Topik: Banjir

  • Bumi Kian Panas, Aksi Global Masih Lamban?

    Bumi Kian Panas, Aksi Global Masih Lamban?

    Jakarta

    Tahun 2024 menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah. Penelitian dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyoroti ada “tanda-tanda jelas perubahan iklim akibat ulah manusia yang mencapai puncaknya pada 2024.”

    Dalam 12 bulan terakhir, suhu rata-rata global tercatat naik menjadi 1,55 derajat Celsius, lebih tinggi dibandingkan periode 1850-1900, masa sebelum manusia mulai membakar bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak dalam skala industri. Rekor ini juga melampaui suhu tertinggi sebelumnya yang dicatat pada 2023.

    Di bawah Perjanjian Iklim Paris, beberapa negara di dunia berkomitmen untuk membatasi pemanasan global agar tetap di bawah 2°C di atas tingkat pra-industri, serta berupaya menjaga kenaikan suhu di bawah 1,5°C.

    Karena suhu rata-rata diukur dalam jangka waktu beberapa dekade dan bukan hanya satu tahun, temuan dalam laporan tahunan WMO tentang Status Iklim ini tidak serta-merta berarti target Perjanjian Iklim Paris telah terlampaui. Namun, batas tersebut semakin mendekati.

    Laporan WMO juga menyatakan, pemanasan global jangka panjang saat ini berada di kisaran 1,34 hingga 1,41°C.

    Para peneliti menemukan konsentrasi gas karbon dioksida (CO2), yang menjadi penyebab utama pemanasan global setelah dilepaskan dari pembakaran bahan bakar fosil untuk industri, pemanas rumah, dan kendaraan, saat ini telah mencapai level tertingginya dalam 2 juta tahun terakhir.

    Sekretaris Jenderal WMO, Celeste Saulo, menyebut studi ini sebagai “peringatan keras bahwa kita semakin meningkatkan risiko terhadap kehidupan, ekonomi, dan planet ini.”

    Dalam penelitian terpisah yang diterbitkan akhir tahun lalu, World Weather Attribution (WWA), sebuah inisiatif akademik berbasis di Inggris, menemukan bahwa perubahan iklim telah “berkontribusi pada kematian sedikitnya 3.700 orang dan memaksa jutaan lainnya mengungsi” dalam 26 peristiwa cuaca ekstrem yang mereka analisis pada 2024.

    Namun, karena terdapat hampir 200 peristiwa banjir, kekeringan, atau badai ekstrem lainnya yang tidak mereka teliti, mereka menyimpulkan bahwa jumlah korban sebenarnya bisa mencapai “puluhan ribu, bahkan ratusan ribu jiwa.”

    Jejak bahan bakar fosil di lautan saat ini

    Laporan WMO, yang didasarkan pada kontribusi ilmiah dari berbagai lembaga ahli, juga menyebutkan bahwa peralihan dari fenomena La Niña yang mendinginkan hingga ke El Niño yang menghangat, menjadi salah satu faktor pemecahan rekor suhu global pada 2024.

    Namun, para penulis laporan itu menegaskan, suhu udara global saat ini hanyalah satu bagian dari situasi lain yang lebih besar.

    Dengan 90% panas atmosfer berlebih diserap oleh lautan, tahun 2024 mencatat tingkat pemanasan suhu laut tertinggi dalam 65 tahun terakhir. Pemanasan ini berdampak pada ekosistem laut, menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati dan berkurangnya kemampuan laut dalam menyerap karbon.

    Selain itu, lautan yang menjadi lebih hangat juga berkontribusi pada meningkatnya potensi badai tropis dan tingkat keasaman laut yang lebih tinggi, di mana pada akhirnya dapat merusak habitat laut dan mengancam industri perikanan.

    Karena air yang lebih hangat itu meluas dan membutuhkan lebih banyak ruang, fenomena ini juga menjadi faktor dalam kenaikan permukaan laut.

    Menurut laporan ini, hal itu “memiliki dampak berantai yang merusak ekosistem pesisir laut dan infrastrukturnya.” Kenaikan air laut juga meningkatkan risiko banjir dan kontaminasi air tanah oleh garam dari laut.

    “Planet kita semakin mengirimkan sinyal bahaya,” kata Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dalam sebuah pernyataan. “Namun, laporan ini menunjukkan bahwa membatasi kenaikan suhu global jangka panjang hingga 1,5 derajat Celsius masih memungkinkan.”

    Ia menekankan, para pemimpin dunia harus “bertindak lebih tegas untuk mewujudkan itu” dengan “memanfaatkan energi terbarukan yang lebih murah dan bersih bagi masyarakat dan perekonomian kita.”

    Apakah dunia mulai beralih ke energi terbarukan?

    Energi terbarukan mencatat rekor baru dengan menghasilkan 30% listrik global pada 2023, yang didorong oleh pertumbuhan tenaga surya, angin, dan panas bumi.

    Di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, Amerika Serikat (AS) berupaya membatalkan regulasi perlindungan iklim demi meningkatkan produksi bahan bakar fosil. Meski begitu, sektor tenaga surya AS juga semakin berkembang.

    Tahun lalu, kapasitas instalasi panel surya dan infrastruktur penyimpanan baterai di AS meningkat pesat, memungkinkan tenaga surya untuk memenuhi lebih dari 7% kebutuhan listrik negara itu.

    Biaya penggunaan energi bersih juga turun drastis dalam satu dekade terakhir.

    Dalam pernyataan yang menyertai analisis biaya yang diterbitkan pada September 2024, Direktur Jenderal Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), Francesco La Camera, mengatakan bahwa harga energi terbarukan kini tidak lagi menjadi alasan. “Sebaliknya, biaya rendah justru menjadi keunggulannya,” ungkapnya.

    Namun, meskipun ada momentum kuat dalam transisi dunia menuju energi terbarukan, para ilmuwan tetap menekankan perlunya tindakan yang lebih besar dan lebih cepat.

    Dalam pernyataan menanggapi laporan WMO itu, Stephen Belcher, kepala ilmuwan di badan cuaca dan iklim nasional Inggris, Met Office, mengatakan bahwa “laporan terbaru tentang kesehatan planet ini menunjukkan bahwa Bumi sedang sakit parah.”

    “Tanpa upaya serius untuk mendengarkan peringatan ini, peristiwa cuaca ekstrem, seperti kekeringan, gelombang panas, dan banjir, akan semakin memburuk,” ujarnya.

    Artikel ini diadaptasi dari DW berbahasa Inggris

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pemkab Bandung Hadirkan Teknologi Pengolahan Sampah Hasilkan Oksigen “Jaleuleu Bedas”

    Pemkab Bandung Hadirkan Teknologi Pengolahan Sampah Hasilkan Oksigen “Jaleuleu Bedas”

    JABAR EKSPRES – Untuk mengatasi permasalahan lingkungan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menghadirkan inovasi dengan memperkenalkan Jaleuleu Bedas.

    Jaleuleu Bedas ini merupakan teknologi revolusioner yang tidak hanya menghilangkan sampah tanpa residu, tetapi juga menghasilkan oksigen dalam prosesnya.

    Bila umumnya proses pembakaran sampah akan menghasilkan karbon yang malah berkontribusi terhadap efek rumah kaca, penemuan teknologi Bandung Bedas Green Techno ini justru mampu menghasilkan udara segar atau oksigen hampir 20,9 persen atau setara dengan oksigen di kawasan pegunungan.

    Teknologi yang merupakan bagian dari Bandung Bedas Green Techno ini merupakan sebuah inovasi teknologi terbaru dalam pengolahan sampah, hasil karya pemuda Kabupaten Bandung yang disupport penuh dan dibiayai langsung oleh Bupati Bandung Dadang Supriatna.

    BACA JUGA: Alih Fungsi Lahan di Kawasan Bandung Utara Biang Kerok Banjir Bandang di KBB?

    Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan jika inovasi ini bisa menjadi solusi bagi permasalahan sampah dan emisi karbon, tidak hanya di Kabupaten Bandung tetapi juga di tingkat Nasional dan Global.

    “Iya kami ini sebuah penemuan luar biasa yakni Bandung Bedas Green Teknologi, yakni sebuah mesin pembakaran sampah yang menghasilkan oksigen. Sampahnya habis dan tidak ada residu, namun hasil pembakarannya malah menghasilkan oksigen,” ujar Dadang, Rabu (19/3/2025).

    Dadang menjelaskan jika Jaleuleu Bedas bukan sekadar mesin pemusnah sampah biasa. Namun teknologi ini membawa terobosan besar dalam pengelolaan sampah global dengan tanpa menghasilkan emisi berbahaya dan bahkan menghasilkan oksigen dalam proses pembakarannya.

    “Jadi ini menjadikan sebagai solusi visioner yang ditawarkan untuk dapat mengubah paradigma dunia dalam mengatasi krisis sampah dan emisi karbon,” katanya.

    Menurutnya, Inovasi terbesar dari Jaleuleu Bedas adalah kemampuannya menghasilkan oksigen murni 20,8% dalam proses pembakarannya. Sesuatu yang belum pernah ada dalam teknologi pengelolaan sampah lainnya.

    “Ini bukan hanya netral karbon, tetapi berkontribusi pada keseimbangan atmosfer dan meningkatkan kualitas udara global,” jelasnya.

    BACA JUGA: 3 Lokasi Penukaran Uang Baru di Bandung yang Bisa Kamu Datangi

    Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu menjelaskan diperlukan waktu selama tiga tahun untuk menyempurnakan teknologi Bandung Bedas Green Techno ini sampai akhirnya mesin Jaleuleu Bedas ini mampu mengolah sampah menjadi oksigen.

  • Alih Fungsi Lahan di Kawasan Bandung Utara Biang Kerok Banjir Bandang di KBB?

    Alih Fungsi Lahan di Kawasan Bandung Utara Biang Kerok Banjir Bandang di KBB?

    JABAR EKSPRES – Banjir yang melanda sejumlah daerah di Kabupaten Bandung Barat (KBB), salah satu kombinasi dari rusaknya wilayah Kawasan Bandung Utara (KBU) di hulu serta amburadulnya penataan daerah di hilir.

    Alih fungsi lahan yang sembrono terutama di Kawasan Bandung Utara dari area resapan air menjadi lahan perkebunan sayuran serta kawasan wisata dan pemukiman, menjadi biang keroknya.

    Diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, bencana banjir akibat luapan Sungai Cimeta mengakibatkan 25 rumah rusak dan 139 jiwa warga di Desa Nyalindung mengungsi.

    Selain di Nyalindung, BPBD mencatat 12 titik kejadian bencana longsor dan banjir yang tersebar di 6 kecamatan KBB, pada Sabtu (15/3). Akibat bencana itu total rumah rusak mencapai 479 unit.

    Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun menyadari rusaknya kawasan hulu berdampak besar pada potensi banjir besar di wilayah hilir.

    BACA JUGA:Tinjau Lokasi Banjir Bandang di KBB, Gubernur Jabar Instruksikan Pemda Relokasi Warga Terdampak

    “Kawasan hulu sungai di Bandung Utara telah berubah dari hutan menjadi perkebunan sayuran,” kata Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Cipatat, Rabu (19/3/2025).

    Menurut Dedi, Selain kondisi hulu kritis, banjir diperparah dengan sedimentasi sungai sehingga tak mampu menampung derasnya air hujan yang masuk. Hal itu tak pelak memicu luapan air sungai ke pemukiman warga.

    “Penyebabnya pendangkalan sungai dan kerusakan hulu. Hutannya kan sudah jadi kebon sayur, kebon sayurnya menanam pakai plastik,” jelasnya.

    Melihat kondisi tersebut, Dedi berjanji bakal melakukan penertiban di KBU. Hal itu dilakukan untuk menjalankan pencegahan bencana banjir jangka panjang.

    Tindakan itu, lanjut dia, dijalankan seperti halnya di kawasan puncak Bogor guna menangani banjir di Bekasi.

    “Saya akan beresin sama seperti (di kawasan) Puncak,” imbuhnya.

    BACA JUGA:Pesan Gubernur Dedi Mulyadi kepada Camat dan Lurah untuk Mitigasi Banjir di Jabar

    Senada dengan Dedi, Zulkifli, 58 tahun, warga korban banjir di Kampung Cibarengkok, RT 03 RW 13, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, mengatakan bahwa luapan Sungai Cimeta terjadi karena masifnya pembangunan infrastruktur di area hulu.

    Zulkifli mengatakan dirinya telah mengalami banjir bandang akibat luapan Sungai Cimeta sebanyak 2 kali yakni tahun 2024 dan 2025. Dua kejadian itu merupakan hal baru selama hampir 60 tahun dirinya tinggal di Desa Nyalindung.

  • status Pos Pantau Angke Hulu Siaga 1

    status Pos Pantau Angke Hulu Siaga 1

    Petugas BPBD DKI mengukur ketinggian genangan air yang merendam pemukiman warga di Muara Angke, Rabu (15/1/2025). ANTARA/HO-BPBD DKI Jakarta/am.

    BPBD DKI Jakarta: status Pos Pantau Angke Hulu Siaga 1
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 19 Maret 2025 – 07:59 WIB

    Elshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menginformasikan kenaikan status Pos Pantau Angke Hulu menjadi bahaya atau Siaga 1 pada Rabu, pukul 02.00 WIB.

    Dikutip dari laman media sosial X BPBD DKI Jakarta (@BPBDJakarta), Rabu, tinggi muka air Pos Pantau Angke Hulu pada pukul 01.00 WIB berada pada ketinggian 270 cm dengan status siaga atau siaga 2.

    Pada pukul 02.00 WIB, tinggi muka air Pos Pantau Angke Hulu naik menjadi 305 cm, dengan status bahaya atau Siaga 1.

    “Antisipasi kurang lebih 3 jam ke depan air akan sampai di Pintu Air Cengkareng Drain,” tulis BPBD dalam akun resmi X @BPBDJakarta.

    Adapun wilayah yang dilalui aliran sungai adalah Kembangan Selatan, Duri Kosambi, Rawa Buaya, Kembangan Utara, Kedaung Kaliangke, Cengkareng Timur, Kapuk, Kapuk Muara dan Kamal Muara.

    Saat ini Pos Pantau Angke Hulu berstatus Siaga 1 dengan cuaca dalam kondisi mendung tipis.

    BPBD DKI Jakarta telah melakukan penyebaran informasi melalui media sosial, Disaster Early Warning System (DEWS), SMS Blast, serta pemberitahuan kepada camat dan lurah tentang kenaikan status Pos Pantau Angke Hulu tersebut.

    Terdapat empat tingkatan Siaga Banjir mulai dari terendah Siaga 4 hingga Siaga 1. 

    Dalam keadaan darurat, masyarakat diimbau untuk menghubungi call center Jakarta Siaga di nomor 112.

    Sumber : Antara

  • Tinjau Lokasi Banjir Bandang di KBB, Gubernur Jabar Instruksikan Pemda Relokasi Warga Terdampak

    Tinjau Lokasi Banjir Bandang di KBB, Gubernur Jabar Instruksikan Pemda Relokasi Warga Terdampak

    JABAR EKSPRES – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meninjau lokasi bencana banjir bandang di Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), pada Rabu (19/3/2025).

    Saat meninjau, Dedi tidak hanya melihat lokasi bencana, tapi juga menyambangi korban terdampak banjir bandang. Di lokasi, dirinya berdialog dengan warga serta melihat puing-puing rumah yang rusak disapu air luapan Sungai Cimeta.

    Sekedar diketahui, luapan Sungai Cimeta mengakibatkan 25 rumah rusak dan 139 jiwa warga di lokasi itu mengungsi.

    Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, selain di Nyalindung, BPBD juga mencatat setidaknya terdapat 12 titik kejadian bencana longsor dan banjir yang tersebar di 6 kecamatan KBB, pada Sabtu (15/3). Akibat bencana itu total rumah rusak mencapai 479 unit.

    BACA JUGA:Sungai Cimeta Meluap, Puluhan Rumah di Cipatat Bandung Barat Terendam Banjir

    “Berdiskusi dengan warga, rumahnya ada yang terendam dan ada yang rusak diterjang banjir luapan Sungai Cimeta,” katanya seusai meninjau lokasi bencana.

    Dedi Mulyadi menilai rumah di bantaran Sungai Cimeta harus direlokasi untuk mencegah bencana banjir di kemudian hari. Pasalnya, rumah tersebut rawan runtuh karena pondasinya terkikis arus sungai serta getaran dari mobil-mobil besar yang lewat di Jalan Raya Padalarang-Purwakarta.

    “Kalau tetap rumah di situ berat, karena di bawah digerus oleh air sungai terus dari atas mengalami tekanan kendaraan besar. Bahan bangunannya juga bata, mudah rusak,” kata Dedi.

    Dedi mengatakan jumlah rumah warga yang direlokasi bakal didata oleh pemerintah daerah. Selain rumah yang rusak akibat tergerus banjir, Pemda juga mendata tingkat kerawanan bangunan di Bantaran Sungai Cimeta.

    BACA JUGA:Banjir Bandang Terjang Underpass Padalarang, Puluhan Rumah Terendam

    Nantinya lanjut dia, Pemprov Jabar akan memberi dana untuk pembangunan fisik rumah, sedangkan lahan disiapkan oleh pemerintah desa menggunakan tanah kas desa (TKD).

    “Ini warga sudah mau direlokasi. Jadi kita akan relokasi dan bangunkan rumah baru setelah Hari Raya Idul Fitri,” tandasnya.

    Sementara itu, salah seorang korban terdampak banjir, Dian Kusdiani, 38 tahun, merasa senang terkait rencana Pemprov Jabar merelokasi rumah warga. Apalagi ketinggian banjir tiap tahun terus meningkat sehingga khawatir mengancam keselamatan.

  • Legislator: Pengerukan Cengkareng Drain bisa cegah banjir di Kembangan

    Legislator: Pengerukan Cengkareng Drain bisa cegah banjir di Kembangan

    Pengerukan lumpur dilakukan agar dapat memperlebar alur sungai dan meningkatkan kapasitas saluran, sehingga air dapat mengalir dengan lancar

    Jakarta (ANTARA) – Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth menilai kegiatan pengerukan lumpur di Kali Cengkareng Drain dapat mengurangi risiko banjir yang kerap melanda bantaran Kali Pesanggrahan, khususnya di Kembangan, Jakarta Barat.

    “Pengerukan lumpur dapat memperlebar alur sungai dan meningkatkan kapasitas saluran, sehingga air dapat mengalir dengan lancar,” kata Hardiyanto yang akrab disapa (Kent) di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, langkah Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat untuk mengeruk sedimen lumpur di Kali Cengkareng Drain sudah tepat untuk mengendalikan banjir.

    Kent berharap dengan pengerukan tersebut dapat mengurangi risiko banjir yang kerap terjadi di wilayah bantaran Kali Pesanggrahan, Jakarta Barat.

    “Kali Cengkareng Drain kan kerap banjir setiap kali hujan deras,” kata Kent.

    Tak hanya itu, Kent juga menyebut pengerukan lumpur juga bisa meningkatkan kualitas air mengingat lumpur yang menumpuk dapat menghambat aliran air dan menyebabkan kualitas air menurun.

    Kent melanjutkan pemanfaatan lumpur yang dikeruk bisa sebagai bahan untuk konstruksi, reklamasi lahan, atau untuk keperluan lainnya, seperti pembuatan pupuk.

    Namun, menurut dia, pengerukan lumpur juga harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak ekosistem kali atau menimbulkan dampak negatif lain seperti sedimentasi yang berlebihan.

    “Pengerukan juga dapat membantu memperbaiki kualitas air, dengan menghilangkan endapan yang dapat mengotori atau mengurangi oksigen di dalam air, dan juga dapat mencegah penyumbatan yang dapat mengganggu sistem drainase dan irigasi,” ujarnya.

    Kent juga meminta kepada Sudin SDA Jakarta Barat agar rutin melakukan pengerukan ketika volume lumpur yang menumpuk sudah cukup signifikan dan mengganggu aliran air.

    “Jadi Suku Dinas SDA Jakarta Barat harus melakukan pengamatan secara berkala atau pemeliharaan rutin, untuk memastikan apakah aliran kali lancar karena ada beberapa sungai atau kanal yang memiliki masalah dengan sedimentasi yang perlu dikeruk secara rutin,” kata dia.

    Kent berharap pengerukan lumpur ini dapat memperlebar dan memperdalam alur sungai, sehingga kapasitas saluran air meningkat, dan mengurangi potensi terjadinya banjir, terutama di daerah yang rawan banjir selama musim hujan, seperti di wilayah Kembangan.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Anggota Fraksi Golkar dan PKS DPRD Purbalingga Panaskan Bursa Calon Ketua Askab PSSI

    Anggota Fraksi Golkar dan PKS DPRD Purbalingga Panaskan Bursa Calon Ketua Askab PSSI

    Liputan6.com, Purbalingga Dua anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Purbalingga bersaing menjadi ketua umum Askab PSSI Purbalingga 2025-2029. Mereka adalah Uut Triyas Yanuar dan Padang Kusumo.

    Uut Triyas Yanuar merupakan anggota DPRD Purbalingga dari Fraksi Partai Golkar (FPG). Sedangkan Padang Kusumo merupakan anggota DPRD Purbalingga dari Farksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS).

    Mereka akan memperebutkan dukungan dari pemilik suara (voters) pada kongres Askab PSSI Purbalingga yang akan dilaksanakan di Grand Braling Hotel Purbalingga, Jumat (21/3/2025) mendatang.

    Panitia Kongres Askab PSSI Purbalingga, Agus Pamungkas, dalam keterangan pers mengatakan hingga batas waktu pendaftaran calon ketua umum Askab PSSI Purbalingga ditutup pada Jumat (14/3/2025) sore, hanya ada dua nama yang mendaftar secara resmi, yaitu Uut Triyas Yanuar dan Padang Kusumo.

    Uut mengisi formulir pendaftaran di sekretariat Askab PSSI Purbalingga pada Rabu (12/3/2025). Sedangkan Padang Kusumo melalui melalui stafnya bernama Lukman mengantarkan berkas pendaftaran ke sekretariat Askab PSSI Purbalingga pada Jumat (14/3/2025) pukul 14.25 WIB.

    “Sore ini pendaftaran ditutup. Dengan demikian hanya ada dua nama yang resmi mendaftar sebagai calon ketua umum Askab PSSI Purbalingga,” ujarnya.

    Uut mengaku mendaftar karena merasa terpanggil untuk berkontribusi memajukan sepak bola Purbalingga. Purbalingga melalui Persibangga pernah menembus Liga II Nasional sebelum akhirnya terpuruk sampai hari ini.

    “Mudah-mudahan pendaftaran saya dapat dapat dukungan oleh semua pihak, khususnya insan sepak bola di Purbalingga. Sehingga kita bisa berkolaborasi meningkatkan level sepak bola di daerah ini,” ujarnya.

    Sementara Padang Kusumo mengutarakan alasannya mendaftar karena memiliki komitmen memajukan sepakbola di Kabupaten Purbalingga. Dia mengaku sejak kecil aktif menjadi pemain sepakbola, termasuk di Sekolah Sepakbola (SSB) di Sekolah Polisi Negara (SPN) Purwokerto.

    “Saya juga pernah menjadi ketua klub sepakbola di Desa Kalitinggar Kecamatan Padamara Purbalingga. Makanya saya terpanggil untuk maju sebagai ketua Askab PSSI Purbalingga,” katanya.

    Askab PSSI Purbalingga akan menggelar Kongres Biasa dan Kongres Pemilihan Ketua Umum baru untuk periode 2025-2029 menyusul berakhirnya kepengurusan HR Bambang Irawan yang juga Ketua DPRD Purbalingga.

    Sekretaris Umum Askab PSSI Purbalingga, Edhy Suryono, menjelaskan kongres akan diikuti berbagai unsur, antara lain klub anggota Askab PSSI Purbalingga, delegasi Futsal Purbalingga, dan Komite Wasit PSSI Purbalingga.

    “Klub anggota Askab yang terdaftar dan akan mengikuti kongres berjumlah 68 anggota, terdiri dari 16 klub Liga 1, 22 klub Liga 2, dan 30 klub Liga 3,” ucapnya.

     

    Pengungsi Banjir Cilacap Kekurangan Bantuan Makanan

  • Ramadan di Gorontalo Kurang Lengkap Tanpa Tradisi Malam Qunut, Apa itu?

    Ramadan di Gorontalo Kurang Lengkap Tanpa Tradisi Malam Qunut, Apa itu?

    Liputan6.com, Gorontalo – Memasuki pertengahan Ramadan, masyarakat Kabupaten Gorontalo menyambut tradisi unik yang telah berlangsung secara turun-temurun, yakni Malam Qunut.

    Tradisi yang digelar setiap 15 Ramadan ini ditandai dengan kemunculan pasar malam khas di Kecamatan Batudaa, yang didominasi oleh pedagang pisang dan kacang.

    Pasar malam tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi warga, yang berbondong-bondong datang untuk membeli pisang dan kacang sebagai bagian dari perayaan tradisi ini.

    Malam Qunut diyakini sebagai wujud rasa syukur masyarakat atas setengah perjalanan ibadah puasa yang telah dijalani.

    Tradisi Malam Qunut memiliki akar sejarah panjang di Gorontalo. Menurut cerita yang berkembang, dahulu masyarakat Batudaa memiliki kebiasaan mandi bersama usai salat Tarawih pada malam pertengahan Ramadan. Saat menunggu giliran mandi, mereka mengonsumsi camilan berupa pisang dan kacang.

    Seiring waktu, ritual mandi mulai ditinggalkan, namun kebiasaan makan pisang dan kacang tetap lestari hingga kini. Filosofi di balik tradisi ini dipercaya melambangkan kebersamaan dan keberkahan, menjadikannya bagian penting dalam budaya masyarakat setempat.

    Tahun ini, perayaan Malam Qunut kembali digelar dengan meriah. Rarusan warga memadati lapangan Batudaa untuk meramaikan pasar pisang dan kacang yang menjadi ciri khas tradisi ini.

    “Kalau Ramadan tiba, kami selalu menantikan tradisi ini. Pasar pisang dan kacang menjadi ikon yang tidak bisa dilewatkan,” ujar Kasmat, seorang warga Kota Gorontalo yang turut serta dalam perayaan.

    Senada dengan itu, Rahmad Ali, warga Gorontalo Utara, mengungkapkan bahwa sejak kecil ia sudah mengenal tradisi ini.

    “Sejauh yang saya ingat, pasar pisang dan kacang selalu ada saat pertengahan Ramadan. Ini sudah menjadi bagian dari budaya kami,” katanya.

    Selain menjadi tradisi budaya, Malam Qunut juga dianggap sebagai wisata religi tahunan yang mendatangkan berkah. Beberapa warga meyakini bahwa makan pisang dan kacang pada malam tersebut memiliki makna spiritual tersendiri.

    “Ada keberkahan tersendiri dalam tradisi ini. Selain sebagai ajang silaturahmi, Malam Qunut juga menjadi simbol kebersamaan masyarakat Gorontalo di bulan Ramadan,” kata Rani warga lokal yang juga penjual pisang.

    Dengan tetap lestarinya Malam Qunut, masyarakat Gorontalo terus menjaga warisan budaya yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

    Tradisi ini tidak hanya menjadi momen kebersamaan, tetapi juga bagian dari identitas kearifan lokal yang memperkaya nuansa Ramadan di tanah serambi madinah.

     

    Bencana Banjir dan Longsor Kolosal Cilacap, Pemerintah Tergagap

  • Waspada Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Kepri, 18-21 Maret 2025
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        19 Maret 2025

    Waspada Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Kepri, 18-21 Maret 2025 Regional 19 Maret 2025

    Waspada Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Kepri, 18-21 Maret 2025
    Penulis
    KOMPAS.com
    – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ) Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim
    Batam
    mengeluarkan peringatan dini terkait potensi
    cuaca
    ekstrem dan gelombang tinggi di wilayah Kepulauan
    Riau
    (
    Kepri
    ).
    Peringatan tersebut berlaku untuk periode 18 hingga 21 Maret 2025.
    Ketua Tim Analisis dan Prakiraan BMKG Stasiun Hang Nadim Batam, Nizam Mawardi, menjelaskan, perkembangan kondisi atmosfer di wilayah Kepri menunjukkan indikasi potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
    Hujan tersebut berpotensi disertai petir dan angin kencang dalam beberapa hari ke depan.
    “Potensi terjadinya hujan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) serta adanya bibit siklon tropis 91S di wilayah selatan Sumatera yang menyebabkan terbentuknya pola belokan angin (
    shearline
    ) di wilayah Kepri,” ujar Nizam dalam keterangannya di Batam, Rabu (19/3/2025), dikutip dari
    Antara
    .
    Ia menambahkan, kondisi ini mengakibatkan perlambatan massa udara (konvergensi), yang meningkatkan pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Kepri dan sekitarnya.
    Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi
    cuaca ekstrem
    yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat, banjir, angin kencang, dan tanah longsor selama periode 18 hingga 21 Maret 2025.
    “Dengan tingginya potensi curah hujan di Indonesia, masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah rawan bencana diimbau untuk terus waspada dan siaga, terutama saat terjadi hujan lebat, untuk mengantisipasi dampak yang terjadi,” kata Nizam.
    BMKG memperkirakan potensi cuaca ekstrem ini akan melanda wilayah Kota Batam, Tanjungpinang, Bintan, Karimun, Lingga, Natuna, dan Anambas.
    Selain itu, masyarakat juga diminta mewaspadai potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan Kepri.
    Tinggi gelombang antara 1,25 hingga 2,5 meter diperkirakan terjadi di Perairan Batam, Bintan, Lingga, dan Karimun.
    Sementara itu, gelombang dengan ketinggian 2,5 hingga 4,0 meter berpotensi terjadi di Perairan Anambas dan Natuna, termasuk Selat Berhala, Kepulauan Tambelan, serta wilayah Subi-Serasan.
    BMKG mengimbau masyarakat, terutama para nelayan dan operator transportasi laut, untuk memantau informasi cuaca secara berkala melalui aplikasi InfoBMKG.
    Layanan informasi cuaca juga tersedia 24 jam melalui nomor 0813-1470-7352.
    Sebelumnya, pada Senin (17/3/2025), wilayah Kota Batam dilanda angin puting beliung di kawasan Tiban, Sekupang.
    Peristiwa tersebut mengakibatkan kerusakan pada sedikitnya lima unit rumah, menumbangkan sejumlah pohon, serta merobohkan sebuah baliho. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cuaca Besok Kamis 20 Maret 2025: Langit Jabodetabek Cenderung Cerah – Page 3

    Cuaca Besok Kamis 20 Maret 2025: Langit Jabodetabek Cenderung Cerah – Page 3

    Sementara, menurut Teguh, pada hari Senin 17 Maret 2025, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, dan Kabupaten/Kota Magelang.

    “Kemudian Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Kota Surakarta, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Temanggung, Kabupaten Semarang, Batang, Kabupaten/Kota Pekalongan, Pemalang, Kabupaten/Kota Tegal, Brebes, dan sekitarnya,” terang dia.

    Selanjutnya, sambung Teguh, pada hari Selasa 18 Maret 2025, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, dan Kabupaten/Kota Magelang.

    Lalu Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Kota Surakarta, Karanganyar, Sragen, Kudus, Jepara, Demak, Temanggung, Kabupaten/Kota Semarang, Salatiga, Kendal, Batang, Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kabupaten Tegal, Brebes, dan sekitarnya.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan yang dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang, dan sambaran petir,” jelas Teguh.