Harga Sewa Rusun Jagakarsa Rp 865.000, Rano: Lebih Baik daripada Tinggal di Bantaran Sungai
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Wakil Gubernur Jakarta
Rano Karno
mengatakan, harga sewa
Rusunawa Green Jagakarsa
, Jakarta Selatan, paling rendah adalah Rp 865.000, di luar token dan air.
Meski mahal, tinggal di Rusunawa Green Jagakarsa lebih baik ketimbang tinggal di bantaran sungai yang rawan banjir.
“Memang kalau kami dengar Rp 800.000 mungkin besar. Tapi lebih baik daripada di bantaran sungai yang biayanya lebih murah sekitar Rp 500.000,” kata Rano Karno di Rusunawa Green Jagakarsa, Sabtu (15/3/2025).
Tinggal di bantaran sungai dinilai lebih memiliki kerugian yang lebih besar dibandingkan tinggal di rusun. Sebab, ancaman banjir selalu mengintai jika tinggal di bantaran sungai.
“Di daerah bantaran sungai tiap tahun kena banjir tebus, ruginya jauh lebih besar,” ucap dia.
Maka dari itu, Rano berharap warga yang tinggal di bantaran sungai Jakarta mau pindah ke rusunawa.
“Kalau memang warga ingin pindah ke rumah susun, kita sudah siap di sini,” ujar dia.
Rano mengaku tidak ingin melihat lagi ada warga Jakarta yang kebanjiran. Oleh karena itu, warga juga harus sadar dan mau pindah ke rusun.
“Kalau memang nanti saudara-saudara kita yang ingin mengubah hidupnya karena bertahun-tahun kena banjir, mudah-mudahan mau pindah ke rumah susun ini,” tutur Rano.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Topik: Banjir
-
/data/photo/2025/03/15/67d5653af313b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Harga Sewa Rusun Jagakarsa Rp 865.000, Rano: Lebih Baik daripada Tinggal di Bantaran Sungai Megapolitan 15 Maret 2025
-
/data/photo/2025/03/15/67d5555e2a9bc.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Rano Karno: Rusun Jagakarsa Lebih Bagus dari Apartemen Singapura Megapolitan 15 Maret 2025
Rano Karno: Rusun Jagakarsa Lebih Bagus dari Apartemen Singapura
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Wakil Gubernur Jakarta
Rano Karno
mengeklaim kualitas
Rusunawa Green Jagakarsa
lebih bagus daripada apartement di Singapura.
“Kalau untuk rumah susun (Jagakarsa) ini, saya bilang ini jauh lebih bagus dari Singapura,” kata Rano, saat diwawancara, di Rusunawa Green Jagakarsa, Sabtu (15/3/2025).
Namun, Rano tidak menjelaskan secara spesifik apa alasan Rusunawa Green Jagakarsa lebih bagus daripada apartemen di Singapura.
Selain dengan Singapura, Rusunawa Green Jagakarsa juga dinilai lebih bagus dari rusun lainnya di Jakarta.
“Kalau kita berpikir rumah susun di Pulomas, di Tanah Abang, tentu ini (Green Jagakarsa) jauh lebih bagus,” ungkap dia.
Sebelumnya, Rano menyampaikan, kualitas sejumlah rusun di Jakarta sudah baik, salah satunya
Rusun Jagakarsa
di Jakarta Selatan.
Ia bahkan mengklaim kualitas rusun tersebut setara dengan yang ada di Singapura.
“Kita baru kelar nih rusun di Jagakarsa. Itu ada tiga tawaran. Kalau dihitung mungkin 800 kamar dan saya minta maaf, kualitasnya sama dengan Singapura. Kalau mau pindah, yuk,” kata Rano, saat ditemui di Lebak Bulus, Selasa (4/3/2025).
Rano menyampaikan, tinggal di rumah susun menjadi salah satu solusi untuk warga yang tinggal di daerah rawan banjir.
Menurutnya, merelokasi warga ke rusun merupakan solusi paling realistis untuk menghindarkan warga dari dampak banjir yang terus berulang.
“Saya selalu mensosialisasikan kesempatan ini. ‘Ayo kita pindah ke rusun. Kalau mau pindah, yuk’,” ucap Rano.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Rano Karno Ungkap Alasan Rusun Jakarta Harus Ada Daycare dan Wifi: ‘Jauh Lebih Bagus dari Singapura’
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA – Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno mengungkapkan dua fasilitas yang menurutnya harus ada di tiap rumah susun di Jakarta.
Pertama, ia meminta adanya fasilitas daycare atau tempat penitipan anak.
“Terutama yang saya minta harus ada daycare. Daycare ini sebetulnya teman-teman mungkin ada yang tahu bahasanya tempat penitipan anak-anak.”
“Kadang-kadang itu suka alpa, tapi itu sangat dibutuhkan,” kata Rano saat meninjau Rusun Green Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (15/3/2025).
Menurut Rano, keberadaan daycare sangat penting terutama banyak penghuni rusun yang suami istri sama-sama bekerja.
“Tentu banyak saudara kita yang penghuni rumah susun ini kadang-kadang suami istri bekerja. Nah anaknya siapa yang jaga, inilah fungsinya daycare. Tapi dengan penjaga-penjaga yang punya kualitas daycare, jangan sampai terjadinya, Ya ada di beberapa tempat lah,” paparnya.
Selain daycare, Rano juga memastikan seluruh rusun di Jakarta harus ada fasilitas wifi gratis.
Pasalnya, ia menganggap wifi saat ini sudah bukanlah hal yang mewah.
“Wifi harus terpasang. Karena Wifi itu bukan kemewahan, Wifi itu bagian dari kehidupan sehari-hari.”
“Supaya anak-anak kita juga bisa belajar, mencari data di rumah, dan juga membantu usaha-usaha yang memang pasti akan terjadi di rumah susun ini,” ujarnya.
Saat meninjau Rusun Jagakarsa, Doel mengklaim fasilitas di tempat ini lebih bagus dengan yang ada di Singapura.
“Pertanyaan saya kenapa Anda coba lihat di Singapura. Singapura memang juga ada kelas. Ada rumah susun, ada rusunami, ada apartemen.”
“Tapi kalau untuk rumah susun ini, saya bilang ini jauh lebih bagus dari Singapura,” kata Doel saat meninjau Rusun Green Jagakarsa.
Dijelaskan Doel, Rusun Green Jagakarsa ini terdiri dari tiga tower dengan total 723 unit dimana di bagian bawah disediakan tempat untuk disabilitas.
Adapun rusun ini dibangun di area lahan sekitar 1,5 hektar.
“Rumah susun Jagakarsa ini selesai setelah pembangunan selama hampir 406 hari kalender dengan alokasi anggaran sebesar Rp382 miliar sekian,” ujar Doel.
Dalam kunjungannya itu, Doel turut melihat sejumlah fasilitas yang ada di dalam area rusun.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, sejumlah fasilitas yang tersedia di Rusun Jagakarsa ini yakni parkiran luas, masjid, taman, ada lapangan olahraga, penitipan anak atau daycare, klinik dan juga warung.
Lebih lanjut ia berharap nantinya rusun ini bisa menjadi tempat tinggal bagi para warga Jakarta berpenghasilan rendah yang selama ini tinggal di wilayah rawan banjir.
“Kemudian tipe ini 36, terdiri dari ruang tamu dengan keluarga, ada 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, dan balkon.
Keberadaan rumah susun ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan hunian layak, khususnya di Jakarta Selatan,” ujar Bang Doel.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
-

Biaya Sewa di Rusun Jagakarsa Lebih dari Sejuta Perbulan, Doel Klaim Murah Dibanding Kebanjiran
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA – Pemprov Jakarta dalam waktu dekat akan meresmikan Rusun Green Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno mengatakan, nantinya rusun tersebut akan diperuntukan bagi warga Jakarta berpenghasilan rendah, utamanya mereka yang selama ini tinggal di wilayah rawan banjir.
“Syarat utama, saya minta maaf dengan berat hati, memang harus warga Jakarta.”
“Karena itu Pergubnya seperti itu. Dan memang rumah susun ini dibuat untuk masyarakat Jakarta,” kata dia saat meninjau Rusun Green Jagakarsa, Sabtu (15/3/2025).
Pria yang yang karib disapa Bang Doel ini kemudian membocorkan biaya sewa yang bakal diterapkan di Rusun Jagakarsa ini.
“Paling rendah Rp 865.000 di luar token, di luar air.”
“Jadi token karena sekarang ini rumah susun kita, setiap rumah atau setiap kamar sudah dengan token masing-masing. Kalau dulu di beberapa rumah susun, listriknya menjadi satu,” ujar Doel.
Secara matematis jika biaya sewa ditambah dengan token listrik dan air maka pengeluaran para penghuni di Rusun Jagakarsa ini nantinya lebih dari sejuta per bulannya.
Angka itu dirasa cukup besar bagi masyarakat menengah ke bawah, termasuk warga yang selama ini tinggal di bantaran kali. Pasalnya, alasan utama warga memilih tinggal di lokasi rawan banjir karena biaya sewa yang murah.
Namun, menurut Doel, biaya sewa tersebut jauh lebih murah jika dibandingkan dengan sejumlah fasilitas yang didapat warga.
“Kenapa satu, warga Jakarta, kalau dia masuk rumah susun, dia punya KTP, dia pasti akan mempunyai privilege KJMU. Kartu Jakarta Pintar mereka pasti dapat. Kemudian kartu-kartu yang lain, itu kan sebetulnya komponen dari kehidupan,’ tutur Doel.
Bahkan, kata Doel, biaya sewa tersebut jauh lebih murah karena warga tak perlu lagi kebanjiran.
“Memang kalau kita dengar Rp 800 ribu mungkin besar. Tapi kalau maaf-maaf, mereka sewa misal di bantaran sungai, oke. Rp 500 ribu mungkin murah tapi tiap tahun kena banjir terus, ruginya jauh lebih besar,” paparnya.
Karenanya, Doel mengatakan untuk menarik warga agar mau tinggal di rusun, Pemprov DKI menyediakan fasilitas warung agar mereka yang tinggal bisa turut membuka usaha.
“Nah, makanya itu komponen kita, di setiap rusun yang memang sedang kita rencanakan, dibawah harus ada untuk usaha. Ada pasar, ada warung.
Nah, di situ lah. Karena pun penghuni rumah susun juga butuh makan, butuh hidup, kan. Jadi timbulah kolaborasi antara masyarakat rumah susun itu,” tutur Doel.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
-

Bang Doel Tinjau Rusun Jagakarsa yang Diklaim Lebih Bagus dari Fasilitas di Singapura, Ada Apa Saja?
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA – Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno meninjau Rumah Susun Green Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (15//3/2025).
Sebelumnya, saat meninjau lokasi banjir di Bantaran Kali Ciliwung beberapa waktu lalu, pria yang karib disapa Bang Doel ini mengklaim fasilitas di Rusun Jagakarsa lebih bagus dengan yang ada di Singapura.
“Pertanyaan saya kenapa Anda coba lihat di Singapura. Singapura memang juga ada kelas. Ada rumah susun, ada rusunami, ada apartemen.
Tapi kalau untuk rumah susun ini, saya bilang ini jauh lebih bagus dari Singapura,” kata Doel saat meninjau Rusun Green Jagakarsa.
Dijelaskan Doel, Rusun Green Jagakarsa ini terdiri dari tiga tower dengan total 723 unit dimana di bagian bawah disediakan tempat untuk disabilitas.
Adapun rusun ini dibangun di area lahan sekitar 1,5 hektar.
“Rumah susun Jagakarsa ini selesai setelah pembangunan selama hampir 406 hari kalender dengan alokasi anggaran sebesar Rp 382 miliar sekian,” ujar Doel.
Dalam kunjungannya itu, Doel turut melihat sejumlah fasilitas yang ada di dalam area rusun.
FASILITAS RUSUN JAGAKARSA – Sejumlah fasilitas disediakan Pemprov DKI Jakarta di Rusun Jagakarsa diantaranya wahana bermain anak.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, sejumlah fasilitas yang tersedia di Rusun Jagakarsa ini yakni parkiran luas, masjid, taman, ada lapangan olahraga, penitipan anak atau daycare, klinik dan juga warung.
“Bahkan kita juga siapkan warung untuk penghuni-penghuni rusun ini juga bisa berusaha disini, membuka usaha, membuka warung,” tutur Doel.
Lebih lanjut ia berharap nantinya rusun ini bisa menjadi tempat tinggal bagi para warga Jakarta berpenghasilan rendah yang selama ini tinggal di wilayah rawan banjir.
“Kemudian tipe ini 36, terdiri dari ruang tamu dengan keluarga, ada 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, dan balkon.
Keberadaan rumah susun ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan hunian layak, khususnya di Jakarta Selatan,” ujar Bang Doel.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
-

Siprus Krisis Air Usai Dilanda Kekeringan Beruntun
Nikosia –
Afxentis Kalogirou mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk bertani di kawasan Siprus barat daya. Ia menanam apel dan tanaman musiman seperti selada, tomat, dan melon. Meskipun pulau ini gersang, musim penghujan biasanya akan membuat tanah cukup basah untuk digunakan untuk bercocok tanam selama musim panas. Tapi musim dingin ini berbeda. Tanahnya begitu kering dan keras, dan Kalogirou sedang berjuang untuk mengairi lahannya.
Dia dan ratusan petani lainnya baru-baru ini menerima kabar dari Departemen Pengairan Siprus yang menginformasikan bahwa volume air yang dialokasikan untuk irigasi tahun ini akan menurun, menjadi setengah dari volume tahun 2024. Mereka juga disarankan untuk tidak memilih tanaman musiman karena pasokan air akan semakin berkurang di musim panas, yang berarti tanaman tersebut akan mati.
Kini, di usianya yang sudah menginjak enam puluh tahun, Kalogirou menghadapi kemungkinan kehilangan penghasilan dari bertani. Sebelumnya penghasilannya csudah ukup terpukul akibat gagal panen apel akibat curah hujan yang rendah tahun 2024 lalu.
“Karena tidak menanam tanaman musiman akan sangat besar dampaknya secara financial bagi saya dan petani lain di wilayah ini. Tanaman musiman menyumbang 60% dari pendapatan kami,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa ia pun sedang mengantisipasi kehilangan pendapatan lainnya dari pohon buah yang ditanamnya.
“Air yang kami alokasikan untuk pohon-pohon kami hanya cukup untuk membuat mereka tetap hidup,” kata Kalogirou.
Musim penghujan kedua yang kering di Siprus
“Tahun lalu sudah buruk, tetapi ini adalah tahun kedua yang sangat kering,” kata Adriana Bruggeman, asisten profesor di Pusat Penelitian Energi, Lingkungan dan Air di lembaga nirlaba Siprus Institute.
Menurut badan meteorologi Siprus, curah hujan bulanan di Januari 2025 adalah yang terendah selama hampir tiga dekade. Meskipun negara Mediterania ini tidak asing dengan musim kemarau, wakil direktur Departemen Pengembangan Air, Giorgos Kazantzis, mengatakan siklus kekeringan 20 tahunan, kini telah berubah.
Suhu global yang meningkat, turut meningkatkan penguapan, mengurangi air permukaan dan mengeringkan tanah dan tumbuhan – hal ini membuat musim dengan curah hujan rendah menjadi lebih kering dibandingkan dengan sebelumnya.
Eksploitasi sumber daya air yang tersedia secara berlebihan juga dapat memperparah kekeringan.
Bendungan-bendungan yang sudah “melampaui batas”
Situasi kekeringan yang memburuk menjadi masalah besar bagi negara yang kebijakan pasokan air dan irigasinya sangat bergantung pada kondisi cuaca.
Sejak tahun 1980-an, Siprus telah mengembangkan jaringan 108 bendungan dan penampungan, air baik untuk air minum maupun irigasi. Namun dua tahun berturut-turut curah hujan yang tidak mencukupi telah mengakibatkan penurunan drastis.
Menurut data saat ini, bendungan tersebut hanya terisi 26%, yang berarti hanya menampung sekitar 75 juta meter kubik air.
“Bulan-bulan musim penghujan sangatlah penting untuk mengisi kembali persediaan air di bendungan dan juga air tanah. Tanpa hujan yang cukup, akan ada masalah di musim panas,” ujar Micha Werner, profesor dan ahli banjir dan kekeringan di IHE Delft Institute di Belanda.
Pada tahun 2023, penduduk setempat, operator hotel dan penginapan, serta sekitar 6 juta wisatawan yang mengunjungi pulau ini diminta untuk menghemat air. Hal ini kemungkinan akan terjadi lagi tahun ini.
“Negara seperti Siprus, seperti kebanyakan negara di Mediterania, tidak hanya menghadapi tantangan iklim yang fluktuatif, tapi juga angka kebutuhan air yang berubah-ubah, seperti halnya industri pariwisata yang mencapai puncaknya di musim panas, dimana pengunjung ingin menikmati mandi dan berenang di kolam renang yang bagus. Jadi ini menambah masalah.”
Selain pasokan air yang langka, baru-baru ini ditemukannya kebocoran besar di bendungan Mavrokolympos yang terletak di bagian barat Siprus, ini dilaporkan telah menyebabkan cadangan air kian menipis.
Sebagian besar negara Mediterania merasakan dampak kekeringan
Siprus mewakili seluruh pesisir Laut Tengah atau Lembah Mediteran, yang mencakup negara-negara lain seperti Spanyol, Italia, Aljazair, Maroko, Tunisia, Turki, dan Israel, jelas Werner.
Menurut data dari Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa (C3S), dikarenakan musim dingin yang begitu kering, wilayah lainnya di sekitar Valencia,Spanyol selatan, Yunani, Italia selatan, Maroko dan Tunisia juga mengalami kekeringan yang mengkhawatirkan.
Sejak awal tahun 2000-an, Siprus telah berusaha untuk mengatasi kekurangan air, setidaknya untuk keperluan air minum, Siprus membangun lima pabrik desalinasi. Namun, pada tahun 2023, air dari pabrik-pabrik desalinasi hanya memenuhi 60% dari kebutuhan air minum di negara tersebut.
Memperluas kapasitas desalinasi sekarang jadi prioritas utama. Dalam wawancara dengan DW, Menteri Pertanian Siprus, Maria Panayiotou, mengatakan “tujuan pemerintah adalah untuk memenuhi total kebutuhan air minum di negara itu melalui desalinasi, sehingga air waduk dapat digunakan secara eksklusif untuk irigasi.”
Untuk mencapai hal ini, menteri Panayiotou menyatakan, “Pemerintah berencana untuk membangun dua pabrik desalinasi permanen tambahan, meningkatkan kapasitas dari fasilitas yang sudah ada, serta memperkenalkan unit desalinasi ‘bergerak’.”
Secara khusus, empat unit desalinasi “bergerak” akan dibangun dalam tahun 2025, sementara dua pabrik permanen dijadwalkan selesai dalam lima tahun ke depan. Menghilangkan garam dari air laut menjadi lebih umum di banyak wilayah yang kekurangan air di dunia, tetapi ini dapat juga mencemari air bawah tanah, tanah, dan hewan laut. Namun, para ahli mengatakan bahwa beberapa teknologi pengolahan air laut ini dapat membantu mengatasi masalah kekeringan ini.
Panayiotou mengakui bahwa Siprus menghadapi musim panas yang sangat sulit, dan menyatakan kesiapan pemerintah untuk memberikan dukungan finansial kepada para petani baik secara langsung maupun dengan mensubsidi infrastruktur pertanian permanen, seperti sistem irigasi pintar yang memanfaatkan air yang tersedia dengan efisien.
Peringatan pemerintah tersebut membuat Afxentis Kalogirou dan banyak petani lainnya menahan diri untuk tidak membeli benih tanaman, yang biasanya akan ditanam pada musim semi.
“Lebih banyak unit desalinasi adalah satu-satunya harapan untuk masa depan,” kata Kalogirou, seraya menambahkan bahwa jika tidak ada usaha yang dilakukan untuk mengatasi kelangkaan air di Siprus, pertanian akan mati bersama generasinya.
Diadaptasi dari artikel DW Bahasa Inggris
Lihat juga video: Kapal Angkut Bantuan ke Gaza Mulai Berlayar dari Pelabuhan Siprus
(nvc/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu
-
/data/photo/2025/03/15/67d534f5a1049.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Rano Karno Tinjau Rusunawa Green Jagakarsa untuk Relokasi Korban Banjir Megapolitan 15 Maret 2025
Rano Karno Tinjau Rusunawa Green Jagakarsa untuk Relokasi Korban Banjir
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Wakil Gubernur Jakarta
Rano Karno
meninjau
Rusunawa Green Jagakarsa
, Jakarta Selatan yang akan digunakan untuk merelokasi korban banjir, Sabtu (15/3/2025).
Pengamatan
Kompas.com
di lokasi, Rano tiba di Rusunawa Green Jagakarsa sekitar pukul 14.00 WIB. Kedatangannya langsung disambut oleh pengelola rusunawa tersebut.
Saat tiba, Rano langsung masuk ke salah satu ruangan di Tower B untuk mendengarkan penjelasan singkat tentang rusunawa tersebut dari pengelola.
Setelah mendengar penjelasan, Rano mengatakan, Pemprov Jakarta memiliki dua rusunawa yang bisa dijadikan lokasi untuk merelokasi warga yang sering kebanjiran.
“Artinya di selatan kita punya dua rumah susun, di Pengadegan dan Jagakarsa,” ujar Rano Karno di lokasi.
Selanjutnya, Rano melihat miniatur Rusunawa Green Jagakarsa di ruangan yang sama.
Kemudian, dia melihat beberapa fasilitas yang ada, misalnya lapangan olahraga dan masjid di Rusunawa Green Jagakarsa.
Terakhir, dia mengecek salah satu unit yang ada di Tower A Rusunawa Green Jagakarsa. Unit yang dicek Rano itu memiliki dua kamar tidur, satu kamar mandi dan satu ruangan untuk mencuci.
“Anak-anak media juga pada mau kos di sini,” kata Rano.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno mengajak warga yang rumahnya kebanjiran untuk pindah ke rumah susun (rusun). Salah satu rumah susun yang direkomendasikan adalah Rusun Jagakarsa.
Bahkan, Rano menyebut rusun itu sama dengan yang ada di Singapura.
“Saya selalu mensosialisasikan kesempatan ini. Ayo, kita pindah ke rusun. Kita baru kelar nih rusun di Jagakarsa. Itu ada tiga tawaran. Kalau dihitung mungkin 800 kamar dan saya minta maaf, kualitasnya sama dengan Singapura. Kalau mau pindah, yuk,” kata Rano saat meninjau banjir di Jalan Kamboja, Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Selasa (4/3/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

/data/photo/2025/03/15/67d53296f0532.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
