Topik: Banjir

  • Menteri PU Sebut Mudik 2025 Lebih Bagus dari Tahun Sebelumnya

    Menteri PU Sebut Mudik 2025 Lebih Bagus dari Tahun Sebelumnya

    Tegal, Beritasatu.com – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, situasi arus mudik Lebaran 2025 lebih bagus dibandingkan dengan momen arus mudik pada tahun sebelumnya. Menurutnya, kondisi Lebaran tahun ini lebih ramai lancar, aman, dan terkendali. Dalam tinjauannya, Dody memastikan jalan tol dan jalan nasional di Jalur Pantai Utara (Pantura) dalam kondisi yang masih baik, khususnya di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah.

    Dody juga menyebut, hampir semua jalan tol sudah bebas dari lubang, meskipun ada beberapa medan yang mulai bergelombang.

    “Ya kondisi jalan masih oke. Lubang sudah tidak ada, tapi memang di beberapa tempat sudah mulai bergelombang,” pungkasnya.

    Selain mengevaluasi kondisi jalan, Dody juga meninjau Posko Mudik Lebaran Kementerian PU yang telah disiapkan di beberapa titik strategis. Seluruh posko ini menyediakan fasilitas alat berat untuk memperbaiki lubang jalan secara cepat.

    “Saya sampaikan bahwa meskipun sudah melewati H-10, kalau begitu ada lubang dan pada saat volume lalu lintas itu tidak terlalu ketat, kita lakukan langsung penambalan lubang jalan,” tegasnya.

    Dody menambahkan, fasilitas yang tersedia di posko Mudik Lebaran Kementerian PU memenuhi standar yang baik. Setidaknya ada 500 posko Mudik Lebaran Kementerian PU yang tersebar di wilayah Indonesia.

    Pendirian posko Mudik Lebaran Kementerian PU tidak hanya sebagai tempat istirahat bagi pemudik, tetapi juga sebagai pusat layanan terpadu mendapatkan informasi lalu lintas, peta jalur alternatif, serta bantuan darurat jika terjadi kendala kebencanaan. 

    Posko Mudik Lebaran Kementerian PU dilengkapi dengan infrastruktur dasar seperti tempat istirahat, tempat ibadah, toilet, ambulance, makanan dan minuman gratis, playground, P3K, CCTV, ruang laktasi, dan ruang pijat gratis.

    Ada pula disaster relief unit (DRU) berupa alat berat dan material perbaikan jalan sebagai kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir/longsor di ruas jalan nasional.

  • Pemerintah Targetkan Digitalisasi Sertifikat Tanah Rampung 2029

    Pemerintah Targetkan Digitalisasi Sertifikat Tanah Rampung 2029

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menargetkan digitalisasi sertifikat tanah di Indonesia dalam lima tahun ke depan. Saat ini, jumlah sertifikat digital baru mencapai 24%.

    Menteri ATR/BPN Nusron Wahid menyatakan, pemerintah terus mempercepat proses digitalisasi agar target 100% tercapai pada 2029.

    “Saat ini baru 24%. Tahun 2025 kami targetkan bisa mencapai 50% sehingga dalam lima tahun semua sertifikat tanah sudah berbentuk digital,” ujar Nusron saat ditemui di Masjid Kyai Haji Hasyim Asy’ari, Jakarta, Senin (31/3/2025).

    Keamanan dan Kemudahan Sertifikat Digital

    Nusron menegaskan digitalisasi sertifikat tanah penting untuk meningkatkan keamanan dokumen. “Jika terjadi bencana, seperti banjir, sertifikat fisik bisa rusak atau hilang. Dengan digitalisasi, data tetap aman dan mudah diakses,” jelasnya.

    Selain itu, konversi ke sertifikat elektronik akan mempercepat proses administrasi pertanahan dan meningkatkan integrasi data nasional.

    Tidak Ada Penyitaan Sertifikat Lama

    Nusron memastikan pemerintah tidak akan menyita sertifikat tanah masyarakat yang belum dikonversi ke digital. Namun, masyarakat dianjurkan segera melakukan transformasi, terutama bagi sertifikat yang diterbitkan antara tahun 1961 hingga 1997.

    “Tak ada penyitaan. Kami hanya mendorong agar sertifikat lama segera beralih ke format digital,” tegasnya.

    Dengan percepatan ini, pemerintah berharap digitalisasi sertifikat tanah dapat meningkatkan efisiensi layanan pertanahan serta mengurangi potensi sengketa tanah pada masa depan.

  • Kisah Yoni Pengusaha Masakan Padang di Semarang Rela Tak Mudik Bertahun-tahun Demi Buka Saat Lebaran

    Kisah Yoni Pengusaha Masakan Padang di Semarang Rela Tak Mudik Bertahun-tahun Demi Buka Saat Lebaran

    TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN – Saat sebagian besar warung makan tutup saat Hari Raya Idul Fitri, pengusaha kuliner di wilayah Ungaran Barat, Kabupaten Semarang ini memilih tetap buka.

    Yoni Hasnal (40), pemilik warung masakan Padang bernama Sari Bundo yang berada Kelurahan Bandarjo ini rela tidak mudik atau pulang ke kampung halamannya di Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat.

    Dia mengaku, sudah empat tahun menjalani hal tersebut.

    “Kami lebaran tetap buka dari pukul 12.00 sampai 21.00 WIB.

    Selama Ramadan juga kami tetap buka bahkan waktu sahur sampai subuh, sehingga pelanggan kami banyak yang ke sini,” kata Yoni ketika ditemui Tribunjateng.com, Minggu (30/3/2025).

    Langkah yang diambilnya tersebut ternyata menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

    Tampak sebagian besar waktu berbuka puasa maupun sahur, warungnya selalu kebanjiran pembeli.

    Bahkan, dia dan istrinya beberapa kali tidak sempat langsung makan seusai berbuka karena harus melayani pembeli.

    Terutama saat H-1 Lebaran 2025, di mana antrean di sana selalu panjang karena warga-warga cukup kesulitan mencari warung makan yang masih buka.

    Yoni sendiri membuka usahanya dan berjualan masakan Padang bersama istri dan anak-anaknya.

    “Di sini ada pegawai juga, tapi pegawai kami persilakan mudik.

    Sedangkan waktu ramai-ramainya pas Lebaran, dibantu sama anggota keluarga saya,” imbuh dia.

    Menurut dia, satu di antara keputusan untuk tetap buka yaitu untuk mengakomodir para pelanggannya yang sudah terbiasa makan di warungnya.

    “Karena kami usaha sendiri dan tidak ikut orang, maka kami yang memilih waktu libur kami sendiri saat pulang ke kampung halaman,” ungkap dia.

    Pilihan menu yang dihadirkan di sana pun beragam.

    Sesuai tema warung tersebut, terdapat berbagai macam lauk khas Padang meliputi daging cincang atau koyor, kikil, ayam goreng, ikan goreng, cumi ala Padang, dan lain sebagainya.

    Dia berharap, bisa terus menyajikan menu-menu dan hidangan yang terbaik untuk pelanggan dan konsumen lainnya. (*)

     

  • Bertemu Pramono Anung di Istiqlal, Prabowo Titip Pesan untuk Megawati

    Bertemu Pramono Anung di Istiqlal, Prabowo Titip Pesan untuk Megawati

    Jakarta, Beritasatu.com –  Gubernur Jakarta sekaligus kader PDIP Pramono Anung mengungkapkan dirinya sempat berbicara empat mata dengan Presiden Prabowo Subianto seusai melaksanakan salat Id di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Senin (31/3/2025). Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menyampaikan pesan khusus untuk Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

    “Oh, ini kan halalbihalal, tetapi tadi di Istiqlal, kita sempat berdua ngobrol dengan Pak Prabowo,” ungkap Pramono Anung seusai mengunjungi kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.

    Namun, ketika ditanya lebih lanjut mengenai isi pesan tersebut, Pramono Anung enggan membocorkannya. Dengan nada bercanda, ia mengatakan bahwa pesan tersebut bersifat rahasia negara.

    Selain membahas pertemuannya dengan Prabowo, Pramono Anungjuga mengungkapkan bahwa dalam pertemuan dengan Megawati, dirinya dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno alias Bang Doel, ditanya mengenai perkembangan penanganan masalah di Jakarta.

    “Kalau Ibu (Megawati), meskipun ini halalbihalal, tetapi pasti tetap membahas urusan Jakarta. Saya dan Bang Doel ditanya soal banjir, kemacetan, sampah, KJP (Kartu Jakarta Pintar), serta bantuan untuk difabel dan lansia. Alhamdulillah, hampir semua bisa kami jawab,” jelas Pramono.

    Salah satu perhatian utama Megawati adalah potensi banjir rob yang diprediksi terjadi pada 28-31 Maret 2025. Pramono Anung bersyukur bahwa banjir rob tidak terjadi berkat langkah antisipasi yang telah disiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta.

    “Kami telah menyiapkan lebih dari 500 pompa air dan meninggikan tanggul di beberapa titik rawan. Alhamdulillah, prediksi rob pada tanggal 28-31 Maret tidak terjadi,” jelasnya.

    Pramono Anung juga menegaskan bahwa dirinya bersama Bang Doel berkomitmen untuk melanjutkan proyek normalisasi Sungai Ciliwung guna mengurangi potensi banjir di Jakarta.

    “Setelah Lebaran, kami akan kembali melanjutkan normalisasi Ciliwung. Sungai ini berkontribusi terhadap 40 persen banjir di Jakarta, jadi infrastruktur harus terus diperbaiki agar kota ini lebih siap menghadapi musim hujan,” pungkas Pramono Anung.
     

  • Kreasi Peternak di Banjarnegara Cipta Mesin Pencacah dan Penetas Telur, Pelanggan Sampai Luar Jawa

    Kreasi Peternak di Banjarnegara Cipta Mesin Pencacah dan Penetas Telur, Pelanggan Sampai Luar Jawa

    TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA – Ternak berperan vital dalam ketahanan pangan sebagai sumber protein hewani. 

    Ternak juga penting untuk ketersediaan pangan dan gizi keluarga. 

    Kesadaran ini pula yang dirasakan Khoiru Ramadan, warga Desa Rakit Kecamatan Rakit, Banjarnegara.

    Pemuda itu bukan hanya bisa mencukupi gizi keluarga. Lebih dari itu, ternak unggas yang ia kembangkan bahkan bisa menghasilan banyak cuan. 

    Tak cukup di situ, pemuda itu mampu menciptakan teknologi tepat guna berupa mesin pencacah yang berhasil dikomersilkan. 

    Tanah kosong di belakang rumahnya yang tak seberapa luasnya, ia sulap menjadi kandang itik atau entok. 

    Suara soang saling bersahutan seperti sinyal hewan peliharaan itu sedang lapar. 

    Entok-entok itu bak pasukan yang berlari rapi ke arahnya saat dipancing makanan. 

    Ramadan tak segan bergulat dengan tanah becek penuh kotoran.  Karena dari situ, ia berpenghasilan. 

    “Ini jenis entok jumbo, rambon, ” katanya, Sabtu (29/3/2025). 

    Di sebelah kandang entok, ada kandang bambu berisikan ayam kampung yang tertutup rapat. 

    Sebuah mesin penetas berkapasitas ratusan telur sedang bekerja di dalam kandang. 

    Seperti umumnya peternak, Ramadan pun berharap peternakannya menghasilkan cuan. 

    Karenanya ia memelihara cukup banyak indukan. 

    Dari indukan banyak dengan beberapa pejantan, diharapkan bisnis pembiakan (breeding) nya cepat berkembang. 

    Hanya usaha itu yang memungkinkan dilakukannya di desa, di luar usaha pertanian. 

    “Kalau untuk penghasilan meliharanya harus yang banyak,” katanya.

    Tapi Ramadan sempat menghadapi hambatan. Kendala usaha peternakan ada di pakan. 

    Jika semua pakan atau konsentrat dibeli dari pabrikan, hasilnya tak bisa menutup modal. 

    Karena itu Ramadan memutuskan membuat sendiri pakan bermodal bekatul dan dedaunan. 

    Masalahnya, pekerjaan itu merepotkan jika dilakukan dengan cara manual. Butuh alat pencacah untuk melembutkan bahan-bahan. 

    Sayang harga mesin itu di pasaran tidak terjangkau olehnya. 

    BERI MAKAN ENTOK: Khoiru Ramadan sedang memberi makan entok di kandang belakang rumahnya Desa Rakit, Kecamatan Rakit Banjarnegara, Sabtu (29/3/2025). (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI)

    Ciptakan Mesin Pencacah

    Beruntung, Ramadan punya latar belakang sebagai teknisi las. Dengan keterampilannya, ia mencoba berkreasi untuk menciptakan mesin pencacah sendiri. 

    Kebetulan, ada tetangganya yang meminta tolong kepadanya agar dibuatkan alat pencacah. 

    Ramadan mulai berburu mesin pompa bekas. Ia juga mencoba membuat pisau pencacah dari bahan baja.

    Ember cat ukuran 20 kilogram dijadikan bak penampung bahan. 

    “Tadinya ada yang minta dibuatkan, karena saya tukang las dianggap bisa, ” katanya

    Setelah berkali-kali melakukan ujicoba (trial and error), Ramadan berhasil menciptakan teknologi tepat guna. 

    Ia berhasil memodifikasi mesin pompa dan elemen lainnya menjadi alat pencacah yang handal. 

    Batang dan dedaunan yang ia masukkan ke mesin itu langsung digilas hingga remuk menjadi ukuran kecil. Sehingga mudah dicerna ternak. 

    Mulanya ia hanya memakainya untuk keperluan pribadi. Ia sendiri butuh alat itu untuk membuat pakan unggasnya. 

    Ramadan sempat iseng mengunggah karyanya ke media sosial Tiktok. 

    Siapa sangka, kontennya yang memperkenalkan alat pencacah ciptaannya viral.

    Karyanya menuai pujian dari banyak orang. Bukan hanya mengapresiasi,  sebagian dari mereka bahkan langsung memesan produknya. 

    Tak ingin menyiakan kesempatan, Ramadan terus menyempurnakan produknya agar layak dijual. 

    Ia akhirnya berani menerima pesanan dari pelanggan dengan harga wajar. 

    “Saya gak sengaja hanya iseng posting di Tiktok, tak tahunya FYP, ” katanya.

    BERI MAKAN AYAM: Khoiru Ramadan memberi makan ayam dan memeriksa mesin penetas telur di belakang rumahnya di Desa Rakit Kecamatan Rakit, Banjarnegara, Sabtu (29/3/2025). (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI)

    Manfaatkan BRImo 

    Usai kontennya viral, Ramadan kebanjiran pesanan. Tidak tanggung-tanggung, pelanggannya banyak datang dari luar Jawa di antaranya Kalimantan. 

    Media sosial menjadi penghubung dia dengan para pelanggan dari berbagai daerah di Indonesia. 

    Lewat konten yang dia unggah di akun medsos, mereka percaya produknya teruji hingga mantab untuk memesan. 

    Ramadan sendiri mengklaim keunggulan produknya yang dibuat dari bahan pilihan. 

    Baik dari sisi kualitas maupun harga yang kompetitif. 

    Mesin pencacah karyanya ia jual dengan harga bervariasi, tergantung spesifikasi bahan dan kapasitas mesin. 

    Ia membanderolnya dengan harga mulai Rp 770 ribu hingga Rp 1,1 juta. 

    “Kalau mau beli disesuaikan kebutuhan, semakin bagus mesinnya semakin mahal. Tergantung permintaan juga, ” katanya

    Bukan hanya dalam hal pemasaran yang menggunakan teknologi komunikasi digital. Untuk bertransaksi dengan pelanggan, ia juga biasa memanfaatkan layanan transaksi digital. 

    Transaksi digital bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sepertinya adalah suatu keniscayaan. 

    Apalagi pelanggannya berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Tidak mungkin transaksi dilakukan secara tunai karena tidak saling bertatap. 

    Rata-rata pelanggannya mentransfer uang ke rekeningnya untuk pembayaran. Ramadan selalu mengaktifkan aplikasi perbankan digital milik Bank Rakyat Indonesia, yakni BRImo. 

    Setiap pembayaran dari pelanggan langsung masuk ke rekening BRI nya. Bagi dia, transaksi digital memudahkan dan tidak merepotkan. 

    “Pelanggan saya jauh-jauh, jadi rata-rata transfer saat mau bayar, ” katanya

    Meski baru seumur jagung, usaha Ramadan cepat berkembang. Ia bahkan tak bisa mengerjakan sendiri untuk melayani pelanggan. 

    Ia harus dibantu dua karyawan yang masih ada ikatan keluarga dengannya. 

    Nanang Wiyoso, salah satu karyawan, mengaku menikmati pekerjaannya. Ia mulai bekerja saat Ramadan mendapat pesanan pertama kalinya, beberapa bulan lalu. 

    Ia sendiri bertugas membuat pisau pencacah yang nantinya dimodifikasi dengan komponen lainnya. 

    “Yang paling susah menurut saya bikin pisaunya, agak lama, ” katanya

     

    Nanang sebelumnya berprofesi sebagai pekerja bangunan. Ia biasa merantau ke luar Jawa untuk menafkahi keluarga.

    Karenanya, ia antusias ketika mendapatkan tawaran kerja di tempat Ramadan. Apalagi tempatnya kerja saat ini tidak jauh dari rumahnya di Desa Purwonegoro Kecamatan Purwanegara. 

    Ia tak harus merantau lagi ke luar kota untuk bekerja. 

    Karena itu, ia berharap usaha Ramadan terus eksis, bahkan semakin maju ke depannya. Sebab keberlangsungan usaha itu ikut memengaruhi nasibnya. 

    “Harapannya usahanya bisa maju jadi saya bisa bekerja di rumah, gak merantau lagi, “katanya

    Ia mengaku salut dengan kreativitas Ramadan. Terlebih kreativitas itu bisa menghasilkan cuan dan mampu memberdayakan warga sekitar. Termasuk dirinya. 

    Bahkan, di luar mesin pencacah, Ramadan kini kembali berkreasi membuat mesin penetas telur.

    Mesin penetas berkapasitas 100 telur sudah berhasil dibuat dan telah melalui serangkaian ujicoba. 

    Kini pemuda itu sedang mengembangkan mesin penetas dengan kapasitas lebih besar yang mampu mengeram 500 telur.

    Ramadan sudah mengaplikasikan mesin itu di kandangnya. 

    Inovasi ini juga berasal dari kegelisahan Ramadan yang ingin bisnis breeding-nya cepat berkembang. 

    Jika mengandalkan proses natural, telur dierami indukan, pembiakan akan lamban. Karena itu, proses pengeraman perlu dibantu teknologi. 

    Dengan begitu, setelah bertelur, induk unggas bisa cepat kembali kawin dan bertelur lagi. 

    “Kalau pakai mesin penetas, siklus bertelurnya bisa lebih cepat. Karena indukan gak harus mengerami telurnya, bisa cepat bertelur lagi, ” katanya. (aqy)

  • Menteri ATR Jamin Sertifikat Tanah Tak Akan Disita Jika Belum Digital

    Menteri ATR Jamin Sertifikat Tanah Tak Akan Disita Jika Belum Digital

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) menanggapi kabar yang beredar mengenai sertifikat tanah yang belum terkonversi ke format digital akan menjadi milik negara.

    Menanggapi isu tersebut, Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid menegaskan, kabar tersebut tidak benar. Nusron menjelaskan, peralihan sertifikat tanah menjadi format elektronik atau digital merupakan hal yang wajib dilakukan. 
    Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan sertifikat tanah.

    Sertifikat elektronik dapat memudahkan masyarakat jika mengalami bencana alam, seperti banjir, yang dapat merusak atau menghancurkan dokumen penting tersebut.

    “Digitalisasi ini untuk memproteksi sertifikat. Misalnya, kalau ada banjir, dan sertifikatnya tenggelam, dengan sistem digital, akan lebih aman,” ungkap Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid saat ditemui di Masjid Kyai Haji Hasyim Asy’ari, Jakarta, Senin (31/3/2025).

    Menurut Nusron, konversi dari sertifikat tanah analog ke digital merupakan bagian dari perkembangan teknologi yang bertujuan untuk mempermudah integrasi data dan pengelolaan pertanahan di Indonesia.

    Meski demikian, Nusron menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menyita sertifikat tanah milik masyarakat yang belum terkonversi ke digital.

    Namun, ia mendorong masyarakat untuk segera melakukan konversi, terutama bagi sertifikat yang diterbitkan antara tahun 1961 hingga 1997.

    “Tidak akan ada penyitaan, tetapi kami mendorong masyarakat untuk segera mengkonversi sertifikat tanah mereka menjadi digital, terutama yang terbit antara 1961 hingga 1997,” tambahnya.

    Klarifikasi ini merespons unggahan video di Facebook yang menyatakan bahwa pemerintah akan memusnahkan sertifikat tanah yang belum dipindahkan ke format digital sebelum 2026, dan tanah tersebut akan menjadi milik negara.

    Video ini telah memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat terkait status kepemilikan tanah mereka.

    Nusron menekankan informasi yang beredar tersebut adalah hoaks dan meminta masyarakat untuk tidak panik. Pemerintah, melalui BPN, terus berupaya memastikan proses konversi sertifikat tanah berlangsung lancar dan aman.

  • BNPB: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem, Termasuk di Wilayah Jawa Timur

    BNPB: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem, Termasuk di Wilayah Jawa Timur

    Jakarta (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan, cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia.

    BNPB menyebut, berdasarkan prakiraan cuaca ekstrem yang dirilis oleh instansi terkait pada periode 30 Maret sampai 1 April 2025, berikut ini adalah wilayah yang berpotensi dilanda hujan sedang hingga lebat.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari memaparkan, wilayah tersebut meliputi hampir seluruh Jawa, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten.

    Begitu juga Kalimantan yang meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Untuk Sumatera meliputi dari Provinsi Aceh, Jambi, Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Bengkulu hingga Lampung.

    Untuk wilayah Indonesia Tengah hingga Timur yakni Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

    Muhari mengatakan, hujan lebat yang menyebabkan banjir terjadi di sejumlah wilayah. Seperti hujan lebat yang memicu Sungai Gembong dan Petung meluap menyebabkan banjir di Kecamatan Panggungrejo dan Bugul Kidul serta banjir akibat hujan deras terjadi di empat kecamatan lainnya di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, Jumat (28/3) lalu. Sebanyak 1.658 unit rumah terdampak peristiwa ini.

    Selain itu, hujan deras di wilayah hulu Sungai Bengawan Madiun menyebabkan banjir di lima kecamatan di Kabupaten Madiun, Jumat (28/3). Sebanyak 644 unit rumah dan 93 hektar lahan sawah terdampak banjir dengan tinggi muka air berkisar 20 sampai 40 sentimeter.

    Muhari juga menambahkan, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Apalagi, saat berkendara ketika mudik lebaran.

    Dia meminta, masyarakat dapat memastikan kondisi kendaraan dalam keadaan layak dan aman untuk dikendarai, mempersiapkan dokumen perjalanan dengan lengkap, mencatat nomor darurat, memastikan kondisi keluarga sehat dan stamina terjaga dalam perjalanan, mematuhi rambu lalu lintas.

    “Ketika melintasi jalur perbukitan pada saat hujan lebat dapat segera berpindah ke lokasi yang lebih aman dan menghindari pohon rimbun maupun papan reklame,” ujar Muhari. (ted)

  • BNPB: Banjir Landa 15 Desa di Ngawi

    BNPB: Banjir Landa 15 Desa di Ngawi

    Jakarta (beritajatim.com) – Hujan deras akibat cuaca ekstrem yang berlangsung selama beberapa hari mengakibatkan banjir di sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Ngawi di Jawa Timur.

    Hujan deras yang mengguyur wilayah hulu Bengawan Madiun sejak Jumat (28/3/2025) menyebabkan banjir di sejumlah desa.

    “Air mulai meluap pada pukul 04.50 WIB, menggenangi jalan-jalan di beberapa kecamatan, terutama di bantaran Bengawan Madiun. Sebanyak lima kecamatan dengan total 15 desa terdampak oleh bencana ini,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari, Senin (31/3/2025) petang.

    Dia memaparkan, banjir melanda Kecamatan Kwadungan (Ds. Simo, Sumengko, Purwosari, Tirak, Dinden, Warukkalong, dan Kendung), Kecamatan Pangkur (Ds. Waruk Tengah, Pleset, Gandri, dan Ngompro), Kecamatan Ngawi (Ds. Mangunharjo), Kecamatan Padas (Ds. Bendo dan Banjaransari), serta Kecamatan Geneng (Ds. Kersikan).

    Sebanyak 764 Kepala Keluarga (KK) terdampak akibat bencana ini, dengan rincian tertinggi di Desa Sumengko sebanyak 330 KK.

    “Selain itu, banjir juga menyebabkan kerugian materiil berupa 764 unit rumah terdampak dan sekitar 93 hektar sawah terendam dengan tinggi muka air (TMA) berkisar antara 20 hingga 40 cm,” katanya.

    Dalam merespons kejadian ini, lanjut Muhari, BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Ngawi segera melakukan assessment dan koordinasi dengan perangkat desa setempat, serta memantau ketinggian air. Berbagai unsur terlibat dalam upaya penanganan bencana ini, termasuk TNI, POLRI, Satpol PP, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, BPBD, serta berbagai organisasi SAR dan relawan masyarakat.

    Perkembangan pada Minggu (30/3/2025), kondisi air mulai surut. Namun, beberapa wilayah seperti jalan raya di Desa Dinden dan Desa Kendung masih tergenang akibat permukaan tanah yang rendah serta drainase yang kurang lancar.

    “Saat ini, tinggi muka air di daerah tersebut tercatat antara 10 hingga 15 cm,” ujar Muhari. (hen/ted)

  • Menata asa di lorong kumuh

    Menata asa di lorong kumuh

    Jakarta (ANTARA) – Di tengah gemerlap gedung pencakar langit Jakarta, terselip lorong-lorong sempit yang menjadi saksi bisu perjuangan ribuan keluarga untuk mempertahankan hidup.

    Di sebuah sudut di Jakarta Selatan, ada gang-gang kecil berkelok di antara rumah-rumah berhimpitan. Dinding-dindingnya penuh coretan, atapnya saling menindih dan aroma tak sedap seakan dianggap normal dan bukan menjadi masalah.

    Sejumlah pakaian digantung seadanya di depan rumah, di samping itu ada sebuah selokan nampak mata tikus mengintip untuk sekedar keluar mencari remahan makanan.

    Sementara anak-anak berlarian di atas jalanan yang hanya cukup untuk satu motor melintas. Inilah wajah RW kumuh di Jakarta di mana realitasnya tak bisa disembunyikan di balik kemajuan kota metropolitan

    Di salah satu sudut Manggarai, seorang pria paruh baya terlihat sibuk memperbaiki atap rumahnya yang bocor.

    Pria bernama Ahmad itu mengatakan, “Kalau hujan, airnya masuk ke dalam. Tapi kalau direnovasi, biayanya mahal.”

    Sama seperti banyak warga lain, ia dihadapkan pada dilema yakni bertahan dengan kondisi seadanya atau merelakan rumahnya dibongkar demi kehidupan yang lebih layak.

    Terlebih, kebakaran yang melanda RW 06 dan RW 12 Manggarai pada Agustus 2024 yang menambah kompleksitas permasalahan pemukiman. Lebih dari 3.000 jiwa kehilangan tempat tinggal dan harus mengungsi.

    Arsip foto – Petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan memadamkan api di Jalan Remaja 5, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2024). ANTARA/Luthfia Miranda Putri/aa.

    Meski berbagai langkah telah dilakukan, perjalanan menghapus RW kumuh dari Jakarta masih panjang. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 mencatat masih ada 450 RW dengan kategori kumuh di Jakarta.

    Upaya penataan seperti di Manggarai hanyalah sebagian dari perjuangan besar yang membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

    Bagi warga, perubahan ini bukan sekadar soal perbaikan fisik rumah atau jalan, tetapi juga tentang harapan akan masa depan yang lebih baik.

    Seorang ibu bernama Yuni yang telah puluhan tahun tinggal di RW kumuh Manggarai menatap lorong kecil di depannya. “Kalau bisa lebih rapi dan bersih, anak-anak kita juga akan punya masa depan yang lebih baik,” katanya penuh harap.

    Adapun sejumlah kriteria dapat disematkan kepada suatu RW untuk dinyatakan kumuh yakni berdasarkan indikator kepadatan penduduk, kondisi/perencanaan bangunan, konstruksi bangunan, ventilasi bangunan, kepadatan bangunan, kondisi jalan, drainase, pengelolaan air limbah, persampahan, dan pencahayaan.

    Menuju Jakarta tanpa RW kumuh

    Semakin bergantinya tahun, perubahan mulai terasa. Di balik deretan rumah yang tampak tua dan rapuh, kini perlahan hadir sentuhan baru.

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) terus berupaya membebaskan RW-RW dari label kumuh.

    Manggarai menjadi salah satu titik fokus di Jakarta Selatan, mengingat tujuh RW di sana masih masuk dalam kategori jumlah RW kumuh tertinggi di Jakarta Selatan. Upaya ini sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) No. 90 Tahun 2018.

    Untuk mereka yang memilih bertahan, program bedah rumah menjadi secercah harapan. Pemerintah menawarkan bantuan perbaikan melalui dana non-APBD, termasuk program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

    Alternatif lainnya adalah pola konsolidasi tanah vertikal (KTV), di mana warga diajak menata ulang pemukiman agar lebih tertata, sehat, dan nyaman ditinggali.

    Di beberapa sudut, perubahan mulai terlihat. Jalan setapak yang dulu becek kini dilapisi beton. Saluran air yang sebelumnya mampet dibersihkan agar tak lagi menyebabkan banjir. Mural-mural warna-warni menghiasi tembok, membawa nuansa lebih hidup di tengah lingkungan yang sebelumnya tampak kusam.

    Pemerintah juga menambah fasilitas umum seperti tempat sampah dan alat pemadam kebakaran ringan (APAR), memastikan warga memiliki perlindungan dasar terhadap risiko kebakaran yang kerap mengancam permukiman padat.

    Kemudian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memprioritaskan kembalinya warga gusuran ke Kampung Susun Bayam di Jakarta Utara.

    Upaya ini merupakan bagian dari 11 program prioritas yang akan dikebut dalam 100 hari pertama kepemimpinan Pramono Anung dan Rano Karno dengan tujuan menyediakan hunian layak bagi warga terdampak penggusuran.

    Terakhir tak kalah penting, komitmen pemerintah untuk menyediakan hunian layak dan terjangkau bagi warga Jakarta khusus bagi mereka yang tinggal di RW kumuh.

    Salah satu strategi yang diusulkan adalah memanfaatkan tanah milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pembangunan hunian tersebut. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kualitas hidup warga.

    Dilema relokasi ke rusunawa

    Namun, tak semua rumah bisa diperbaiki. Bagi yang tinggal di kawasan dengan risiko tinggi seperti di bantaran sungai atau lahan pemerintah, relokasi menjadi satu-satunya pilihan.

    Tawaran pindah ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Green Jagakarsa, Jakarta Selatan, menjadi solusi bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal maupun masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk bisa meningkatkan taraf hidup.

    Penyediaan rusun merupakan salah satu wujud dari janji kampanye Gubernur DKI Pramono Anung dan Wakil Gubernur DKI Rano Karno.

    Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno (kedua kanan) berbincang dengan Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin (kanan) dan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) DKI Jakarta Kelik Indriyanto (kiri) saat melakukan peninjauan di rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Green Jagakarsa, Jakarta, Sabtu (15/3/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc/aa.

    Rusun yang akan diresmikan ini juga menjadi pembuktian bagi warga Kebon Pala, Jakarta Timur, untuk yang mau berpindah atau relokasi.

    Rusunawa ini bukan sekadar tempat tinggal baru, tetapi juga sebuah awal baru bagi warga berpenghasilan rendah. Dengan 723 unit yang tersedia, termasuk bagi penyandang disabilitas, rusun ini menawarkan fasilitas lengkap yakni taman bermain, perpustakaan, co-working space, hingga daycare untuk anak-anak.

    Rusunawa Green Jagakarsa berkonsep ramah lingkungan dan memiliki luas 19.886 meter persegi (m2) atau 1,5 hektare (ha) dengan alokasi anggaran sebesar Rp382 miliar.

    Unit rusun ini memiliki tipe 36 terdiri dari ruang tamu dengan keluarga, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur dan balkon. Untuk harga sewa unit rusun paling rendah Rp865.000 di luar token dan air.

    Sebanyak 40 persen penghuni Rusunawa Jagakarsa diperuntukkan bagi masyarakat terprogram yang terdampak dari sarana dan prasarana kota.

    Fasilitas yang disediakan, akses di rusun ini juga terbilang mudah yakni dekat dengan Pasar Pondok Labu, Rumah Sakit Fatmawati hingga RSUD Pasar Minggu.

    Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno atau Bang Doel meyakini Rusunawa Green Jagakarsa, Jakarta Selatan, lebih bagus dari rusun sejenis yang ada di Singapura.

    Rano mengatakan rusunawa ini mencontoh Singapura yang memiliki rumah susun dan apartemen layak bagi warganya.

    Ditegaskan bahwa syarat untuk menyewa rusun, yakni harus warga KTP DKI Jakarta sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) 61 Tahun 2020.

    Namun, relokasi bukanlah keputusan mudah. Bagi sebagian warga, meninggalkan rumah lama berarti juga meninggalkan komunitas yang telah mereka bangun selama bertahun-tahun. Tak sedikit yang ragu, takut kehilangan sumber mata pencaharian yang selama ini bertumpu pada interaksi sosial di lingkungan lama mereka.

    Kemudian, rasa khawatir akan beban biaya yang timbul jika tinggal di rusun, meskipun fasilitas yang disediakan lebih baik dibandingkan dengan tempat tinggal sebelumnya.

    Beragam opini yang melintas dari pandangan masyarakat, namun tidak sedikit pula yang bersyukur atas fasilitas yang diberikan.

    Jakarta mungkin tak bisa berubah dalam semalam. Namun, langkah-langkah kecil ini menunjukkan bahwa ibu kota terus berjuang untuk menata demi menyusun kembali asa bagi mereka yang memilih menetap.

    Editor: Slamet Hadi Purnomo
    Copyright © ANTARA 2025

  • Usai Lebaran, Pemprov Jakarta Akan Tinggikan Tanggul hingga 2,5 Meter untuk Cegah Banjir Rob

    Usai Lebaran, Pemprov Jakarta Akan Tinggikan Tanggul hingga 2,5 Meter untuk Cegah Banjir Rob

    Usai Lebaran, Pemprov Jakarta Akan Tinggikan Tanggul hingga 2,5 Meter untuk Cegah Banjir Rob
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemerintah Provinsi
    Jakarta
    akan memulai proyek peninggian
    tanggul
    hingga 2,5 meter untuk mengantisipasi
    banjir rob
    .
    Proyek ini direncanakan dimulai setelah Lebaran 2025.
    Gubernur Jakarta,
    Pramono Anung
    , menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk menangani potensi banjir rob yang sering melanda pesisir Jakarta.
    “Sesudah Lebaran nanti, kita akan mulai di bulan April mengerjakan peninggian tanggul sampai 2,5 meter. Kalau itu terjadi, mudah-mudahan banjir rob bisa tertangani,” ujar Pramono Anung saat ditemui di Rumah Dinas, Taman Suropati, Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (31/3/2025).
    Dalam upaya mengendalikan potensi banjir rob yang diperkirakan terjadi pada 28-31 Maret 2024, Pemprov Jakarta telah menyiapkan lebih dari 500 pompa stasioner serta menambah 200 pompa portabel.
    “Alhamdulillah, berkat persiapan itu, banjir rob yang diprediksi tidak terjadi dalam skala besar dan dapat tertangani dengan baik,” kata dia.
    Selain peninggian tanggul, Pramono Anung juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera mengeluarkan peraturan daerah untuk mempercepat pembebasan lahan dalam rangka normalisasi Sungai Ciliwung.
    “Kami akan mengeluarkan penetapan lokasi (penlok) untuk mulai melakukan pembebasan lahan guna normalisasi Sungai Ciliwung,” jelasnya.
    Sebelumnya, Pramono Anung menggelar open house di rumah dinasnya.
    Ia mengadakan open house dalam dua sesi, sesi pertama diperuntukkan bagi para pejabat Pemprov Jakarta pada pukul 13.00 WIB, sedangkan sesi kedua untuk warga dijadwalkan pada pukul 15.00 WIB.
    Berdasarkan pantauan Kompas.com pada pukul 13.52 WIB, terlihat sejumlah pejabat Pemprov Jakarta berkerumun di depan gerbang utama rumah dinas.
    Mereka tampak tertahan karena harus bergantian masuk dengan pejabat lain yang sudah lebih dulu tiba.
    Setelah menunggu beberapa menit, mereka diperbolehkan masuk dan harus berbaris di halaman rumah dinas Gubernur Jakarta.
    Para pejabat beserta keluarganya tampak mengular sekitar 10 meter dari pintu masuk rumah dinas gubernur.
    Sesampainya di dalam, Pramono Anung langsung menyambut rekan-rekan kerjanya dan menjabat tangan mereka.
    Beberapa dari mereka mengabadikan momen dengan berfoto bersama Pramono Anung.
    Usai berjabat tangan, sebagian memilih pulang, sementara yang lain menikmati hidangan yang disajikan di halaman rumah dinas Pemprov Jakarta.
    Di antara tokoh yang hadir dalam open house tersebut, terlihat Gubernur Jakarta periode 2007-2012, Fauzi Bowo; Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, Erick Thohir; dan Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Pemprov Jakarta, Syafrin Liputo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.