Topik: Banjir

  • DLH Kota Blitar Segera Perbaiki Pagar Taman Kehati yang Ambruk

    DLH Kota Blitar Segera Perbaiki Pagar Taman Kehati yang Ambruk

    Blitar (beritajatim.com) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Blitar akan memperbaiki pagar Taman Kehati yang ambruk usai diterjang banjir pada Senin (12/5/2025) kemarin. Namun perbaikan pagar Teman Kehati ini akan dilaksanakan usai DLH mendapatkan izin dari Wali Kota Blitar.

    Kepala DLH Kota Blitar, Jajuk Indihartati menjelaskan bahwa anggaran untuk perbaikan pagar tersebut sudah ada yakni dari pos dana pemeliharaan taman kota. Namun demikian semua perlu persetujuan Wali Kota Blitar.

    “Nanti kita laporkan dulu ke Pak Wali Kota Blitar baru kemudian disetujui dan akan kita lakukan perbaikan pagar yang rusak itu,” ucap Jajuk, Selasa (13/5/2025).

    Jajuk pun memberikan penjelasan bahwa pagar yang ambruk ini merupakan bangunan lama. Diketahui pagar yang ambruk diterjang banjir ini sudah ada sebelum Taman Kehati dibangun dengan anggaran Rp4,8 miliar.

    “Itu bangunan lama, dibangun pada tahun 2019 lalu sebelum Taman Kehati dibangun pada tahun 2023 lalu,” tegasnya.

    Kepala DLH Kota Blitar itu juga memastikan tidak ada tanaman langka yang rusak akibat banjir. Kerusakan hanya terjadi pada pagar serta rumput yang menurutnya bisa diperbaiki kembali.

    “Untuk pagar yang rusak itu panjangnya kurang lebih ada 20-25 meter, kita akan upayakan perbaikan,” tegasnya.

    Asesmen pun sudah dilakukan DLH Kota Blitar. Selanjutnya hasil asesmen akan dilaporkan ke Wali Kota Blitar untuk ditindaklanjuti dengan perbaikan infrastruktur yang rusak. [owi/beq]

  • Bocah Hanyut di Sungai Andong Ngawi Ditemukan Meninggal

    Bocah Hanyut di Sungai Andong Ngawi Ditemukan Meninggal

    Ngawi (beritajatim.com) – Pencarian Rifky Nur Hidayat (14), bocah asal Desa Teguhan, Kecamatan Paron, Kabupaten Magetan, yang hanyut terseret banjir bandang di Sungai Andong, Kabupaten Ngawi, berakhir duka. Rifky ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Selasa (13/5/2025), sekitar pukul 08.30 WIB.

    Anak pertama dari pasangan Sarwono (44) dan Siti Kholifah (38) ini ditemukan mengambang oleh warga yang tengah melintas di belakang rumahnya, tepatnya di aliran sungai wilayah Desa Jambangan, Kecamatan Paron. Lokasi penemuan berjarak sekitar tiga kilometer dari titik awal korban dilaporkan hanyut, sebagaimana disaksikan oleh dua temannya yang berhasil selamat setelah diselamatkan warga.

    “Ya seluruh anggota keluarga, bapaknya, neneknya, dan ibunya menangis. Anaknya ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia, ditemukan di sungai Desa Jambangan,” ujar Supriyono, Kepala Desa Teguhan.

    Petugas SAR dari Unit Siaga SAR Basarnas Bojonegoro, Novix Heryadi, menjelaskan bahwa tim baru saja menggelar apel dan membagi regu pencarian saat menerima informasi penemuan jasad dari warga.

    “Kita baru saja apel, membagi regu untuk pencarian. Setelah itu mendapat informasi dari warga, kita langsung meluncur ke lokasi. Korban kita evakuasi ke rumah duka, ditemukan berjarak 3 kilometer dalam kondisi sudah meninggal dunia,” jelas Novix.

    Evakuasi jenazah Rifky dilakukan oleh tim SAR dari lokasi penemuan ke rumah duka menggunakan mobil ambulans. Suasana haru menyelimuti rumah duka. Ayah, ibu, dan nenek korban tampak tak kuasa menahan tangis saat jasad Rifky tiba di rumah.

    Sebelumnya, pada Senin siang, 12 Mei 2025, Rifky bersama dua temannya diketahui mandi di Sungai Andong saat tiba-tiba banjir bandang datang menerjang. Dua temannya berhasil selamat, sementara Rifky terbawa arus dan sempat dinyatakan hilang. Dengan ditemukannya Rifky, operasi pencarian resmi ditutup oleh tim SAR. [fiq/beq]

  • Tembok Taman Kehati Kota Blitar Ambruk Diterjang Banjir

    Tembok Taman Kehati Kota Blitar Ambruk Diterjang Banjir

    Blitar (beritajatim.com) – Tembok Taman Kehati di Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar ambruk diterjang banjir luapan air sungai.  Tembok yang ambruk ini berada di sisi timur atau bagian belakang Taman Kehati.

    Genangan banjir pun masih tersisa hingga saat ini. Masyarakat sekitar memanfaatkan genangan tersebut untuk memancing ikan.

    “Iya, jebol tadi malam kayaknya temboknya ini. Kan banjir itu, makanya ini saya cari ikan di sini,” ucap Dimas, warga Kota Blitar, Selasa (13/5/2025).

    Sebenarnya Taman Kehati Blitar ini baru saja dibangun pada akhir tahun 2023 lalu. Kala itu Pemerintah Kota Blitar menggelontorkan dana sebesar Rp4,8 miliar.

    Dana itu digunakan untuk membangun taman seluas 10.900 meter persegi. Taman ini dibangun dengan konsep pelestarian flora langka. Total ada lebih dari 8.000 spesies tanaman langka dan hampir punah yang ada di Taman Kehati Blitar ini.

    Namun masih berselang 2 tahun, Taman yang dibangun dengan dana Rp4,8 miliar tersebut rusak akibat banjir. Lokasi Taman Kehati, Blitar sendiri memang berada persis di samping sungai, sehingga ketika hujan deras melanda air sungai meluap dan merobohkan tembok.

    “Ya memang hujannya sore kemarin hingga malam kan deras sekali jadi airnya meluap,” tegasnya.

    Selain merobohkan tembok, air banjir juga membuat rumput yang ada di Taman Kehati rusak. di lokasi petugas Dinas Lingkungan Hidup pun terlihat melakukan pembersihan kotoran sisa-sisa banjir.

    Hujan deras memang melanda Blitar pada Senin (12/05/2025) kemarin. Hujan yang terjadi sejak sore hari itu membuat sejumlah wilayah di Kota Blitar tergenang banjir. Bukan hanya di Taman Kehati, banjir juga terjadi jalan Anggrek Kota Blitar. [owi/beq]

  • Normalisasi Hingga Penertiban Galian C Jadi Atensi Pemkab Pamekasan

    Normalisasi Hingga Penertiban Galian C Jadi Atensi Pemkab Pamekasan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Mengatasi banjir yang seringkali melanda wilayah perkotaan Pamekasan, tidak cukup hanya dengan sekedar pengerukan permukaan sungai dari hulu menuju hilir. Tetapi juga harus dibarengi dengan penertiban Galian C.

    Hal tersebut disampaikan Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman saat meninjau titik banjir di Desa Laden, Kecamatan Pamekasan, Senin (12/5/2025). Didampingi Wakil Bupati Sukriyanto, bersama sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan.

    “Pertama kami akan melakukan peninjauan secara menyeluruh dari hulu ke hilir, tidak cukup dengan hanya melakukan pengerukan permukaan sungai, karena kita punya keyakinan bahwa pengerukan sungai itu tidak terlalu berdampak terhadap pengurangan banjir,” kata KH Kholilurrahman.

    Bahkan dalam kesempatan tersebut, pihaknya sangat sepakat dengan inisiasi Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak seputar langkah konkrit mengurangi resiko banjir di Pamekasan. “Jadi kami harap perluasan anak sungai dapat membantu mengurangi dampak banjir dengan mengalihkan banjir ke beberapa titik anak sungai,” ungkapnya.

    “Apalagi Wakil Gubernur Jatim, Mas Emil (sapaan akrab Emil Elistianto Dardak) juga menjanjikan normalisasi sungai dari hulu hingga hilir, dan kami sudah menginstruksikan hal ini kepada Kepala Dinas PUPR Pamekasan, untuk segera dilaksanakan,” imbuhnya.

    Selain itu, penertiban terhadap proses penambangan yang tersebar di berbagai titik di wilayah setempat, juga tidak lepas dari perhatiannya “Nanti juga kita tertibkan kegiatan penambangan galian C yang tidak berizin, sekaligus memeriksa volume penambangan yang berizin untuk memastikan kegiatan tersebut tidak menghambat aliran air sungai,” jelasnya.

    “Artinya berbagai kegiatan masyarakat termasuk pembangunan yang sekiranya menghambat terhadap jalannya kelancaran air, termasuk tambang galian C dalam waktu dekat kita tertibkan, dan yang tidak berizin kita akan tutup,” tegasnya.

    Dengan langkah tersebut, nantinya diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat. “Jadi dengan peninjauan (hulu hilir) dengan menyeluruh dan penertiban Galian C, kami berharap dapat mengurangi dampak banjir, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” pungkasnya.

    Seperti diketahui, banjir yang melanda wilayah Pamekasan akibat hujan deras dengan intensitas tinggi sejak Minggu (11/5/2025) lalu. Mengakibatkan banjir di 9 desa/kelurahan di dua kecamatan berbeda di Pamekasan.

    Bahkan akibat peristiwa tersebut, ribuan warga di sejumlah kecamatan Pademawu dan Pamekasan (Kota), terdampak banjir, termasuk juga sejumlah fasilitas umum hingga tempat ibadah. [pin/ted]

  • Pastikan Warga Tertangani, Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan Tinjau Langsung Titik Banjir

    Pastikan Warga Tertangani, Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan Tinjau Langsung Titik Banjir

    Pamekasan (beritajatim.com) – Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan, KH Kholilurrahman dan Sukriyanto meninjau langsung titik banjir yang melanda wilayah perkotaan Pamekasan, Senin (12/5/2025).

    Dalam peninjauan titik banjir tersebut, Kholil-Sukri didampingi sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan, di antaranya Kepala Dinas PUPR, Amin Jabir, Kepala Dinas Sosial (Dinsos), Herman Hidayat, Plt Kalaksa BPBD, Akhmad Dhofir, Camat Pamekasan, Rahmat Kurniadi Suroso, serta sejumlah pejabat lainnya.

    Dalam kesempatan tersebut, keduanya meninjau salah satu titik banjir yang dikategorikan relatif parah, di antaranya di kawasan Desa Laden, serta titik banjir di Kelurahan Patemon, Kecamatan Pamekasan.

    “Kami ingin memastikan bahwa seluruh masyarakat terdampak benar-benar tertangani dengan baik, pemerintah daerah terus berkoordinasi dengan BPBD bersama dinas terkait untuk percepatan penanganan,” kata KH Kholilurrahman.

    Tidak hanya itu, pihaknya juga ingin memastikan kondisi warga terdampak banjir yang terjadi akibat intensitas hujan deras yang terjadi sejak Minggu (11/5/2025) kemarin. “Kami juga berkesempatan berdialog dengan warga terdampak, sekaligus menanyakan kondisi mereka, sekaligus memastikan bantuan logistik dan medis tersalurkan,” ungkapnya.

    “Tidak kalah penting, kami juga ingin melakukan peninjauan secara menyeluruh dari hulu ke hilir untuk mengatasi masalah banjir di Pamekasan. Sebab kami meyakini pengerukan permukaan sungai saja tidak cukup untuk mengurangi dampak banjir,” jelasnya.

    Karena itu, pihaknya segera melakukan langkah konkrit untuk menanggulangi bencana banjir yang kerap mengepung perkotaan di daerah yang dipimpinnya. “Salah satu upaya yang akan kita lakukan, yakni dengan cara melakukan perluasan anak sungai yang kita harapkan dapat membantu mengurangi dampak banjir di Pamekasan,” pungkasnya.

    Berdasar data BPBD Pamekasan, titik banjir menyebar di 9 desa/kelurahan yang tersebar di dua kecamatan berbeda di wilayah setempat. Meliputi kecamatan Pademawu, tersebar di 3 desa/kelurahan, yakni Desa Lemper, Desa Sumedangan, serta Kelurahan Barurambat Timur.

    Sementara Kecamatan Pamekasan, tersebar di enam desa/kelurahan berbeda yang menjadi pusat banjir. Meliputi meliputi 1 Desa, yakni Desa Laden, serta lima Kelurahan berbeda, masing-masing Kelurahan Barurambat Kota (Barkot), Jungcangcang, Kangenan, Patemon, dan Parteker. [pin/aje]

  • Libur Panjang Waisak, Ribuan Wisatawan Serbu Destinasi Wisata Banyuwangi

    Libur Panjang Waisak, Ribuan Wisatawan Serbu Destinasi Wisata Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Momen libur panjang Waisak yang berlangsung sejak Sabtu hingga Selasa (13/5/2025) menjadi berkah bagi sektor pariwisata Banyuwangi. Ribuan wisatawan dari berbagai daerah memadati berbagai destinasi wisata di kabupaten paling timur Pulau Jawa ini. Sejumlah hotel dan homestay bahkan dilaporkan penuh selama empat hari masa liburan.

    “Alhamdulillah libur panjang Waisak menjadi berkah bagi Banyuwangi. Kami monitor sebagian besar destinasi wisata kebanjiran pengunjung,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Senin (12/5/2025).

    Bupati Ipuk mengungkapkan, peningkatan jumlah wisatawan terjadi di hampir seluruh destinasi unggulan dan wisata buatan yang dikelola pemerintah maupun swasta. Ia menambahkan bahwa banyak penginapan dan hotel yang mengalami keterisian penuh.

    “Selain destinasi wisata, kami juga menerima laporan bahwa hotel-hotel juga kebanjiran tamu. Banyak yang full booking. Kami terus meminta para pelaku dan pengelola wisata untuk memberikan pelayanan yang terbaik,” lanjutnya.

    Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Taufik Rohman, menyebutkan Pulau Bedil di perairan Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran sebagai salah satu destinasi baru yang mencuri perhatian selama libur panjang ini. Pulau Bedil menawarkan pesona alam bahari yang memukau dengan panorama pulau-pulau kecil yang mengelilinginya.

    “Berbagai aktivitas bisa dilakukan, mulai dari berenang di area laguna yang relatif tenang, snorkeling mengintip biota bawah air, hingga sekadar bersantai menikmati pemandangan langsung ke arah Samudera Hindia yang indah,” terang Taufik.

    Tak hanya Pulau Bedil, sejumlah destinasi lain juga mencatat lonjakan pengunjung yang signifikan. Hutan de Djawatan di Kecamatan Cluring, misalnya, mencatat 3.600 pengunjung hanya pada hari Minggu, angka yang naik lebih dari tiga kali lipat dari hari biasa.

    Sementara Pantai Pulau Merah dan Pantai Grand Watudodol masing-masing dikunjungi lebih dari 2.000 wisatawan. Taman Wisata Alam Gunung Ijen juga mencatat kunjungan sekitar 1.800 orang. Pantai Mustika menerima sekitar 1.100 pengunjung, dan Pantai Cacalan dikunjungi lebih dari 1.600 wisatawan.

    “Itu adalah sebagian dari destinasi yang sistem pengunjungnya terintegrasi ke kami. Destinasi-destinasi lainnya, dari pantauan kami, juga mengalami peningkatan kunjungan yang signifikan,” tambah Taufik.

    Ia memperkirakan lonjakan kunjungan wisatawan akan terus berlangsung hingga akhir masa libur panjang. “Kemungkinan hingga hari Selasa pengunjung akan ramai,” ujarnya.

    Meningkatnya kunjungan wisata juga tercermin dari tingkat okupansi hotel dan homestay yang mencapai seratus persen. Hilman Thonthowi, Asisten Marcomm Manager Aston Banyuwangi, menyatakan bahwa seluruh kamar di hotel tempatnya bekerja sudah dipesan sejak Jumat. “Untuk kamar banyak yang full. Rata-rata dari luar kota. Mulai berdatangan hari Jumat,” pungkas Hilman.

    Fenomena ini menjadi indikasi positif kebangkitan pariwisata Banyuwangi pascapandemi serta menunjukkan tingginya minat wisatawan terhadap destinasi-destinasi alam dan budaya yang ditawarkan daerah ini. [alr/suf]

  • Gunung Semeru Erupsi, Abu Vulkanik Membumbung 1Km ke Langit Lumajang

    Gunung Semeru Erupsi, Abu Vulkanik Membumbung 1Km ke Langit Lumajang

    Lumajang (beritajatim.com) – Malam itu, langit di atas Kabupaten Lumajang kembali diselimuti debu vulkanik.

    Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, meletus pada Senin malam, 12 Mei 2025 pukul 21.52 WIB, memuntahkan kolom abu setinggi 1.000 meter dari puncaknya.

    Erupsi ini bukan hanya sekadar fenomena alam—bagi warga di lereng gunung, dentuman itu adalah alarm waspada.

    Di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, Gufron Alwi mencatat aktivitas tersebut dengan cermat. Ia menyampaikan bahwa letusan terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 116 detik.

    “Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 21.52 WIB, dengan tinggi kolom letusan teramati mencapai 1.000 meter. Kolom abu berwarna putih hingga kelabu condong ke arah barat daya,” ujar Gufron dalam keterangan tertulis.

    Meski tidak menimbulkan korban maupun kerusakan, otoritas tetap mengingatkan warga untuk siaga. Kepala Bidang Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono, menegaskan bahwa aktivitas masyarakat masih dibatasi hingga 13 kilometer di sepanjang Besuk Kobokan, terutama pada sektor tenggara.

    “Pembatasan ini bukan tanpa alasan. Masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berisiko terlanda awan panas dan aliran lahar,” jelasnya.

    Hingga kini, status Gunung Semeru masih berada di level II atau waspada, yang berarti potensi bahaya tetap ada, terutama saat cuaca buruk. Awan panas guguran, guguran lava pijar, hingga banjir lahar menjadi ancaman nyata di kawasan hulu sungai yang berhulu di puncak Semeru.

    “Kita harus tetap waspada terhadap potensi guguran material dan lahar, terutama saat hujan deras mengguyur kawasan puncak,” tutur Yudhi lagi.

    Dengan kondisi ini, pihak berwenang terus mengimbau masyarakat untuk mematuhi rekomendasi dan tidak beraktivitas di zona bahaya. Gunung Semeru, meski menawan, kembali menunjukkan bahwa ia adalah kekuatan alam yang tak bisa diprediksi sepenuhnya. (ted)

  • Banjir Melanda 9 Desa di Pamekasan: Ribuan Warga Terdampak, Fasilitas Umum Terendam

    Banjir Melanda 9 Desa di Pamekasan: Ribuan Warga Terdampak, Fasilitas Umum Terendam

    Pamekasan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pamekasan pada Senin (12/5/2025), menyebabkan banjir meluas hingga ke sembilan desa/kelurahan yang tersebar di dua kecamatan. Dua kecamatan yang terdampak meliputi Pademawu dan Pamekasan (kota), dengan total ribuan warga dan sejumlah fasilitas umum terkena dampak.

    “Update terakhir, titik banjir melanda 9 desa/kelurahan di Pamekasan. Meliputi 3 desa/kelurahan di kecamatan Pademawu, serta 6 desa/kelurahan di Kecamatan Kota (Pamekasan),” ujar Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir.

    Di Kecamatan Pademawu, banjir tercatat melanda Desa Lemper, Desa Sumedangan, dan Kelurahan Barurambat Timur. Di Desa Lemper, Dusun Laok menjadi titik paling terdampak, dengan 63 kepala keluarga (KK), dua tempat ibadah, satu fasilitas pendidikan, dan empat lokasi pemakaman umum tergenang air.

    Desa Sumedangan mengalami dampak terparah di Dusun Parseh, terutama pada RT 3 dan RT 4 RW 3. Banjir di wilayah ini berdampak pada 254 KK atau sekitar 800 jiwa. Sementara itu, di Kelurahan Barurambat Timur, kawasan Genteng, termasuk Jl Jokotole dan sejumlah gang sempit, ikut terendam dan memengaruhi 46 KK.

    Sementara di Kecamatan Pamekasan (kota), Desa Laden menjadi salah satu titik paling terdampak, dengan 215 KK terendam banjir hingga setinggi 50 cm. Lokasi terdampak meliputi Jl Raya Jalmak dan Kantor Laboratorium Pertanian Jawa Timur.

    Lima kelurahan di wilayah kota yang juga terendam meliputi Kelurahan Barurambat Kota (Barkot), Jungcangcang, Kangenan, Patemon, dan Parteker. Di Barkot, banjir berdampak pada 57 KK yang tinggal di Jl Jagalan, Jl Jingga, dan Jl Trunojoyo Gang 1.

    Di Kelurahan Jungcangcang, lebih dari 340 KK terdampak. Banjir juga merendam fasilitas umum seperti Kantor Pajak, SDN Jungcangcang 3 dan 5, SMPN 1 Pamekasan, dua tempat ibadah, serta Pesantren Darussalam. Di Kangenan, sekitar 430 jiwa dari 160 KK terdampak.

    Kelurahan Patemon melaporkan 239 KK terdampak. Genangan air juga ditemukan di SMA 1 Muhammadiyah Pamekasan, SDN Patemon 2, Kantor Kelurahan, dan dua tempat ibadah. Sedangkan di Kelurahan Parteker, 147 KK terdampak, termasuk fasilitas umum seperti Jl Cokroatmodjo dan lingkungan sekitar Kantor Kelurahan.

    BPBD Pamekasan telah mengambil langkah cepat sebagai respons atas bencana ini. “Upaya yang kita lakukan di antaranya menuju titik banjir untuk melakukan assessment dan evakuasi warga terdampak,” terang Akhmad Dhofir.

    Selain itu, pihaknya juga telah mendistribusikan bantuan darurat. “Termasuk juga memberikan bantuan berupa nasi bungkus, penyerahan bantuan alat bersih-bersih pasca banjir, bantuan makanan siap saji hingga melaporkan kejadian kepada pimpinan maupun instansi terkait,” imbuhnya.

    Hingga saat ini, air mulai surut di beberapa wilayah terdampak. “Untuk saat ini, Alhamdulillah air sudah mulai perlahan surut, dan semoga segera surut,” tutup Akhmad Dhofir. [pin/suf]

  • Tiga Bocah Hanyut Saat Mandi di Sungai Andong Ngawi, Satu Masih Hilang

    Tiga Bocah Hanyut Saat Mandi di Sungai Andong Ngawi, Satu Masih Hilang

    Magetan (beritajatim.com) – Tiga orang anak dilaporkan hanyut saat mandi di Dam Sungai Andong setelah diterjang banjir bandang kiriman dari lereng Gunung Lawu di Desa Teguhan, Paron, Ngawi, pada Senin, (12/5/2025), sekitar pukul 14.30 WIB. Ketiganya adalah Rifky Nur Hidayat (14), Asyraf Khairul Azam (13), dan Dimas Subuh Pamungkas (11), yang seluruhnya merupakan warga setempat.

    Dua korban, Dimas Subuh Pamungkas dan Asyraf Khairul Azam, berhasil selamat setelah sempat terseret arus sejauh sekitar 300 meter. Keduanya sempat berteriak minta tolong sebelum akhirnya ditolong oleh warga sekitar.

    Dimas, pelajar kelas 4 SD Negeri Teguhan, berhasil diselamatkan langsung oleh kakeknya, Simun (65), sementara Asyraf, pelajar kelas 6 di sekolah yang sama, berhasil keluar dari arus setelah mendapat arahan dari warga yang menolong.

    “Saya mendengar teriakan anak minta tolong. Saya datang, berhasil selamatkan cucu saya dan rekannya berhasil keluar sungai setelah diarahkan warga. Sementara satu korban lainnya hilang hingga sekarang. Banjir datang kiriman dari pegunungan,” ujar Simun, kakek Dimas.

    Korban yang hingga kini masih dinyatakan hilang adalah Rifky Nur Hidayat, pelajar kelas 7 SMP di Paron, yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Sarwono (44) dan Siti Kholifah (38), warga Desa Teguhan.

    “Awalnya ketiganya mandi, terus diterjang banjir yang datang tiba-tiba lalu hanyut. Dua selamat, satu hilang. Banjir air dari pegunungan,” ungkap Supriyono, Kepala Desa Teguhan.

    Petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dan relawan segera melakukan pencarian terhadap Rifky. Polisi juga meminta keterangan dari dua bocah yang selamat untuk mendalami kronologi kejadian. Hingga menjelang petang, Rifky belum juga ditemukan dan pencarian masih terus dilakukan. [fiq/suf]

  • Waspada, Cuaca Ekstrem Landa Jawa Timur Termasuk Kabupaten Mojokerto Mulai 10-17 Mei 2025

    Waspada, Cuaca Ekstrem Landa Jawa Timur Termasuk Kabupaten Mojokerto Mulai 10-17 Mei 2025

    Mojokerto (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juanda mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Jawa Timur selama periode 10 hingga 17 Mei 2025. Dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, cuaca ekstrem dipredikasi melanda 13 Kabupaten/Kota.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, dari rilis BMKG Juanda, sebanyak 13 Kabupaten/Kota tersebut terdiri dari 12 kabupaten dan satu kota. “Salah satunya yakni Kabupaten Mojokerto,” ungkapnya, Senin (12/5/2025).

    Meski sebagian besar wilayah sudah memasuki musim kemarau, namun sejumlah daerah masih berpotensi mengalami hujan lebat disertai petir, angin kencang, hingga puting beliung. BMKG Juanda memprediksi jika kondisi tersebut disebabkan oleh dinamika atmosfer yang cukup kompleks.

    “BMKG mencatat adanya pola konvergensi di wilayah Jawa Timur yang diperkuat oleh gangguan gelombang Equatorial Rossby, gelombang Kelvin, dan gelombang Low yang akan melintas dalam sepekan ke depan. Fenomena ini memicu peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan intens,” katanya.

    [irp posts=”1310274″ ]

    Atmosfer di wilayah Jawa Timur saat ini masih cukup labil dan lembap dari lapisan bawah hingga atas, yang sangat mendukung pembentukan awan Cumulonimbus secara signifikan. BMKG Juanda menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

    “Seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, dan pohon tumbang. Masyarakat juga diminta untuk tidak memaksakan perjalanan ketika cuaca ekstrem berlangsung dan selalu mengutamakan keselamatan, menghindari bepergian ke gunung dan menghindari berteduh di bawah pohon,” ujarnya.

    Cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Jawa Timur tersebut diperkirakan akan terjadi selama periode 10 hingga 17 Mei 2025. Masyarakat dapat memantau kondisi cuaca terkini melalui citra radar cuaca WOFI di https://stamet-juanda.bmkg.go.id/radar/ serta informasi peringatan dini 3 harian dan 2–3 jam ke depan. [tin]

    Wilayah yang Berpotensi Terkena Cuaca Ekstrem :

    1. Kabupaten Banyuwangi
    2. Kabupaten Nganjuk
    3. Kabupaten Jombang
    4. Kabupaten Mojokerto
    5. Kabupaten Pasuruan
    6. Kota Batu
    7. Kabupaten Malang
    8. Kabupaten Bondowoso
    9. Kabupaten Jember
    10. Kabupaten Blitar
    11. Kabupaten Kediri
    12. Kabupaten Ponorogo
    13. Kabupaten Lumajang

    [aje]