Topik: Banjir

  • Banjir Sumenep Meluas, Anggota DPRD Duga Akibat Maraknya Galian C

    Banjir Sumenep Meluas, Anggota DPRD Duga Akibat Maraknya Galian C

    Sumenep (beritajatim.com) – Banjir yang terjadi di sejumlah daerah di wilayah Sumenep pada Selasa (13/05/2025) dinilai perlu penanganan serius dari hulu ke hilir.

    “Situasi ini sudah masuk kategori darurat banjir, mengingat arus yang cukup deras di beberapa titik dan itu berisiko membahayakan masyarakat,” kata Anggota Komisi III DPRD Sumenep, Akhmadi Yasid.

    Menurutnya, wilayah yang terkena banjir di Sumenep saat ini semakin meluas. Tidak hanya di Jl. Trunojoyo, dan Jl. Dr Cipto, tetapi sudah meluas ke wilayah penyangga seperti Kebonagung, Batuan, Babbalan, hingga Patean.

    “Karena itu, penanganan tidak bisa lagi bersifat parsial dan hanya berfokus pada saluran air tersumbat di wilayah hilir. Masalah utama justru terletak di hulu, yakni pada buruknya tata kelola lingkungan dan maraknya tambang galian C ilegal, terutama di kawasan Batuan yang sebelumnya tidak pernah banjir,” ungkap politisi PKB ini.

    Menurutnya, daerah resapan di Batuan terus menyusut akibat tambang ilegal. Saat ini, air hujan yang seharusnya meresap, langsung berubah menjadi arus deras yang menyebabkan banjir parah di hilir.

    Yasid mendesak Pemerintah Kabupaten Sumenep segera mengambil langkah tegas dan menyeluruh. Penanganan banjir harus mencakup penertiban tambang ilegal dan pemulihan kawasan resapan air di wilayah hulu dan penataan ulang sistem drainase dan saluran air di kawasan perkotaan.

    Selain itu, perlu pendekatan darurat bencana dalam merespons banjir, termasuk koordinasi lintas sektor dan edukasi masyarakat.

    “Tanpa langkah konkret dan terintegrasi dari hulu ke hilir, banjir di Sumenep akan terus berulang dan bisa memakan korban. Ini jangan sampai terjadi,” tandasnya. (tem/ian)

  • Tanggul Jebol, Air Meluap Genangi Puluhan Rumah Warga Kebun Agung Sumenep

    Tanggul Jebol, Air Meluap Genangi Puluhan Rumah Warga Kebun Agung Sumenep

    Sumenep (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur Sumenep pada Selasa (13/05/2025) menyebabkan jebolnya tanggul di sisi barat atau di belakang kantor UPT Pengairan. Akibatnya, puluhan rumah di RT 1, 2, 3, 10, dan 11 terendam air. Ketinggian air di sejumlah lokasi ada yang mencapai pinggang orang dewasa.

    Kepala Desa Kebunagung, Bustanul Affa mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan pada warga agar siaga banjir, mengingat hujan turun terus menerus setiap hari. Diperparah dengan hari ini, hujan turun sangat deras, sehingga debit air naik dan tanggul tidak kuat menahan.

    “Tanggul ini memang kurang tinggi. Jadi ketika hujan deras terus menerus, debit air sungai naik, dan tanggul jebol. Akibatnya rumah warga di sekitar sungai Kebun Agung ini pun terendam banjir,” katanya.

    Selain rumah warga di Kebun Agung, banjir juga terjadi di wilayah Perumahan Batuan. Air mengalir deras seperti air bah, melewati jalan-jalan di pintu masuk blok I. Di beberapa blok lain, air juga menggenangi jalan setinggi betis orang dewasa. Akibatnya, banyak kendaraan roda dua maupun roda empat mogok dan harus dibantu didorong warga.

    Di kawasan kota Sumenep, banjir juga terjadi di wilayah Kelurahan Pajagalan. Puluhan rumah warga tergenang air setinggi mata kaki orang dewasa.

    “Biasanya tidak pernah sampai masuk rumah seperti ini banjirnya. Paling hanya menggenang di jalan dan garasi. Hari ini lumayan parah, sampai masuk rumah. Semoga segera surut,” ucap salah satu warga setempat, Aprilia. (tem/ian)

  • RSUD Sumenep Kebanjiran, Keluarga Pasien Sibuk Kuras Ruang Rawat Inap

    RSUD Sumenep Kebanjiran, Keluarga Pasien Sibuk Kuras Ruang Rawat Inap

    Sumenep (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur Sumenep selama beberapa hari, menyebabkan sejumlah daerah mulai tergenang air. Puncaknya saat hujan deras pada Selasa (13/05/2025). Sejumlah kawasan mulai banjir, termasuk RSUD dr H. Moh. Anwar Sumenep.

    Banjir di rumah sakit plat merah itu terjadi mulai parkiran hingga ruang rawat inap di Paviliun. Akibatnya, keluarga pasien pun disibukkan dengan kegiatan menguras air yang masuk ke ruang kamar inap. Ketinggian air sekitar 30 cm.

    Mereka menguras air dengan alat seadanya, seperti baskom plastik, sapu, juga kain pel. Mereka membuang air yang menggenang di dalam kamar ke selokan.

    “Ya terpaksa kami harus menguras sendiri. Mau gimana lagi. Wong ini sudah berjam-jam belum surut. Kasihan ibu saya, khawatir tambah sakit kalau melihat air masuk ke kamar rawat inap ini,” kata Asik, salah satu keluarga pasien rawat inap di RSUD dr H. Moh. Anwar Sumenep.

    Ia mengaku tidak habis pikir, bagaimana bisa ruang rawat inap kelas VIP juga ikut kebanjiran. Padahal dirinya memilih paviliun untuk ibunya yang sedang dirawat, agar bisa mendapatkan fasilitas lebih baik.

    “Ternyata meski di pavilliun ya kebanjiran juga. Sepertinya di rumah sakit ini memang langganan banjir. Mungkin drainase-nya kurang bagus,” ujarnya.

    Hingga saat ini belum ada tanggapan dari pihak RSUD dr H. Moh. Anwar terkait banjir yang masuk ke ruang rawat inap pasien. (tem/ian)

  • Diguyur hujan, 14 RT di Jakbar dan Jaksel terendam banjir

    Diguyur hujan, 14 RT di Jakbar dan Jaksel terendam banjir

    Jakarta (ANTARA) – Hujan yang mengguyur sejumlah wilayah DKI Jakarta menyebabkan 14 rukun tetangga (RT) di Jakarta Barat dan Jakarta Selatan terendam banjir, pada Selasa.

    “Hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta menyebabkan kenaikan Pos Angke Hulu menjadi siaga 3 atau waspada. Pada pukul 20.00 WIB terjadi beberapa genangan,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, data hingga pukul 21.00 WIB terjadi banjir di 14 RT dan tiga ruas jalan yang berada di Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan.

    Di Jakarta Barat terdapat dua RT yang terendam banjir, yakni satu RT di Kelurahan Meruya Utara dengan ketinggian air mencapai satu meter, dan satu RT di Kelurahan Srengseng dengan ketinggian air 40 sentimeter (cm).

    Sementara itu, di Jakarta Selatan terdapat 12 RT yang terdiri dari sembilan RT di Kelurahan Kuningan Barat dengan ketinggian air 30-80 cm dan tiga RT di Kelurahan Cilandak Timur dengan ketinggian air 35-100 cm.

    Selain menyebabkan 14 RT terendam banjir, kata Yohan, air juga menggenang tiga ruas jalan yang terdiri dari Jalan Kemang Utara IX, Kelurahan Bangka, Jakarta Selatan dengan ketinggian air 40 cm.

    Kemudian, Jalan Pondok Karya, Kelurahan Pela Mampang dengan ketinggian air 60 cm, dan Jalan Benda Bawah Raya, Kelurahan Benda Bawah Raya, Jakarta Selatan dengan ketinggian 40 cm.

    “Penyebab banjir yang terjadi itu dikarenakan curah hujan tinggi dan meluapnya sejumlah kali,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Hujan Guyur Pamekasan, Genangan Mulai Banjiri 4 Titik

    Hujan Guyur Pamekasan, Genangan Mulai Banjiri 4 Titik

    Pamekasan (beritajatim.com) – Intensitas hujan yang melanda wilayah Pamekasan, dan sekitarnya, mengakibatkan genangan yang membanjiri beberapa titik di wilayah perkotaan Pamekasan, Selasa (13/5/2025) malam.

    Setidaknya terdapat empat titik berbeda di wilayah Kecamatan Pamekasan (Kota), mulai digenangi banjir. Di antaranya di Kelurahan Barurambat Kota (Barkot), Jungcangcang dan Patemon.

    “Untuk titik genangan saat ini tersebar di beberapa titik berbeda, di antaranya di Jl Ghazali dan Jl Sinhaji, Kelurahan Jungcangcang, Jl Jagalan, Kelurahan Barkot, dan wilayah Patemon barat sungai, Kelurahan Patemon,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi.

    Saat ini, sejumlah personil gabungan dari berbagai unsur di Pamekasan, mulai dari BPBD, relawan hingga unsur instansi terkait, mulai siaga di berbagai titik potensi banjir di wilayah setempat.

    “Saat ini kita juga sudah mulai kembali siagakan personil di beberapa titik, guna meninjau perkembangan genangan yang mulai membanjiri pemukiman warga,” sambung pria yang akrab disapa Dhofir.

    Sebelumnya Wakil Bupati Pamekasan, Sukriyanto mengimbau sekaligus mengingatkan masyarakat khususnya yang berada di dekat titik rawan (banjir) agar waspada. “Tentu kami sangat berharap mudah-mudahan air segera surut, dan kami tetap meminta masyarakat agar selalu waspada,” pintanya.

    “Tidak kalah penting bagi seluruh personil BPBD maupun relawan, agar tetap semangat memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Selalu jaga kesehatan, pantau terus dan selalu siaga,” pungkasnya.

    Berdasar data BPBD Pamekasan, per pukul 21:05 WIB. Titik banjir mulai memasuki beberapa titik di Pamekasan. Meliputi Kelurahan Barkot, tepatnya di Jl Jagalan dengan ketinggian air sekitar 20 cm dan menggenangi halaman rumah warga.

    Kelurahan Jungcangcang, terjadi di Jl Ghazali dengan ketinggian air sekitar 20 cm, serta di Jl Sinhaji dengan ketinggian air sekitar 30 cm. Sedangkan di Kelurahan Patemon, tepatnya di barat sungai ketinggian air mencapai 30 cm dan menggenangi halaman rumah warga. [pin/ian]

  • Hama Wereng dan Tikus Serang 3 Kecamatan, Serapan Pupuk di Bondowoso Terhambat

    Hama Wereng dan Tikus Serang 3 Kecamatan, Serapan Pupuk di Bondowoso Terhambat

    Bondowoso (beritajatim.com) – Serangan hama wereng coklat dan tikus menyerang lahan pertanian di tiga kecamatan di Kabupaten Bondowoso.

    Ketiga kecamatan itu di antaranya Tenggarang, Wonosari, dan Kecamatan Bondowoso. Luas serangan mencapai sekitar 7,5 hektare.

    Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Bondowoso, Hendri Widotono, menyampaikan bahwa serangan hama terjadi secara sporadis dan belum bersifat masif.

    “Kalau di Desa Sukowiryo, Kecamatan Bondowoso, sekitar 2 hektare. Tapi masih taraf 5 persen, belum sampai yang mendasar,” ujarnya pada BeritaJatim.com, Selasa (13/5/2025).

    Meski demikian, langkah pengendalian cepat sudah dilakukan oleh petugas lapangan. “Kalau terlambat bisa fatal. Tapi ini gejala awal, langsung kita ambil gerakan,” tambah Hendri.

    Serangan hama tersebut turut mempengaruhi rendahnya serapan pupuk bersubsidi di Bondowoso. Hingga akhir April 2025, dari alokasi 32 ribu ton pupuk Urea, baru tersalurkan sekitar 10 ribu ton atau 31 persen.

    Sementara pupuk NPK dari alokasi 22 ribu ton baru tersalurkan sekitar 10 ribu ton atau 36 persen.

    “Memang ada beberapa kendala yang menyebabkan serapan pupuk rendah,” ujar Sri Purwanto, Manajer Penjualan PT Pupuk Indonesia Wilayah Jawa Timur, dalam forum serap aspirasi pengecer pupuk di Hotel Ijen View.

    Selain hama, tingginya curah hujan beberapa waktu lalu menyebabkan banjir di sejumlah lahan pertanian, sehingga petani menunda aktivitas tanam dan pemupukan.

    Meski demikian, PT Pupuk Indonesia menargetkan penyaluran pupuk bersubsidi bisa mencapai 40 persen pada Mei 2025.

    Sri Purwanto menegaskan bahwa distribusi pupuk dilakukan melalui jalur resmi dan berbasis aplikasi T-Pubers, dengan data petani berdasarkan nama dan NIK. “Sejauh ini di Bondowoso tidak ditemukan kesalahan data hingga April,” katanya.

    Dalam forum tersebut, sejumlah pengecer juga mengusulkan kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk untuk menambah margin keuntungan kios. Usulan ini dinilai bisa meminimalisir potensi penyelewengan dan mempercepat distribusi.

    Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan, mendorong pembentukan organisasi baru untuk menjembatani aspirasi pengecer dan pangkalan di lapangan.

    Ia mendeklarasikan Asosiasi Pengecer Pupuk Indonesia (APPI) dan Asosiasi Pangkalan Gas Indonesia (APGI) di tempat yang sama.

    “Ini bukan hanya pertama di Indonesia, tapi juga di dunia,” ungkap Nasim.

    Ia berharap, kehadiran APPI dan APGI menjadi wadah legal yang mampu menyuarakan kebutuhan pengecer dan pangkalan secara nasional, serta menjadi mitra strategis pemerintah pusat dan daerah.

    Nasim juga menyampaikan bahwa kuota pupuk subsidi tahun 2025 untuk wilayahnya mengalami kenaikan, yakni 32 ribu ton Urea dan 22 ribu ton NPK.

    “Tantangannya sekarang bukan di stok, tapi di serapan. Kami harap distribusi lebih baik dan tepat sasaran,” pungkasnya. (awi/ian)

  • Gunung Semeru Berkali-kali Erupsi, Luncurkan Abu Vulkanis Setinggi 700 Meter Hari Ini

    Gunung Semeru Berkali-kali Erupsi, Luncurkan Abu Vulkanis Setinggi 700 Meter Hari Ini

    Lumajang (beritajatim.com) – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur masih sering dilaporkan mengalami erupsi. Terbaru, erupsi yang membentuk kolom abu setinggi 700 meter kembali dimuntahkan dari kawah Jonggring Saloko, Selasa (13/5/2025).

    Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang melaporkan, erupsi terjadi pada pukul 17.44 WIB. Erupsi itu membentuk kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.

    “Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Selasa, 13 Mei 2025 pukul 17.44 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 700 meter di atas puncak,” papar Petugas PPGA Semeru, Liswanto dalam keterangan tertulisnya.

    Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Yudhi Cahyono menjelaskan, aktivitas vulkanik Gunung Semeru berupa erupsi masih tergolong fluktuatif.

    Akibatnya, aktivitas masyarakat masih harus dibatasi di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga sejauh delapan kilometer dari pusat erupsi.

    Selain itu, masyarakat juga direkomendasikan untuk tidak melakukan aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan.

    “Inikan aktivitas vulkanis masih fluktuatif, jadi ada batas yang harus dijaga agar tidak terlanda dampak erupsi yang berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak,” terangnya, Selasa (13/5/2025).

    Meski status aktivitas Gunung Semeru masih berada di level II (waspada), masyarakat masih direkomendasikan untuk membatasi jarak aktivitas dengan menjauhi daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di Gunung Semeru saat cuaca buruk.

    Pembatasan jarak bertujuan untuk mengantisipasi dan mewaspadai potensi munculnya awan panas dan guguran lava. Selain itu dikhawatirkan juga bisa berdampak terlanda banjir lahar Gunung Semeru yang muncul saat cuaca buruk.

    “Intinya tetap harus waspada terhadap potensi bencana dari Gunung Semeru seperti awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru,” ungkap Yudhi Cahyono. (has/ian)

  • Waspada! Malam Ini Pamekasan Kembali Siaga Banjir

    Waspada! Malam Ini Pamekasan Kembali Siaga Banjir

    Pamekasan (beritajatim.com) – Intensitas hujan deras yang melanda wilayah Pamekasan, dan sekitarnya mengakibatkan aliran sungai di wilayah perkotaan kembali berstatus waspada banjir, Selasa (13/5/2025).

    Informasi yang dihimpun beritajatim.com, update tinggi air di tiga dam berbeda per pukul 19:00 WIB kembali naik seiring dengan tingginya curah hujan di wilayah setempat. Dam Samiran mencapai ketinggian 130 cm, Dam Klampar setinggi 54 cm, dan Dam Blumbungan setinggi 32 cm.

    “Untuk saat ini, status sungai kembali waspada. Sekalipun kondisi air laut di Desa Majungan, Pademawu, sedang surut,” kata Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akmad Dhofir Rosidi.

    Selain itu pihaknya menyampaikan jika saat ini luapan sudah mulai membanjiri beberapa titik di Pamekasan. “Untuk sementara sejumlah titik di Kelurahan Patemon, luapan sungai mulai membanjiri pemukiman warga,” ungkapnya.

    “Maka dari itu, kami kembali mengimbau kepada masyarakat khususnya yang berada di dekat titik rawan (banjir) agar selalu waspada. Tapi kami berharap mudah-mudahan air segera surut,” pungkasnya.

    Berdasar pantauan beritajatim.com, sejumlah personil dari BPBD Pamekasan hingga sejumlah relawan mulai kembali siaga di berbagai titik di Pamekasan, beberapa di antaranya menyebar di area Jl Trunojoyo Pamekasan. [pin/ian]

  • Banjir Lahar Gunung Semeru Isolasi Warga Dusun Sumberlangsep Lumajang

    Banjir Lahar Gunung Semeru Isolasi Warga Dusun Sumberlangsep Lumajang

    Lumajang (beritajatim.com) – Banjir lahar dingin Gunung Semeru kembali menerjang aliran Sungai Regoyo di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (13/5/2025) sore. Fenomena ini terjadi akibat tingginya curah hujan yang mengguyur kawasan sekitar gunung berapi paling aktif di Pulau Jawa tersebut.

    Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat aktivitas banjir lahar ini melalui seismograf dengan amplitudo maksimal mencapai 36 milimeter pada pukul 14.00 WIB. Akibatnya, akses menuju Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, kembali terputus dan membuat warga yang tinggal di wilayah itu terisolir.

    Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Yudhi Cahyono, menyebutkan sebanyak 130 kepala keluarga (KK) terdampak langsung oleh kondisi ini. Ia mengungkapkan bahwa banjir lahar yang menerjang kali ini memiliki intensitas cukup besar.

    “Ini memang banjirnya cukup besar, biasanya memang kawasan Dusun Sumberlangsep hampir selalu terisolir kalau banjir laharnya datang,” terangnya ketika dikonfirmasi, Selasa (13/5/2025) sore.

    Saat ini, BPBD Lumajang bersama tim gabungan tengah melakukan asesmen di dua titik lokasi terdampak. Selain Dusun Sumberlangsep, asesmen juga dilakukan di blok Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, yang diduga mengalami kerusakan tanggul akibat terjangan banjir.

    “Untuk dampak masih dilakukan asesmen di dua titik, di Dusun Sumberlangsep karena sering terisolir. Sedangkan satu titik lagi ini ada di kampung renteng Desa Sumberwuluh karena ada tanggul yang rusak. Ini kita pastikan dulu apa ada dampaknya,” tambahnya.

    BPBD mengimbau seluruh warga yang beraktivitas di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) yang dilalui lahar Gunung Semeru untuk waspada dan sementara waktu menghentikan seluruh aktivitas, terutama saat hujan masih berlangsung.

    “Harus terus waspada, jadi warga yang beraktivitas di sekitar laharan baik penambang atau yang tinggal di sekitar daerah aliran untuk mencari tempat aman terlebih dahulu,” ungkapnya.

    Meningkatnya potensi bencana akibat banjir lahar dingin menjadi pengingat penting bagi warga dan otoritas setempat untuk terus memperkuat mitigasi bencana. Terlebih, wilayah Lumajang merupakan salah satu kawasan yang paling rentan terhadap dampak aktivitas vulkanik Gunung Semeru. [has/suf]

  • Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat 90 Hari Akibat Tanggul Penahan Lahar Semeru Rusak

    Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat 90 Hari Akibat Tanggul Penahan Lahar Semeru Rusak

    Lumajang (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur, resmi menetapkan status tanggap darurat bencana menyusul rusaknya tanggul penahan banjir lahar Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. Penetapan ini tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Lumajang Nomor 100.3.3.2/195/KEP/427.12/2025.

    Masa tanggap darurat bencana ditetapkan berlaku selama 90 hari, terhitung sejak 11 Mei hingga 8 Agustus 2025. Langkah ini diambil untuk mempercepat penanganan darurat, khususnya pada infrastruktur penahan lahar di wilayah aliran Sungai Rejali yang saat ini mengalami kerusakan parah.

    “Telah ditetapkan status tanggap darurat bencana selama 90 hari sejak tanggal 11 Mei sampai dengan 8 Agustus 2025,” kata Bupati Lumajang Indah Amperawati dalam keterangan tertulis yang diterima pada Selasa (13/5/2025).

    Tanggul yang dimaksud mengalami kerusakan hingga sepanjang 500 meter. Kerusakan ini memicu kekhawatiran serius di kalangan warga, terutama mereka yang tinggal di Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh.

    Sekretaris Desa Sumberwuluh, Samsul Arifin, mengungkapkan bahwa tanggul tersebut merupakan penahan utama banjir lahar dari Gunung Semeru. Jika tanggul sampai jebol, maka ancaman bencana terhadap warga akan sangat besar.

    “Ini kalau tanggul sampai jebol ada 246 jiwa warga di Dusun Kebondeli Selatan yang bisa terdampak terjangan banjir lahar. Jadi ini harus segera dilakukan antisipasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.

    Dusun Kebondeli Selatan dihuni oleh 82 kepala keluarga atau sekitar 246 jiwa. Warga di wilayah ini berada dalam posisi rawan karena secara geografis dekat dengan jalur aliran lahar Gunung Semeru.

    Kondisi ini menuntut adanya langkah cepat dan terkoordinasi antara pemerintah daerah, BPBD, dan masyarakat setempat untuk melakukan antisipasi sebelum potensi bencana benar-benar terjadi.

    Penetapan masa tanggap darurat bencana memberikan kewenangan kepada Pemkab Lumajang untuk memobilisasi sumber daya, logistik, serta personel guna mempercepat perbaikan tanggul dan evakuasi jika situasi memburuk.

    Warga diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang guna memastikan keselamatan bersama. [has/suf]