjir yang dapat terjadi pada periode 29 Maret hingga 27 April di wilayah pesisir, seperti Pantura, serta daerah pantai di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Maluku.

    Tak hanya itu, BMKG juga memberikan informasi mengenai potensi bencana longsor di beberapa daerah yang akan terus dipantau dan diinformasikan setiap hari.

    Dwikorita menegaskan bahwa BMKG akan terus meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca, serta memperkuat kesiagaan dalam menghadapi potensi bibit siklon.

    Untuk itu, BMKG berencana untuk terus memperbesar penyebaran informasi mitigasi dan sosialisasi.

    Selain itu, BMKG juga akan terus menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait guna melakukan antisipasi terhadap bencana maupun kemacetan selama masa Mudik Lebaran 2025 mendatang.

  • BMKG prakirakan sebagian besar Jakarta hujan ringan pada Kamis siang

    BMKG prakirakan sebagian besar Jakarta hujan ringan pada Kamis siang

    Warga mengendong anaknya saat melintasi banjir di Kebon Pala, Jakarta, Selasa (4/3/2025). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan banjir yang merendam kawasan di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi merupakan akibat hujan deras yang mengguyur Bogor, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Ferlian Wahyusa/Adm/YU

    BMKG prakirakan sebagian besar Jakarta hujan ringan pada Kamis siang
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Kamis, 13 Maret 2025 – 08:51 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar wilayah di DKI Jakarta mengalami hujan ringan pada Kamis siang.

    Wilayah yang diperkirakan hujan meliputi Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara. Sementara itu, Kabupaten Kepulauan Seribu diperkirakan berawan tebal.

    Hujan ringan ini terus berlanjut dari siang hingga malam hari di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara. Sementara itu, Kepulauan Seribu hujan ringan baru diprediksi turun pada Kamis malam, sedangkan pada Kamis sore cuaca diprediksi berawan tebal.

    Pada Kamis pagi, seluruh wilayah di DKI Jakarta diprediksi dalam kondisi cuaca berawan tebal.

    Untuk suhu di DKI Jakarta, diperkirakan berkisar antara 24 dan 30 derajat celsius.

    BMKG juga menyatakan bahwa kecepatan angin berkisar 3—23 kilometer per jam.

    Sumber : Antara

  • Hoaks! Video banjir di depan Istana Garuda IKN

    Hoaks! Video banjir di depan Istana Garuda IKN

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah pesan berantai di WhatsApp dan TikTok menampilkan video yang dinarasikan sebagai banjir di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di Ibu Kota Nusantara (IKN).

    Dalam videonya, terlihat banjir menggenang didepan Istana Kepresidenan IKN itu.

    Namun, benarkah video banjir tersebut?

    Unggahan yang menarasikan video banjir di depan Istana Garuda IKN. Faktanya, Staf Khusus Bidang Komunikasi Publik sekaligus Juru Bicara Otorita IKN, Troy Harrold Pantouw, menegaskan bahwa video tersebut merupakan rekayasa yang dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). (WhatsApp)

    Penjelasan:

    Staf Khusus Bidang Komunikasi Publik sekaligus Juru Bicara Otorita IKN, Troy Harrold Pantouw, menegaskan bahwa video tersebut merupakan rekayasa yang dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).

    “Teman-teman, terima kasih ya untuk meyakini dan meyakinkan tetangga, grup keluarga, WhatsApp ke mama, dan lainnya bahwa tayangan itu adalah rekayasa dan hoaks,” ujar Troy dalam keterangannya kepada media.

    Pihak Otorita IKN mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan informasi yang belum terverifikasi dan selalu mengecek sumber resmi sebelum menyebarkan berita di media sosial.

    Pihaknya juga memastikan bahwa kondisi di KIPP IKN saat ini aman dan tidak ada kejadian banjir sebagaimana yang disebarkan dalam video tersebut.

    Otorita IKN juga menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur di kawasan IKN telah memperhitungkan aspek tata kelola air dan mitigasi bencana, termasuk sistem drainase yang dirancang untuk menghindari risiko banjir.

    Pewarta: Tim JACX
    Editor: Indriani
    Copyright © ANTARA 2025

  • 5
                    
                        Warga Babelan Bekasi Kaget, Tak Tahu Rumahnya Berdiri di Bantaran Sungai Rawan Longsor
                        Megapolitan

    5 Warga Babelan Bekasi Kaget, Tak Tahu Rumahnya Berdiri di Bantaran Sungai Rawan Longsor Megapolitan

    Warga Babelan Bekasi Kaget, Tak Tahu Rumahnya Berdiri di Bantaran Sungai Rawan Longsor
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com –
    Warga Kampung Warung Pojok RT 01 RW 002, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, mengaku tidak tahu mengenai risiko tinggal di
    bantaran sungai
    yang rawan longsor.
    Salah satunya adalah Eti (44), yang telah menetap di kawasan tersebut sejak kecil.
    “Dari awal, saya enggak tau kalau rumah ini berdiri di daerah bantaran,” ujar Eti saat ditemui di lokasi pada Kamis (13/3/2025).
    Ia menjelaskan, jarak rumahnya dengan bantaran sungai masih sekitar 50 meter lebih.
    “Bahkan, dahulu di samping rumah saya itu masih bisa dibangun empat rumah berukuran 6×9 meter persegi,” tambahnya.
    Namun, seiring berjalannya waktu, Eti mengamati bahwa sungai semakin melebar.
    “Awalnya sungai itu berukuran kecil, jadi seperti sekarang yang membuat jarak rumah saya dengan sungai besar itu berdampingan, kurang dari 10 meter,” tuturnya.
    Ia juga menegaskan bahwa ia memiliki sertifikat rumah yang asli, yang diwarisi dari orang tuanya. 
    Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Rokia (47), seorang ibu rumah tangga yang juga tinggal di kawasan tersebut.
    Rokia mengaku tidak mengetahui bahwa rumah yang ditempatinya berada di daerah bantaran sungai.
    “Awalnya, bantaran sungai itu jauh banget dari rumah. Jadi kami aman saja membangun rumah dan menetap di sini,” kata Rokia.
    Ia menjelaskan, sebelum sungai meluas, daerah tersebut merupakan kebun yang dikelola oleh orang tuanya.
    “Itu semula kebun-kebun yang milik dan dikelola oleh orang tua sendiri,” ujarnya.
    Rokia menambahkan, kebun tersebut perlahan-lahan hanyut dan berubah menjadi sungai. 
    Rokia, yang telah tinggal di wilayah tersebut sejak 1992, juga menegaskan bahwa ia memiliki sertifikat rumah yang sah.
    “Sejak saya tinggal, sertifikat rumah memang sudah ada, dan punya saya serta keluarga,” tegasnya.
    Namun, saat ini, rumah Rokia menjadi salah satu dari puluhan rumah yang hanyut akibat aliran sungai yang semakin meluas.
    Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi akan menertibkan bangunan di bantaran sungai Bekasi.
    Pasalnya, bantaran sungai di wilayah tersebut dipenuhi berbagai bangunan, mulai dari rumah hingga toko.
    Lewat penertiban ini, Dedi melarang warga mendirikan bangunan di wilayah bantaran sungai. Hal ini untuk mencegah banjir berulang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gunung Marapi Sumbar Meletus Lagi Kamis Pagi Ini, Warga Sekitar Lembah Diimbau Waspada
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 Maret 2025

    Gunung Marapi Sumbar Meletus Lagi Kamis Pagi Ini, Warga Sekitar Lembah Diimbau Waspada Regional 13 Maret 2025

    Gunung Marapi Sumbar Meletus Lagi Kamis Pagi Ini, Warga Sekitar Lembah Diimbau Waspada
    Tim Redaksi
    PADANG, KOMPAS.com

    Gunung Marapi
    kembali meletus pada Kamis (13/3/2025) siang.
    Erupsi
    terjadi pukul 07.55 WIB, namun tinggi kolom abu tidak teramati karena tertutup kabut.
    Sebelumnya, gunung yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar ini juga mengalami
    erupsi
    pada Sabtu (8/3/2024).
    “Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,2 mm dan durasi 37 detik,” ujar Teguh Purnomo, petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA), dalam keterangan tertulisnya yang diterima
    Kompas.com
    .
    Saat ini, Gunung Marapi berstatus Level II waspada.
    Teguh mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati dan beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah.

    “Kami mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi untuk selalu waspada terhadap potensi ancaman
    bahaya lahar
    , terutama di saat musim hujan,” tambahnya.
    Teguh juga menyarankan warga agar menggunakan masker jika terjadi hujan abu, karena dapat membahayakan kesehatan.
    Sebelumnya, Gunung Marapi erupsi pada 3 Desember 2023 dan menewaskan 23 pendaki yang berada di atasnya.
    Setelah itu, gunung ini terus erupsi dan melontarkan abu vulkanik.
    Bencana akibat aktivitas Gunung Marapi juga berlanjut dengan terjadinya banjir lahar pada Sabtu (11/5/2024) yang menewaskan 60 warga di Tanah Datar, Agam, dan Padang Pariaman.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gunung Semeru Alami Erupsi 3 Kali Beruntun dalam 30 Menit, Luncurkan Letusan Asap Setinggi 900 Meter
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 Maret 2025

    Gunung Semeru Alami Erupsi 3 Kali Beruntun dalam 30 Menit, Luncurkan Letusan Asap Setinggi 900 Meter Surabaya 13 Maret 2025

    Gunung Semeru Alami Erupsi 3 Kali Beruntun dalam 30 Menit, Luncurkan Letusan Asap Setinggi 900 Meter
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com

    Gunung Semeru
    di Kabupaten
    Lumajang
    , Jawa Timur, kembali mengalami
    erupsi
    pada Kamis (13/3/2025).
    Berdasarkan laporan Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, sejak pukul 00.00-10.00 WIB, Gunung Semeru mengalami lima kali erupsi.
    Dalam periode tersebut, terdapat empat kali erupsi dengan letusan yang dapat teramati secara visual dan satu erupsi lainnya tidak tampak.
    Erupsi
    yang dapat diamati diawali pada pukul 05.40 WIB.
    Kolom abu teramati berintensitas tebal membubung setinggi 900 meter mengarah ke timur laut.
    Disusul oleh tiga erupsi beruntun dalam kurun waktu kurang dari 30 menit, yakni pada pukul 06.37, 06.42, dan 06.56, dengan ketinggian letusan secara berurutan, yakni 500, 700, dan 600 meter.
    “Terjadi
    erupsi Gunung Semeru
    pada hari Kamis, 13 Maret 2025, pukul 05.40 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 900 meter di atas puncak,” tulis petugas PPGA Semeru, Mukdas Sofian, dalam keterangan tertulis, Kamis (13/3/2025).
    Dalam 24 jam terakhir atau pada Rabu (12/3/2025) sejak pukul 00.00 WIB, Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru mencatat terjadi erupsi berupa letusan sebanyak 58 kali.
    Namun, beberapa erupsi yang terjadi tidak dapat teramati secara visual karena Gunung Semeru tertutup kabut.
    Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, mengatakan bahwa saat ini status aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau
    waspada
    .
    Meski begitu, ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak.
    Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
    Terlebih lagi, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang berisiko menimbulkan banjir lahar.

    Waspada
    terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” ujarnya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tak Hanya Rumah, Banjir Bandang di Bondowoso Bikin Madrasah, DAM, dan Bronjong Jebol

    Tak Hanya Rumah, Banjir Bandang di Bondowoso Bikin Madrasah, DAM, dan Bronjong Jebol

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

    TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO – Banjir bandang di Desa Sumber Salak, Kecamatan Curahdami, tak hanya mengakibatkan tiga rumah terdampak.

    Data dari BPBD Bondowoso, ada satu faslitas umum yakni Madrasah, satu DAM juga jebol, serta beronjong sepanjang 500 meter juga jebol.

    “Dua kendaraan roda terhanyut banjir juga,” jelas  Kepala Bidang PK2, BPBD Bondowoso, Yuliono Triandono dikonfirmasi TribunJatim.com, Rabu (12/3/2025).

    Ia menjelaskan saat ini pihaknya sedang melakukan tindakan awal dengan menata batu yang difungsikan untuk bronjong sementara bersama seluruh pihak.

    “Batu-batu ini merupakan material banjir yang kita buat bronjong semetara. Tadi material ada batu, sama kayu,” terangnya.

    Kata Yuliono, tak ada korban jiwa dalam kejadian-kejadian ini.

    Diberitakan sebelumnya, hujan deras terjadi hampir merata di Bondowoso pada Selasa (12/3/2025) sore. Akibatnya ada dua titik yang terdampak banjir. Pertama di Desa Sumber Salak, Kecamatan Curahdami.

    Data diterima ada tiga rumah rusak ringan, dan satu fasum rusak, satu DAM juga jebol, serta beronjong sepanjang 500 meter jebol.

    Disebut banjir bandang di Desa Sumber Salak ini, karena hujan aliran sungai buangan dari Gunung Saeng meluap hingga merusak jalan desa.

    Kemudian di Desa Wonosari, Kecamatan Grujugan air deras di sungai juga sebabkan satu jembatan putus.

  • Berkah Ramadan 2025, Perajin Parsel di Kota Malang Kebanjiran Pesanan

    Berkah Ramadan 2025, Perajin Parsel di Kota Malang Kebanjiran Pesanan

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Kukuh Kurniawan

    TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Bulan suci Ramadan dan menjelang Idul Fitri, membawa berkah tersendiri bagi perajin parsel di Kota Malang.

    Pasalnya orderan atau pesanan parsel berangsur mengalami peningkatan.

    Hal itu terlihat dari usaha pembuatan parsel yang dilakukan pasangan suami istri yaitu Devi Artamefinal dan Desy Ariffatul Izah. Dimana pembuatannya dikerjakan langsung di rumah produksi yang terletak di Jalan MT Haryono Gang VIII D Kecamatan Lowokwaru.

    Desy mengatakan, bahwa permintaan pesanan parsel mengalami peningkatan hingga 100 persen.

    “Usaha parsel ini sudah berjalan tiga tahun. Dan ternyata, peningkatan pesanan mencapai 100 persen dibandingkan momen ramadan tahun lalu,” ujarnya kepada TribunJatim.com, Kamis (13/3/2025).

    Dibantu oleh dua orang pegawai, jumlah parsel yang sudah terjual sekitar 200 parsel. Hal itu terhitung mulai dari awal ramadan hingga Rabu (12/3/2025) lalu.

    “Saya menjual parsel mulai harga Rp 135 ribu hingga Rp 400 ribu, dengan isian terdiri dari berbagai macam. Yaitu jajanan ringan atau snack, sirup, dan sudah termasuk kartu ucapan,” bebernya.

    Istimewanya lagi, parsel buatannya yakni menawarkan isian jajanan snack lebih banyak dibandingkan parsel-parsel lainnya. Disamping itu, snacknya juga memakai merek yang sudah dikenal.

    “Dalam sehari, kami mampu mengerjakan pesanan hingga 30 parsel. Dan kami buka pesanan parsel ini sampai seminggu sebelum Lebaran,” tuturnya.

    Desya juga menambahkan, bahwa masih melayanan pesanan parsel dari wilayah Malang saja. Ia belum berani mengambil pesanan untuk luar daerah karena khawatir kondisi parsel rusak saat pengiriman.

    “Untuk tahun ini, yang beli parsel kebanyakan dari perorangan ketimbang instansi. Untuk instansi, biasanya dari pihak sekolah-sekolah serta ada juga beberapa perusahaan,” tandasnya.