Topik: Banjir

  • BREAKING NEWS: 3 Pekerja di Cimanggung Sumedang Diduga Meninggal Dunia saat Bersihkan Sumur Limbah Pabrik 

    BREAKING NEWS: 3 Pekerja di Cimanggung Sumedang Diduga Meninggal Dunia saat Bersihkan Sumur Limbah Pabrik 

    JABAR EKSPRES – Limbah pabrik milik PT Adira Semesta Industry, yang berlokasi di wilayah Desa Sindanggalih, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang diduga memakan korban jiwa.

    Sebanyak tiga orang pekerja diduga meninggal dunia di dalam sumur limbah pabrik di Jalan Raya Parakanmuncang kilometer (KM) 02 Nomor 53 tersebut.

    Melalui informasi yang dihimpun Jabar Ekspres, pihak kepolisian sedang menyelidiki peristiwa tragis yang terjadi sekira 10.00 WIB pada Minggu, 16 Maret 2025 siang.

    Ketika dikonfirmasi, Kapolsek Cimanggung, Kompol Karyaman D membenarkan, adanya peristiwa tersebut dan pihaknya saat ini masih mengumpulkan informasi lebih lanjut.

    “Anggota sudah berada di lokasi kejadian, dan kami masih mencari informasi terkait penyebab kematian korban,” katanya, Minggu (16/3).

    Diketahui PT Adira Semesta Industry merupakan pabrik pengolahan bahan baku dari kulit untuk dibuat bahan jadi.

    BACA JUGA: Empat Desa di Cimanggung Sumedang Terendam Banjir Luapan Sungai Cimande Capai 2 Meter, Warga Diungsikan

    Korban yang diketahui bernama Gaos, Widodo, dan Aji diduga meninggal dunia saat sedang bekerja membersihkan limbah di dalam pabrik.

    Namun, sampai sekarang ini, terkait penyebab pasti kematian para korban masih belum dapat dipastikan, dan sedang diselidiki lebih lanjut oleh pihak kepolisian.

    “Yang jelas, saat kejadian mereka sedang bekerja membersihkan limbah pabrik,” beber Kapolsek.

    Sekitar pukul 13.00 WIB, Tim Inavis Polres Sumedang telah memasuki area pabrik untuk melakukan identifikasi jenazah dan mengumpulkan bukti di lokasi kejadian.

    Kemudian sekira pukul 14.19 WIB, satu unit mobil Reskrim Polres Sumedang, terlihat menyusul memasuki area pabrik PT Adira Semesta Industry.

    Ketika awak media mencoba memasuki area pabrik, pihak PT Adira Semesta Industry melalui bagian keamanan, melarang wartawan untuk memasuk dan hanya bisa menunggu di luar pagar.

    Sementara itu, salah seorang warga Kecamatan Cimanggung, Yadi membenarkan bahwa dua korban berasal dari Cimanggung, sedangkan satu korban lainnya berasal dari luar daerah.

    BACA JUGA: Sungai Cimande Kembali Merendam 4 Desa di Cimanggung Sumedang, Warga: Tak Butuh Perhatian Pemerintah, Tapi Solusi Nyata

    “Benar, ada warga Cimanggung yang meninggal, dan satu lagi dari luar Cimanggung,” ujarnya.

  • Wali Kota Cimahi Ungkap Sinergi Antar Daerah Jadi Kunci Penyelesaian Banjir di Bandung Raya

    Wali Kota Cimahi Ungkap Sinergi Antar Daerah Jadi Kunci Penyelesaian Banjir di Bandung Raya

    JABAR EKSPRES – Penanganan banjir di Kota Cimahi hingga kini belum juga tuntas. Wakil Wali Kota Cimahi, Adithia Yudhistira, menilai permasalahan banjir tidak bisa diselesaikan oleh Cimahi sendiri, melainkan memerlukan sinergi dengan pemerintah daerah lain di Bandung Raya.

    Banjir yang melanda hampir merata di kawasan Bandung Raya, mulai dari Kota Bandung hingga kawasan Braga, serta banjir bandang di Kabupaten Bandung Barat, menjadi perhatian serius.

    Menurut Adithia, dibutuhkan koordinasi yang intensif antara Wali Kota Cimahi, Wali Kota Bandung, Bupati Bandung, dan Bupati Bandung Barat untuk mencari solusi bersama.

    “Kita harus duduk bareng. Kalau kata Pak Gubernur sudah waktunya kita melakukan pertaubatan ekologi, itu benar,” tegas Adithia saat meninjau lokasi banjir di RW 02, Sasak Golkar, Kelurahan Melong, Cimahi Selatan, Minggu (16/3/2025).

    Ia meyakini, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, akan memfasilitasi pertemuan tersebut demi mencari solusi konkret atas permasalahan banjir di kawasan Cekungan Bandung.

    Menurut Adithia, Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, sebelumnya telah beberapa kali berkomunikasi dengan Bupati Bandung untuk membahas penanganan banjir, dan hasilnya sudah mengarah pada pembicaraan yang lebih konkret.

    “Dalam waktu dekat, akan diadakan pertemuan kepala daerah se-Bandung Raya, khususnya di kawasan cekungan Bandung, untuk duduk bersama dan ngobrol bersama,” ungkapnya.

    BACA JUGA: Cegah Banjir Berulang, Pemkot Cimahi Upayakan Pembuatan Sodetan Air

    Adithia menegaskan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap memfasilitasi forum tersebut.

    “Intinya kami siap, Kabupaten Bandung juga siap, apalagi provinsi. Provinsi pasti jauh lebih siap, terutama dalam penuntasan banjir di wilayah cekungan Bandung,” jelasnya.

    Adithia juga menyoroti banjir yang terjadi di kawasan Melong, Cimahi Selatan, yang menurutnya memerlukan koordinasi lebih kuat dengan Kabupaten Bandung terkait pembuatan sodetan air.

    Menurutnya, pembuatan sodetan air belum akan efektif jika outlet di wilayah Margaasih, Kabupaten Bandung, tidak diatasi.

    “Andai kata nanti disodet, tapi outlet air di selatan, di Margaasih nya tetap, akhirnya overload ketika curah hujan tinggi,” jelasnya.

    Adithia menekankan, jika intake sudah diperlebar dan sodetan sudah dibuat, namun outlet di Margaasih tidak dibuka akan sia-sia.

  • Banjir Rendam Kabupaten Sumedang, Ribuan Warga Terdampak

    Banjir Rendam Kabupaten Sumedang, Ribuan Warga Terdampak

     

    Liputan6.com, Sumedang – Ratusan rumah di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, terendam banjir pada Sabtu (15/3/2025), pukul 15.30 WIB. Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, sedikitnya 718 rumah di Sumedang terendam, dan menyebabkan 755 kepala keluarga atau 2.646 jiwa terdampak. 

    Dilaporkan ribuan warga yang terdampak tersebar di empat desa, antara lain Desa Cihanjuang, Desa Sindanggalih, Desa Sindangpakuon dan Desa Sukadana. Berdasarkan laporan, hujan deras disertai luapan Sungai Cimande memperparah banjir Sumedang hingga ketinggian air mencapai 200 sentimeter.

    Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, selain rumah, banjir juga merendam dua fasilitas ibadah dan fasilitas pendidikan, serta area persawahan seluas 3,2 hektar terancam gagal panen.

    “BPBD Sumedang telah mendistribusikan bantuan logistik berupa beras sebanyak 100 kg dan selimut sebanyak 20 lembar,” katanya.

    Personel juga telah diturunkan untuk melakukan pencarian dan pertolongan bersama dinas terkait. Dapur umum telah berdiri di Kantor Kecamatan Cimanggung untuk melayani kebutuhan permakanan warga terdampak.

    Kondisi hingga Sabtu malam (15/3/2025), jaringan listrik masih padam, tim gabungan masih terus melakukan evakuasi warga, sementara banjir berangsur surut dengan ketinggian berkisar 100 sentimeter.

    “Menyikapi peristiwa bencana yang kerap terjadi diberbagai daerah, BNPB mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam mengantisipasi ancaman potensi risiko bencana hidrometeorologi basah,” katanya.

    Segera lakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang (feasibility) kurang dari 100 meter. Selain itu, bagi warga yang rumahnya telah surut dari banjir, waspadai ancaman penyakit pasca banjir yang kerap terjadi seperti diare, demam berdarah, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan penyakit kulit.

    Sementara pemerintah daerah diminta untuk segera memeriksa kesiapan perangkat, personel, serta sumber daya guna menghadapi potensi darurat di wilayahnya.

     

  • Cegah Banjir Berulang, Pemkot Cimahi Upayakan Pembuatan Sodetan Air

    Cegah Banjir Berulang, Pemkot Cimahi Upayakan Pembuatan Sodetan Air

    JABAR EKSPRES – Pasca banjir yang melanda kawasan Melong, Cinahi Selatan pada Sabtu (15/3/2025) malam, Pemerintah Kota Cimahi terus berupaya melakukan penanganan.

    Banjir yang merendam sejumlah rumah warga tersebut juga menyebabkan tembok penahan tanah (TPT) roboh, bahkan hampir merobohkan sebuah gudang rongsokan di bibir saluran air Sasak Golkar.

    Untuk itu, pemerintah segera mendatangkan alat berat guna mengeruk kawasan Sasak Golkar yang dinilai berpotensi menyumbat aliran air.

    “Salah satu solusi saat ini untuk meminimalisir luapan di lokasi tersebut agar tidak semakin parah. Andai kata terjadi hujan besar lagi supaya tidak meluap kembali,” ujar Wakil Wali Kota Cimahi, Adithia Yudhistira saat meninjau lokasi banjir di RW 02, Kelurahan Melong, Minggu (16/3/2025).

    Upaya lain yang diambil adalah rencana pembuatan sodetan di kawasan sungai untuk memperlancar aliran air dan mencegah banjir serupa terulang.

    Adithia menjelaskan, upaya pembuatan sodetan harus dibarengi dengan proses anggaran dan lobi kepada Pemerintah Kabupaten Bandung.

    Menurutnya, pembuatan sodetan tidak akan efektif jika outlet air di wilayah Kabupaten Bandung tidak turut dibuka.

    “Artinya, kendala banjir di Melong, khususnya di Cimahi Selatan sampai ke Cimindi, andai kata itu nanti disodet tapi outlet banjir di selatan, di Margahayu, tetap tertutup, akhirnya overload ketika curah hujan tinggi,” jelasnya.

    BACA JUGA: Warung Bunda Bikin Resah Warga, Begini Kata Ketua DPRD Cimahi!

    Ia menambahkan, limpahan air dari wilayah utara juga sangat besar, sehingga menyebabkan overload di daerah hilir. Kondisi ini pernah terjadi di Jalan Industri beberapa waktu lalu.

    “Namun, ketika hujan berhenti, airnya langsung surut. Ini yang harus kita pikirkan bersama. Kita urus dulu hilirnya, sambil mendata bangunan-bangunan di sekitar pinggiran kali dan sungai,” imbuh Adithia.

    Mengenai koordinasi dengan Kabupaten Bandung, Adithia menyebut Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, sudah beberapa kali berkomunikasi dengan Bupati Bandung.

    Dalam waktu dekat, katanya, akan digelar pertemuan kepala daerah se-Bandung Raya, khususnya di kawasan Cekungan Bandung.

    “Sudah ada obrolan yang konkret menurut saya. Untuk duduk bersama dan ngobrol bersama, nanti seperti apa, dibantu oleh Gubernur,” ungkap Adithia.

  • Waspada! Puncak Arus Mudik Diselimuti Hujan Lebat

    Waspada! Puncak Arus Mudik Diselimuti Hujan Lebat

    loading…

    BMKG memprediksi puncak arus mudik bakal diselimuti cuaca ekstrem berupa hujan deras. FOTO/DOK.SindoNews

    JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak arus mudik bakal diselimuti cuaca ekstrem berupa hujan deras . Cuaca ekstrem dipicu oleh beberapa gangguan atmosfer, termasuk sirkulasi siklonik di beberapa perairan Indonesia, aktifnya Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang atmosfer Rossby Ekuator dan Kelvin.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan, kombinasi faktor ini memperkuat pertumbuhan awan hujan, sehingga meningkatkan potensi hujan.

    “Dalam beberapa hari mendatang, potensi hujan lebat masih berpeluang terjadi di berbagai wilayah, terutama di Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Papua Selatan,” kata Guswanto dalam keterangannya, Minggu (16/3/2025).

    Ia mengimbau pemudik yang melewati jalur-jalur tersebut untuk berhati-hati lantaran berpotensi longsor dan banjir. Beberapa ruas jalan tol pun berpotensi tergenang.

    “Pemudik yang melintasi wilayah-wilayah ini diharapkan lebih berhati-hati, terutama di jalur rawan banjir dan longsor seperti jalur Pantura, jalur selatan Jawa, serta beberapa ruas tol yang berpotensi tergenang air,” kata Guswanto.

    Sementara, Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menambahkan, BMKG menganalisis adanya anomali suhu muka langit yang lebih hangat di perairan Indonesia. Kondisi ini, kata dia, mengakibatkan adanya penambahan kandungan uap air di atmosfer, sehingga semakin memperbesar potensi pertumbuhan awan hujan.

    “Kami mengingatkan bahwa fenomena ini berpotensi meningkatkan intensitas hujan dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, pemudik yang menggunakan transportasi darat, laut, dan udara perlu terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG dan pihak terkait,” ujar Andri.

    Berikut prospek cuaca dalam periode 16-23 Maret 2025 berdasarkan analisis BMKG:• 16 – 18 Maret 2025: Hujan lebat berpotensi terjadi di Sumatra Utara, Riau, Sumatra Selatan, Kep Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, dan Papua.

    • 19 – 23 Maret 2025: Potensi hujan lebat di Riau, Bangka Belitung, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

    (abd)

  • Bandung Barat Dikepung Bencana Tahunan, Bupati Diminta Lebih Sigap

    Bandung Barat Dikepung Bencana Tahunan, Bupati Diminta Lebih Sigap

    JABAR EKSPRES – Sejumlah bencana alam dalam satu pekan terakhir terjadi berbagai wilayah di Kabupaten Bandung Barat (KBB).

    Bencana alam yang terjadi mulai dari banjir dan banjir bandang, tanah longsor hingga pergerakan tanah yang memaksa warga harus mengungsi untuk keselamatan mereka.

    Kondisi ini pun memaksa kepala daerah yang baru menjabat harus lebih sigap dan tanggap menghadapi kejadian bencana yang menimpa wilayah Bandung Barat.

    Pergerakan tanah terjadi di Kampung Cicapar Patrol RW 05 dan RW 06 Desa Situwangi, Kecamatan Cihampelas. Meski kejadian itu sejak tahun 2022 lalu, namun bencana pergerakan tanah di wilayah itu kembali meluas pada Jumat 14 Maret 2025.

    Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat, sebanyak 30 rumah rusak terdiri dari 10 rusak ringan, 10 rusak sedang, dan 10 rusak berat.

    Selain rumah, satu bangunan pendidikan yakni PAUD pun terdampak bencana pergerakan tanah.

    Sementara banjir pada Sabtu (15/3) terjadi di wilayah Kecamatan Ngamprah, sedikitnya terdapat 4 titik bencana sedang dan besar, salah satunya terjadi di Desa Margajaya, sebanyak 70 rumah terendam bencana tersebut.

    Selain di Margajaya, Kampung Lebaksari, Desa Mekarsari pun mengalami hal serupa. Banjir setinggi lebih dari 1 meter merendam puluhan rumah di wilayah itu, meski begitu hingga saat ini BPBD Bandung Barat mengklaim masih mendata korban dari banjir tersebut, mulai dari rumah hingga jumlah jiwa.

    Pada hari yang sama, banjir bandang terjadi Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat. Selain kondisi lingkungan kritis dari hulu, curah hujan tinggi memicu luapan Sungai Cimeta.

    BACA JUGA: Sungai Cimeta Meluap, Puluhan Rumah di Cipatat Bandung Barat Terendam Banjir

    Luapan Sungai Cimeta lagi-lagi meluber hingga permukiman di wilayah itu. Meski hanya terjadi sehari, banjir merendam lebih dari 20 rumah yang dihuni 144 orang, 42 kepala keluarga (KK).

    Selain banjir, tanah longsor pun mendera sejumlah wilayah hingga sempat menurup akses jalan, diantaranya di Desa Cimanggu, Kecamatan Ngamprah. Tebing setinggi 4 meter longsor dan merubuhkan satu tiang listrik hingga hampir menutup seluruh badan jalan.

    Kemudian di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, longsor pun terjadi dan nyaris mengenai satu rumah milik warga.

  • Banjir Terjang Sumedang, 718 Rumah Terendam

    Banjir Terjang Sumedang, 718 Rumah Terendam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Banjir rendam sedikitnya 718 rumah warga di wilayah Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat pada Sabtu (15/3) pukul 15.30 WIB. Berdasarkan data sementara yang diterima Pusdalops BNPB, setidaknya 755 Kepala Keluarga (KK) atau 2.646 jiwa terdampak atas kejadian ini.

    Dilaporkan ribuan warga yang terdampak tersebar di 4 (empat) desa, yakni Desa Cihanjuang, Desa Sindanggalih, Desa Sindangpakuon dan Desa Sukadana. Berdasarkan laporan, hujan deras disertai luapan Sungai Cimande memperparah banjir hingga ketinggian air mencapai 200 sentimeter.

    Dikutip dari BNPB, selain rumah, banjir juga merendam dua fasilitas ibadah dan fasilitas pendidikan, serta area persawahan seluas 3,2 hektar terancam gagal panen.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang telah mendistribusikan bantuan logistik berupa beras sebanyak 100 kg dan selimut sebanyak 20 lembar. Personil juga telah diturunkan untuk melakukan pencarian dan pertolongan bersama dinas terkait. Dapur umum telah berdiri di Kantor Kecamatan Cimanggung untuk melayani kebutuhan permakanan warga terdampak.

    Kondisi hingga Sabtu (15/3) malam, jaringan listrik masih padam, tim gabungan masih terus melakukan evakuasi warga, sementara banjir berangsur surut dengan ketinggian berkisar 100 sentimeter.

    Menyikapi peristiwa bencana yang kerap terjadi diberbagai daerah, BNPB mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam mengantisipasi ancaman potensi risiko bencana hidrometeorologi basah.

    Segera lakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang (feasibility) kurang dari 100 meter. Selain itu, bagi warga yang rumahnya telah surut dari banjir, waspadai ancaman penyakit pasca banjir yang kerap terjadi seperti diare, demam berdarah, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan penyakit kulit.

    Sementara pemerintah daerah diminta untuk segera memeriksa kesiapan perangkat, personel, serta sumber daya guna menghadapi potensi darurat di wilayahnya.

    (haa/haa)

  • Angkutan Barang Dibatasi Selama Mudik Lebaran, Perlu atau Tidak? – Page 3

    Angkutan Barang Dibatasi Selama Mudik Lebaran, Perlu atau Tidak? – Page 3

    Sehingga waktu pergerakan liburan sekolah menjadi semakin panjang dan merata.Juga kebijakan Work From Anywhere (WFA) yang ditekankan kepada para pekerja dari Kementrian Perhubungan, satu bulan sebelum hari H lebaran. Juga ada kebijakan Presiden yang mempercepat pembayaran THR, paling lambat H-7, yang sangat berbeda jauh dengan kebiasaan perusahaan yang membayar THR pada H-1 atau H+2 Lebaran.

    “Sehingga, besar kemungkinan pemudik tidak akan menumpuk atau kemacetan,” kata Bambang Haryo tegas.Pemerintah pun juga mengeluarkan program mudik gratis di semua moda transport lebih besar, transportasi laut naik 3 kali lipat, dengan total angkutnya mencapai 60.212 kursi dan jumlah tiket angkutan publik ditingkatkan menjadi 781.723 tiket. Angkutan darat juga ditingkatkan menjadi 520 bis dengan kapasitas 21.536 kursi dan kereta api tersedia 2.550 kereta atau 4.568.838 kursi.

    “Harusnya para pemegang kebijakan percaya diri dong. Pasti kendaraan pribadi yang lewat di jalan raya akan semakin berkurang, dan tidak akan terjadi kepadatan,” ungkapnya.Ia pun menyatakan seharusnya Kementerian Perhubungan dan Kepolisian RI bisa memahami bahwa kemacetan itu hanya terjadi di beberapa sumbu saja dan hanya di jalur utara Pulau Jawa saja. Sementara di pulau selain Jawa, tidak ada kemacetan. Dan ini sudah menjadi rutinitas tiap tahun pada saat mudik lebaran.

    “Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT, dan Papua itu tidak ada kemacetan. Jadi tidak boleh pemegang kebijakan mengeluarkan kebijakan yang sifatnya pukul rata seperti itu. Seluruh Indonesia, angkutan barangnya tidak boleh bergerak. Kan logistik barang itu dibutuhkan oleh masyarakat yang tidak hanya tinggal di Jawa saja. Belum lagi wilayah-wilayah yang sekarang sedang terdampak bencana banjir. Tidak boleh dihambat logistik mereka. Kalau memang yang macet di Jawa, ya bikin kebijakan pembatasan-nya untuk di Jawa saja,” tegasnya.

     

  • Kerap Langganan Banjir, Warga Melong Masih Harapkan Realisasi Sodetan Air

    Kerap Langganan Banjir, Warga Melong Masih Harapkan Realisasi Sodetan Air

    JABAR EKSPRES – Banjir yang melanda sejumlah kawasan Sasak Golkar RW 02, Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, menyebabkan satu gudang pengumpulan rongsok nyaris ambruk setelah tembok penahan tanah (TPT) ambles akibat derasnya aliran air, Sabtu (15/3/2025) malam.

    Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur sejak sore hingga malam hari membuat TPT tak mampu menahan tekanan air, hingga akhirnya nyaris ambruk dan merusak gudang rongsok yang berada di pinggir aliran air.

    Salah satu pengelola rongsok, Dedi (53), menceritakan detik-detik terjadinya banjir yang turut merendam mobil pengangkut rongsok miliknya.

    “Mobil pengangkut rongsok pun terendam hampir setengahnya, hujan besarnya terjadi saat sedang tarawih,” ujar Dedi saat ditemui di lokasi, Minggu (16/3/2025).

    Dedi juga mengisahkan momen saat gudang rongsok di seberang tempatnya bekerja ambruk. Ia awalnya mengira suara yang terdengar berasal dari aktivitas pembongkaran barang.

    “Waktu saya keluar, ada suara seperti tembok retak. Awalnya saya kira gempa bumi, ternyata gudang rongsok yang di depan itu ambruk TPT-nya,” jelasnya.

    Selama tiga tahun bekerja di lokasi tersebut, Dedi mengaku ini adalah kejadian terparah yang pernah dialaminya. Sebelumnya, TPT di sekitar lokasi terlihat normal dan tidak pernah mengalami kerusakan parah.

    “Sebagian gudang untuk rongsok hampir ambruk. Banjir kemarin hampir sepinggang orang dewasa,” tambahnya.

    Hal senada disampaikan warga lainnya, Hendra (37), yang menyebutkan hujan deras mulai turun sejak waktu asar, sementara banjir terjadi sekitar pukul 7-8 malam, saat umat muslim melaksanakan salat tarawih.

    BACA JUGA: Warung Bunda Bikin Resah Warga, Begini Kata Ketua DPRD Cimahi!

    “Kalau banjir sih sering setiap hujan, cuma sampai banjir besar itu baru kemarin,” ungkap Hendra.

    Menurutnya, air biasanya hanya sampai batas TPT saja. Namun, hujan yang sangat deras membuat air meluap ke area pemukiman dan gudang.

    “Biasanya air hanya sampai batas TPT-nya saja, karena posisinya agak menanjak. Tapi kemarin air terus datang deras, jadi meluap,” ujarnya.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Hendra menuturkan, biasanya sejumlah pegawai yang menjaga gudang tersebut bermalam di lokasi. Namun, saat kejadian, tidak ada pegawai yang berada di sana.

  • Gunung Marapi Erupsi Minggu Pagi, Terdengar Dentuman Keras – Page 3

    Gunung Marapi Erupsi Minggu Pagi, Terdengar Dentuman Keras – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Gunung Marapi erupsi pada Minggu pagi, 16 Maret 2025. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) mencatat erupsi gunung yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) terjadi sekitar 45 detik.

    “Terjadi erupsi Gunung Marapi pada 16 Maret 2025 pukul 07.00 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 800 meter di atas puncak,” kata Petugas PGA Gunung Marapi Teguh di Padang, dilansir Antara.

    Berdasarkan catatan PGA Gunung Api setempat kolom abu akibat letusan teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara.

    Erupsi terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 milimeter serta berdurasi sekitar 45 detik.

    Noviardi, salah seorang warga Nagari Canduang, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, mengatakan letusan gunung api yang berada 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut sempat membuat warga khawatir.

    “Warga di tempat tinggal saya sempat keluar rumah, karena dentuman letusan kali ini lumayan keras dari kejadian sebelumnya,” kata Noviardi.

    Saat ini, aktivitas vulkanik Gunung Marapi berada pada status Level II (Waspada). PVMBG mengeluarkan sejumlah rekomendasi antara lain masyarakat, pendaki, atau pengunjung, diminta tidak memasuki dan berkegiatan di dalam wilayah radius 3 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.

    Selain itu, PVMBG mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran atau bantaran sungai-sungai yang airnya berhulu di puncak Gunung Marapi, selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya banjir lahar hujan yang dapat terjadi, terutama saat musim hujan.

    Gunung Marapi di Sumatera Barat alami erupsi pada Minggu (3/12/2023) siang. Di tengah bencana alam tersebut, beredar video mahasiswi terjebak di lokasi pendakian. Zhafirah Zahrim Febrina merekam dirinya terjebak di tengah erupsi dengan kondisi mempri…