Topik: Banjir

  • Tanggul Sungai Kebunagung Jebol Lagi, Banjir Rendam Rumah Warga Sumenep

    Tanggul Sungai Kebunagung Jebol Lagi, Banjir Rendam Rumah Warga Sumenep

    Sumenep (beritajatim.com) – Tanggul di Kali Anjuk atau Sungai Kebunagung kembali jebol untuk kedua kalinya dan menyebabkan banjir besar yang merendam rumah-rumah warga di sekitar aliran sungai. Ketinggian air bahkan mencapai dada orang dewasa di sejumlah titik.

    “Ini kedua kalinya tanggul itu jebol. Pertama jebol di bulan Januari. Yang kedua kemarin ini. Penyebabnya ya intensitas hujan yang terlalu tinggi,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Sumenep, Eri Susanto, Kamis (15/5/2025).

    Menurut Eri, hujan deras di wilayah utara seperti Kecamatan Ambunten, Guluk-Guluk, dan Dasuk menyebabkan debit air Sungai Kebunagung meningkat drastis. Hal itu membuat tanggul tak mampu menahan luapan air.

    “Jadi tidak hanya hujan di kota yang membuat Sungai Kebunagung meluap. Seperti kemarin, hujan yang intensitasnya tinggi bukan di kota. Di kota kemarin intensitasnya 90 mm. Tapi di daerah utara intensitasnya mencapai 150 mm. Jangankan 150, 120 mm saja sudah meluap dan menyebabkan banjir,” jelasnya.

    Di atas dam Sungai Kebunagung telah terpasang alat pengukur ketinggian air. Eri menjelaskan, jika ketinggian air mencapai angka 90, kawasan selatan seperti Patean sudah masuk tahap waspada. Namun kali ini, air melampaui batas.

    “Kemarin itu jebol di posisi ketinggian air 105. Jadi air melewati batas kemudian meluap hingga ke jalan raya dan menggenangi rumah-rumah warga dari Kebunagung hingga di Patean,” imbuhnya.

    Sebagai langkah cepat, Dinas PU Bina Marga Sumenep telah berkoordinasi dengan Dinas PU Provinsi Jawa Timur untuk segera memperbaiki tanggul yang jebol.

    “Kami harus berkoordinasi dengan Provinsi, karena sungai itu kewenangannya Provinsi. Hari ini informasinya akan mendatangkan alat berat dan besok perbaikan tanggul mulai dikerjakan,” paparnya.

    Eri juga menyoroti kebiasaan sebagian petani yang melubangi tanggul untuk mengalirkan air ke sawah, yang turut melemahkan struktur tanggul.

    “Selama ini yang sering terjadi, petani melubangi tanggul untuk pipa yang akan digunakan mengalirkan air ke sawah miliknya. Nah kalau tanggul sering dilubangi untuk pipa, lama kelamaan tentu berdampak terhadap kekuatan tanggul,” ungkapnya.

    Sebagai informasi, banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Kebunagung pada Selasa (13/05/2025) melanda Desa Patean di Kecamatan Batuan dan Desa Muangan di Kecamatan Saronggi. Jalur utama Sumenep – Pamekasan di Nambakor, Saronggi, sempat ditutup karena ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa dan dialihkan ke jalur Kecamatan Lenteng. [tem/beq]

  • Pasar Pucang Surabaya Langganan Banjir, Fraksi Gerindra Desak PD Pasar Lakukan Intervensi Cepat

    Pasar Pucang Surabaya Langganan Banjir, Fraksi Gerindra Desak PD Pasar Lakukan Intervensi Cepat

    Surabaya (beritajatim.com) – Kondisi saluran air yang tersumbat di kawasan Pasar Pucang Anom Surabaya dikeluhkan para pedagang karena menyebabkan banjir setiap kali hujan turun. Akibatnya, aktivitas jual-beli terganggu dan sebagian pedagang terpaksa menghentikan dagangannya.

    Sekretaris Fraksi Partai Gerindra DPRD Kota Surabaya, Azhar Kahfi, menyampaikan keprihatinannya atas keluhan tersebut. Dia menerima laporan langsung dari perwakilan Aliansi Pedagang Pasar Surya, yang menyebut banjir bahkan sampai merendam area dalam pasar.

    “Kami sangat menyesalkan kondisi ini. Pedagang tidak bisa berjualan dengan baik karena banjir yang terjadi setiap hujan. Ini menyangkut hajat hidup orang banyak, terutama pedagang kecil,” tegas Kahfi di DPRD Surabaya, Kamis (15/5/2025).

    Lokasi titik genangan disebut berada di pintu utama Pasar Pucang, tepat setelah area penjual buah-buahan dan di dekat toko emas Gunung Mas. Bahkan, bocor juga terjadi di bagian teras pasar, memperparah kondisi.

    Menanggapi hal itu, Kahfi mendesak Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya untuk segera melakukan intervensi nyata. Dia menyebut, sebagai pengelola, PD Pasar tak boleh menutup mata atas persoalan yang berulang ini.

    “Kami mendesak PD Pasar segera turun tangan. Ini bukan sekadar masalah teknis, tapi soal kenyamanan dan keberlangsungan ekonomi para pedagang. Jangan tunggu laporan menumpuk baru bertindak,” ujarnya.

    Kahfi juga meminta Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya ikut serta dalam penanganan saluran air yang diduga tersumbat. Menurutnya, kolaborasi lintas instansi dibutuhkan agar masalah ini tidak terus berulang di musim hujan.

    Kahfi menambahkan, Fraksi Gerindra akan ikut mengawal dan memastikan penanganan masalah ini tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga tuntas sampai akar persoalan.

    “Pasar itu jantung ekonomi rakyat. Ketika pasar terganggu, maka ekonomi bawah ikut terganggu. Pemerintah harus cepat dan responsif,” pungkasnya. [asg/ian]

  • Dirjen Kementan Tinjau Jombang, Targetkan 81 Ribu Hektare Tanam Padi

    Dirjen Kementan Tinjau Jombang, Targetkan 81 Ribu Hektare Tanam Padi

    Jombang (beritajatim.com) – Jombang kembali menjadi perhatian utama pemerintah pusat dalam agenda kedaulatan pangan nasional. Pada Rabu (13/5/2025), Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Yudi Sastro, hadir langsung di Pendapa Kabupaten Jombang untuk memastikan realisasi target luas tambah tanam (LTT) nasional, khususnya di wilayah Kabupaten Jombang.

    Kunjungan Dirjen Yudi bersama Penanggung Jawab LTT Jawa Timur, Dr. Rahmat, dan Penanggung Jawab LTT Kabupaten Jombang, Nurul, disambut hangat oleh Bupati Jombang Warsubi, Wakil Bupati Salmanudin Yazid, serta Kepala Dinas Pertanian Muhammad Rony dan jajaran terkait. Pertemuan ini menjadi momentum strategis, bukan hanya seremoni belaka.

    Menurut Rony, Kementerian Pertanian menargetkan Jombang menanam padi seluas 81.251 hektare pada tahun 2025. Namun, capaian tertinggi dalam lima tahun terakhir hanya mencapai 79.000 hektare.

    “Kami akan mengejar target itu dengan meningkatkan indeks pertanaman. Dari satu kali tanam menjadi dua, dari dua menjadi tiga kali tanam setahun. Kami juga manfaatkan program pompanisasi dari pemerintah pusat untuk mengatasi kesulitan air di musim kemarau,” kata Rony.

    Pompanisasi kini menjadi harapan besar bagi petani Jombang, terutama saat musim kering. Bantuan pompa air dari pemerintah pusat diharapkan mampu mendorong petani untuk terus menanam meski curah hujan rendah, mengubah musim paceklik menjadi masa produktif.

    Isu lain yang turut dibahas adalah rencana penarikan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) daerah menjadi bagian dari struktur pusat. Rony memastikan bahwa rencana tersebut tidak menjadi persoalan selama PPL tetap bertugas di Jombang.

    Masalah infrastruktur pertanian juga mendapat sorotan. Banjir musiman di Kecamatan Kesamben akibat saluran air ke Avoor Watudakon telah dilaporkan ke Kementerian PUPR. Bupati Warsubi berharap BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai Brantas_ segera melakukan normalisasi dan pengerukan saluran sebagai solusi jangka pendek.

    Untuk jangka panjang, ia mengusulkan pembangunan waduk di perbatasan Jombang-Mojokerto yang berfungsi menampung air saat hujan dan mendistribusikannya saat musim kering tiba.

    Kunjungan Dirjen Yudi juga menjadi ruang diskusi menyangkut lonjakan produksi gabah nasional. Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan Bulog menyerap hingga 4 juta ton gabah hingga akhir Mei 2025—jumlah terbesar dalam 20 hingga 30 tahun terakhir.

    Namun, keterbatasan kapasitas gudang menjadi tantangan serius. “Pak Presiden memerintahkan pembangunan gudang-gudang sederhana di berbagai daerah. Ini menyambung dengan rencana koperasi Merah Putih yang sedang digagas,” ujar Yudi.

    Bupati Warsubi menegaskan pentingnya keberadaan gudang penyimpanan, mesin pengering, dan alat panen modern seperti combine harvester. “Lumbung itu menyelamatkan hasil panen. Saat panen raya berlebih, bisa disimpan. Saat paceklik, jadi penyambung hidup,” ujarnya mengenang pengalamannya membangun lumbung pangan saat menjabat Kepala Desa (Kades) Mojokrapak Kecamatan Tembelang.

    Jombang saat ini bukan sekadar mengejar target tanam, melainkan sedang membangun fondasi kuat untuk menjadi lumbung pangan nasional yang tangguh, mandiri, dan siap menghadapi krisis. Dari irigasi, pompa air, strategi tanam, hingga pembangunan gudang sederhana—semuanya menjadi bagian dari visi besar ketahanan pangan Indonesia. [suf]

  • Musim Hujan Kota Blitar Dikepung Banjir, Apa Langkah Wali Kota?

    Musim Hujan Kota Blitar Dikepung Banjir, Apa Langkah Wali Kota?

    Blitar (beritajatim.com) – Beberapa hari terakhir, Kota Blitar dikepung banjir. Sejumlah ruas jalan pun selalu jadi langganan banjir saat hujan deras melanda. Bukan hanya itu, Teman Kehati pun ikut terdampak banjir akibat luapan sungai.

    Kondisi ini pun tentu mengganggu aktivitas masyarakat terutama mereka para pengendara. Masyarakat pun meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar segera mencari solusi atas permasalahan banjir yang belakangan ini sering melanda Bumi Bung Karno.

    “Kalau banjir gini terus ya repot mau jalan ke stadion aja harus gantian seperti ini,” ucap Langkah, warga Blitar saat menerjang banjir di jalan Kalibrantas Kota Blitar, Rabu (15/05/2025).

    Wali Kota Blitar yang baru Syauqul Muhibbin pun tidak tutup mata dengan kondisi itu. Pria yang akrab disapa Mas Ibin itu pun meminta kepada dinas terkait untuk mencari solusi atas permasalahan banjir ini.

    Bahkan, Mas Ibin berencana meninjau langsung titik-titik mana yang biasa jadi langganan banjir. Pemetaan akan dilakukan Mas Ibin bersama dinas terkait, dalam waktu dekat ini.

    “Besok hari Jumat saya akan keliling dengan Kadis PU saya akan melihat titik mana yang terjadi penyumbatan dan bagaimana cara mengatasinya,” ucap Mas Ibin.

    Mas Ibin pun tidak akan ragu melakukan normalisasi sungai jika ditemukan penyumbatan yang menyebabkan terjadinya banjir. Wali Kota Blitar itu akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk menghitung biaya yang diperlukan untuk perbaikan saluran termasuk normalisasi sungai jika diperlukan.

    “Itu juga tidak bisa cepat cepat juga, karena anggaran kita juga belum ada kita hitung dulu, sembari kita carikan solusi,” tegasnya.

    Sejauh ini ada sejumlah ruas jalan yang memang selalu jadi langganan banjir salah satunya adalah jalan Kalibrantas serta Anggrek. Kedua jalan itu pun dirasa perlu dilakukan perbaikan saluran air agar tidak jadi langganan banjir setiap hujan datang. (owi/ian)

  • Cek Langsung Titik Banjir, Wali Kota Kediri Mbak Vinanda Turut Angkat Sampah

    Cek Langsung Titik Banjir, Wali Kota Kediri Mbak Vinanda Turut Angkat Sampah

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati turun langsung mengecek banjir yang merendam sejumlah kawasan di Kota Tahu, Rabu sore (14/5/2025). Mbak Vinanda ingin memastikan, kota ini bebas dari masalah yang telah terjadi selama bertahun-tahun tersebut.

    Pertama, Mbak Vinanda melihat kondisi di Jalan Hasanuddin, tepat di depan Perum Perhutani KPH Kediri. Kawasan ini merupakan salah satu titik rawan banjir di Kota Kediri, selain Jalan Pattimura, Joyoboyo dan Diponegoro.

    “Pertama tadi saya melakukan survei di Jalan Hasanudin dan Pattimura. Tadi saya sudah mengarahkan Dinas PUPR untuk segera mengatasi hal ini sehingga ke depan tidak ada lagi banjir,” kata Mbak Vinanda.

    Mbak Vinanda melihat, penyebab banjir ini salah satunya karena sampah yang menyumbat dan memenuhi gorong-gorong, sehingga ketika hujan deras, air sulit meresap.

    Selain daun-daun, Mbak Vinanda menemukan kain yang menutupi salah satu lubang gorong-gorong. Tak canggung, Ketua Harian RSTN Kota Kediri itu langsung mengangkatnya.

    “Tadi saya bersama Dinas PUPR sudah melihat masing-masing gorong-gorong dan memang perlu perbaikan sehingga tidak ada lagi banjir. Memang ada beberapa sampah dan saya juga sampaikan kepada PUPR untuk bisa dibersihkan, PUPR sudah menyampaikan sebelumnya sudah sering dibersihkan, namun memang perlu perbaikan di bagian dalamnya,” jelas Mbak Vinanda.

    Mbak Vinanda pun berharap kesadaran masyarakat dan meminta mereka peduli dengan kebersihan lingkungan. Tidak lagi membuang sampah sembarangan.

    “Sekali lagi tentunya untuk menjaga kebersihan ini harus secara bersama-sama, bukan hanya pemerintah melainkan perlu adanya kesadaran masyarakat. Tadi saya sempat mengangkat kain besar, jangan sampai kain itu dibuang di sembarang tempat, jangan sampai menutupi aliran air masuk,” tegasnya.

    Selain di Hasanuddin, Mbak Vinanda bersama PUPR juga berkeliling ke Kota Kediri. Dia melihat seluruh kawasan rawan, termasuk di daerah Kaliombo.

    “Yang jelas kami akan melakukan perbaikan sehingga tidak ada lagi banjir. Mohon doa dan dukungan masyarakat,” tandasnya. [nm/but]

  • Enam Hektare Sawah di Sumenep Terendam Banjir, Petani Terancam Gagal Panen

    Enam Hektare Sawah di Sumenep Terendam Banjir, Petani Terancam Gagal Panen

    Sumenep (beritajatim.com) – Sedikitnya 6 hektare lahan pertanian di beberapa daerah di wilayah Sumenep terendam banjir. Akibatnya, petani terancam gagal panen.

    “Enam hektare lahan itu masih laporan sementara. Petugas kami masih melakukan pendataan di lapangan, untuk mengetahui berapa banyak lahan pertanian yang terdampak banjir,” kata Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, Rabu (14/05/2025).

    Ia menjelaskan, berdasarkan laporan sementara, dari 6 hektare tersebut, 1 hektare diantaranya tanaman padinya sudah berusia satu minggu. Sedangkan sisanya masih dalam tahap penyemaian. Pendataan lanjutan akan dilakukan di wilayah Kecamatan Batuan, Saronggi, dan Lenteng.

    “Sawah yang tergenang luapan air itu ada yang cepat surut, tapi ada juga yang tergenang sampai dua hari, seperti pengalaman tahun lalu,” ujarnya.

    Menurut Inong, sapaan akrab Chainur Rasyid, Dinasnya fokus pada pemantauan lahan yang sudah memasuki masa panen maupun yang baru saja tanam, agar dapat diketahui tingkat kerusakan dan potensi kerugian yang mungkin ditimbulkan.

    “Tetapi kami berharap dampaknya tidak parah. Mudah-mudahan tanaman para petani masih bisa diselamatkan dan tidak sampai gagal panen,” ucapnya.

    Inong meminta para petani untuk berkoordinasi dengan penyuluh pertanian setempat untuk meminimalisir kerugian yang terjadi akibat banjir.

    Pada Selasa (13/05/2025), sejumlah wilayah di Sumenep terendam banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Patean dan luapan air dari arah Kebonagung menuju Desa Muangan, Kecamatan Saronggi. Jalur utama Sumenep – Pamekasan di Nambakor Saronggi pun sempat ditutup dan dialihkan ke Kecamatan Lenteng, mengingat ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. (tem/but)

  • Warga Desa Patean Sumenep Tak Bisa Memasak, Rumahnya Terendam Banjir

    Warga Desa Patean Sumenep Tak Bisa Memasak, Rumahnya Terendam Banjir

    Sumenep (beritajatim.com) – Puluhan rumah di Desa Patean, Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep Madura masih terendam banjir. Hingga Rabu (14/05/2025), ketinggian air masih selutut orang dewasa.

    Warga setempat mengeluhkan lumpuhnya aktivitas akibat banjir cukup tinggi yang menggenangi mereka. Sebagian besar warga mengaku tidak bisa memasak karena dapur mereka terendam air. Karena itu, warga membutuhkan bantuan makanan.

    Melihat kondisi tersebut, Baznas Sumenep dan MUI Jawa Timur pun langsung bergerak membawa nasi bungkus untuk warga korban banjir yang mengaku lapar karena tidak bisa memasak.

    Wakil Ketua Bidang Penanggulangan Bencana MUI Jatim, Achmad Fauzi Wongsojudo, yang juga menjabat sebagai Bupati Sumenep, menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Baznas untuk segera membantu korban banjir.

    “Saya sudah berkoordinasi dengan Baznas Sumenep untuk turun langsung ke lapangan,” ujarnya.

    Sementara Ketua Baznas Sumenep, Ahmad Rahman mengatakan, pihaknya membawa 125 nasi bungkus untuk warga di Desa Patean yang rumahnya terendam banjir.

    Ia mengaku memilih membagikan nasi bungkus, setelah mendengar warga yang rumahnya terendam air tidak bisa memasak. “Ini bantuan sementara, karena mereka tidak bisa memasak. Karena itu kami mengirimkan nasi bungkus,” terangnya.

    Hingga saat ini, Baznas dan MUI Jatim masih terus berkoordinasi dengan BPBD untuk memperbarui data warga terdampak, mengingat banjir masih menggenangi sejumlah wilayah akibat jebolnya tanggul Sungai Patean dan luapan air dari arah Kebonagung menuju Desa Muangan, Kecamatan Saronggi. (tem/but)

  • DKI targetkan kelanjutan proyek normalisasi Ciliwung pada Juni

    DKI targetkan kelanjutan proyek normalisasi Ciliwung pada Juni

    selama ini memberi kontribusi 40 persen banjir yang ada di Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana melanjutkan proyek normalisasi Sungai Ciliwung pada Juni 2025 guna mengatasi persoalan banjir.

    “Nanti bulan Juni ini kita akan mulai kembali menormalisasi sungai Ciliwung karena selama ini memberi kontribusi 40 persen banjir yang ada di Jakarta,” kata Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung di Jakarta, Rabu.

    Pramono mengatakan normalisasi ini diharapkan bisa menangani banjir yang memang menjadi problem bagi warga Jakarta terutama saat terjadi hujan.

    Selain itu dia juga berharap, persoalan Jakarta lainnya seperti kemacetan, polusi, hingga sampah dapat ditangani secara bertahap.

    Diketahui, proyek normalisasi Ciliwung tersebut sebenarnya sudah dimulai sejak era Gubernur Joko Widodo. Namun perkembangannya hingga kini masih terhambat, terutama terkait pembebasan lahan.

    Program ini terhambat di sejumlah titik akibat penolakan dari warga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai.

    Pemprov Jakarta bertanggung jawab atas penertiban bangunan liar dan pembebasan lahan, sedangkan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) di bawah Kementerian PU menjalankan pekerjaan fisiknya.

    Namun, dari rencana normalisasi sepanjang 33,69 kilometer, hanya sekitar 17,17 kilometer yang telah berhasil diselesaikan.

    Sisa 16,52 kilometer lainnya terhambat karena penolakan warga terkait pembebasan lahan.

    Di bawah kepemimpinan Pramono Anung, Pemprov Jakarta terus berusaha menghidupkan kembali proyek normalisasi Ciliwung dengan pendekatan yang lebih humanis.

    Pramono sempat menyatakan bahwa normalisasi akan tetap berlanjut tanpa melakukan penggusuran.

    Pramono optimis jika pendekatan ini berhasil, potensi banjir di Jakarta dapat ditekan hingga 40 persen.

    Untuk merealisasikan target tersebut, Pemprov Jakarta bekerja sama dengan Kementerian PU dan Kementerian ATR/BPN guna memuluskan proses pembebasan lahan di sepanjang Sungai Ciliwung. Namun proses ini kembali terkendala adanya penolakan warga.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jalur Utama Sumenep–Pamekasan Terendam Banjir, Lalu Lintas Dialihkan Lewat Lenteng

    Jalur Utama Sumenep–Pamekasan Terendam Banjir, Lalu Lintas Dialihkan Lewat Lenteng

    Sumenep (beritajatim.com) – Akses utama Sumenep–Pamekasan terendam banjir akibat hujan deras yang mengguyur selama tiga hari terakhir. Puncak genangan terjadi pada Selasa (13/5/2025) malam, dengan ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Hingga Rabu siang (14/5/2025), genangan air masih setinggi lutut orang dewasa, sehingga kendaraan, terutama sepeda motor, sangat berisiko mogok jika nekat melintas.

    Plt Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S, menjelaskan bahwa arus lalu lintas telah dialihkan melalui Kecamatan Lenteng sejak Selasa malam demi menghindari kecelakaan dan kerusakan kendaraan. “Air meluap cukup cepat karena curah hujan sangat tinggi dan drainase tidak mampu menampung. Situasi ini membahayakan pengguna jalan sehingga kami lakukan pengalihan arus lalu lintas sejak tadi malam,” ujarnya.

    Siang ini, kendaraan roda empat sudah diizinkan melintasi jalur Nambakor secara bergantian dan perlahan. Namun, sepeda motor tetap disarankan menggunakan jalur alternatif. Beberapa motor yang nekat menerobos banjir dilaporkan mogok akibat kemasukan air.

    Kapolres Sumenep, AKBP Rivanda, bersama puluhan personel turun langsung ke lokasi membantu pengaturan lalu lintas dan evakuasi kendaraan. “Beberapa sepeda motor mogok karena kemasukan air. Kami bantu evakuasi ke tempat aman, sementara untuk kendaraan yang terjebak dibantu dengan truk derek,” terang Widiarti.

    Antrean kendaraan pun tak terhindarkan di kedua arah, namun petugas tetap siaga mengatur lalu lintas dan memberikan imbauan keselamatan. “Warga kami imbau untuk tidak memaksakan melintas. Keamanan dan keselamatan jauh lebih penting. Gunakan jalur Lenteng sebagai alternatif sementara,” pungkasnya. [tem/beq]

  • Pemkab Lumajang Siapkan Tiga Langkah Darurat Antisipasi Banjir Lahar Gunung Semeru

    Pemkab Lumajang Siapkan Tiga Langkah Darurat Antisipasi Banjir Lahar Gunung Semeru

    Lumajang (beritajatim.com) – Untuk mengantisipasi banjir lahar Gunung Semeru yang dapat menerjang kawasan Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai menyiapkan sejumlah langkah darurat.

    Satu tanggul penahan banjir di kawasan blok Kampung Renteng sebelumnya dilaporkan rusak sepanjang 500 meter. Informasinya, total panjang keseluruhan tanggul mencapai dua kilometer untuk menghalau aliran lahar dari daerah aliran sungai (DAS) Gunung Semeru.

    Jika tanggul sampai jebol, sebanyak 82 kepala keluarga (KK) atau 246 jiwa warga Dusun Kebondeli Selatan yang bermukim dibalik tanggul dikhawatirkan akan terdampak. Sehingga, dibutuhkan penanganan untuk mengantisipasi munculnya dampak bencana tersebut.

    Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan, sejumlah langkah darurat sudah disiapkan untuk mencegah kerusakan tanggul semakin parah.

    Salah satu langkah yang dilakukan dengan memasang beronjong dari tumpukan batu untuk menutup lubang pada tanggul rusak.

    “Ini akan kita pasang beronjong untuk menutup tanggul yang terkikis itu, langkah ini sudah mulai pengerjaan,” terangnya, Rabu (14/5/2025).

    Upaya lain yang dilakukan adalah dengan pengalihan arus sungai ke sisi yang menjauhi tanggul. Sehingga, saat banjir terjadi tidak secara langsung menabrak tanggul yang sudah rusak karena terkikis.

    “Jadi, arus sungainya juga akan dialihkan ke sisi selatan agar tidak mendekat langsung ke tanggul,” tambah Bupati Lumajang dengan sapaan akrab Bunda Indah itu.

    Metode antisipasi lain yang akan dilakukan Pemkab Lumajang adalah dengan memasang krip atau penghalang arus sepanjang 100 meter untuk menghalau terjangan banjir agar menjauh dari tanggul.

    “Tentu juga akan kita pasang krip untuk mengarahkan arus, nanti panjangnya sekitar 100 meter. Ini agar tidak langsung mengarah ke tanggul,” ungkapnya. [has/aje]