Topik: Banjir

  • Hari Meteorologi Sedunia 23 Maret 2025: Tema dan Cara Merayakan

    Hari Meteorologi Sedunia 23 Maret 2025: Tema dan Cara Merayakan

    Jakarta

    Hari Meteorologi Sedunia (World Meteorological Day) dirayakan pada tanggal 23 Maret 2025. Hari ini untuk memperingati pemberlakuan Konvensi yang membentuk Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) sejak tahun 1950.

    Hari ini menunjukkan kontribusi penting dari Layanan Meteorologi dan Hidrologi Nasional terhadap keselamatan dan kesejahteraan masyarakat dan dirayakan dengan berbagai kegiatan di seluruh dunia. Tema yang dipilih untuk Hari Meteorologi Sedunia mencerminkan isu-isu cuaca, iklim, atau yang berhubungan dengan air.

    Tema Hari Meteorologi Sedunia 2025

    Tema Hari Meteorologi Sedunia 2025 adalah “Closing the early warning gap together“. Tema ini memiliki pesan bahwa perubahan iklim adalah ancaman yang nyata dan tak terbantahkan bagi seluruh peradaban. Dampaknya sudah terlihat dan akan menjadi bencana jika tidak bertindak sekarang.

    WMO baru-baru ini mengonfirmasi bahwa tahun 2024 merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat. Perubahan lingkungan mendorong terjadinya lebih banyak peristiwa cuaca ekstrem. Siklon tropis yang semakin kuat, curah hujan yang menghancurkan, gelombang badai, banjir, kekeringan yang mematikan, dan kebakaran hutan semakin meningkat. Permukaan air laut meningkat, membuat daerah pesisir yang padat penduduknya terancam genangan air laut dan dampak gelombang laut. Dampak sosial dari peristiwa-peristiwa ini terus berlanjut lama setelah berita utama memudar.

    Cara Merayakan Hari Meteorologi Sedunia

    Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk merayakan Hari Meteorologi Sedunia:

    Mengikuti seminar atau webinar tentang peringatan dini dan perubahan iklim: Kegiatan ini meningkatkan pemahaman tentang pentingnya sistem peringatan dini dalam menghadapi perubahan iklim.Mengunjungi pameran atau museum meteorologi: Menambah wawasan mengenai sejarah dan perkembangan ilmu meteorologi serta teknologi peringatan dini.Berpartisipasi dalam kampanye penanaman pohon: Membantu mitigasi perubahan iklim dan mendukung upaya pelestarian lingkungan.Mengadakan diskusi komunitas tentang kesiapsiagaan bencana: Meningkatkan kesadaran dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana terkait cuaca ekstrem.Menyebarkan informasi melalui media sosial: Membagikan pengetahuan tentang pentingnya peringatan dini dan langkah-langkah mitigasi perubahan iklim untuk meningkatkan kesadaran publik.

    Dengan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan tersebut, harapannya dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap perubahan iklim serta mendukung tema Hari Meteorologi Sedunia 2025.

    (wia/wia)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Cuaca Hari Ini Minggu 23 Maret 2025: Hujan Guyur Jakarta pada Siang Hari – Page 3

    Cuaca Hari Ini Minggu 23 Maret 2025: Hujan Guyur Jakarta pada Siang Hari – Page 3

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan pemudik untuk lebih waspada terhadap cuaca ekstrem yang dapat mengganggu kelancaran perjalanan. Berdasarkan hasil pemantauan BMKG, dalam periode 10–14 Maret 2025, hujan lebat hingga ekstrem terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.

    Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan pentingnya kesiapan pemudik dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu. Dia menyebut, cuaca merupakan salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi keselamatan perjalanan mudik.

    Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini sebelum berangkat, terutama bagi mereka yang menggunakan kendaraan pribadi.

    “Pastikan kendaraan dalam kondisi prima, periksa tekanan ban, fungsi lampu, serta kesiapan peralatan darurat seperti ban cadangan dan alat komunikasi. Jika hujan lebat terjadi, sebaiknya menunda perjalanan dan mencari tempat berlindung yang aman. Jangan memaksakan perjalanan dalam kondisi cuaca buruk,” ujar Dwikorita di Jakarta, Minggu (16/3/2025).

    BMKG mencatat bahwa cuaca ekstrem yang terjadi sebelumnya dipicu oleh beberapa gangguan atmosfer, termasuk sirkulasi siklonik di beberapa perairan Indonesia, aktifnya Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang atmosfer Rossby Ekuator dan Kelvin.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa kombinasi faktor ini memperkuat pertumbuhan awan hujan, sehingga meningkatkan potensi hujan lebat hingga ekstrem dalam sepekan ke depan.

    Dia melanjutkan, dalam beberapa hari mendatang, potensi hujan lebat masih berpeluang terjadi di berbagai wilayah, terutama di Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Papua Selatan.

    “Pemudik yang melintasi wilayah-wilayah ini diharapkan lebih berhati-hati, terutama di jalur rawan banjir dan longsor seperti jalur Pantura, jalur selatan Jawa, serta beberapa ruas tol yang berpotensi tergenang air,” jelas Guswanto.

  • Penampakan Banjir & Longsor Terjang Manado, 1 Tewas-Ratusan Mengungsi

    Penampakan Banjir & Longsor Terjang Manado, 1 Tewas-Ratusan Mengungsi

    FOTO

    Penampakan Banjir & Longsor Terjang Manado, 1 Tewas-Ratusan Mengungsi

    News

    6 jam yang lalu

  • Banjir 1,5 Meter Rendam Ratusan Rumah di Kutai Timur

    Banjir 1,5 Meter Rendam Ratusan Rumah di Kutai Timur

    Kutai Timur, Beritasatu.com – Hujan deras yang mengguyur Kalimantan Timur selama tiga hari terakhir menyebabkan banjir setinggi 1,5 meter di Kabupaten Kutai Timur, Sabtu (22/3/2025). Akibatnya, ratusan rumah di Kecamatan Sangatta Utara terendam.

    Tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri, dan relawan terus bekerja mengevakuasi warga yang terjebak banjir. Hingga Sabtu sore, ketinggian air masih meningkat, sehingga membuat banyak warga terisolasi di dalam rumah.

    Meningkatnya ketinggian banjir membuat petugas kewalahan dalam melakukan evakuasi. Selain menyelamatkan warga, tim SAR juga menerima banyak permintaan untuk menyelamatkan barang berharga seperti sepeda motor dan peralatan rumah tangga yang terendam air.

    Proses evakuasi dilakukan hingga malam hari dengan mengerahkan sejumlah perahu karet.

    “Malam ini kami mengevakuasi tiga kepala keluarga dengan total sembilan jiwa di Jalan Pinang Dalam, Gang PDAM RT 22. Mereka kini mengungsi ke rumah keluarga terdekat,” ujar Aurelius kepada Beritasatu.com, Sabtu (22/3/2025) malam.

    Menurutnya, banjir di Kutai Timur ini terus meningkat hingga mencapai kedalaman 1,5 meter.

    “Di Gang Banjar, kami juga mengevakuasi satu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan dua anak, total empat jiwa,” tambahnya.

    Tim SAR masih terus berupaya mengevakuasi warga, tetapi keterbatasan jumlah perahu karet menjadi tantangan utama. Area pemukiman yang terdampak banjir juga semakin luas, sehingga proses evakuasi dilakukan secara bertahap.

    Sementara itu, sebagian warga yang telah dievakuasi memilih mengungsi ke rumah keluarga atau kerabat yang berada di lokasi lebih aman. Pemerintah daerah berencana mendirikan posko darurat dan tenda pengungsian apabila banjir di Kutai Timur terus meningkat.

  • Peringatan Ilmuwan: Sungai Langit Makin Berbahaya

    Peringatan Ilmuwan: Sungai Langit Makin Berbahaya

    Jakarta

    Sungai di langit atau sungai atmosfer, uap air yang panjang dan relatif sempit. Dalam penelitian terbaru, ilmuwan menyebut sungai langit makin intens dan berbahaya seiring perubahan iklim.

    Karena peristiwa cuaca ekstrem telah menghantam dunia dengan keras dalam beberapa tahun terakhir, istilah sungai langit telah beralih dari lingkaran ilmiah ke bahasa umum. Artinya, dikutip detikINET dari Associated Press, fenomena cuaca ekstrem yang berkaitan dengan sungai atmosfer makin sering terjadi.

    Menurut studi komprehensif tentang sungai atmosfer dalam edisi terbaru Journal of Climate, peristiwa hujan lebat dan angin jadi lebih besar, lebih basah, dan lebih sering terjadi dalam 45 tahun terakhir karena dunia yang menghangat.

    Sungai atmosfer mengambil air dari laut dan mengalir di langit, lalu menumpahkan hujan dalam jumlah sangat besar. Mereka telah meningkat di area yang biasa terdampak sebesar 6 hingga 9% sejak 1980, meningkat frekuensinya sebesar 2 hingga 6% dan sedikit lebih basah.

    Ilmuwan telah lama meramal perubahan iklim akibat pembakaran batu bara, minyak, dan gas membuat udara lebih hangat. Maka udara menahan lebih banyak uap air, yang berarti sungai atmosfer lebih besar dan lebih ganas akan muncul di masa depan, bahkan sudah dimulai saat ini.

    “Ini tidak berarti semuanya karena perubahan iklim. Tapi secara umum, hal itu sejalan dengan beberapa ekspektasi tentang bagaimana sungai atmosfer akan berubah dalam atmosfer yang menghangat,” kata penulis utama studi Lexi Henny, ilmuwan atmosfer di University of North Carolina.

    Apa yang telah terjadi masih kecil dibanding perubahan yang akan terjadi di dunia lebih hangat di masa depan. Sungai atmosfer memang dapat membawa hujan yang sangat dibutuhkan ke tempat-tempat yang dilanda kekeringan, tapi sering kali berbahaya jika deras dan berlangsung lama.

    Lebih dari setahun silam, serangkaian sungai atmosfer menyebabkan ratusan tanah longsor dan menewaskan beberapa orang di California. Pada tahun 1860-an, California harus memindahkan ibu kotanya dari Sacramento karena banjir sungai atmosfer.

    Kejadian semacam itu muncul di seluruh Amerika Serikat dan dunia, meskipun terkadang tidak dikenali sebagai sungai atmosfer. Sebuah sungai atmosfer di New England pada tahun 2023 membawa hujan setinggi 0,3 meter dan angin berkecepatan 50 mph. Sebuah sungai atmosfer tahun 2020 menumpahkan 99 inci salju di Alaska.

    Riset ini akan membantu para peneliti mengetahui apa yang akan terjadi terkait hujan dan salju lebat di masa mendatang.

    (fyk/rns)

  • Banjir Melanda 8 Kecamatan di Manado, 1 Orang Tewas

    Banjir Melanda 8 Kecamatan di Manado, 1 Orang Tewas

    Manado,Beritasatu.com – Banjir dan tanah longsor melanda delapan kecamatan di Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (22/3/2025). Satu orang tewas dalam bencana tersebut. 

    Dari delapan kecamatan yang terendam banjir di Manado, tiga paling parah, adalah Kecamatan Tikala, Kecamatan Singkil, Kecamatan Wanea, dan Kecamatan Malalayang dengan ketinggian air setinggi 1 meter hingga 3 meter.

    Selain banjir, Kelurahan Malendeng Lingkungan 6 di Kecamatan Tikala juga terjadi longsor sehingga mengakibatkan seorang warga bernama Arnold Robet (76) tertimpa material longsor.

    Menurutnya, meski banyak rumah terendam, tetapi mayoritas warga Kampung Mahakam belum ada yang mengungsi. Rata-rata rumah warga Mahakam berlantai dua, sehingga mereka masih memilih bertahan di kediamannya di tengah banjir Manado.

    “Hingga saat ini warga belum mendapatkan bantuan apapun sehingga kami berharap pemerintah untuk lebih memperhatikan warga yang terdampak banjir,” ucapnya.

    Hadi mengatakan Kampung Mahakam sudah langganan banjir setiap kali hujan deras, tetapi belum pernah separah kali ini.

    Sementara itu, Kepala Lingkungan 4, Kelurahan Karame Rita mengatakan banjir di wilayah mereka belum surut. “Sampai saat ini belum ada bantuan apa pun untuk Lingkungan 4 Kelurahan Karame,” ujarnya.

    Dia juga mengimbau warga untuk berhati-hati karena cuaca saat ini masih ekstrem.

    “Kemungkinan masih akan terjadi banjir susulan,” tandasnya terkait banjir Manado.

  • Jalan Utama Putus Akibat Banjir di Grobogan, Pelajar Terpaksa Naik Perahu ke Sekolah Setiap Hari – Halaman all

    Jalan Utama Putus Akibat Banjir di Grobogan, Pelajar Terpaksa Naik Perahu ke Sekolah Setiap Hari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Siswa-siswi di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan harus menempuh perjalanan berbahaya untuk mencapai sekolah mereka.

    Setiap hari, mereka terpaksa menyeberangi Kali Tuntang menggunakan perahu darurat akibat jalan utama desa yang terputus akibat banjir.

    Banjir yang melanda daerah tersebut disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Tuntang pada Minggu, 9 Maret 2025.

    Jalan yang terputus sepanjang 20 meter itu tergenang air dengan kedalaman mencapai 3 meter, sehingga aktivitas warga, terutama anak-anak, terganggu.

    “Kalau tidak menaiki perahu, kami harus memutar sekitar empat kilometer untuk sampai ke sekolah,” kata Dita, seorang siswi SMPN 3 Gubug.

    Ia mengungkapkan ketakutannya saat menyeberang dengan perahu yang ditarik menggunakan seutas tali.

    Belasan pelajar terlihat mengantre menaiki perahu darurat yang disediakan oleh relawan.

    Meskipun arus sungai saat itu tenang, banyak siswa merasa cemas saat menyeberang.

    “Deg-degan naik perahu, kalau memutar lewat Tambakan nanti lama, ada 17 menit selisih waktunya,” ungkap Dita.

    Dia berharap jalan desa segera diperbaiki agar kegiatan sekolah bisa berjalan aman.

    Sinta, siswi SMPN 1 Gubug, juga merasakan hal serupa.

    “Takut tapi tetap menyeberang karena harus sekolah,” ujarnya.

    Ia menyatakan bahwa jika air surut, ia lebih memilih memutar lewat jalan Ringinkidul yang dianggap lebih aman.

    Hartono, seorang warga setempat, mengeluhkan kondisi jalan yang terputus.

    Ia berharap pemerintah segera memperbaiki akses utama desa yang sangat terganggu.

    “Sangat terganggu karena jalan utama satu-satunya putus, aksesnya terkena dampak banjir,” keluh Hartono.

    Ia berharap sebelum Lebaran, jalan tersebut dapat diperbaiki dan kembali berfungsi normal.

    “Semoga jalan dibangun kembali, ini akses utama untuk anak-anak sekolah,” imbuhnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Petani di Baturagung Grobogan Kehilangan Pekerjaan, Ratusan Hektare Sawah Menjadi Padang Pasir

    Petani di Baturagung Grobogan Kehilangan Pekerjaan, Ratusan Hektare Sawah Menjadi Padang Pasir

    TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN – Petani di Dusun Mintreng, Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, terancam menganggur lantaran sawah mereka terendam material banjir jebolan Sungai Tuntang, Jumat (21/3/2025).

    Banjir yang merupakan keenam kalinya sejak Januari 2025, telah merusak ratusan hektare sawah yang sebelumnya menjadi andalan kehidupan petani.

    Sekitar 25 hektare sawah yang subur kini tertimbun material banjir seperti pasir dan lumpur.

    Akibatnya, lahan yang seharusnya bisa ditanami untuk musim tanam kali ini kini berubah menjadi padang pasir dan lumpur yang tak bisa digarap.

    Petani yang bergantung pada hasil pertanian kini kehilangan sumber penghasilan utama.

    Kerugian Petani Mencapai Miliaran Rupiah

    Menurut Sudharmanto, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Baturagung, kerugian yang dialami para petani mencapai miliaran rupiah.

    “Ada puluhan hektare, sekitar 25 hektare yang tertimbun, kerugiannya besar itu bisa mencapai milyaran rupiah kalau diakumulasi nilai panen,” kata Sudharmanto saat ditemui Tribun Jateng, Jumat (21/3/2025).

    Sudharmanto menambahkan, sawah-sawah tersebut harus dipulihkan agar bisa kembali digunakan untuk pertanian.

    Oleh sebab itu, Ia berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk membantu memulihkan sawah petani di desanya.

    “Kondisi saat ini dengan dampak yang begitu besar dan timbunan tanah yang begitu tebal, butuh uluran tangan dari pemerintah untuk mengembalikan fungsi tanah tersebut menjadi sawah kembali,” ujarnya.

    Warga Menganggur karena Sawah Tak Bisa Ditanami

    Sudharmanto menyebut saat ini petani kebingungan karena tak bisa menanami sawahnya.

    “Saat ini tidak bisa menanam untuk musim tanam kali ini sampai sawahnya dipulihkan,” kata Sudharmanto.

    Ia juga khawatir warga kehilangan sumber penghasilan lantaran mayoritas warganya menggantungkan hidup dari hasil pertanian.

    “Pengangguran karena rata-rata masyarakat Dusun Mintreng 90 persen adalah bertani dan menjadi mata pencaharian utama warga kami,” imbuhnya.

    Sudharmanto mengatakan warga saat ini hanya bisa pasrah sembari mengadu kepada pemerintah desa agar segera mendapat perhatian.

    “Belum ada upaya dari warga, hanya menanyakan ke Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemdes, mengadukan nasib sawah mereka,” tutur Sudharmanto.

    “Dari Pemdes sendiri akan berkoordinasi dengan pihak terkait, karena sawahnya tidak akan bisa pulih dengan baik ketika tidak ada campur tangan langsung dari pemerintah pusat daerah dan provinsi,” pungkasnya.

    Berharap Pemerintah Segera Turun Tangan

    Sementara itu, Hamidun, Kepala Dusun Mintreng, merasa prihatin atas bencana yang berkali-kali menimpa warganya.

    Pihaknya kini tengah melakukan melakukan upaya-upaya untuk menangani masalah warga yang terdampak banjir, termasuk sawah yang tertimbun pasir dan lumpur.

    “Atas bencana banjir ini kami dari pemerintah esa tentu sangat prihatin. Dari Pemdes Baturagung akan berkoordinasi dengan dinas terkait, Badan Pertanahan Nasional (BPN), Dinas Pertanian ataupun dinas-dinas lainnya,” kata Hamidun kepada Tribun Jateng.

    “Semoga dinas terkait terketuk pintu hatinya untuk memulihkan perekonomian di Dusun Mintreng, Baturagung,” imbuhnya.

    Hamidun menyadari mayoritas perekonomian warganya bergantung pada pertanian.

    Bahkan warga semakin semangat bertani setelah Presiden Prabowo Subianto mencanangkan program ketahanan pangan.

    Oleh sebab itu, Hamidun ingin keluhan warga Dusun Mintreng bisa didengar hingga pemerintah pusat.

    “Perekonomian di Dusun Mintreng mayoritas atau hampir 90 persen dari pertanian. Bahkan warga kami antusias di bidang pertanian sebagai salah satu penyangga ketahanan pangan yang dicanangkan Pak Prabowo Subianto, semoga sampai ke pusat untuk mengatasi bencana ini,” harap Hamidun.

    Pada saat lelang sawah desa, warga juga berbondong-bondong datang untuk menyewa sawah.

    Namun ironis, kini sawah mereka terancam tak bisa ditanami karena tertimbun material banjir.

    “Antusias untuk bertani sangat tinggi, terbukti dari lelang ‘bondo deso’ kemarin dua minggu yang lalu (sebelum banjir),” kata Hamidun.

    Menurut hitungan Hamidun, setiap satu hektare sawah yang tertimbun pasir dan lumpur mengalami kerugian sekitar Rp 50 juta.

    Artinya, jika ada kisaran 25 hektare yang tertimbun, kerugian total ditaksir mencapai Rp 1,25 miliar.

    “Untuk yang terdampak menjadi seperti padang pasir itu sekitar 25 hektare, untuk kerugiannya satu hektare itu paling tidak Rp 50 juta, dikalikan Rp 50 juta kali 25 hektare,” kata Hamidun.

    “Belum lagi yang terkena bekas banjir berupa lumpur sampai ke lutut, itu juga tidak bisa ditanami untuk musim tanam berikutnya,” imbuhnya.

    Hamidun juga sepakat agar sawah petani segera dipulihkan agar perekonomian warga segera bangkit.

    “Itu harus dipulihkan, menunggu musim kemarau untuk dikeruk menggunakan alat berat,” pungkas Hamidun.

    (*)

  • Banjir Melanda Halmahera Selatan, Ratusan Rumah Terendam

    Banjir Melanda Halmahera Selatan, Ratusan Rumah Terendam

    Ternate, Beritasatu.com – Ratusan rumah warga di sejumlah desa Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, terendam banjir akibat tingginya curah hujan.

    Di Desa Tabalema, Kecamatan Mandioli Selatan, Halmahera Selatan, ketinggian air mencapai lutut orang dewasa menggenangi jalan raya dan rumah-rumah warga. Akibatnya, banyak perabot rumah tangga yang ikut terendam dan rusak.

    Amran Rajak, salah satu warga setempat, mengungkapkan bahwa warga terpaksa mengamankan barang-barang mereka, meskipun tak sedikit yang harus rela kehilangan barang karena air yang terus masuk ke dalam rumah.

    “Genangan air sudah cukup tinggi, kami tidak bisa beraktivitas karena kondisi rumah masih tergenang. Kami berharap air segera surut agar kami bisa membersihkan rumah dan kembali beraktivitas,” kata Amran kepada wartawan, Sabtu (22/3/2025).

    Para warga berharap pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan segera turun tangan untuk menanggapi situasi ini, mengingat bencana serupa sudah berulang kali terjadi dan ini adalah yang terparah.

    “Kami berharap pemerintah kabupaten dan provinsi bisa datang dan melihat kondisi kami. Ini sudah menjadi bencana berulang yang semakin parah,” ucapnya.

    Selain di Desa Tabalema, desa lain seperti Desa Amasing Kota Utara, Kecamatan Bacan, juga terdampak banjir. Rumah-rumah warga di daerah ini tergenang air akibat meluapnya Kali Amasing, yang menyebabkan pemukiman setempat terendam.

    Sejumlah warga mengaku, banyak perabot rumah tangga mereka rusak akibat terendam air.

    “Sejak subuh, air sudah masuk ke dalam rumah, banyak barang-barang kami yang rusak,” ujar Ajinan, salah satu warga terdampak.

    Untuk menghindari kenaikan debit air yang lebih tinggi akibat banjir, beberapa warga memilih mengungsi sementara ke bangunan SMP Negeri 1 Halmahera Selatan.

  • Pria 44 Tahun Tewas Terkapar di Pinggir Jalan BKT,  Terluka Parah di Kepala, Ini Penjelasan Polisi 

    Pria 44 Tahun Tewas Terkapar di Pinggir Jalan BKT, Terluka Parah di Kepala, Ini Penjelasan Polisi 

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING – Seorang pria ditemukan tewas terkapar di Jalan Inspeksi Kanal Banjir Timur atau BKT, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (22/3/2025) dinihari.

    Korban diketahui bernama Mohammad Nurochman, pria 44 tahun warga Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara.

    Kapolsek Cilincing Kompol Fernando Saharta Saragi mengatakan, jenazah korban ditemukan di lokasi pada pukul 00.55 WIB, dinihari tadi.

    Menurut Fernando, orang yang pertama kali menemukan jenazah korban mendatangi Mapolsek Cilincing untuk melaporkan penemuan mayat itu.

    “Saksi atas nama Dana Fauzi mengatakan, pada saat pulang kerja lewat BKT arah ke Cakung, melihat seorang laki-laki tergeletak di pinggir jalan dengan kondisi tertelungkup pada bagian kepala mengeluarkan darah,” ucap Fernando dalam keterangannya.

    Polisi pun mendatangi lokasi penemuan mayat itu dan melakukan pengecekan awal.

    Hasil pengecekan TKP, diduga korban mengalami kecelakaan.

    Ini terlihat dari posisi jenazah korban yang tergeletak tak jauh dari satu unit motor Yamaha Fino di lokasi.

    Motor tersebut juga sudah dalam kondisi terjatuh dan mengalami kerusakan.

    “Korban tergeletak di jalan dengan posisi tertelungkup, dan pada bagian kepala mengeluarkan darah,” ucap Fernando.

    “Tidak jauh dari korban ada sepeda motor yang posisinya rubuh ke sebelah kanan dengan kondisi pada bagian sebelah kanan sepeda motor ada baret dan spion patah. Korban diduga mengalami kecelakaan lalu lintas,” sambung Kapolsek.

    Polisi juga sudah mengecek kondisi jenazah korban dan dipastikan tidak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan.

    Selanjutnya kejadian tersebut ditangani Unit Laka Lantas Satlantas Wilayah Jakarta Utara.

    “Kami memerintahkan jajaran Polsek Cilincing untuk merespons setiap kejadian maupun laporan masyarakat guna memberikan pelayanan terbaik di mana tugas Polri sebagai pelindung pengayom dan pelayan masyarakat,” pungkasnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya