Topik: Banjir

  • Bupati Pasuruan Imbau Warga Waspadai Cuaca Ekstrem

    Bupati Pasuruan Imbau Warga Waspadai Cuaca Ekstrem

    Pasuruan (beritajatim.com) – Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo mengeluarkan imbauan kepada seluruh masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Hujan deras disertai angin kencang telah menyebabkan sejumlah bencana di berbagai wilayah di Kabupaten Pasuruan.

    Menurut Mas Rusdi, curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir melanda sejumlah kecamatan, seperti Kraton, Pohjentrek, dan Wonorejo. “Saya ikut prihatin dengan bencana yang terjadi dalam beberapa hari belakangan,” ujarnya, Jumat (16/5/2025).

    Banjir tidak hanya merendam rumah-rumah warga, tetapi juga menyebabkan kerusakan infrastruktur. Salah satu insiden terparah adalah ambruknya Jembatan Karangjati di Kecamatan Wonorejo, yang sempat memutus akses masyarakat di wilayah tersebut.

    Tak hanya itu, tembok penahan tanah (TPT) jembatan di Desa Bakalan, Kecamatan Purwosari, juga mengalami kerusakan akibat derasnya arus air. Di Dusun Keputran, pos kamling hanyut terbawa banjir, dan satu rumah warga di Kecamatan Kejayan roboh diterjang angin kencang.

    “Banjir membuat rumah warga terendam, belum lagi jembatan ambruk, rumah roboh dan TPT tergerus,” tambah Mas Rusdi. Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat agar tidak lengah terhadap potensi bencana susulan yang mungkin terjadi.

    Sebagai langkah antisipatif, Pemkab Pasuruan telah menginstruksikan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk memperkuat koordinasi dan komunikasi hingga ke tingkat desa dan kelurahan. “Karena koordinasi itu penting agar semuanya siap siaga,” tegasnya.

    Mas Rusdi menambahkan bahwa sinergi antara lembaga dan masyarakat sangat penting untuk meminimalkan dampak dari bencana yang terjadi. “Kalau komunikasi semua elemen masyarakat bagus, Insya Allah dampak bencana bisa kita tekan dan tidak sampai ada korban jiwa,” jelasnya. [ada/suf]

  • Viral! Diguyur Hujan Deras, Diduga Stasiun Blitar Bocor

    Viral! Diguyur Hujan Deras, Diduga Stasiun Blitar Bocor

    Blitar (beritajatim.com) – Viral video diduga atap Stasiun Kota Blitar bocor usai saat diguyur hujan deras. Terlihat dari video itu plafon yang berada di loket tunggu tiket Stasiun Blitar bocor.

    Diduga bocornya atap Stasiun Kota Blitar ini terjadi pada Kamis (16/05/2025) kemarin. Pada Kamis kemarin wilayah Kota Blitar memang diguyur hujan deras hingga menyebabkan banjir di beberapa titik.

    “Lobby Stasiun Kota Blitar bocor,” ucap Ari, warga Kota Blitar, Jumat (16/05/2025).

    Meski bocor, namun hal itu tidak sampai parah. Para penumpang pun tidak terganggu dan tetap bisa melanjutkan perjalanan kereta apinya.

    “Bocor untungnya tidak parah,” imbuhnya.

    Warga pun berharap kondisi ini tidak terulang kembali. PT KAI Daop 7 Madiun pun diharapkan bisa segera melakukan perbaikan sehingga atap Stasiun Blitar tidak bocor kembali saat hujan datang.

    “Ya harapannya tentu agar kondisi ini tidak terulang kembali,” tandasnya.

    Terkait video viral lobby Stasiun Kota Blitar bocor tersebut, PT KAI Daop 7 Madiun belum memberikan komentarnya. Saat mencoba dihubungi PT KAI Daop 7 juga belum merespon hal tersebut. [owi/aje]

  • Longsor di DAM Kedung Sapi: Akses Jalan Putus, Dua Warga Terpaksa Mengungsi

    Longsor di DAM Kedung Sapi: Akses Jalan Putus, Dua Warga Terpaksa Mengungsi

    Pacitan (beritajatim.com) – Dua warga terpaksa mengungsi akibat longsor yang terjadi di sekitar DAM Kedung Sapi, Desa Jetis Kidul, Kecamatan Arjosari, Pacitan, pada Kamis (15/5/2025).

    Kedua warga tersebut adalah Boniyem dan Siti Romlah, satu keluarga yang rumahnya berada paling dekat dengan lokasi DAM. Sementara itu, Sujiatin, warga lainnya yang juga terdampak, memilih tetap tinggal di rumah karena hujan mulai reda.

    “Karena hujan sejak kejadian itu mulai reda, saya memilih tinggal di rumah,” kata Sujiatin Jum’at (16/5/2025).

    Ia menuturkan, peristiwa longsor terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Saat sedang melaksanakan salat, ia mendengar suara gemuruh seperti ledakan. Setelah dicek, ternyata saluran irigasi yang meluap akibat derasnya air menyebabkan tanah longsor.

    Kaur Kesra Desa Jetis Kidul, Dasiyo, menjelaskan bahwa penyebab kejadian adalah banjir akibat klep DAM yang dalam kondisi terbuka.

    “Sudah berusaha ditutup, namun klep tersebut macet dan tidak bisa diturunkan. Selain itu, ada sampah dan kayu yang menghalangi,” jelasnya.

    Akibat longsor tersebut, pondasi Masjid Jami Madekan mengalami pengikisan, jalan penghubung dua rumah warga longsor dan akses terputus. Selain itu, aliran air irigasi untuk persawahan juga terputus. [tri/aje]

  • Warga Tulungagung Hilang Terseret Arus Sungai Saat Menyeberangi Jembatan

    Warga Tulungagung Hilang Terseret Arus Sungai Saat Menyeberangi Jembatan

    Tulungagung (beritajatim.com) – Seorang perempuan muda di Tulungagung dilaporkan hilang setelah terseret arus sungai. Korban diketahui bernama Febi Anggun Lestari (19), warga Desa Rejosari, Kecamatan Kalidawir.

    Saat kejadian korban bersama temannya sedang berusaha melewati jembatan tanpa pembatas yang tergenang aliran sungai di desanya. Tiba-tiba debit sungai bertambah dan menyebabkan korban terseret arus. Proses pencarian masih berlangsung hingga saat ini.

    Kasi Humas Polres Tulungagung, Ipda Nanang Murdianto mengatakan peristiwa tersebut terjadi kemarin sore. Saat itu korban bersama temannya sedang dalam perjalanan pulang usai bermain di Pantai Sine. Mereka melewati sebuah jembatan tanpa pembatas yang kondisinya tergenang banjir. Mereka kemudian menuntun sepeda motor yang ditumpanginya untuk bisa lewat jembatan tersebut.

    “Jembatan tersebut tidak ada pembatasnya di samping, kondisi sungai juga sedang banjir dan airnya sudah diatas jembatan,” ujarnya, Jumat (16/5/2025).

    Saat sedang melewati jematan tiba tiba debit air sungai bertambah. Korban yang sudah tidak kuat berteriak minta tolong dan terjatuh terseret arus sungai. Teman korban berhasil selamat setelah berpegangan akar pohon nangka. Sedangkan korban hingga saat ini masih belum ditemukan. “Arusnya cukup deras sehingga korban tidak kuat dan terjatuh terseret arus sungai,” tuturnya.

    Warga sekitar melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib. Mereka berusaha melakukan upaya pencarian dengan menyusuri sungai tersebut. Mereka menemukan sepeda motor yang juga terseret arus sungai. Sepeda motor tersebut ditemukan sejauh 100 meter dari lokasi kejadian. Karena keterbatasan pencahayaan, proses pencarian dihentikan dan akan dilanjutkan hari ini.

    “Proses pencarian terhadap korban masih berlangsung hingga saat ini, korban masih belum ditemukan,” pungkasnya. [nm/suf]

  • DPUPR Kediri Bersihkan Inlet Usai Aksi Wali Kota Turun ke Saluran Saat Banjir

    DPUPR Kediri Bersihkan Inlet Usai Aksi Wali Kota Turun ke Saluran Saat Banjir

    Kediri (beritajatim.com) – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Kediri hari ini melakukan pembersihan inlet di beberapa ruas jalan. Menyusul, aksi Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati yang turun langsung membersihkan sampah dari saluran air saat terjadi banjir, pada Rabu (14/5/2025).

    Plt Kepala DPUPR Kota Kediri Yono Haryanti mengatakan, pembersihan inlet menjadi agenda rutin saat musim hujan tiba. Tim Reaksi Cepat (TRC) DPUPR mengantisipasi genangan air.

    “Pembersihan itu merupakan kegiatan rutin. Setiap hari keliling kita lakukan pembersihan secara berkala. Tetapi khusus di beberapa ruas yang kita bersihkan hari ini karena imbas hujan deras kemarin,” jelas Yono.

    TRC menyasar sejumlah titik dalam pembersihan inlet. Mulai dari sepanjang Jalan PK Bangsa, Jalan Airlangga, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Brawijaya, Jalan Diponegoro, Jalan Hasanuddin, Jalan Adi Sucipto, dan jalan tembusan Kaliombo.

    Pembersihan inlet ini diupayakan selesai dalam dua hingga tiga hari ke depan. Petugas TRC mengangkat sampah, tanah dan pasir yang membentuk endapan dan menyumbat saluran.

    “Setiap hujan pun petugas sudah keliling memantau terkait efektivitas tangkapan aliran air yang masuk ke saluran. Jadi ketika hujan di jalan kemudian menimbulkan genangan tapi kita buka saluran dan masih bisa menampung aliran air artinya inlet kita bermasalah dan akan kita evaluasi,” ucapnya.

    Evaluasi Dimensi Saluran Drainase

    DPUPR sedang mengevaluasi dimensi saluran drainase dalam bentuk kajian masterplan drainase. Selain itu juga mengusulkan pembangunan dan rehabilitasi sistem saluran drainase secara bertahap disesuaikan dengan prioritas Tahun 2026 hingga 2029.

    Selain itu, DPUPR sudah menambah inlet di sejumlah titik dengan harapan proses aliran air di jalan bisa cepat masuk ke saluran. Dengan demikian tidak terjadi genangan dan banjir.

    TRC DPUPR Kota Kediri siap menangani aduan masyarakat yang masuk melalui panggilan Lapor Mbak Wali 112 untuk melakukan pembersihan saluran air saat curah hujan tinggi ini.

    “Harapan kita agar warga ikut serta dalam memelihara lingkungan, seperti: tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing. Sehingga masyarakat bersama-sama dengan pemerintah ikut meminimalisir terjadinya banjir,” pungkasnya. [nm/aje ]

  • Hujan Deras dan Angin Terjang Pacitan, Pohon Besar Tumbang Timpa Garasi

    Hujan Deras dan Angin Terjang Pacitan, Pohon Besar Tumbang Timpa Garasi

    Pacitan (beritajatim.com) – Sebuah pohon tumbang menimpa garasi milik warga bernama Teguh di Lingkungan Slagi, Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, Kamis (15/5/2025) sore. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, setelah wilayah tersebut diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggono, membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, pohon pelindung yang sebagian batangnya telah lapuk tak mampu menahan beban saat hujan deras, hingga akhirnya tumbang.

    “Akibat hujan yang cukup deras dan kondisi pohon yang memang sudah lapuk, akhirnya pohon tumbang dan menimpa garasi milik warga,” jelas Radite saat dihubungi melalui pesan WhatsApp.

    Ia menambahkan, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD yang menerima laporan dari perangkat kelurahan segera menuju lokasi untuk mengevakuasi dan membersihkan material pohon tumbang bersama warga sekitar.

    “Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, bagian atap garasi mengalami kerusakan. Kami menghimbau warga untuk tetap waspada, mengingat cuaca masih berpotensi hujan,” tambahnya.

    Sebelumnya, BMKG Stasiun Meteorologi Juanda telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan lebat di wilayah Pacitan dan sekitarnya.

    BPBD Pacitan juga terus memantau perkembangan cuaca dan laporan kejadian bencana, mengingat wilayah tersebut rawan bencana hidrometeorologi seperti longsor dan banjir. [tri/aje]

  • Bupati Jombang Gaspol 100 Hari Kerja: Wifi Gratis, Perbaikan Jalan, dan Program Ternak

    Bupati Jombang Gaspol 100 Hari Kerja: Wifi Gratis, Perbaikan Jalan, dan Program Ternak

    Jombang (beritajatim.com) – Bupati Jombang, H Warsubi, secara resmi melaunching empat program unggulan sebagai bagian dari akselerasi 100 hari kerja bersama Wakil Bupati Salmanudin Yazid, Kamis (15/5/2025), di Taman Kebon Ratu.

    Langkah ini diambil sebagai bentuk konkret dari komitmen kepemimpinan mereka dalam menjawab kebutuhan masyarakat serta mewujudkan visi Jombang Maju dan Sejahtera untuk Kita Semua.

    “Ini merupakan akselerasi program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Jombang. Empat program ini hadir sebagai komitmen kami untuk memberikan pelayanan publik yang terbaik dan berkualitas,” ujar pria yang lebih akrab disapa dengan Abah Warsubi ini.

    Program pertama yang diluncurkan adalah Gerakan Satu Pernikahan Satu Pohon Lestari Jombang, hasil kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Jombang dengan Kementerian Agama. Program ini mengajak setiap pasangan pengantin untuk menanam pohon sebagai simbol harapan dan komitmen menjaga lingkungan.

    “Pernikahan menjadi awal dari kehidupan bersama dan penuh harapan. Maka satu pohon yang ditanam hari ini menjadi simbol harapan bagi hubungan yang lebih hijau dan lestari di masa depan. Meskipun ada yang terlambat, tapi saya mengucapkan mbak dan mas atas pernikahannya. Mudah-mudahan bisa diberikan keluarga yang sakinah mawadah warohmah dan segera punya momongan. Amin,” tambahnya.

    Selanjutnya, Abah Warsubi mengumumkan bahwa mulai 6 Mei 2025, layanan internet gratis untuk rakyat telah resmi diluncurkan di seluruh wilayah Jombang, termasuk kawasan terpencil seperti Dusun Kedungdendeng, Desa Jipurapah.

    “Layanan internet gratis di 366 detik ini dibuat karena kami ingin membuka akses digital yang merata agar seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Fasilitas internet tanpa batas ini juga akan mempermudah siswa-siswi desa yang belajar. Selain itu proses layanan desa juga akan lebih mudah,” ungkapnya.

    Ia menekankan bahwa akses wifi gratis ini juga akan menunjang pelaku UMKM naik kelas, memperkuat daya saing, dan membuka peluang pasar yang lebih luas.

    “Saya mengajak seluruh masyarakat untuk menggunakan internet secara bijak dan bertanggung jawab untuk belajar berkreasi dan berusaha bukan untuk menyebarkan hal-hal yang negatif,” tegasnya.

    Acara launching program unggulan di Taman Kebun Ratu Jombang

    Program ketiga adalah pembentukan tim mandor jalan dan tim normalisasi saluran, yang dirancang untuk mempercepat respons terhadap kerusakan infrastruktur jalan dan pengelolaan air di Jombang.

    Menurut data yang disampaikan, hingga kini tim telah menangani perbaikan 124 ruas jalan kabupaten sepanjang 38,563 kilometer. Sementara tim normalisasi saluran telah bekerja di 13 titik saluran dan sungai dengan total panjang pekerjaan mencapai 26 kilometer. “Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi banjir,” tambahnya.

    Selain itu, pemkab juga memperkuat sektor pertanian dengan melakukan perbaikan infrastruktur pasca-longsor di tiga titik lokasi terdampak hujan deras.

    Terakhir, program keempat adalah peluncuran Peternak Rakyat, sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi desa melalui sektor peternakan. Program ini telah menyasar 64 kelompok ternak di 55 desa dari 16 kecamatan dengan dukungan dana serta pendampingan dari dinas terkait.

    “Harapannya, dengan pendampingan dari dinas peternakan, kelompok-kelompok ternak ini bisa berkembang lebih baik mandiri dan pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga serta menggerakkan ekonomi lokal,” ujarnya.

    “Semua ini menjadi dasar kita untuk terus maju berkembang maju dan maju terus. Ini juga menjadi gerakan bersama yang berdampak langsung bagi masyarakat mari kita jaga semangat ini, kita kawal implementasinya dan kita pastikan manfaatnya dirasakan oleh seluruh warga Jombang,” pungkasnya. [suf]

  • Perpustakaan Bung Karno Blitar Terendam Banjir

    Perpustakaan Bung Karno Blitar Terendam Banjir

    Blitar (beritajatim.com) – Perpustakaan Nasional Bung Karno Kota Blitar terendam banjir. Bagian yang terendam banjir ini adalah tempat parkir kendaraan pengunjung dan pegawai Perpustakaan Nasional Bung Karno, Blitar.

    Beberapa kendaraan pengunjung dan pegawai Perpustakaan Nasional Bung Karno pun ikut terendam air. Ketinggiannya mencapai hampir setengah meter.

    Banjir yang melanda Perpustakaan Bung Karno ini pun viral di media sosial. Terlihat dalam video itu beberapa petugas dan pengunjung Perpustakaan Nasional Bung Karno mengevakuasi kendaraan sepeda motor mereka.

    “Hujan memang deras sekali hari ini beberapa titik terendam banjir,” ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Blitar, Agus Suherli, Kamis (15/5/2025).

    BPBD Kota Blitar pun baru saja mendapatkan laporan soal kejadian banjir yang melanda Perpustakaan Bung Karno tersebut. Saat ini petugas BPBD Kota Blitar telah disebar ke beberapa titik termasuk Perpustakaan Nasional Bung Karno.

    “Sekarang personil sudah terbagi di beberapa lokasi, sedang penanganan laporan juga,” tegasnya.

    Hujan deras memang melanda Kota Blitar selama lebih dari 3 jam. Kondisi ini membuat sejumlah ruas jalan di Bumi Bung Karno tergenang air dan tidak bisa dilalui kendaraan.

    Bukan hanya itu Perpustakaan Nasional Bung Karno juga ikut terdampak banjir akibat intensitas hujan yang begitu lebat. Kini petugas BPBD Kota Blitar tengah melakukan asesmen dan perbaikan saluran air secara manual untuk bisa segera mengurangi genangan air. [owi/beq]

  • DPRD Surabaya Soroti Banjir Semolowaru Elok, Anggaran Rp55 M Terancam Tertunda

    DPRD Surabaya Soroti Banjir Semolowaru Elok, Anggaran Rp55 M Terancam Tertunda

    Surabaya (beritajatim.com) – Keluhan warga Semolowaru Elok terkait banjir yang kembali terjadi meski hujan tidak terlalu deras mendapat perhatian serius dari DPRD Surabaya. Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Aning Rahmawati, menyoroti lambatnya realisasi solusi permanen yang sudah dirancang, salah satunya pembangunan rumah pompa dan saluran air di kawasan Gereja Betani.

    Menurut Aning, proyek senilai Rp55 miliar tersebut seharusnya sudah mulai dikerjakan pada April atau Mei 2025. Namun, karena keterbatasan anggaran, pelaksanaannya kembali tertunda.

    “Bahkan rencananya di Mei/April itu sudah dibangun, namun karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan, di PU sendiri sudah terealisasi Rp465 miliar pada tahun ini, masih pada awal menuju pertengahan tahun 2025 itu sudah terealisasi,” ungkap Aning, Kamis (15/5/2025).

    Ia menyebut, Pemkot Surabaya harus segera mencari inovasi dan terobosan untuk mengatasi persoalan banjir, terutama saat kondisi keuangan daerah sedang tidak stabil.

    “Pemerintah kota dalam kondisi keuangan yang sedang tidak baik-baik saja harus betul-betul memikirkan inovasi dan kreasi untuk mengatasi banjir di Kota Surabaya,” tegas politisi PKS itu.

    Aning mengungkapkan bahwa kawasan Semolowaru bersama empat kelurahan lainnya sebenarnya sudah masuk dalam skema pembangunan infrastruktur pengendali banjir. Namun, jika anggaran Rp55 miliar kembali tertunda, warga akan terus menghadapi ancaman banjir saat hujan datang.

    “Sehingga besar kemungkinan anggaran Rp55 miliar untuk menyelesaikan banjir di Semolowaru Elok dan tiga kelurahan lainnya akan tertunda lagi,” katanya.

    Sebagai langkah sementara, Aning mendorong Pemkot Surabaya untuk segera melakukan tindakan cepat yang bisa langsung dirasakan masyarakat. Di antaranya perbaikan drainase, normalisasi saluran air, hingga penempatan pompa portabel di titik-titik rawan genangan.

    “Nah ini tentunya pemerintah kota harus memberikan solusi jangka pendek sehingga banjir tidak lagi meresahkan warga,” tutupnya.

    Sebelumnya, warga Semolowaru Elok, Marko Savana, mengeluhkan genangan air yang muncul bahkan saat hujan hanya mengguyur sebagian kawasan Surabaya Timur. Ia menilai buruknya sistem drainase dan posisi jalan yang sejajar dengan rumah sebagai penyebab utama banjir.

    Warga berharap agar penanganan tidak hanya mengandalkan proyek jangka panjang, melainkan juga aksi nyata di lapangan yang bisa segera mengurangi dampak banjir. [asg/beq]

  • Drainase Buruk, Warga Semolowaru Elok Kembali Jadi Korban Banjir Kilat

    Drainase Buruk, Warga Semolowaru Elok Kembali Jadi Korban Banjir Kilat

    Surabaya (beritajatim.com) – Banjir kembali menghantui warga Perumahan Semolowaru Elok, Surabaya Timur, meskipun hujan hanya turun sebentar. Kondisi ini membuat warga frustrasi, terutama karena air cepat masuk ke dalam rumah dan mengganggu aktivitas harian.

    Marko Savana, salah satu warga yang terdampak, mengaku banjir menjadi momok tahunan yang terus terulang. Meski intensitas hujan tidak merata, kawasan rumahnya langsung tergenang air begitu hujan mengguyur wilayah Surabaya Timur.

    “Kronologinya pastinya kalau intensitas hujan yang tinggi dan rata se-Surabaya. Cuman banjir semalem agak aneh, yang hujan cuma Surabaya Timur, emang deres mas, tapi beda,” ujar Marko, Kamis (15/5/2025).

    Marko menyebut banjir seperti ini biasanya terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada awal dan akhir tahun. Akan tetapi saat ini, ketika hujan deras langsung banjir.

    Banjir bisa muncul hanya dalam waktu singkat setelah hujan mengguyur, membuat warga tidak punya cukup waktu untuk bersiap. “Seberapa sering? Minimal setahun dua kali, awal tahun sama akhir tahun. Tapi ini beda hujan dikit banjir ganggu sekali,” ujar Marko.

    Salah satu penyebab yang diyakini memperparah situasi adalah buruknya sistem drainase di lingkungan perumahan tersebut. Selain itu, elevasi jalan yang lebih tinggi dari permukaan rumah membuat air mengalir langsung masuk ke dalam rumah-rumah warga.

    “Sebabnya mungkin karena drainasenya, mas. Sama sebelum pindah ke sini itu rumah lebih tinggi dari jalan. Terus pas pindah sini jalannya ditinggikan jadi setara rumah,” jelas Marko.

    Situasi kian diperparah dengan posisi rumah Marko yang berada dekat dengan Kali Jagir. Dia mengatakan meski tanggul sungai tersebut sudah lebih dari dua meter, genangan tetap tak terelakkan saat hujan deras mengguyur. “Terus rumah saya juga deket Kali Jagir, mas, yang tanggulnya sendiri udah lebih dari dua meter,” ungkapnya.

    Banjir ini tidak hanya menyebabkan kerusakan material, tetapi juga mengganggu aktivitas harian seperti bekerja dan mengantar anak ke sekolah. Banyak warga yang terpaksa menunda kegiatan karena air belum surut hingga pagi hari.

    Warga berharap Pemerintah Kota Surabaya segera turun tangan dengan perbaikan saluran drainase dan pengelolaan air yang lebih baik, agar hujan tak lagi menjadi ancaman tahunan yang mematikan kenyamanan hidup.[asg/kun]